MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Strategi Pembelajaran PAI”
Dosen Pengampu : Dr.Dede Husni Mubarok, M.Pd.I.
Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan
akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat. Terima kasih sebelum dan
sesudahnya saya ucapkan kepada Ibu Dr.Dede Husni Mubarok, M.Pd.I.selaku
dosen mata kuliah “Strategi Pembelajaran PAI” serta teman-teman sekalian
yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil,
sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Saya menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal yang lainnya kepada dosen serta teman-teman sekalian, untuk itu besar
harapan saya kritik dan sarannya yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul ini Pengembangan Strategi PAKEM Dalam
Pembelajaran Al Qur’an Hadist sebagai tambahan dalam menambah referensi
yang telah ada.
Penyusun,
PENGEMBANGAN STRATEGI PAKEM DALAM
PEMBELAJARAN AL QUR’AN HADIST
(Studi Kualitatif Pengembangan Strategi Pembelajaran Al Qur’an
Hadist di MTs Adzkia, Ciamis)
Abstrak
Pengembangan konsep pembelajaran Abad 21 yang menekankan student center atau
pembelajaran yang berbasis pada siswa memberikan tantangan tersendiri bagi dunia
pendidikan, tidak terkecuali kepada kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang pada
awalnya hanya berfokus pada guru dengan penekanan metode pembelajaran ceramah dan
strategi yang statis harus beranjak kepada penerapan metode dan strategi yang lebih
menekankan kemandirian siswa dalam melaksanakan dan memahami materi pembelajaran.
Kondisi ini harus dilakukan dalam seluruh mata pelajaran khususnya mata pelajaran Al
Qur’an Hadist yang lazimnya dilaksanakan di Madrasah dan Pesantren, pembelajaran Al
Qur’an Hadist adalah proses belajar mengajar mengenai bagaimana memahami dan
menjelaskan makna dari Al Qur’an Hadits serta mengeluarkan hukum – hukum yang terdapat
didalamnya. Makalah ini akan menjelaskan tentang pengembangan strategi PAKEM dalam
pembelajaran Al Qur’an Hadist di MTs Adzkia, Ciamis yang tentunya memiliki konsep
student center atau berpusat pada siswa yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
penelitian ini adalah menggunakan metode deskriftif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa
kelas. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, metode angket,
dan metode dokumentasi serta metode observasi. Hasil dari penelitian ini adalah awal
pencapaian tingkat seberapa besar murid menilai guru tersebut, jika citra guru pemarah
dimunculkan pada pertemuan pertama, maka guru akan mengalami kesulitan melacaknya
pada pertemuan selanjutnya.dan jeda waktu untuk beristirahat akan membuat kembali
kosentrasi siswa yang mengalami penurunan, dan menutup pembelajaran dengan humor akan
menciptakan suasana yang menyenangkan, dan tidak membuat siswa merasa terbebani dalam
pertemuan berikutnya. Humor memiliki pengaruh yang sangat baik terhadap efektifitas
pembelajaran.
Kata Kunci : Pengembangan, Strategi Pembelajaran, Al Qur’an Hadist
PENDAHULUAN
Pada zaman modern sekarang ini, masalah pendidikan merupakan suatu hal yang sangat
penting, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas, berahlak mulia dan melalui
pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat berguna untuk mengubah keadaan suatu bangsa menjadi lebih baik. Dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling
pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik.belajar merupakan
suatu proses perubahan, yaitu perubahan di dalam tingkahlaku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam proses belajar mengajar,
dibutuhkan seorang pendidik yang mampu berkualitas serta diharapkan dapat mengarahkan
anak didik menjadi generasi yang kita harapkan sesuai dengan tujuan dan cita- cita bangsa.
