Dosen Pengampu:
Dra.Eldarni, M.Pd
Oleh Kelompok 4:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah penulis akhirnya mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas akhir dari mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah dengan judul “Profesi Teknologi
Pendidikan” ini dengan tepat pada waktunya.
Tidak lupa saya menyampaikan rasa terimakasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan dalam proses pembuatan makalah ini.
Rasa terimakasih juga saya ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
konstribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa
terselesaikan.
Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 4
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 29
B. Saran .............................................................................................................................. 29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Melalui pendidikan diharapkan akan tercapai cita-cita mencerdaskan kehidupan
bangsa seperti yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Kehidupan
bangsa yang cerdas merupakan cita-cita luhur Bangsa Indonesia. Untuk tercapainya cita-cita
itu makatujuan pendidikan nasional dirumuskan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demoktratis
serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003). Cita-cita atau tujuan pendidikan tersebut
mempunyai fungsi memberikan arah kepada semua kegiatan pendidikan dan merupakan
suatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan (Titarahardja dan La Sulo,
2005:37). Dengan demikian untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan
diperlukan suatu usaha yang disebut belajar dan membelajarkan.
Untuk mengatasi masalah belajar diperlukan suatu cara atau teknik yang sekarang ini
dikenal dengan istilah teknologi pendidikan atau teknologi pembelajaran. Sebuah organisasi
yang bergerak dalam bidang pendidikan, Association for Educational Communications
Tacnology (AECT) pada tahun 1994 seperti dikutip Prawiradilaga (1999:11) memberikan
definisi teknologi pendidikan atau teknologi pembelajaran sebagai berikut: “Teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan serta
penilaian proses dan sumber untuk belajar”.
Sebetulnya definisi tersebut awalnya bukan seperti itu, teknologi pendidikan hanya
sebatas audio visual saja (tahun 1963) namun konsep tersebut berkembangan menuju
kesempurnaan seperti di atas. Semula teknologi pendidikan hanya sebatas alat namun
berkembang ke sistem yang lebih luas. Dari praktek menuju teori dan praktek dan dari
produk menuju ke proses dan produk dan dalam perjalanannya teknologi pendidikan menjadi
sebuah bidang ilmu dan profesi (Sudrajat, 2007:3).
Banyak pertanyaan yang muncul sekitar profesi teknologi pendidikan. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut dapat berupa pertanyaan mengenai pengertiannya, tugas pokoknya,
kompetensinya, organisasinya, dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul sebagai
reaksi adanya suatu bidang kajian keilmuan yang dianggap baru oleh masyarakat awam.
Bahkan bukan masyarakat umum yang awam saja melainkan mahasiswa yang menempuh
4
Program Sudi Teknologi Pendidikan pun mempertanyakannya seperti dikemukakan oleh
Chaeruman (2008). Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan cerminan adanya masalah
seputar profesi teknologi pendidikan. Untuk itu perlu adanya bahasan mengenai teknologi
pendidikan secara tuntas, sehingga akan berguna bagi penulis sendiri ataupun orang lain yang
membacanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Teknologi Pendidikan?
2. Apa itu Profesi Teknologi Pendidikan?
3. Apa saja Syarat-syarat Profesi Teknologi Pendidikan?
4. Apa saja Tugas Pokok Teknologi Pendidikan?
5. Apa saja Tanggungjawab Profesi Teknologi Pendidikan?
6. Apa saja Organisasi Teknologi Pendidikan?
7. Apa itu AD&ART profesi TP?
8. Bagaimana Kode Etik Profesi Teknologi Pendidikan?
9. Bagaimana sertifikasi dan pelatihan TP?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentanng profesi TP, syarat-syarat profesi TP,
Tanggung jawab profesi TP, Organisasi profesi TP, dan Kode etik profesi, AD&ART profesi
TP, sertifikasi dan pelatihan TP.
5
BAB II
PEMBAHASAN
C. Syarat-syarat Profesi TP
1. Pendidikan dan pelatihan yang memadai.
2. Adanya komitmen terhadap tugas profesionalnya
3. Adanya usaha senantiasa mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan
tuntutan zaman.
