i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah kami. Adapun makalah kami ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika
semester III A pada Program Studi Pendidikan Matematika. Makalah ini
berjudul “Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem”. kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami serta mahasiswa lain khususnya di
program studi pendidikan matematika di Universitas Asahan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem ....................... 1
2.2 Prinsip-Prinsip Kegiatan Instruksional .......................................... 1
2.3 Macam-Macam Kegiatan Instruksional ........................................ 4
2.4 Komponen Standard Kegiatan Instruksiona .................................. 5
2.5 Komponen Pendukung Kegiatan Instruksional ............................. 8
2.6 Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem ......................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Untuk mengetahui komponen standard kegiatan instruksional.
5. Untuk mengetahui komponen pendukung kegiatan instruksional.
6. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan instruksional sebagai sistem.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Perkembangan dan kecepatan belajar peserta didik bervariasi dan tidak
stabil dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lain.
Belajar cenderung lebih cepat dan efisien serta menyenangkan.
Belajar membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks
seperti pemecahan masalah.
Menembangkan kemampuan peserta didik mengatur kegiatan belajarnya
sendiri dan menimbulkan respon yang baik.
Terdapat tiga macam atau pendekatan kegiatan instruksional yaitu sebagai berikut :
a. Sistem Pembelajaran Mandiri
Dalam belajar mandiri siswa menggunakan bahan belajar yang didesain
secara khusus misalnya modul. Bahan tersebut ia pelajari tanpa tergantung pada
pengajar. Jenis bahan belajar dapat berupa salah satu kombinasi dari program
media, bahan cetak, film, kaset audio, program radio, slide, program video,
televise, computer dan lain-lain. Pengajar bertindak sebagai fasilitator untuk
mengontrol kemajuan siswa/ peserta didik, memberi motivasi, petunjuk dan
memecahkan kesulitan mahasiswa dan melaksanakan test.
4
digunakan di perguruan tinggi. Para dosen menggunakan buku atau bagian-
bagian tertentu dari berbagai buku yang telah diramunya sendiri.
1. Peserta Didik
5
Kebiasaan belajar Dengan mengetahui kebiasaan belajar peserta didik baik
dengan tatap muka atau mandiri, diharapkan akan membantu dalam proses
intruksional. Kebiasaan peserta didik belajar dengan mandiri misalnya, tentu
akan memiliki efek positif bagi dirinya, karena ia sadar dengan atau tanpa
pendidik ia akan terus belajar.
Tempat tinggal Jarak tempuh dari rumah ke sekolah misalnya akan
memengaruhi intensitas mereka terhadap kegiatan intruksional, dengan
catatan memiliki motivasi yang sama besar baik jauh maupun dekat.
Keberadaan jarak yang dekat dengan lembaga pendidikan tentu akan
memudahkan baginya untuk mendapatkan pengetahuan.
Akses terhadap saluran komunikasi dan media intruksional Ketersediaan
saluran komunikasi baik berupa telepon, laptop, computer, buku, atau media
cetak lainnya, yang akan mendorong keinginan untuk menggunakannya
dalam kegiatan instruksional.
Kebiasaan dan disiplin dalam mengatur waktu belajar Kebiasaan mengatur
waktu belajar dengan memiliki jadwal belajar misalnya akan memengaruhi
peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
Kebiasaan belajar secara sistematik (secara teratur) Kebiasaan ini akan
memengaruhi penguasaan dalam bahan instruksional lebih baik, cepat, dan
tepat.
Kebiasaan belajar sambil berpikir Hal ini akan meningkatkan motivasi
belajar dalam dirinya.
6
Proses instruksional dibangun berdasarkan strategi instruksional. Yakni
system menerima masukan atau input dari lingkungannya dan output melalui
sebuah proses atau transformasi untuk mengubah input menjadi output.
4.Pengajar
Pengajar yang baik akan menggunakan kegiatan instruksional dengan
sebaik- baiknya secara kreatif dan inovatif. Disebut kreatif karena pengajar
mampu memilih metode dan alat instruksional sesuai kebutuhannya sesuai
dengan tujuan instruksional yang ada. Hal ini untuk menjaga rasa bosan peserta
didik dalam proses instruksional termasuk bagi dirinya, pengajar itu sendiri.
Kegiatan instruksional yang kreatif pandangan peserta didik merupakan suatu
inovasi. Biasanya inovasi cenderung kearah benda, gagasan atau prosedur baru
dan itu diharapkan bagi peserta didik.
5.Kurikulum
Dalam konteks sempit dimaknai bahwa kurikulum merupakan daftar
materi pelajaran yang terorganisasi (tersusun) dengan logis (masuk akal) untuk
mencapai tujuan instruksional yang ditetapkan. Dan perlu diingat bahwasanya
pihak yang ebrhak menentukan kurikulum adalah pengajar, penyelenggara, dan
penanggung jawab satuan pendidikan. Disisi lain pengembangan kurikulum
yang terlibat yakni peserta didik dan pengguna lulusan.
6.Bahan Instruksional
Bahan instruksional itu disusun berdasarkan karakteristik peserta didik, dan
strategi instruksional untuk setiap tujuan instruksional. Bahan instruksional
terdiri dari tiga :
Bahan instruksional untuk tatap muka disebut bahan kompilasi. Peserta didik
mencapai kompetensi yang diharapkan seperti tercantum dalam tujuan
instruksional melalui proses belajar yang aktif, dinamis, dan bermakna.
Bahan instruksional mandiri, dimana sering digunakan pada pembelajaran jarak
jauh seperti di Universitas Terbuka. Modul adalah media yang tepat dan berisi
panduan lengkap, siapa melakukan apa, dll. Istilah modul sendiri berasal dari
7
teknologi pesawat luar angkasa Amerika Serikat dimana terdiri dari bagian dan
setiap bagian itu disebut modul.
Bahan instruksional kombinasi artinya oaduan keduanya. Contohnya
diperkuliahan pada umumnya atau sekolah paket A, B, dan C untuk kesetaraan.
7. Sistem Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan Suharsim Arikunto
(2004:1) dalam Hamalik (2014). Sedangkan Evaluasi pendidikan menurut Gronlund
(1990:5) dalam Dimyati (2009) merupakan proses yang sistematis tentang
mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan informasi untuk menentukan sejauh
mana tujuanp embelajaran telah dicapai oleh siswa.
2. Bangunan sekolah
8
Bangunan sekolah merupakan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan proses pembelajaran. Kondisi bangunan akan mempengaruhi
proses pembelajaran yang dilaksanakan. Bangunan yang layak pakai akan
menimbulkan suasana semangat dan gairah belajara bagi siswa maupun
pengajar. Begitupun sebaliknya, bangunan sekolah yang tidak layak pakai atau
hamper roboh juga akan mempengaruhi iklim belajar didalamnya.
Menjadi ciri khas manusia sebagai makhluk hidup yang lebih tinggi
harkatnya dibandingkan makhluk lain di muka bumi. Belajar tidak hanya
merujuk pada aktivitas organ berpikir, otak. Belajar bertujuan untuk
meningkatkan kualitas seseorang. Belajar adalah peningkatan kompetensi.
Proses belajar disebut internal karena terjadi dalam diri siswa. Sebagai suatu
peristiwa internal, dalam diri peserta didik, pembelajaran (instruction) adalah
faktor eksternal yang dapat mendukung dan menghidupkan proses belajar itu
sendiri. Pembelajaran sebagai suatu sistem, karena komponen-komponen
pembelajaran saling terkait dan terintegerasi menjadi satu fungsi dalam
mencapai tujuannnya. Komponen sistem pembelajaran terdiri dari peserta didik
(learner), proses pembelajaran, dan lulusan dengan kompetensi yang diharapkan,
pengajar, kurikulum, bahan pembelajaran. Keenam komponen itu disebut
komponen dasar. Menurut Suparman (2012: 38) dalam Hamalik (2014) di luar
komponen dasar ada tujuh komponen pendukung, yaitu:
Peralatan
Perpustakaan
Laboratorium
Ruang pembelajaran
Tempat ibadah, sarana olahraga, sarana seni, dan budaya
Tenaga kependidikan, dan
Manajemen satuan pendidikan
9
Kegiatan pembelajaran didahului dengan proses desain pembelajaran.
Keduanya harus menggunakan prinsip-prinsip instruksional yang diangkat dari
hasil-hasil penelitian mengenai belajar dan pembelajaran agar efektif dalam
mencapai tujuan instruksional. Desain instruksional sebagai suatu proses
sistematik untuk menghasilkan suatu sistem instruksional yang siap digunakan
merupakan proses yang panjang. Desain instruksional dimaksudkan untuk
membantu individu belajar lebih dari sekedar melaksanakan proses pengajaran.
Pengajar adalah pihak yang aktif memfasilitasi peserta didik. Suparman (2012:
9) dalam Djamarah (2010). Pengertian yang lebih baru menghendaki lebih
pentingnya mengedepankan peran peserta didik yang lebih aktif daripada
pengajar. Pembelajaran adalah suatu rangkaian peristiwa yang mempengaruhi
peserta didik atau pembelajar sedemikian rupa sehingga perubahan perilaku
yang disebut hasil belajar terfasilitasi. Sumber belajarnya dapat berupa bahan
pembelajaran saja atau dikombinasikan dengan kehadiran pengajar.
Pembelajaran tidak terbatas pada proses intelektual atau kognitif semata tetapi
dapat juga berbentuk proses pembentukan sikap perilaku atau afektif. Di
samping kognitif dan afektif, pembelajaran dapat pula melibatkan praktik fisik
sebagai bentuk gerak jasmani. Baik pembelajaran afektif maupun psikomotor
hampir selalu didahului dan dikombinasikan dengan proses pembelajaran
kognitif. Desain instruksional adalah salah satu wujud penerapan pendekatan
sistem dalam kegiatan instruksional. Wujud yang lain yang setara dengannya
adalah produksi dan penggunaan media instruksional, evaluasi instruksional dan
pengelolaan instruksional. Semuanya itu adalah bidang-bidang dalam teknologi
instruksional. Penggunaan pendekatan sistem dalam kegiatan instruksional
berkembang lebih pesat setelah munculnya teknologi instruksional sejak awal
tahun 1960-an. Kegiatan insruksional dianalisis menjadi subsistem-subsistem
sebagai berikut: tujuan instruksional, tes, strategi instruksional, bahan
instruksional dan evaluasi, di samping komponen pengajar, mahasiswa, dan
fasilitas. Sebagai suatu siklus dalam sistem instruksional keseluruhan, letak
desain instruksional berada paling awal. Proses tersebut disusul dengan
implementasi dan diakhiri dengan evaluasi. Dengan demikian, bagi seseorang
yang berdiri dalam suatu proses instruksional keseluruhan, desain instruksional
10
itu merupakan subsistem. Tetapi, bagi pendesain instruksional, desain
instruksional itu adalah suatu sistem, yaitu sistem desain instruksional. Hal ini
sesuai dengan pengertian tentang sistem yang menyatakan bahwa garis batas
atau ruang lingkup suatu sistem itu relatif bergantung pada tempat kedudukan
orang yang memandangnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
https://perencanaanpembelajaran.weebly.com./kegiatan-instruksional-sebagai-
aebuah-sistem.pdf.//diakses-04-oktober2019//.
Damyati, d. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, d. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik,O. (2004). Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Riyana, C.
13