Anda di halaman 1dari 7

Bab 3

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Sumber:

Kunandar (2012). Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas: Sebagai Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta: RajaGrafindo Persada

.......

A. Mengidentifikasi dan Menganalisis Masalah

1. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah yang dapat dijadikan garapan PTK antara lain:

a. metode mengajar, mungkin mengganti metode kon vensional (tradisional) dengan metode
penemuan;
b. strategi belajar, misalnya menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran daripada satu
guru mengajar saja;
c. prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam penilaian kontinu;
d. penanaman maupun perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong timbulnya sikap yang iebih
positif terhadap beberapa aspek kehidupan;
e. pengembangan profesionalisme guru, misalnya meningkatkan keterampilan mengajar,
mengembangkan metode mengajar yang baru, menambahkan kemampuan analisis, atau
meningkatkan kesadaran diri;
f. pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik modifikasi perilaku;
g. administrasi, menambahkan efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah.

2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah hendaknya dilakukan oleh peneliti. Beberapa kriteria dalam menentukan
masalah PTK adalah: (1) masalah apa yang akan diteliti; (2) masalah benar-benar terjadi dalam
proses belajar mengajar di kelas; (3) penting dan bermanfaat untuk meningkatkan mutu PBM; (4)
masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan dilihat dari segi
pengembangan lembaga; (5) masalah hendaknya dalam jangkauan penanganan, baik dari segi
tenaga, biaya, dan waktu; (6) pernyataan masalah harus mengungkap beberapa dimensi
fundamental mengenai penyebab dan akibat sehingga pemecahannya dapat dilakukan berdasarkan
hal-hal yang fundamental pula, bukan atas dasar fenomena yang dangkal; (7) alasan mengapa
penelitian tersebut dilakukan; (8) cara yang akan digunakan untuk menemukan jawaban dari suatu
masalah tersebut; (9) jangan mengangkat permasalahan yang guru tidak mungkin dapat
menyelesaikannya karena di luar jangkauan tugas guru. Misalnya, bagaimana meningkatkan kondisi
sosial ekonomi orang tua siswa; (10) masalah yang riil dan problematika. Jangan mencari-cari
masalah hanya karena Anda ingin mempunyai masalah yang berbeda dengan orang lain. Pilihlah
masalah yang riil, ada dalam pekerjaan Anda sehari-hari dan memang problematika (memerlukan
pemecahan dan jika ditunda dampak negatifnya cukup besar); dan (11) pilihlah fokus penelitian yang
spesifik dan terbatas yang dapat dicari solusinya dalam waktu singkat.

Kesebelas kriteria di atas dapat dikategorikan dalam empat perspektif dalam mengukur suatu
kelayakan masalah sebagai berikut.
a. Perspektif keilmuan, yakni berguna bagi pengembangan teori suatu ilmu.
b. Perspektif metode keilmuan, yakni mengembangkan metode keilmuan.
c. Perspektif kepentingan dan kegunaannya, yakni nilai praktis dari penelitian.
d. Perspektif teknis dan situasional, yakni mengembangkan cara atau teknik tertentu sesuai
dengan situasi yang dihadapi.

3. Analisis Masalah

Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi problem yang mungkin ada
untuk mengidentifikasi aspek-aspek pentingnya dan untuk memberikan penekanan yang memadai.
Analisis masalah melibatkan berbagai jenis kegiatan, rergantung pada kesuliran yang ditunjukkan
dalam pertanyaan masalahnya: analisis sebab akibattentang data penelitian yang tersedia, atau
mengamankan data pendahuluan untuk terlibat dalam penelitian renrang masalahnya. Kegiatan-
kegiatan ini dapat dilakukan melalui diskusi antara peneliti dan kolaborator (teman sejawat).

Di dalam menganalisis masalah untuk pTK ini guru harus ingat bahwa tidak semua topik penelitian
dapat diangkat sebagai topik PTK. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas,guru dapat mencermari
masalah-masalah apa yang dapat dijadikan PTK. Ada empat aspek yang dapat dijadikan masalah
dalam PTK, yaitu: (1) masalah yang berkaitan dengan pengelolaan kelas; (2) masalah proses belajar
mengajar; (3) masalah pengembangan atau penggunaan sumber-sumber belajar; dan (4) masalah
yang berkaitan dengan wahana peningkatan personal dan profesional.