4. Adanya standar etik yang harus dipatuhi
5. Adanya lapangan pengabdian yang khas.
Pendapat lain yang hampir sama dengan di atas disampaikan oleh Kusuma (2008:5)
bahwa tugas pokok ahli teknologi pendidikan adalah sebagai berikut
7
.
1. Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan, terutama untuk mengatasi
masalah belajar di mana saja.
2. Merancang program dan sistem instruksional.
3. Memproduksi media pendidikan.
4. Memilih dan memanfaatkan media pembelajaran.
5. Memilih dan menafaatkan sumber belajar.
6. Mengelola kegiatan belajar dan instruksional yang kreatif
7. Memperhatikan perkembangan teknologi dan dampaknya dalam pendidikan.
8. Mengelola organisasi dan personel yang melaksanakan kegiatan pengembangan dan
pemanfaatan teknologi pendidikan.
9. Merencanakan, melaksanakan dan menafsirkan penelitian dalam bidangnya dan dalam
bidang lain yang berkaitan dengan teknologi pendidikan.
10. Penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang teknologi pembelajaran..
Selain itu tugas profesi teknologi pendidikan dikemukakan oleh Miarso (2004:70). Miarso
menyebutnya sebagai tugas pokok teknologi pembelajaran atau perekayasa pembelajaran
dengan tugasnya sebagai berikut :
1. pengembangan bidang kajian dan kawasan teknologi/rekayasa pembelajaran
2. perancangan dan pengembangan proses, sumber dan sistem pembelajaran
3. produksi bahan belajar
4. penyediaan sarana dan prasarana belajar
5. pemilihan dan penilaian sistem dan komponen sistem pembelajaran
6. pemanfaatan proses dan sumber belajar
7. penyebaran konsep dan temuan teknologi pendidikan
8. pengelolaan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan sumber belajar
9. perumusan bahan kebijakan teknologi/ rekayasa pembelajaran.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik suatu rumusan tugas pokok profesi
teknologi pendidikan seperti berikut ini.
11
g) Berusaha mengembangkan citra profesi teknologi pendidikan dengan
berpartisipasi aktif dan kreatif dalam kegiatan di bidang teknologi pendidikan
dan yang berkaitan dengannya.
h) Selalu berusaha mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
profesionalnya dalam bidang teknologi pendidikan.
F. Organisasi Profesi TP
Di indonesia tenaga profesi teknologi pendidikan terhimpun dalam wadah ikatan profesi
teknologi pendidikan (IPTPI). Yang didirikan pada tanggal 27 september 1987. Dasar
pertimbangan pendirian organisasi profesi adalah karena makin kompleksnya usaha
pendidikan, sumber daya manusia sehingga dirasa perlu adanya forum profesi untuk saling
bertukar pengalaman, peningkatan kemampuan dan untuk menjaga keselarasan antara
perkembangan IPTEK dengan kondisi lingkungan dankebutuhan belajar.
IPTPI mempunyai misi memimpin, memberikan keteladan dan kepemimpinan dalam
pengembangkan dan peningkatan profesionalitas para anggotanya, agar mereka mampu untuk
memberdayakan peserta didik/warga belajar, sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi belajar, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta kondisi dan
lingkungan, sehingga peserta didik/warga belajar tersebut mampu menguasai kompetensi
yang diperlukan, serta meningkatkan kinerja dan produktivitasnya.dengan tujuan
menghimpun sumber daya untuk menyumbangkn tenaga dan pikiran bagi pengembangan
teknologi pendidikan sebagai suatu teori, bidang dan profesi di tanah air, bagi pemberdayaan
peserta didik/warga belajar serta pemanfaatannya bagi kemajuan bangsa Indonesia.
G. AD&ART profesi TP
1. AD
ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)
BAB I
IDENTITAS ORGANISASI
Pasal 1
Nama Organisasi
Organisasi ini bernama Asosiasi Program Studi Teknologi Pendidikan
Indonesia dengan singkatan APS-TPI.
12
Pasal 2
Bentuk Organisasi
Organisasi ini berbentuk asosiasi yang beranggotakan penyelenggara Program Studi
Teknologi Pendidikan/Pembelajaran di Indonesia, baik perguruan tinggi negeri maupun
perguruan tinggi swasta.
