Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH STUDI ISLAM DAN PERKEMBANGANNYA

DI DUNIA TIMUR

Diajukan Kepada Program Pascasarjana


Fakultas Ilmu Agama Islam Insitut Agama Islam Darussalam
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Pendekatan Studi Islam

Dosen Pengampu:
Dr.Ahmad Nabil Athoillah, S.Th., M.Hum

Disusun Oleh:
Rismasari 2011000882
Fahmi Ahmad Fauzi 2011000855

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Strategi dan Pendekatan Pendidikan Islam ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dr.Ahmad
Nabil Athoillah, S.Th., M.Hum selaku Dosen mata kuliah Ilmu Pendekatan Studi
Islam yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah dengan judul Sejarah Studi Islam Dan
Perkembangannya Di Dunia Timur dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sejaran dan perkembangan studi islam
khusunya di daerah timur, Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Ciamis, April 2021


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mengarungi kehidupan di dunia ini manusia tidak dapat lepas dari
sejarah/ pengalaman hidup. Sejarah merupakan kunci untuk kita dapat memperbaiki
kehidupsn kita di masa depan, oleh karena itu mengetahui sejarah atau memahami
sejarah merupakan cara untuk kita mengetahui apa yang harus kita lakukan pada
masa yang akan datang. Dalam hal ini kami akan mengangkat sebuah pembahasan
tentang sejarah perkembangan studi Islam di timur, barat, dan Indonesia. Terdapat
beberapa hal yang harus kita ketahui berama dalam memahami pembahasan tersebut
yang pertama yaitu mengetahui pola pembelajaran yang ada pada konteks terdahulu
sampai sekarang baik di timur, barat maupun Indonesia.yang kedua adalah dampak
positif dan negatif yang terdapat dalam studi Islam yang di laksanakan pada masa
terdahulu hingga sekarang baik di timur, barat, dan Indonesia. Dan yang terakhir inti
dari pembahasan ini merupakan pemahaman tentang sudi studi Islam pada masa
terdahulu hingga sekarang dan selanjutnya memmenerapkan hal hal yang di anggap
tepat ntuk sekarang dan diharapkan juga ddapat menemukan inspirasi baru untuk
memajukan studi studi Islam pada era saat ini baik di timur, barat, dan Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya muslim hal ini
yang seharusnya diamati perjalanan sejarah studi Islam, baik dari masa awal
masuknya Islam hingga saat ini. Jika di lihat dari awal masuknya Islam hingga
sekarang, perkembangan studi Islam di Indonesia dapat digambarkan demikian.
Bahwa lembaga/ sistem pendidikan Islam di Indonesia memiliki tahapan-tahapan
sebagai seperti,Sistem langgar, Sistem kelas dan perguruan tinggi.
Sejarah Islam merupakan bidang studi Islam yang banyak menarik perhatian
para peneliti, baik dari kalangan sarjana muslim maupun non-muslim. Karena dari
penelitian itu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tersebut.
Sementara itu, bagi para peneliti barat mempelajari sejarah Islam selain ditujukan
untuk pengembangan ilmu, juga terkadang dimaksudkan untuk mencari kelemahan
dan kekuatan umat Islam agar dapat dijajah dan sebagainya.
Disadari atau tidak, selama ini informasi mengenai sejarah Islam banyak berasal dari
hasil penelitian sarjana barat. Hal ini terjadi karena selain masyarakat barat memiliki
etos keilmuan yang tinggi, juga didukung oleh dana dan kemauan politik yang kuat
dari para pemimpinnya. Sedangkan para peneliti muslim tampak disamping etos
keilmuannya rendah, juga belum didukung oleh keahlian di bidang penelitian yang
memadai, serta dana dan dukungan politik dari pemerintah yang kondusif.
Dari problematika di atas, kita sebagai pelajar muslim perlu untuk mempelajari
ataupun meneliti sejarah perkembangan studi Islam di dunia muslim, dan juga di
dunia timur.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada mini riset ini adalah :
1. Bagaimana sejarah studi Islam?
2. Bagaimana perkembangan studi Islam di bagian dunia timur?
3. Apa dampak positif dan negatif yang terdapat dalam studi Islam yang
dilaksanakan pada masa terdahulu hingga sekarang di dunia timur?

