Anda di halaman 1dari 20

Tugas Makalah

PENGARUH TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM LEMBAGA


PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Landasan Kinerja Teknologi Pendidikan

Dosen pengampu : Dosen: Dr. R. Mursid, M.Pd.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6

1. HENDRA CIPTA SINAGA 8186122006


2. MUHAMMAD FAZAR 8186122003
3. FAUZIAH NUR 8186122001

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Pengaruh Teknologi Pendidikan
Dalam Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan pada mata kuliah Landasan dan Kinerja
Teknologi Pendidikan.
Pada kesempatan ini tidak lepas penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr.R.Mursid, M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan arahan hingga penulisan
makalah ini tersusun dengan baik. Untuk lebih membangun penulisan yang lebih baik lagi
maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi mata kuliah Teknologi
Pendidikan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari demi peningkatan mutu
pendidikan dan dapat menambah khasanah ilmu yang bermanfaat bagi pembaca

Medan, September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan .................................................................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORITIS .................................................................................... 3


2.1. Definisi Teknologi Pendidikan/Pembelajaran....................................................... 3
2.2. Perkembangan Teknologi Pendidikan .................................................................. 4
2.3. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan .......................................................... 9

BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................... 12


3.1. Pengaruh Teknologi Pendidikan Dalam Lembaga Pendidikan dan Pelatihan ........ 12

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 16


A. Kesimpulan ........................................................................................................... 16
B. Saran ...................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak dapat disangkal bahwa teknologi merupakan suatu “kawasan” yang
dapat membantu memecahkan persoalan kehidupan umat manusia dari masa ke
masa. Dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik banyak dihadapkan pada aneka
ragam jenis dan produk teknologi, baik yang dijumpai, dimanfaatkan, dialami,
maupun yang dinikmati. Menghadapi situasi dan kondisi seperti ini, peserta didik
di jenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi
guna menuju masyarakat yang “melek teknologi”, yaitu bercirikan mampu
mengenal, mengerti, memilih, menggunakan, memelihara, memperbaiki, menilai,
menghasilkan produk teknologi sederhana, dan peduli terhadap masalah yang
berkaitan dengan teknologi.
Maka bagi lembaga pendidikan dan pelatihan yang langsung melibatkan
peserta didik dalam proses pembelajaran, perlu kiranya menerapkan teknologi
pendidikan secara sistematis dengan cara mendesain, melaksanakan, dan
mengevaluasi proses keseluruhan dari kegiatan belajar-mengajar dalam betuk
tujuan pembelajaran yang spesifik, dan dengan menggunakan kombinasi sumber-
sumber belajar dari manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran
lebih efektif. Dan perlu ditekankan bahwa Teknologi Pendidikan dapat dilihat
sebagai bidang yang mempunyai perhatian khusus terhadap aplikasi, meskipun
prinsip dan prosedurnya berdasar teori. Kawasan Teknologi pendidikan telah
berkembang melalui pergulatan antara pengaruh nilai, penelitian, dan pengalaman
dalam pembelajaran.
Untuk itulah, dalam kesempatan ini penulis akan membahas seputar
pengaruh teknologi pendidikan dalam lembaga pendidikan dan pelatihan. Semoga
dengan pembahasan ini kita dapat merumuskan bagaimana sebenarnya posisi
teknologi pendidikan/pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah definisi teknologi pendidikan/pembelajaran itu ?
2. Apakah perkembangan teknologi pendidikan itu ?
3. Bagaimanakah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan itu ?
4. Bagaimana pengaruh teknologi pendidikan dalam lembaga pendidikan
dan pelatihan ?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut penulis dapat menyimpulkan tujuan dari
makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi teknologi pendidikan/pembelajaran
2. Untuk mengetahui perkembangan teknologi pendidikan
3. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
4. Untuk mengetahui pengaruh teknologi pendidikan dalam lembaga
pendidikan dan pelatihan

