MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pendekatan & Model Kurikulum PAI”
Dosen Pengampu : Prof.Dr.H.Ahmad Tafsir, MA.
Oleh
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada Bapak Prof.Dr.H.Ahmad Tafsir,
MA. selaku dosen mata kuliah “Pendekatan & Model Kurikulum PAI” serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Saya menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal yang
lainnya kepada dosen serta teman-teman sekalian, untuk itu besar harapan saya kritik dan
sarannya yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain
waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah- mudahan apa
yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman- teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul Landasan
Pengembangan Kurikulum PAI sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah
ada.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan yang kokoh dan kuat sangat diperlukan dalam sebuah kurikulum, hal ini
bukan tanpa alasan apabila dikaji secara mendalam, kurikulum memiliki yang sangat
strategis dalam sebuah kegiatan pendidikan, kurikulum merupakan sebuah rangcangan dan
pedoman pendidikan yang memiliki posisi yang sangat sentral, kurikulum sangat
menentukan arah dan tujuan akhir dari sebuah pendidikan.
Landasan pengembangan kurikulum diperlukan oleh berbagai pihak tidak hanya
diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga
sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar
pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru
serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai
bahan untuk dijadikan instrument dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi
kurikulum disetiap jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa
dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu
dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga
dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif
dan efisien.
Oleh karena itu kurikulum dalam pendidikan perlu mempunyai perhatian yang besar
baik bagi pemerintah sebagai penanggung jawab umum atau pihak sekolah yang turun
langsung mengimplementasikan kurikulum tersebut ke peserta didik, dengan berlandaskan
pada teologis, filosofis, psikologis, sosiologis dan sosio-budaya, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta bersifat dinamis agar tujuan pendidikan bisa tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Landasan Kurikulum PAI?
2. Apa Landasan Pengembangan Kurikulum PAI?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui landasan kurikulum PAI
2. Untuk mengetahui apa landasan pengembangan kurikulum PAI
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Kurikulum PAI
Landasan pengembangan kurikulum mempunyai peranan yang sangat krusial, sehinga
apabila kurikulum diibaratkan menjadi sebuah bangunan gedung yang tidak mengunakan
landasan atau fondasi yang kuat, maka saat diterpa angin atau terjadi goncangan, bangunan
gedung tadi akan simpel roboh. Demikian jua halnya dengan kurikulum, apabila tidak
mempunyai dasar pijakan yang bertenaga, maka kurikulum akan praktis terombang-ambing
serta yang akan di pertaruhkan ialah manusia (peserta didik) yg dihasilkan oleh pendidikan itu
sendiri. Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum
sang pengembang kurikulum (curriculum developer) dan aktivitas yg dilakukan supaya
kurikulum yang didapatkan dapat sebagai bahan ajar serta acuan yang dipergunakan buat
mencapai tujuan pendidikan nasional. Kurikulum artinya alat buat mencapai pendidikan yang
bergerak maju. Hal ini berarti bahwa kurikulum wajib senantiasa dikembangkan serta
disempurnakan agar sinkron dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Pengertian landasan Menurut Hornby c. s. dalam “The anvance leaner’s dictionari of
current English” mengemukakan definisi landasan sebagai berikut : “faoundation …. that on
which an idea or belief rest an underlying principle’s as the foundations of religious belief
the basis or starting point…”. Yang diartikan sebagai suatu gagasan atau kepercayaan yang
menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari sesuatu. Contohnya dalam agama Islam
yang menjadi landasan utama umat muslim dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT
adalah al-qur’an dan sunnah. Sedangkan Menurut Soedijarto, “Kurikulum adalah segala
pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa
atau mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu
lembaga pendidikan”. Juga dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta carayang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pedidikan tertentu.
Ada beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum diantaranya Robert
S. zais mengemukakan empat landasan pengembangan kurikulum, yaitu : “Philosopy and
nature of knowledge, society and culture, the individual dan learning theory”. Sedangkan S.
Nasution berpendapat dalam bukunya “ Pengembangan Kurikulum” yaitu asas filosofis yang
pada hakikatnya menentukan tujuan umum pendidikan, asas sosiologis yang memberikan
dasar untuk menentukan apa yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
3
kebudayaan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, asas organisatoris yang
4
5
memberikan dasar-dasar dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran itu disusun, bagaimana
luas dan urutannya dan asas psikologis yang memberikan prinsip-prinsip tentang
perkembangan anak dalam berbagai aspek serta caranya belajar agar bahan yang disediakan
dapat dicernakan dan dikuasai oleh anak sesuai dengan taraf perkembangnnya.
Landasan itu sama dengan dasar-dasar. Seringkali istilah pembinaan dan pengembangan
dalam pemakaiannya menyatu dan kabur. Pembinaan menunjukkan pengertian bahwa suatu
upaya atau kegiatan mempertahankan, penyempurnaan dan perbaikan yang telah ada
dianggap baik berdasarkan suatu ukuran/kriteria tertentu mencapai sasaran yang diharapkan.
Sedangkan Pengembangan di sini menunjukkan pada kegiatan yang menghasilkan alat,
sistem atau cara baru melalui langkah-langkah penyusunan, pelaksanaan dan
penyempurnaan atas dasar penilaian yang dilakukan selama kegiatan pengembangan
tersebut.
Dengan demikian landasan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan, landasan,
suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum yang dinamis.
B. Landasan Pengembangan Kurikulum PAI
Landasan Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam, pada hakikatnya adalah
faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para pengembang kurikulum
ketika hendak mengembangkan atau merencanakan suatu kurikulum lembaga pendidikan.
Landasan-landasan tersebut antara lain :
1. Landasan Teologis (Agama)
Landasan teologis merupakan landasan yang berdasarkan nilai-nilai ketuhanan,
apabila dalam agama islam maka landasan ini menggunakan Al Qur’an dan As Sunah
sebagai dasar. Landasan ini bersifat mutlak dan menyeluruh. Pada prinsipsipnya dalam
pendidikan Islam penyusunan kurikulum harus senantiasa sejalan dan sejalin dengan
muatan-muatan Al Qur’an yang berupa Kalamulloh dan disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang diterjemahkan dalam As Sunnah. berikut ini muatan-mautan Al
Qur’an dan As Sunnah yang dapat dijadikan pegangan dasar Pengembangan kurikulum:
Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti “cinta akan kebijaksanaan”. Hal ini
menunjukan orang belajar berfilsafat bertujuan untuk menjadikannya sebagai pribadi
yang mengerti kebijakan dan selalu berbuat secara bijak, selain itu ia juga harus
berpengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses berfikir, yaitu berpikir
secara sistematis, logis, dan mendalam.menurut Nana Sukmadinata (2015) filsafat
berarti upaya untuk menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis
dan komprehensif tentang alam semesta dan kedudukan manusia di dalamnya.
Dalam pendidikan Islam dasar Filosofis yang diterapkan harus senantiasa
berdasarkan pada wahyu Tuhan dan tuntunan Nabi Muhammad SAW serta warisan para
ulama. Menurut islam filsafat pendidkkan merupakan filosofi pendidikan yang dijiwai
oleh ajaran dan nilai-nilai Islam atau yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan
7
nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya yaitu Al-Qur’an dan
Hadits.
Filsafat yang mendasari pengembangan kurikulum sangat mendasari penentuan
tujuan pendikan artinya jika kurikulum yang dikembangkan menggunakan dasar filsafat
klasik (perenialisme, essensialisme, eksistensialisme) sebagai pijakan utamanya maka
tujuan kurikulum lebih banyak di arahkan pada pencapaian penguasaan materi dan
cenderung menekankan pada upaya pengembangan aspek intelektual atau aspek
kognitif. Namun Apabila kurkulum yang dikembangkan menggunakan filsafat
progresivisme sebagai landasan utama maka tujuan pendidikan lebih diarahkan pada
proses pengembangan dan aktualisasi diri peserta didik dan lebih berorientasi pada
upaya pengembangan aspek afektif. Kemudian apabila pengembangan kurikulum
dengan menggunakan filsafat rekontruktivisme maka tujuan pendidikan banyak
diarahkan pada upaya pemecahan masalah sosial yang krusial dan peningkatan
kemampuan bekerjasama. Sementara kurikulum yang dikembangkan dengan dasar
filosofi teknologi pendidikan dan teori pendidikan teknologis, maka tujuan pendidikan
lebih di arahkan pada pencapaian kompetensi.
3. Landasan Psikologis
Landasan pengembangan kurikulum tidak mungkin dilepaskan dari landasan
psikologi karena pada dasarnya pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh kondisi
kejiwaan individu yang terlibat di dalamnya. Untuk itu, paling tidak dalam
pengembangan kurikulum diperlukan dua landasan psikologi, yaitu psikologi
perkembangan dan psikologi belajar. Kedua landasan ini dianggap penting terutama
dalam memilih dan menyusun isi kurikulum, proses pembelajaran dan hasil belajar
yang diinginkan.
Pendidikan bekenaan dengan perilaku manusia sebab melalui pendidikan
diharapkan adanya perubahan pribadi menuju kedewasaan, baik fisik,
mental/intelektual, moral maupun sosial. Kurikulum sebagai program pendidikan sudah
pasti berkenaan pula dengan seleksi dan organisasi bahan yang secara ampuh dapat
mengubah prilaku manusia. Namun harus diingat pula bahwa perubahan prilaku pada
manusia tidak seluruhnya sebagai akibat Intervensi dari program pendidikan tetapi
juga sebagai akibat kematangan dirinya dan faktor lingkungan yang
membentuknya diluar program pendidikan yang diberikan di sekolah.
Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap
perkembangannya, latar belakang social-budaya, juga karena perbedaan faktor-faktor
8
yang dibawa dari kelahirannya. Kondisi ini pun berbeda pula bergantung pada konteks,
peranan, dan status individu diantara individu-individu yang lainnya. Interaksi yang
tercipta dalam situasi pendidikan harus sesuai dengan kondisi psikologis para peserta
didik maupun kondisi pendidiknya.
Jadi, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nana Syaodih Sukmadinata bahwa
minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu
(1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar. Keduanya sangat diperlukan,
baik di dalam merumuskan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih
dan menerapkan metode pembelajaran serta teknik-teknik penilaian.
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji
tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek
perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang
berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum.
Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu
dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-
teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang
semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari
pengembangan kurikulum.
4. Landasan Sosial-Budaya
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki berbagai gejala sosial
hubungan antar individu dengan individu, antar golongan, lembaga sosial yang disebut
juga ilmu masyarakat. Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-
asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan
kurikulum. Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju
manusia yang berbudaya. Pendidikan merupakan proses sosialisasi dan pewarisan
budaya dari generasi ke generasi selanjutnya dalam upaya meningkatkan harkat dan
martabat manusia, baik sebagai individu, kelompok masyarakat, maupun dalam konteks
yang lebih luas yaitu budaya bangsa. Oleh karena itu anak didik dihadapkan pada
budaya, dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya.
S. Nasution mengemukakan: “mendidik anak dengan baik hanya mungkin jika kita
memahami masyarakat tempat mereka hidup. Oleh karena itu, setiap pembina
kurikulum harus senantiasa mempelajari keadaan, perkembangan, kegiatan, dan
9
aspirasi masyarakat.”
Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk mempersiapkan peserta didik hidup
dalam kehidupan masyarakat. Asumsinya adalah peserta didik berasal dari masyarakat,
dididik oleh masyarakat, dan harus kembali ke masyarakat. Ketika peserta didik
kembali kemasyarakat tentu ia harus di bekali dengan sejumlah kompetensi, sehinga ia
dapat berbakti dan berguna bagi masyarakat. Kompetensi yang dimaksud adalah
sejumlah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang di peroleh peserta didik
melalui berbagai kegiatan dan pengalaman belajar di sekolah. Kegiatan dan pengalaman
belajar tersebut diorganisasi dalam pendekatan dan format tertentu yang disebut
dengan kurikulum. Berdasarkan alur pemikiran ini, maka sangat logis jika
pengembangan kurikulum berlandaskan pada kebutuhan masyarakat. Di samping
itu, dasar pemikiran lain adalah kurikulum merupakan bagian dari pendidikan, dan
pendidikan merupakan bagian dari masyarakat. Dengan demikian, sangat wajar apabila
pengembangan kurikulum harus memperhatikan kebutuhan masyarakat dan harus
ditunjang oleh masyarakat.
dan antisipatif terhadap ketidak pastian. Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu
merubah tatanan kehidupan manusia.
15
DAFTAR PUSTAKA
Suwito (2018) Kaya gagasan miskin kesulitan, Tanggerang: Hak Cipta Suwito
16