Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TENTANG

KEGIATAN INTRUKSIONAL SEBAGAI SISTEM

Makalah di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah strategi


pembelajaran matematika

Dosen Pengampuh :Sri Rahmah Dewi Saragih, S.Pd,M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK I :


TASYA JUNIANTI (18051007)
ARDILA (18051009)

KELAS : III A MATEMATIKA


PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ASAHAN T.A 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah kami. Adapun makalah kami ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika
semester III A pada Program Studi Pendidikan Matematika. Makalah ini
berjudul “Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem”. kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami serta mahasiswa lain khususnya di
program studi pendidikan matematika di Universitas Asahan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami masih banyak


memiliki kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca terutama kepada Ibu Sri Rahmah Dewi
Saragih, S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampuh mata kuliah.

Kisaran, 04 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem ....................... 1
2.2 Prinsip-Prinsip Kegiatan Instruksional .......................................... 1
2.3 Macam-Macam Kegiatan Instruksional ........................................ 4
2.4 Komponen Standard Kegiatan Instruksiona .................................. 5
2.5 Komponen Pendukung Kegiatan Instruksional ............................. 8
2.6 Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem ......................................... 9

BAB III PENUTUP ................................................................................... 12


3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 12
3.2 Saran ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan proses pembelajaran diselenggarakan sebagai suatu usaha sadar dan


terencana sebagai suatu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga
dapat menjangkau ranah hasil pembelajaran, baik secara peningkatan dalam ranah
kognitif, afektif dan ranah psikomotorik dalam bentuk perubahan sikap dan prilaku.
Sehingga setiap lembaga pendidikan perlu dikelola oleh mereka yang memiliki
kompetensi dalam membuat rancangan atau pola pembelajaran, sehingga dapat
dilakukan perubahan dan penyesuaian dan adanya inovasi dalam proses pembelajaran.
Dalam menyusun sebuah rancangan pembelajaran, konsep interaksi merupakan sesuatu
cukup dijadikan yang penting untuk diperhitungkan. Interaksi sangat berkaitan dengan
keberagaman peserta didik dan sangat berpengaruh terhadapat proses pembelajaran
yang dilakukan nantinya antara pengajar dengan peserta didik. Hal inilah yang harus
diperhatikan untuk dapat memunculkan bermacam-macam rancangan pembelajaran
yang bervariasi agar mampu menciptakan kenyamanan bagi murid sebagai peserta didik
maupun bagi guru sebagai pengajar.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian kegiatan instruksional sebagai sistem?
2. Apa saja prinsip-prinsip kegiatan instruksional?
3. Apa saja macam-macam kegiatan instruksional?
4. Apa saja komponen standard kegiatan instruksional?
5. Apa saja komponen pendukung kegiatan instruksional?
6. Bagaimana kegiatan instruksional sebagai sistem?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian kegiatan instruksional sebagai sistem.
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip kegiatan instruksional.
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam kegiatan instruksional.

1
4. Untuk mengetahui komponen standard kegiatan instruksional.
5. Untuk mengetahui komponen pendukung kegiatan instruksional.
6. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan instruksional sebagai sistem.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem

Kegiatan Instruksional adalah pendekatan menyeluruh atas proses belajar


dan mengajar dalam sistem instruksional yakni merupakan perencanaan
penuh perhitungan yang kemungkinan-kemungkinan kegiatannya yang bakal
ditempuh dalam pelaksanaan nanti dirinci dengan sadar dan seksama. Upaya-
upaya / kegiatan lanjut dari strategi ini adalah metode, teknik dan taktik.
Ketiga istilah terakhir ini mempunyai arti penjabaran yang lebih operasional
daripada strategi, bahkan dapat dikatakan metode, teknik dan taktik yang
merupakan kelanjutan kegiatan strategi secara operasional, langsung dan
praktis. Konsep Instruksional adalah proses dalam pengelolaan belajar dan
mengajar yang didalamnya terdapat komponen dan aspek lainnya seperti
manusia dan pesan yang saling berhubungan satu sama lain dan membentuk
hubungan yang bersifat sistematik.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian sistem
adalah sekelompok,bagian-bagian, alat-alat yang bekerja sama untuk
melakukan sesuatu yang dimaksud.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Kegiatan instruksional sebagai sistem
maksudnya adalah sekelompok pendekatan yang dilakukan secara
menyeluruh atas proses belajar dan mengajar yang perencanaannya penuh
perhitungan yang dapat memungkinkan kegiatannya dirinci secara sadar dan
seksama.