D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu dan
wawasan kita tentang Pengaruh Teknologi Pendidikan dalam Lembaga
Pendidikan dan Pelatihan serta menerapkan teknologi pendidikan secara
sistematis dengan cara mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses
keseluruhan dari kegiatan belajar-mengajar dalam betuk tujuan pembelajaran yang
spesifik, dan dengan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari
manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif yang
menjadi penentu keberhasilan seorang guru dalam mengajar.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Teknologi Pendidikan/Pembelajaran


Secara historis, istilah teknologi pendidikan (educational technology) dan
teknologi pembelajaran (instructional technology) dimaknai oleh sebagian ahli
pendidikan secara terpisah. Ada yang menyetujui penggunaan istilah “teknologi
pendidikan”, dengan alasan bahwa kata “pendidikan” memberikan cakupan yang
lebih luas daripada sekedar menggunakan kata “pembelajaran”. Selain itu mereka
juga beranggapan bahwa kata “pendidikan” tersebut merujuk pada aneka ragam
lingkungan belajar, termasuk belajar di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan
sebagainya, sementara kalau hanya menggunakan istilah “pembelajaran”, tentu
cakupannya hanya sebatas di lingkungan sekolah saja. Sedangkan bagi yang
setuju dengan menggunakan istilah “teknologi pembelajaran” berpendapat bahwa
kata pembelajaran lebih sesuai dengan fungsi teknologi, yakni berkenaan dengan
permasalahan belajar dan mengajar, termasuk juga mencakup situasi pelatihan
(training). Kedua kelompok ini sepertinya menggunakan alasan yang seimbang
untuk membenarkan pendapat mereka masing-masing. Bahkan pada tahun 1977,
AECT memberikan definisi yang berbeda terhadap kedua istilah ini.
Namun seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, perbedaan istilah
tersebut telah menghilang. Sejak tahun 1994 istilah “Teknologi Pendidikan” dan
“Teknologi Pembelajaran” dianggap sinonim dan digunakan secara bergantian
oleh kebanyakan ahli pendidikan untuk menjelaskan penerapan proses dan sarana
(tools) teknologi dalam memecahkan permasalahan belajar dan pembelajaran.
Definisi teknologi pendidikan/pembelajaran yang direvisi dan dikeluarkan pada
tahun 1994 menjelaskan sebagai berikut:
“Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar’’[1]
Dari definisi di atas jelas bahwa tujuan dari teknologi pendidikan adalah
untuk membantu, memperbaiki serta meningkatkan proses belajar manusia. Maka
di sini yang diutamakan adalah “proses belajar” itu sendiri, di samping alat-alat

1
AECT,The Definition of Education Technology,AECT, June 2004,hal.1

3
yang dapat membantu proses belajar tersebut. Jadi, pada hakikatnya teknologi
pendidikan adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan.
Teknologi pendidikan memandang persoalan kegiatan belajar-mengajar sebagai
masalah atau problema yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah.
Secara umum, pengertian Teknologi Pendidikan dapat penulis simpulkan
sebagai berikut:
 Bahwa tujuan utama Teknologi Pendidikan adalah membuat agar suatu
pembelajaran lebih efektif, yaitu dengan cara mendesain, melaksanakan dan
mengevaluasi secara sistematis berdasarkan teori komunikasi dan belajar
tentunya, serta memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat manusia
maupun non-manusia.
 Bahwa fakus utama Teknologi Pendidikan adalah memfasilitasi belajar pada
manusia, yakni melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan
pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar. Disamping itu, melalui
pengelolaan yang baik dan tepat terhadap proses daripada pengembangan,
pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar
tersebut.
 Bahwa penekanan utama Teknologi Pendidikan adalah pada penelitian dan
aplikasi ilmu prilaku dan teori belajar dengan menggunakan pendekatan
sistem untuk melakukan analisis, desain, pengembangan, implementasi,
evaluasi dan pengelolaan penggunaan teknologi untuk membantu
memecahkan masalah belajar dan kinerja, yaitu dengan memanfaatkan
teknologi (soft-technology maupun hard-technology) untuk membantu
memecahkan masalah belajar dan kinerja manusia.

