Anda di halaman 1dari 14

“MODEL SISTEM INTRUKSIONAL”

(Judul makalah ini di susun untuk memenuhi saah satu tugas Desain Sistem
Pembelajaran )

Oleh kelomok 2
1. Nensi W Sinaga
2. Christine Andari Pakpahan
3. Mhd.Aulia Sani
4. Lovega Ars Putri Boru Barus
5. Riski Sahputra
6. Rani Sartika Aritonang
7. Farhan Gusti Kuncoro

Dosen Pengampu:

Yeni Marito Harahap, M. Pd, M. Psi

PRODI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa. Karena dengan rahmat-Nya
Kami kelompok II dapat menyelesaikan tugas Mata kuliah Desain Sistem Pembelajaran ini
tepat pada waktunya.

Maksud dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai pelengkap tugas mata kuliah Desain
Sistemm Pembelajaran yang menjadi salah satu komponen penilaian dan dapat dijadikan
pegangan dalam proses belajar mengajar mata kuliah Desain Sistem Pembelajaran, dengan
harapan untuk memotivasi kami sebagai penulis dan pembaca sehingga mampu memahami
segala pembahasan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut. Kami
mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai mata kuliah Dsain Sistem Pembelajaran.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Karena itu kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan tugas yang akan datang. Harapan kami sebagai penulis, semoga makalah ini
bermanfaat dan dapat memenuhi harapan berbagai pihak.

Medan, September 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

A. Instrusional , sistem instruksional,Dan pengembangan sistem Instruksional…...3


B. macam-macam model Instruksional ………………………………………………5
C. Dasar-dasar pengembangan sistem instruksional …………………………………11
D. Proses pengembangan model sistem instruksional ………………………………..12

BAB III PENUTUP............................................................................................................14

A. Kesimpulan..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................15

ii
BAB I

A. Latar belakang

Istilah instruksional berasal dari kata instruction. Ini bisa berarti pengajaran, pelajaran, atau
bahkan perintah atau instruksi. Di dalam dunia pendidikan, kata instruksional tidak diartikan
perintah, tetapi pengajaran dan atau pelajaran, atau lebih dikenal dengan nama pembelajaran.
Sistem instruksional adalah semua materi (konsep) pembelajaran dan metode yang telah
diujidalam praktek yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan dalam keadaan yang sebenarnya.
Dalambuku The defenitions of educational technology menjelaskan bahwa Pengembangan
pembelajaran adalah suatu pendekatan yang sistematis dalam desain, produksi, evaluasi, dan
pemanfaatan sistem pembelajaran yang lengkap termasuk komponen-komponennya dan contoh
manajemen penggunaannya.
Pengembangan sistem Instruksional adalah suatu pola atau rencanayang sistematis dalam
menilai, mendeskripsikan, mengidentifikasi, mengembangkan sertamenggunakan komponen-
komponen sistem pembelajaran (peserta didik, tujuan, materi, media,metode, dan evaluasi) demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dandiajarkan.Dengan
bahasa kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkanserta dapat diturunkan
kepada generasi-generasi mendatang.Bahasa memungkinkan manusiadapat memikirkan suatu
masalah secara teratur, terus-menerus, dan berkelanjutan.Sebaliknya,tanpa bahasa peradaban
manusia tidak mungkin dapat berkembang baik.

B. Rumusan Masalah

Dari materi yang akan kelompok bahas dapat disimpulkan rumusan masalahnya, yaitu

1.Apa yang dimaksud dengan Instrusional , sistem instruksional,Dan pengembangan sistem


Instruksional?
2.Apa saja yang termasuk ke dalam macam-macam model Instruksional ?
3.Dasar-dasar pengembangan sistem instruksional ?
4.Proses pengembangan model sistem instruksional?

3
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:

1.Untuk mengetahui pengertian dari Instrusional , sistem instruksional,Dan pengembangan sistem


Instruksional
2.Untuk mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam macam-macam model Instruksional
3.Untuk mengetahui Dasar-dasar pengembangan sistem instruksional
4.Untuk mengetahui Proses pengembangan model sistem instruksional

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrusional, sistem instruksional,Dan pengembangan sistem Instruksional

Istilah instruksional berasal dari kata instruction. Ini bisa berarti pengajaran, pelajaran, atau
bahkan perintah atau instruksi. Di dalam dunia pendidikan, kata instruksional tidak diartikan
perintah, tetapi pengajaran dan atau pelajaran, atau lebih dikenal dengan nama pembelajaran.
Sistem instruksional adalah semua materi (konsep) pembelajaran dan metode yang telah
diujidalam praktek yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan dalam keadaan yang sebenarnya.
Dalambuku The defenitions of educational technology menjelaskan bahwa Pengembangan
pembelajaran adalah suatu pendekatan yang sistematis dalam desain, produksi, evaluasi, dan
pemanfaatan sistem pembelajaran yang lengkap termasuk komponen-komponennya dan contoh
manajemen penggunaannya.
Pengembangan sistem Instruksional adalah suatu pola atau rencanayang sistematis dalam
menilai, mendeskripsikan, mengidentifikasi, mengembangkan sertamenggunakan komponen-
komponen sistem pembelajaran (peserta didik, tujuan, materi, media,metode, dan evaluasi) demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dandiajarkan.Dengan
bahasa kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkanserta dapat diturunkan
kepada generasi-generasi mendatang.Bahasa memungkinkan manusiadapat memikirkan suatu
masalah secara teratur, terus-menerus, dan berkelanjutan.Sebaliknya,tanpa bahasa peradaban
manusia tidak mungkin dapat berkembang baik.
Herbert Simon (Dick dan Carey, 2006), mengartikan desain sebagai proses pemecahan
masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah
dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul
karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan. Melalui suatu desain orang bisa
melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.
Gagne (1992) menjelaskan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar
siswa, dimana proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang. Menurut
Gagne, belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi yang dibawa atau datang
dari dalam individu siswa, seperti kemampuan dasar, gaya belajar seseorang, minat dan bakat
serta kesiapan setiap individu yang belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar
individu, yakni berkaitan dengan penyediaan kondisi atau lingkungan yang didesain agar siswa
belajar. Desain pembelajaran berkaitan dengan faktor eksternal ini, yakni pengaturan lingkungan
dan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar. Menarut Gagne, kondisi internal dapat
dibangkitkan oleh pengaturan kondisi eksternal.

Gentry (1994), yang berpendapat bahwa desain pembelajaran berkenaan dengan proses
menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang
media yang dapat digunakan untuk efektivitas pencapaian tujuan. Selanjutnya ia menguraikan,
5
penerapan suatu desain pembelajaran memerlukan dukungan dari lembaga yang akan
menerapkan, pengelolaan kegiatan, serta pelaksanaan yang intensif berdasarkan analisis
kebutuhan.

B. MACAM –MACAM MODEL INSTRUKSIONAL

Beberapa model desain sistem pembelajaran sebagai berikut:


1.Model kemp
Model desain sistem instruksional yang dikembangkan oleh Kemp merupakan model yang
membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan desain sistem pembelajaran terdiri atas
komponen-komponen, yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan berbagai kendala
yang timbul.
Model sistem instruksional yang dikembangkan Kemp ini tidak ditentukan dari komponen mana
seharusnya guru memulai proses pengembangan. Mengembangkan sistem instruksional, menurut
Kemp dari mana saja bisa, asal saja urutan komponen tidak diubah, dan setiap komponen itu
memerlukan revisi untuk mencapai hasil yang maksimal. Oleh karena itu model Kemp, dilihat dari
kerangka sistem merupakan model yang sangat luwes.
Komponen-komponen dalam suatu desain instruksional menurut Kemp adalah:
a.hasil yang ingin dicapai;
b. analisis tes mata pelajaran;
c. tujuan khusus belajar;
d. aktivitas belajar;
e. sumber belajar;
f. layanan pendukung
g. Evaluasi belajar;
h. tes awal;
i. karakteristik belajar.

2. Model Banathy
Model desain sistem pembelajaran dari Banathy berbeda dengan model Kemp. Model ini
memandang bahwa penyusunan sistem instruksional dilakukan melalui tahapan-tahapan yang
jelas.
Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu program pembelajaran yakni:

6
a.Menganalisis dan merumuskan tujuan, baik tujuan pengembangan sistem maupun tujuan
spesifik. Tujuan merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai oleh siswa atau peserta didik.
b. Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Item tes dalam tahap
ini dirumuskan untuk menilai perumusan tujuan. Melalui rumusan tes dapat meyakinkan kita
bahwa setiap tujuan ada alat untuk menilai keberhasilannya.
c.  Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni kegiatan mengiventarisasi seluruh
kegiatan belajar mengajar, menilai kemampuan penerapannya sesuai dengan kondisi yang ada
serta menentukan kegiatan yang mungkin dapat diterapkan.
d. Merancang sistem, yaitu kegiatan menganalisis sistem menganalisis setiap komponen sistem,
mendistribusikan dan mengatur penjadwalan.
e. Mengimplementasikan dan melakukan kontrol kualitas sistem, yakni melatih sekaligus menilai
efektivitas sistem, melakukan penempatan dan melaksanakan evaluasi.
F. Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.

3. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)


Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) adalah model yang dikembangkan
di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk
mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistematis, untuk
pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. PPSI terdiri dari 5 tahap yakni:
a.Merumuskan tujuan, kemampuan yang harus a capai oleh siswa. Ada 4 syarat dalam
perumusan tujuan ini yakni tujuan harus operasional, artinya tujuan yang dirumuskan harus
spesifik atau dapat diukur, berbentuk hasil belajar bukan proses belajar, berbentuk perubahan
tingkah laku dan dalam setiap rumusan tujuan hanya satu bentuk tingkah laku.
b.Mengembangkan alat evaluasi, yakni menentukan jenis tes dan menyusun item soal

untuk masing-masing tujuan. Alat evaluasi disimpan pada tahap 2 setelah perumusan

tujuan untuk meyakinkan ketepatan tujuan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

c.Mengembangkan kegiatan belajar mengajar, yakni merumuskan semua

kemungkinan kegiatan belajar dan menyeleksi kegiatan belajar perlu ditempuh.

d.Mengembangkan program kegiatan pembelajaran yakni merumuskan materi

pelajaran, menetapkan metode dan memilih alat dan sumber pelajaran

7
e. Pelaksanaan program, yaitu kegiatan mengadakan prates, menyampaikan materi

pelajaran, mengadakan psikotes, dan melakukan perbaikan.

4. Model Pengembangan Pembelajaran Menurut Dick & Carey

Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Carey,


dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey ( 1990). Menurut pendekatan ini
terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan
perancangan tersebut.
1.Identifikasi tujuan pembelajaran (identity instructional goals)
2.Melakukan analisis instruksional (conducting a goal analysis)
3.Mengidentifikasi tingkah laku/karakteristik siswa (identity entry behaviour, 
characteristics)
4.Merumuskan tujuan kinerja (write performance objective)
5.Pengembangan tes acuan patokan (develop criterian referenced test items)
6.Pengembangan strategi pengajaran (develop instructional strategi)
7.Pengembangan atau memilih pengajaran (develop and select instructional materialis)
8.Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif (design and conduct formative
evaluation)
9.Menulis perangkat (design and conduct summative evaluation)
10.Revisi pengajaran (instruksional revitions)

5.Model ASSURE

Sharon E Smaldino, James D. Russel, Robert Heinich, dan Michael Molenda (2005)
mengemukakan sebuah model desain sistem pembelajaran yang diberi nama ASSURE.
Sama sepert model desain sistem pembelajaran yang lain, model ini dikembangkan
untuk menciptakan aktivitas pembelajaran efisien dan efektif, khususnya pada kegiatan
yang menggunakan media dan teknologi.
Langkah-langkah penting yang perlu dilakukan dalam model desain system

pembelajaran ASSURE meliputi beberapa aktivitas, yaitu:

8
•analyze learners :melakukan analisis karakteristik siswa
•state objectives : menetapkan tujuan pembelajaran,
•select methods media, and materials :memilih media, metode pembelajaran, dan bahan

ajar
•utilize materials :memanfaatkan bahan ajar
• require learners participation :melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan
• evaluate and revise : mengevaluasi dan merevisi program pembelajaran
6.Model smith dan ragan

Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan (2003) mengemukakan sebuah model desain
sistem pembelajaran yang populer di kalangan mahasiswa dan profesional yang
memiliki kecenderungan terhadap implementasi teori belajar kognitif. Hampir semua
langkah dan prosedur dalam model desain sistem pembelajaran ini difokuskan pada
rancangan tentang strategi pembelajaran. Model desain sistem pembelajaran yang
dikemukakan oleh Smith dan Ragan terdiri atas beberapa langkah dan prosedur pokok
sebagai berikut.
1.Analisis lingkungan belajar
2.Analisis karakteristi siswa
3.Analisis tugas pembelajaran
4.Menulis butir tes
5.Menentukan strategi pembelajaran
6.Memproduksi program pembelajaran
7.Melaksanakan evaluasi formatif
8.Merevisi program pembelajaran .

7.Model ADDIE

  Salah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan


dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model
ADDIE. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama,
yaitu (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation.)

9
C.PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL

Sebagai bagian dari teknologi pendidikan, pengembangan


sistem instruksional tentunya mempunyai prinsip dasar yang sama dengan teknologi
pendidikan, yakni: berfokus pada siswa, menggunakan pendekatan sistem, dan
berupaya memaksimalkan penggunaan berbagai sumber belajar.

Ø  Berfokus pada siswa

Prinsip ini memandang bahwa, dalam rangka penerapan pengembangan sistem


instruksional, siswa adalah sentral kegiatan pembelajaran. Prinsip ini juga memandang
bahwa dalam setiap proses pembelajaran, siswa hendaknya bertindak sebagai pihak
yang aktif dan dibuat aktif. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa guru adalah pihak yang
pasif. Keduanya harus bertindak aktif.

Ø  Pendekatan sistem

Prinsip ini memandang bahwa masalah belajar adalah suatu sistem. Maksudnya,
penanganan terhadap satu komponen pembelajaran dalam rangka pelaksanaan
pengembangan sistem instruksional harus pula mempertimbangkan integrasi komponen
yang lain sehingga diperoleh efek yang sinergistik untuk memecahkan masalah-
masalah belajar.

Ø  Pemanfaatan sumber belajar secara maksimal

Prinsip ini memandang bahwa semua komponen sumber belajar baik pesan, orang,
bahan, peralatan, teknik, dan latar harus dimanfaatkan secara luas dan maksimal dalam
rangka memecahkan masalah-masalah belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.

D.PROSES PENGEMBANGAN MODEL INSTRUKSIONAL

     Prosedur atau proses yang ditempuh oleh para pengembang sistem instruksional bisa
meliputi dua cara:

1. Dengan pendekatan secara empiris

Proses ini dilaksanakan tanpa menggunakan dasar-dasar teori secara sistematis. Di sini
paket atau bahan pengajaran disusun berdasar pengalaman si pengembang, siswa
disuruh mempelajari lalu hasilnya diamati. Bila hasilnya tak sesuai dengan apa yang
10
diharapkan, materi pengajaran tersebut direvisi dan pekerjaan penyusunan paket
(materi) pengajaran diulang.

Adapun pendekatan semacam ini mempunyai beberapa kelemahan diantaranya :

a. Setiap pengembang harus mulai dari awal untuk mencari atau menemukan semua
langkah dan dasar yang diperlukan untuk mengembangkan suatu materi pengajaran.

b. Berulang kalinya pembuatan materi (paket) pengajaran baru. Hal ini berarti
menghendaki berulang kau uji coba, dan ini berarti kurang efisien.

2. Dengan mengikuti atau membuat suatu model (paradigm approach).

Menurut pendekatan ini, hasil belajar yang diharapkan, bisa diklasifikasikan sesuai
dengan tipe-tipe tertentu. Untuk, tiap tipe tujuan khusus (objective) dapat dipilihkan
cara-cara tertentu untuk mencapainya, kondisi tertentu untuk mengamati responsi siswa
bisa diciptakan, dan perubahan-perubahan bilamana perlu bisa diadakan. Di dalam
penyusunan disain instruksional, diadakan langkah-langkah secara sistematis, sehingga
uji coba secara empiris terhadap suatu program dapat mendorong untuk adanya
informasi mengenai efektifitas suatu program, yang sekaligus bisa untuk menguji
model tersebu

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah kami uraikan tentang Model - model Pengembangan Sistem Instruksional ,


secara garis besar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem instruksional adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran


yang terdiri atas empat komponen: penentuan tujuan-tujuan yang spesifik,
penilaian pendahuluan, pengajaran, dan penilaian.

2. Model pengembangan sistem instruksional adalah seperangkat prosedur yang


berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem instruksional.

3. Dasar – dasar Pengembangan sistem instruksional adalah atas dasar pengalaman


empiris, dan prinsip-prinsip yang telah teruji kebenarannya.

4. Prosedur atau proses yang ditempuh oleh para pengembang sistem instruksional
bisa meliputi dua cara: Pendekatan secara Empiris dan Dengan mengikuti atau
membuat suatu model (paradigm approach).

5. Model – Model pengembangan instruksional, antara lain pengembangan


instruksional model Banathy, PPSI, model Kemp, model Briggs, model Gerlach
& Ely, model IDI (Instruksional Development Institute), dan lain-lainnya

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai