Anda di halaman 1dari 15

A.

Latar Belakang

PENGEMBANGAN SISTEM
INSTRUKSIONAL

“Makalah Observasi Mata Pelajaran Pendidikan


Agama Islam Kelas V SDN 11 Lenteng Agung
Jakarta Selatan”

Disusun Oleh :
Nurhasana Karunia 1215110578

TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT. karena atas Rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah observasi ini yang pelaksanaannya pada 27 Febuari
2013, di SDN 11 Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Tak lupa Shalawat serta salam saya curahkan kepada junjunan kita Nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya ke alam yang terang benderang.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menidentifikasi proses pembelajaran yang
dilakukan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN tersebut. Ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah obsesrvasi ini serta
terima kasih kepada Bapak Dr. Robinson Situmorang selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Sistem Instruksional.

Saya menyadari bahwa isi dari makalah observasi ini masih jauh dari sempurna, maka
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Semoga makalah observasi ini
bermanfaat bagi yang membacanya.

Jakarta, Febuari 2013

Penulis,

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4

B. Tujuan .................................................................................................................... 5

C. Sasaran .................................................................................................................. 5

D. Metode Penelitian ................................................................................................ 6

E. Bentuk Kegiatan .................................................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................................... 7

A. Pengertian Sistem Instruksional ............................................................................. 7

B. Tujuan Pembelajaran dengan Sistem Instruksional ............................................... 7

C. Pengertian Tujuan Instruksional Umum (TIU) ....................................................... 7

D. Pengertian Tujuan Instruksional Khusus ............................................................... 7

E. Ciri-Ciri Sistem Instruksional …………………………………………………………………………... 8

F. Fungsi Sistem Instruksional ……………………………………………………………………………. 8

G. Prinsip Dasar Pengembangan Instruksional ……………………………………………………. 9

H. Tingkatan Pengembangan Sistem Instruksional …………………………………………….. 9

I. Model Pengembangan Sistem Instruksional ………………………………………………….. 11

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................................... 13

A. Identifikasi Guru Pendidikan Agama Islam ............................................................ 13

B. Identifikasi Siswa yang Mengikuti Mata Pelajaran PAI ...................................... 13

BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 14

Kesimpulan ...................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang
terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur atau
komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan
berorientasi pada tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran,
dan metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting, terutama dalam konteks
penguasaan konsepsional terhadap pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa


berinteraksi dengan lingkungannya. Strategi adalah cara sistematis yang dipilih dan
digunakan seorang guru untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga memudahkan
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran adalah bagian
dari strategi, merupakan cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh, memberi
latihan) isi pelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan strategi pembelajaran yang
tepat sangatlah penting. Bagaimana guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling
efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, sehingga guru dapat
mencapai tujuan tertentu.

Tujuan belajar adalah untuk memanusiakan-manusia. Proses belajar dianggap


berhasil jika siswa mengenali lingkungannya, dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya
harus berusaha agar lambat laun dia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-
baiknya. Setiap guru/pengajar berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
siswanya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Pengembangan sistem pembelajaran (instruksional) merupakan salah satu bentuk


pembaharuan sistem instruksional yang banyak dilakukan dalam rangka pembaharuan
sistem pendidikan, dengan maksud agar sistem tersebut dapat lebih serasi dengan tuntutan

4
kebutuhan masyarakat, serasi pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tujuan utama meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses pembelajaran.

Dalam operasionalnya pengembangan sistem intruksional ini dapat dilaksanakan


untuk jangka pendek maupun jangka panjang; dapat dilaksanakan untuk satu topik sajian,
satu periode latihan, satu semester, satu bidang studi, atau bahkan satu sistem yang lebih
besar lagi.

Obserasi yang saya lakukan, selain untuk memenuhi tugas Pengembangan Sistem
Instruksional juga untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam pada suatu Sekolah Dasar Negeri dan strategi pembelajaran serta metode, media yang
digunakan dalam proses pembelajaran tersebut untuk melihat ketercapaian dari Tujuan
Instruksional Umum (TIU) mata pelajaran PAI dan terpenuhinya kebutuhan siswa.

B. Tujuan

1. Mengetahui sejauh mana guru menyajikan pelajaran Pendidikan Agama Islam


kepada para siswa? ( di kelas, luar kelas, luar sekolah, lainnya).
2. Mengetahui metode pembelajaran apa saja yang dipilih guru dan alasannya dipilih
metode tersebut.
3. Mengetahui apresiasi apa yang diberikan guru kepada siswa
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode yang diterapkan guru tersebut
5. Mengetahui kendala-kendala apa saja yang terjadi pada saat proses pembelajaran
(baik bagi siswa maupun bagi guru)
6. Mengetahui bagaimana mengatasi kendala-kendala tersebut
7. Kesimpulan : apakah menurut anda guru tersebut sudah memenuhi segala yang
siswa butuhkan? Dan apakah guru telah melaksanakan proses pembelajaran yang
sesuai dengan pengalaman serta kemampuan siswa?

C. Sasaran
Sasaran pada observasi ini adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas V
Sekolah Dasar Negeri Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam menyusun makalah observasi ini adalah :
a) Studi Pustaka (memperoleh informasi dari buku, contoh laporan-laporan dan
internet)
b) Observasi

5
c) Wawancara

E. Bentuk Kegiatan
Pada hari Rabu, 27 Januari 2012, saya mewawancarai guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan beberapa siswa kelas V yang mengikuti pelajaran tersebut.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Instruksional

Model sistem instruksional adalah metode yang digunakan dalam proses


pembelajaran yang sering digunakan oleh banyak tenaga pengajar, model instruksional
yaitu suatu model yang terdiri atas empat komponen yang secara hakikinberbeda satu
sama lain. Metode ini menitik beratkan pembuatan keputusan intelektual oleh guru
sebelum dan sesudah pengajaran dan oleh karena itu, sebenarnya lebih berupa suatu
model perencanaan dan penilaian dari suatu model “prosedur mengjar” pertama,
menentukan tujuan-tujuan instruksional secara spesifik dalam bentuk perilaku siswa.
Kedua, mengadakan penilaian pendahuluan terhadap keadaan siswa pada saat ini dalam
hubungannya dengan tujuan-tujuan instruksional tersebut. Ketiga, menilai pencapaian
tujuan-tujuan tersebut oleh siswa.

B. Tujuan Pembelajaran dengan Sistem Instruksional

Tujuan instruksional yang dikembangkan pada saat ini adalah tujuan instruksional
ganda, dalam artian bahwa tujuan instruksional ini memiliki dua komponen yaitu Tujuan
Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).

C. Pengertian Tujuan Istruksional Umum (TIU)

Merupakan tujuan dari kurikuler, ialah tujuan pendidikan secara umum menjadi
tujuan khusus dan operasional, sebab pada dasarnya tujuan pendidikan hanya dapat
mungkin dicapai bila tujuan itu dirumuskan kedalam rumusan yang khusus dan
operasional.

D. Pengertian Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Adalah langkah yang paling akhir dalam upaya membuat rumusan tujuan pendidikan
yang paing khusus dan operasional. Tujuan ini dapat diartikan sebagai rumusan tujuan
yang berisi kualifikasi khusus dan diharapkan dimiliki siswa setelah selesai mengikuti
kegiatan proses pembelajaran tertentu.

7
E. Ciri-Ciri Sistem Instruksional

Pada hakikatnya proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang terdiri
dari berbagai komponen yang saling berinteraksi dan kerja sama secara terpadu dan
harmonis dalam mencari tujuan belajar mengajar. Agar seluruh komponen dalam sistem
belajar mengajar tersebut dapat berdaya guna secara efektif, maka guru sebagai
seseorang yang bertugas sebagai pengelola belajar mengajar hendaknya mampu
merencanakan, mengembangkan dan mengevaluasi terhadap seluruh komponen dalam
sistem belajar mengajar atau guru harus mampu melakukan usaha pengembangan
sistem instruksional.
Sedangkan untuk mendukung tercapainya pengembangan sistem instruksional,
perlu mengetahui ciri – ciri dari sistem instruksional yang bisa dilihat dalam penjabaran
fungsi, tujuan dan komponen dalam sistem instruksional.

F. Fungsi Sistem Instruksional

 Sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, dalam
rangka perbaikan situasi pengajaran dan pendidikan.

 Sebagai pedoman guru dalam mengambil keputusan instruksional, yang meliputi :

o Mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

o Menentukan tujuan instruksional.

o Menentukan strategi belajar mengajar.

o Menentukan materi pelajaran.

o Menentukan materi dan alat peraga.

o Menentukan evaluasi pengajaran.

 Sebagai alat pengontrol atau evaluasi, kesesuaian antara perencanaan instruksional


dengan pelaksanaan belajar mengajar.

8
 Sebagai balikan atau feed back bagi guru tentang keberhasilan pelaksanaan belajar
mengajar, dalam rangka melakukan perbaikan situasi pengajaran dan pendidikan.

G. Prinsip Dasar Pengembangan Sistem Instruksional

Sebagai bagian dari teknologi pendidikan, pengembangan sistem instruksional


tentunya mempunyai prinsip dasar yang sama dengan teknologi pendidikan, yakni: berfokus
pada siswa, menggunakan pendekatan sistem, dan berupaya memaksimalkan penggunaan
berbagai sumber belajar.
a) Berfokus pada siswa
Prinsip ini memandang bahwa, dalam rangka penerapan pengembangan
sistem instruksional, siswa adalah sentral kegiatan pembelajaran. Prinsip ini juga
memandang bahwa dalam setiap proses pembelajaran, siswa hendaknya bertindak
sebagai pihak yang aktif dan dibuat aktif. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa guru
adalah pihak yang pasif. Keduanya harus bertindak aktif.
b) Pendekatan sistem
Prinsip ini memandang bahwa masalah belajar adalah suatu sistem.
Maksudnya, penanganan terhadap satu komponen pembelajaran dalam rangka
pelaksanaan pengembangan sistem instruksional harus pula mempertimbangkan
integrasi komponen yang lain sehingga diperoleh efek yang sinergistik untuk
memecahkan masalah-masalah belajar.
c) Pemanfaatan sumber belajar secara maksimal
Prinsip ini memandang bahwa semua komponen sumber belajar baik pesan,
orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar harus dimanfaatkan secara luas dan
maksimal dalam rangka memecahkan masalah-masalah belajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai

H. Tingkatan Pengembangan Sistem Instruksional

Beberapa tingkatan pengembangan sistem instruksianal dapat kita lihat sebagai


berikut::

9
a) Tingkatan Sistem
Pengembangan sistem instruksianal tingkatan sistem ini dimaksudkan untuk
menghasilkan sistem pembelajaran yang besar. Kegiatan biasanya berangkat dari nol,
yakni tidak adanya sistem tersebut sampai dengan dihasilkannya suatu sistem.
Kegiatan ini didahului dengan kegiatan awal yang mendalam dan menyeluruh, yang
meliputi: analisis kebutuhan, analisis topik, serta analisi tugas. Kegiatan ini tidak
hanya berbicara masalah pembelajaran saja tetapi juga masalah pendidikan secara
keseluruhan. Masalah yang mendorong dilakukannya kegiatan ini bukan hanya
sekedar masalah pembelajaran, melainkan keseluruhan sistem pendidikan dan
latihan yang dihadapi oleh lembaga yang bersangkutan. Sedangkan sistem
pendidikan/latihan yang menyeluruh itu meliputi masukan mentah (siswa/peserta),
jumlah dan kualifikasinya; masukan instrumental (kurikulum/program, fasilitas, dana,
dan lainnya); proses/pelaksanaan kegiatan pendidikan/latihan itu sendiri; serta hasil
itu yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan. Oleh karena itu kegiatan ini
melibatkan banyak orang terdiri dari ahli teknologi pembelajaran, ahli bidang studi,
guru, dan sebagainya.

b) Tingkatan Kelas
Pengembangan sistem instruksianal tingkat kelas ini pada hakikatnya adalah
merupakan penjabaran lebih lanjut dari pengembangan sistem instruksianal
tingkatan sistem untuk dilaksanakan dalam tingkatan kelas. Dengan kata lain,
pengembangan sistem instruksianal tingkatan kelas ini adalah identik dengan
penyusunan persiapan mengajar oleh guru untuk satu atau lebih topik tertentu.
Kegiatan awalnya sangat sederhana, biasanya berupa penilaian tingkat kemampuan
awal siswa. Pada pengembangan sistem instruksianal tingkatan kelas ini diasumsikan
bahwa kurikulum/program pembelajaran, fasilitas, siswa/peserta latihan, pengajar,
dan sebagainya.

c) Tingkatan Produk
Tujuan pengembangan sistem instruksianal tingkatan produk ini adalah untuk
memproduksi satu atau lebih produk pembelajaran tertentu. Oleh karena itu,

10
kegiatan ini didahului dengan mengkaji masalah-masalah pembelajaran yang ada
untuk mengetahui masukan yang diperlukan. Hasil kegiatan ini berupa paket
pembelajaran seperti modul, media audiovisual, dan lain-lain bahan belajar yang
bentuknya disesuaikan dengan karakteristiknya.
d) Tingkatan Organisasi
Pengembangan sistem instruksianal tingkat organisasi ini dimaksudkan tidak
hanya untuk meningkatkan pembelajaran, tetapi juga memodifikasi atau mengubah
organisasi dan personil suatu lembaga atau organisasi ke situasi yang baru agar
efektivitas dan efisiensi organisasi tersebut meningkat.
Kegiatan ini diawali dengan bertolak dari analisis pekerjaan, atau analisis isi
ajaran. Analisis ini akan menghasilkan emat kemungkinan, yakni: (1) perlunya diklat
khusus diluar pekerjaan karena ada sejumlah kemampuan yang belum dikuasai, (2)
perlunya latihan dalam jabatan karena ada sejumlah kemampuan khusus yang harus
dikuasai, (3) perlunya ada pengawasan dan pembinaan yang ketat dalam pelaksanaan
pekerjaan karena dituntut adanya ketepatan perbuatan dalam suatu tugas.

I. Model Pengembangan Sistem Istruksional

Secara umum istilah “ model ” diartikan sebagai kerangka konseptual yang


digunakan sebagai pedoman aatau acuan dalam mel;akukan suatu kegiatan. Dalam
pengertian lain “ model “ juga diartikan sebaagai barang aatau benda tiruan dari benda
sesungguhnya.
Sedangkan sistem instruksional dibentuk oleh dua konsep, yaitu “ sitem “ dan “
instruksional “. Syistem “ yang untuk selanjutnya diterjemahkan menjadi “sistem”
(dibaca sistem) oleh Wong dan Raulerson (1973:9) diartikan sebagai “a set of parts
united by some form of interaction” (artinya: suatu perangkat dari bagian-bagian yang
diikat atau dipersatukan oleh beberapa bentuk hubungan saling mempengaruhi).
Contohnya sistem tata surya, sistem pencernaan, sistem kekerabatan, sistem telepon.
“instruction” yang diterjemahkan menjadi “pembelajaran atau pengajaran” dan “bahan
instruksi” dalam arti perintah, oleh Saylor dab Alexander (1976) diartikan sebagai
pelaksanaan kurikulum (curiculum implementation) atau dalam pengertianyang lebih

11
khusus “instruction” merujuk pada “proses belajar mengajar” (teaching-learning
process). Bertolak dari konsep-konsep tersebut istilah “sistem instruksional” digunakan
untuk menunjukkan suatu “proses belajar mengajar” atau “proses pembelajaran”.
Dibandingkan dengan sistem yang lain lebih-lebih sistem yang bersifat alami seperti
sistem tata surya, sistem instruksional memiliki ciri khas, yaitu adanya “tujuan”
(purpose, goal, objectives). Hal ini tentu dapat anda pahami karena seperti telah anda
pelajari dalam modul pertama adanya tujuan merupakan ciri utama dari proses
pendidikan.di samping itu ada dua unsur lainnya yakni komponen dan proses . antara
tujuan tujuan komponen, dan proses terdapat hubungan yang saling menentukan
seperti dapat digambarkan sebagai berikut:
`Sistem instruksional sekurang- kurangnya memiliki dua dimensi yaitu dimensi
rencana (a plan) dan dimensi proses yang nyata (a reality). Dalam dimensi rencana
sistem instuksional merujuki pada prosedur atau langkah-langkah yang seyogianya
dilalui dalam mempersiapkan terjadinya proses belajar-mengajar. Dalam dimensi realita
sistem instruksional merujuk pada interaksi kelas atau “the classroom system” menurut
konsep Wong atau Raulerson (1973) kedua dimensi itu secara konseptual merupakan
suatu sistem kurikulum yang dengan sendirinya merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari sistem pendidikan.

12
BAB III
PEMBAHASAN
Saya mewawancarai (interview) seorang guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
kelas V bernama Salmah.S.Pd.I dan beberapa siswa yang sedang mengikuti mata pelajaran
PAI tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan, saya memperoleh bebrapa
informasi tentang :

A. Identifikasi Guru Pendidikan Agama Islam

Guru mengatakan beliau sangat senang mengajar mata pelajaran PAI dengan alasan
igin selalu meningkatkan kualitas Agama Islma pada generasi-genarasi baru sebagai
bekal mereka dunia-akhirat. Beliau telah mengajar Pendidikan Agama Islam sekitar 29
tahun sejak tahun 1984. Metode yang biasanya beliau lakukan adalah metode diskusi,
kelompok, ceramah, demonstrasi, hafalan. Disetiap akhir pokok bahasan beliau sering
mengadakan kuis/games dengan beberapa apresiasi seperti pujian, bernyanyi sebagai
penghibur siswa yang lain. Sedangkan media yang beliau gunakan masih media
sederhana seperti flipchart, karton, dll.

Dalam proses pembelajaran terdapat pula beberapa kendala, beliau menyebutkan


bahwa dalam satu kelas pasti ada beberapa siswa yang susah diatur, cara mengatasinya
dengan melakukan pendekatan kepada siswa tersebut, dengan begitu beliau dapat
mengetahui karakter dari siswanya.

B. Identifikasi Siswa yang Mengikuti Mata Pelajaran PAI

Sekitar lima orang siswa yang saya wawancarai, rata-rata siswa mengatakan suka
mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, mereka banyak
yang menyukai materi tentang Kisah-Kisah Para Nabi dengan alasan, karena diserta
dengan lagu-lagu yang menarik. Namun ada pula kendala yang mereka sebutkan yaitu

13
susahnya menghafal pada materi Hafalan Surat-Surat Pendek, sehingga untuk
memudahkan mereka pada saat ujian, pengajar menugaskan untuk menghafal setiap
harinya satu ayat hingga ujian berlangsung.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan observasi yang telah saya lakukan, kebutuhan peserta didik dapat
dipenuhi oleh si pengajar dengan berusaha mengatasi segala kendala-kendala yang
mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Walaupun dengan fasilitas yang masih
sederhana, tetapi Tujuan Instruksional Umum setiap pokok bahasannya sudah tersusun
secara teratur sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didiknya.

14
DAFTAR PUSTAKA
 Eveline Siregar, Teori Belajar dan pembelajaran, Ghalia Indonesia 2011, Jakarta

 http://joko1234.wordpress.com/2010/18/model-sistem-instruksional-pembelajaran/

 http://ustadsatria.blogspot.com/2009/01/tujuan-instruksional-umum-dan-tujuan.html

 http://wulandhary.blogspot.com/2012/05/model-pengembangan-sistem-
instruksional.html

 http://cinta-ilmu-pujianto.blogspot.com/2012/06/sistem-instruksional-dalam-
perencanaan.html

15

Anda mungkin juga menyukai