Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR PERCETAKAN DAN SABLON

A. Konsep Dasar Sablon


1. Pengertian Sablon
Sablon adalah teknik mencetak dalam berbagai media seperti kaos, kaos, plastik,
kertas, kaca, kayu dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu berupa screen
sablon (atau sering juga disebut film sablon). Kegiatan menyablon sekilas tampak
mudah dan sederhana, pada prakteknya menyablon membutuhkan kemampuan khusus
untuk mendapatkan hasil yang berkualitas.
Cetak sablon merupakan proses
stensil untuk memindahkan suatu citra
ke atas berbagai jenis media atau bahan
cetak seperti : kertas, kayu, metal, kaca,
kain, plastik, kulit, dan lain-lain. Wujud
yang paling sederhana dari stensil
terbuat dari bahan kertas atau logam
yang dilubangi untuk mereproduksi atau
menghasilkan kembali gambar maupun Gambar 1. Sablon manual
hasil dari suatu rancangan desain. Sumber : https://blog.porinto.com/

Stensil tersebut selanjutnya merupakan gambaran negatif dari gambar asli atau
original dimana detail-detail gambar yang direproduksi memiliki tingkat keterbatasan
terutama bila mereproduksi detail-detail yang halus.
Pada teknik cetak sablon acuan yang berupa stensil dapat juga melalui tahapan
fotografi, yang pada umumnya dikenal dengan istilah film hand cut.Film photographi
dan emulsi stensil direkatkan ke atas alat penyaring (screen) yang dibentangkan pada
sebuah bingkai yang terbuat dari bahan kayu maupun logam yang berfungsi sebagai
pemegang bagian dari suatu desain, dan harus mampu menahan bagian yang digunakan
selama proses penyablonan berlangsung. Adakalanya para perancang grafis melakukan
tahapan desain secara langsung pada permukaan alat penyaring dengan bahan yang
disebut “tusche” dan kemudian menutup keseluruhan sablonan dengan lem. Tusche
selanjutnya dicuci dengan bahan pelarut agar diperoleh bagian yang dapat mengalirkan
tinta pada permukaan alat penyaring.
Pada awal abad ke 20 proses pelaksanaan cetak sablon mulai menggunakan
kain/screen yang terbuat dari bahan sutera yang semula dipergunakan untuk menyaring
tepung. Dari sinilah maka istilah cetak sablon dikenal dengan sebutan “silk screen
printing” yang digunakan pada tahapan proses cetak. Karena sutera harganya cukup
mahal, serta memiliki kekuatan yang kurang baik, serta secara dimensional kurang
stabil, maka kemudian diganti dengan bahan yang terbuat dari nilon dan selanjutnya
dengan poliester. Sedangkan untuk keperluan cetak, alat-alat atau benda-benda
elektronik dipergunakan kain (screen) yang terbuat dari bahan stainless steel/logam.

Sumber : Jurnal Penelitian Sablon

Gambar 1.1 : Proses Silk Screen Printing Pada Awal Abad 20-an
Serat kain dibuat/dianyam/dirajut menurut standar dan diproduksi dengan
berbagai ukuran tergantung dari tingkat ketebalan serat benang yang akan
menghasilkan tingkat kerapatan anyaman.
2. Sejarah Sablon dan Perkembangannya
Pada awalnya sablon digunakan untuk mencetak baju kimono yang bermotif.
Pada saat itu muncul larangan penggunaan kimono dengan tulisan tangan sehingga
berkembanglah penyablonan kimono pada waktu itu. Kaisar melarang karena harga
kimono sangat tinggi jika menggunakan teknik menulis tangan.
Setelah di Jepang berkembang, kemudian sablon dikenal di Eropa pada tahun
1851-1862 dan 1868. Diperkenalkan oleh Joseph Swan yang mendirikan usaha di
bidang sablon. Kemudian Samuel Simmon mendapatkan hak paten mengenai teknik
sablon yang ia ciptakan pada tanggal 1 Juli 1907. Teknik tersebut menggunakan bahan
Chiffon sebagai pola dalam mencetak. Setelah berkembang di Inggris, mulailah
merambah Amerika Serikat dan muncul teknik silk screen printing.
Setelah perang dunia ke-2 perkembangan teknik sablon semakin gencar. Inovasi
mengenai cetak sablon mulai modern dengan teknik cetak saring. Sekarang pada pada
teknik sablon sudah berkembang hingga menggunakan mesin dan printer. Banyak
muncul industri dan usaha cetak sablon. Bisnis konveksi dimana-mana dengan
menghadirkan kualitas dan pemilihan teknik yang beragam, yang membuat harga
bervariasi sesuai kerumitan gambar dan pemilihan teknik. Teknik sablon tersebut
adalah manual, sablon digital, dan DTG.

1 3
Sumber : www.sejarahperkembangansablon.com
Gambar 1.2: Gambar (1) Motif yang dicetak menggunakan teknik sablon, Gambar (2)
Pengenalan teknik sablon di eropa, Gambar (3) Mesin cetak sablon
digital di era modern.

B. Konsep Dasar Percetakan


1. Pengertian Percetakan
Percetakan adalah sebuah proses industri untuk pemproduksikan massal tulisan
dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan sebuah mesin cetak. Dia
merupakan sebuah bagian penting dalam penerbitan dan percetakan transaksi.
Banyak buku dan koran sekarang ini biasanya dicetak menggunakan teknik
percetakan offset. Biasanya imaji yang akan dicetak terlebih dahulu dilukiskan ke atas
pelat offset dengan bantuan printer laser kemudian pelat ini akan diolah mesin cetak
menjadi pola penintaan yang akan ditimpakan ke atas kertas cetak. Warna-warna bisa
didapatkan dengan menimpakan beberapa pola warna dari setiap pelat offset sekaligus.
Teknik percetakan umum lainnya termasuk cetak relief, sablon, rotogravure, dan
percetakan berbasis digital seperti pita jarum, inkjet, dan laser. Percetakan murah atau
mahal tergantung proses pengerjaannya. Dikenal pula teknik cetak poly untuk
pemberian kesan emas dan perak ke atas permukaan dan cetak emboss untuk
memberikan kesan menonjol kepada kertas.
Percetakan adalah sebuah proses industri untuk memproduksi secara massal
tulisan dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan sebuah mesin
cetak. Dia merupakan sebuah bagian penting dalam penerbitan dan percetakan
transaksi. Banyak buku, koran, brosur, flyer dan majalah sekarang ini biasanya dicetak
menggunakan teknik percetakan offset. Image yang akan dicetak di print di atas film
lalu di transfer ke plat cetak. Warna-warna bisa didapatkan dengan menimpakan
beberapa pola warna dari setiap pelat offset sekaligus. Teknik percetakan umum
lainnya termasuk cetak relief, sablon, rotogravure, dan percetakan berbasis digital
seperti pita jarum, inkjet, dan laser.

Sumber : Jurnal Penelitian Sablon


Gambar 1.3 : Benda-benda hasil pencetakan
2. Sejarah Percetakan dan Perkembangannya
Percetakan memiliki catatan sejarahnya sendiri. Sejarah mencatat informasi
tanggal dari gambar dinding gua yang berumur lebih dari 30.000 tahun. Pada 2500
B.C., orang Mesir mengukir hieroglyphics pada batu. Namun,percetakan yang kita
ketahui sekarang tidak ditemukan hingga lebih dari sekitar 500 tahun yang lalu.
Sumber : Jurnal Penelitian Sablon
Gambar 1.4 : Ilustrasi gambar yang terdapat di gua-gua
Orang China membuat banyak penemuan. Mereka menemukan kertas di abad
pertama dan moveable type yang terbuat dari tanah liat sekitar abad ke-11. Orang
Korea pertama kali membuat moveable type dari perunggu pada pertengahan abad ke-
13. Akan tetapi, tidak diketahui adanya hubungan antara penemuan awal orang Asia
dan penemuan percetakan di Eropa pada abad ke-15.