2.2 Perkembangan Teknologi Pendidikan


Teknologi pendidikan telah berkembang dan muncul sebagai bidang ilmu
tersendiri dengan kawasan penelitian dan praktik yang beragam. Keberagaman
aktivitas yang tercakup dalam tradisi Teknologi Pendidikan/Pembelajaran yang
terdiri dari: [desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian].
Berbicara tentang perkembangan Teknologi Pendidikan, tentu tidak lepas dari
perkembangan peradaban manusia yang menyertai dunia pendidikan itu sendiri.

4
Ketika dahulu media pembelajaran yang digunakan hanya dalam bentuk buku teks
dan bahan visual cetak, maka pada tahap perkembangan selanjutnya manusia
mulai menemukan dan menggunakan teknologi audiovisual untuk memanfaatkan
penemuan-penemuan mekanis dan elektronis dalam lingkungan pendidikan.
Kemudian saat ini, bidang teknologi pendidikan menghadapi berbagai
kemungkinan pembelajaran dengan hadirnya komputer sebagai medium belajar-
mengajar, sekaligus digunakan sebagai alat yang dapat mengintegrasikan berbagai
media ke dalam sebuah unit pembelajaran.
Sejalan dengan pengenalan dan pengembangan media pembelajaran
sebagai suatu bidang studi, pengetahuan tentang pembelajaran juga berkembang.
Para psikolog pembelajaran menyodorkan basis teori yang berfokus pada peubah-
peubah yang mempengaruhi kegiatan belajar dan pembelajaran. Menurut pakar-
pakar terdahulu, karakteristik pebelajar dan proses belajar itu sendiri menentukan
karakteristik metoda penyampaiannya.[2]
Sehingga tak heran, meskipun alat-alat yang dihasilkan oleh teknologi
pendidikan sangat modern dan lengkap, tidak dengan sendirinya mempermudah
cara belajar atau memperdalam dan memperluas hasil belajar itu. Artinya, dengan
alat-alat itu tidak secara otomatis pelajaran yang diberikan akan bermutu tinggi.
Hal ini karena alat-alat yang dihasilkan oleh teknologi pendidikan, seperti alat-
alat audiovisual, bukan esensial. Tanpa alat-alat itu pun teknologi pendidikan
tetap dapat dilaksanakan.
Dalam hal ini, – menurut Prof. Dr. Nasution – perlulah dicari pegangan
yang lebih mantab untuk mengajar yang diperoleh berdasarkan fakta dan bukti-
bukti yang nyata dan dihasilkan berkat percobaan dan penelitian. Maka
diselidikilah secara sistematis hal-hal yang berkenaan dengan unsur-unsur
mengajar, yakni tujuan, metode penyampaian, bahan pelajaran dan penilaian.
Dengan pegangan demikian dapat ditingkatkan efektivitas mengajar-belajar.[]
Inilah sebenarnya esensi Teknologi Pendidikan, yaitu menemukan formula
yang tepat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, bukan menggunakan
teknologi yang ada dan „memaksakannya‟ untuk digunakan dalam kegiatan

2
Mas Sugeng, “rangkuman pustaka”(http://rangkumanpustaka.blogspot.com/2017/03/pembelajaran-menurut-para-
ahli.html, diakses pada tanggal 1 september 2018,2018

5
belajar-mengajar tersebut. Karena pada dasarnya, Teknologi Pendidikan itu
bersikap skeptis, yakni menyangsikan kebenaran prinsip-prinsip mengajar atau
asas-asas didaktik sebelum diperoleh bukti akan kebenarannya.
Oleh sebab itu tak heran bila Teknologi Pendidikan merupakan suatu
ekspresi dari scientific movement atau gerakan ilmiah yang telah dirintis oleh
Aristoteles dan bergerak terus melalui Wundt, Pavlov, Thorndike, Skinner, hingga
masa kini. Teknologi Pendidikan berusaha untuk menerapkan dalam kelas hasil-
hasil eksperimentasi dalam laboratorium psikolog.[]
Bahkan teknologi pendidikan lahir dan berkembang hingga sekarang ini
adalah merupakan hasil dari penelitian dan pemikiran ilmiah tentang pendidikan
yang dilakukan oleh para pakar pendidikan. Mereka berusaha sekuat tenaga
mempelajari soal belajar secara sistematis.
Kita ambil contoh hasil penelitian yang dilakukan oleh Wood dan Freeman
(1929), Knowlton dan Tilton (1929) serta Carpenter dan Greenhill (1956) yang
akhirnya menyimpulkan bahwa peran media dalam proses belajar mengajar sangat
penting.[]
Ada lagi Edward L. Thorndike (1874 – 1949) yang menghasilkan
sejumlah “hukum” belajar, di antaranya Law of Effect. Menurut hukum ini belajar
akan lebih berhasil bila respons murid terhadap suatu stimulus segera disertai oleh
rasa senang atau rasa puas dengan memberikan pujian atau hadiah, yang
disebut reiforcement. Reiforcement ini memperkuat hubungan antara S (Stimulasi)
dan R (Response) sehingga hasil belajar menjadi permanen.[]
Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh dalam pengembangan teknologi
pendidikan yang menemukan formula proses pembelajaran setelah melakukan
berbagai penelitian serta pemikiran ilmiah tentang pembelajaran tersebut. Di
antara para tokoh psikolog dan pendidik tersebut dalam mengembangkan teori-
teori mereka ada yang tidak langsung dicoba/diujikan kepada manusia di sekolah,
melainkan menggunakan percobaan dengan binatang. Mereka beranggapan bahwa
hasil percobaannya akan dapat diterapkan pada proses belajar-mengajar untuk
manusia. Baru pada tingkat perkembangan berikutnya, para ahli tersebut
mencurahkan perhatiannya pada proses belajar-mengajar untuk manusia di
sekolah. Penelitian-penelitian tersebut akhirnya melahirkan berbagai teori baru,

6
ada yang mereka sebut dengan Programmed Text, Teaching Machiness,
Associaton Theory, dan lain-lain.[]
Dalam era teknologi komunikasi dan informasi dewasa ini, perkembangan
teknologi pendidikan lebih difokuskan pada pengembangan media pembelajaran.
Hal ini tak lain karena media pembelajaran dewasa ini dianggap sebagai salah satu
faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran.[] Dalam proses
pembelajaran, media[] memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan
kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam
menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan
pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan
mahal, ataupun media yang sangat sederhana dan murah.

Heinich, dkk (1996) sebagaimana yang dikutip oleh Prof. Hamzah B. Uno,
mengklasifikasikan jenis media pembelajaran sebagai berikut:[]
1) Media yang tidak diproyeksikan (non projected media)
Media ini sering disebut media pameran atau displayed media. Jenis media
yang tergolong media yang tidak diproyeksikan yaitu:
1. Realita; yaitu benda nyata yang digunakan sebagai bahan ajar.
2. Model; yaitu benda nyata yang dimodifikasikan, atau gambaran yang
berbentuk tiga dimensi dari sebuah benda nyata (pengganti media realia)
3. Bahan grafis (grafhic materials); yaitu benda visualisasi yang bersifat
simbol. Contoh: poster, globe, peta, kartun, diagram, dll.
4. Papan display; yaitu media yang dapat dipajang.

2) Media yang diproyeksikan (projected media)


Media yang tergolong sebagai media yang diproyeksikan, antara lain:
1. OHT (overhead transparancy);
2. Slide, dll

7
3) Media Audio (audio)
Media audio merupakan media yang sangat fleksibel, relatif murah, praktis
dan ringkas, serta mudah dibawa (portable). Media ini dapat digunakan untuk
kegiatan belajar individu maupun kelompok. Misalnya audio kaset.

4) Media Vidio (vidio)


Media ini sebagai audiovisual dengan memiliki unsur gerakan dan suara, yang
biasa dipergunakan di dalam ruangan kelas. Media vidio dapat digunakan sebagai
alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi.

5) Media berbasis komputer (computer based media)


Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan
respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari
itu, komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi
sesuai dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah
memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di
dalamnya. Dalam hal ini Heinich, Molenda, & Russel (1996: 228) mengemukakan
bahwa : “…It has ability to control and integrate a wide variety of media – still
pictures, graphics and moving images, as well as printed information. The
computer can also record, analyze, and react to student responses that are typed on
a keyboard or selected with a mouse“.
Saat ini teknologi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana
komputasi dan pengolahan kata (word processor) tetapi juga sebagai sarana
belajar multi media yang memungkinkan peserta didik membuat desain dan
rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan. Sajian multimedia berbasis
komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer
sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam
sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat
mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer
dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk
mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan misalnya
rancangan grafis dan animasi.

8
6) Multimedia Kit
Multimedia kit dapat diartikan sebagai paket bahan ajar yang terdiri dari
beberapa jenis media yang digunakan untuk menjelaskan suatu materi tertentu.
Biasanya multimedia kit digunakan untuk mata pelajaran fisika, kimia dan biologi
pada saat praktikum.

2.3 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan


Perlu diketahui bahwa setiap saat dalam kehidupan manusia terjadi suatu
proses belajar-mengajar, baik sengaja maupun tidak sengaja, disadari atau tidak
disadari. Proses belajar-mengajar adalah merupakan satu kesatuan yang tak bisa
dipisahkan. Hal ini mudah dipahami, karena bila ada yang belajar sudah barang
tentu ada yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya. Maka wadah yang
menaungi proses belajar-mengajar tersebut dapat disebut lembaga pendidikan
(formal) atau pun lembaga pelatihan (non-formal). Dan proses penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan ini, mau tidak mau akan dituntut berbagai kualifikasi;
baik yang berhubungan dengan hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata nilai
serta sifat-sifat pribadi lainnya yang dihasilkan oleh peserta didik. Keberhasilan
lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan dinilai dari out-
put yang dihasilkan. Maka agar out-put tersebut dapat berhasil dengan baik, perlu
dilakukan proses-proses yang efektif dan efisien di dalam mengembangkan
pengelolaan pendidikan dan pengajaran.
Di dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, perlu ditetapkan tujuan
utama proses belajar itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar guru ketika mengajar,
sudah mampu memilih dan memiliki rencana serta menetapkan strategi belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tadi. Di antara tujuan
belajar adalah:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
2. Penanamaan konsep dan keterampilan
3. Pembentukan sikap.[]
Ketiga tujuan belajar tersebut di atas dalam pembelajaran merupakan tiga hal
yang secara perencanaan dan programatik terpisah, namun dalam kenyataannya
pada diri siswa akan merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat. Ketiganya itu

9
dalam kegiatan belajar-mengajar, masing-masing direncakan sesuai dengan butir-
butir bahan pelajaran (content). Karena semua itu bermuara kepada peserta didik,
maka setelah terjadi proses internalisasi, terbentuklah suatu kepribadian yang
utuh. Dan untuk itu semua, diperlukan sistem lingkungan dan sarana yang
mendukung.
Perlu ditekankan bahwa adanya tujuan yang jelas sekaligus memberikan
ukuran tentang keberhasilan pelajaran. Bila tujuan itu tidak dapat tercapai maka
ada kekurangan dalam proses mengajar-belajar itu. Secara empiris dapat dicari
melalui percobaan, cara manakah yang paling serasi untuk mencapai hasil yang
ditentukan. Maka, dengan pendekatan teknologi pendidikan di dalam
melaksanakan penyelenggaran pendidikan dan pelatihan, kita dapat menggunakan
metode ilmiah untuk menguji-cobakan hipotesis-hipotesis tentang cara yang
paling efektif guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Usaha itu pada
hakekatnya tidak berbeda dengan metode pemecahan masalah (method of problem
solving) yang dilakukan dalam bidang ilmu lainnya.
Dewasa ini, pelaku pendidikan dihadapkan kepada berbagai persoalan, baik
ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun arus globalisasi. Khusus untuk
tantangan globalisasi, dunia pendidikan dihadapkan pada perkembangan teknologi
yang sangat pesat. Sehingga mau tidak mau, tugas dan tanggungjawab
penyelenggara pendidikan dan pelatihan harus mampu memecahkan berbagai
persoalan yang berkembang di era globalisasi ini melalui jalur pendidikan.
Berdasarkan situasi ini, maka pengelolaan pendidikan perlu menyesuaikan diri
terhadap arus perubahan itu. Dan dalam pengelolaan pendidikan perlu
dilakukanrepositioning bagaimana sebaiknya pendidikan dikelola.
Menurut Prof. Dr. H. Hamzah B.Uno, bahwa penyelenggaraan pendidikan saat
ini harus mampu mengenali siapa pelanggannya, dan dari penganalan ini,
pendidikan memahami apa aspirasi dan kebutuhannya (need assessment). Setelah
mengetahui aspirasi dan kebutuhan tersebut, baru ditentukan sistem pendidikan,
macam kurikulumnya, dan persyaratan pengajarnya.[]
Lebih lanjut Prof Hamzah menyebutkan bahwa salah satu visi pendidikan yang
perlu mendapatkan perhatian adalah meletakkan information technology, yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pendidikan. Hal ini berarti

10
mulai dari tingkat pendidikan rendah sampai ke perguruan tinggi merupakan jalur
linier pendidikan, pengenalan, pemahaman, dan pengamalan ilmu dan teknologi di
lembaga pendidikan.[]
Untuk itu, dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, perlu
dilaksanakan pengajaran yang efektif dan sistematis. Pengajaran yang efektif
ditandai oleh berlangsungnya proses belajar. Proses belajar dapat dikatakan
berlangsung apabila seseorang sekarang dapat mengetahui atau melakukan
sesuatu yang sebelumnya tidak dapat diketahui atau tidak dapat dilakukan oleh
peserta didik. Jadi, hasil belajar akan terlihat dengan adanya tingkah laku baru
dalam tingkat pengetahuan berfikir atau kemampuan jasmaniah seorang peserta
didik. Dikarenakan tugas perancangan pengajaran adalah membantu terjadinya
proses belajar, maka dalam penyelenggaraan pendidikan harus dapat
memanfaatkan kondisi dan asas yang telah terbukti mendukung proses belajar
tersebut dengan baik.
Berikut ini akan penulis rangkumkan tentang kondisi dan asas belajar yang
harus diperhatikan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, yaitu:
(1) Persiapan sebelum mengajar; (2) Sasaran belajar; (3) Susunan bahan ajar;
(4) Perbedaan individu; (5) Motivasi; (6) Sumber pengajaran; (7) Keikutsertaan;
(8) Balikan; (9) Penguatan; (10) Latihan dan pengulangan; (11) Urutan kegiatan
belajar; (12) Penerapan; (13) Sikap mengajar; (14) Penyajian di depan kelas.[]

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Teknologi Pendidikan Dalam Lembaga Pendidikan dan


Pelatihan
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu manfaat dari Teknologi Pendidikan
adalah untuk menetapkan pemikiran yang sistematis tentang pendidikan,
menerapkan metode problem solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan
dengan alat-alat komunikasi modern, dan dapat juga dilakukan tanpa alat-alat
tersebut. Dengan melihat tujuan ini, maka Teknologi Pendidikan sangat
berpengaruh dalam sebuah lembaga Pendidikan dan Pelatihan, terutama dalam
melakukan uji-coba hipotesis penggunaan metode pembelajaran yang paling
efektif yang dapat diterapkan.
Dalam hal ini misalnya, kita dapat mengikuti beberapa langkah yang dapat
diikuti dalam metode teknologi pendidikan, yaitu:
1. Merumuskan tujuan yang jelas yang harus dicapai yang dapat dipandang
sebagai masalah;
2. Menyajikan pelajaran menurut cara yang dianggap “serasi” yang kita
pandang sebagai “hipotesis” yang perlu dites;
3. Menilai hasil pelajaran untuk menguji hipotesis itu.
4. Mencari perbaikan andaikata hasilnya belum memenuhi syarat atau standar
yang ditentukan dan melangsungkan percobaan dengan cara lain sampai
tercapai apa yang diharapkan.[]
Perlu diketahui bahwa salah satu perubahan yang sangat besar dalam teknologi
pendidikan adalah perluasan arena di mana dilakukan praktik. Meskipun teknologi
pendidikan di mulai di lingkungan pendidikan dasar dan menengah, bidang ini
kemudian dipengaruhi oleh pelatihan militer, pendidikan orang dewasa, dan
pendidikan tinggi, bahkan sebagian besar kegiatan bidang teknologi pendidikan
pada saat ini berupa pelatihan karyawan di sektor swasta. Sebagai
konsekuensinya, dalam lingkungan saat ini terdapat peningkatan konsentrasi pada
isu-isu yang berhubungan dengan perubahan organisasi, perbaikan kinerja, dan
analisa manfaat biaya.

