Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

“PROFESIONALISASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN”

Dosen Pengampu:

Dra.Eldarni, M.Pd

Oleh Kelompok 4:

Sausan Sadza Nabillah (19004027)

Tasya Eliandi Putri (19004084)

Sri Mayang Sari (19004029)

Sonia Maifa (19004119)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah penulis akhirnya mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas akhir dari mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah dengan judul “Profesi Teknologi
Pendidikan” ini dengan tepat pada waktunya.

Tidak lupa saya menyampaikan rasa terimakasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan dalam proses pembuatan makalah ini.
Rasa terimakasih juga saya ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
konstribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa
terselesaikan.

Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Lubuk Basung, 10 September 2021

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 4

A. Latar Belakang .................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
C. Tujuan ................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 6

A. Teknologi Pendidikan ......................................................................................... 6


B. Profesi Teknologi Pendidikan ............................................................................. 6
C. Syarat-syarat Profesi Teknologi Pendidikan ....................................................... 7
D. Tugas Pokok Teknologi Pendidikan ................................................................... 7
E. Tanggungjawab Profesi Teknologi Pendidikan .................................................. 10
F. Organisasi Teknologi Pendidikan ....................................................................... 12
G. AD&ART profesi TP .......................................................................................... 12
H. Kode Etik Profesi Teknologi Pendidikan ........................................................... 21
I. Sertifikasi dan Pelatihan TP ................................................................................ 23

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 29

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 29
B. Saran .............................................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 30

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Melalui pendidikan diharapkan akan tercapai cita-cita mencerdaskan kehidupan
bangsa seperti yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Kehidupan
bangsa yang cerdas merupakan cita-cita luhur Bangsa Indonesia. Untuk tercapainya cita-cita
itu makatujuan pendidikan nasional dirumuskan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demoktratis
serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003). Cita-cita atau tujuan pendidikan tersebut
mempunyai fungsi memberikan arah kepada semua kegiatan pendidikan dan merupakan
suatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan (Titarahardja dan La Sulo,
2005:37). Dengan demikian untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan
diperlukan suatu usaha yang disebut belajar dan membelajarkan.
Untuk mengatasi masalah belajar diperlukan suatu cara atau teknik yang sekarang ini
dikenal dengan istilah teknologi pendidikan atau teknologi pembelajaran. Sebuah organisasi
yang bergerak dalam bidang pendidikan, Association for Educational Communications
Tacnology (AECT) pada tahun 1994 seperti dikutip Prawiradilaga (1999:11) memberikan
definisi teknologi pendidikan atau teknologi pembelajaran sebagai berikut: “Teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan serta
penilaian proses dan sumber untuk belajar”.
Sebetulnya definisi tersebut awalnya bukan seperti itu, teknologi pendidikan hanya
sebatas audio visual saja (tahun 1963) namun konsep tersebut berkembangan menuju
kesempurnaan seperti di atas. Semula teknologi pendidikan hanya sebatas alat namun
berkembang ke sistem yang lebih luas. Dari praktek menuju teori dan praktek dan dari
produk menuju ke proses dan produk dan dalam perjalanannya teknologi pendidikan menjadi
sebuah bidang ilmu dan profesi (Sudrajat, 2007:3).
Banyak pertanyaan yang muncul sekitar profesi teknologi pendidikan. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut dapat berupa pertanyaan mengenai pengertiannya, tugas pokoknya,
kompetensinya, organisasinya, dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul sebagai
reaksi adanya suatu bidang kajian keilmuan yang dianggap baru oleh masyarakat awam.
Bahkan bukan masyarakat umum yang awam saja melainkan mahasiswa yang menempuh
4
Program Sudi Teknologi Pendidikan pun mempertanyakannya seperti dikemukakan oleh
Chaeruman (2008). Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan cerminan adanya masalah
seputar profesi teknologi pendidikan. Untuk itu perlu adanya bahasan mengenai teknologi
pendidikan secara tuntas, sehingga akan berguna bagi penulis sendiri ataupun orang lain yang
membacanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Teknologi Pendidikan?
2. Apa itu Profesi Teknologi Pendidikan?
3. Apa saja Syarat-syarat Profesi Teknologi Pendidikan?
4. Apa saja Tugas Pokok Teknologi Pendidikan?
5. Apa saja Tanggungjawab Profesi Teknologi Pendidikan?
6. Apa saja Organisasi Teknologi Pendidikan?
7. Apa itu AD&ART profesi TP?
8. Bagaimana Kode Etik Profesi Teknologi Pendidikan?
9. Bagaimana sertifikasi dan pelatihan TP?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentanng profesi TP, syarat-syarat profesi TP,
Tanggung jawab profesi TP, Organisasi profesi TP, dan Kode etik profesi, AD&ART profesi
TP, sertifikasi dan pelatihan TP.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Teknologi Pendidikan


Istilah teknologi berasal dari bahasa yunani “technologis”. Kata “ Technie” itu sendiri
mengandung arti seni, keahlian dan sains. Sedangkan “logos” adalah ilmu. Gaibraith
mengartikan teknologi sebagai penerapan yang sistematik dari pengetahuan ilmiah dan
terorganisasikan pada hal-hal praktis. Dalam arti sempit teknologi pendidikan adalah media
pendidikan yakni teknologi yang digunakan sebagai alat bantu dalam pendidikan supaya
lebih efektif, efisien dan berhasil guna.
Sedangkan menurut AECT (Association for Educational Communication Technology)
teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terpadu dengan melibatkan,
peralatan, ide,prosedur, orng dan organisasi untuk menganalisis permasalahan, menemukan
problem solving, melakukan evaluasi serta mengelola pemecahan masalah yang berkaitan
dengan semua aspek belajar manusia.

B. Profesi Teknologi Pendidikan


Miarso (2004:96) mengartikan profesi teknologi pendidikan sebagai tenaga ahli dan atau
mahir dalam membelajarkan peserta didik dengan memadukan secara sistematik komponen
sarana belajar meliputi orang, isi ajaran, media atau bahan ajaran, peralatan, teknik dan
lingkungan. Dalam AECT juga sudah dirumuskan bahwa teknologi pendidikan adalah teori
dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian proses
dan sumber untuk belajar.
Dari kedua defenisi itu maka pengertian profesi teknologi pendidikan adalah tenaga ahli
yang melakukan teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan,
mengelola serta menilai proses dan sumber untuk membelajarkan peserta didik.
Teknologi pendidkan hanya mungkin dikebangkan dan dimanfaatkan dengan baik
bilamana ada tenaga yang menanganinya. Tenaga profesi teknologi pendidikan mempun yai
tanggung jawab kepada peserta didik perorangan, kepada masyarakat, kepada rekan seprofesi
dan profesi lain yang berkaitan, serta kepada profesinya sendiri dalam melaksanakan
tugasnya.
Sekarang ini profesi teknologi pendidikan telah mengabdikan dirinya sebagai pengelola,
perencana, pengembang, pembuat, penilai dan pengguna sistem dan komponen pembelajaran
di departemen/lembaga Negara, Angkatan bersenjata, perguruan tinggi, Lembaga Diklat,
6
Lembaga Media (seperti TVRI,RRI, TPI, RCTI, SCTV, dan production houses), satuan
pendidikan luar sekolah, berwirausaha dalam pelatihan, serta berwiraswasta dalam produksi
media dan sarana pendidikan.

