TELAAH KURIKULUM
Dosen Pengampu :
Nancy Angelina purba,s.pd,M.pd
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah tentang ‘’Landasan
Pengembangan Kurikulum’’ ini dengan baik meskipun banyak
kekurangannya. Dan juga saya berterimakasih kepada Ibu , Nancy Angelina
purba,s.pd,M.pd selaku dosen mata kuliah Pengambagan dan Telaah
Kurikulum telah memberikan tugas kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Landasan Pengembangan
Kurikulum. Dan juga saya menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya
buat, yang bersifat membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Daftar Isi
DAFTAR ISI
COVER
KATA
PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR
ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................
B. Rumusan
Masalah.........................................................................................
C.
Tujuan..............................................................................................................
...
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................
A. Pengertian landasan pengembangan
kurikulum...........................................
B. Macam-macam landasan pengembangan kurikulum..................................
BAB III
PENUTUP...............................................................................................
A.
Kesimpulan......................................................................................................
...
B.
Saran................................................................................................................
..
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang
cukup sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan, menentukan proses dan
hasil pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam
pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, dalam
penyusunan kurikulum tidak dapat dikerjakan sembarangan. Penyusunan
kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan
atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Jika landasan
pendidikan, khususnya kurikulum yang lemah , yang akan ambruk adalah
manusia
Adapun beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum,
meliputi landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, dan
landasan perkembangan ilmu dan teknologi. Selain itu, makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
Biologi maka kami menyusun makalah ini. Dan ditambah lagi dengan
fenomena pergantian kurikulum pendidikan beberapa tahun kebelakang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum ?
2. Macam-macam landasan pengembangan kurikulum ?
3. Apa saja Prinsip Pengembangan Kurikulum?
4. Apa saja Fungsi dan Peranan Pengembangan Kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum.
2 untuk mengetahui prinsip pengembangan dan untuk mengetahuifungsi
dan peranan pengembangan kurikulum
3. untuk mengetahui prinsip pengembangan kurikulim
4. untuk mengetahui fungsi dan peranan pengembangan kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
2. Landasan psikologis
Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar-individu manusia, yaitu
antar peserta didik dengan pendidik dan juga antar peserta didik dengan
orang-orang yang lainnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya,
karena kondisi psikologisnya. Berkat kemampuan-kemapuan psikologis
yang lebih tinggi dan kompleks inilah sesungguhnya mausia menjadi lebih
maju, lebih banyak memiliki kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan
dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Kondisi psikologis merupakan karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai
individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku dalam interaksi
dengan lingkungannya, prilaku tersebut merupakan manifestasi dari ciri-ciri
kehidupannya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, prilaku
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena peerbedaan tahap
perkembangannya, latar belakang sosial-budaya, juga karena perbedaan
faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya. Kondisi pun berbeda pula
bergantung pada konteks, peranan, dan status individu diantar individu-
individu yang lainnya. Interaksi yang tercipta dalam situasi pendidikan
harus sesuai dengan kondisi psikologis para peserta didik maupun kondisi
pendidiknya.
Peseta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses
perkembangan. Tugas utama yang sesungguhnya dari para pendidik adalah
membantu perkembangan peserta didik secara optimal. Karakteristik
perilaku individu pada tahap-tahap perkembangan, serta pola-pola
perkembangan individu menjadi kajian psikologi perkembangan
Perkembangan atau kemajuan-kemajuan yang dialami anak sebagian besar
terjadi karena usaha belajar, baik berlangsung melaui proses peniruan,
pengingatan, pembiasaan, pemahaman, penerapan, maupun pemecahana
b. Psikologi Belajar
Pengembangan kurikulum tidak akan terlepas dari teori belajar sebab, pada
dasarnya kurikulum disusun untuk membelajarkan siswa. Banyak teori yang
membahas tentang belajar sebagai proses perubahan tingkah laku namun
demikian setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang hakikat
manusia.
Menurut aliran belajar kognitif-wholistik, belajar pada hakikatnya adalah
pembentukan sosial antara kesan yang ditangkap panca indra dengan
kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon.
Dengan demikian bahwa proses belajar sangat tergantung pada adanya
rangsangan yang muncul dari luar diri atau faktor lingkungan. Menurut
aliran behavioristik belajar, pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi
antara kesan yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan untuk
bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon.
Dengan demikian menurut aliran behavioristik proses belajar sangat
bergantung pada adanya rangsangan atau stimulus yang muncul dari luar
diri
atau yang kita kenal dengan faktor lingkungan. Proses belajar dapat
dipelajari dari kegiatan yang dapat dilihat. Pada penilaian kognitif belajar
adalah kegiatan mental yang ada dalam diri setiap individu, kegiatan mental
itu memang tidak dapat dilihat secara nyata akan tetapi menurut aliran ini,
justru sesuatu yang ada dalam diri itulah yang menggerakan seseorang
mencapai perubahan tingkah laku.
3. Landasan Organisasi
Kurikulum merupakan rencana untuk kepentingan peserta didik, maka dari
itu bahan atau isi pelajaran harus dituangkan dalam organisasi tertentu agar
tujuan pendidikan dapat tercapai (Nasution, 1995) organisasi atau desain
kurikulum berkaitan erat dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
Jenis-jenis organisasi kurikulum yang dimaksud sebagaimana dikemukakan
berikut ini:
a. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran
Organisasi kurikulum jenis ini merupakan organisasi kurikulum yang paling
tua, tetapi higga kini masih menduduki tempat yang paling dominan.
Organisasi kurikulum yang subject centered ini memanfaatkan berbagai
disiplin ilmu yang telah disusun secara logis sistematis oleh para ahli dan
ilmuan dalam cabang ilmu masing-masing. Kurikulum ini bertujuan agar
peserta didik mengenal hasil kebudayaan dan pengetahuan umat manusia
yang telah dikumpulkan sejak berabad-abad, agar mereka tak perlu mencari
dan menemukan kembali apa yang telah diperoleh generasi-genarasi
terdahulu.
Kurikulum berdasarkan subjek atau mata pelajaran ini sangat populer dan
mempunyai kedudukan yang kokoh sekalipun mengalami kritik-kritik yang
tajam. Kurikulum ini bertahan terus sebab mempunyai ciri-ciri yang tidak
dimiliki oleh kurikulum bentuk lain. Kurikulum ini memang banyak
mempunyai keuntungan, antara lain sebagai berikut :
1) Memberikan pengetahuan berupa hasil pengalaman generasi lampau
yang dapat digunakan untk menafsirkan pengalaman seseorang.
b. Kurikulum Gabungan
Pada dasarnya merupakan modifikasi dari kurikulum mata pelajaran yang
terpisah-pisah. Agar pengetahuan peserta didik tidak lepas maka diusahakan
hubungan diantara dua mata pelajaran atau lebih yang dapat dipandang
sebagai kelompok yang pada hakikatnya mempunyai hubungan yang erat.
Dalam menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lain dengan
memelihara identitas mata pelajaran, ada pula yang menyatupadukan mata
pelajaran dengan menghilangkan identitas mata pelajaran sehingga menjadi
bidang studi tertentu.(Nasution,1995).
4. Landasan Sosiologi
Salah satu fungsi sekolah erat hubungannya dengan kebutuhan masyarakat.
Sekolah sejak mulanya didirikan oleh masyarakat untuk kepentingan
masyarakat demi kelanjutan hidup, perkembangan, dan kebahagiaan
masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat mendirikan sekolah untuk
kepentingan masyarakat agar hidup terus dan senantiasa meningkatan mutu
kehidupannya. Faktor itulah yang harus dipertimbangkan dalam
pengembangan kurikulum, disini juga harus dijaga keseimbangan antara
kepentingan peserta didik sebagai individu dengan kepentingan peserta
didik sebagai anggota masyarakat, dan ini dapat dicapai apabila dicegah
kurikulum yang semata-mata bersifat sosiety-centered.
Kurikulum sekolah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan harus
senantiasa relevan dengan situasi dan kondisi masyarakat masa kini. Bahkan
tuntutan dan kemungkinan yang bakal terjadi pada masayarakat genenrasi
yang
6. Landasan Historis
Landasan historis berkaitan dengan formula program-program sekolah pada
waktu lampau yang masih hidup sampai sekarang atau yang pengaruhnya
masih berat pada kurikulum saat ini (Johnson, 1968). Kurikulum yang
dikembangkan saat ini harus mempertimbangkan apa yang telah dilakukan
dan apa yang telah dicapai melalui kurikulum sebelumnya. Begitu pula
selanjutnya, perlu mempertimbangkan kurikulum yang ada sekarang waktu
mengembangkan kurikulum di masa depan. Umumnya, pengembangan
kurikulum yang dalam proses perbaikan, tentu tidak akan mulai dari nol tapi
berdasarkan hasil evaluasi kurikulum sebelumnya. Dengan demikian hasil
evaluasi terhadap komponen-komponen kurikulum sebelumnya menjadi
dasar pertimbangan yang berharga dan pengaruh terhadap upaya-upaya
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang akan datang.
7. Landasan Yuridis
Landasan yuridis atau landasan hukum pengembangan kurikulum pada
umumnya adalah Undang-Undang dan Peraturan-peraturan Pemerintah yang
saat ini sedang berlangsung. Berikut ini dikemukakan beberapa Undang-
Undang dan Peraturan Pemerintah yang melandasi kurikulum di Indonesia :
a. Undang-Undang Dasar tahun 1945 dalam pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945 tercantum tujuan nasional yaitu memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia. Pasal 31 UUD NRI tahun 1945 menyatakan
bahwa setiap (1) setiap warga negara berhak mendapat pendidikan; (2)
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional yang diatur dalam Undang-Undang; (3) setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; (4)
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
(1) lingkungan standar pendidikan meliputi: (a) standar isi; (b) standar
proses; (c) standar kompetensi lulusan; (d) standar pendidik dan tenaga
kependidikan; (e) standar sarana dan prasarana; (f) standar pengelolaan; (g)
standar pembiayaan; (h) standar penilaian pendidikan. Pasal 3
mengemukakan bahwa standar nasional pendidikan berfungsi sebagai dasar
dalam perencanaan, pelaksanaaan, dan pengawasan pendidikan. Dalam
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Pasal 4 satndar
nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.
1. Prinsip Umum
Sukmadinata (2012: 150-151) menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip
umum pengembangan kurikulum, yaitu : prinsip relevansi, fleksibelitas,
kontinuitas, praktis atau efisiensi dan efektivitas.
a. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip relevansi ada dua
jenis yaitu relevansi eksternal (eksternal relevance) dan relevansi internal.
(internal relevance) artinya bahwa kurikulum itu harus sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik tuntutan dan kebutuhan
masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang di prediksi
pada masa yang akan datang. Intinya, bahwa kurikulum itu harus bisa
menyiapkan program belajar bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa
memenuhi harapan dan situasi kebutuhan dan kondisi kehidupan masyarakat
tempat dimana ia berada. Agar kurikulum bisa memenuhi konsep relevansi
eksternal, seorang pengembang kurikulum harus memiliki pengetahuan dan
wawasan tentang kehidupan masyarakat pada masa kini dan masa datang.
Sedangkan relevansi eksternal (eksternal relevance) yaitu kesesuaian
antar komponen kurikulum itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem
yang di bangun oleh sub sistem atau komponen tujuan, isi, metode, dan
evaluasi yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, belajar dan
kemampuan siswa. Suatu kurikulum yang baik adalah yang memenuhi
syarat relevansi internal, yaitua danya koherensi dan konsistensi antar
komponennya. Ketidak sesuaian antar komponen-komponen ini akan
menyebabkan kurikulum tidak akan bisa mencapai tujuannya secara
optimal. Implikasi dari prinsip ini yaitu seorang pengembang kurikulum
harus bisa paham betul tentang jenis dan hakikat dari tujuan kurikulum, isi
kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi.
b. Prinsip Relevansi
Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur, tidak
kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya kurikulum
didesain untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan jenis dan
jenjang pendidikan tertentu. Meskipun demikian dalam hal strategi yang
didalamnya mencakup metode atau teknik, kurikulum harus fleksibel.
Dalam kurikulum harus terdapat suatu sistem tertentu yang mampu
memberikan alternatif dalam pencapaian tujuannya melalui berbagai metode
atau cara-cara tertentu yag sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu, tempat
dimana kurikulum di terapkan.
c. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas artinya kurikulum itu dikembangkan secara
berkesinambungan. Kesinambungan ini meliputi sinambung antar kelas,
maupun sinambung antar jenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar
proses pendidikan atau belajar siswa bisa maju secara sistematis, pendidikan
pada kelas atau jenjang yang lebih rendah harus menjadi dasar dan
dilanjutkan pada kelas dan jenjang yang ada di atasnya.