1.3 Metodologi Penelitian


Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode penelitian kualitatif
dengan jenis penelitian keperpustakaan (library research), dengan pendekatan studi
kritis atas penelitian mengenai pendidikan Islam. Dengan melakukan penelaahan
secara teliti dengan buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan pokok-pokok
pembahasan yang dibahas. Sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian
yang esensial

1.4 Ruang Lingkup Pembahasan


Ruang lingkup dari penelitian ini menyangkut beberapa hal pada rumusan
masalah yang telah disinggung pada sub-bab sebelumnya, yaitu :
1. Bagaimana sejarah studi Islam itu berkembang;
2. Bagaimana perkembangan studi Islam di bagian dunia timur;
3. Apa dampak positif dan negatif yang terdapat dalam studi Islam yang
dilaksanakan pada masa terdahulu hingga sekarang di dunia timur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Studi Islam
Perkembangan studi Islam dikalangan ilmuan muslim merupakan Sebagai
aktifitas yang bergerak dalam perkembangan studi Islam yang perlu mengetahui
sejarah perkembangan studi Islam untuk memberi arah bagi programnya. Sebab
dengan adanya sejarah studi tersebut juga berfungsi sebagai ilmu pengetahuan dan
sebagai langkah serta sebagai jalur langkah yang menentukan dalam
mempelajarinya. Serta mengerti perkembangan apa saja yang dibuat oleh tokoh-
tokoh yang memajukan studi untuk mengembangkan ilmu dari dahulu sampai
sekarang ini. Dan juga mengetahui cara atau pendekatan apa saja yang digunakan
dalam perkembangan studi Islam.
Sejarah perkembangan studi Islam dikalangan ilmuan muslim sama dengan
menyebut studi sejarah Islam di dunia muslim. Dalam sejarah muslim dicatat
sejumlah lembaga kajian Islam di sejumlah kota. Maka uraian berikut adalah sejarah
perkembangan studi Islam di dunia muslim:
Berdirinya sistem madrasah justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab
madrasah dibiayai dan diprakarsai negara. Kemudian madrasah menjadi alat
penguasa untuk mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh kerajaan Fatimah di
Kairo. Dalam pembagian masa perkembangan studi Islam dibagi menjadi 3 (tiga)
masa, antara lain :
1. Cendekiawan Muslim Klasik
Periode klasik mencakup rentang masa pasca pemerintahan khulafaur rasyidin
hingga masa imprialis barat. Rentang waktu tersebut meliputi awal kekuasaan Bani
Ummayah zaman keemasan Islam dan kemunduran Islam secara politis hingga ke
awal abad 18. Di awal periode klasik terlihat sejumlah pemikiran mengenai
pendidikan. Pemikiran mengenai pendidikan tersebut tampaknya disesuaikan dengan
kepentingan, tempat dan waktu. Upaya untuk menumbuhkan ilmu
pengetahuan tampaknya dipermudah oleh beberapa faktor yang cukup potensial,
diantara faktor-faktor yaitu :
a. secara politis terlihat kekuasaan Islam sedang berada dalam puncak
kekuasaannya.
b. para penguasa umumnya memiliki minat terhadap keilmuan.
c. wilayah koloni yang baru yang demikian luasnya memberi dukungan
sumber dana yang besar.
d. tumbuhnya semacam kecendrungan baru dalam pemikiran rasional
dikalangan ilmuwan muslim.
Berikut beberapa para ilmuwan muslim pada masa periode klasik dan karya-
karya mereka, antara lain;
 Ibnu Siena, sebagai ilmuwan Ibnu Siena telah berhasil menyumbangkan
buah pemikirannya dalam buku karangannya yang berjumlah 276 buah.
Diantara karya besarnya adalah Al-syifa’ berupa ensiklopedia tentang
fisika, logika dan matematika. Menurut Ibnu Siena ilmu terbagi menjadi
dua, yaitu; (a.) ILMU YANG TAK KEKAL dipandang dari peranannya
sebagai alat yang bisa disebut sebagai logika, dan (b.) ILMU YANG
KEKAL (hikmah) ilmu Allah.
 Al-Ghazali, menurut pandangan Al-ghazali ilmu dapat dilihat dari tiga sisi
yaitu : (a.) ilmu hissyiah : ilmu yang diperoleh dari usaha, (b.) ilmu
aqliyah : ilmu yang diperoleh dari kegiatan berfikir, (c.) ilmu laduni : ilmu
yang diperoleh dari Allah tanpa proses pengindraan atau pikiran (nalar),
melainkan melalui hati.
2. Cendekiawan Muslim Modern
Merujuk pada pembagian periodisasi sejarah Islam yang dikemukakan oleh
prof. Dr. Harun nasution, bahwa periode modern dimulai sejak tahun 1800M.