C. Syarat-syarat Profesi TP
1. Pendidikan dan pelatihan yang memadai.
2. Adanya komitmen terhadap tugas profesionalnya
3. Adanya usaha senantiasa mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan
tuntutan zaman.
4. Adanya standar etik yang harus dipatuhi
5. Adanya lapangan pengabdian yang khas.

D. Tugas Pokok Profesi TP


Chaeruman (2008:2) mengatakan bahwa seorang sarjana teknologi pendidikan dapat
menjadi profesi:
1. Perancang proses dan sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaannya seperti
merancang sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan
karakteristik pebelajaR
2. Pengembang proses dan sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaannya seperti
mengembangkan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan
komputer, dan sebagainya
3. Pemanfaat atau pengguna proses dan sumber belajar dengan ruang lingkuperjaannya
seperti memanfaatkan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi
dan institusionaliasasi model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan
regulasi pendidikan.
4. Pengelola proses dan sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaaannya seperti
mengelola proyek, mengelola aneka sumber belajar, mengelola sistem penyampaian,
dan mengelola sistem informasi pendidikan
5. Pengevaluasi (evaluator) atau peneliti proses dan sumber belajar dengan ruang
lingkup pekerjaannya seperti melakukan analisis masalah, mengukur acuan patokan,
evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan meneliti kawasan pendidikan.

Pendapat lain yang hampir sama dengan di atas disampaikan oleh Kusuma (2008:5)
bahwa tugas pokok ahli teknologi pendidikan adalah sebagai berikut
7
.
1. Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan, terutama untuk mengatasi
masalah belajar di mana saja.
2. Merancang program dan sistem instruksional.
3. Memproduksi media pendidikan.
4. Memilih dan memanfaatkan media pembelajaran.
5. Memilih dan menafaatkan sumber belajar.
6. Mengelola kegiatan belajar dan instruksional yang kreatif
7. Memperhatikan perkembangan teknologi dan dampaknya dalam pendidikan.
8. Mengelola organisasi dan personel yang melaksanakan kegiatan pengembangan dan
pemanfaatan teknologi pendidikan.
9. Merencanakan, melaksanakan dan menafsirkan penelitian dalam bidangnya dan dalam
bidang lain yang berkaitan dengan teknologi pendidikan.
10. Penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang teknologi pembelajaran..

Selain itu tugas profesi teknologi pendidikan dikemukakan oleh Miarso (2004:70). Miarso
menyebutnya sebagai tugas pokok teknologi pembelajaran atau perekayasa pembelajaran
dengan tugasnya sebagai berikut :
1. pengembangan bidang kajian dan kawasan teknologi/rekayasa pembelajaran
2. perancangan dan pengembangan proses, sumber dan sistem pembelajaran
3. produksi bahan belajar
4. penyediaan sarana dan prasarana belajar
5. pemilihan dan penilaian sistem dan komponen sistem pembelajaran
6. pemanfaatan proses dan sumber belajar
7. penyebaran konsep dan temuan teknologi pendidikan
8. pengelolaan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan sumber belajar
9. perumusan bahan kebijakan teknologi/ rekayasa pembelajaran.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik suatu rumusan tugas pokok profesi
teknologi pendidikan seperti berikut ini.

1. Perancang (desainer): tugas ini meliputi mendesain sistem pembelajaran, desain


pesan, stratedi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar. Desain sistem pembelajaran
adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan,
8
perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Desain
pesan adalah perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan. Strategi
pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar
atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Karakteristik pebelajar adalah segi-
segi latar belakang pengalaman pebelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas
proses belajarnya (Seels dan Richey, 1994:30).
2. Pengembang (developer): tugas ini meliputi produksi dan penyampaian teknologi
cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan teknologi
terpadu. Contoh teknologi cetak adalah buku-buku, bahan-bahan visual yang statis
atau fotografis. Teknologi cetak ini ada dua jenis yaitu teks verbal dan bahan visual.
Teknologi audio visual adalah teknologi yang berkaitan dengan mekanik dan elektrik.
Audio visual adalah gabungan dari audio (dengar) dan visual (lihat). Ada
kemungkinan alat tersebut hanya audio saja dan ada pula kemungkinan audio visual.
Sedanmgkan visual saja termasuk ke dalam teknologi cetak. Teknologi berbasis
komputer adalah teknologi yang memanfaatkan komputer baik perangkat lunak
maupun perangkat keras. Perangkat lunak berpa program-program komputer yang
dapat menampilkan tayangan-tayangan pembelajaran. Sedangkan perangkat keras
dapat berupa layar monitor, CPU, LCD. In focus, dan sebagainya. Dalam
perkembangannya komputer merupakan alat untuk menampilkan internet, e-mail, dan
sebagainya. Teknologi terpadu adalah paduan beberapa jenis media yang dikendalikan
oleh komputer. Sebagai contohnya adalah video, filem, telekomprens, dan sebagainya
( Seels dan Richey, 1994:30).
3. Pemanfaat/Pengguna (User): tugas ini meliputi pemanfaatan media,difusi inovasi,
implementasi dan pelembagaan, dan kebijakan/regulasi. Pemanfaatan media
merupakan penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Difusi inovasi
adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk
diadopsi.Implementasi adalah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam
keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan), sedangkan pelembagaan adalah
penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur
atau budaya organisasi ( Seels dan Richey, 1994:30).
4. Pengelola (Manager), tugas ini meliputi pengelola proyek, pengelola sumber,
pengelola sistem penyampaian, dan pengelola informasi. Pengelola proyek meliputi
merencanakan, memonitor dan pengendalikan proyek desain dan pengembangan.
Pengelola sumber meliputi merencanakan, memantau, dan mengendalikan pendukung
9
dan pelayanan sumber. Pengelola sistem penyampaian merupakankegiatan
merencanakan, memantau, dan mengendalikan ”cara bagaimana distribusi bahan
pembelajaran diorganisasikan”. Sedangkan pengelola informasi adalah merencanakan,
memantau dan mengendalikan cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau
pemprosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar (
Seels dan Richey, 1994:30).
5. Penilai (Evaluator), tugas ini meliputi menganalisis masalah, mengukur yang
beracuan patokan, menilai secara formatif dan sumatif. Analisis masalah merupakan
kegiatan penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi
pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan. Pengukuran acuan patokan
adalah teknik-teknik untuk menentukan kemampuan pebelajar menguasai materi yang
telah ditentukan sebelumnya. Penilaian formatif adalah pengumpulan informasi
tentang kecukupan dan penggunaan informasi sebagai dasar pengembangan
selanjutnya. Sedangkan penilaian sumatif berkaitan dengan pengum[pulan informasi
tentang kecukupan untyuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan ( Seels dan
Richey, 1994:30).
6. Peneliti (Researcher), tugas ini meliputi kegiatan penelitian yang berkaitan dengan
teknologi pendidikan. Kegiatan penelitian ini mencakup penelitian dalam kawasan
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian.