Pasal 3
Waktu Pendirian
APS-TPI didirikan di Gorontalo pada tanggal 9 September 2015.
Pasal 4
Kedudukan
APS-TPI berkedudukan untuk pertama kali di Bandung - Jawa Barat - Indonesia. Selanjutnya
tempat kedudukan ditentukan melalui rapat umum anggota.
Pasal 5
Lambang Organisasi
Lambang organisasi berupa tulisan APS-TPI.
BAB II
LANDASAN
Pasal 6
APS-TPI berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk mewujudkan Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
BAB III
SIFAT, AZAS, TUJUAN DAN PERAN
Pasal 7
Sifat
APS-TPI berorientasi pada kebutuhan anggota dan masyarakat dalam mewujudkan sistem
penyelenggaraan Program Studi Teknologi Pendidikan/ Pembelajaran berstandar nasional dan
internasional, menjamin terselenggaranya perkembangan keilmuan, kualitas sumberdaya dan
kegiatan riset pada semua penyelenggara pendidikan keilmuan teknologi
pendidikan/pembelajaran, menjalin kerjasama setara dengan institusi pendidikan dalam
keilmuan teknologi pendidikan di negara lain serta mengendalikan pertumbuhan dan
kualitas pendidikan tinggi keilmuan teknologi pendidikan/pembelajaran di Indonesia.
Pasal 8
Azas
APS-TPI berazaskan kaidah dan nilai-nilai yang terkandung dalam penyelenggaraan
Program Studi Teknologi Pendidikan/Pembelajaran Indonesia serta nilai profesi teknolog
pendidikan/ pembelajaran.
13
Pasal 9
Tujuan
APS-TPI bertujuan memberdayakan setiap institusi pendidikan tinggi teknologi
pendidikan/ pembelajaran menjadi penyelenggara pendidikan yang menghasilkan lulusan
dalam bidang teknologi pendididikan/ pembelajaran yang berkualitas, bermartabat dan
bermanfaat bagi masyarakat melalui konstribusi individu, maupun kelompok dalam
pengembangan keilmuan teknologi pendidikan/ pembelajaran untuk kepentingan masyarakat.
Pasal 10
Peran
APS-TPI berperan sebagai:
(1) Mitra pemerintah, organisasi profesi ahli teknologi pendidikan/pembelajaran serta
lembaga lain dalam penyelenggaraan Program Studi Teknologi Pendidikan.
(2) Organisasi advokasi dan pengembangan para penyelenggara Program Studi
Teknologi Pendidikan/Pembelajaran di Indonesia.
(3) Penelaah kebijakan yang berlaku bagi pendidikan tinggi keilmuan teknologi
pendidikan/ pembelajaran.
(4) Inisiator kerjasama dengan lembaga penyelenggara teknologi
pendidikan/pembelajaran di dalam dan luar negeri.
(5) Pemrakarsa berbagai aspek dalam sistem penyelenggaraan Program Studi
Teknologi Pendidikan/ Pembelajaran di Indonesia.
BAB IV
KEGIATAN
Pasal 11
(1) Menyelenggarakan sistem dan mekanisme informasi tentang
penyelenggaraan dan kegiatan di bidang teknologi pendidikan/ pembelajaran di
Indonesia.
(2) Melakukan pembinaan dan pengembangan pada setiap institusi penyelenggara
program studi teknologi pendidikan/ pembelajaran secara berkala, baik yang berupa
pembinaan SDM, teknis maupun pembentukan karakter.
(3) Menelaah berbagai kebijakan dan peraturan tentang teknologi
pendididkan/ pembelajaran dan peraturan / kebijakan terkait.
(4) Menginisiasi kerjasama setara dengan lembaga penyelenggara program studi
teknologi pendidikan/ pembelajaran pada tingkat nasional, regional dan internasional.
(5) Memperjuangkan dan mempertahankan kepentingan sistem pendidikan untuk
mencapai standar pendidikan keilmuan teknologi pendidikan/ pembelajaran.
(6) Membantu pemerintah dalam pengembangan program – program yang terkait dengan
teknologi pendidikan/ pembelajaran.