Masalah PTK yang dikaitkan dengan pengelolaan kelas dapat dilakukan dalam rangka: (1)
meningkatkan kegiatan belajar mengajar; (2) meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar; (3)
menerapkan pendekatan belajar mengajar inovatif; dan (4) mengikutsertakan pihak ketiga dalam
proses belajar mengajar. Masalah PTK yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar dapat
dilakukan dalam rangka: (1) menerapkan berbagai metode mengajar; (2) mengembangkan
kurikulum; (3) meningkatkan peranan siswa dalam belajar;dan (4) memperbaiki metode evaluasi.
Masalah PTK yang dikaitkan dengan pengembangan atau penggunaan sumber-sumber belajar dapat
dilakukan dalam rangka pengembangan pemanfaatan: (1) model atau alat peraga; (2) sumber-
sumber iingkungan; dan (3) peraiatan rertentu. Masalah PTK sebagai wahana peningkatan personal
dan profesional dapat dilakukan dalam rangka: (1) meningkatkan hubungan antara siswa, guru, dan
orang tua; (2) meningkatkan "konsep diri" siswa dalam belajar; (3) meningkatkan sifat dan
kepribadian siswa; dan (4) meningkatkan kompetensi guru secara profesional. Jadi, masalah PTK
yang dipilih hendaknya memenuhi kriteria "dapat diteliti", dapat "ditindaki", dan "ditindaklanjuti".

Masalah apa yang akan diteliti disebut variabel "Y" (masalah PBM). Variabel "Y" dalam PTK bisa
diibaratkan sebagai "penyakit" dalam pembelajaran. Masalah atau penyakit PBM bisa bersifat
akademis maupun non akademis.

Masalah akademis misalnya rendahnya hasil belajar matematika, rendahnya pemahaman konsep
apresiasi sastra dan lain sebagainya. Masalah non akademis misalnya rendahnya motivasi,
rendahnya minat dan lain sebagainya. Sedangkan cara yang akan digunakan untuk menemukan
jawaban dari suatu masalah disebut variabel "X". Variabel "X" dalam PTK adalah tindakan
(treatment) atau bisa diibaratkan obat yang akan digunakan untuk menyembuhkan penyakit
(variabel "Y")'

4. Teknik Mencari Permasalahan

Teknis mencari permasalahan dengan pertanyaan berikut.

a. Apa yang sekarang sedang terjadi?


b. Apakah yang sedang berlangsung itu mengandung permasalahan?
c. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasinya?
d. Saya ingin memperbaiki apa?
e. Saya mempunyai gagasan yang ingin saya cobakan di kelas saya.
f. Apa yang dapat saya lakukan dengan hal semacam itu?

5. Beberapa Permasalahan yang Bisa Dijadikan PTK

Beberapa permasalahan dalam aspek pembelajaran yang dapat dijadikan kajian PTK, antara lain:

a. rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran X;


b. metode pembelajaran yang kurang tepat;
c. perhatian anak terhadap PBM Matematika rendah;
d. media pembelajaran yang tidak ada atau kurang;
e. sistem penilaian yang tidak atau kurang sesuai;
f. motivasi belajar siswa yang rendah;
g. rendahnya kemandirian belajar siswa;
h. siswa datang terlambat ke sekolah;
i. desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur
pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran (misainya penggantian
metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya
penggunaan strategi pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan terpadu);
j. penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai,misalnya pengembangan pola berpikir
ilmiah dalam diri siswa;
k. alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya masalah penggunaan media, perpustakaan,
dan'sumber belajar di dalam atau di luar kelas;
l. bagaimana meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar;
m. bagaimana mengajak siswa agar di keias mereka benar-benar aktif belajar (aktif secara menral
maupun fisik, aktif berpikir);
n. bagaimana menghubungkan materi pembetajaran dengan lingkungan kehidupan siswa sehari-
hari agar mereka dapat menggunakan pengetahuan dan pemahamannya mengenai materi itu
dalam kehidupan sehari-hari dan tertarik untuk mempelajarinya karena mengetahui
manfaatnya;
o. bagaimana memilih srrategi pembelajaran yang paling tepat untuk membelajarkan materi;
p. bagaimana melaksanakan pembelajaran kooperatif, dan permasalahan pTK lainnya.

Permasalahan dalam PTK juga dapat didekati dari faktor input, proses, dan output. Masalah yang
berkaitan dengan input dapat bersumber dari siswa, guru, sumber belajar, materi pelajaran,
prosedur evaluasi, dan lingkungan belajar.

Masalah yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar dapat bersumber dari: interaksi
belajar mengajar, keterampilan bertanya guru atau siswa, gaya mengajar, cara belajar, dan
implementasi metode pembelajaran. Masalah yang berkaitan dengan output dapat bersumber dari:
hasil belajar siswa, daya ingat siswa, sikap negatif siswa, dan motivasi rendah.

Contoh masalah: siswa datang terlambat. Gejala keterlambatan harus dicari bukti-buktinya: berapa
iama terrambat, berapa siswa yang terlambat, apa alasan terlambat, latar belakang atau penyebab
terlambat (bangun kesiangan, jarak antarrumah dengan sekolah jauh, susah mendapatkan
kendaraan, dan lalu lintas di perjalanan macer).
Tindakan apa yang tepat diambil guru untuk memecahkan masalah tersebut di atas? (penyebab
kesatu, bangun kesiangan; penyebab kedua, jarak antara rumah dan sekolahjauh; penyebab ketiga,
susah mendapatkan kendaraan; dan penyebab keempat, ialu lintas di perjalanan macer).

Tindakan yang harus dikerjakan guru: (1) keempat penyebab terlambat di atas tidak dapat diatasi
oleh guru; (2) guru tidak berdaya membangunkan siswa, mengubah jarak, mengatasi masalah
kendaraan, dan kemacetan lalu lintas; (3) tindakan yang dipilih oleh guru harus yang dilakukan oleh
siswa, bukan oleh orang lain, seperti orang tuanya; (4) hal yang bisa guru lakukan adalah mengubah
cara mengajar dengan metode yang lebih menarik sehingga siswa memaksa diri untuk bangun pagi
ridak datang teriambat ke sekolah dan dapat mengikuti pelajaran yang menyenangkan tersebut.

6. Sumber Masalah PTK

Sumber masalah PTK antara lain:

a. masalah yang berkaitan dengan input dapat bersumber dari: siswa, guru, sumber beiajar, materi
pelajaran, prosedur evaluasi, dan lingkungan belajar;

b. masalah yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar dapar bersumber dari: interaksi
belajar mengajar, keterampilan bertanya guru,/siswa, gaya mengajar, cara belajar dan implementasi
metode pembelajaran; dan c. masalah yang berkaitan dengan output dapat bersumber dari: hasil
belajar siswa, daya ingat siswa, sikap negatif siswa, dan motivasi rendah.

B. Merumuskan Masalah

Setelah diidentifikasi, masalah perlu dirumuskan. Masalah PTK adalah kesenjangan antara keadaan
yang diharapkan, diinginkan, teoretis, das sollen dengan keadaan nyata, empiris, praktis, das sein.
Kesenjangan itu hendaknya dideskripsikan untuk dapat merumuskan masalahnya. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam perumusan masalah adalah: (1) dirumuskan secara jelas; (2) menggunakan
kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan; (3) dapat diuji secara
empiris; dan (4) mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan;
(5) disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat; (6) jelas cakupannya; dan (7) memungkinkan untuk
dijawab dengan mempergunakan metode atau teknik tertentu.

C. Merumuskan Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis
tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuar tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan
perbaikan yang diinginkan. Untuk sampai pada pemilihan tindakan yang repar, peneliti dapat
mulaidengan menimbang prosedur-prosedur yang mungkin dapat dilaksanakan agar perbaikan yang
diinginkan dapat dicapai.

Dalam hal ini peneliti hendaknya mencari masukan dari orang-orang yang terkait dengan masaiah
penelitian. Beberapa hal yang perlu diperharikan dalam merumuskan hipotesis tindakan adalah
sebagai berikut.

1. Diskusikan rumusan hipotesis tindakan dengan mitra peneliti.


2. Pelajari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan di bidang ini.
3. Masukkan tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
4. Tetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah.
5. Pilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan dapat dilakukan oleh guru
6. Tentukan cara untuk dapat menguji hipotesis tindakan.
7. Dalam menenrukan tindakan peneliti bisa berdiskusi dengan teman sejawat, ahli, buku, atau hasil
penelitian yang telah ada.

Contoh hipotesis tindakan: situasinya adalah kelas yang siswa-siswanya sangar lamban dalam
memahami teks bacaan. Berdasarkan analisis masalah, peneliti menyimpulkan bahwa mereka
memiliki kebiasaan membaca yang salah dalam memahami makna bahan bacaannya, dan bahwa

"kesiapan pengaraman" untuk memahami konteks perlu ditingkatkan' Hipotesis tindakannya adalah:
b,a kebiasaan membaca yang salah dibetulkan lewat teknik-teknik perbaikan yang tepat dan
“kesiapan pengalaman”, untuk memahami konteks bacaan ditingkatkan, rnJ, para siswa akan
meningkatkan kecepatan membacanya. Dalam masalah evaluasi guru dapat melakukan tindakan
untuk meningkatkan cara-cara evaluasi yang dapat memberikan dampak pada peningkatan
pembelajaran siswa.

D. Membuat Rencana Tindakan dan Pemantauannya

Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran kelas yang rersusun dan dari segi definisi harus
prospektif atau memandang ke depan pada tindakan dengan memperhitungkan peristiwa-peristiwa
tak terduga, sehingga mengandung sedikit risiko. Maka rencana tindakan perlu fleksibel agar dapat
diadaptasikan dengan pengaruh yang tak dapat terduga dan kendala akan yang sebelumnya tidak
terlihat. Tindakan yang akan direncanakan harus disampaikan dengan dua pengert ian. Pertama,
tindakan kelas mempertimbangkan risiko yang ada dalam perubahan dinamika kehidupan kelas dan
mengakui adanya kendala nyata, baik yang bersifat material maupun yang bersifat nonmateriai
dalam kelas.

Kedua, tindakan-tindakan dipilih karena memungkinkan pe neliti bertindak secara lebih efektif dalam
rahapan-tahapan pembelajaran, lebih bijaksana dalam memperiakukan siswa, dan cermat dalam
memenuhi kebutuhan dan perkembangan belajar siswa.

Berdasarkan rumusan masalah (termasuk mencakup penyebab timbulnya masalah), peneliti (guru)
mencoba mencari cara untuk memperbaiki atau memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian,
guru akan merancang tindakan perbaikan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam merancang suatu tindakan perbaikan peneliti (guru) dapat: (1) mengacu pada teori yang
relevan; (2) bertanya kepada orang yang ahii terkait dengan masalah penelitian tersebut. Ahli
tersebut mungkin ahli pembelajaran, ahli bidang studi atau ahli penilaian; (3) berkonsultasi dengan
pengawas atau widyaiswara.

Pada prinsipnya tindakan yang direncanakan hendaknya: (1) membantu peneliti (guru) dalam:
mengatasi kendala pembelajaran di kelas, bertindak secara lebih tepat guna dalam kelas, dan
meningkatkan keberhasilan pembelajaran di dalam kelas; (2) membantu peneliti (guru) menyadari
potensi baru untuk melakukan tindakan guna meningkatkan kualitas kerja. Dalam proses
perencanaan, peneliti (guru) harus berkolaborasi dengan sejawat meralui diskusi untuk membahas
bahasa apayangakan dipakai dalam menganalisis dan meningkatkan pemahaman dan tindakan
dalam kelas.

Tindakan yang dipilih dapat disebutkan sebagai suatu nama tindakan (treatment), misalnya
penugasan siswa membaca materi pelajaran 10 menit sebelum pembelajaran di mulai atau dalam
bentuk penggunaan salah satu bentuk media pembelajaran, misalnya penggunaan Peta konsep,
penggunaan lingkungan sekitar sekolah, Penyusunaan sungai, dan seterusnya. Atau dapat pula
dalam bentuk suatu strategi pembelajaran, misalnya strategi pembelajaran kooperatif tipeJigsaw
atau STAD atauTGT atauGI, strategi pembelajaran berbasis masalah, dan seterusnya.

Rencana PTK hendaknya disusun berdasarkan hasil pengamatan awal refleksi terhadap
pembelajaran kelas. Misalnya, jika Anda guru Matematika, Anda akan melakukan pengamatan
terhadap situasi pembelajaran kelas Anda dalam konteks situasi sekoiah secara umum dan
mendeskripsikan hasil pengamatan. Dari sini akan mendapatkan gambaran umum tentang masalah
yang ada. Kemudian Anda meminta seorang guru Matematika iain sebagai kolaborator untuk
melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang Anda lakukan di kelas Anda. Selama
mengamati, kolaborator memusatkan perhatiannya pada perilaku Anda sebagai guru dalam upaya
membantu siswa belajar Matematika dan perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung
serta suasana pembelajarannya. Misalnya hal-hal yang perlu dicatat meliputi: (i) bagaimana guru
melibatkan siswa-siswanya dari awal pembelajaran (ketika membuka pelajaran); (2) bagaimana guru
membantu siswa-siswanya dalam mema hami konsep atau materi pelajaran, membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran atau pasif; (3) bagaimana guru mengelola
kelas, yaitu dalam mengatur tempat duduk, mengatur penerangan, mengatur suaranya, mengatur
pemberian giliran dan mengatur kegiatan; (4) bagaimana guru berpakaian; (5) bagaimana siswa
menang_ gapi upaya-upaya yang dilakukan guru dalam pembelajaran; (6) suasana kelas; dan (7) hal-
hal penting lainnya yang perlu dicatat. Hasil pengamatan awal terhadap proses rersebut dituangkan
dalam bentuk catatan-catatan lapangan lengkap (cuplikannya dapat disajikan dalam laporan
penelitian yang menggambarkan dengan jelas proses pembelajaran dalam situasi nyata).

Kemudian, Anda bersama kolaborator memeriksa catatan-catatan lapangan sebagai data awal
secara cermat untuk mengidentifikasi masalah-masaiah yang ada dan aspek-aspek apa yang perlu
ditingkatkan untuk memecahkan masalah praktis tersebut. Berdasarkan hasil kesepakaran terhadap
pencermatan data awal dan kajian teoretis yang relevan, Anda bersama kolaborator menyusun
rencana tindakan sebagai panduan pelaksanaan tindakannya. Rencana tindakan perlu dilengkapi
dengan pernyataan renrang indikator-indikator peningkatan yang akan dicapai. Misalnya indikator
untuk peningkatan keterlibatan siswa adalah peningkatan jumlah siswa yang melakukan sesuatu
dalam pembeiajaran, seperti bertanya, mengusulkan pendapat, mengungkapkan kesetujuan,
mengungkapkan ketidaksetujuan, dan lain sebagainya.

Rencana tindakan hendaknya memuat informasi tentang hal-hal di antaranya: (1) menentukan
materi yang akan di-PTK-kan; (2) pemilihan metode mengajar yang akan digunakan; (3) apa yang
diperiukan untuk menentukan kemungkinan rerpecahnya masalah yang telah dirumuskan; (4)
menentukan alat-alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti atau data; (5) rencana
perekaman atau pencatahn data dan pengolahannya; dan (6) rencana untuk melaksanakan tindakan
dan evaiuasi hasilnya. Alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah harus
memerhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) argumenrasi logis terhadap pilihan tindakan; (2)
kesesuaian dengan masalah peneiitian; (3) kemutakhirannya; (4) keberhasilannya dalam peneiitian
sejenis; dan (5) berdasarkan teori atau wawancara dengan ahli

Contoh: masalah PTK adalah pertanyaan guru yang tidak terjawab oleh siswa. Hasil analisis
menunjukkan bahwa pertanyaan yang disusun guru terlampau panjang dan kurang jelas. Di samping
itu, guru sering langsung meminta jawaban setelah mengajukan pertanyaan, dan kadang-kadang
langsung mengarahkan pertanyaan itu kepada siswa tertentu sehingga siswa yang lain tidak
memerhatikan pertanyaan tersebut. Akibatnya hampir seiaiu pertanyaan tidak terjawab dan guru
tersebut sering harus menjawab pertanyaannya sendiri atau melupakan pertanyaan tersebut. Dari
hasil analisis tersebut, penyebab pertanyaan guru yang tidak terjawab adalah: (1) pertanyaan guru
terlampau panjang dan tidak jelas; (2) guru ridak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir;
dan (3) guru sering mengajukan pertanyaan dengan menunjuk kepada siswa rerrenlu. Apabila
dikajisecara cermat ternyata ketiga penyebab tersebut berhubungan dengan pembelajaran, dalam
hal ini keterampilan dasar mengajar, yaitu kererampilan bertanya. oleh karena itu, tindakan
perbaikan yang harus dilakukan guru adalahmeningkatkan kererampilan bertanya. Tindakan
perbaikan ini kita cantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam
PBM. ....

Anda mungkin juga menyukai