Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah Manajemen Sekolah

CRITICAL BOOK REPORT

DISUSUN OLEH :
SUKAMDANI (2162111006)

KELAS : REGULER B

DOSEN PENGAMPU : Dr. JOHARIS LUBIS, M. Pd

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
tugas Critical Book Report ini. Tugas ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Manajemen Sekolah pada Semester V di program studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Negeri Medan.

Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi Mahasiswa khususnya Prodi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pada
makalah ini masih memiliki banyak sekali kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terutama Dosen mata kuliah Metodologi
Penelitian di Universitas Negeri Medan tepatnya di kelas Reguler B 2016. Semoga tugas ini
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan, November 2018

Penulis
COVER BUKU

A. Cover Buku Pertama

B. Cover Buku Kedua


BAB I
IDENTITAS BUKU
A. Identitas Buku Pertama
1. Judul buku : Manajemen sekolah berbasis ICT
2. Penulis : Nurdyansyah, M.Pd
Andiek Widodo, M.M
3. Penerbit : nizalima learning cancer
4. ISBN : 978-602-72702-2-0
5. Tahun : 2017
B. Identitas Buku Kedua
1. Judul buku : Manajemen Sekolah
2. Penulis : Kisbiyanto
3. Penerbit : Mahameru
4. Kota terbit : Yogyakarta
5. Tahun : 2012
6. Cetakan ke : Pertama
7. ISBN : 978-602-17234-0-1
8. Jumlah halaman : 141 Halaman
C. Daftar Isi Buku Pertama
D. Daftar Isi Buku Kedua

E. Sinopsis
Buku pertama yang ditulis oleh Nurdyansyah, M. Pd., dan Andiek Widodo M. M.,
yang berjudul Manajemen Sekolah Berbasis ICT ini terdiri atas V bab yang membahas
mengenai Implementasi Pembelajaran pada sekolah berbasis ICT. Buku ini merupakan buku
cetakan kedua yang diterbitkan pada tahun 2017. Yang menarik dari buku ini, ialah penulis
mencantumkan beberapa lampiran yang mendukung terkait manajemen sekolah berbasis
ICT.
Buku kedua yang ditulis oleh Kisbiyanto yang erjudul Manajemen Sekolah ini
memiliki 12 bab yang tahap awalnya memaparkan pengertian terlebih dahulu kemudian
lanjut pada pembagiannya. Selain itu pada akhir halaman buku ini terdapat biografi penulis.
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Ringkasan Buku Pertama

Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan


Sekolah Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, tentang
Pendidikan Nasional, sekolah adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan jenjang
pendidikan formal yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
Menurut Sudjana dalam buku Engkoswara dan Komariah mengemukakan manajemen
merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-
norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling
keterkaitan dengan yang lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang
ada dalam organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Selanjutnya Engkoswara dan Komariah memandang manajemen dari tiga definisi yaitu
manajemen sebagai disiplin ilmu, manajemen sebagai kumpulan orang-orang yang
berkemampuan mengelola dan manajer sebagai karier yang menawarkan peluang karier. Sebagai
disiplin ilmu manajemen merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki body of knowledge yang
dapat dipelajari dan berguna bagi pengembanagan ilmu dan pemecahan masalah usaha.
Sebagaian kumpulan orang menunjukkan bahwa manajemen tidak dapat dilakukan sendiri tetapi
sebagai usaha kolektif yang mendayagunakan dan menyatukan orang-orang. Sebagai peluang
karier manajemen menjajikan prosperity bagi pelaku usaha yang kompeten karena menjadi suatu
pekerjaan yang progresif dan berstrata mulai lower manager sampai top manager.
Terry membagi fungsi-fungsi fundamental manajemen itu atas lima fungsi fundamental
yaitu:
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Actuating (pelaksanaan)
4. Controlling (pengawasan)
5. Motivating (motivasi).
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan pra-syarat mutlak untuk
mencapai tjuan pembangunan bangsa. Salah satu wahana untuk meingkatkan ualitas SDM
tersebut adalah pendidikan sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Sebagai
faktor penentu keberhasilan pembangunan, pada tempatnyalah kualitas SDM ditingkatkan
melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah
berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologo (iptek)
dan dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan (imtak).
Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa,
dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam
membangun watak bangsa (Nation Character Building). Masyarakat yang cerdas akan memberi
nuansa kehidupan yang cerdas pula, dan secara progresif akan membentuk kemandirian.
Masyarakat bangsa yang demikian merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis
dang menghadapi dunia global.
Pendidikan berkembang dari yang sederhana (primitif), yang berlangsung dalam zaman
di mana manusia masih berada dalam ruang lingkup kehidupan yang serba sederhana. Tujuan-
tujuannya sangat terbatas pada hal-hal yang bersifat survival (pertahanan hidup terhadap
ancaman alam sekitar). Pendidkan itu adalah ketrampilan membuat alat-alat untuk mencari dan
memproduksi bahan-bahan kebutuhan hidup, beserta pemeliharaannya. Kemudian diciptakan
pula alat-alat untuk mengolah hasil-hasil yang diperoleh menjadi bahan yang sesuai dengan
kebutuhan.
Dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 juga disebutkan pelaksanaan pembelajaran
dalam pendidikan nasional berpusat pada peserta didik agar dapat:
a. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Belajar untuk memahami dan menghayati
c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain
e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan.
Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari
merencanakan kebutuhan,pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan
dan penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan dan perabot sekolah secara tepat
guna dan tepat sasaran.