Untuk itu guru tidak hanya cukup menyampaikan materi pelajaran semata, akan tetapi juga
guru harus pandai menciptakan suasana belajar yang baik serta juga mempertimbangkan
pemakaian metode dan strategi dalam mengajar yang sesuai dengan mata pelajaran dan sesuai
pula dengan keadaan anak didik. Siswa sudah memasuki masa remaja yang lebih banyak
memerlukan pengertian daripada sekedar pengetahuan saja, mereka harus mengerti mengapa
manusia tidak boleh terlalu tertekan.
Tumbuhnya motivasi dan keberhasilan studi justru ditunjang oleh keserasian- keserasian,
remaja diharuskan belajar terus menerusatau dibebani dengan kewajiban mengikuti pelajaran
tambahan atau ketrampilan tertetntu, akan mengakibatkan kebosanan, sehingga pekerjaan
tersebut dianggapnya kegiatan rutin belaka (Soekanto: 2009:72). Maka dari itu diperlukan
sebuah strategi supaya mereka tidak bosan dan jenuh, yaitu dalam kelas di suguhi dengan
tawa dan canda, maka dengan tawa dan canda, siswa akan merasa semua pelajaran yang
dihadapinya tidaklah sulit dan membosankan.
Strategi mempunyai pengertian suatu garis- garis besar haluan untuk bertindak dalam
usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar,
strategi bisa di artikan sebagai pola- pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien, dalam proses belajar mengajar disini guru sebagai subyek dan siswa sebagai obyek
pembelajaran dalam hal ini memerlukan strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan
untuk mengimplementasikannya digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajarananya.(Zain, 2010: 5).
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu mata
pelajaran pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Al-Qur’an Hadits yang
telah di pelajari oleh peserta didik di MI. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara
mempelajari, memperdalam serta memperkarya kajian Al-Qur’an dan hadits terutama
menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan
yang lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan
tanggungjawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadits sebagai persiapan untuk hidup
bermasyarakat. Secara subtansial, mata pelajaran Al- Qur’an Hadits memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikan
ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an Hadits sebagai sumber utama ajaran
Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari- hari.
Keberhasilan proses pembelajaran pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sangat
dipengaruhi oleh strategi pembelajaran. Selama ini metode yang diterapkan masih
menggunakan metode ceramah dan demontrasi.Metode seperti ini belum mampu
meningkatkan kompetensi siswa sesuai karakteristik dan tujuan pembelajaran Al- Qur’an
Hadits.Maka sebagai alternative untuk meningkatkan mutu pelajaran, guru Al- Qur’an Hadits
dapat mengimplementasikan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Dengan PAKEM ini guru dan siswa sama- sama aktif dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif,psikomotorik
siswa. Pembelajaran aktif, kreatif, kreatif, efektif dan menyenangkan(PAKEM)bisa diartikan
pendekatan mengajar yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media
pengajaran yang disertai penataan lingkungan dengan baik, kreatif, efektif serta
menyenangkan. PAKEM membuka ruang pada siswa melakukan kegiatan yang beragam
dalam mengembangkan ketrampilan dan pemahamannya.Para siswa dipancing tertarik dan
mudah menyerap pengetahuan dan ketrampilan yang di ajarkan.
Strategi PAKEM di latarbelakangi realitas model pembelajaran yang cenderung
membuat siswa merasa malas dan bosan dalam belajar, di mana siswa hanya duduk pasif
mendengarkan guru berceramah tanpa memberikan reaksi apa pun kecuali mencatat di buku
tulis atas apa yamg di ucapkan oleh guru mereka. Strategi belajar monoton yang seperti itu
hanya akan menggiring siswa pada kejenuhan. Kelas bagi siswa tak ubahnya sebagai ruang
menakutkan yang tiap hari selalu dipaksa untuk duduk rapi sambil mendengarkan.(Hartono,
2013:136).dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai
fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar, Kreatif dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Pembelajaran yang efektif akan terjadi apabila peserta didiknya dalam
keadaan senang. Perasaan senang dalam belajar memberikan efek positif kepada peserta didik
untuk menangkap dan mencerna materi pelajaran yang di berikan oleh guru, peserta didik
akan merasa nyaman dengan pembelajaran yang di berikan guru karena pembelajarannya
menyenangkan. pembelajaran menyenangkan akan selalu menggugah rasa ingin tahu siswa
terhadap sesuatu. Siswa akan focus terhadap materi pelajaran. Sekolah akan menjadi tempat
yang selalu dirindukan dan guru akan selalu menjadi sosok yang dinanti- nanti kehadirannya.
Harono(2013:161). Ketika peserta didik mendapat rangsangan menyenangkan dari
lungkungannya, akan terjadi berbagai “ sentuhan tingkat tinggi” pada diri peserta yang
membuat mereka lebih aktif dan kreatif secara mental dan fisik. Ketika mereka tersenyum
atau tertawa aliran darahnya akan semakin lancar”menjalar” ke seluruh anggota tubuh yang
membuatnya semakin aktif, akan memudahkan mereka berfikir dan memproses informasi,
baik dalam memori jangka pendek maupun jangka panjang. Informasi yang masuk ke dalam
otak memori yang melibatkan emosi secara mendalam, akan memudahkan mereka untuk
mengingat kembali saat diperlukan. Artinya kenyamanan dan kesenangan yang dinikmati
oleh peserta didik itu, sangat membantu mereka mencapai keberhasilan belajarnya secara
optimal.Indikasi yang dapat dilihat secara kasat mata adalah dari wajah mereka yang
memancarkna cahaya kesenangan luar biasa.Mereka lebih aktif dan kreatif bertanya,
berdiskusi, dan menjawab berbagai pertanyaan.Mereka merasa waktu pelajaran begitu
singkat.Bahkan pertemuan- pertemuan berikut mereka nantikan dengan sangat antusias dan
penuh harapan.Gurunya pun menjadi idola yang amat disenanginya.Namun, kenyataan yang
dihadapi di lapangan ternyata sering tidak sesuai dengan harapan.Siswa sering menerima
stimulus yang kurang menyenangkan dari lingkungannya.Bahkan, suasana yang tidak
menyenangkan justru terkadang datang dari orang yang paling berperan dan berpengaruh
dalam pembelajaran, yaitu guru.Siswa sering dihadapkan pada situasi yang tidak bersahabat
diakibatkan karna ketidakmampuan guru memberkan stimulus yang tidak
menyenangkan.Tindakan guru sering membuat mereka stress, jenuh, bosan dan tidak nyaman
dalam pembelajaran.Mereka terpaksa berhadapan dengan kenyataan yang tidak dapat
dielakkan, kecuali interaksi dengan lingkungan yang kurang menyenangkan. Interaksi dan
komunikasi menyenangkan dapat dilakukan melalui banyak cara seperti bahasa yang
digunakan, cara berkomunikasi, ekspresi wajah yang ditampilkan, senyuman, pendekatan
yang dipilih dalam pergaulan dengan peserta didik, dan banyak lagi yang lainnya.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif kualitatif dikarenakan dalam penelitian ini penulis ingin menjelaskan dan
menafsirkan gejala, fenomena, peristiwa individu maupun kelompok tertentu (Moloeng,
2002). Dalam menggunakan metode tersebut, peneliti memperoleh dan mendalami data di
lokasi penelitian secara lengkap dan detail dengan cara melakukan wawancara, observasi,
dan dokumentasi yang bisa diambil sebagai data penelitian. Dalam implementasinya,
menurut Sugiyono (2013), metode kualitatif dapat mendiskripsikan data-data tentang hal-hal
yang dilakukan, dirasakan dan dialami. Dalam melakukan penelitian tentang pengembangan
strategi pembelajaran Al Qur’an Hadist di MTs Adzkia penulis langsung datang ke kelas
dengan melakukan observasi/pengamatan selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung
kemudian melakukan penyebaran angket dan melakukan wawancara.
Penelitian ini dilakukan di MTs Adzkia kelas IX dengan jumlah 20 orang. Dalam
menentukan sumber informasi peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling. Yang
menjadi sumber informasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Al Qur’an Hadist
dan 20 orang siswa kelas IX. Dalam penelitian ini, guru mata pelajaran Al Qur’an Hadist
merupakan sumber informasi yang paling utama. Dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis data yang bersifat induktif dan diperkuat dengan data kualitatif. Tahapan dalam
melakukan analisis data menggunakan 3 tahapan yaitu, reduksi data penyajian data,
penarikan kesimpulan (Arikunto, 2002).
PEMBAHASAN
Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam
usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar,
staretegi bisa di artikan sebagai pola- pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar.(Zain, 2010: 5)
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak
sepenuhnya dapat dijelaskan.Pembelajaran secara simple dapat diartikan sebagai produk
interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Trianto (2009:17)
Menurut Boeree(2010:39) Pembelajaran merupakan komponen yang paling utama dan hanya
kita yang dapat melakukan pembelajrana dengan baik.Al-Qur’an adalah wahyu atau firman
Allah SWT untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT.(Thoha, 1993:23)
Menurut Kozna (1989) dalam bukunya (Hamzah,2010:1) secara umum menjelaskan
bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang
dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan
pembelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan( rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran. (Hamruni,
2012: 3)
nurut Gerlach dan Ely (1980) dalam bukunya (Hamzah, 2010: 1) strategi pembelajaran
merupakan cara- cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu.
Memperhatikan beberapa pengertian startegi pembelajaran di atas, dapat disimpulkan
bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara atau pola-pola yang akan dipilih dan
digunakan oleh seseorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan
memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada
akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar.
Komponen yang harus diperhatikan dalam menetapkan strategi pembelajaran menurut Nata
(2009: 214) antara lain:
a. Penetapan perubahan yang diharapkan
Kegiatan belajar ditandai oleh adanya usaha secara terencana dan sistematis yang
ditujukan untuk mewujudkan adanya perubahan pada diri peserta didik, baik pada aspek
wawasan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan sebagainya.
b. Penetapan pendekatan
Pendekatan adalah sebuah kerangka analisis yang akan digunakan dalam memahami
suatu masalah. Di dalam pendekatan tersebut terkadang menggunakan tolak ukur sebuah
disiplin ilmu pengetahuan, tujuan yang ingin dicapai, langkah- langkah yang akan
digunakan, atau sasaran yang dituju.
c. Penetapan metode
Metode pengajaran sangat memegang peranan penting dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar. Penggunaan metode tersebut selain harus mempertimbangkan tujuan
yang ingin dicapai, juga harus memperhatikan bahan pelajaran yang akan diberikan,
kondisi anak didik, lingkungan, dan kemampuan dari guru itu sendiri.
d. Penetapan norma keberhasilan
Menetapkan norma keberhasilan dalam suatu kegiatan pembelajaran merupakan hal
yang penting. Dengan demikian, guu akan mempunyai pegangan yang dapat dijadikan
ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas- tugas yang telah
dilakukannya. Suatu program baru dapat diketahui keberhasilannya, setelah dilakukan
evaluasi.
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Al-Qur’an atau Qara’a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun, dan qira’ah
berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan
yang tersusun rapih.
Qur’an pada mulanya seperti qira’ah, yaitu masdar (infinitive) dari kata qara’a, qira’atan,
qur’anan. Al-Qur’an dikhususkan sebagai mana bagi kitab yang diturunkan kepada
Muhammad SAW, sehingga Al-Qur’an menjadi nama khas kitab itu, sebagai mana diri. Dan
secara gabungan kata itu dipakai untuk nama Qur’an secara keseluruhan, begitu juga untuk
penamaan ayat- ayatnya.
Para Ulama menyebutkan definisi Qur’an yang mendekati maknanya dan
membedakannya dari yang lain dengan menyebutkan bahwa: “Qur’an adalah kalam atau
Firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad s.a.w. yang pembacanya merupakan
suatu ibadah”. ( Al- Qattan, 2009: 17).
Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama, sedangkan sebagai
sumber hukum Islam yang ke dua adalah Hadits. Hadits secara etimologi berarti baharu,
dekat dan khabar sedangkan secara terminology hadis t ialah segala ucapan, perbuatan dan
takrirnya Nabi. Menurut ahli hadits adalah segala ucapan, perbuatan dan keadaan . Menurut
Zuhri (2011:1) al-hadits artinya al-jaded(baru), al-khabar( berita), pesan keagamaan,
pembicaraan. Di dalam Al- Qur’an, kata al- hadits disebut berulang kali dengan makna-
makna tersebut.
Pembelajaran Al Qur’an Hadits adalah bagian Mata pelajaran Pendidikan Agama Ialam
pada MTs yang di maksudkan untuk memberi motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan
dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al- Qur’an dan Hadits sehingga dapat
diwujudkan dalam perilaku sehari- hari sebagai perwujudan iman dan taqwa kepada Allah
SWT.
Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Dalam mengajar Al-Qur’an, baik ayat-ayat bacaan maupun ayat- ayat tafsir dan hafalan, kita
bertujuan memberikan pengetahuan Al-Qur’an kepada anak didik yang mampu mengarah
pada:
a. Kemantapan membaca sesuai dengan syarat- syarat yang telah ditetapkan dan
menghafal ayat- ayat atau surat- surat yang mudah bagi mereka.
b. Kemampuan memahami kitab Allah secara sempurna, memuaskan akal dan mampu
menenangkan jiwa
c. Kesanggupan menerapkan ajaran Islam dalam menyelesaikan problem hidup sehari-
hari
d. Kemampuan memperbaiki tingkah laku murid melalui metode pengajaran yang tepat.
e. Penumbuhan rsa cinta dan keagungan Al-Qur’an dalam jiwanya.
f. Pembinaan Pendidikan Agama Islam berdasarkan sumber-sumber yang utama dari
Al-Qu’an Al-Karim.
Beberapa hal yang menyedihkan adalah: banyak guru dan murid, kurang menaruh perhatian
terhadap aya- ayat sebagian guru yang mengajar pada pemulaan tahun saja, tetapi ada pula
yang tidak menaruh perhatian sama sekali. Hendaknya kita memberi perhatian yang
seimbang tahadap ayat bacaan ini, karena kita mengajar ayat- ayat bacaan itu bertujuan:
a. Murid-murid dapat membaca kitab Allah dengan mantap baik segi ketetapan harakat,
saktat (tempat- tempat berhenti) menyembunyikan huruf- huruf dengan makhrajnya.
b. Murid-murid mengerti makna Al- Qur’an dan berkesan dalam jiwanya.
c. Murid-murid mampu menimbulkan rasa haru, khusu dan tenang jiwanya serta takut
kepada Allah SWT.
Adapun tujuan dalam pengajaran hadits adalah agar peserta didik mengerti ajaran Islam
yang berhubungan dengan masalah yang dibicarakan. Jelasnya kita memberi pengetahuan
hadits kepada peserta didik yang mengarah kepada:
a. Kemantapan membaca tanpa salah, sesuai dengan ketentuan membaca huruf arab dan
kemampuan menghafalnya dengan mudah
b. Kemampuan memahami isi bacaan dengan sempurna, memuaskan akal, dan
kemampuan menenangkan jiwa.
c. Kemampuan menerapkan ajaran Islam dalam menyelesaikan sproblema kehidupan
sehari- hari.
d. Kemampuan memperbaiki tingkah laku peserta didik melalui metode pengajaran
yang tepat.
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan perencanaan dan pelaksanaan program
pengajaran membaca dan mengartikan atau menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits-
hadits tertentu, yang sesuai dengan kepentingan siswa menurut tingkat- tingkat madrasah
yang bersangkutan, sehingga dapat dijadikan modal kemampuan untuk mempelajarinya,
meresapi dan menghayati pokok- pokok Al- Qur’an dan Hadits dan menarik hikmah yang
terkandung di dalamnya secara keseluruhan.
Mata pelajaran Al Qur’an Hadits adalah bidang yang merupakan perencanaan dan
pelaksanaan program pengajaran membaca dan mengartikan atau menafsirkan ayat- ayat Al-
Qur’an dan Al- Hadits dan menarik hikmah yang terkandung didalmnya secara keseluruhan.
Berdasarkan peraturan menteri agama RI No 2 tahun 2008 tentang standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD) mata pelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah adalah
salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Al-
Qur’an Hadits yang telah dipelajari oleh peserta didik di MTS/ SMP. Secara subtansional,
mata pelajaran Qur’an Hadits memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk mempelajari dan mempraktekan ajaran dan nilai- nilai yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi
pegangan dan pedoman hidup sehari-hari.
Mata pelajaran al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah salah satu mata
pelajaran pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari al-Qur’an Hadits yang
telah di pelajari oleh peserta didik di MI. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara
mempelajari, memperdalam serta memperkarya kajian al-Qur’an dan Hadits terutama
menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan
yang lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan
tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam perspektif al-qur’an dan hadits sebagai persiapan untuk hidup
bermasyarakat. Secara subtansial, mata pelajaran al-qur’an hadits memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikan ajaran dan
nilai-nilai yang terkandung dalam al-qur’an Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan
sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
PENUTUP
Setelah mengkaji dan mendeskripsikan uraian tentang konsep dasar pengembangan
strategi pembelajaran dalam Mata Pelajaran Al Qur’an Hadist, maka dapat disimpulkan
bahwa dalam proses pembelajaran Al Qur’an Hadist di madrasah perlu dikembangkan suatu
strategi pembelajaran yang dapat menunjang terhadap kelancaran kegiatan belajar mengajar
di kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan.
Secara umum strategi pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran Al Qur’an
Hadist ada 5 yakni Strategi Pembelajaran Langsung, Strategi Pembelajaran Tidak Langsung,
Strategi Pembelajaran Interaktif, Strategi Pembelajaran Empirik dan Strategi Pembelajaran
Mandiri. Dalam penelitian ini penulis mencoba mengembangkan strategi pembelajaran
interaktif dengan penerapan model Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan)
Dalam implementasi pengembangan strategi pembelajaran strategi pembelajaran
interaktif dengan penerapan model Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan) dalam pembelajaran Al Qur’an Hadist di Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Adzkia, pada dasarnya guru mata pelajaran Al Qur’an Hadist telah menerapkan model
Pembelajaran PAKEM hal ini tergambar dalam beberapa kegiatan pembelajaran yang secara
umum telah menerapkan asas-asas pembelajaran PAKEM seperti Menekankan Hafalan,
Mendorong untuk saling bertanya dan mendorong adanya diskusi, namun dalam
penerapannya masih ditemui beberapa kendala yang dapat mengambat efektifitas kegiatan
belajar mengajar diantaranya kebiasaan aktif peserta didik yang masih dirasa kurang,
kemampuan guru dalam mengorganisasi kelas yang masih lemah dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shabuni, Syekh Muhammad Ali. 2001. Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis. Jakarta: Pustaka
Bumi.
Musthafa, Aris . 2008. Qur’an Hadis. Sragen: Akik Pusaka
Shiddieqy, M. Hasbi Ash . 1991. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Jakarta: Bulan
Bintang.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV.
Jakarta: Erlangga.
Hamzah, B.Uno. 2009. Perencanaan Pembelajaran, Cet. V. Jakarta: Bumi Aksara
Efferi, Adri. 2009. Materi dan Pembelajaran Qur’an Hadits Mts-MA. Kudus: STAIN Kudus.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Supriadie, Didi dan Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakaraya.
Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohammad. 2013. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.
Jakarta: PT Bumi Aksara.