Sumber : Jurnal Penelitian Sablon


Gambar 1.5 : Ilustrasi orang cina dalam mencetak dengan media kertas
Di Eropa, sebelum percetakan ditemukan, semua informasi yang tercatat ditulis
dengan tangan. Buku-buku dengan hati-hati disalin oleh ahli tulis (scribes) yang sering
menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan satu jilid buku. Metode ini
begitu lambat dan mahal dan hanya sedikit orang yang memilik kesempatan atau
kemampuan untuk membaca karya yang telah selesai.
Penemuan Johann Gutenberg pada tahun 1440-an, yaitu moveable type dan mesin
percetakan memainkan peran signifikan dalam upaya membawa Eropa keluar dari
“masa kegelapan”. Percetakan membuat buku dan bahan bacaan lainnya tersedia bagi
masyarakat umum. Orang-orang pun belajar membaca. Ketika mereka mulai terdidik,
mereka mulai bertukar pikiran dan informasi yang mengarah pada penemuan-penemuan
baru. Eropa memasuki periode perkembangan dan eksplorasi yang dikenal dengan
Renaissance.
Hanya ada sedikit perkembangan dalam bidang percetakan antara tahun 1440
hingga mulainya Revolusi Industri sekitar tahun 1800-an. Pada tahun 1800-an, bidang
metode percetakan dan kemesinannya mengalami kemajuan pesat. Industrilisasi
membuat mungkin ditemukannya mesin cetak bertenaga uap, mesin rotari, mesin
pembuat kertas, dan mesin typeset otomatis. Mesin mengurangi biaya produksi bahan
cetak dan membuat mereka lebih mudah terjangkau. Pada masa ini, fotografi,
photoengraving, dan coal-tar dyces untuk membuat tinta berwarna juga ditemuka.

Sumber : Jurnal Penelitian Sablon


Gambar 1.6 : Alat disebelah kiri merupakan alat percetakan pada tahun 1800-an dan
sebelah kanan merupakan alat percetakan modern
3. Perkembangan Percetakan Moderen
Pada akhir tahun 1900-an, kemajuan teknologi dan barang elektronik terus
mengubah industri percetakan. Letterpress menjadi kurang penting. Ia dipakai hanya
untuk beberapa surat kabar yang besar dan beberapa label dan percetakan bahan
pengepak, formulir bisnis, dan percetakan tugas.
Flexography akhirnya menggantikan letterpress dalam percetakan surat kabar.
Metode ini akan terus bertumbuh dalam paket komersial dan pemublikasian buku.
Reprography menjadi lebih tersedia dan penggunaan luas prosesor kata dan penyaring
gambar (scanner) elektronik mengurangi biaya produksipercetakan.
Sumber : Jurnal Penelitian Sablon
Gambar 1.7 : Proses mesin Flexography
Akhir-akhir ini berkembang metode gravure, menggunakan elektromekanik dan
laser pemahat dari silinder berlapis plastik. Pengetsaan elektronbeam dan plat
fotosensitif juga menurunkan biaya pembuatan silinder. Sistem elektronik baru
membuatnya mungkin untuk membuat silinder percetakan langsung dari salinan asli
tanpa film atau operasi manual. Perkembangan ke depan dari tinta berbasis air akan
lebih jauh memotong biaya dan menghilangkan masalah polusi. Ini akan menjamin
gravure memiliki bagian yang lebih banyak lagi dalam pasar percetakan.
Perkembangan kemajuan teknologi akan terus semakin cepat. Sekarang dunia
berada dalam pertengahan ledakan informasi, industri percetakan akan terus maju dan
terus merekam dan mendistribusikan informasi kedalam abad yang baru.
RANGKUMAN

1. Sablon adalah teknik mencetak dalam berbagai


media seperti kaos, kaor pasti, kertas, kaca, kayu
dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu
berupa screen sablon.
2. Sablon pada awalnya digunakan untuk mencetak
baju kimono yang bermotif hingga pada perang
dunia kedua perkembangan sablon semakin
berkembang hingga berpengaruh pada teknologi.
3. Percetakan adalah sebuah proses industri untuk
memproduksi masal tulisan dan gambar, terutama
dengan tinta diatas kertas menggunakan sebuah
mesin cetak.
4. Percetakan pada sejarahnya berawal dari gambar-
gambar didinding gua yang berumur lebih dari
30.000 tahun.

Anda mungkin juga menyukai