12
Prinsip, produk, dan prosedur Teknologi Pendidikan tetap penting bagi
efektifitas sekolah, khususnya pada saat dilakukan restrukturisasi sekolah. Akan
tetapi, banyak pakar Teknologi Pendidikan merasa tidak mendapat sambutan di
lingkungan sekolah, demikian juga gagasannya merasa tidak diperhatikan.
Bagaimanapun, berbagai teknologi baru dan metode penyampaian baru
menawarkan berbagai cara memadukan kebutuhan individu peserta didik dengan
sekolah. Salah satu contoh fenomena adalah munculnya peranan sistem
pembelajaran jarak jauh dalam berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sekolah
dasar sampai pengembangan staf dan pelatihan karyawan.
Teknologi pembelajaran, khususnya prosedur perancangan pembelajaran, juga
menjadi semakin umum di lingkungan pendidikan dan pelatihan kesehatan dan
pendidikan luar sekolah. Masing-masing lingkungan pembelajaran ini
membuktikan beragamnya kebutuhan peserta didik untuk berbagai rentang usia
dan dengan berbagai minat, serta organisasi dengan berbagai tujuan. Berbagai
keragaman lingkungan ini merupakan laboratorium percobaan untuk
penyempurnaan penggunaan teknologi baru. Keragaman konteks Teknologi
Pendidikan juga mencerminkan keragaman nilai dan sikap organisasi dan
individu.
Di antara implikasi Teknologi Pendidikan dalam pengembangan lembaga
pendidikan dan pelatihan adalah :
a. Teknologi pendidikan berpengaruh pada peningkatan profesi guru dalam
sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan.
Teknologi pendidikan mengharuskan guru merumuskan tujuan yang jelas
memikirkan metode yang dianggapnya paling efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Tujuan yang jelas merupakan pegangan untuk memilih metode
yang tepat. Dan bila para guru menerapkan prinsip-prinsip teknologi pendidikan
secara konsekuen, maka terbuka baginya jalan untuk memperbaiki mutunya
sebagai guru, ia akan memandang proses mengajar-belajar sebagai problema yang
tak berkesudahan yang dihadapinya secara objektif dan ilmiah. Dengan sikap guru
seperti ini, maka mengajar akan dapat dikembangkan dan ditingkatkan menjadi
profesi dalam arti yang sebenarnya.[]

13
b. Teknologi pendidikan berpengaruh pada peningkatan pemahaman peserta
didik.
Belajar adalah berubah. Artinya belajar merupakan usaha mengubah tingkah
laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Jadi belajar itu akan
lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak
bersifat verbalistik. Maka dalam hal ini, Teknologi Pendidikan berperan
menjembatani proses kegiatan belajar siswa tersebut secara efektif dan efisien.

c. Teknologi pendidikan berpengaruh pada keberhasilan lembaga pendidikan


dan pelatihan.
Teknologi pendidikan bukan merupakan kunci ke arah sukses yang pasti
dalam pendidikan. Akan tetapi teknologi pendidikan menunjukkan suatu prosedur
atau metodologi yang dapat diterapkan dalam setiap lembaga pendidikan dan
pelatihan.[] Dengan adanya teknologi pendidikan, diharapkan lembaga pendidikan
dan pelatihan dapat benar-benar berfungsi sebagai wadah pencetak peserta didik
yang berdaya saing tinggi, karena telah mampu melaksanakan pendekatan belajar
melalui empat pilar, yaitu: learing to know, learning to do, learning to
be, dan learning to live together.

d. Teknologi pendidikan berpengaruh dalam pengenalan awal teknologi kepada


peserta didik.
Salah satu masalah kehidupan yang akan dihadapi para lulusan peserta didik
adalah adanya perubahan masa yang akan datang yang belum pasti bentuk dan
arahnya. Namun, yang pasti adalah adanya tantangan yang menyangkut seluruh
aspek kehidupan manusia yang salah satunya berwujud teknologi.[20] Maka
dengan melaksanakan teknologi pendidikan, adalah sama artinya dengan
memperkenalkan teknologi dasar yang terus berkembang kepada peserta didik.