Menjelang periode modern ini, setelah bani abbas dan Bani Ummayah secara politik
dapat dilumpuhkan, kekuasaan Islam masih bisa dipertahankan. Tiga kerajaan besar
yaitu; Kerajaan Turki Usmani (Eropa Timur Dan Asia-Afrika), Kerajaan Safawi
(Persia) dan Kerajaan Mughol (India) masih memegang hegemoni kekuasaan Islam.
Namun, menjelang abad ke-17 dan awal abad ke-18 kerajaan-kerajaan Islam tersebut
satu persatu dapat dikuasai oleh bangsa-bangsa Eropa (Barat).
Pengaruh pembaratan yang berlangsung sejak akhir abad ke-17 atau awal abad
ke-18 itu mulai disadari oleh para intelektual di negara-negara Islam menjelang akhir
abad ke-19. Dibidang pendidikan pengaruh pembaratan itu tampaknya telah
meninggalkan bekas yang cukup mendalam dinegara-negara Islam.
Sejumlah pemikiran mengenai pendidikan dikemukakan oleh para tokoh
pembaharuan dalam bidang pendidikan di berbagai negara Islam tersebut akan
dikemukakan berikut ini :
1. Rifa’at Badawi Rafi’ Al-Thahthawi (1801-1873)
Adapun ide-ide dan pemikiran kependidikannya ia tulis dalam buku Al-
mursyid Al-amin fi tarbiyat Al-banin (pedoman tentang pendidikan anak), didalam
buku ini dapat terlihat tentang pemikiran thahthawi. Ia menulis ide-idenya mengenai
pendidikan yang meliputi :
 Pembagian jenjang pendidikan atas tingkat pendidikan permulaan,
menengah dan pendidikan tinggi sebagai pendidikan akhir.
 Pendidikan diperlukan, karena pendidikan merupakan salah satu jalan
untuk mencapai kesejahteraan.
 Pendidikan mesti dilaksanakan dan diperuntutkan bagi segala golongan.
2. Muhammad Abduh (1849-1905)
Pemikiran Muhammad Abduh tentang pendidikan dinilai sebagai awal dari
kebangkitan umat Islam di awal abad ke-20. pemikiran Muhammad Abduh yang
disebar luaskan melalui tulisan di majalah Al-manar dan Al-‘urwat Al-wusqo
menjadi rujukan para tokoh pembaharuan dalam dunia Islam.
Diperkirakan pemikiran Muhammad Abduh ikut mempengaruhi dan
mendorong pembaharuan pemikiran Islam di negara-negara Islam lainnya, di
Indonesia sendiri pengaruh itu tampak dari kelahiran gerakan modern dari Islam
yang kemudian menyelenggarakan sistem pendidikan madrasah dan sekolah-sekolah
Islam.
3. Cendekiawan Muslim Kontemporer
Mengamati perkembangan Islam kontemporer sedikitnya ada lima tren besar
yang dominant.
a. Fundamentalis
Kelompok pemikir yang sepenuhnya percaya kepada doktrin Islam sebagai
satu-satunya alternatif bagi kebangkitan umat dan manusia. Gagasan utama mereka
adalah menghidupkan Islam sebagai agama, budaya, sekaligus peradaban dengan
menyerukan kembali kepada sumber asli (Al-qur’an dan As-sunnah) dan
menyerukan untuk mempraktekan sebagaimana yang diperaktekan oleh rasul dan
khulafaur rasyidin. Para pemikir yang mempunyai kecendrungan tersebut antara lain;
sayyid quthb, muhammad quthb Al-maududi.
b. Tradisionalistik (Salaf)
Kelompok pemikir yang berusaha untuk berpegang teguh pada tradisi-tradisi
yang telah mapan. Namun demikian, berbeda dengan kaum fundamental yang sama
sekali menolak modernitas dan membatasi pada khulafaur rasyidin. Tetapi kelompok
tradisional justru melebarkan tradisi pada seluruh salaf as-salih dan tidak menolak
pencapaian modernitas. Sehingga mereka masih mau “mengadopsi” dari peradaban
luar, tapi dengan syarat sedemikian itu harus disesuaikan dengan syara’ Islam
terlebih dahulu. Kecendrungan tersebut dapat dijumpai pada pemikiran husein nasr,
muthahhari, naquib Al-attas dan ismail faruqi.
c. Reformistik
Kelompok pemikir yang berusaha merekonstruksi ulang warisan-warisan
budaya Islamdengan cara memberikan tafsiran-tafsiran baru. Menurut kelompok ini,
umat Islam sesungguhnya telah mempunyai budaya dan tradisi yang bagus dan
mapan, namun tradisi-tradisi tersebut harus dibangun kembali secara baru dengan
kerangka modern dan prasyarat rasionalagar bisa tetap survive dan diterima dalam
kehidupan modern. Kecendrungan pemikiran ini dapat dijimpai pada pemikir-
pemikir reformis seperti; hasan hanafi, asgar ali engineer, dll.