Proses Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan


Secara umum proses kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan, meliputi
perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, inventarisasi, dan pengawasan dan
pemeliharaan, serta penghapusan.
Proses-proses ini penting dilakukan agar pengadaan sarana prasarana tepat sasaran dan
efektif dalam penggunaan.
1. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan
Perencanaan merupakan seperangkat keputusan yang diambil dalam menentukan
kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang. Hal ini mengindikasikan
bahwa perencanaan dalam kegiatan manajemen sarana dan prasarana merupakan
rangkaian dari berbagai keputusan yang diambil dengan isi mengenai kegiatan atau
prosedur yang akan dilakukan dalam manajemen sarana dan prasarana. Berkaitan dengan
perencanaan ini, Jones dalam Sulistyorini menjelaskan bahwa perencanaan pengadaan
perlengkapan pendidikan di sekolah harus diawali dengan analisis jenis pengalaman
pendidikan yang diprogramkan sekolah.
2. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan
dalam pemenuhan kebutuhan untuk kelancaran dalam proses pendidikan disekolah
dengan mengacu pada apa yang telah direncanakan sebelumnya. Ada beberapa cara yang
ditempuh untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan di sekolah.
3. Pendistribusian
Barang-barang perlengkapan sekolah (sarana dan prasarana) yang telah diadakan dapat
didistribusikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan
pemindahan barang dan tanggungjawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan
kepada unit-unit atau orangorang yang membutuhkan barang itu. Dalam rangka itu, ada
tiga langkah yang sebaiknya ditempuh oleh bagian penanggungjawab penyimpanan atau
penyaluran, yaitu:
(1) penyusunan alokasi barang;
(2) pengiriman barang;
(3) penyerahan barang
4. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan
Inventarisasi merupakan aktifitas dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan.
Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan barang-barang milik
negara secara sistimatis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau
pedoman-pedoman yang berlaku. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan RI
Nomor Kep.225/MK/V/4/1971 bahwa barang milik negara berupa semua barang yang
berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber baik secara keseluruhan atau bagian
sebagainya dari anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) ataupun dana lainnya
yang barang-barang di bawah penguasaan kantor Departemen dan Kebudayaan,baik yang
berada di dalam maupun luar negeri. Kegiatan inventarisasi atau pencatatan sarana dan
prasarana ini merupakan proses yang berkelanjutan. Dengan melakukan inventarisasi
terhadap sarana dan prasarana pendidikan, dapat diketahui jumlah, jenis barang, kualitas,
tahun pembuatan, merk, ukuran harga dan sebagainya. Kegiatan inventarisasi sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah
5. Penggunaan sarana dan prasarana
Penggunaan dapat dikatakan sebagai kegiatan pemanfaatan sarana dan prasarana
pendidikan untukmendukung proses pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan. Ada
dua prinsip yang harus diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan pendidikan, yaitu
prisnip efektifitas dan efisiensi. Prinsip efektifitas berarti semua pemakaian perlengkapan
pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-mata dalam memperlancar pencapaian
tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara
prinsip efisiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan secara hemat dan
hati-hati sehingga semua perlengakapan yang ada tidak mudah habis rusak atau hilang.
