Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingya CBR
Critical Book Review penting karena dengan meng kritik buku kita bisa tau kekurangan
buku, kelebihan buku, bahkan membuat suatu buku. Karena sebelum mengkritik suatu
buku kita harus mempelajari buku tersebut, membandingkan dengan buku lain sehingga
kita dapat mempelajari beberapa buku sekaligus
B. Tujuan penulisan CBR
Tujuan penulisan CBR selain menyelesaikan tugas kita juga menambah pengetahuan
tentang buku, meningkatkan prestasi belajar karena kita telah menguasai beberapa buku.
Selain itu, kita juga bisa menguatkan daya piker kita secara kritis terhadap suatu buku.
C. Manfaat CBR
Manfaat CBR untuk penulis adalah penulis dapat berpikir secara lebih kritis dalam
menilai sebuah buku
D. Identitas buku yang dilaporkan
Judul : DESAIN PEMBELAJARAN
Pengarang / (Editor, jika ada) : Prof. Dr. Abdul Gafur, M. Sc
Penerbit : Ombak(anggota IKAPI)
Kota terbit : yogyakarta
Tahun terbit : 2012
ISBN : 978-602-7544-35-2
E. Identitas buku pembanding 1
Judul : DESAIN PENDIDIKAN KARAKTER
Pengarang / (Editor, jika ada) : Dr. Zubaedi M.AG M.Pd
Penerbit : Kencana Prenada Media Grup
Kota terbit : Rawamangun Jakarta
Tahun terbit : 2011
ISBN : 978-602-8730-85-3
F. Identitas buku pembanding 2

1
BAB II
RINGKASAN BUKU
2.1.RINGKASAN BUKU UTAMA

A. BAB I KONSEP REASPEKTIF DESAIN PEMBELAJRAN DALAM


TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

1. Konsep desain pembelajaran


 Defenisi desain pembelajran
Dalam literatur bahasa inggris, desain pembelajaran dengan istilah instructional design,
instructional sistem design, instructional development,dan instructional sistem
development. Dulu untuk menyebut desain pembelajaran digunakan istilah desain
pengajaran. Tapi karena istilah pengajaran diganti dengan pembelajaran, maka desain
pengajaran diganti dengan desain pembelajaran.
Bebrapa definisi dapat disajikan sebagai berikut:

“instructional desain is the practice of creating instructional tool and content to help
facilitate learning most effectively. The process consists broadly of determining the current
state and needs of the learner, defining the end goal of instruction, and creting some
“intervention” to assist in the trandition. Ideally the process is informed by pedagogically
tested theories of learning and may take place in student-only,teacher-led or community-
based setting. The outcome of this instruction may be directly obsevable measured or
completely hidden and assumed.”(kruse, kevin, moss,K)

“instructional desaign is the sistem atic development of instuctional spesification using


learning and instructional theory to ensure the quality of instruction. It is the entire process
of analysis of learning need and goals and development of a delivery sistem to meet the
those needs. It includes development of intructional materials and activities and tryout and
evaluation of all instruction and activities “university of michigan”
Jadi desain pembelajaran membuat pola atau rancangan pembelajaran.pola rancangan yang
dimaksid disusun secara sistematis sedemikian rupa, sehingga proses pembelajaran
berlangsung secara optimal dalam arti tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang di
harapkan.

2
2. Prespektif desain pembelajaran
Menurut carl berger and rosalind kam desain pembelajaran dapat dipandang sebagai
proses,disiplin, sains, dan sebagai sistem.
 Desain pembelajaran sebagai proses
Desain pembelajaran adalah proses sistematis dalam mengembangkan spesifikasi
pembelajaran dengan menggunakan teori belajar dan teori mengajar untuk
mewujudkan kualitas pembelajaran.
 Desain pembelajaran sebagai disiplin atau bidang garapan
Desain pembelajaran sebagai disiplin atau bidang garapan yang berkenaan dengan
riset dan teori tentang strategi pembelajaran, proses untuk mengembangkan dan
mengimplementaskan strategi tersebut
 Desain pembelajaran sebagai sains
Desain pembelajaran sebagai sains merupakan sains atau ilmu yang berhubungan
ilmu yang berhubungan, mengimplementasi, evaluasi, dan pengendalian situasi yang
memberikan fasilitas belajar.
 Desain pembelajaran sebagai sistem
Desain pembelajaran sebagai sistem merupakan proses sistematis pengembangan dan
implementasi pembelajaran.

3. Desain pembelajaran dalam kawasan teknologi pembelajaran


Teknologi pembelajaran adal;ah teori dan praktik tentang desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi terhadap proses dan sumber untuk belajar.
Jadi ada lima kawasan teknologi pembelajaran yaitu desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi.

4. Landasan teoritis
 Teori belajar
Teori belajar adalah teori yang menjelaskan atau menjelaskan atau mendeskripsikan
bagai mana proses belajar berlangsung pada diti seseorang. Karena sifat nya yang
hanya menjelaskan maka teori belajar disebut sebagai teori yang bersifat deskriptif.
 Teori pembelajaran
Teori pembeelajaran adalah teori yang memberikan resep bagaimana cara yang baik
memberikan resep bagaimana cara mengajar yang baik berdasarkan teori belajar.
 Teori informasi dan komunikasi

3
Teori informasi memandang belajar sebagai proses informasi, yaitu proses
menerima, menyimpan dan mengungkapkan kembali informasi.
 Teori manajemen
Kegiatan pengembangan desain pembelajaran melibatkan banyak tenaga, simber
dana, dan waktu. Sehubung dengan itu maka prinsip-prinsip manajemen, pengelolaan
atau pengadministrasian perlu diterapkan dalam kegiatan pengembangan desain
pemnbelajaran. Pengelolaan yang dimaksid meliputi pengelolaan organisasi dan
pengelolaan personalia.
 Teori sistem
Mengingat pengertian desain pembelajaran sebaagai prosen sistematis dalam
menentukan tujuan pembelajaran, memilih materi, strategi, media, evaluasi, dan
sumber untuk pembelajaran, maka teori sistem dipandang sebagai landasan utama
desain pembelajaran.