d. Postradisionalistik
Kelompok pemikir yang berusaha mendekonstruksi warisan-warisan budaya
Islam berdasarkan standar-standar modernitas. Kelompok ini tidak berbeda dengan
kelompok reformistik, yaitu keduanya sama-sama mengakui bahwa warisan tradisi
Islam sendiri tetap relefan diera modern, namun bagi postradisional relevansi tradisi
Islam tersebut tidak cukup dengan interpretasi baru lewat pendekatan rekontruktif,
tetapi harus lebih dari itu, yaitu dekontruktif, inilah perbeda antara reformistik dan
postradisionalistik. Kecendrungan dekonstruktif ini tampak jelas pada pemikiran
tokoh-tokoh seperti arkoun, jabiri, syahrur, dll.
e. Modernistik
Kelompok pemikir yang hanya mengakui sifat rasion-ilmiah dan menolak cara
pandang agama serta kecendrungan mistik yang tidak berdasarkan nalar praktis.
Menurut kelompok ini, agama dan tradisi masa lalu sudah tidak relevan dengan
tuntutan zaman sehingga harusdibuang dan ditinggalkan.yang masuk kelompok ini
umumnya adalah para tokoh muslim yang banyak mengkaji dan dipengaruhi
pemikiran marxisme seperti; kassim ahmad, thayyib tayzini, abdullah arwi, dll.
2.2 Perkembangan Studi Islam Di Dunia Timur
Perkembangan agama Islam tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan
dunia/ umum. Studi Islam tepatnya dapat dimulai pada  akhir periode madinah
sampai dengan 4 H, fase pertama pendidikan Islam masih di masjid-masjid  dan
rumah-rumah, dengan ciri hafalan. Namun sudah diperkenalkan logika matematika,
ilmu alam, kedokteran, kimia, musik, sejarah dan geografi. Selama abad ke-5 H,
selama periode Khalifah Abbasyiah, sekolah-sekolah didirikan di kota-kota dan
mulai menempati gedung-gedung besar, bukan lagi masjid, dan mulai yang bersifat
intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial.
Berdirinya sistem madrasah adalah di abad 5 H/akhir abad 11 M, justru
menjadi titik balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai dan diprakarsai negara.
Kemudian madrasah menjadi alat penguasa untuk mempertahankan doktrin-doktrin
terutama oleh Kerajaan Fatimah di Kairo. Sebelumnya di sekolah ini diajarkan
kimia, kedokteran, filsafat, diganti hanya mempelajari tafsir, kalam fiqih dan bahasa.
Matematika hilang dari kurikulum Al-Azhar tahun 1748 M. Memang pada masa
kekhalifahan Abbasyiah Al-Ma’mun (198-218 H/813-833 M), sebelum hancurnya
aliran Mu’tazilah, ilmu-ilmu umum yang bertitik tolak dari nalar dan kajian-kajian
empiris dipelajari di madrasah.
Pengaruh Al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal pemisahan ilmu
agama dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian Islam di
zamannya, yaitu Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus dan Jerussalem. Ada empat
perguruan tinggi tertua di dunia muslim, yaitu (1) Nizhamiyah di Baghdad (2) Al-
Azhar di Kairo Mesir (3) Cordova (bagian barat) dan (4) Kairwan Amir Nizam Al-
Muluk di Maroko. Sejarah singkat masing-masing pusat studi Islam di gambarkan
sebagai berikut:
a. Nizhamiyah di Baghdad
Perguruan tinggi Nizhamiyah di Baghdad ini berdiri pada tahun 445 H/1063
M.[1] Perguruan tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya
raya di baghdad, yakni Bait Al-Hikmah yang dibangun oleh Khalifah Al-Makmun
(813-833 M), salah seorang ulama besar yang pernah  mengajar di sana, adalah ahli
pikir Islam terbesar, Abu Hamid Al-Ghazali (1058-1111 M), yang kemudian terkenal
dengan sebutan Imam Ghazali.[2]
Di lembaga ini ada empat unsur pokok, yakni (1) seorang mudarris (guru
besar) yang bertanggung jawab terhadap pengajaran di lembaga pendidikan, muqri’
(ahli Al-Qur’an) yang mengajar Al-Qur’an di masjid, muhaddis (ahli hadis) yang
mengajar hadis lembaga pendidikan, dan seorang pustakawan (Bait Al-Maktub) yang
bertanggung jawab terhadap perpustakaan, mengajar bahasa dan hAl-hal yang
terkait. Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat hidup hampir dua
abad. Yang akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan
Hulaghu Khan pada tahun 1258 M.
b. Al-Azhar di Kairo Mesir
Panglima besar Juhari Al-Siqili pada tahun 362 H/972 M membangun
Perguruan Tinggi Al-Azhar dengan kurikulum berdasarkan ajaran sekte Syiah. Pada
masa pemerintahan Khalifah Al-Hakim Biamrillah (966-1020), khalifah keenam dari
Daulat Fathimiyah, ia pun membangun perpustakaan terbesar di Al-Qahirah untuk
mendampingi Perguruan Tinggi Al-Azhar, yang diberi nama Bait Al-Hikmah (Balai
ilmu pengetahuan), seperti nama perpustakaan terbesar di Baghdad.
Pada tahun 567 H/1171 M Daulat Fathimiyah di tumbangkan oleh Sultan
Salahuddin Al-Ayyubi yang mendirikan Daulat Ayyubiyah (1171-1269 M) dan
menyatakan tunduk kembali kepada Daulat Abbasyiah di Baghdad. Kurikulum pada
perguruan tinggi Al-Azhar lantas mengalami perombakan total, dari
aliran Syi’ah  kepada aliran Sunni. Ternyata perguruan tinggi Al-Azhar ini mampu
hidup terus sampai sekarang, yakni sejak abad ke-10 M sampai abad ke-20 M
dan  tampaknya akan tetap selama hidupnya.[3]
Universitas Al-Azhar dapat dibedakan menjadi dua periode : pertama, periode
sebelum tahun 1961 dan kedua, periode setelah 1961, dimana fakultas-fakultasnya
sama seperti yang ada di IAIN sekarang, dan periode setelah tahun 1961, dimana
fakultas-fakultas dan ilmu-ilmu yang dikaji telah meliputi seluruh cabang ilmu
pengetahuan umum dan agama. Kalau peride pertama kita sebut periode Qadim
(lama), dan kedua sebagai periode Jadid (baru), maka yang dicontoh IAIN selama ini
ialah Al-Azhar periode Qadim.
c. Perguruan Tinggi Cordova
Adapun sejarah singkat Cordova dapat digambarkan demikian, bahwa di
tangan Daulat Ummayah, semenanjung Liberia yang berabad-abad sebelumnya
terpandang daerah minus, berubah bagaikan disulap menjadi daerah yang makmur
dan kaya raya akan pembangunan bendungan-bendungan irigasi  di sana sini
menuruti contoh lembah Nil dan lembah Euprate. Bahkan pada masa
berikutnya, Cordova menjadi pusat ilmu dan kebudayaan yang gilang gemilang
sepanjang zaman tengah. The Historians’ History of the World menulis tentang peri
keadaan pada masa pemerintahan Amir Abdurrahman I (756-788 M) itu, sebagai
berikut, demikian tulis buku sejarah terbesar tersebut tentang perikeadaan Andalusia
waktu itu, yang merupakan pusat intelektual di eropa dan dikagumi kemakmurannya.
Sejarah mencatat, sebagai contoh, bahwa Aelhoud dari Bath (Inggris) belajar ke
Cordova pada tahun 1120 M, dan pelajaran yang dituntunnya adalah geometri,
algebra (aljabar), matematik. Gerard dari Cremona belajar di Toledo seperti halnya
Aelhoud ke Cordova. Begitu pula tokoh-tokoh lainnya.
d. Kairawan Nizam Al-Muluk di Maroko
Perguruan tinggi Kairwan ini berada di kota Fez (Afrika Barat). Perguruan
tinggi ini bermula dibangun pada tahun 859 M oleh puteri seorang saudagar
hartawan di kota Fez, yang berasal dari Kairawan (Tunisia). Pada tahun 305 H/918
M perguruan tinggi ini diserahkan kepada pemerintah dan sejak saat itu menjadi
perguruan tinggi resmi, yang perluasan dan perkembangannya berada di bawah
pengawasan dan pembiayaan negara.
Seperti halnya perguruan tinggi Al-Azhar, perguruan tinggi Kairawan masih
tetap hidup sampai sekarang. Di antara sekian banyak alumninya adalah pejuang
nasionalis muslim terkenal, diantaranya adalah Allal Al-Fasi, dan Mahdi Ben Barka,
yang berhasil mencapai kemerdekaan Maroko dari penjajahan Perancis sehabis
perang Dunia kedua, lalu pejabat PM Maroko di bawah Sultan Muhammad V.