Dengan demikian akan terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan
prasyarat awal siswa (prerequisite) untruk mengikuti pendidikan pada kelas
atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi, juga terhindar dari adanya
pengulangan-pengulangan program dan aktivitas belajar yang tidak perlu
(negatively over laping) yang bisa menimbulkan pemborosan waktu, tenaga,
dan dana. Untuk itu, perlu adanya kerjasama diantara para pengembang
kurikulum dari berbagai kelas dan jenjang pendidikan.
d. Prinsip Praktis atau Efisiensi
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan prinsip praktis dan
mudah diterapkan di lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam
praktek pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Oleh karena
itu dalam proses pengembangan kurikulum, para pengembang kurikulum
harus memahami terlebih dahulu situasi dan kondisi tempat dimana
kurikulum itu akan digunakan, meskipun gambaran situasi dan kondisi
situasi tempat itu
tidak detail betul akan tetapi paling tidak gambaran umumnya harus
diketahui. Pengetahuan akan tempat ini akan memandu pengembang
kurikulum untuk mendesain kurikulum yang memenuhi prinsip praktis,
memungkinkan untuk diterapkan.
Salah satu kriterianya praktis itu adalah efisien, tidak mahal. Hal ini
mengingat sumber daya pendidikan, personil, dana, fasilitas, keberadaannya
terbatas. Meskipun harus memenuhi prinsip murah tetapi tidak
diterjemahkan sesuatu yang murahan, akan tetapi merujuk pada pengertian
bahwa kurikulum itu harus dikembangkan secara efisien, tidak boros, sesuai
dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Ini menyiratkan bahwa akan
terdapat keragaman tingkat kemampuan di berbagai daerah dan sekolah
penyelenggara pendidikan yang sifatnya relatif.
e. Prinsip Efektivitas
Prinsip ini merujuk pada pengertian bahwa kurikulum itu selalu
berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum bisa
dikatakan adalah instrumen untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu jenis
dan karakteristik tujuan yang ingin dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan
akan mengarah dalam pemilihan dan penentuan isi, metode dan sistem
evaluasi serta model konsep kurikulum yang akan digunakan. Disamping itu
juga mengarahkan dan memudahkan dalam implementasi kurikulum.
Masih dalam kaitannya dengan prinsip – prinsip umum
pengembangan kurikulum, Oliva (1992:31-45) dalam (Komaruddin dan
Kurniawan 2011:69-70) mengajukan sepuluh prinsip yang disebutnya
Axiom, untuk mewadahi keberagaman karakteristik tipe prinsip
pengembangan kurikulum diatas. Adapun kesepuluh prinsip (axioms)
pengembangan kurikulum yang diajukan oliva yaitu:
Ø Perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan
bahkan diperlukan.
Ø Kurikulum merupakan produk dari masa yang bersangkutan.
Ø Perubahan kurikulum masa lalu sering terdapat secara bersamaan bahkan
tumpang tindih dengan kurikulum yang terjadi masa kini.
Ø Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil sebagai akibat dan jika
ada perubahan pada orang-orang atau masyarakat.
Ø Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerjasama kelompok.
Ø Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses menentukan
pilihan dari sekian alternatif yang ada.
Ø Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah
berakhir.
Ø Pengembangan kurikulum akan berhasil jika dilakukan secara
komprehensif, bukan aktifitas bagian per bagian yang terpisah.
Ø Pengembangan kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan
mengikuti suatu proses yang sistematis.
Ø Pengembangan kurikulum dilakukan berangkat dari kurikulum yang ada.
2. Prinsip Khusus
Sebagaimana telah disebutkan dimuka, bahwa prinsip khusus
berkenaan dengan prinsip yang hanya berlaku ditempat tertentu dan situasi
tertentu. Prinsip khusus ini merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan
dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara khusus
(tujuan, isi, metode dan evaluasi) satu wilayah dengan wilayah lainnya, satu
jenis jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan lainnya
memiliki karakteristik yang berbeda dalam beberapa aspek. Perbedaan ini
tentu bisa mengakibatkan adanya penggunaan prinsip-prinsip yang khas
sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan karakteristik jenis dan
jenjang pendidikan tersebut.
Disamping prinsip-prinsip umum yang dijelaskan dimuka. Prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum khusus lainnya yaitu merujuk pada
prinsip-prinsip pengembangan komponen-komponen kurikulum, yang mana
antara satu komponen dan komponen lainnya memiliki prinsip yang tidak
sama. Dibawah ini akan diuraikan beberapa prinsip pengembangan
kurikulum khusus yang berkaitan dengan pengembangan komponen-
komponen kurikulum merujuk pada tulisan Sukmadinata (2012: 152-154)
antara lain sebagai berikut:
a. Prinsip Yang Berkenaan Dengan Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka
panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (khusus). Perumusan tujuan
pendidikan bersumber pada:
Ø Ketentuan dan kebijakan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam
dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan stategi
pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan.