5. Asumsi dan Prinsip


 Asumsi
Gagne dan brigs mengidentifikasi adanya empat pokok-pokok pikiran atau asumsi
dasar penyusunan desain pembelajaran yakni;
1. Diterima asumsi bahwa desain pembelajaran harus ditunjukan untuk membantu
belajar individual siswa.

2. Desain pembelajaran mempunyai dua fase yaitu jangka pendek berupa persiapan
mengajar guru untuk menyajikan beberapa topik dalam wawktu beberapa jam
pelajaran, sedankan jangka panjang berupa desain untuk mengajarkan
keseluruhan mata pelajaran dalam satu satuan.
3. Desain pembelajaran yang disusun secara sistematis akan pengaruh terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran siswa.
4. Desain pembelajaran harus disusun dengan menggunakan pendekatan sistem.

6. Prinsip
Malcom felming mengungkapkan banyak prinsipyang harus diperhatikan dalam
menyusun desain pembelajaran.
Dari berbagai prinsip dalam desain pembelajaran, pada dasar nya prinsip-prinsip
dapat disarikan menjadi 6 prinsip yakni:

4
1. Kesiapan dan motivasi
2. Penggunaan alat pemusat perhatian
3. Partisipasi aktif siswa
4. Perulangan
5. Umpan balik
6. Dibatasinya materi yang tidak relevan

B. BAB II MODEL-MODEL DESAIN PEMBELAJARAN

1. Pengertian model desain pembelajaran


model desain pembelajaran dapat didefenisikan sebagai deskripsi verbal tentang
langkah-langkah secara urut yang dilakukan dalam penyusunan desain pembelajara,
model desain pembelajaran dapat pula di definisikan representasi visual dalam bentuk
diagram, bagan, gambar, yang menggambarkan langkah-langkah, proses atau
prosedure penyusunan desain pembelajaran.

2. Analisa/telaah beberapa model desai pembelajaran


Ada beberapa langkah untuk menelaah dan mempelajari berbagai model pembelajaran
menurut gafur:
 Kita pelajari langkah-langkah yang terdapat dalam siatu model perencanaan
pembelajaran.
 Kita pelajari istilahh-istilah yangdigunakan untuk menyebutkan suatu langkah
perencanaa pembelajaran.
 Kita pelajari urutan langkah-langkah perencanaan pembelajaran dengan menggunakan
salah satu model sebagai tolak ukur.
 Dengan menganalisis dan membandingkan berbagai model dapat kita nilai model yang
praktis dan mudah untuk dilaksanakan dalam merencanakan pembelajaran.

Berikut disajikan dan dibahas beberapa model desain model pembelajaran:


a. Model banathy
Model ini disajikan lebih dulu karena model banathy ini pernah populer di indonesia
pada saat berlaku nya kurikulum 1975 pada sekolah dasar dan sekolah menengah
(sd-smp-sma)
Pada waktu itu model banathy diadaptasi dan diadopsi dengan sebutan prosedur
pengembangan sistem pembelajaran(PPSI). Adalima pokok PPSI yaitu:
5
1. Perumusan tujuan
2. Pengembangan alat evaluasi
3. Penentuan kegiatan pembelajaran
4. Pengembangan kegiatan pembelajaran
5. Pelaksanaan KBM(gafur, 1986:28)
Menurut banathy desain sistem pembelajaran dapat disajikan sebagai berikut :
1. Analisa dan perumusan tujuan
2. Tes acuan kriteria
3. Analisa dan perumusan tugas belajar
4. Desain sistem pembelajaran
5. Implementasi dan kendali mutu

b. Model dick dan carey


Model ini banyak dijumpai di buku teks yang beredar di indonesia,terutama pada
program pendidikan/pembelajara. Secara singkat komp[onen model dick dan carey
yakni:
1. Analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran
2. Mlaksanakan analisis pembelajaran
3. Analisis siswa dan konteks
4. Menulis tujuan pembelajaran khusus
5. Mengembangkan instrumen penilaian
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
7. Mengembangkan dan memilih materi/paket pembelajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Mengadakan revisi/perbaikan pembelajaran
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif

c. Model kemp
Model ini disajikandahulu (1977) dalam bentuk diagram /bagan linier.model terakhir
kemp (1994)disajikan dalam bentuk tidak linier (circular not linier)
Model linier kemp terdiri dari 9 langkah:
1. Menentukan topin dan tujuan pembelajaran umum
2. Menentukan karakteristik siswa
3. Menentukan tujuan pembelajaran khusus
4. Menentukan materi pembelajaran
6
5. Menentukan tes awal
6. Menentukan kegiatan pembelajara, alat dan sumber
7. Koordinasi sarana pendukung
8. Evaluasi
9. Revisi

Langkah-langkah pengembangan desain pembelajaran menurut kemp:


1. Identifikasi masalah atau kebutuhan dan prioritas belajar, dan menentukan
tujuan pembelajaran untuk penyusunan desain program pembelajaran.
2. Mengkaji karakteristik siswa yang perlu mendapatkan perhatian dalam
penyusunan renca pembelajaran
3. Identifikasi materi pembelajaran, dan analisis komponen tugas yang releva
dengan maksud dan tujuan pembelajaran
4. Merumuskan tujuan khusus yang diharapkan dicapai siswa
5. Menyusun materi pembelajaran menjadi urutan topik yang logis untuk
dipelajari siswa
6. Merencanakan strategi pembelajaran sedemikian rupa sehingga setiapsiswa
dapat menguasai tujuan pembelajaran khusus
7. Merencanakan penyampaian pesan/materi pembelajaran
8. Mengembangkan instrumen evaluasi untuk menilai pencapaian tujuan
pembelajaran khusus
9. Memilih sumber bahan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar
10. Melaksanakan evaluasi formatif maupun sumatif
11. Mengadakan revisi dengan mennggunakan hasil evaluasi formatif sebagai
umpan balik.

d. Model assure
Model ini dikembangkan oleh molenda, dkk (2008 : 109). Model ini terdiri dari 6
komponen yakni:
1. Analisis siswa
2. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus
3. Memilih media dan paket pembelajaran
4. Memanfaatkan materi pembelajaran
5. Meminta respon siswa
6. Evaluasi
7
e. Model addie
Model addie terdiri dari lima komponen atau langkah yakni:
1. Analisis
2. Desain
3. Pengembangan
4. Implementasi
5. Evaluasi

C. BAB II DESKRIPSI LANGKAH-LANGKAH DESAIN PEMBELAJARAN


1. Penentuan standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran
a. Konsep
 Standartt kompetensi ppembelajaran
Standartt kompetensi pembelajaran merupakan suatu kebulatan pengetahuan,
keterrampilan dan sikap minimal yang diharapkan dikuasai oleh siswa setelah
mengikuti kegiatan kegiatan prmbelajaran.
Beberapa definisi tujuan pembelajaran umum dapat disajikan di bawah ini:
1. Didalam sk materi p dan k no8/u/1975, tujuan pembelajaran umum diartikan
sebagai “tujuan-tujuan yang pencapaian nya dibeban kan kepada program
pengajaran sesuai bidang pelajaran”
2. Menurut gene E.Hall dan Howard L. Jones (19976:28). Tujuan pembelajran
umum adalah pernyataan umum mengenai hasil suatu program pengajaran.”
3. Menurut dick dan carey (1978:14),tujuan pembelajaran umum adalah suatu
pernyataan yang menjelaskan mengenai kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa setelah mereka mengikuti suatu pembelajaran.
4. Menurut briggs (1979:54), tujuan pembelajaran umum didefinisikan sebagai
pernyataan umum mengenai tujuan akhir dari setiap program pembelajaran.

Hal-hal yang dipertimbangkan didalam menentukan pembelajaran umum


tujuan pembelajaran umum (standar kompetensi):
1. Kebutuhan untuk mengajar tujuan pembelajaran umum tersebut.
2. Ahli dalam bidang yang akan diajarkan
3. Materi pelajaran
4. Indikator tercapainya tujuan pembelajaran umum
5. Siswa dan kesulitan yang pernah dihadapi
8
b. Kompensi dasar(tujuan pembelajaran khusus)
Menurut permendiknas no.20 tahun 2006, perincian lebih lanjut dari standar kompetensi
adalah kompetensi dasar (KD).
Berikut adalah hal yang memberikan pengetahuan dan keterampilan guru, dosen
ataupun pendidik lain nya tentang penulisan KD/TPK yang tepat:
1. Istilah
2. Definisi
3. Taksonomi kompetensi dasar/tujuan pembelajaran
4. Kegunaan kompetensi pembelajaran

c. Prosedur penyusunan dan perumusan kompetensi


a. Pemerincian dan pengurutan kompetensi pembelajaran
Teknik merinci dan mengurutkan atau penyusunan kompetensi adalan dengan
melakukan analisis kompetensi kompetensi .
b. Perumusan kompetensi pembelajaran
Kriteria perumusan tujuan pembelajaran yang baik menurut baker :
1. A subject:the learner(murid, siswa, mahasiswa)
2. A verb: behavior or behavior product(tingkah laku, hasil tungkah laku)
3. Given condition: the situation in which the behavior occurs (syarat atau keadan
disaat siswa menunjukan hasil belajara)
4. Standards: of quality or quality (derajat atau standar keberhasilan)

2. Penentuan materi pembelajaran


1. Pengertian materi pembelajaran
Menurut kemp materi pembelajaran dalam hubungan nya dengan proses penyusunan
desain pembelajaran merupakan gabungan antara npengetahuan, keterampilan, dan
faktor sikap.
2. Jenis-jenis meteri pembelajaran
Dalam buku nya versi tahun 2001, bloom membedakan materi pembelajaran menjadi
4 yakni: fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif.
Menurut merril yang mmembedakan isi pembelajaran menjadi empat yakni: fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur.
3. Prosedur pemilihan materi
Pertama-tama perlu diperhatikan bahwa kriteria atau tolok ukur pemilihan materi
pembelajaran adalah kompetensi atau tujuan pembelajaran.
9
3. pemilihan strategi pembelajaran
1. pengertian strategi pembelajaran strategi pembelajaran merupakan komponen
penting dalam model perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
Menurut kozam strategi pembelajaran yakni setiap kegiatan yang dipilih, yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada siswa dalam menuju tercapai nya tujuan
pembelajaran tertentu.
2. Komponen strategi pembelajaran
Komponen strategi pembelajaran terbagi atas 5 yaitu:
a. Kegiatan pembelajatan
b. Penyampaian informasi
c. Partisipasi siswa
d. Tes
e. Kegiatan lanjuta