Sedangkan ilmuan termasyhur yang pernah menjadi maha gurunya antara lain Ibnu
Thufail (1106-1185 M) dan Ibnu Rusyd (1126-1198 M), pada masa Daulat
Almuwahhidin dari Eropa, maka nama Avenbacer (Abu bakar Ibnu Thufail) dan
Averroes (Ibnu Rusyd) dan Avempas (Ibnu Bajah) dan Alhazem (Imnu Hazmi) dan
lainnya, amat populer dan harum di Eropa.
Sebagai catatan, perguruan tinggi Al-Azhar (972 M) di Mesir, dan perguruan
tinggi Kairwan (859 M) di Maroko, adalah lebih tua dibandingkan dengan perguruan
tinggi Oxford (1163 M) dan perguruan tinggi Cambridge (1209 M) di Inggris, dan
perguruan tinggi Sorbonne (1253  M) di Perancis, perguruan tinggi Tubingen (1477
M) di Jerman, dan perguruan tinggi Edinburg (1582 M) di Skotlandia.
Penyebab utama kemunduran dunia muslim, khususnya di bidang ilmu
pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh tentara
bayaran Turki. Kemudian dalam kondisi demikian datang musuh dengan membawa
bendera perang salib. Akhirnya, Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu
dihancurkan Hulaghu Khan tahun 1258 M. Pusat-pusat studi termasuk yang
dihancurkan Hulaghu Khan.
Dapat di simpulkan dari berbagai perguruan tinggi yang telah muncul di dunia
timur tersebut itu membuktikan bahwasannya dunia Islam pernah menguasai dunia
ilmu pengetahuan khususnya di dunia timur.dan ini juga membuktikan bahwa ajaran
agama Islam merupakan ajaran yang sempurna baik dari segi ilmu ketuhanan
maupun ilmu yang berkaitan dengan dunia.
Masa kebangkitan Islam atau disebut dengan masa pembaharuan mulai
menggeliat pada tahun 1800 M. Pada masa tersebut kalangan kaum muslimin banyak
yang mengerahkan pemikirannya untuk kemajuan agama Islam. para Ulama,
Cendekiawan muslim di berbagai wilayah Islam banyak yang intens terhadap studi
Islam sehingga keortodokannya mulai ditinggalkannya. Sehingga pada masa
pembaharuan tersebut ilmu pengetahuan, kebudayaan dan ajaran Islam berkembang
di berbagai Negara seperti Negara India, Turki, Mesir.
Tokoh pembaharu yang ternama adalah Muhammad ibn Abdul Wahab di
Arabia dengan Wahabiyahnya pada tahun 1703-1787 M. Gerakan ini memiliki
pengaruh yang besar pada abad ke–19. Upaya dari gerakan ini adalah memperbaiki
umat Islam sesuai dengan ajaran Islam yang telah mereka campur adukkan dengan
ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke 13 telah tersebar luas di dunia Islam.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, di Turki Usmani mengalami kemajuan
dengan usaha-usaha dari Sultan Muhammad II yang melakukan terhadap umat Islam
di negaranya untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan upaya
melakukan pembaharuan dibidang pendidikan dan pengajaran, lembaga-lembaga
Islam diberikan muatan pelajaran umum dan upaya mendirikan “ Mektebi Ma’arif”
guna menghasilkan tenaga ahli dalam bidang administrasi dan “Mektebi Ulumil
Edebiyet” guna menghasilkan tenaga penterjemah yang handal serta upaya
mendirikan perguruan tinggi dengan berbagai jurusan seperti kedokteran, teknologi
dan militer.
Pada tanggal 1 November 1923 kesultanan Turki dihapuskan dan diganti
dengan Negara Republik dengan presiden pertamanya yaitu Musttafa Kemal At-
Turk, IPTEK semakin maju. dan pada waktu itu juga di India bermunculan
cendekiawan muslim modern yang melakukan usaha-usaha agar umat Islam mampu
menguasai IPTEK seperti Sayid Ahmad Khan, Syah Waliyullah , Sayyid Amir,
Muhammad Iqbal, Muhammad Ali jinnah dan abdul Kalam Azad. salah satu dari
cendekiawan tersebut yang sangat menonjol dan besar jasanya terhadap umat Islam
adalah Sayid Ahmad Khan.