14
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Sebagai penutup, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, di antaranya:
1. Definisi teknologi pendidikan/pembelajaran yang direvisi dan dikeluarkan
pada tahun 1994 menjelaskan bahwa “Teknologi Pembelajaran adalah teori
dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan
penilaian proses dan sumber untuk belajar.
2. Teknologi Pendidikan merupakan suatu ekspresi dari scientific movement atau
gerakan ilmiah yang telah dirintis oleh Aristoteles dan bergerak terus
melalui Wundt, Pavlov, Thorndike, Skinner, yang telah berkembang
pesat hingga masa kini.
3. Sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan dapat mengukur keberhasilan
pelajaran dengan ketercapaian tujuan yang ditetapkan. Bila tujuan itu tidak
dapat tercapai maka ada kekurangan dalam proses mengajar-belajar itu.
Secara empiris dapat dicari melalui percobaan, cara manakah yang paling
serasi untuk mencapai hasil yang ditentukan, hal ini dapat dilakukan dengan
pendekatan teknologi pendidikan. Lembaga tersebut dapat menggunakan
metode ilmiah untuk menguji-cobakan hipotesis-hipotesis tentang cara yang
paling efektif guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
4. Peranan teknologi pendidikan sangat besar yang tidak hanya dipraktikkan di
lingkungan pendidikan dasar dan menengah saja, tapi dewasa ini sudah
merambah ke dalam pelatihan militer, pendidikan orang dewasa, dan
pendidikan tinggi, termasuk juga dikembangkan pada pelatihan karyawan di
sektor swasta. Sebagai konsekuensinya, dalam lingkungan saat ini terdapat
peningkatan konsentrasi pada isu-isu yang berhubungan dengan perubahan
organisasi, perbaikan kinerja, dan analisa manfaat biaya.
5. Teknologi pendidikan sangat berpengaruh positif bagi terciptanya situasi
pendidikan kondusif yang efektif dan efisien. Sedikitnya hal ini dapat
berpengaruh pada beberapa lini, baik berpengaruh padapeningkatan profesi
guru dalam sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan; peningkatan
pemahaman peserta didik; hingga berpengaruh pada keberhasilan lembaga

15
pendidikan dan pelatihan. Termasuk yang paling utama adalah
bahwa teknologi pendidikan berpengaruh dalam pengenalan awal teknologi
kepada peserta didik.

4.2. Saran
Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka
dalam proses pembelajaran harus memiliki cara tertentu yang dapat memiliki
pengaruh yang baik dalam meningkatkan kualitas dan peningkatan mutu
pendidikan yang diharapkan mampu memberikan kefahaman mendalam kepada
peserta didik atas pesan atau materi belajar yang disampaikan, cara yang
dimaksud yaitu dengan teknologi pendidikan yang mendesain model-model
pembelajaran yang mempengaruhi keberhasilan seorang guru dalam mengajar.

Dan guru hendaknya dapat lebih bijak dan menyesuaikan teknologi pendidikan
yang dipakai dengan situasi yang ada didalam proses pembelajaran, agar
pembelajaran tersebut lebih mudah diterima oleh peserta didik. Serta guru harus
lebih banyak mengikuti pelatihan-pelatihan yang menunjang bagaimana proses
pembelajaran menjadi lebih efektif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Miarso,Yusufhadi.2004.Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:


Prenadamedia Group.
AECT. 1977. The Definition of Education Technology.Washington D.C.: AECT.
Curriculum Information Technology Integration (CITI) Project.
http://www.edu.gov.mb.ca/ks4/tech/ct/index.html).

17

Anda mungkin juga menyukai