3. Klasifikasi jenis-jenis strategi dan metode pembelajaran


a. Klasifikasi strategi pembelajan
Secara garis besar strategi bemelajaran dapat dikelompokkan :
1. Ditinjau dari koompetensi atau tujuan pembelajaran
2. Ditinjau dari letak kendali belajar
3. Ditinjau dari letak kendali belajar
4. Ditinjau dari besar kecil nya kelompok yang belajar
5. Ditinjau dari segi cara peroleh ilmu pengetahuan
6. Ditinjau dari segi interaksi dan arah informasi antara guru dengan siswa
7. Ditinjau dari segi aktualitas, letak dan hubungan antar sumber.

b. Jenis-jenis metode pembelajaran


Berikut jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan:
1. Pengajaran dengan bantuan komputer
2. Demonstrasi
3. Observasi
4. Diskusi
5. Debat
6. Dramatis
7. Latihan
10
8. Percobaan
9. Pengalaman lapangan
10. Permainan
11. Studi independen
12. Pengalaman laboratorium
13. Kuliah atau ceramah
14. Dan lain-lain

4. Dasar dan lankah-langkah pemilihan strategi pembelajaran


Dasar-dasar atau kriteria pemilihan strategi pembelajaran

1. Kompetensi atau tujuan pembelajaran khusus


Tujuan pembelajaran khusus menjadi dasar pokok penentuan strategi pembelajaran,
sebab strategi pembelajaran itu dipilih tidak lain adalah untuk membantu tercapainya
tujuan pembelajaran.
2. Faktor belajar, lingkungan belajar, dan besar kecil nya kelompok belajar
Essef menyebutkan ada 3 hal pokok yang harus diperhatikan dalam pemilihan
atau penentuan strategi pembelajaran dan media yaitu:
a. Faktor-faktor belajar
b. Lingkungan belajar
c. Bedar kecilnya kelompokbelajar

3. Pola-pola kegiatan belajar mengajar


Menurut ely ada 3 pola dasar kegiatan belajar mengajar yakni:
1. Pengajaran untuk grup besar
2. Pola pengajaran untuk grup kecil
3. Pola pengajaran individu

4. Pemilihan media pembelajaran


1. Pengertian dan rasional penggunaan media dan multimedia
Media pembelajaaran merupakan komponen penting dalam perancanaan,
pelaksaan, dan evaluasi pembelajaran
2. Fungsi media dalam pembelajaran

11
Fungsi nya adalah dapat dibedakan menjadi 2 yakni: sebagai alat bantu
pembelajaran dan sebagai media yang dapat digunakan untuk belajar sendiri
tanpa bantuan guru.
3. Klasifikasi media
Klasifikasi media menjadi 2 yakni media yang di proyeksikan dan media
yang tidak diproyeksikan.

D. BAB IV APLIKASI KONSEP DAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN


a. Produk penyusunan desain pembelajaran
1. Silabus
a. Konsep dan pentingnya silabus
Konsep dan berbagai model desain pembelajaran meliputi silabus dan rpp.
Silabus adalah produk pengembangan desain pembelajaran makro, sedangkan
rpp adallah adalah produk desain pengembangan mikro.

b. Prinsip-prinsip penyisunan silabus


Beberapa yang mendasari pengembangan silalbus antara lain:
1. Prinsip ilmiah
2. Prinsip memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Perinsipsistematika
4. Perinsip relevan
5. Prinsip konsisten
6. Prinsip kecukupan

c. Format, sistematika dan kemasan silabus


1. Format silabus
2. Sistematika silabus
3. Kemasan silabus

2. Rencana pelaksaan pembelajaran (rpp)


a. Konsep rencana pelaksanaan pembelajaran
Rpp merupakan produk desain pembelajaran mikro ,karena hanya
mengembangkan sebagian kecil dari keseluruhan matapelajaran.

12
b. Prinsip-prinsip penyusunan rpp
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rpp:
1. Memperhatiakan perbedaan individu peserta didik
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
4. Keterkaitan dan keterpaduan
5. Penerapkan tekologi informasi dann komunikasi

c. Komponen rpp
Komponen rpp menurut permendiknas no. 41 tahun 2007:
1. Identitas matapelajaran
2. Standar kompetensi
3. Kompetensi dasar
4. Indikator pencapaian kompetensi
5. Tujuan pembelajaran
6. Materi ajar
7. Alokasi waktu
8. Metode pembelajaran
9. Kegiatan pembelajaran
10. Penilaian hasil belajar
11. Sumber belajar

b. Tim pengambangan desain pembelajaran


1. Pentingnya tim pengembangan
Dengan ada nya tim pengembangan dapat mengurangi beban pekerjaan berat
dalam mengembangkan desain pembelajaran yaitu dengan membagi tugas sesuai
dengan keahlian nya masing-masing.
2. Personel tim pengembangan
Menurut kemp opersonel pengembangan terdiri dari yaitu: guru, ahli desain
pembelajaran, ahli desai kurikulum, ahli teori belajar, ahli evaluasi,
administrasi, ahli media, ahli perpistakaan, teknisi, tenaga bantu mengajar,
sekretaris, dan siswa.

13
c. Langkah-langkah sistematis penyusunan silabus dan rpp
1. Langkah-langkah pokok penyusunan silabus
a. Merumuskan standar kompetensi
b. Merumuskan kompetensi dasar
c. Menentukan materi pembelajaran
d. Menentukan pengalaman belajar siswa
e. Menentukan alokasi waktu
f. Menentukan sumber bahan
2. Langkah-langkah penyusunan rpp
a. Identifikasi mata pelajaran
b. Menentukan standar kompetensi
c. Menentukan kompetensi dasar
d. Menentukan indikator pencapaian kompetensi
e. Merumuskan tujan pembelajaran
f. Memilih materi ajar
g. Memilih strategi atau model pembelajaran
h. Memilih alat atau media pembelajaran
i. Menentukan alokasi waktu
j. Menentukan kegiatanpembelajaran
a. Menentukan penilaian
b. Memilih sumberbelajar

d. Evaluasi terhadap rpp


Rpp sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran haruslah memiliki kualitas
yang bagus. Untuk menentukan kualitas rpp yang baik perlu diadakan nya evaluasi
atau penilaian nya dengan menggunakan kriteria tertentu.

14
2.2. RINGKASAN BUKU PEMBANDING PERTAMA

3.1 PERENCANAAN DAN DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN


3.1.1 Bab 1 “ Pendekatan Sistem Dalam Pembelajaran “
A. Konsep Dasar Sistem Pembelajaran
1. Pengertian Sistem
Sistem dapat diartikan sebagai satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling
berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi yang meliputi unsur – unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan ( Hamalik, 2003 ).
B. Manfaat Pendekatan Sistem dalam Pembelajaran
Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan system memiliki
beberapa manfaat, di antaranya :
Pertama, melalui pendekatan system, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan
dengan jelas.
Kedua, pendekatan system menuntun guru pada kegiatan yang sistematis.
Ketiga, pendekatan system dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan
segala potensi dan sumber daya yang tersedia.
Keempat, pendekatan system dapat memberikan umpan balik.

C. Komponen Sistem Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara
rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, serta rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi
dan sumber balajar yang ada.
Komponen system pembelajaran adalah :
1. Siswa
2. Tujuan
3. Kondisi
4. Sumber – sumber belajar
5. Hasil belajar

15
D. Kriteria dan Variabel – Variabel yang Dapat Memengaruhi Sistem Pembelajaran
Manakala kita menetapkan criteria keberhasilan pendidikan diukur dari hasil belajar
seperti menjawab soal ujian dalam mata pelajaran yang diujikan, maka kita perlu konsisten dan
tidak malu – malu mengatakan bahwa tujuan pendidikan kita yang paling utama adalah
penguasaan materi pelajaran. Dengan demikian, kita perlu melatih dan membekali guru – guru
kita dengan berbagai strategi yang dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguasai
materi pelajaran sebanyak – banyaknya.
Variabel yang dapat memengaruhi kegiatan proses system pembelajaran di antaranya
adalah guru, factor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta factor lingkungan.

3.1.2 Bab 2 “ Hakikat Perencanaan Pembelajaran “


A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara
rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta
rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan
memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.

B. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran merupakan proses yang kompleks dan tidak sederhana.
Proses perencanaan memerlukan pemikiran yang matang, sehingga akan berfungsi sebagai
pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran.
C. Manfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
1. Manfaat Perencanaan :
a. Melalui proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yang
bersifat untung – untungan.
b. Sebagai alat untuk memecahkan masalah.
c. Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.
d. Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis.
2. Fungsi Perencanaan
a. Fungsi Kreatif
b. Fungsi Inovatif
c. Fungsi Selektif
d. Fungsi Komunikatif
e. Fungsi Prediktif
f. Fungsi Akurasi
16
g. Fungsi Pencapaian Tujuan
h. Fungsi Kontrol

D. Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran


Beberapa nilai perencanaan yang dapat dijadikan sebagai criteria penyusunan
perencanaan pembelajaran :
1. Signifikansi
2. Relevan
3. Kepastian
4. Adaptibilitas
5. Kesederhanaan
6. Prediktif

E. Langkah – Langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran


Berdasarkan komponen – kompenen dalam system pembelajaran, langkah – langkah
dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
1. Merumuskan Tujuan Khusus
2. Pengalaman Belajar
3. Kegiatan Belajar Mengajar
4. Orang – Orang Yang Terlibat
5. Bahan dan Alat
6. Fasilitas Fisik
7. Perencanaan Evaluasi dan Pengembangan

3.1.3 Bab 3 “ Perencanaan Program Pembelajaran “


A. Hakikat Perencanaan
Kurikulum sebagai alat pendidikan tidak hanya sebagai dokumen yang siap pakai, akan
tetapi bagaimana dokumen tersebut dikembangkan pada program perencanaan dan
diimplementasikan dalam kegiatan yang lebih praktis oleh guru.
B. Pengembangan Program Pembelajaran
Ada beberapa program yang harus dipersiapkan guru sebagai proses penerjemahan
kurikulum, yakni sebagai berikut :
1. Menentukan Alokasi Waktu dan Kalender Akademis
2. Perencanaan Program Tahunan
3. Rencana Program Semester
17
4. Silabus
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

3.1.4 Bab 4 “ Hakikat Dan Model Desain Pembelajaran “


A. Hakikat Desain Pembelajaran
Desain sebagai proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk
mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah
informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia
untuk memecahkan masalah suatu persoalan. Mendesain pembelajaran harus diawali dengan
studi kebutuhan, sebab berkenaan dengan upaya untuk memecahkan persoalan yang berkaitan
dengan proses pembelajaran siswa dalam mempelajari suatu bahan atau materi pembelajaran.

B. Model – Model Desain Instruksional


Banyak model desain pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli, di antaranya
sebagai berikut :
1. Model Kemp
2. Model Banathy
3. Model Dick and Cery
4. Model PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional )

3.1.5 Bab 5 “ Model Desain Sistem Pembelajaran Berorientasi Pencapaian Kompetensi (


DSI – PK )
A. Latar Belakang
Pertama, lahirnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; TAP MPR No.
IV/MPR/1999 tentang Arah Kebijakan Pendidikan Di Masa Depan; UU No. 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintahan dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; serta
lahirnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kedua, kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi ( KBK dan KTSP ),
memiliki perbedaan yang mendasar dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.
Ketiga, kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi merupakan perangkat rencana
dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian,
kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan.

18
B. Model DSI – PK
1. Model DSI – PK adalah model desain yang sederhana dengan tahapan yang jelas dan
bersifat praktis.
2. Model Desain secara jelas menggambarkan langkah – langkah yang harus ditempuh.
3. Model Desain merupakan pengembangan dari analisis kebutuhan.
4. Model Desain ditekankan kepada penguasaan kompetensi sebagai hasil belajar yang
dapat diukur.

3.1.6 Bab 6 “ Merancang Analisis Kebutuhan “


A. Pengertian Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
kesenjangan yang seharusnya dimiliki setiap siswa dengan apa yang telah dimiliki. Kegiatan
melaksanakan analisis kebutuhan merupakan suatu kegiatan yang pertama kali harus dilakukan
dalam setiap model desain system instruksional. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya
melacak informasi tentang harapan dan kenyataan, yakni kemampuan yang harus dimiliki
dengan kemampuan yang telah dimiliki.

B. Langkah – Langkah Analisis Kebutuhan


Sebagai suatu proses, analisis kebutuhan terdiri atas rangkaian kegiatan yang diawali
oleh kegiatan mengumpulkan informasi dan berakhir pada perumusan masalah, yaitu sebagai
berikut :
1. Tahapan Pengumpulan Informasi
2. Tahapan Identifikasi Kesenjangan
3. Analisis Performance
4. Mengidentifikasi Kendala Beserta Sumber – Sumbernya
5. Identifikasi Karakter Siswa
6. Identifikasi Tujuan
7. Menentukan Permasalahan

C. Sumber Analisis Kebutuhan


Secara umum, ada dua jenis analisis kebutuhan, yakni kebutuhan akademis dan
kebutuhan nonakademis :
1. Analisis Kebutuhan Akademis :
Analisis Kebutuhan Akademis adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai
dengan kurikulum yang berlaku.
19
2. Analisis Kebutuhan Nonakademis :
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 1,
menjelaskan bahwa daerah dapat mengembangkan kurikulum muatan local, yakni
kurikulum yang memiliki kekhasan sesuai dengan kebutuhan daerah. Selanjutnya Ayat
2, menjelaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik. Atas dasar itulah, dalam proses pengembangan desain
pembelajaran sekolah memiliki ruang yang cukup luas untuk mengembangkan isi
kurikulum sesuai kebutuhan siswa, potensi, dan karakteristik daerah masing – masing.

3.1.7 Bab 7 “ Pengembangan Kompetensi Sebagai Tujuan Pembelajaran “


A. Pentingnya Perumusan Tujuan
Kompetensi tujuan memiliki fungsi yang sangat penting dalam system pembelajaran.
Dengan demikian, sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru
dan siswa dalam proses pembelajaran hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Tujuan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan siswa. Oleh karena itu,
merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang
sebuah perencanaan program pembelajaran.

B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai
tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur.
Tujuan Pendidikan Nasional ( TPN ) adalah tujuan yang bersifat paling umum dan
merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya
setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai
dengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal,
informal, maupun nonformal. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk
perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan
oleh pemerintah dalam bentuk undang – undang. TPN merupakan sumber dan pedoman dalam
usaha penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan pembelajaran merupakan kemampuan yang harus dimiliki anak didik setelah
mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu pula. Ada dua jenis tujuan
pembelajaran, yakni tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Bentuk
perilaku yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran umum biasanya perilaku yang masih
bersifat umum, yakni bentuk perilaku yang belum operasional sehingga tidak dapat diobservasi
20
pada waktu setelah proses pembelajaran berakhir, sedangkan bentuk perilaku dalam tujuan
pembelajaran khusus, merupakan perilaku yang dapat diuji atau diobservasi keberhasilannya
setelah proses pembelajaran berlangsung.

C. Tujuan dan Kompetensi


Terdapat beberapa aspek dalam setiap kompetensi sebagai tujuan yang ingin dicapai,
yaitu :
1. Pengetahuan, yaitu kemampuan dalam bidang kognitif.
2. Pemahaman, yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap individu.
3. Kemahiran, yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara praktik tentang
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
4. Nilai, yaitu norma – norma yang dianggap baik oleh setiap individu.
5. Sikap, yaitu pandangan individu terhadap sesuatu.
6. Minat, yaitu kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Kompetensi diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yakni :
1. Kompetensi Lulusan
2. Kompetensi Standar
3. Kompetensi Dasar

3.1.8 Bab 8 “ Pengembangan Materi Pembelajaran “


A. Hakikat Materi Pembelajaran
Bahan atau materi pelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang
harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar
kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran
merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam pengajaran yang
berpusat pada materi pelajaran, materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran.

B. Sumber Materi Pembelajaran


Sumber materi pelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1. Tempat atau lingkungan
2. Orang atau narasumber
3. Objek
4. Bahan cetak dan noncetak

21
C. Pengemasan Materi Pembelajaran
Beberapa pertimbangan teknis dalam mengemas isi atau materi pelajaran menjadi bahan
belajar diantaranya adalah :
1. Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai
2. Kesederhanaan
3. Unsur – unsur desain pesan
4. Pengorganisasian bahan
5. Petunjuk cara penggunaan
Beberapa bentuk pengemasan materi pelajaran di antaranya sebagai berikut :
1. Materi pelajaran terprogram
2. Pengemasan materi pelajaran melalui modul
3. Pengemasan materi pelajaran kompilasi

3.1.9 Bab 9 “ Pengembangan Pengalaman Belajar “


A. Hakikat Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar adalah sejumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh
informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

B. Pertimbangan – Pertimbangan Menentukan Pengalaman Belajar


Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, manakala kita akan
merancang dan mengembangkan pengalaman belajar siswa, yaitu sebagai berikut :
1. Sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai.
2. Sesuai dengan jenis bahan atau materi pelajaran.
3. Ketersediaan sumber belajar.
4. Pengalaman belajar harus sesuai dengan karakteristik siswa.

