KURIKULUM MERDEKA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum
Matematika Sekolah
Dosen Pengampu: Dr. Sukiyanto, M.Pd.
Kelompok 4
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul " Landasan
Filosofis Kurikulum Merdeka dan Kerangka Dasar Kurikulum Merdeka” dengan
tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Telaah
Kurikulum Matematika Sekolah. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan mengenai Landasan Filosofis Kurikulum Merdeka dan Kerangka Dasar
Kurikulum Merdeka bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Sukiyanto, M.Pd.
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Telaah Kurikulum Matematika Sekolah.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Pengertian Landasan Filosofi........................................................................3
B. Penerapan Landasan Filosofi Kurikulum Merdeka......................................4
C. Kerangka Dasar dan Kerangka Kurikulum...................................................5
D. Profil Pelajar Pancasila.................................................................................6
E. Struktur Kurikulum dalam Kurikulum Merdeka..........................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan landasan filosofi?
2. Bagaimana penerapan landasan filosofi kurikulum merdeka?
3. Apa yang dimaksud dengan kerangka dasar dan kerangka kurikulum?
4. Apa yang dimaksud dengan profil pelajar pancasila?
5. Apa saja struktur kurikulum dalam kurikulum merdeka?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui landasan filosofi
2. Memahami penerapan landasan kurikulum merdeka
3. Dapat mengetahui kerangka dasar dan kerangka kurikulum
4. Dapat mengetahui profil pelajar pancasila
5. Memahami struktur kurikulum dalam kurikulum merdeka
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi
kurikulum yang dikembangkan.
4
sekolah dan guru untuk merancang program pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga dapat memberikan
manfaat yang lebih besar bagi siswa dan masyarakat secara keseluruhan.
5
e. Penilaian: alat atau metode yang digunakan untuk mengukur kemajuan
dan prestasi belajar siswa.
f. Sumber Belajar: bahan atau media pembelajaran yang digunakan dalam
proses belajar mengajar.
Kerangka kurikulum pendidikan biasanya dikembangkan oleh
pemerintah atau badan-badan pendidikan di suatu negara atau wilayah.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pengajaran yang diberikan sesuai
dengan tujuan pendidikan dan mampu menghasilkan siswa yang memiliki
kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan. Kerangka
kurikulum pendidikan juga berguna sebagai pedoman bagi guru dan institusi
pendidikan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Kerangka dasar dan kerangka kurikulum saling terkait dan saling
memengaruhi dalam konteks pendidikan. Kerangka dasar menetapkan visi
dan misi pendidikan yang harus dicapai, sementara kerangka kurikulum
memperinci bagaimana tujuan-tujuan tersebut dicapai melalui materi
pelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian. Kerangka kurikulum sendiri
dapat dikembangkan berdasarkan kerangka dasar yang telah ditetapkan.
6
Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar memahami ajaran agama dan
kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari.
Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia:
a. Akhlak beragama
Pelajar Indonesia mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati
bahwa inti dari sifat-sifat-Nya adalah kasih dan sayang. Pelajar juga
sadar bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Tuhan yang
mendapatkan amanah sebagai pemimpin di muka Bumi, mempunyai
tanggung jawab untuk mengasihi dan menyayangi dirinya, sesama
manusia dan alam, serta menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Pelajar Indonesia senantiasa menghayati dan
mencerminkan sifat-sifat ilahi tersebut dalam perilakunya di
kehidupan sehari-hari.
b. Akhlak pribadi
Pelajar Indonesia menyadari bahwa menjaga kesejahteraan
dirinya adalah penting dan dilakukan bersamaan dengan menjaga
orang lain dan merawat lingkungan di sekitarnya. Pelajar Indonesia
bersikap jujur, adil, rendah hati, bersikap serta berperilaku dengan
penuh hormat.
c. Akhlak kepada manusia
Akhlak mulia tidak hanya tercermin dari rasa sayangnya pada diri
sendiri akan tetapi juga rasa sayangnya terhadap sesama manusia
lainnya. Ia akan mrngutamakan persamaan dan rasa kemanusiaan di
atas perbedaan serta menghargai perbedaan tersebut dengan orang
lain.
7
d. Akhlak kepada alam
Pelajar Indonesia menyadari bahwa dirinya merupakan salah satu
dari anggota ekosistem yang ada di Bumi. Pelajar juga menyadari
bahwa sebagai manusia, ia memiliki tugas dalam menjaga dan
melestarikan alam.
e. Akhlak bernegara
Pelajar Indonesia memahami dan menunaikan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang baik serta sadar
akan perannya sebagai warga negara.
2. Berkebhinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan
identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan
budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan
kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak
bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci
kebhinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya,
kemampuan komunikasi interkurtural dalam berinteraksi dengan sesama,
dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.
3. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama debgan
sukarela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan
ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi,
kepedulian, dan berbagi.
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang
bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari
mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta
regulasi diri.
8
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses
informasi baik kualittatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan
antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan
menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah
memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan
mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan berproses berpikir,
dan mengambil keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu
yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari
kreatif dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan
karya dan tindakan yang orisinal.
9
Perubahan dari kurikulum sebelumnya dibuat seminimal mungkin,
namun tetap signifikan. Tujuan, arah perubahan, dan rancangannya
dibuat jelas sehingga mudah dipahami oleh sekolah dan pemangku
kepentingan.
Gotong royong
Pengembangan kurikulum dan perangkat ajar adalah hasil
kolaborasi puluhan institusi, diantaranya Kementerian Agama,
universitas, sekolah, dan berbagai lembaga pendidikan lainnya.
Struktur kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Pendidkan Dasar, dan Pendidikan Menengah sebagai berikut.
A. Struktur kurikulum pada PAUD
Struktur kurikulum pada PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)
terdiri atas:
1. Kegiatan pembelajaran intrakulikuler.
Kegiatan pembelajaran intrakulikuler dirancang agar anak
dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam capaian
pembelajaran. Intisari pembelajaran intrakulikuler adalah
bermain yang memiliki makna sebagai perwujudan “Merdeka
Belajar, Merdeka Bermain”. Kegiatan yang dipilih harus
memberiksn pengalaman yang menyenangkan dan bermakna
bagi anak. Kegiatan perlu didukung oleh penggunaan sumber-
sumber belajar yang nyata dan ada di lingkungan sekitar anak.
Sumber belajar yang tidak tersedia secara nyata dapat
dihadirkan dengan dukungan teknologi dan buku bacan untuk
anak-anak.
2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk
memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD). Penguatan
profil pelajar Pancasila di PAUD dilakukan dalam konteks
10
perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila
menggunakan alokasi waktu kegiatan di PAUD.
Alokasi waktu pembelajaran di PAUD usia 4-6 tahun paling
sedikit 900 menit per minggu. Sedangkan untuk PAUD usia 3-4
tahun paling sedikit 360 menit per minggu.
11
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila
dilakukan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu
pelaksanaan. Secara muatan, projek harus mengacu pada
capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta
didik dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan
waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlahkan alokasi jam pelajaran prohek penguatan
profil pelajar Pancasila dari semua mata pelajaran dan
jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak
harus sama.
2) Struktur Kurikulum SMP/MTs
Struktur kurikulum SMP/MTs terdiri atas satu fase yaitu
fase D (untuk kelas VII, VIII, dan IX).
Struktur kurikulum SMP/MTs terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Pembelajaran intrakulikuler; dan
b. Projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan
sekitar 25% total jam pelajaran per tahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila
dilakukan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu
pelaksanaan. Secara muatan, projek harus mengacu pada
capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta
didik dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan
waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlahkan alokasi jam pelajaran prohek penguatan
profil pelajar Pancasila dari semua mata pelajaran dan
jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak
harus sama.
3) Struktur Kurikulum SMA/MA
Struktur kurikulum SMA/MA terdiri atas dua fase, yaitu:
12
a. Fase E untuk kelas X; dan
b. Fase F untuk kelas XI dan XII.
13
Tunagrahita: pengembangan diri
Tunadaksa: pengembangan diri dan gerak
Autis: pengembangan komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku
Struktur kurikulum SLB mengacu pada struktur kurikulum SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA yang disesuaikan untuk peserta didik
berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual. Untuk peserta didik
yang tidak mengalami hambatan intelektual, dapat menggunakan
kurikulum reguler yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik.
Penyesuaian struktur kurikulum di SLB antara lain:
Jam mata pelajaran paling besar adalah Seni dan Prakarya (untuk
SDLB) dan Keterampilan (untuk SMPLB dan SMALB).
Mata pelajaran Bahasa Inggris bersifat pilihan.
Mata pelajaran Seni di SMPLB dan SMALB pada kelompok mata
pelajaran umum berfungsi sebagai sarana apresiasi dan terapi.
Namun, mata pelajaran Seni pada kelompok keterampilan
berfungsi sebagai pembekalan untuk profesi.
14
Pembedanya adalah jumlah jam pelajaran tertentu, adanya mata
pelajaran keterampilan yang dapat dipilih sesuai bakat dan minat,
serta adanya program kebutuhan khusus.
3) Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB)
Struktur kurikulum SMALB sama dengan SMA umum.
Satu jam pelajaran di SMALB adalah 45 menit.
Pembedanya adalah jumlah jam pelajaran tertentu, adanya mata
pelajaran keterampilan yang dapat dipilih sesuai bakat dan minat,
dan kesediaan program.
3. SMK/MAK
Perubahan kurikulum SMK/MAK diawali dengan penataan ulang
Spektrum Keahlian SMK/MAK. Spektrum Keahlian adalah daftar bidang
dan program keahlian SMK yang disusun berdasarkan kebutuhan dunia
kerja yang meliputi: dunia usaha, dunia industri, badan usaha milik
negara/badan usaha milik daerah, instansi pemerintah atau lembaga lain
serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
Spektrum Keahlian SMK/MAK merupakan acuan penyusunan struktur
kurikulum serta pembukaan dan penyelenggaraan bidang dan program
keahlian pada SMK.
Setiap program keahlian terdiri atas minimum satu konsentrasi
keahlian. Konsentrasi keahlian diselenggarakan dalam program tiga
tahun atau empat tahun diatur lebih lanjut dalam keputusan pemimpin
unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan.
Struktur kurikulum SMK/MAK terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Pembelajaran intrakulikuler; dan
b. Projek penguatan profil pelajar pancasila yang dialokasikan sekitar
30% total jam pelajaran per tahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan
secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara
muatan, projek harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila
sesuai dengan fase peserta didik dan tidak harus dikaitkan dengan
15
capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan
waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlahkan alokasi jam pelajaran prohek penguatan profil pelajar
Pancasila dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu
pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.
4. Program Pendidikan Kesetaraan (Program Paket A, Program Paket
B, dan Program Paket C)
Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan terdiri dari mata pelajaran
kelompok umum, pemberdayaan dan keterampilan berbasis profil pelajar
Pancasila. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun
mengacu pada standar nasional pendidikan dan sesua dengan jenjang
pendidikan formal dan merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan
untuk semua peserta didik.
Muatan belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam
Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi
yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program
pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/atau
kegiatan mandiri.
Satu SKK adalag satu satuan kompetensinyang dicapai melalui
pembelajaran satu jam tatap muka atau dua jam tutorial atau tiga jam
mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu ja tatap
muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan
35 menit untuk Program Paket A, 40 menit untuk Program Paket B, dan
45 menit untuk Program Paket C.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang sudah dijabarkan tentang landasan
filosofis kurikulum merdeka maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum
merdeka secara filosofis paling tidak berlandaskan pada beberapa aliran
filsafat, yaitu: Progresivisme, Konstruktivisme, Humanisme, Holisme,
Kontekstual, dan Inklusif. Humanisme merupakan kebebasan pilihan personal
dalam mengaktualisasikan diri mengembangkan potensi, berfungsi dan
bermakna bagi lingkungannya. Konstruktivisme adalah kemerdekaan dalam
menggali dan mengkontruksi pengetahuan dan keterampilan siswa.
Sedangkan, progresivisme menekankan kemerdekaan guru untuk
mengeksplorasi dan mengoptimalkan potensi siswa. Implikasi dari filosofi
tersebut dalam suatu sekolah akan berpengaruh pada kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar
bagi siswa dan masyarakat secara keseluruhan.
Selanjutnya kerangka dasar kurikulum merdeka yaitu tujuan pendidikan
nasional yang sudah terintegrasi dengan Profil Pelajar Pancasila dari sini
diturunkan standar kopetensi lulusan kemudian dijabarkan ke dalam standar
isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan.
B. Saran
Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, pemerintah harus
memlakukan pendampingan pada sekolah dengan memberikan pelatihan bagi
guru. Hal tersebut dikarenakan untuk mencapai suatu Pendidikan yang
berkualitas maka diperlukan kurikulum yang komprehensif dan kegiatan
belajar yang teratur. Sedangkan aspek-aspek tersebut berada dibawah arahan
oleh guru atau tenaga pendidik.
13
DAFTAR PUSTAKA