E. Tanggung jawab profesi TP

1. Tanggung Jawab Kepada Perorangan


Para anggota memenuhi tanggung jawabnya kepada perorangan dengan ketentuan:
a) Menjaga kerahasiaan informasi pribadi peserta didik dalam melaksanakan
tugasnya
b) Menjamin agar setiap pribadi peserta didik memperoleh kesempatan yang
sama dalam pembelajaran.

2. Tanggung Jawab Kepada Masyarakat


Para anggota melaksanakan tanggung jawabnya kepada masyarakat dengan ketentuan:
a) Mengamalkan profesinya secara jujur & wajar untuk kepentingan sesama,
masyarakat, bangsa & negara.
b) Secara jujur mewakili lembaga tempatnya berkarya dan/ atau organisasi
daripada kepentingan pribadi.
10
c) Menyatakan secara jujur & objektif fakta yang berhubungan dengan masalah
pendidikan & teknologi kepada mayarakat langsung maupun tidak langsung.
d) Tidak menyalah gunakan kedudukannya dalam organisasi untuk kepentingan
pribadi.
e) Tidak menerima hadiah/ keuntungan yang dapat mempengaruhi pertimbangan
profesionalnya, dan tidak menjanjikan kemudahan, pelayanan khusus atau
sesuatu yang bernilai untuk memperoleh kepentingan pribadi.
3. Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi
Para anggota melaksanakan tanggung jawabnya kepada rekan seprofesi dengan
ketentuan:
a) Saling memelihara hubungan antar anggota seprofesi.
b) Saling menghargai & menghormati hak, martabat & pendapat rekan seprofesi.
c) Saling membantu usaha peningkatan keahlian rekan seprofesi.
d) Saling mengingatkan & menasehati dengan penuh kebijaksanaan, demi
kebenaran, kepentingan kepribadian, profesi dan masyarakat.
e) Saling menghargai dan bekerjasama dengan rekan berprofesi lain untuk
kepentingan umum

4. Tanggung Jawab Kepada Organisasi dan Profesi


Para anggota melaksanakan tanggung jawabnya kepada organisasi dan profesi dengan
ketentuan :
a) Menjadikan ikatan profesi teknologi pendidikan sebagai forum komunikasi
dan kerjasama untuk meningkatkan kemampuan pengabdiannya.
b) Wajib memberikan sumbangan tenaga, pikiran, waktu dan dana untuk
kepentingan pengembangan organisasi dan profesi.
c) Menghindarkan diri dari sikap, perbuatan dan ucapan yang merugikan
organisasi dan profesi.
d) Melakukan tindak profesinya menurut jalur dan ketentuan waktu yang berlaku.
e) Melimpahkan tugas profesi hanya kepada orang-orang yang memenuhi syarat,
kompetensi professional, yaitu orang yang terdidik, terlatih, dan trampil yang
menunjukkan kemampuan untuk melaksanakan tugas teknologi pendidikan.
f) Bersedia memberikan pertimbangan profesi bilamana diminta oleh lembaga
tempatnya berkarya, atau oleh organisasi lain.

11
g) Berusaha mengembangkan citra profesi teknologi pendidikan dengan
berpartisipasi aktif dan kreatif dalam kegiatan di bidang teknologi pendidikan
dan yang berkaitan dengannya.
h) Selalu berusaha mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
profesionalnya dalam bidang teknologi pendidikan.

F. Organisasi Profesi TP

Di indonesia tenaga profesi teknologi pendidikan terhimpun dalam wadah ikatan profesi
teknologi pendidikan (IPTPI). Yang didirikan pada tanggal 27 september 1987. Dasar
pertimbangan pendirian organisasi profesi adalah karena makin kompleksnya usaha
pendidikan, sumber daya manusia sehingga dirasa perlu adanya forum profesi untuk saling
bertukar pengalaman, peningkatan kemampuan dan untuk menjaga keselarasan antara
perkembangan IPTEK dengan kondisi lingkungan dankebutuhan belajar.
IPTPI mempunyai misi memimpin, memberikan keteladan dan kepemimpinan dalam
pengembangkan dan peningkatan profesionalitas para anggotanya, agar mereka mampu untuk
memberdayakan peserta didik/warga belajar, sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi belajar, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta kondisi dan
lingkungan, sehingga peserta didik/warga belajar tersebut mampu menguasai kompetensi
yang diperlukan, serta meningkatkan kinerja dan produktivitasnya.dengan tujuan
menghimpun sumber daya untuk menyumbangkn tenaga dan pikiran bagi pengembangan
teknologi pendidikan sebagai suatu teori, bidang dan profesi di tanah air, bagi pemberdayaan
peserta didik/warga belajar serta pemanfaatannya bagi kemajuan bangsa Indonesia.

G. AD&ART profesi TP
1. AD
ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

BAB I
IDENTITAS ORGANISASI

Pasal 1
Nama Organisasi
Organisasi ini bernama Asosiasi Program Studi Teknologi Pendidikan
Indonesia dengan singkatan APS-TPI.

12
Pasal 2
Bentuk Organisasi
Organisasi ini berbentuk asosiasi yang beranggotakan penyelenggara Program Studi
Teknologi Pendidikan/Pembelajaran di Indonesia, baik perguruan tinggi negeri maupun
perguruan tinggi swasta.

Pasal 3
Waktu Pendirian
APS-TPI didirikan di Gorontalo pada tanggal 9 September 2015.

Pasal 4
Kedudukan
APS-TPI berkedudukan untuk pertama kali di Bandung - Jawa Barat - Indonesia. Selanjutnya
tempat kedudukan ditentukan melalui rapat umum anggota.

Pasal 5
Lambang Organisasi
Lambang organisasi berupa tulisan APS-TPI.

BAB II
LANDASAN

Pasal 6
APS-TPI berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk mewujudkan Tri
Dharma Perguruan Tinggi.