C. Tahapan Pengembangan Pengalaman Belajar


Proses memberikan pengalaman belajar pada siswa terdiri atas beberapa tahap, yaitu
sebagai berikut :
1. Tahap Prainstruksional
2. Tahap Instruksional
3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut

22
D. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa ( PBAS )
Pengembangan pengalaman pembelajaran pada hakikatnya didesain untuk
membelajarkan siswa. Dengan demikian, maka mendesain pembelajaran siswa harus
ditempatkan sebagai factor utama, dengan kata lain dalam proses mendesain pembelajaran
sebaiknya menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Oleh karena itu, setiap siswa harus
memiliki pengalaman belajar secara optimal. Dengan kata lain pembelajaran ditekankan atau
berorientasi pada aktivitas siswa.

E. Guru Dalam Pengembangan Pengalaman Belajar


Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam pengembangan pengalaman
belajar, yaitu sebagai berikut :
1. Mengemukakan berbagai alternative tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai.
2. Menyusun tugas – tugas belajar bersama siswa.
3. Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
4. Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya.
5. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing dan lain
sebagainya melalui pangajuan pertanyaan – pertanyaan.
6. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.

F. Strategi dan Metode Pembelajaran


Strategi berbeda dengan metode, strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk
mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan dalam melaksanakan
strategi.
Beberapa strategi pembelajaran sebagai upaya memberikan pengalaman belajar kepada
siswa, yaitu sebagai berikut :
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori
2. Strategi Pembelajaran Inkuiri
3. Strategi Pembelajaran Kooperatif

3.1.10 Bab 10 “ Pengembangan Media Dan Sumber Belajar “


A. Pentingnya Mengembangkan Media Pembelajaran
Seorang desainer pembelajaran dituntut untuk dapat merancang pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai jenis media dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran
berlangsung secara efektif dan efisien.
23
B. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan bukan hanya alat perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetakan,
akan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber balajar atau juga berupa kegiatan
semacam diskusi, seminar, karyawisata, simulasi dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa atau untuk menambah
keterampilan.

C. Proses Pembelajaran Sebagai Proses Komunikasi


Proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, di mana guru berperan
sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dikirmkan oleh guru
berupa isi atau materi pelajaran yang dituangkan ke dalam symbol – symbol komunikasi baik
verbal maupun nonverbal.

D. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran


Fungsi media pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
1. Menangkap suatu objek atau peristiwa – peristiwa tertentu.
2. Mamanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
3. Manambah gairah dan motivasi belajar siswa.
4. Media pembelajaran memiliki nilai praktis.
Manfaat media pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
2. Pembelajaran dapat lebih menarik.
3. Pembelajaran menjadi lebih atraktif.
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan di manapun diperlukan.
7. Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan.
8. Peran guru berubah kea rah yang positif.

E. Klasifikasi dan Macam - Macam Media Pembelajaran


Klasifiakasi dan macam media pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
1. Media audiovisual gerak seperti film suara, pita video, film TV.
2. Media audiovisual diam seperti film rangkai suara.
3. Audio semigerak seperti tulisan jauh bersuara.
24
4. Media visual bergerak seperti film bisu.
5. Media visual diam seperti halaman cetak, foto, slide bisu.
6. Media audio seperti radio, telepon, pita audio.
7. Media cetak seperti buku, modul, bahan ajar mandiri.

F. Karakteristik Beberapa Media Pembelajaran


1. Media Grafis ( Visual Diam ) :
a) Gambar / Foto
b) Diagram
c) Bagan
d) Poster
e) Grafik
2. Media Proyeksi
3. Media Audio
4. Media Komputer :
a) Penggunaan multimedia presentasi
b) CD multimedia interaktif
c) Pemanfaatan internet

G. Prinsip – Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media


Prinsip pemilihan media :
1. Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas.
3. Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.
4. Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan
guru.
5. Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas, dan waktu yang
tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.
Prinsip penggunaan media pembelajaran :
1. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran
2. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
3. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.
4. Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektifitas dan efisiensi.

25
5. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasikannya.

H. Pemanfaatan Sumber Belajar


Implementasi pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran tercantum
dalam kurikulum saat ini bahwa dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses
pembelajaran yang menggunakan berbagai sumber belajar, sumber belajarnya, yaitu sebagai
berikut :
1. Pesan
2. Orang
3. Bahan
4. Alat
5. Teknik
6. Latar

3.1.11 Bab 11 “ Pengembangan Alat Evaluasi “


A. Tes dan Tujuan Pembelajaran
Desain pembelajaran berkaitan erat dengan proses pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam konteks kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran itu tiada
lain dirumuskan dalam bentuk kompetensi.

B. Tes Hasil Belajar


Dilihat dari cara pelaksanaannya, tes dapat dibedakan menjadi tes tulisan, tes lisan, dan
tes perbuatan.

C. Evaluasi Pembelajaran
Dalam perencanaan dan desain system instruksional, rancangan evaluasi merupakan hal
yang sangat penting untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan melalui evaluasi yang tepat, kita
dapat menentukan efektivitas program dan keberhasilan siswa melaksanakan kegiatan
pembelajaran, sehingga informasi dari kegiatan evaluasi seorang desainer pembelajaran dapat
mengambil keputusan apakah program pembelajaran yang dirancangnya perlu diperbaiki atau
tidak, bagian – bagian mana yang dianggap memiliki kelemahan sehingga perlu diperbaiki.
Evaluasi merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu
yang perlu dipertimbangkan.

26
D. Ujian Nasional
Pelaksanaan UN yang hasilnya dijadikan standard kelulusan suatu lembaga pendidkan
menimbulkan berbagai pro dan kontra. Jangan sampai kita terjebak pada system evaluasi yang
hanya diarahkan untuk mengejar tujuan sesaat yakni tujuan asal lulus UN saja.

3.1.12 Bab 12 “ Mengenal Perkembangan Siswa Sebagai Subjek Belajar “


A. Siswa Sebagai Makhluk Yang Unik
Tujuan lembaga pendidikan khususnya sekolah adalah mempersiapkan anak didik agar
mereka dapat hidup di masyarakat. Dengan demikian, guru pun harus siap dengan
mengembangkan perannya sebagai mitra dialog serta fasilitator yang berperan untuk
mempermudah siswa belajar.

B. Bentuk Perkembangan Siswa


Bentuk perkembangan siswa, yaitu sebagai berikut :
1. Perkembangan Motorik
2. Perkembangan Kognitif
3. Perkembangan Sosial dan Moral

C. Penerapan Setiap Aspek Perkembangan Dalam Proses Pembelajaran


1. Melatih Kemampuan dan Pengembangan Fisik
Perkembangan fisik manusia berkembang secara bertahap. Proses pendidikan harus
sesuai dengan irama perkembangan fisik siswa. Proses pendidikan yang mampu
mengembangkan fisik siswa sesuai dengan irama perkembangan fisik yang dimiliki
setiap anak akan menjadi modal dasar untuk perkembangan lebih lanjut.
2. Pembelajaran Pengembangan Aspek Kognitif
Aspek kognitif berkaitan erat dengan kemampuan intelektual, yakni kemampuan anak
dalam menggunakan otak untuk berpikir. Kemampuan anak dalam menggunakan otak
adalah salah satu karakteristik yang dimiliki oleh manusia sehingga membedakannya
dengan makhluk lain.
3. Pendidikan Moral Siswa
Akhir – akhir ini banyak masyarakat yang memandang bahwa proses pendidikan kita
telah gagal menanamkan nilai – nilai moral pada setiap siswa. Asumsi itu muncul
setelah kita menyaksikan begitu banyaknya siswa yang kurang memiliki moral yang
sesuai dengan pandangan hidup masyarakat kita. Pendidikan moral merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam proses pendidikan.
27
3. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Buku

No. Uraian Komentar / Kritik

Buku Menyemai Benih Teknologi Pendidikan


karya Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc. Buku
ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
buku teknologi pendidikan yang lain. Kelebihan
dari buku karya Prof. Dr. Yusufhadi Miarso,
M.Sc. adalah:

1. Pertama, kehadiran buku ini sangat penting

1 Kelebihan Buku artinya terutama untuk kalangan pengkaji


pendidikan dan pendidikan / akademisi maupun
masyarakat, dapat dijadikan referensi bagi
pengembang kurikulum dan praktisi pendidikan.
2. Kedua, buku ini menyajikan beberapa argumen
terkait dengan teknologi pendidikan.
3. Ketiga, buku ini dapat dijadikan solusi dalam
rancanagan dunia pendidikan khususnya dalam
teknologi pendidikan
Kelemahan dari buku karya Prof. Dr. Yusufhadi
Miarso, M.Sc.

1. Pertama, buku ini sama seperti buku-buku


teknologi pendidikan yang lain dalam
2 Kekurangan Buku
penyajiannya masih menggunakan alur berpikir
datar-datar saja.
2. Ketiga, Jika filosofi pendidikan ini dirumuskan
secara matang dan selanjutnya diaplikasikan
secara benar, tentu saja kita tidak akan melihat

28
kelatenan karut-marutnya sistem pendidikan di
negeri ini.
3. Keempat buku ini hanya mampu memberikan
peta bagi penelusur lebih mendalam terhadap
filsafat pendidikan melalui berbagai pendekatan
yang ditawarkan. Namun sayang, selama ini
landasan filsafat pendidikan Pancasila kita
hanya menjadi landasan imajiner saja.
Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang yang
berkepentingan dengan pengembangan secara
sistematis berbagai macam sumber belajar, termasuk di
dalamnya pengelolaan dan penggunaan sumber
tersebut. Teknologi pendidikan mempunyai potensi
untuk meningkatkan produktivitas pendididkan,
3 Kesimpulan
memberilkan kemungkinan pendidikan yang sifatnya
lebih individual, memberikan dasar yang lebih ilmiah
terhadap pengajaran, lebih memantapkan pengajaran,
memungkinkan belajar secara seketika, memungkinkan
penyajian pendidikan secara lebih luas terutama adanya
media massa.

Setelah membaca dan memahami isi dari buku karya


Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc., dengan
berdasarkan kelemahan dan kelebihan isi buku yang
telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka saya
sebagai pembaca menyarankan bagi pembaca lainnya
4 Saran
agar jangan hanya menggunakan buku karya Prof. Dr.
Yusufhadi Miarso, M.Sc. ini saja sebagai bahan
bacaan, tetapi juga tetap menggunakan buku lain demi
penyempurnaan informasi yang ingin diperoleh
pembaca.

29
30

Anda mungkin juga menyukai