Penguasa Mesir yaitu Muhammad Ali (1805-1849) dalam hal IPTEK agar
maju berupaya dengan mengirimkan para mahasiswa untuk belajar IPTEK ke
perancis setelah lulus dijadikan pengajar di berbagai perguruan tinggi seperti di
universitas Al-Azhar sehingga dengan cepat IPTEK menyebar ke seluruh dunia
Islam. Selain itu terdapat Universitas Iskandariyah di kota Iskandariah yang
memiliki fakultas kedokteran, Teknik, Farmasi, Pertanian, Hukum, Perdagangan dan
Sastra. Universitas Aiunusyam di kairo, Universitas Assiut, Universitas Hilwan,
universitas Suez, dan Universitas “The American University in Cairo.
Pada perkembangan Islam abad modern, umat Islam timbul kesadarannya
tentang pentingnya ajaran Islam yang sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah SAW sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. karena umat
Islam sudah jauh dari ajaran Rasulullah SAW yaitu banyak penyimpangan-
penyimpangan dari sumber asalnya, penyakit bid’ah, tahayul, klenik, perdukunan,
kemusrikan dll sangat merebak dan hampir seperti kehidupan Jahiliyah. Dengan
kondisi umat Islam tersebut maka muncullah para pembaharu yaitu suatu gerakan
pemurnian terhadap ajaran agama Islam yang sesuai dengan ajaran yang bersumber
pada Qur’an dan Hadits. Para pembaharu tersebut antara lain:
a. Muhammad bin Abdul Wahab yaitu ulama besar yang produktif yang lahir
di Nejed Arab Saudi Salah satu kitabnya yaitu Kitab Tauhid, sebuah kitab
yang berisi tentang mengesakan Allah SWT dengan membasmi praktek-
praktek tahayul, bid’ah khurafat yang ada pada umat Islam dan mengajak
untuk kembali ke ajaran tauhid yang sebenarnya. Gerakan pembaharuan
Abdul Wahab tersebut dikenal dengan Gerakan Wahabiyah.
b. Rif’ah Badawi Rafi’ At Tahtawi yang lahir di Tahta merupakan
pembaharu Islam yang pemikirannya yaitu menyerukan kepada umat
Islam agar menyeimbangkan antara dunia dan akhirat
c. Jamaluddin Al afgani yang lahir di Asadabad dengan pemikiran
pembaharuannya adalah supaya umat Islam kembali pada ajaran agama
Islam yang murni kepemimpinan otokrasi supaya diubah menjadi
demokrasi, untuk mewujudkan kemajuan masyarakat Islam yang dinamis
agar kaum wanita bekerja sama dengan kaum pria dan Gerakan Pan
Islamisme yaitu penyatuan seluruh umat Islam.
d. Muhammad Abduh yaitu pembaharu Islam di Mesir penerus dari gerakan
Wahabi dan Pan Islamisme Beliau bersama muridnya yang bernama
Muhammad Rasyid Rida menerbitkan jurnal “Al Urwatu Wustsqa” Selain
itu Muhammad Abdul juga menyusun kitab yang berjudul “ Ar Risalah at
Tauhid”
e. Sayid Qutub yaitu ulama dan tokoh gerakan pembaharuan yang
menyelaraskan antara urusan akhirat dengan urusan duniawi dan bersama
Yusuf Qardhawi menekankan perbedaan antara modernisasi dengan
pembaratan.
f. Sir Sayid Akhmad Khan lahir di Delhi India adalah pembaharu yang
produktif dengan berbagai karya diantaranaya Tarikhi Sarkhasi Bignaur
berisi catatan kronologi pemeberontakan di Bignaur, Asbab Baghawat
Hind, The Causes of the Indian Revolt (sebab-sebab revolusi India, Risalat
Khair Khawahan Musulman risalah tentang orang-orang yang setia, dan
Akhkam Ta’aam Ahl al Kitab hukum memakan makanan ahli kitab. Selain
itu Beliau juga mendirikan Sekolah Inggris di Mudarabad, sekolah Muslim
University of Aligarth, membentuk Muhammedan Educational Conference
dan mendirikan The Scientific Society lembaga penerjemah IPTEK ke
bahasa Urdu serta menerbitkan majalah bulanan Tahzib al Akhlaq dan
lain-lainnya.
g. Muhammad Iqbal yaitu seorang muslim India dengan karyanya The
Reconstruction of Religius Though in Islam (pembangunan kembali
pemikiran keagamaan dalam Islam).
Selain yang tersebut di atas, dalam hal perkembangan kebudayaan pada
masa modern juga mengalami kemajuan di berbagai Negara Islam artinya
Negara yang mayoritas berpenduduk Islam seperti Mesir, Arab Saudi, Irak,
Iran, Malaysia, Brunai Darussalam, Kuwait dan Indonesia.
2.3 Dampak Dalam Studi Islam Yang Dilaksanakan Pada Masa Terdahulu
Hingga Sekarang
Seiring dengan berjalannya waktu sejarah perkembangan Islam dan studi
mengenai perkembangan Islam telah membentuk sebuah kebudayaan yang baru yang
tidak hanya berdampak pada kehidupan umat muslim saja tetapi berdampak cukup
besar pada perkembangan dunia secara global. Dengan perkembangan Islam yang
cukup signifikan dalam berbagai bidang, Islam turut andil serta menanamkan
pondasi-pondasi dalam dalam ilmu pengetahuan, teknologi, sains, kebudayaan,
filsafat dan bidang kehidupan lainnya.
Tetapi dari dampak-dampak positif tersebut terdapat beberapa dampak negatif
yang dirasakan langsung oleh umat muslim itu sendiri. Setelah bangsa barat menjadi
bangsa yang maju dan telah mengalami revolusi dibidang industri. Maka mereka
mendapati masalah kekurangan bahan baku dalam kegiatan industrinya. Kemudian
untuk mencari jalan keluarnya mereka berlomba-lomba mencari di dunia Timur,
yang kebanyakan dikuasai oleh pemerintahan muslim. Di samping itu, mereka juga
memerlukan tempat pemasaran baru bagi hasil industrinya ke negara-negara Timur.
Sebagai akibatnya, banyak negara-negara Barat datang ke dunia Timur dan terjadilah
Ekspansi besar-besaran dalam bidang social, politik, ekonomi dan sebagainya. Di
waktu itulah terjadi suatu massa kolonial dan imperial, yaitu massa dimana bangsa-
bangsa Barat melakukan penjajahan terhadap dunia Timur, khususnya dunia muslim.
Suasana seperti itu menyebabkan dunia Timur mengalami kemunduran dan Barat
mencapai kemajuan pesat dari hasil kolonialisme dan imperialisme atas dunia Timur.
Rupanya dampak negatif yang kedua ini adalah bagaikan kacang lupa kulitnya.
Ilmu yang berkembang di Dunia Barat itu adalah dari Islam, akan tetapi mereka
mengingkarinya, mereka tidak mengakui. Malahan mereka mengaku ilmu tersebut
berasal dari peradaban lain, bukan dari peradaban Islam. Ada seorang sarjana
bernama Max Dimont mengatakan bahwa orang Barat itu menderita Narcisisme,
yaitu mereka mengagumi diri mereka sendiri, dan kurang memiliki kesediaan untuk
mengakui utang budinya kepada bangsa-bangsa lain. Mereka hanya mengatakan,
bahwa yang mereka dapatkan itu adalah warisan dari Yunani dan Romawi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Islam yang dimulai dari akhir periode madinah sampai 4h, yang
pada puncak kemajuan ilmu dan kebudayaan Islam adalah terjadi pada masa Daulah
bani Abbasiyah. Dimulai dari masa para cendekiawan klasik, modern dan
kontemporer. Serta perkembangan studi di era modern yaitu Masa kebangkitan Islam
atau disebut dengan masa pembaharuan yang terjadi pada abad ke-18M.
Demikianlah pendidikan Islam pada masa kemajuan Islam, kemajuan yang
tidak ada tandingannya di kala itu. Pada masa ini kemajuan politik sejalan seiring
dengan kemajuan pendidikan, peradaban, dan kebudayaan. Sehingga Islam mencapai
masa keemasan, kejayaan dan kegemilanan. Tetapi perkembangan kemajuan Islam
yang berdampak dan ikut andil dalam perkembangan dunia global, berdampak
negative pula pada kehidupan umat muslim.
3.2 Saran
Bahwa studi Islam tidak hanya dapat kita baca dari makalah ini ataupun dari
buku-buku tentang studi Islam saja, tetapi kita harus mencari kebenaran-kebenaran
dan pembuktian-pembuktian dari banyak hal yang menyangkut studi Islam.
Demikianlah makalah ini kami buat, dalam makalah ini tentunya masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan juga saran yang komunikatif
senantiasa kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya, dan semoga makalah
ini bisa bermanfaat. Amiiin
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Khoirudin. Pengantar Studi Islam, AC AdeMIA+TAZZAFA. Yogyakarta,
(2007)
Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju
Millenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Nasution, Harun. 1975. Pembaharuan dalam Islam: Sejarah dan Gerakan. Jakarta:
Bulan Bintang.
Arif, Mohammad. Studi Islam Dalam Dinamika Global, STAIN Kediri Press. Kediri,
(2017)

Anda mungkin juga menyukai