BAB III
SIFAT, AZAS, TUJUAN DAN PERAN

Pasal 7
Sifat
APS-TPI berorientasi pada kebutuhan anggota dan masyarakat dalam mewujudkan sistem
penyelenggaraan Program Studi Teknologi Pendidikan/ Pembelajaran berstandar nasional dan
internasional, menjamin terselenggaranya perkembangan keilmuan, kualitas sumberdaya dan
kegiatan riset pada semua penyelenggara pendidikan keilmuan teknologi
pendidikan/pembelajaran, menjalin kerjasama setara dengan institusi pendidikan dalam
keilmuan teknologi pendidikan di negara lain serta mengendalikan pertumbuhan dan
kualitas pendidikan tinggi keilmuan teknologi pendidikan/pembelajaran di Indonesia.

Pasal 8
Azas
APS-TPI berazaskan kaidah dan nilai-nilai yang terkandung dalam penyelenggaraan
Program Studi Teknologi Pendidikan/Pembelajaran Indonesia serta nilai profesi teknolog
pendidikan/ pembelajaran.

13
Pasal 9
Tujuan
APS-TPI bertujuan memberdayakan setiap institusi pendidikan tinggi teknologi
pendidikan/ pembelajaran menjadi penyelenggara pendidikan yang menghasilkan lulusan
dalam bidang teknologi pendididikan/ pembelajaran yang berkualitas, bermartabat dan
bermanfaat bagi masyarakat melalui konstribusi individu, maupun kelompok dalam
pengembangan keilmuan teknologi pendidikan/ pembelajaran untuk kepentingan masyarakat.

Pasal 10
Peran
APS-TPI berperan sebagai:
(1) Mitra pemerintah, organisasi profesi ahli teknologi pendidikan/pembelajaran serta
lembaga lain dalam penyelenggaraan Program Studi Teknologi Pendidikan.
(2) Organisasi advokasi dan pengembangan para penyelenggara Program Studi
Teknologi Pendidikan/Pembelajaran di Indonesia.
(3) Penelaah kebijakan yang berlaku bagi pendidikan tinggi keilmuan teknologi
pendidikan/ pembelajaran.
(4) Inisiator kerjasama dengan lembaga penyelenggara teknologi
pendidikan/pembelajaran di dalam dan luar negeri.
(5) Pemrakarsa berbagai aspek dalam sistem penyelenggaraan Program Studi
Teknologi Pendidikan/ Pembelajaran di Indonesia.

BAB IV
KEGIATAN

Pasal 11
(1) Menyelenggarakan sistem dan mekanisme informasi tentang
penyelenggaraan dan kegiatan di bidang teknologi pendidikan/ pembelajaran di
Indonesia.
(2) Melakukan pembinaan dan pengembangan pada setiap institusi penyelenggara
program studi teknologi pendidikan/ pembelajaran secara berkala, baik yang berupa
pembinaan SDM, teknis maupun pembentukan karakter.
(3) Menelaah berbagai kebijakan dan peraturan tentang teknologi
pendididkan/ pembelajaran dan peraturan / kebijakan terkait.
(4) Menginisiasi kerjasama setara dengan lembaga penyelenggara program studi
teknologi pendidikan/ pembelajaran pada tingkat nasional, regional dan internasional.
(5) Memperjuangkan dan mempertahankan kepentingan sistem pendidikan untuk
mencapai standar pendidikan keilmuan teknologi pendidikan/ pembelajaran.
(6) Membantu pemerintah dalam pengembangan program – program yang terkait dengan
teknologi pendidikan/ pembelajaran.
(7) Berupaya untuk meningkatkan harkat, martabat serta citra penyelenggara program
studi teknologi pendidikan/ pembelajaran.
(8) Memberikan saran dan rekomendasi kepada pemerintah tentang program studi
teknologi pendidikan/ pembelajaran.

14
BAB V
KEANGGOTAAN

Pasal 12
Syarat Keanggotaan
Anggota APS-TPI adalah setiap institusi penyelenggara Program Studi Teknologi
Pendidikan/ Pembelajaran yang menyelenggarakan pendidikan secara resmi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dinyatakan menjadi anggota melalui tata
cara penerimaan anggota.

BAB VI ORGANISASI

Pasal 13
Kedaulatan
Kedaulatan berada pada Rapat Umum Anggota (RUA) yang penyelenggaraannya diatur pada
Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 14
Struktur Organisasi

(1) Pelindung Pelindung adalah lembaga yang menaungi organisasi baik secara
substansi akademik dan kebijakan.
(2) Penasehat Penasehat adalah perseorangan yang dianggap memiliki kemampuan,
pengalaman, dan kepedulian terhadap organisasi.
(3) Dewan Pakar Dewan pakar adalah perseorangan yang dianggap memiliki kompetensi
di bidang keilmuan Teknologi Pendidikan/Pembelajaran.
(4) Pengurus APS-TPI terdiri atas:
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Koordinator Jenjang (S-1, S-2, S-3)
h. Koordinator Bidang i. Sekretariat
(5) Anggota APS-TPI terdiri atas:
a. Anggota Institusi (Program Studi Teknologi Pendidikan/Pembelajaran dari
berbagai jenjang), yang ditandai oleh kepemilikan sertifikat keanggotaan.
b. Anggota Individual/ Perseorangan yang ditandai dengan kartu keanggotaan.

Pasal 15

Bidang Kerja APS-TPI memiliki bidang kerja sebagai berikut.


(1) Organisasi Kelembagaan
(2) Kurikulum
(3) Pengembangan dan Penelitian

15
(4) Publikasi Ilmiah
(5) Penjaminan Mutu
(6) Kerjasama
(7) Advokasi dan Kebijakan

BAB VII
KEUANGAN ORGANISASI

Pasal 16
Sumber keuangan untuk menyelenggarakan kegiatan APS-TPI berasal dari sumber berikut.
(1) Iuran keanggotaan tahunan
(2) Sumber lain yang sah, halal dan tidak mengikat

BAB VIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN

Pasal 17
Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilaksanakan oleh Rapat Umum Anggota (RUA),
khususnya Anggota Institusi.

Pasal 18
Pembubaran
Pembubaran APS-TPI hanya dapat dilakukan oleh Rapat Umum Anggota (RUA) yang
dilaksanakan secara khusus berdasarkan usulan lebih dari setengah jumlah Anggota
Institusi APS-TPI.

BAB IX
PENGESAHAN DAN ATURAN TAMBAHAN

Pasal 1
Pengesahan
Pengesahan Anggaran Dasar APS-TPI ditetapkan pada Rapat Umum Anggota (RUA).

Pasal 20
Aturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur dan dijelaskan lebih rinci dalam Anggaran Dasar ini akan dimuat
dalam Anggaran Rumah Tangga atau peraturan/ketentuan lain sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar ini.

BAB X
PENUTUP
Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan oleh Rapat Umum Anggota APS

16
2. ART
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ASOSIASI PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

BAB I
NAMA DAN ATRIBUT

Pasal 1
Nama dan Singkatan Nama
Asosiasi Program Studi Teknologi Pendidikan Indonesia atau disingkat dengan APSTPI
dengan maksud untuk memudahkan penyebutannya dan tidak mengurangi makna yang
terkandung didalamnya.

Pasal 2
Atribut
Artibut APS-TPI terdiri atas:
(1) Lambang
(2) Bendera
(3) Cap/Stempel

Pasal 3
Lambang
Lambang APS-TPI berbentuk dua elips berwarna biru dan bola berwarna orange,
bertuliskan APS-TPI berwarna hitam.

Makna filosofis yang terkandung di dalamnya adalah:


(1) Dua elips berwarna biru menandakan dinamisasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
(2) Bola berwarna orange menandakan kebulatan tekad, taat azas, dan memiliki
pandangan yang lebih luas terhadap perkembangan ilmu.
(3) Tulisan APS-TPI yang berwarna hitam menandakan kematangan ilmu, ketegasan,
ketangguhan, dan kekukuhan dalam memegang teguh prinsip disiplin ilmu Teknologi
Pendidikan/Pembelajaran.

Pasal 4
Bendera
(1) Bendera APS-TPI berbentuk persegi panjang.
(2) Warna dasar putih dengan lambang terletak di tengah
(3) Ukuran bendera panjang 150 cm dan lebar 100 cm.
(4) Contoh panji terlampir dalam ART

17
Pasal 5
Cap/Stempel
(1) Cap/ Stempel APS-TPI terdiri atas:
(2) Berbentuk elips.
(3) Berwarna sesuai lambang (hitam, biru, dan orange).
(4) Ukuran 2,5 cm.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 6
Badan Hukum
Organisasi profesi ini berbadan hukum dan bergerak di bidang Teknologi Pendidikan/
Pembelajaran.

Pasal 7
Kewajiban Anggota
Mentaati dan menjalankan AD/ART, peraturan, dan keputusan organisasi. (2) Menjaga,
memelihara, dan menjunjung tinggi nama baik organisasi.

Pasal 8
Hak Anggota
(1) Hak Anggota Institusi adalah:
a. Mengajukan usul, saran atau pendapat
b. Memilih dan dipilih (hak bicara dan hak suara)
c. Memperoleh bantuan dan mendapat pembinaan dalam rangka
meningkatkan penyelenggaraan Program Studi Teknologi Pendidikan/
Pembelajaran.
(2) Hak Anggota Individu adalah:
a. Mengajukan usul, saran atau pendapat.
b. Memilih (hak bicara)
c. Memperoleh bantuan dan mendapat pembinaan dalam rangka
meningkatkan kompetensi diri terkait keilmuan Program Studi Teknologi
Pendidikan/ Pembelajaran.

Pasal 9
Sanksi
Setiap Anggota dapat dikenakan sanksi berupa: peringatan atau teguran dan atau dikeluarkan
sebagai anggota apabila melakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Tidak mentaati AD/ART organisasi.
b. Mencemarkan nama baik organisasi.
c. Menyalahgunakan wewenang.

18
Pasal 10
Berakhirnya keanggotaan
Keanggotaan APS-TPI akan berakhir karena:
a. Atas permintaan sendiri.
b. Diberhentikan sebagai anggota.
c. Tidak membayar iuran keanggotaan dalam jangka waktu
yang ditetapkan.
d. Pembubaran organisasi.

BAB III
KEPENGURUSAN

Pasal 11
Pengurus
(1) Pengurus terdiri atas:
a. Ketua
b. Wakil Ketua c. Sekretaris
c. Wakil Sekretaris e. Bendahara
d. Wakil Bendahara
e. Koordinator Jenjang (S-1, S-2, S-3)
f. Koordinator Bidang i. Sekretariat
(2) Masa jabatan Ketua adalah tiga tahun dan dapat dipilih kembali untuk masa jabatan
berikutnya.
(3) Pengurus ditentukan dan dilantik oleh Ketua terpilih paling lama satu bulan sejak
penetapan hasil pemilihan.
(4) Pengurus dinyatakan berhenti apabila : mengundurkan diri, atau meninggal dunia
atau diberhentikan karena melakukan kegiatan atas nama organisasi yang
bertentangan dengan AD dan ART APS-TPI.

Pasal 12
Tugas dan Wewenang
(1) Pengurus mempunyai tugas sebagai berikut.
a. Mewakili organisasi
b. Menjabarkan ketetapan dan keputusan hasil Rapat Umum Angggota (RUA).
c. Melaksanakan keputusan hasil Rapat Umum Angggota (RUA).
d. Menyusun rencana kegiatan dan rencana anggaran belanja.
e. Melaksanakan kegiatan dan anggaran belanja.
f. Melaporkan berbagai kegiatan dan anggaran yang telah digunakan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Pengurus mempunyai
wewenang sebagai berikut.
a. Membentuk kelengkapan pengurus.
b. Mengangkat dan memberhentikan personalia yang bekerja pada organisasi.
c. Menyusun peraturan untuk melaksanakan tugas dan kewenangan pengurus.

19
d. Melaksanakan kerja sama dengan lembaga, organisasi, dan perorangan yang
sesuai dengan bidang Teknologi Pendidikan/ Pembelajaran.
e. Melaksanakan kegiatan organisasi dengan penuh tanggung jawab.

Pasal 13
Hak dan Tanggung Jawab
(1) Hak pengurus adalah:
a. Berhak mendapatkan penghargaan atas prestasi yang dicapai.
b. Memperoleh pembelaan hukum atas perkara yang terkait dengan kegiatan
organisasi.
(2) Setiap pengurus bertanggung jawab penuh secara pribadi atas pekerjaannya
sebagai pengurus organisasi.

Pasal 14
Sanksi
Setiap pengurus dapat dikenakan sanksi berupa: peringatan atau teguran dan atau dikeluarkan
sebagai pengurus apabila melakukan hal-hal sebagai berikut.
(1) Tidak mentaati AD/ART organisasi.
(2) Mencemarkan nama baik organisasi.
(3) Menyalahgunakan wewenang.
(4) Tidak melaksanakan tugas dan tanggungjawab.

BAB IV
MUSYAWARAH

Pasal 15
Quorum Musyawarah
(1) Musyawarah dapat diselenggarakan bila dihadiri oleh 50+1 peserta yang diundang.
(2) Apabila tidak mencapai quorum, dapat ditunda paling lama tiga puluh menit untuk
mencapai quorum.
(3) Apabila setelah dua kali penundaan tidak juga quorum, pimpinan dapat melaksanakan
musyawarah.
(4) Keputusan musyawarah diusahakan suara bulat/ sepakat, dan bila perlu dilakukan
pemungutan suara.
(5) Keputusan dengan pemungutan suara di anggap sah apabila disetujui oleh lebih dari
setengah suara yang hadir.
(6) Musyawarah diselenggarakan dengan memperhatikan segala tata tertib organisasi

BAB V
KEKAYAAN
20
Pasal 16
Kekayaan dan Sumber Keuangan
Kekayaan organisasi adalah semua harta, baik berupa uang atau setara uang maupun berbagai
jenis kekayaan yang berupa benda, baik benda bergerak maupun benda tidak bergerak yang
dapat dinilai dengan satuan uang yang dimiliki oleh APS-TPI.

Pasal 17
Sumber Keuangan
(1) Iuran anggota
(2) Donatur yang bersifat tidak mengikat
(3) Penghasilan lain yang sah hasil kerjasama dengan pihak lain.

BAB VI
PENUTUP

Pasal 18
Peraturan Tambahan
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dan
ditetapkan dalam peraturan organisasi.
(2) Anggaran Rumah Tangga APS-TPI ini merupakan kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Anggaran Dasar APS-TPI dan berlaku sejak disahkan oleh Rapat
Pengurus APS-TPI

H. Kode Etik Profesi TP

Kode etik profesi TP menurut AECT adalah sebagai berikut :

1. Tanggungjawab dan kewajiban kepada masyarakat


Dalam melaksanakan kewajibannya terhadap masyarakat, para anggota :
a) Selalu, dengan jujur, mewakili lembaga atau organisasi dimana orang tersebut
terdaftar, dan selalu siap melaksanakan tindakan pencegahan untuk
membedakan kepentingan pribadi, dengan kepentingan lembaga atau
(pandangan) organisasi.
b) Selalu, secara tepat dan cepat, mewakili atau menyampaikan fakta
menyangkut kepentingan atau masalah kependidikan kepada publik, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

21
c) Tidak akan memanfaatkan situasi kelembagaan atau sikap ikatan profesi untuk
keuntungan pribadi.
d) Tidak akan menerima berbagai bentuk ucapan atau ungkapan terima kasih
dalam bentuk apapun juga, seperti bingkisan, hadiah, yang dapat
melumpuhkan atau menyimpang dalam menentukan pertimbangan
keprofesian, atau memperoleh kepentingan atau keuntungan tertentu.
e) Selalu melaksanakan terapan secara adil dan sama dengan siapapun juga
dalam memberikan jasa atas / terhadap profesi.

2. Tanggung jawab dan kewajiban terhadap Profesi


Dalam memenuhi kewajibannya terhadap profesi, anggota :
a) Selalu menyesuaikan dan memperlakukan sama terhadap semua anggota
profesi sehubungan dengan hak professional dan tanggung jawab.
b) Tidak pernah memanfaatkan cara coersive untuk memperkenalkan perlakuan
khusus untuk mempengaruhi keputusan professional atas rekanan.
c) Selalu menghindari eksploitatif profesi secara komersial atas keanggotaan
individu yang tergabung dalam organisasi profesi.
d) Selalu memperjuangkan upaya peningkatan keahlian dan pengetahuan dan
menyebarkannya kepada rekan seprofesi demi kemajuan profesi itu sendiri.
e) Selalu memperlihatkan dan berlaku jujur sesuai persyaratan profesi, serta
memperhatikan rekan profesi.
f) Melakukan kegiatan-kegiatan profesional melalui saluran-saluran semestinya
g) Hanya mendelegasikan tugas-tugas yang diberikan kepada personel-personel
yang berkualifikasi. Personel yang berkualifikasi adalah orang-orang yang
telah memperoleh latihan atau surat-surat kepercayaan yang sesuai dan atau
mereka yang dapat membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-
tugas tertentu
h) Memberikan penjelasan-penjelasan kepada para pemakai tentang syarat-syarat
dan penafsiran-penafsiran dari hukum hak cipta dan hukum-hukum lain yang
mempengaruhi profesi serta mendukung keterlibatan
i) Memperhatikan semua peraturan yang berhubungan atau mempengaruhi
profesi; harus melaporkan, tanpa ragu-ragu tindakan-tindakan yang tidak etis
atau tidak legal dari sesama anggota profesi ke komisi etika profesional

22
AECT; harus berperan serta dalam pencari tahuan profesional bila diminta
oleh organisasi.

I. Sertifikasi dan pelatihan TP

1. Sertifikasi teknologi pendidikan

Menurut satuan tugas Divisi Instructional Development dari organisasi AECT bersama
dengan National Society for Performance and Instruction (NSPI), rumusan kompetensi selain
diperlukan sebagai dasar untuk sertifikasi, juga untuk dapat digunakan untuk :

a) Penilaian diri dan pengembangan diri;


b) Menciptakan terminology yang sama;
c) Pengembangan program akademik;
d) Membantu atasan untuk mengidentifikasi praktisi yang memenuhi syarat;
e) Landasan untuk merumuskan bidang (Task Force on ID Certification 1981).

Secara umum sertifikat diartikan sebagai tanda bukti penguasaan suatu kompetensi dalam
bidang profesi tertentu yang dikeluarkan oleh instansi berwenang. Peraturan Pemerintah No.
23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi, pada Bab I, pasal 1, ayat 1 dalam
kaitannya dengan sertifikasi kompetensi kerja menyatakan bahwa Sertifikasi kompetensi
kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan
obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional
Indonesia dan/atau internasional.
Sertifikat profesi pengembang kurikulum dan teknologi pendidikan adalah tanda bukti
yang diberikan kepada seseorang yang telah memiliki dan menguasai kompetensi utama
sebagai seorang pengembang kurikulum dan teknolog pendidikan. Ini berarti, orang yang
telah memiliki sertifikat sebagai pengembang kurikulum dan teknolog pendidikan dianggap
telah kompeten untuk melaksanakan pekerjaan - pekerjaan yang berkaitan dengan
pengembangan kurikulum dan teknologi pendidikan. Proses sertifikasi dilakukan dengan cara
melaksanakan ujian (tes tulis dan praktek) untuk mengukur tingkat penguasaan kompetensi
utama program studi Teknologi Pendidikan.