Ø Survai mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan
mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka.
Ø Survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu,
dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media
massa.
Ø Survai tentang manpower (sumber daya manusia/ tenaga kerja).
. Prinsip Yang Berkenaan Dengan Pemilihan Isi Pendidikan
Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan isi
pendidikan kurikulum, yaitu:
Ø Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam perbuatan hasil
belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil
belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.
Ø Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Ø Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan
sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu kognitif, sikap, dan keterampilan,
diberikan secara simultan dalm urutan situasi belajar
c. Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan kegiatan proses belajar
mengajar:
Ø Apakah metode/teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk
mengajarkan bahan pelajaran?
Ø Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi
sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?
Ø Apakah metode/teknik tersebut dapat memberikan urutan kegiatan yang
bertingkat-tingkat?
Ø Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk
mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor?
Ø Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau
mengaktifkan guru atau kedua-duanya?
Ø Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan
baru?
Ø Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di
sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber belajar yang ada
di rumah dan masyarakat?
Ø Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang
menekankan “learning by doing” disamping “learning by seeing and
knowing”.
d. Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Media Atau Alat Pengajaran
Beberapa prinsip yang dapat dijadikan pegangan untuk memilih dan
mengunakan media dan alat bantu pembelajaran.
Ø Alat/media apa yang diperlukan? Apakah semuanya sudah tersedia? Bila
alat tersebut tidak ada, apakah ada penggantinya?
Ø Kalau ada yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana
membuatnya, siapa yang membuat, pembiayaannya, serta waktu
pembuatannya?
Ø Bagaimana pengorganisasian alat dan bahan pelajaran, apakah dalam
bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?
Ø Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
Ø Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.
e. Prinsip Yang Berkenaan Dengan Penilaian
Penilain merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
Setidaknya ada tiga fase yang harus diperhatikan ketika merencanakan alat
penilaian, menyusun alat penilaian, dan pengelolaan hasil penilaian.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam fase perencanaan penilaian
yaitu:
Ø Bagaimanakah karakteristik kelas, usia, tingkat kemampuan kelompok
yang akan di tes?
Ø Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan tes?
Ø Apakah tes tersebut berbentuk uraian atau pilihan?
Ø Berapa banyak butir tes yang perlu disusun?
Ø Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau murid?
Dalam penyusunan alat penilaian sebaiknya mengikuti langkah-langkah
berikut:
Ø Rumusan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Ø Uraikan ke dalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati.
Ø Hubungkan dengan bahan pelajaran.
Ø Tuliskan bitir-butir tes.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan hasil
penilaian.
Ø Norma penilaian apa yang akan digunakan dalam pengelolaan hasil tes.
Ø Apakah digunakan formula guessing?
Ø Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
Ø Skor standard apa yang akan digunakan?
Ø Untuk apakah hasil tes digunakan?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting
dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan
tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan,
akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang
harus dimiliki setiap siswa. Pengembangan kurikulum pada hakikatnya
adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang
harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya.
Namun demikian, persoalan mengembangkan isi dan bahan pelajaran serta
bagaimana cara belajar siswa bukanlah suatu proses yang sederhana, sebab
menentukan isi atau muatan kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta
tujuan yang ingin dicapai; sedangkan menentukan tujuan erat kaitannya
dengan persoalan sistem nilai dan kebutuhan masyarakat. Macam-macam
landasan pengembangan kurikulum adalah landasan filosofis, landasan
psikologis, landasan organisasi, landasan sosialisasi, landasan ilmu dan
pengetahuan, landasan teori, dan landasan yuridis. Prinsip Prinsip
pengembangan kurikulum adalah prinsip umum dan prinsip khusus. Fungsi
dan peranan pengembagan kurikulum adalah fungsi kurikulum bagi
guru,fungsi kurikulum bagi kepala sekolah,fungsi kurikulum bagi orang tua
anak didik dan fungsi kurikulum bagi sekolah
B. Saran
Demikian makalah ini dalam mata kuliah Kurikulum Pembelajaran yang
diampu oleh IBU Nancy Angelina purba,s.pd,M.pd yang tentunya masih
jauh dari kesempurnaan. Saya sadar bahwa makalah ini merupakan proses
dalam menempuh pembelajaran, untuk itu saya mengharapkan kritik serta
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Harapan
pemakalah semoga makalah ini dapat dijadikan suatu ilmu yang bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA