Prodi/Kelas : TP/B
Matakuliah : ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN
Hari/Tanggal. : Jumat, 11 Oktober 2019
Pukul : 13.00-15.00 WIB
Dosen : Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd.
Dikerjakan Oleh : Hendra Cipta Sinaga
NIM. : 8186122006
ANALYSIS;
– apa yang menjadi problem dan apa penyebabnya (identifikasi masalah),
bagaimana cara mengsolusikannya/ apakah diperlukan program pelatihan?
(analisis kebutuhan), apa yang ingin dicapai (tujuan kegiatan), siapa yang akan
dilatih ditinjau dari analisis tugas (sasaran kegiatan)
DESIGN;
– kapan dan dimana tepatnya pelatihan diadakan (lokasi dan waktu), apa yang
menjadi prasyarat kompetensi peserta (kompetensi), apa materi pembelajaran
yang akan diberikan (materi)
DEVELOPMENT;
– bagaimana cara melakukan/ strategi (analisis instruksional), bagaimana
menentukan indikator kesuksesan program pelatihan tersebut
IMPLEMENTATION/ TRY-OUT;
– melaksanakan program pelatihan sesuai dengan yang sudah direncanakan,
memonitor pelaksanaannya dan mengendalikan hal-hal yang terjadi di luar
kontrol.
EVALUATION;
– bagaimana mengevaluasi kesuksesan program pelatihan tersebut, apakah
peserta telah menerima manfaat pelatihan bagi dirinya, apakah pelatihan telah
menghasilkan dampak positif bagi kinerja mereka, apakah pelatihan telah
memberikan outcome bagi perusahaan?
Ada Lima tujuan utama yang menjadi fokus aktifitas pelaksanaan TNA yaitu:
– mencari solusi dari berbagai sudut pandang dan menentukan pilihan terbaik
dalam hal mengsolusikan penyebab-penyebab problem yang paling dominan.
Solusi tetap diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Insentif dan lingkungan kerja saling berkaitan, karena bentuk insentif tidak
terlepasdari peranan komponen dibalik lingkungan dunia kerja itu sendiri, yaitu
pihakmanajemen serta kebijakan yang diambil. Banyak masalah yang
disebabkan olehkebijkan, hal pribadi dan faktor-faktor kontekstual lainnya. Dalam
hal ini, dapatdilihat 3 kawasan untuk menentukan apakah lingkungan
menghalangi kinerja yangefektif.
4.Kurang Motivasi
Joe Harless dalam An Onuce of Analysis is Worth a Pound of
Objectivesmenempatkan motivasi bersamaan dengan insentif saat menyangkut
penyebabmasalah kinerja. Ia menyatakan bahwa diperlukan suatu bentuk
pemberian insentifuntuk meningkatkan kinerja. Masalah kinerja tidak selamanya
berkaitan denganprilaku.
Dewasa ini, banyak kajian pelatihan dan pengembangan berorientasi
kognitifmenempatkan perhatian pada apa yang terjadi dalam diri setiap pekerja.
Saat kitamenempatkan insentif dan motivasi secara bersamaan, kita
mengabaikanperbedaan antara faktor internal dan eksternal dan hanya
memusatkan padavariabel eksternal yang lebih tradisioanal, seperti insentif dan
lingkungan.
Lalu, apakah motivasi itu dan bagaimana suatu pekerjaan yang telah
dilakukanmemberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang masalah kinerja
danpenyebabnya? Dalam The Journal of Instructional Development, John
Kellermenjelaskan implikasi teori motivasi dan penelitian untuk perancang
pembelajaran.Dengan memahami akar psikologi perilaku dan kognitif maka
dapat dipahami aspekinternal dari pebelajar/peserta pelatihan. Selanjutnya,
Keller menjelaskan bahwamotivasi adalah :
Nilai adalah nilai individu yang melekat pada hasil kinerja yang dilakukan.
Pesertapelatihan harus memahami nilai apa yang ada padanya, apa yang akan
mampudilakukannya dengan nilai tersebut serta mengapa nilai itu pantas
dalampekerjaannya. Mereka harus dapat menyadari apa yang baik, bernilai dan
berhargadari suatu nilai yang akan dipelajari untuk implikasinya dalam pekerjaan
sekarangdan akan datang.
Pengharapan adalah persepsi tentang keberhasilan tugas yang dilakukan.
Pesertapelatihan yang tidak memiliki pengharapan tentang pelatihan yang
diambilnya akanlebih sering mengundurkan diri daripada mereka yang memiliki
motivasi.
Pelatih menyukai peserta yang memiliki nilai dan pengharapan yang
tinggi. Saatmenghadapi peserta yang kurang termotivasi, maka diperlukan suatu
bentukpemberian insentif untuk melaksanakan pekerjaannya, seperti halnya
dalampelatihan militer. Kemungkinan situasi yang terburuk dan sering terjadi
adalahmelihat kelompok peserta pelatihan yang tidak menginginkan untuk turut
dalampelatihan tersebut (nilai rendah), peserta yang meragukan kemampuan
merekaakan keberhasilan tugasnya (pengharapan rendah) atau supervisor yang
tidak inginmengirimkan pesertanya untuk pelatihan (alasan kesulitan insentif).
Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah apa yang diyakini serta nilai yang
dimilikipekerja tentang prosedur atau hasil kontribusi terhadap pekerjaannya.
Insentifadalah apa yang dilakukan pihak manajemen terhadap hasil kinerja
pekerjanya.Faktor internal adalah apa yang pekerja ketahui dan rasakan tentang
dirinyasedangkan faktor eksternal adalah hubungan yang terjadi antara diri
pekerjadengan unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan kinerjanya.
Solusi dapat diberikan berdasarkan penyebab yang mendasari suatu masalah.
Tidaksemua masalah kinerja memerlukan pelatihan.
Jenis Sebab
KurangKeahlian/pengetahuan
solusi : - Pelatihan
- Bantuan Kerja
Jenis Sebab
Kurang Insentif
solusi : - Kebijakan baru, kontrak
- Pelatihan untuk supervisor
Jenis Sebab
3. Kurang dukunganlingkungan
solusi : - Merancang kembali pekerjaan
- Penggunaan perangkat baru yanglebih baik
- Penyesuaian antara pekerja denganpekerjaan
Jenis Sebab
4. Kurang motivasi
solusi : - Pelatihan yang memberi manfaat bagipekerjaan
- Proses atau perangkat yang lebih baik jika tidak ada manfaat yang
diperoleh
- Pelatihan yang memberi hasil nyatadalam membangun rasa
percaya diri