SNP Adalah Standar Nasional Pendidikan, yaitu kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP mencakup 8 aspek yang
merupakan standar kriteria minimal yang harus dicapai oleh penyelenggara dan pelaku pendidikan,
diantaranya:
1. Standar Isi – Permendikbud No. 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi (Mencabut Permendikbud No. 64
tahun 2013)
2. Standar Proses – Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses (Mencabut Permendikbud
No. 65 tahun 2013)
3. Standar Kompetensi Lulusan – Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan (Mencabut Permendikbud No. 54 tahun 2013) – Permendikbud No. 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran (Mencabut Permendikbud No. 57, No. 58 dan No. 59
Tahun 2014)
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan – Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
5. Standar Sarana dan Prasarana – Permendiknas No. 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan
Prasarana
6. Standar Pengelolaan – Permendiknas No. 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan – Permendiknas No. 69 Tahun 2009 Tentang Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian – Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian (Mencabut
Permendikbud No. 66 tahun 2013 dan Permendikbud No. 104 Tahun 2014)
Standar Nasional Pendidikan (SNP) berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu dengan
tujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
SNP dikembangkan, dipantau pelaksanaannya dan dievaluasi oleh sebuah lembaga (badan)
mandiri dan independen yang disebut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Agar pelaksanaan 8 standar SNP oleh lembaga pendidikan dapat terjamin dan terkendali mutu
pendidikannya, maka dilakukan 3 hal, yaitu: evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
Seperti kita tahu, saat ini setiap sekolah diharuskan menyusun RKAS (Rencana Kerja Anggaran
Sekolah) sebagai acuan penggunaan/pengeluaran dana BOS selama 1 tahun. Kalau dulu
namanya RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah).
Seingat saya waktu masih RAPBS dulu, masih agak longgar. Maksudnya apabila ada perbedaan
dengan pengeluaran riil nya, masih bisa ditolerir.
Tapi untuk RKAS ini tidak bisa. Semua pengeluaran BOS harus sama persis dengan yang termuat
di RKAS. Inilah yang terkadang membuat Bendahara dan Operator sekolah pusing tujuh keliling.
Karena harus membuat rencana yang benar-benar akurat.
Nah, salah satu kesulitan dalam membuat RKAS adalah memasukkan poin-poin pengeluaran ke
dalam 8 komponen standar nasional pendidikan (SNP). Seperti kita tahu Standar Nasional
Pendidikan jumlahnya ada 8, yaitu:
Pengeluaran ini masuk standar berapa ya? Yang ini masuk standar mana? Itulah pertanyaan
yang sering muncul.
Untuk itu, di sini saya akan membagikan distribusi peruntukan dana BOS ke dalam 8 standar
nasional pendidikan. Daftar berikut saya dapatkan dari teman, dan saya bagikan kembali untuk
anda, siapa tahu membutuhkan.
Semua jenis pengeluaran dalam rangka penerimaan peserta didik baru (termasuk pendaftaran
ulang peserta didik lama) a.l:
Administrasi pendaftaran
Publikasi (pembuatan spanduk, brosur dan lainnya)
Biaya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
Konsumsi penyelenggaraan kegiatan dan transpotasi
Pembuatan spanduk sekolah bebas pungutan
Ulangan harian
Ulangan tengah semester
Ulangan akhir semester
Ulangan kenaikan kelas
Ujian sekolah
Ujian Sekolah Berbasis Nasional
Ujian Nasional Paper and Pansil atau Ujian Nasional Berbasis Komputer
4. Foto copy laporan pelaksanaan hasil ujian yang disampaikan oleh guru ke kepala sekolah,
serta dari kepala sekolah ke dinas pendidikan dan kepada orangtua /wali peserta didik .
5. Biaya transpot pengawas ujian yang ditugaskan di luar sekolah tempat mengajar, yang tidak
dibiayai oleh pemerintah pusat maupun daerah.