Disusun Oleh:
Kelas/Semester: B/V1
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Desain
Pembelajaran. Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan
dan masukan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Desain Pembelajaran.............................................................................2
B. Perencanaan Pembelajaran....................................................................7
C. Pembelajaran sukses belajar.................................................................14
A. Kesimpulan...........................................................................................22
B. Saran.....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan mempunyai peranan dan fungsi yang cukup penting bagi kehidupan.
manusia, baik pendidikan dalam aspek kognitif, afektif (sikap), maupun psikomotorik.
Oleh karena itu, sudah menjadi suatu keharusan bagi manusia untuk dapat merasakan
proses tersebut. la diakui sebagai kekuatan yang dapat mendorong manusia mencapai
kemajuan peradaban. Selain itu pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk
menyongsong hari esok yang lebih cerah dan lebih manusiawi.
Sedangkan, dalam menjalankan sebuah aktivitas sehari-hari, manusia tidak
bisa lepas dengan adanya sebuah perencanaan. Dengan adanya perencanaan yang
bagus, maka aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Karena perencanaan merupakan suatu rangkaian proses menyiapkan
dan menentukan seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan dan apa yang
akan dilakukan. Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut
dapat terwujud menjadi suatu kenyataan Perencanaan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Desain Pembelajaran?
2. Apa Urgensi Perencanaan Pembelajaran?
3. Apa saja Ruang Lingkup Pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian desain pembelajaran.
2. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran.
3. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup pembelajaran.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi
untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru
dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta
didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media
untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari
teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa,
dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.1
Hasil dari pembelajaran ini dapat diamati secara langsung dan dapat diukur secara
ilmiah atau benar-benar tersembunyi dan hanya berupa asumsi. Desain Pembelajaran
menurut Istilah dapat didefinisikan:
1
Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung:
2
prospek perkembangan, juga tentang hambatan-hambatan dan risiko-risiko
yang mungkin dihadapi.
c. Memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara
terbaik (the best alternatif) atau kesempatan memilih kombinasi cara yang
terbaik (the best combination).
d. Dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih urutan- urutan dari segi
pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.
e. Ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan atau
evaluasi kinerja usaha atau organisasi, termasuk pendidikan.
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses bersifat multi yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup. Sejak masih dalam kandungan hingga ke liang
lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya. perubahan tingkah laku tersebut menyangkut
2
Amri, Sofan. (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi
Pustakarya
3
baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan
(psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Kalau
sebelumnya Yeni tidak tahu nama dan letak ibukota Provinsi Lampung dan sekarang
sebagai siswa SD, dia dapat menyebutkan nama dan menunjukkan letak ibukota
Provinsi tersebut maka kita katakan siswa SD itu sudah belajar. Begitu pula halnya
kalau sebelumnya tak dapat menulis angka 1 sampai dengan 10 dan sekarang dapat
menuliskan dengan lancar, baik, dan benar. Begitu pula Rudi, sebelum kursus.
komputer, dia tak dapat mengoperasikan komputer, sekarang dengan lancar dan
mahir dia dapat menggunakannya, atau si Darvin dulu dia tidak tahu siapa Soeharto,
sekarang dia tahu dan sangat menghargai jasa-jasanya. Darvin telah belajar karena
ada perubahan baik dalam pengetahuan maupun sikapnya.
4
pas experience or purposeful instruction. Balajar adalah suatu masa lalu ataupun dari
pembelajaran yang bertujuan/direncanakan. Pengalaman diperoleh individu dalam
interaksinya dengan lingkungan, baik yang tidak direncanakan maupun yang
direncanakan, sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif menetap.3
Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang didalamnya terkandung beberapa
aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:
4) Menyimpulkan makna,
Semua perubahan tingkah laku dapat kita sebut belajar. Iwan si pendiam,
sejam yang lalu ajak teman-temannya masuk sesuatu diluar dirinya. Ini yang
kemudian dikenal dengan istilah belajar. Namun pertanyaannya mengapa manusia
mau belajar. Setidaknya ada delapan kecenderungan umum mengapa manusia mau
belajar.4
Pertama, ada semacam dorongan rasa ingin tahu yang kuat. Dorongan ini berasal
dari dalam dirinya untuk mengetahui sesuatu. Biasaanya rasa ingin tahu ini
diwujudkan dengan munculnya sejumlah pertanyaan- pertanyaan.
Kedua, ada keinginan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
tuntunan zaman dan lingkungan disekitarnya. Hal kedua ini adalah faktor eksternal
3
Dr Yuberti, m.pd.Teori pembelajaran dan pengembangan bahan ajar dalam pendidikan 2013
4
Zuhziri Perencanaan sistem pembelajaran{Teori dan praktik}
5
yang mampu mendorong manusia mau belajar. Apalagi di era global saat ini yang
meniscayakan pentingnya kemampuan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Ketiga, meminjam istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari
atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
Untuk memenuhi kebutuhan inilah kemudian manusia mau belajar.
Keempat, untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang sudah diketahuinya. Hal
ini biasanya dilakukan untuk menambah wawasan seseorang
Kedelapan, sebagian orang ada yang mau belajar hanya karena untuk mengisi
waktu luang. Hal ini terjadi karena adanya waktu luang yang belum bisa
dimanfaatkan dengan baik oleh orang tersebut, karena itu untuk mengisi kegiatan ia
mau mengisi waktu luangnya dengan digunakan untuk belajar sesuatu yang
dinilainya bermanfaat.
B. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai
dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu
seefisien dan seefektif mungkin.5 Perencanaan sering disebut jembatan yang
menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang
5
Kahar Utsman & Nadhirin, Perencanaan Pendidikan, Kudus: STAIN Kudus, 2008, hlm. 1
6
diharapkan terjadi pada masa yang akan datang. Dengan demikian, perencanaan yang
baik memperhatikan sifat-sifat kondisi yang akan datang, di mana keputusan efektif
dilaksanakan.
Perencanan tidaklah dikembangkan berdasarkan teori tetapi sebaliknya teori
perencanaan berkembang sebagai kelanjutan dari pengalaman mengenai usaha-usaha
manusia untuk mengatasi keadaan lingkungan hidupnya. 6 Perencanaan
juga merupakan suatu rangkaian kegiatan berfikir yang bersinambungan dan
rasional untuk memecahkan suatu permasalahan sacara sistematik, efektif dan efisien.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu cara yang
memuaskan untuk membuat organisasi tetap berdiri tegak dan maju sebagai satu
sistem.
Perencanaan pembelajaran merupakan satu tahapan dalam proses belajar
mengajar. Perencanaan menjadi sangat penting karena dapat berfungsi sebagai dasar,
pemandu, alat control dan arah pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang baik
akan melahirkan proses pembelajaran yang baik pula.7 Sedangkan, definisi
perencanaan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya adalah penggunaan analisis
yang bersifat rasional dan sistematik terhadap proses pengembangan pendidikan
yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien
dalam menanggapai kebutuan dan tujuan murid-murid dan masyarakat.
1. Ruang Lingkup perecancanaan pembelajaran
Ruang lingkup perencanaan pendidikan jangkauannya yang cukup luas
dandapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain:
a. Ditinjau dari aspek spesialnya yaitu perencanaan pendidikan yang
memilikikarakter yang terkait dengan ruang, tempat, atau batasan
wilayah.
1) Perencanaan ini terbagi menjadia. Perencanaan pendidikan
nasional, yaitu mencakup seluruh proses usaha layanan
pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, yang
bertujuanuntuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yang
meliputi seluruh jenjang pendidikan dari tingkat dasar sampai
6
Saraswati, Kearifan Budaya Lokal Dalam Persfektif Teori Perencanaan, Jurnal PWK Unisba,
hlm. 4
7
Zuhairi “Perencanaan sistem pembelajaran”press Yogyakarta.hal 11
7
perguruan tinggi, yang diatur dalam sistem pendidikan nasional
melalui undang-undang sistem pendidikan nasional.
2) Perencanaan pendidikan ragional, yaitu perencanaan
pendidikan yang dibuat dan diberlakukan dalam wilayah
regional tertentu misalnya perencanaan pengembangan
layanan pendidikan tingkat provinsi dan kebupaten/kota, yang
menyangkut seluruh jenis layanan pendidikan di semua jenjang
untuk daerah atau provinsi tertentu.
3) Perencanaan pendidikan kelembagaan, yaitu
perencanaan pendidikan mencakup satu intuisi atau lembaga
pendidikan tertentu, misalnya perencanaan pengembangan
layanan pendidikan sekolah menengah atas.
b. Ditinjau dari aspek sifat dan karakteristik modelnya dapat dibagi
menjadi:
1) Perencanaan pendidikan yang mencakup seluruh aspek yang
terkait dengan proses pembangunan pendidikan yang esensial,
dalam koridor perencanaan pembangunan nasional, dalam hal
ini perencanaan pendidikan ada keterpaduan atau peterkaitan
secara sistemik dengan perencanaan pembangunan bidang
ekonomi, pilitik, hukum dan sebagainya.
2) Perencanaan pendidikan komprehensif yaitu perencanaan
pendidikan yang disusun secara sistematik, rasional, objektif,
yang menyangkut keseuruhan konsep penting dalam layanan
pendidikan, sehingga perencanaan itu memberikan suatu
pemahaman yang lengkap atau sempurna tentang apa dan
bagaimana memberikan layanan pendidikan yang berkualitas.
3) Perencanaan pendidikan strategik, yaitu perencanaan
pendidikan yang mengandung pokok-pokok perencanaan
untuk menjawab persoalan atau opini, atau isu mutakhir yang
dihadapi oleh dunia pendidikan misalnya persoalan yang
dihadapi dunia pendidikan sekarang adalah masalah rendahnya
kualitas guru.8
8
Afifuddin, Op.cit., hlm. 32
8
langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian,
maka perencanaan pembelajaran digunakan sebagai pedoman kegiatan guru
dalam mengajar dan pedoman siswa-siswi dalam kegiatan belajar yang disusun
secara sistematis dan sistemetik.
Hamalik menyebutkan bahwa ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika
membuat perencanaan pembelajaran. Ketiga hal tersebut antara lain :
2) Harus memperhatikan situasi dan kondisi siswa Seorang guru yang baik
tentunya tahu seperti apa kondisi anak didiknya di kelas. Dengan demikian dia
tidak akan sembarangan ketika memilih metode pembelajaran yang tidak sesuai
9
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009:
50)
9
dengan kemampuan anak didiknya. Demikian juga tidak memaksakan proses
pembelajaran berlangsung saat kondisi psikologis anak tidak begitu baik. Guru
yang peka terhadap kondisi psikologis anak, saat siswanya bermasalah maka ia
akan berupaya untuk mencari solusi terbaik agar sang anak bisa ikut belajar
bersama yag lain tanpa harus tertekan secara emosional.
10
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2014:227)
11
Pelaksanaan kurikulum dalam sistem instruksional yang telah didesain dengan sitematik membutuhkanan
tenaga guru yang profesional. Guru harus memenuhi persyaratan profesinya dan berkemauan tinggi untuk
mengembangkan potensi siswa secara optimal.
10
Manfaat perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut; Sebagai
petunjuk dalam mencapai tujuan pembelajaran; Sebagai pola dasar dalam
mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan;
Sebagai pedoman kerja, baik unsur guru maupun siswa dan siswi; Sebagai alat
ukur efektif setidaknya suatu kegiatan, sehingga setiap saat diketahui
ketempatan dan kelambatan kegiatan tersebut; Untuk bahan penyusun data
agar tidak terjadi kesenjangan dalam kegiatan pembelajaran; Untuk
menghemat waktu, tenaga dan alat.
12
Wina Sanjaya ,Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010), h. 30
11
4. Dasar Pengembangan Keterampilan
Guru juga dituntut untuk lebih terampil dalam membuat teknik dan
metode pembelajaran yang sesuai. Guru diharapkan mengeluarkan ide-idenya
untuk mengembangkan proses pembelajaran yang menyenangkan di kelasnya.
12
Guru tidak usah bingung memikirkan metode dan pembelajaran yang
akan diberikan kepada siswa beberapa waktu kedepan. Guru sudah
menentukan apa-apa saja yang harus dilakukan sejak awal.
Guru juga dapat melihat apakah siswanya mendapat hasil belajar yang
sesuai dengan target awalnya atau tidak. Guru bisa mengevaluasi diri untuk
mengajar lebih baik di tahun ajaran berikutnya.
C. Definisi Pembelajaran
13
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha
mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar
dengan kehendaknya sendiri, melalui pembelajaran akan terjadi proses
pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui
berbagai interaksi dan pengalaman belajar. 14 Menurut fathurrohman
pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan oleh guru untuk membuat
peeserta didik belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa
yang belajar, dimana perubahan itu karena adanya usaha dan ditandai dengan
didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama.15
Sedangkan menurut ngalimun pembelajaran pada dasarnya merupakan
suatu proses yang dilakukan oleh guru dan peserta didik sehingga terjadinya
proses belajar dalam arti adanya perubahan perilaku individu peserta didik itu
sendiri.16 Jadi dapat disimpulkan bahwa, kegiatan pembelajaran ini dilakukan
oleh pendidik sebagai seseorang yang mengajar dan peserta didik yang
menerima pembelajaran yang tidak terlepas dari berbagai bahan pelajaran.
Dengan demikian, pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan terencana yang
mengondisikan seseorang agar dapat belajar dengan baik sehingga melakukan
perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar dan bagaimana seseorang
melakukan Tindakan penyampaian ilmu pengetahuan.
14
Muhammad Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran Modern (Yogyakarta: Garudhawaca, 2017), 37.
15
Muhammad Fathurrohman, Model-Model Pembelajaran Inovasi Alternative Desain Pembelajaran yang
Menyenangkan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media 2017), 20.
16
Ngalimun, Strategi Pembelajaran (Jogjakarta: Dua Satria Offet, 2017),44.
14
digunakan untuk sebuah proses belajar dalam menyampaikan materi
pembelajHamali.
Hamalik Menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu kombinasi
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu
kesatuan yang saling berhubungan yang akan menjadi kurang lengkap dan
memperlambat tercapainya tujuan pembelajaran apabila salah satu unsur di
dalamnya dikurangi atau dihilangkan.
Dalam sebuah pembelajaran di dalamnya pasti terdapat komunikasi
timbal balik antara pendidik dan peserta didik. Komunikasi tidak akan berjalan
dengan baik tanpa adanya bantuan yaitu sarana untuk menyampaikan materi.
Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai sesuatu pengalaman secara relatifnya
menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku Woolfolk
Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebuah proses panjang
yang di dalamnya terdapat hubungan timbal balik antara pihak-pihak yang
terlibat sehingga suatu saat pembelajaran dapat disebut sebagai sumber
belajar dan sebaliknya.
1. Indikator Pembelajaran
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan. perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi
daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi
acuan penilaian mata pelajaran Mulyasa. Dalam Panduan Pengembangan
Indikator dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 juga menyatakan
bahwa indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.Indikator pencapaian
kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang
dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Ciri-Ciri Indikator:
15
1. Konsisten dengan standar kompetensi mata pelajaran,
2. Dinyatakan dengan jelas,
3. Dapat diukur dengan jelas,
4. Realistik dan dapat dilakukan,
5. Sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik, dan.
6. Dapat dicapai dalam kurun waktu yang tersedia.
16
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis
tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi
tuntutan. minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional.
Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal
tersebut. Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional
yang digunakan dalam SK dan KD.
2. Pembelajaran Sukses
Smith dan Ragan mengemukakan beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk menentukan keberhasilan sebuah proses pembelajaran.
Faktor–faktor tesebut antara lain: (1) efektivitas; (2) efisiensi; dan (3) daya
tarik.Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu
membawa siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi
seperti yang diharapkan. Setelah melalui proses belajar seseorang akan
memiliki kemampuan atau kompetensi yang lebih baik daripada
kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya. Pembelajaran yang efisien
memiliki makna adanya aktivitas pembelajaran yang berlangsung dengan
menggunakan waktu dan sumber daya yang relatif sedikit. Pembelajaran
perlu diciptakan agar menjadi sebuah peristiwa yang menarik sehingga
mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. 17
Pandangan lain atau perspektif pembelajaran yang berhasil atau
sukses dikemukakan oleh Heinich dan kawan-kawan mereka
mengemukakan bahwa untuk mencapai sebuah pembelajaran sukses ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu: (1) peran aktif siswa; (2) pemberian latihan; (3) perhatian
terhadap adanya perbedaan individual; (4) pemberian umpan balik; dan (5)
penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi yang nyata.
• Peran aktif siswa
Proses belajar akan berlangsung efektif jika siswa terlibat secara aktif
dalam tugas-tugas yang bermakna, dan berinteraksi dengan materi
pelajaran secara intensif. Keterlibatan mental siswa dalam melakukan
proses belajar diyakini akan memperbesar kemungkinan terjadinya proses
belajar dalam dirinya.
17
Benny A Pribadi, Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses (PT Dian Rakyat-Jakarta, Oktober
2011) 16
17
• Latihan
Latihan yang dilakukan dalam berbagai konteks akan dapat memperbaiki
tingkat daya ingat atau retensi siswa. Selain itu latihan juga akan memberi
kemungkinan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang sedang dipelajari. Tugas–tugas belajar berupa
pemberian latihan akan dapat membantu dalam meningkatkan penguasaan
siswa terhadap pengetahuan dan keterampilan yang sedang dipelajari.
• Perbedaan individual
Setiap individu memiliki karakteristik yang bersifat unik yang dapat
membedakannya dari individu yang lainnya. Setiap individu juga memiliki
potensi yang perlu dikembangkan secara optimal. Tugas guru atau
instruktur dalam hal ini adalah mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
individu seoptimal mungkin melalui proses pembelajaran yang berkualitas.
• Umpan balik
Umpan balik sangat diperlukan oleh siswa untuk mengetahui
kemampuan dirinya dalam mempelajari isi atau materi pelajaran. Umpan
balik pada umumnya dapat diberikan dalam bentuk pengetahuan tentang
hasil belajar (learning outcomes) yang telah dicapai siswa setelah
menempuh program dan aktivitas pembelajaran. Informasi dan
pengetahuan tentang hasil belajar pada hakikatnya akan memacu seseorang
untuk berprestasi lebih baik lagi.
• Konteks nyata
Siswa perlu mempelajari materi pelajaran yang berisi pengetahuan dan
keterampilan yang dapat diterapkan dalam sebuah situasi yang nyata.
Siswa yang mengetahui kegunaan dari pengetahuan dan keterampilan yang
tengah dipelajarinya akan memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, aktivitas pembelajaran perlu
dirancang agar siswa dapa menerapkan pengetahuan dan keterampilan
yang dipelajari dalam “setting” yang realistik.
Rowntree mengemukakan empat indikator yang dapat digunakan untuk
menentukan keberhasilan sebuah program pembelajaran. Sebuah aktivitas
pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila memenuhi beberapa kriteria
sebagai berikut.
1. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
18
2. Mampu memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut.
3. Mampu meningkatkan daya ingat atau retensi siswa terhadap
Isi/materi pelajaran.
4. Mampu membuat siswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan
yang dipelajari.18
18
Ibid 18
19
Abdul Rohim, Ridho Bima A, Gardi julian “Belajar dan Pembelajaran Abad 21” ,( Yogyakarta, 2016) 4
19
termasuk proses penilaian dan target yang ingin dicapai. Dalam
menyusun RPP, guru harus mampu mengkombinasikan antara target
yang diminta dalam kurikulum nasional, pengembangan kecakapan
abad 21 atau karakter nasional serta pemanfaatan teknologi dalam
kelas.
Masukkan unsur Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking)
Teknologi dalam hal ini khususnya internet akan sangat Memudahkan
siswa untuk memperoleh informasi dan jawaban dari Persoalan yang
disampaikan oleh guru. Untuk permasalahan yang bersifat
pengetahuan dan pemahaman bisa dicari solusinya dengan sangat
mudah da nada kecenderungan bahwa siswa hanya menjadi
pengumpul informasi. Guru harus mampu memberikan tugas di
tingkat aplikasi, analisa,evaluasi dan kreasi, hal ini akan mendorong
siswa untuk berpikir kritis dan membaca informasi yang mereka
kumpulkan sebelum menyelasikan tugas dari guru.
Penerapan pola pendekatan dan model pembelajaran yang
bervariasi
Beberapa pendekatan pembelajaran seperti pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning), pembelajaran berbasis
keingintahuan (Inquiry Based Learning) serta model embelajaran
silang (jigsaw) maupun model kelas terbalik (Flipped Classroom)
dapat diterapkan oleh guru untuk memperkaya pengalaman belajar
siswa (Learning Experience). Satu hal yang perlu dipahami bahwa
siswa harus mengerti dan memahami hubungan antara ilmu yang
dipelajari di sekolah dengan kehidupan nyata, siswa harus mampu
menerapkan ilmunya untuk mencari solusi permasalahan dalam
kehidupan nyata. Hal ini yang membuat Indonesia mendapatkan
peringkat rendah (64 dari 65 negara) dari nilai PISA di tahun 2012,
siswa Indonesia tidak biasa menghubungkan ilmu dengan
permasalahan riil kehidupan.
Integrasi Teknologi
Sekolah dimana siswa dan guru mempunyai akses teknologi yang
baik harus mampu memanfaatkan teknologi dalam proses
20
pembelajaran, siswa harus terbiasa bekerja dengan teknologi seperti
layaknya orang yang bekerja. Seringkali guru mengeluhkan mengenai
fasilitas teknologi yang belum mereka miliki, satu hal saja bahwa
pengembangan pembelajaran abad 21 bisa dilakukan tanpa unsur
teknologi, yang terpenting adalah guru yang baik yang bisa
mengembangkan proses pembelajaran yang aktif dan kolaboratif,
namun tentu saja guru harus berusaha untuk enguasai teknologinya
terlebih dahulu.Hal yang paling mendasar yang harus diingat
bahwasannya teknologi tidak akan menjadi alat bantu yang baik dan
kuat apabila pola pembelajarannya masih tradisional.20
BAB III
PENUTUP
20
Ibid 5
21
A. Kesimpulan
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi
dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif
antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari
pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang
"perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya
proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara
pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam
latar berbasis komunitas.
Salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran adalah pendidik
yang profesional. Dalam sistem dan proses pendidikan manapun, guru
memegang peranan penting. Para siswa atau peserta didik tidak mungkin
belajar sendiri tanpa bimbingan dan pengawasan guru yang mampu
mengemban tugasnya dengan baik. Kemudian juga para siswa hanya mungkin
belajar dengan baik jika guru telah mempersiapkan lingkungan positif bagi
mereka untuk belajar. Kenyataannya, meskipun sejumlah pendidik memiliki
profesi yang sama sebagai pendidik/guru, mereka memiliki perbedaan atau
beragam pada level profesionalismenya.
B. Saran
Dengan selesainya dibuat makalah ini, penulis berharap pembaca dapat
mengambil manfaat dari tulisan ini. Penulis juga menerima kritik dan saran
dari pembaca karena bagaimanapun penulis juga manusia yang tak luput dari
salah, khilaf, dan dosa.
DAFTAR PUSTAKA
22
Abdul Rohim, Ridho Bima A, Gardi julian “Belajar dan Pembelajaran Abad
21” ( Yogyakarta, 2016) 4
23