Anda di halaman 1dari 17

Ermawati (11061030100)

ESAIN URIKULUM
Oleh Kelompok 4

Nurasyidah (1106103010070)
Riana Sulistiangsih (11061030100)
Sarah (1206103010009)
Uswatunnisa (12061030100
PENGERTIAN DESAIN KURIKULUM
Menurut Oemar Hamalik (1993) pengertian Desain
adalah suatu petunjuk yang memberi dasar, arah,
tujuan dan teknik yang ditempuh dalam memulai dan
melaksanakan kegiatan.

Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua
dimensi, yaitu dimensi horizontal dan vertikal.
Dimensi horizontal berkenaan dengan penyusunan
dari lingkup isi kurikulum. Sedangkan dimensi
vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan
berdasarkan urutan tingkat kesukaran.
PRINSIP-PRINSIP DESAIN KURIKULUM
Saylor (Hamalik:2007) mengajukan delapan prinsip
ketika akan mendesain kurikulum

1. Desain kurikulum harus memudahkan
2. Desain memuat berbagai pengalaman belajar yang
bermakna dalam rangka merealisasikan tujuan
tujuan pendidikan
3. Desain harus memungkinkan dan menyediakan
peluang bagi guru untuk menggunakan prinsip-
prinsip belajar
4. Desain harus memungkinkan guru untuk
menyesuaikan pengalaman
LANJUTAN...

5. Desain harus mendorong guru mempertimbangkan
berbagai pengalaman belajar anak
6. Desain harus menyediakan pengalaman belajar
yang berkesinambungan
7. Kurikulum harus di desain agar dapat membantu
siswa mengembangkan watak
8. Desain kurikulum harus realistis, layak, dan dapat
diterima
BENTUK-BENTUK DESAIN KURIKULUM
1. Subject Centered Design
2. Learner-Centered Design
3. Problem Centered Design


1. SUBJECT CENTERED DESIGN
Subject centered design curriculum merupakan
bentuk desain yang paling popular, paling tua dan
paling banyak digunakan. Dalam subject centered
design, kurikulum di pusatkan pada isi atau materi
yang akan diajarkan.

Tiga bentuk Subject centered design:
1. The Subject Design
2. The Disciplines Design
3. The Broad Fields Design


1. The Subject Design
The subject design curriculum merupakan bentuk
desain yang paling murni dari subject centered design.
Materi pelajaran disajikan secara terpisah-pisah dalam
bentuk mata-mata pelajaran. Model desain ini telah ada
sejak lama.

2. The Disciplines Design
Bentuk ini merupakan pengembangan dari subject
design, keduanya masih menekankan kepada isi atau
materi kurikulum. Walaupun bertolak dari hal yang sama
tetapi antara keduanya terdapat perbedaan.

3. The Broad Fields Design
Dalam model ini mereka menyatukan beberapa mata
pelajaran yang berdekatan atau berhubungan menjadi
satu bidang studi
KELEBIHAN
Mudah disusun, dilaksanakan, dievaluasi, dan
disempurnakan.
Karena materi pelajaran diambil dari ilmu yang
sudah tersusun secara sitematis logis, maka
penyusunannya cukup mudah.
Para pengajarnya tidak perlu disiapkan khusus.
Bentuk ini memudahkan para perserta didik untuk
mengikuti pendidikan di perguruan tinggi.
Bentuk ini sudah dikenal lama, baik oleh guru-guru
maupun orang tua.
Bentuk ini sangat ampuh sebagai alat untuk
melestarikan dan mewariskan warisan budaya
masa lalu.
KEKURANGAN
Karena pengetahuan diberikan secara terpisah-
pisah, hal itu bertentangan dengan kenyataan.
Karena mengutamakan bahan ajar maka peran
peserta didik sangat pasif.
Kurikulum ini kurang memperhatikan minat,
kebutuhan dan pengalaman para perserta didik.
Pengajaran lebih menekankan pengetahuan dan
kehidupan masa lalu.
Kurikulum lebih mengutamakan isi dan kurang
memperhatikan cara penyampain.
Isi kurikulum disusun berdasarkan sistematika ilmu
sering menimbulkan kesukaran di dalam
mempelaja

2. LEARNER-CENTERED DESIGN

Learner centered, memberi tempat utama kepada
peserta didik. Di dalam pendidikan atau pengajaran
yang belajar dan berkembang adalah perserta didik
sendiri. Guru atau pendidik hanya berperan
menciptakan situasi belajar-mengajar, mendorong
dan memberikan bimbingan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.

variasi model Learner Certered Design yaitu the
activity atau experience design.
THE ACTIVITY ATAU EXPERIENCE DESIGN
Ciri utama activity atau experience design:

1. Struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan
minat peserta didik.
2. Kurikulum tidak dapat disusun dari sebelumnya,
tetapi disusun bersama oleh guru dengan para
siswa.
3. Desain kurikulum tersebut menekankan prosedur
pemecahan masalah.
KELEBIHAN
Karena kegiatan pendidikan didasarkan atas
kebutuhan dan minat peserta didik, maka motivasi
belajar bersifat intrinsik dan tidak perlu dirangsang
dari luar
Pengajaran memperhatikan perbedaan individual
kegiatan-kegiatan pemecahan masalah
memberikan bekal kecakapan dan pengetahuan
untuk menghadapi kehidupan di luar sekolah
KEKURANGAN
Penekanan pada minat dan kebutuhan peserta
didik belum tentu cocok dan memadai untuk
menghadapi kenyataan dalam kehidupan
Kalau kurikulum hanya menekankan minat dan
kebutuhan peserta didik, dasar apa yang digunakan
untuk menyusun struktur kurikulum
Activity design curriculum sangat lemah dalam
kontinuitas dan sekuens bahan
3. PROBLEM CENTERED DESIGN
Problem centered design berpangkal pada filsafat
yang mengutamakan peranan manusia (man
centered).
Konsep-konsep ini menjadi landasan pula dalam
pendidikan dan pengembangan kurikulum.

Ada dua variasi model desain kurikulum ini, yaitu:
1. The Areas Of Living Design
2. The Core Design.
Areas of living design seperti learner centered
design menekankan prosedur belajar melalui
pemecahan masalah. Dalam prosedur belajar ini
tujuan yang bersifat proses (process objectives)
dan yang bersifat isi (content objectives)
diintegrasikan.

The core design kurikulum timbul sebagai reaksi
utama kepada separate subject design, yang
sifatnya terpisah-pisah.Dalam mengintegrasikan
bahan ajar, mereka memilih mata-mata
pelajaran/bahan ajar tertentu sebagai inti
(core).Pelajaran lainnya dikembangkan di sekitar
core tersebut.
KELEBIHAN
1. merupakan the subject matter design tetapi dalam
bentuk yang terintegrasi
2. Karena kurikulum diorganisasikan disekitar
problem-problem peserta didik dalam kehidupan
social.
2. Menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang relevan.
3. Melalui kurikulum ini para peserta didik akan
memperoleh pengetahuan, dan dapat
menginternalisasi artinya
4. Desain tersebut menyajikan bahan ajar dalam
bentuk yang fungsional
5. Motivasi belajar datang dari dalam diri peserta
didik, tidak perlu dirangsang dari luar
KEKURANGAN
1. Penentuan lingkup dan sekuens dari bidang-
bidang kehidupan yang sangat esensial (penting)
sangat sukar
2. Lemahnya atau kurangnya integritas dan
kontinuitas organisasi isi kurikulum.
3. Desain tersebut sama sekali mengabaikan warisan
budaya.
4. Karena kurikulum hanya memusatkan perhatian
pada pemecahan masalah social pada saat
sekarang, ada kecenderungan untuk
mengindroktrinasi peserta didik dengan kondisi
yang ada.
5. Baik guru maupun buku dan media lain tidak
banyak yang disiapkan untuk model tersebut

Anda mungkin juga menyukai