2.2 Prinsip-Prinsip Kegiatan Instruksional

Beberapa prinsip-prinsip kegiatan instruksional sebagai berikut :


 Status mental peserta didik untuk menghadapi pelajaran akan
mempengaruhi perhatian dan ketekunan mereka selama proses belajar.

3
 Perkembangan dan kecepatan belajar peserta didik bervariasi dan tidak
stabil dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lain.
 Belajar cenderung lebih cepat dan efisien serta menyenangkan.
 Belajar membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks
seperti pemecahan masalah.
 Menembangkan kemampuan peserta didik mengatur kegiatan belajarnya
sendiri dan menimbulkan respon yang baik.

2.3 Macam-Macam Kegiatan Instruksional

Terdapat tiga macam atau pendekatan kegiatan instruksional yaitu sebagai berikut :
a. Sistem Pembelajaran Mandiri
Dalam belajar mandiri siswa menggunakan bahan belajar yang didesain
secara khusus misalnya modul. Bahan tersebut ia pelajari tanpa tergantung pada
pengajar. Jenis bahan belajar dapat berupa salah satu kombinasi dari program
media, bahan cetak, film, kaset audio, program radio, slide, program video,
televise, computer dan lain-lain. Pengajar bertindak sebagai fasilitator untuk
mengontrol kemajuan siswa/ peserta didik, memberi motivasi, petunjuk dan
memecahkan kesulitan mahasiswa dan melaksanakan test.

b. Sistem Pembelajaran Tatap Muka


Bentuk kegiatan instruksional yang menjadikan pengajar sebagai sumber
tunggal disebut Pengajaran Konvensional. Pengajar dalam hal ini satu-satunya
sumber dan penyaji isi pelajaran. Pengajaran ini tidak menggunakan bahan
belajar apapun kecuali garis-garis besar isi dan jadwal pelajaran yang
disampaikan pada.

c. Sistem Pembelajaran Kombinasi


Kegiatan instruksional kombinasi menggunakan bahan belajar yang
telah disediakan dan menggunakan beberapa sumber yang bermacam-macam
bentuknya. Bahan belajar itu dipilih oleh pengajar atas dasar kesesuaiannya
dengan strategi instruksional yang telah disusunnya. Kegiatan ini banyak

4
digunakan di perguruan tinggi. Para dosen menggunakan buku atau bagian-
bagian tertentu dari berbagai buku yang telah diramunya sendiri.

2.4 Komponen Standard Sistem Instruksional

Komponen standard sistem instruksional adalah lembaga formal yang


diakui di Indonesia dimana didalamnya terdapat hal-hal yang memenuhi
kriteria. Diantaranya ada pendidik dan peserta didik .

1. Peserta Didik

Berbicara peserta didik, tentu tidak terlepas dari karakteristik dan


perilaku awal. Dimana terdiri dari 3 aspek yakni sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dimiliki atau yang ada dalam dirinya. Terdapat 9 hal yang
harus diketahui mengenai peserta didik, yakni :
 Latar belakang pendidikan dan pengalaman Dengan mengetahui latar
belakang pendidikan dan pengalaman peserta didik tentu akan memudahkan
memetakan dan membuat strategi ke depan. Hal ini berkaitan dengan proses
instruksional yang akan dihadapi dan dilaluinya kelak.
 Motivasi belajar Secara umum motivasi terdiri dari 2 yaitu internal dan
eksternal. Motivasi internal adalah motif-motif yang terjadi aktif atau
berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi eksternal adalah
motif-motif yang aktif dan ebrfungsi karena adanya peransang dari luar.
 Akses terhadap sumber belajar Bagaimana peserta didik akan mencapai
tujuan instruksional yang berkaitan dengan materi yang tengah dipelajari jika
sumber belajar tidak tersedia atau mendukung tentu akan menghambat
proses pembelajaran. Yang termasuk dalam sumber belajar adalah berbagi
informasi, data-data, ilmu pengetahuan, gagasan, baik dalam bentuk bahan
tercetak maupun dalam bentuk non cetak.