23
Secara umum proses sertifikasi dapat dilakukan secara bertingkat sesuai dengan tingkat
pendidikan peserta, yaitu mereka yang berlatar belakang pendidikan strata-1, strata-2, dan
strata-3, karena mereka masing-masing memiliki tingkat dan jenis penguasaan kompetensi
yang berbeda. Kemudian mereka dapat dikategorisasi – mengacu pada pendapat Prof. Dr.
Yusufhadi Miarso, M.Sc. – ke dalam 3 kategori, yaitu terampil, mahir, dan ahli.
Untuk profesi Teknologi Pendidikan pada strata-1 terdapat lima rumpun kompetensi yang
dapat dijadikan acuan dan sekaligus kriteria dalam proses sertifikasi, yaitu perekayasaan
pembelajaran, pemahaman peserta didik, penguasaan pembelajaran yang mendidik,
pengembangan kepribadian dan keprofesionalan, dan penguasaan bidang studi.
Orang yang berhak mendapatkan sertifikat sebagai teknologi pendidikan adalah mereka
yang telah menempuh pendidikan dan/atau telah mengikuti program pendidikan dan pelatihan
khusus untuk mendapatkan sertifikat/lisensi dalam profesi teknologi pendidikan di program
studi teknologi pendidikan, dan dinyatakan telah menguasai kompetensi utama dari program
studi Teknologi Pendidikan. Sebagaimana esensi dari sebuah sertifikat adalah sebagai bukti
penguasaan kompetensi dalam bidang tertentu, maka orang yang telah memiliki sertifikat
Teknologi Pendidikan dapat diartikan orang yang telah memiliki kemampuan dan kompeten
dalam bidang pengembangan kurikulum dan teknologi pendidikan.
Pihak yang kompeten memberikan sertifikat adalah lembaga penghasil lulusan (profesi)
atau program studi pengembangan kurikulum dan teknologi pendidikan. Hal ini jelas
dinyatakan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 61 ayat
(3) bahwa Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga
pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap
kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.
Lisensi adalah ijin melaksanakan suatu profesi tertentu yang dikeluarkan oleh instansi
berwenang. Orang yang telah memiliki lisensi untuk melaksanakan profesi tertentu berarti
telah berhak melaksanakan fungsi dan peran profesi yang disandangnya. Dengan demikian
lisensi yang diterima oleh seseorang yang berprofesi sebagai teknologi pendidikan berarti
orang tersebut telah mendapatkan kewenangan dan legalitas untuk melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan yang berkaitan dengan profesi sebagai teknologi pendidikan.
Lembaga yang kompeten memberikan lisensi adalah organisasi profesi yang
bersangkutan. Karena lembaga ini merupakan kumpulan orang-orang yang telah memiliki
kompetensi dan pengalaman dalam melaksanakan tugas-tugas profesi di lapangan/dunia

24
kerja. Dalam hal organisasi profesi teknologi pendidikan saat ini adalah Ikatan Profesi
Teknologi Pendidikan (IPTPI).
Untuk mendapatkan lisensi sebagai teknologi pendidikan, seseorang harus mengikuti
serangkaian tes yang mengukur tingkat penguasaan kompetensi dengan mengacu pada
kompetensi utama program studi Teknologi Pendidikan. Instrumen evaluasi/tes harus terus
dikembangkan dengan mempertimbangkan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta seni (Ipteks). Sehingga kompetensi pemegang lisensi teknologi pendidikan
akan terus berkembang untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini penting,
mengingat tuntutan dunia kerja tentang profesionalitas teknologi pendidikan sebagai akibat
dari perkembangan ipteks yang sangat pesat semakin nyata. Tentu hal ini tidak bisa diabaikan
agar profesi teknologi pendidikan bisa terus eksis dan dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia
kerja.

Alasan mengapa perlu diberikan sertifikat dan lisensi pada seseorang yang menggeluti
profesi tertentu, paling tidak ada tiga alasan di bawah ini.
a) Memberikan jaminan kualitas profesi.
Melalui sertifikasi maka profesi yang digeluti oleh seseorang benar-benar diperoleh
melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan. Dengan sertifikat yang dimiliki oleh
seseorang, dapat dijadikan sebagai jaminan paling tidak indikasi bahwa orang tersebut
telah memiliki kompetensi yang berkaitan dengan bidang tugasnya. Demikian juga
dengan dimilikinya lisensi menunjukkan bahwa orang tersebut telah mendapatkan ijin
dari organisasi profesinya untuk melaksanakan peran dan fungsi profesinya.

b) Melindungi bidang profesi dari intervensi bidang lain.


Dengan sertifikat dan lisensi yang dimiliki oleh seorang profesi yang sah, maka akan
dapat diidentifikasi orang-orang yang berhak dan tidak berhak melaksanakan
pekerjaan tertentu. Apabila seseorang melaksanakan pekerjaan dalam profesi tertentu
namun ia tidak memiliki sertifikat dan lisensi untuk menjalani profesi tersebut, maka
dapat dikategorikan sebagai malpraktek.

c) Memberikan jaminan kualitas pekerjaan.

25
Bagi seseorang yang telah memiliki sertifkat dan lisensi yang sah, berarti ia telah
memiliki kompetensi yang dapat diandalkan untuk melakukan pekerjaan yang
digelutinya. Suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh orang yang memiliki kompetensi
dalam bidang itu maka dapat dijamin akan kualitas hasil pekerjaannya itu.

2. Latihan Teknologi Pendidikan

Pendidikan keahlian ini secara umum ditujukan untuk menghasilkan tenaga profesi
teknologi pendidikan yang bergerak dan berkarya dalam keseluruhan bidang pendidikan, dan
mengusahakan terciptanya kesimbangan dan keselarasan hubungan dengan profesi lain, untuk
terwujudkanya gagasan dasar perkembangan tiap pribadi manusia indonesia yang maksimal.

Pendidikan keahlian Teknologi Pendidikan pada jenjang sarjana S1 ditujukan untuk


penguasaan kemampuan:
a) Memahami landasan teori dan aplikasi teknol8gi pendidikan
b) Merancang pola instruksional
c) Memproduksi media pendidikan
d) Mengevaluasi program dan produk instruksional
e) Mengelola media dan sarana belajar
f) Memanfaatkan media, sarana dan teknik instruksional
g) Menyebarkan ingormasi dan produk teknologi pendidikan
h) Mengoperasikan sendiri dan melatih orang lain dalam mengoperasikan perlatan
audiovisual.

Pada jenjang S2 kompetensi lulusannya yaitu:


a) Menerapkan pendekatan sistem dalam rangka pengembangan pembelajaran, baik pada
tingkat kelas maupun dalam konteks pendidikan maupun latihan.
b) Merancang kurikulum, pemilihan strategi pembelajaran, serta penilaian
pelaksanannya
c) Merancang, memproduksi dan menilai bahan-bahan pembelajaran
d) Mengelola lembaga sumber belajar.
e) Melatih dan mendidik orang lain dalm berbagai aspek teknologi pendidikan
f) Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan

26
Pada jenjang S3 kompetensi lulusannya yaitu:
a) Mampu mengkaji dan menganalisa teori/konsep dan temuan penelitian dibidang
instruksional dan meramunya menjadi suatu teori/konsep pembelajaran yang sesuai
dengan karateristik budaya indonesia.
b) Mampu mengidentifikasi dan mengkaji kebijakan pendidikan dan masalah
pelaksanaanya dan menselaraskannya dengan perkembangan IPTEK dan
SOSEKBUD.
c) Mampu melaksanakan sendiri dan memimpin kegiatan penelitian dan pengembangan,
baik untuk menguji teori instruksional, maupun menghasilkan inovasi dlam proses
dan sistem pendidikan.