(7) Berupaya untuk meningkatkan harkat, martabat serta citra penyelenggara program
studi teknologi pendidikan/ pembelajaran.
(8) Memberikan saran dan rekomendasi kepada pemerintah tentang program studi
teknologi pendidikan/ pembelajaran.
14
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Syarat Keanggotaan
Anggota APS-TPI adalah setiap institusi penyelenggara Program Studi Teknologi
Pendidikan/ Pembelajaran yang menyelenggarakan pendidikan secara resmi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dinyatakan menjadi anggota melalui tata
cara penerimaan anggota.
BAB VI ORGANISASI
Pasal 13
Kedaulatan
Kedaulatan berada pada Rapat Umum Anggota (RUA) yang penyelenggaraannya diatur pada
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 14
Struktur Organisasi
(1) Pelindung Pelindung adalah lembaga yang menaungi organisasi baik secara
substansi akademik dan kebijakan.
(2) Penasehat Penasehat adalah perseorangan yang dianggap memiliki kemampuan,
pengalaman, dan kepedulian terhadap organisasi.
(3) Dewan Pakar Dewan pakar adalah perseorangan yang dianggap memiliki kompetensi
di bidang keilmuan Teknologi Pendidikan/Pembelajaran.
(4) Pengurus APS-TPI terdiri atas:
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Koordinator Jenjang (S-1, S-2, S-3)
h. Koordinator Bidang i. Sekretariat
(5) Anggota APS-TPI terdiri atas:
a. Anggota Institusi (Program Studi Teknologi Pendidikan/Pembelajaran dari
berbagai jenjang), yang ditandai oleh kepemilikan sertifikat keanggotaan.
b. Anggota Individual/ Perseorangan yang ditandai dengan kartu keanggotaan.
Pasal 15
15
(4) Publikasi Ilmiah
(5) Penjaminan Mutu
(6) Kerjasama
(7) Advokasi dan Kebijakan
BAB VII
KEUANGAN ORGANISASI
Pasal 16
Sumber keuangan untuk menyelenggarakan kegiatan APS-TPI berasal dari sumber berikut.
(1) Iuran keanggotaan tahunan
(2) Sumber lain yang sah, halal dan tidak mengikat
BAB VIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
Pasal 17
Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilaksanakan oleh Rapat Umum Anggota (RUA),
khususnya Anggota Institusi.
Pasal 18
Pembubaran
Pembubaran APS-TPI hanya dapat dilakukan oleh Rapat Umum Anggota (RUA) yang
dilaksanakan secara khusus berdasarkan usulan lebih dari setengah jumlah Anggota
Institusi APS-TPI.
BAB IX
PENGESAHAN DAN ATURAN TAMBAHAN
Pasal 1
Pengesahan
Pengesahan Anggaran Dasar APS-TPI ditetapkan pada Rapat Umum Anggota (RUA).
Pasal 20
Aturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur dan dijelaskan lebih rinci dalam Anggaran Dasar ini akan dimuat
dalam Anggaran Rumah Tangga atau peraturan/ketentuan lain sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar ini.
BAB X
PENUTUP
Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan oleh Rapat Umum Anggota APS
16
2. ART
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ASOSIASI PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)
BAB I
NAMA DAN ATRIBUT
Pasal 1
Nama dan Singkatan Nama
Asosiasi Program Studi Teknologi Pendidikan Indonesia atau disingkat dengan APSTPI
dengan maksud untuk memudahkan penyebutannya dan tidak mengurangi makna yang
terkandung didalamnya.
Pasal 2
Atribut
Artibut APS-TPI terdiri atas:
(1) Lambang
(2) Bendera
(3) Cap/Stempel
Pasal 3
Lambang
Lambang APS-TPI berbentuk dua elips berwarna biru dan bola berwarna orange,
bertuliskan APS-TPI berwarna hitam.
Pasal 4
Bendera
(1) Bendera APS-TPI berbentuk persegi panjang.
(2) Warna dasar putih dengan lambang terletak di tengah
(3) Ukuran bendera panjang 150 cm dan lebar 100 cm.
(4) Contoh panji terlampir dalam ART
17
Pasal 5
Cap/Stempel
(1) Cap/ Stempel APS-TPI terdiri atas:
(2) Berbentuk elips.
(3) Berwarna sesuai lambang (hitam, biru, dan orange).
(4) Ukuran 2,5 cm.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 6
Badan Hukum
Organisasi profesi ini berbadan hukum dan bergerak di bidang Teknologi Pendidikan/
Pembelajaran.
Pasal 7
Kewajiban Anggota
Mentaati dan menjalankan AD/ART, peraturan, dan keputusan organisasi. (2) Menjaga,
memelihara, dan menjunjung tinggi nama baik organisasi.
Pasal 8
Hak Anggota
(1) Hak Anggota Institusi adalah:
a. Mengajukan usul, saran atau pendapat
b. Memilih dan dipilih (hak bicara dan hak suara)
c. Memperoleh bantuan dan mendapat pembinaan dalam rangka
meningkatkan penyelenggaraan Program Studi Teknologi Pendidikan/
Pembelajaran.
(2) Hak Anggota Individu adalah:
a. Mengajukan usul, saran atau pendapat.
b. Memilih (hak bicara)
c. Memperoleh bantuan dan mendapat pembinaan dalam rangka
meningkatkan kompetensi diri terkait keilmuan Program Studi Teknologi
Pendidikan/ Pembelajaran.
Pasal 9
Sanksi
Setiap Anggota dapat dikenakan sanksi berupa: peringatan atau teguran dan atau dikeluarkan
sebagai anggota apabila melakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Tidak mentaati AD/ART organisasi.
b. Mencemarkan nama baik organisasi.
c. Menyalahgunakan wewenang.
18
Pasal 10
Berakhirnya keanggotaan
Keanggotaan APS-TPI akan berakhir karena:
a. Atas permintaan sendiri.
b. Diberhentikan sebagai anggota.
c. Tidak membayar iuran keanggotaan dalam jangka waktu
yang ditetapkan.
d. Pembubaran organisasi.
BAB III
KEPENGURUSAN
Pasal 11
Pengurus
(1) Pengurus terdiri atas:
a. Ketua
b. Wakil Ketua c. Sekretaris
c. Wakil Sekretaris e. Bendahara
d. Wakil Bendahara
e. Koordinator Jenjang (S-1, S-2, S-3)
f. Koordinator Bidang i. Sekretariat
(2) Masa jabatan Ketua adalah tiga tahun dan dapat dipilih kembali untuk masa jabatan
berikutnya.
(3) Pengurus ditentukan dan dilantik oleh Ketua terpilih paling lama satu bulan sejak
penetapan hasil pemilihan.
(4) Pengurus dinyatakan berhenti apabila : mengundurkan diri, atau meninggal dunia
atau diberhentikan karena melakukan kegiatan atas nama organisasi yang
bertentangan dengan AD dan ART APS-TPI.
Pasal 12
Tugas dan Wewenang
(1) Pengurus mempunyai tugas sebagai berikut.
a. Mewakili organisasi
b. Menjabarkan ketetapan dan keputusan hasil Rapat Umum Angggota (RUA).
c. Melaksanakan keputusan hasil Rapat Umum Angggota (RUA).
d. Menyusun rencana kegiatan dan rencana anggaran belanja.
e. Melaksanakan kegiatan dan anggaran belanja.
f. Melaporkan berbagai kegiatan dan anggaran yang telah digunakan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Pengurus mempunyai
wewenang sebagai berikut.
a. Membentuk kelengkapan pengurus.
b. Mengangkat dan memberhentikan personalia yang bekerja pada organisasi.
c. Menyusun peraturan untuk melaksanakan tugas dan kewenangan pengurus.
19
d. Melaksanakan kerja sama dengan lembaga, organisasi, dan perorangan yang
sesuai dengan bidang Teknologi Pendidikan/ Pembelajaran.
e. Melaksanakan kegiatan organisasi dengan penuh tanggung jawab.
Pasal 13
Hak dan Tanggung Jawab
(1) Hak pengurus adalah:
a. Berhak mendapatkan penghargaan atas prestasi yang dicapai.
b. Memperoleh pembelaan hukum atas perkara yang terkait dengan kegiatan
organisasi.
(2) Setiap pengurus bertanggung jawab penuh secara pribadi atas pekerjaannya
sebagai pengurus organisasi.
Pasal 14
Sanksi
Setiap pengurus dapat dikenakan sanksi berupa: peringatan atau teguran dan atau dikeluarkan
sebagai pengurus apabila melakukan hal-hal sebagai berikut.
(1) Tidak mentaati AD/ART organisasi.
(2) Mencemarkan nama baik organisasi.
(3) Menyalahgunakan wewenang.
(4) Tidak melaksanakan tugas dan tanggungjawab.
BAB IV
MUSYAWARAH
Pasal 15
Quorum Musyawarah
(1) Musyawarah dapat diselenggarakan bila dihadiri oleh 50+1 peserta yang diundang.
(2) Apabila tidak mencapai quorum, dapat ditunda paling lama tiga puluh menit untuk
mencapai quorum.
(3) Apabila setelah dua kali penundaan tidak juga quorum, pimpinan dapat melaksanakan
musyawarah.
(4) Keputusan musyawarah diusahakan suara bulat/ sepakat, dan bila perlu dilakukan
pemungutan suara.
(5) Keputusan dengan pemungutan suara di anggap sah apabila disetujui oleh lebih dari
setengah suara yang hadir.
(6) Musyawarah diselenggarakan dengan memperhatikan segala tata tertib organisasi
BAB V
KEKAYAAN
20
Pasal 16
Kekayaan dan Sumber Keuangan
Kekayaan organisasi adalah semua harta, baik berupa uang atau setara uang maupun berbagai
jenis kekayaan yang berupa benda, baik benda bergerak maupun benda tidak bergerak yang
dapat dinilai dengan satuan uang yang dimiliki oleh APS-TPI.
Pasal 17
Sumber Keuangan
(1) Iuran anggota
(2) Donatur yang bersifat tidak mengikat
(3) Penghasilan lain yang sah hasil kerjasama dengan pihak lain.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 18
Peraturan Tambahan
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dan
ditetapkan dalam peraturan organisasi.
(2) Anggaran Rumah Tangga APS-TPI ini merupakan kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Anggaran Dasar APS-TPI dan berlaku sejak disahkan oleh Rapat
Pengurus APS-TPI
21
c) Tidak akan memanfaatkan situasi kelembagaan atau sikap ikatan profesi untuk
keuntungan pribadi.
d) Tidak akan menerima berbagai bentuk ucapan atau ungkapan terima kasih
dalam bentuk apapun juga, seperti bingkisan, hadiah, yang dapat
melumpuhkan atau menyimpang dalam menentukan pertimbangan
keprofesian, atau memperoleh kepentingan atau keuntungan tertentu.
e) Selalu melaksanakan terapan secara adil dan sama dengan siapapun juga
dalam memberikan jasa atas / terhadap profesi.
22
AECT; harus berperan serta dalam pencari tahuan profesional bila diminta
oleh organisasi.
Menurut satuan tugas Divisi Instructional Development dari organisasi AECT bersama
dengan National Society for Performance and Instruction (NSPI), rumusan kompetensi selain
diperlukan sebagai dasar untuk sertifikasi, juga untuk dapat digunakan untuk :
Secara umum sertifikat diartikan sebagai tanda bukti penguasaan suatu kompetensi dalam
bidang profesi tertentu yang dikeluarkan oleh instansi berwenang. Peraturan Pemerintah No.
23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi, pada Bab I, pasal 1, ayat 1 dalam
kaitannya dengan sertifikasi kompetensi kerja menyatakan bahwa Sertifikasi kompetensi
kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan
obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional
Indonesia dan/atau internasional.
Sertifikat profesi pengembang kurikulum dan teknologi pendidikan adalah tanda bukti
yang diberikan kepada seseorang yang telah memiliki dan menguasai kompetensi utama
sebagai seorang pengembang kurikulum dan teknolog pendidikan. Ini berarti, orang yang
telah memiliki sertifikat sebagai pengembang kurikulum dan teknolog pendidikan dianggap
telah kompeten untuk melaksanakan pekerjaan - pekerjaan yang berkaitan dengan
pengembangan kurikulum dan teknologi pendidikan. Proses sertifikasi dilakukan dengan cara
melaksanakan ujian (tes tulis dan praktek) untuk mengukur tingkat penguasaan kompetensi
utama program studi Teknologi Pendidikan.
23
Secara umum proses sertifikasi dapat dilakukan secara bertingkat sesuai dengan tingkat
pendidikan peserta, yaitu mereka yang berlatar belakang pendidikan strata-1, strata-2, dan
strata-3, karena mereka masing-masing memiliki tingkat dan jenis penguasaan kompetensi
yang berbeda. Kemudian mereka dapat dikategorisasi – mengacu pada pendapat Prof. Dr.
Yusufhadi Miarso, M.Sc. – ke dalam 3 kategori, yaitu terampil, mahir, dan ahli.
Untuk profesi Teknologi Pendidikan pada strata-1 terdapat lima rumpun kompetensi yang
dapat dijadikan acuan dan sekaligus kriteria dalam proses sertifikasi, yaitu perekayasaan
pembelajaran, pemahaman peserta didik, penguasaan pembelajaran yang mendidik,
pengembangan kepribadian dan keprofesionalan, dan penguasaan bidang studi.
Orang yang berhak mendapatkan sertifikat sebagai teknologi pendidikan adalah mereka
yang telah menempuh pendidikan dan/atau telah mengikuti program pendidikan dan pelatihan
khusus untuk mendapatkan sertifikat/lisensi dalam profesi teknologi pendidikan di program
studi teknologi pendidikan, dan dinyatakan telah menguasai kompetensi utama dari program
studi Teknologi Pendidikan. Sebagaimana esensi dari sebuah sertifikat adalah sebagai bukti
penguasaan kompetensi dalam bidang tertentu, maka orang yang telah memiliki sertifikat
Teknologi Pendidikan dapat diartikan orang yang telah memiliki kemampuan dan kompeten
dalam bidang pengembangan kurikulum dan teknologi pendidikan.
Pihak yang kompeten memberikan sertifikat adalah lembaga penghasil lulusan (profesi)
atau program studi pengembangan kurikulum dan teknologi pendidikan. Hal ini jelas
dinyatakan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 61 ayat
(3) bahwa Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga
pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap
kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.
Lisensi adalah ijin melaksanakan suatu profesi tertentu yang dikeluarkan oleh instansi
berwenang. Orang yang telah memiliki lisensi untuk melaksanakan profesi tertentu berarti
telah berhak melaksanakan fungsi dan peran profesi yang disandangnya. Dengan demikian
lisensi yang diterima oleh seseorang yang berprofesi sebagai teknologi pendidikan berarti
orang tersebut telah mendapatkan kewenangan dan legalitas untuk melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan yang berkaitan dengan profesi sebagai teknologi pendidikan.
Lembaga yang kompeten memberikan lisensi adalah organisasi profesi yang
bersangkutan. Karena lembaga ini merupakan kumpulan orang-orang yang telah memiliki
kompetensi dan pengalaman dalam melaksanakan tugas-tugas profesi di lapangan/dunia
24
kerja. Dalam hal organisasi profesi teknologi pendidikan saat ini adalah Ikatan Profesi
Teknologi Pendidikan (IPTPI).
Untuk mendapatkan lisensi sebagai teknologi pendidikan, seseorang harus mengikuti
serangkaian tes yang mengukur tingkat penguasaan kompetensi dengan mengacu pada
kompetensi utama program studi Teknologi Pendidikan. Instrumen evaluasi/tes harus terus
dikembangkan dengan mempertimbangkan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta seni (Ipteks). Sehingga kompetensi pemegang lisensi teknologi pendidikan
akan terus berkembang untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini penting,
mengingat tuntutan dunia kerja tentang profesionalitas teknologi pendidikan sebagai akibat
dari perkembangan ipteks yang sangat pesat semakin nyata. Tentu hal ini tidak bisa diabaikan
agar profesi teknologi pendidikan bisa terus eksis dan dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia
kerja.
Alasan mengapa perlu diberikan sertifikat dan lisensi pada seseorang yang menggeluti
profesi tertentu, paling tidak ada tiga alasan di bawah ini.
a) Memberikan jaminan kualitas profesi.
Melalui sertifikasi maka profesi yang digeluti oleh seseorang benar-benar diperoleh
melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan. Dengan sertifikat yang dimiliki oleh
seseorang, dapat dijadikan sebagai jaminan paling tidak indikasi bahwa orang tersebut
telah memiliki kompetensi yang berkaitan dengan bidang tugasnya. Demikian juga
dengan dimilikinya lisensi menunjukkan bahwa orang tersebut telah mendapatkan ijin
dari organisasi profesinya untuk melaksanakan peran dan fungsi profesinya.
25
Bagi seseorang yang telah memiliki sertifkat dan lisensi yang sah, berarti ia telah
memiliki kompetensi yang dapat diandalkan untuk melakukan pekerjaan yang
digelutinya. Suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh orang yang memiliki kompetensi
dalam bidang itu maka dapat dijamin akan kualitas hasil pekerjaannya itu.
Pendidikan keahlian ini secara umum ditujukan untuk menghasilkan tenaga profesi
teknologi pendidikan yang bergerak dan berkarya dalam keseluruhan bidang pendidikan, dan
mengusahakan terciptanya kesimbangan dan keselarasan hubungan dengan profesi lain, untuk
terwujudkanya gagasan dasar perkembangan tiap pribadi manusia indonesia yang maksimal.
26
Pada jenjang S3 kompetensi lulusannya yaitu:
a) Mampu mengkaji dan menganalisa teori/konsep dan temuan penelitian dibidang
instruksional dan meramunya menjadi suatu teori/konsep pembelajaran yang sesuai
dengan karateristik budaya indonesia.
b) Mampu mengidentifikasi dan mengkaji kebijakan pendidikan dan masalah
pelaksanaanya dan menselaraskannya dengan perkembangan IPTEK dan
SOSEKBUD.
c) Mampu melaksanakan sendiri dan memimpin kegiatan penelitian dan pengembangan,
baik untuk menguji teori instruksional, maupun menghasilkan inovasi dlam proses
dan sistem pendidikan.
Ada beberapa fakor yang mendorong terus diadakannya latihan yang khusus dan
mengacu pada kebutuhan lapangan bagi orang-orang agar memenuhi persyaratan kerja, yaitu:
a) Identifikasi dan penyusunan tiga bidang sertifikasi teknologi pendidikan
b) Penggunaan perumusan-perumusan tujuan untuk mengidentifikasi spesifikasi
kemampuan setiap bidang sertifikasi.
c) Identifikasi tiga tingkatan umum dari pekerjaan yang harus dilakukan
d) Perlunya dilakukan benar-benar kegiatan sertifikasi dan akreditasi ini.
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Profesi teknologi pendidikan adalah tenaga ahli atau mahir dalam membelajarkan peserta
didik dengan memadukan secara sistemik komponen sarana belajar seperti orang, media,
bahan ajaran peralatan teknik dan lingkungan. Profesi ini sama kedudukannya dengan profesi
lain dalam bidang kependidikan, hanya cakupannya lebih luas atau menyeluruh mencakup
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian terhadap proses,
sumber dan sistem belajar untuk belajar. Dapat dikatakan bahwa profesi teknologi pendidikan
adalah sebagai perancang (desainer), pengembang (developer), pengelola (manager), penilai
(evaluator), dan peneliti (reseacher) terhadap proses belajar, sumber belajar dan sistem
belajar untuk kepentingan pembelajaran.
Dengan cakupan itu maka profesi teknologi pendidikan berfungsi sebagai pencari jalan
keluar atas masalah dalam belajar baik individu maupun kelompok, dengan cara
memfasilitasi belajar. Dengan cara ini profesi teknologi pendidikan akan meningkatkan
kesempatan belajar, kecerdasan peserta didik, meningkatkan nilai tambah peserta didik
sebagai sumber daya manusia, dan meningkatkan kinerja.
B. Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/User/Documents/Profesi%20Teknologi%20Pendidikan%20~%20Teknologi%
20Pendidikan%20UIA.htm Zaenal Abidin
http://nirfanatp13.blogspot.com/p/blog-page_28.html
https://pdfcoffee.com/makalah-218-pdf-free.html
30