Penggunaan sarana dan prasarana di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah.
Namun, kepala sekolah dapat melimpahkan pekerjaannya kepada wakil kepala sekolah.
Wakil kepala sekolah yang menangani sarana dan prasarana sering disebut sebagai
Wakasek Bidang Sarana dan Prasarana. Apabila ondisi sekolah tidak memungkinkan
untuk mengangkat wakil kepala sekolah sebaiknya kepalasekolah menunjuk petugas
tertentu yang dapat menangani masalah tersebut Menurut Bafadal.
6. Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah
Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah merupakan aktivitas yang
harus dijalankan untuk menjaga atau memelihara dan memanfaatkan sarana dan prasarana
sekolah demi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah serta agar perlengkapan yang
dibutuhkan oleh personel sekolah dalam kondisi siap pakai.
Ditinjau dari sifat maupun waktunya, ada beberapa macam pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah, antara lain:
1) Pemeliharaan perlengkapan yang bersifat pengecekan.
2) Pemeliharaan yang bersifat pencegahan.
3) Pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan.
4) Perbaikan berat
Ditinjau dari waktu pemeliharaanya, ada dua macam pemeliharaan sarana dan prasarana.
1) Pemeliharaan sehari-hari, seperti menyapu, mengepel lantai, membersihkan pintu.
2) Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, pengapuran tembok..
7. Penghapusan Sarana Prasarana Pendidikan
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana
dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana
adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan
prasarana dari daftar inventaris, kerena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap
tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan
pembelajaran di sekolah. Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Penghapusan sebagai salah satu fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan harus mempertimbangkan alasan- alasan normatif tertentu dalam
pelaksanaannya. Oleh karena muara berbagai pertimbangan tersebut tidak lain adalah
demi efektivitas dan efisiensi kegiatan persekolahan.
Untuk menjamin terwujudnya pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah
perubahan global diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana
yang memadai tersebut harus memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar
sarana dan prasarana.Standar sarana dan prasarana ini untuk lingkup pendidikan formal, jenis
pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
Standar sarana dan prasarana ini mencakup:
1. Kriteria maksimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain
yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.
2. Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruangruang, dan instalasi daya
dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.
Sedangkan tujuan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah adalah untuk memberikan layanan
secara professional berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan agar proses pembelajaran
bisa berlangsung secara efektif dan efisien. Berkaitan dengan hal ini, Bafadal menjelaskan secara
rinci tentang tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut:
1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui sistem perencanaan
dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana
yang efisien.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien.
3. Untuk mengupayakan supaya keberadaan sarana dan prasana selalu dalam kondisi siap pakai
dalam setiap diperlukan oleh semua pihak sekolah.
BAB III
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU

A. Kelemahan dan Kelemahan Buku Pertama

NO. Aspek Penilaian


Keunggulan Kelemahan
1 Keterkaitan Keterkaitan antar bab pada Keterkaitan Antarparagraf
Antar bab buku “ Manajemen Sekolah dalm buku ini tidak ditemukan
Efektif oleh ahmmad kekurangan karena pemaparan
baedowi, dkk. ini dinilai materi di dalamnya telah
sudah baik, hal ini dapat diurutkan dengan baik dan
dilihat pada bagian saling menjelaskan serta
pemaparan materi yang melengkapi materi lainnya
dimulai dengan pembahasan
mengenai prinsip pengelolaan
sekolah dan pada bab
berikutnya dilanjutkan
dengan materi mengenai
langkah-langkah penerapan
manajemen sekolah yang
efektif. dengan begitu
pembahasan antar bab saling
berkaitan.
2 Originalitas Isi Pada buku pertama ini dapat Originalitas buku ini dinilai
Buku dikatakan memiliki tidak terdapat kelemahannya
keoriginalitasan yang baik, karena pemaparan materinya
hal ini karena penyajian berdasarkan sumber-sumber
berdasarkan sumber-sumber yang akurat.
yang relevan yang dibuktikan
dengan adanya daftar
pustaka. Keoriginalitasan isi
juga dapat terlihat pada
penyajian materi yang
diperkuat dengan beberapa
pendapat ahli yang terdapat di
setiap pemaparan materinya.
3 Kemutakhiran Pembahasan mengenai Pada aspek ini tidak ditemukan
Isi Bab manajemen sekolah masih kelemahan karena secara
sangat dibutuhkan hingga umum pembahasan pada buku
saat ini, khususnya bagi pertama ini dinilai masih
orang-orang yang bernaung memiliki kemutakhiran.
dalam dunia pendidikan .
sehingga pembahasan materi
pada bab ini dinilai masih
sangat mutakhir.
4 Kelengkapan Dari segi kelengkapan materi, Materi yang disajikan dalam
Isi Bab bab ini dinilai memiliki bab ini sudah sangat spesifik
kelengkapan isi yang baik, dan sistenatis penyusunannya
hal ini dapat dilihat dari sehingga tidak ditenukan
penyajian materi yang kekurangan pada aspek ini.
dilengkapi beberapa contoh
dan pendapat ahli yang dapat
memberikan pemahaman
terhadap pembaca.
B. Keunggulan Buku Kedua

NO. Aspek Penilaian


Keunggulan Kelemahan
1 Keterkaitan Buku ini memiliki Pada keterkaitan antar bab
Antar bab keterkaitan yang baik antar dalam buku ini tidak
bab yang satu dengan bab ditemukan kelamhannya
yang lainnya. Keterkaitan karena isi dari buku sudah
antar bab ini disebabkan saling terkait seperti yang
karena pembahasan pada sudah di jelaskan dalam
buku ini saling terkait, kelebihan Buku.
beruntun dan tersusun secara Materi yang dituliskan
sistematis dibagi menjadi buku ini dinilai sangat
beberapa subab judul. muktahir untuk digunakan
Misalnya pada bab 1 pada zaman sekarang ataupun
mengenai manajemen beberapa tahun kemudian
pendidikan di jelaskan karena materi yang disajikan
mengenai pengertian masih bersifat “up to date” .
manajemen pendidikan, Untuk itu kelemahan dalam
ruang lingkup, dan fungsi buku ini tidak ditemukan
manajemen pendidikan bisa kelemahannya.
dilihat bahwa pada bab awal
buku ini hanya memaparkan
materi yang mendasar saja
belum memasuki
pembahasan yang lebih
kompleks, setelah
mengetahui dan memahami
mengenai manajemen
pendidikan pada bab 1
penulis membawa pembaca
memasuki bab 2 yang
membahas mengenai
manajemen perilaku dimana
didalamnya berisi mengenai
mengelola prilaku, perilaku
organisasi, model prilaku
individu, kelompok, dan
organisasi. Pada bab ini
pembahasan sudah mulai
mendalam, sudah mempunyai
konteks. Berdasarkan
pemarapan tersebut dapat
dilihat bahwa buku ini saling
terkait antar paragraf.

2 Originalitas Isi Pada buku pertama ini dapat Tidak terdapat kelemahannya
Buku dikatakan memiliki karena pemaparan materinya
keoriginalitasan yang baik, berdasarkan sumber-sumber
hal ini karena penyajian yang akurat.
berdasarkan sumber-sumber
yang relevan yang dibuktikan
dengan adanya daftar
pustaka. Keoriginalitasan isi
juga dapat terlihat pada
penyajian materi yang
diperkuat dengan beberapa
pendapat ahli yang terdapat di
setiap pemaparan materinya.
3 Kemutakhiran Kemuktahiran isi buku Pada aspek ini tidak ditemukan
Isi Bab sudah baik, terlihat buku ini kelemahan karena secara
masih relevan dimasa umum pembahasan pada buku
sekarang. Pembahasan buku pertama ini dinilai masih
ini masih bisa dijadikan memiliki kemutakhiran.
sumber refrensi dan sumber
belajar pada mata kuliah
manajemen sekolah.