Ada beberapa fakor yang mendorong terus diadakannya latihan yang khusus dan
mengacu pada kebutuhan lapangan bagi orang-orang agar memenuhi persyaratan kerja, yaitu:
a) Identifikasi dan penyusunan tiga bidang sertifikasi teknologi pendidikan
b) Penggunaan perumusan-perumusan tujuan untuk mengidentifikasi spesifikasi
kemampuan setiap bidang sertifikasi.
c) Identifikasi tiga tingkatan umum dari pekerjaan yang harus dilakukan
d) Perlunya dilakukan benar-benar kegiatan sertifikasi dan akreditasi ini.

Dengan makin berkembang dan menonjolnya pelatihan di lingkungan bisnis dan


industrial di beberapa daerah, telah berkembang pula topik-topik baru dalam bidang teknologi
Pembelajaran, seperti :
a) Pembelajaran berorientasi keterampilan yang diikuti kemudian dengan transfer
pelatihan;
b) Pembelajaran mengacu pada materi bukan pemelajar;
c) Analisis tahap awal dan desain system pembelajaran;
d) Teknologi belajar jarak jauh;
e) Hakekat pemelajar dewasa; dan
f) Teknologi kinerja.

Lingkungan pelatihan seringkali merupakan arena dimana banyak produk teknologi


canggih sekarang ini dikembangkan. Hal ini terjadi karena perusahaan swasta seringkali lebih
menekankan pada penggunaan teknologi sebagai sumber dibandingkan dengan sekolah.
27
Perusahaan besar dapat menyebarkan investasi teknologinya kepada sejumlah besar peserta
latihan, sehingga pengeluaran untuk tiap peserta tetap hemat biaya (cost efficient).
Lingkungan pelatihan juga menekankan pada produktivitas, serta mengurangi waktu
dalam merancang ulang. Tekanan pada produktivitas dan waktu ini mengarah pada
dikembangkannya sistem penunjang kinerja elektronik serta pendekatan baru dalam kegiatan
perancangan dan pengembangan untuk menemukan teknik yang lebih efisien. Tetapi pada
bagian lain, kegiatan pengembangan itu cenderung mengabaikan hal-hal yang penting,
misalnya evaluasi dan umpan balik, karena pertimbangan penghematan waktu dan dana.
Sekolah mempunyai kepentingan lain yang mempengaruhi praktek Teknologi
Pembelajaran dalam lingkungan ini, termasuk :
a) Pembelajaran dengan kendali guru yang luwes;
b) Memenuhi kebutuhan komprehensif para peserta didik;
c) Pembelajaran yang tidak dirancang dengan analisis "front-end" secara menyeluruh;
dan
d) Penilaian dan evaluasi.
e)
Aplikasi Teknologi Pembelajaran di sekolah memungkinkan para guru untuk membuat
keputusan mendadak untuk memenuhi kebutuhan khusus peserta didik atau karena adanya
peristiwa khusus. Meskipun dalam lingkungan sekolah, sumber teknologi yang dipunyai oleh
tingkat TK hingga SMA lebih sedikit dibandingkan dengan di lingkungan perusahaan, namun
strategi pembelajaran yang digunakannya lebih bervariasi karena waktu yang tersedia relatif
lebih lama dibandingkan strategi yang dilakukan di situasi pelatihan karena waktu pelatihan
yang relatif singkat. Jadi meskipun di lingkungan sekolah waktu dan sumber dananya
terbatas, prosedur penilaian dan evaluasi yang diadakan di sekolah lebih dihargai daripada
yang dilakukan perusahaan.
Prinsip Teknologi Pembelajaran sudah diterapkan dalam berbagai situasi belajar sehingga
memperkaya praktek di lapangan, walaupun mengakibatkan perbedaan pendapat.

28
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Profesi teknologi pendidikan adalah tenaga ahli atau mahir dalam membelajarkan peserta
didik dengan memadukan secara sistemik komponen sarana belajar seperti orang, media,
bahan ajaran peralatan teknik dan lingkungan. Profesi ini sama kedudukannya dengan profesi
lain dalam bidang kependidikan, hanya cakupannya lebih luas atau menyeluruh mencakup
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian terhadap proses,
sumber dan sistem belajar untuk belajar. Dapat dikatakan bahwa profesi teknologi pendidikan
adalah sebagai perancang (desainer), pengembang (developer), pengelola (manager), penilai
(evaluator), dan peneliti (reseacher) terhadap proses belajar, sumber belajar dan sistem
belajar untuk kepentingan pembelajaran.

Dengan cakupan itu maka profesi teknologi pendidikan berfungsi sebagai pencari jalan
keluar atas masalah dalam belajar baik individu maupun kelompok, dengan cara
memfasilitasi belajar. Dengan cara ini profesi teknologi pendidikan akan meningkatkan
kesempatan belajar, kecerdasan peserta didik, meningkatkan nilai tambah peserta didik
sebagai sumber daya manusia, dan meningkatkan kinerja.

Pengusulan Jabatan Funsional Pengembang Teknologi Pendidikan telah dilakukan sejak


lama oleh Pusat Teknologi dan Komunikasi (Pustekkom) Departemen Pendidikan Nasional,
namun sampai sekarang masih dalam pembahasan antara Pustekkom Depdiknas, Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan), dan Badan Kepegawaian Negara (BKN).

B. Saran

Lulusan Teknologi Pendidikan agar segera berkiprah dalam bidangnya masing-masing,


baik di lembaga pemerintah atau swasta. Selain itu menjadi tugas kita semua untuk
mensosialisasikan bidang keahlian ini ke masyarakat pengguna pendidikan, terutama
Program Sudi Teknologi Pendidikan dan Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia
(IPTPI).

29
DAFTAR PUSTAKA

Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana


Prenada Media Group.

Prawiradilaga, Dewi Salma, 1999, Konsep Teknologi Pendidikan/Instruksional Makalah Mk.


Pengantar Teknologi Pendidikan (1), Jakarta: http://www.teknologipendidikan.net/

file:///C:/Users/User/Documents/Profesi%20Teknologi%20Pendidikan%20~%20Teknologi%
20Pendidikan%20UIA.htm Zaenal Abidin

http://dewe01.blogspot.com/2016/09/profesi-teknologi-pendidikan.html (diakses pada 10


September 2021)

http://nirfanatp13.blogspot.com/p/blog-page_28.html

https://pdfcoffee.com/makalah-218-pdf-free.html

30

Anda mungkin juga menyukai