5
 Kebiasaan belajar Dengan mengetahui kebiasaan belajar peserta didik baik
dengan tatap muka atau mandiri, diharapkan akan membantu dalam proses
intruksional. Kebiasaan peserta didik belajar dengan mandiri misalnya, tentu
akan memiliki efek positif bagi dirinya, karena ia sadar dengan atau tanpa
pendidik ia akan terus belajar.
 Tempat tinggal Jarak tempuh dari rumah ke sekolah misalnya akan
memengaruhi intensitas mereka terhadap kegiatan intruksional, dengan
catatan memiliki motivasi yang sama besar baik jauh maupun dekat.
Keberadaan jarak yang dekat dengan lembaga pendidikan tentu akan
memudahkan baginya untuk mendapatkan pengetahuan.
 Akses terhadap saluran komunikasi dan media intruksional Ketersediaan
saluran komunikasi baik berupa telepon, laptop, computer, buku, atau media
cetak lainnya, yang akan mendorong keinginan untuk menggunakannya
dalam kegiatan instruksional.
 Kebiasaan dan disiplin dalam mengatur waktu belajar Kebiasaan mengatur
waktu belajar dengan memiliki jadwal belajar misalnya akan memengaruhi
peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
 Kebiasaan belajar secara sistematik (secara teratur) Kebiasaan ini akan
memengaruhi penguasaan dalam bahan instruksional lebih baik, cepat, dan
tepat.
 Kebiasaan belajar sambil berpikir Hal ini akan meningkatkan motivasi
belajar dalam dirinya.

2. Lulusan Yang Diharapkan


Lulusan yang dimaksud didukung oleh tiga pihak, yaitu masyarakat
pengguna lulusan, penyelenggara pendidikan termasuk pendidik serta peserta
didik. Jika ketiga pihak saling berkaitan dan dirumuskan dalam tujuan
instruksional dipandang relevan bagi pengguna lulusan dan peserta didik dalam
mendapatkan materi sesuai kebutuhan.

3.`Proses Instruksional Dasar

6
Proses instruksional dibangun berdasarkan strategi instruksional. Yakni
system menerima masukan atau input dari lingkungannya dan output melalui
sebuah proses atau transformasi untuk mengubah input menjadi output.

4.Pengajar
Pengajar yang baik akan menggunakan kegiatan instruksional dengan
sebaik- baiknya secara kreatif dan inovatif. Disebut kreatif karena pengajar
mampu memilih metode dan alat instruksional sesuai kebutuhannya sesuai
dengan tujuan instruksional yang ada. Hal ini untuk menjaga rasa bosan peserta
didik dalam proses instruksional termasuk bagi dirinya, pengajar itu sendiri.
Kegiatan instruksional yang kreatif pandangan peserta didik merupakan suatu
inovasi. Biasanya inovasi cenderung kearah benda, gagasan atau prosedur baru
dan itu diharapkan bagi peserta didik.

5.Kurikulum
Dalam konteks sempit dimaknai bahwa kurikulum merupakan daftar
materi pelajaran yang terorganisasi (tersusun) dengan logis (masuk akal) untuk
mencapai tujuan instruksional yang ditetapkan. Dan perlu diingat bahwasanya
pihak yang ebrhak menentukan kurikulum adalah pengajar, penyelenggara, dan
penanggung jawab satuan pendidikan. Disisi lain pengembangan kurikulum
yang terlibat yakni peserta didik dan pengguna lulusan.

6.Bahan Instruksional
Bahan instruksional itu disusun berdasarkan karakteristik peserta didik, dan
strategi instruksional untuk setiap tujuan instruksional. Bahan instruksional
terdiri dari tiga :
 Bahan instruksional untuk tatap muka disebut bahan kompilasi. Peserta didik
mencapai kompetensi yang diharapkan seperti tercantum dalam tujuan
instruksional melalui proses belajar yang aktif, dinamis, dan bermakna.
 Bahan instruksional mandiri, dimana sering digunakan pada pembelajaran jarak
jauh seperti di Universitas Terbuka. Modul adalah media yang tepat dan berisi
panduan lengkap, siapa melakukan apa, dll. Istilah modul sendiri berasal dari

7
teknologi pesawat luar angkasa Amerika Serikat dimana terdiri dari bagian dan
setiap bagian itu disebut modul.
 Bahan instruksional kombinasi artinya oaduan keduanya. Contohnya
diperkuliahan pada umumnya atau sekolah paket A, B, dan C untuk kesetaraan.

7. Sistem Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan Suharsim Arikunto
(2004:1) dalam Hamalik (2014). Sedangkan Evaluasi pendidikan menurut Gronlund
(1990:5) dalam Dimyati (2009) merupakan proses yang sistematis tentang
mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan informasi untuk menentukan sejauh
mana tujuanp embelajaran telah dicapai oleh siswa.

2.5 Sistem Pendukung Kegiatan Instruksional

Selanjutnya, dalam pelaksanaan sistem intruksional juga diperlukan komponen


pendukung, yakni :
1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran dimaknai dengan semua alat dan bahan yang
dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangkan meningkatkan hasil belajar
siswa. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara sumber pesan
dengan penerima pesan. Guru dapat berperan sebagai sumber pesan. Sebagai
sumber pesan, guru harus menciptakan kondisi yang memungkinka proses
komunikasi berjalan dengan baik. Disisi lain, siswa sebagai penerima pesan
harus memperhatikan dan mengambil sepenuhnya semua pesan yang diberikan
oleh guru. Diantara komunikasi antara sumber dan penerima pesan, terdapat
media yang menjadi perantara komunikasi. Yakni agar sumber pesan yang
disampaikan guru secara penuh tersampaikan kepada penerima siswa dengan
tanpa terdapat kesalahpahaman.

2. Bangunan sekolah

8
Bangunan sekolah merupakan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan proses pembelajaran. Kondisi bangunan akan mempengaruhi
proses pembelajaran yang dilaksanakan. Bangunan yang layak pakai akan
menimbulkan suasana semangat dan gairah belajara bagi siswa maupun
pengajar. Begitupun sebaliknya, bangunan sekolah yang tidak layak pakai atau
hamper roboh juga akan mempengaruhi iklim belajar didalamnya.

2.6 Kegiatan Instruksional sebagai Sistem

Menjadi ciri khas manusia sebagai makhluk hidup yang lebih tinggi
harkatnya dibandingkan makhluk lain di muka bumi. Belajar tidak hanya
merujuk pada aktivitas organ berpikir, otak. Belajar bertujuan untuk
meningkatkan kualitas seseorang. Belajar adalah peningkatan kompetensi.
Proses belajar disebut internal karena terjadi dalam diri siswa. Sebagai suatu
peristiwa internal, dalam diri peserta didik, pembelajaran (instruction) adalah
faktor eksternal yang dapat mendukung dan menghidupkan proses belajar itu
sendiri. Pembelajaran sebagai suatu sistem, karena komponen-komponen
pembelajaran saling terkait dan terintegerasi menjadi satu fungsi dalam
mencapai tujuannnya. Komponen sistem pembelajaran terdiri dari peserta didik
(learner), proses pembelajaran, dan lulusan dengan kompetensi yang diharapkan,
pengajar, kurikulum, bahan pembelajaran. Keenam komponen itu disebut
komponen dasar. Menurut Suparman (2012: 38) dalam Hamalik (2014) di luar
komponen dasar ada tujuh komponen pendukung, yaitu:
 Peralatan
 Perpustakaan
 Laboratorium
 Ruang pembelajaran
 Tempat ibadah, sarana olahraga, sarana seni, dan budaya
 Tenaga kependidikan, dan
 Manajemen satuan pendidikan

9
Kegiatan pembelajaran didahului dengan proses desain pembelajaran.
Keduanya harus menggunakan prinsip-prinsip instruksional yang diangkat dari
hasil-hasil penelitian mengenai belajar dan pembelajaran agar efektif dalam
mencapai tujuan instruksional. Desain instruksional sebagai suatu proses
sistematik untuk menghasilkan suatu sistem instruksional yang siap digunakan
merupakan proses yang panjang. Desain instruksional dimaksudkan untuk
membantu individu belajar lebih dari sekedar melaksanakan proses pengajaran.
Pengajar adalah pihak yang aktif memfasilitasi peserta didik. Suparman (2012:
9) dalam Djamarah (2010). Pengertian yang lebih baru menghendaki lebih
pentingnya mengedepankan peran peserta didik yang lebih aktif daripada
pengajar. Pembelajaran adalah suatu rangkaian peristiwa yang mempengaruhi
peserta didik atau pembelajar sedemikian rupa sehingga perubahan perilaku
yang disebut hasil belajar terfasilitasi. Sumber belajarnya dapat berupa bahan
pembelajaran saja atau dikombinasikan dengan kehadiran pengajar.
Pembelajaran tidak terbatas pada proses intelektual atau kognitif semata tetapi
dapat juga berbentuk proses pembentukan sikap perilaku atau afektif. Di
samping kognitif dan afektif, pembelajaran dapat pula melibatkan praktik fisik
sebagai bentuk gerak jasmani. Baik pembelajaran afektif maupun psikomotor
hampir selalu didahului dan dikombinasikan dengan proses pembelajaran
kognitif. Desain instruksional adalah salah satu wujud penerapan pendekatan
sistem dalam kegiatan instruksional. Wujud yang lain yang setara dengannya
adalah produksi dan penggunaan media instruksional, evaluasi instruksional dan
pengelolaan instruksional. Semuanya itu adalah bidang-bidang dalam teknologi
instruksional. Penggunaan pendekatan sistem dalam kegiatan instruksional
berkembang lebih pesat setelah munculnya teknologi instruksional sejak awal
tahun 1960-an. Kegiatan insruksional dianalisis menjadi subsistem-subsistem
sebagai berikut: tujuan instruksional, tes, strategi instruksional, bahan
instruksional dan evaluasi, di samping komponen pengajar, mahasiswa, dan
fasilitas. Sebagai suatu siklus dalam sistem instruksional keseluruhan, letak
desain instruksional berada paling awal. Proses tersebut disusul dengan
implementasi dan diakhiri dengan evaluasi. Dengan demikian, bagi seseorang
yang berdiri dalam suatu proses instruksional keseluruhan, desain instruksional

10
itu merupakan subsistem. Tetapi, bagi pendesain instruksional, desain
instruksional itu adalah suatu sistem, yaitu sistem desain instruksional. Hal ini
sesuai dengan pengertian tentang sistem yang menyatakan bahwa garis batas
atau ruang lingkup suatu sistem itu relatif bergantung pada tempat kedudukan
orang yang memandangnya.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

. Kegiatan instruksional sebagai sistem maksudnya adalah sekelompok


pendekatan yang dilakukan secara menyeluruh atas proses belajar dan
mengajar yang perencanaannya penuh perhitungan yang dapat
memungkinkan kegiatannya dirinci secara sadar dan seksama. Memiliki
berbagai prinsip dalam sistem kegiatannya dan di dalamnya terdapat
komponen standard dan komponen pendukung sistem instruksional,y akni
peserta didik, pengajar, lulusan yang diharapkan, bahan instruksional, proses
instruksional, kurikulum, dan sistem evaluasi. Sedangkan komponen
pendukung dalam sistem instruksional adalah media pembelajaran dan
bangunan sekolah.

3.2 Saran

Kegiatan instruksional sebagai sistem ini sudah bagus karena memiliki


komponen-komponen pendukung yang memadai. Namun juga, dalam
pelaksanaanya juga harus dilakukan dengan maksimal dan optimal agar hasil
yang dicapai dalam proses pembelajarannya juga optimal.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://perencanaanpembelajaran.weebly.com./kegiatan-instruksional-sebagai-
aebuah-sistem.pdf.//diakses-04-oktober2019//.
Damyati, d. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, d. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik,O. (2004). Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Riyana, C.

13

Anda mungkin juga menyukai