4 Kelengkapan Dari segi kelengkapan materi, Materi yang disajikan dalam


Isi Bab bab ini dinilai memiliki bab ini sudah sangat spesifik
kelengkapan isi yang baik, dan sistenatis penyusunannya
hal ini dapat dilihat dari sehingga tidak ditenukan
penyajian materi yang kekurangan pada aspek ini.
dilengkapi beberapa contoh
dan pendapat ahli yang dapat
memberikan pemahaman
terhadap pembaca.

C. Perbandingan Kedua Buku


Dari keunggulan dan kelamahan kedua buku yang telah dituliskan dapat dilakukan
analisis sebagai pembahasan dari keunggulan dan kelemahan buku. Ketiga buku ini dinilai
sangat baik untuk dibaca dan hampir tidak ditemukan kelemahannya karena banyaknya
kelebihan yang ditemukan. Pertama, buku ini sangat muktahir untuk dipelajari dimasa
sekarang karena buku ini masih sangat relevan dengan kehidupan sekarang. Namun
sayangnya, dalam buku pertama kelengkapan buku seperti ISBN, cetakan keberapa dan
penerbit tidak ditemukan. Bahasa yang dituliskan sudah sesuai dengan kriteria menulis buku
yang baik dan benar dan sudah cukup sederhana untuk dimengerti. Materi yang dituliskan
dalam kedua buku ini termasuk materi yang ringan tetapi akurat. Selain itu susunan dari
pembahasan dalam buku ini sudah di susun secara beruntun, dan sistematis sehingga
pembaca mudah memahami dan tidak ditemukan loncatan-loncatan pemikiran sang penulis.
Namun, jika dilihat dari kedua buku, dapat disimpulkan bahwa buku kedua lebih
unggul dari pada buku pertama, karena buku kedua kelengkapan buku lebih lengkap dan
materi yang dibahas lebih kompleks tidak hanya mengenai manajemen sekolah bertarif
internasional. Terlepas dari itu, baik buku pertama dan buku kedua adalah buku yang baik,
pembaca yang bukan kalangan dari pendidik atau pun peserta didik juga dapat membaca
buku ini sebagai tambahan wawasan dan ilmu, begitu juga dengan buku kedua yang juga
dapat dibaca oleh semua kalangan bahkan pendidik atau pun peserta didik.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kedua buku yang direview, dapat disimpulkan bahwa buku kedua
sangat bermanfaat untuk dijadikan landasan teori ataupun bahan ajar karena pada buku
ini sudah sangat bagus memaparkan bagaimana manajemen sekolah. Selain itu, buku ini
juga memliki kelemahan dan kelebihan yang kegayutan antar paragraf, kemuktahiran isi
buku tidak bisa lepas dalam pengkritikan buku ini. Buku ini dalam menyampaikan teori
tidak hanya mengambil pendapat para ahli hanya satu saja tetapi banyak, sehingga
pendapat-pendapat para ahli ini bisa dibandingkan dan bisa ditarik kesimpulan mengenai
manajemen sekolah.

B. Saran
Buku ini sudah sesuai dengan kriteria teks yang baik dengan memenuhi faktor
kualitas Buku. Buku ini bisa dikatakan layak untuk dipergunakan peserta didik
Mahasiswa dan dosen pengampu untuk menjadi penunjang kegiatan belajar. Untuk itu
saya menyarankan untuk mendonwload buku ini karena sangat bermanfaat baik itu
pendidik maupun peserta didik untuk mengambil ilmunya.
DAFTAR PUSTAKA

Nurdyansyah dan Widodo, Andik. 2017. Manajemen Sekolah Berbasis ICT. Nizamia Learning
Center: Sidoarjo.

Kisbiyanto. 2012. Manajemen Sekolah. Mahameru: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai