Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR STRATEGI PEMBELAJARAN, PEMBELAJARAN DIGITAL,

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI, DAN MEDIA


PEMBELAJARAN DIGITAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Desain Pembelajaran
Dosen Pengampu: Drs. H. Zuhairi, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Galang Saputra (2101011035)
Melly Rahmawati (2101011055)
Miftahul Jannah (2101012027)
Intan Permata (2101012021)
Umi Nurkholifah (2101011097)

Kelas/Semester: B/VI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu`allaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Desain Pembelajaran.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan masukan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak, teman dan rekan- rekan yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami mohon maaf atas kesalahan atau kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Karena kami selaku penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih jauh dari
yang diharapkan oleh dosen pengampu, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kami
khususnya, serta kepada semua pihak pembaca makalah ini demi kemajuan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang pendidikan.

Wassalamu`allaikum Wr.Wb

Metro, 10 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I (PENDAHULUAN)...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...........................................................................................................1
BAB II (PEMBAHASAN).....................................................................................................2
A. Konsep Strategi Pembelajaran....................................................................................2
B. Konsep Media Pembelajaran.......................................................................................9
BAB III (PENUTUP)...........................................................................................................14
A. Kesimpulan...............................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konsep dasar strategi pembelajaran, pembelajaran digital, pengembangan
media pembelajaran PAI, dan pembelajaran digital adalah penting mengingat
pergeseran paradigma dalam dunia pendidikan yang semakin mengarah kepada
pemanfaatan teknologi. Era digital telah mengubah cara kita belajar dan mengajar
secara fundamental. Penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran telah
menjadi semakin meluas, memperkenalkan pendekatan baru dan tantangan baru di
dalamnya.

Di samping itu, pembelajaran agama Islam (PAI) juga harus mengikuti tren ini
untuk tetap relevan dan efektif. Namun, integrasi pembelajaran agama Islam
dengan teknologi tidaklah mudah. Diperlukan strategi pembelajaran yang tepat dan
media pembelajaran yang sesuai dengan nilai-nilai dan konteks agama Islam.

Oleh karena itu, pemahaman akan konsep dasar strategi pembelajaran,


pembelajaran digital, pengembangan media pembelajaran PAI, dan pembelajaran
digital menjadi sangat penting. Hal ini akan membantu para pendidik, pengembang
kurikulum, dan pembuat kebijakan pendidikan untuk merancang dan
mengimplementasikan pendekatan pembelajaran yang efektif, inovatif, dan sesuai
dengan kebutuhan zaman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep strategi pembelajaran?
2. Apa itu konsep media pembelajaran?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep strategi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui konsep media pembelajaran.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan
pembelajaran dapat diartikan dalam pengertian secara sempit dan pengertian
secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa istilah strategi itu sama dengan
pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian
tujuan. Dalam pengertian luas sebagaimana dikemukakan Newman dan Logan
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put)
dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi
dan selera masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang
paling efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan
ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.1

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni
perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,
metode dan teknik pembelajaran.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

Sementara itu, Kemp mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah


suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J. R David, menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual
1
Abin Syamsuddin Makmun, “Psikologi Pendidikan,” Bandung: PT Rosda. Karya Remaja, 2003, 16.

2
learning. Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi
pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi
pembelajaran deduktif.2

2. Pengertian Model
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil
mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model
interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-
humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian,
seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan
strategi pembelajaran.3

3. Pengertian Pendekatan
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put)
dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi
dan selera masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang
paling efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan
ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.4

4. Pengertian Metode

2
Wina Senjaya, “Pengertian Pendekatan, Strategi, Model, Teknik, Taktik, Dan Model Pembelajaran,”
Jakarta: PT Adhitya Andrebina Agung, 2008, 5.
3
Dedi Supriawan and A Benyamin Surasega, “Strategi Belajar Mengajar Diktat KuliaBandung: FPTK-
IKIP Bandung, 1990,” 1990, 14.
4
Syamsuddin Makmun, “Psikologi Pendidikan,” 6.

3
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang
dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam
menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis
strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan
menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran.
Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab
secara umum menurut kamus Purwadarminta, metode adalah cara yang telah
teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya
melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian Metode
pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian
tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial,
politik, maupun keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur,
sistimatik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun
metode dalam pembahasan ini yaitu metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan
pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar
dengan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut
diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran
tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk
masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode
yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.
Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk
menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran
mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai
informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran
sehingga warga belajar dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat.
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam pembelajaran
mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
a. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam
rangka memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar
b. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan
rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada
kebutuhannya
c. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar
dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran
d. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar

4
e. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan
kreativitas warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya
f. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara
untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
g. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk
mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving
something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina
Senjaya (2008).
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.5

5. Pengertian Tatik
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode
ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya.
Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor
karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang
satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan
alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam
gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing
guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru
yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu
sekalkigus juga seni (kiat).

6. Komponen Strategi Pembelajaran


Dick dan Carey menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi
pembelajaran, yaitu (1) Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan, (2) Penyampaian
Informasi, (3) Partisipasi Peserta Didik, (4) Tes, dan (5) Kegiatan Lanjutan.
Pada bagian berikut akan diuraikan penjelasan masing-masing komponen
disertai contoh penerapannya dalam proses pembelajaran.6
a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran
secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada bagian ini guru
diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan
disampaikan. Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan

5
Senjaya, “Pengertian Pendekatan, Strategi, Model, Teknik, Taktik, Dan Model Pembelajaran,” 8.
6
WY CAREY DICK and Lou Carey, “L.(1996): The Systematic Design of Instruccion,” 1978, 89.

5
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Sebagaimana iklan yang
berbunyi Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda...., maka
demikian pula dengan peserta didik yang dihadapi guru. Cara guru
memperkenalkan materi pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi tentang
kehidupan sehari-hari atau cara guru meyakinkan apa manfaat mempelajari
pokok bahasan tertentu akan sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta
didik. Persolan motivasi ekstrinsik ini menjadi sangat penting bagi
menimbulkan rasa mampu dan percaya diri sehingga mereka terhindar dari rasa
cemas dan takut menemui kesulitan atau kegagalan.
b. Penyampaian Informasi
Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang
paling penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan
salah satu komponen dari strategi pembelajaran. Artinya tanpak adanya
kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam
belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti. Guru
yang mampu menyampaikan informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan
kegiatan pendahuluan dengan mulus akan menghadapi kendala dalam kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
Dalam kegiatan ini, guru juga harus memahami dengan baik situasi dan
kondisi yang dihadapinya. Dengan demikian informasi yang disampaikan dapat
diserap oleh peserta didik dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyampaian informasi adalah urutan ruang lingkup dan jenis materi.
1.) Urutan penyampaian
Urutan penyampaian materi pelajaran harus menggunakan pola yang
tepat. Urutan materi yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-
hal yang bersifat konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak atau dari halhal
yang sederhana atau mudah dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau
sulit dilakukan. Selain itu perlu juga diperhatikan apakah suatu materi harus
disampaikan secara berurutan atau boleh melompat-lompat atau dibolak-
balik, seperti misalnya dari teori ke praktik atau dari praktik baru ke teori.
Urutan penyampaian informasi yang sistematis akan memudahkan peserta
didik cepat memahami apa yang ingin disampaikan oleh gurunya.
2.) Ruang lingkup materi yang disampaikan
Besar kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup materi
sangat bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang
dipelajari. Umumnya ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat
penentuan tujun pembelajaran. Apabila TPK berisi muatan tentang fakta,
maka ruang lingkupnya lebih kecil dibandingkan dengan TPK yang berisi
muatan tentang suatu prosedur. Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
memperkirakan besar kecilnya materi adalah penerapan teori Gestalt. Teori
tersebut menyebutkan bahwa bagian-bagian kecil merupakan satu kesatuan
yang bermakna apabila dipelajari secara keseluruhan dan keseluruhan
tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi. Atas dasar teori tersebut
perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
• Apakah materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian kecil
seperti dalam pembelajaran terprogram (programmed Instruction).

6
• Apakah materi akan disampaikan secara global/keseluruhan dulu baru ke
bagian-bagian. Keseluruhan dijelaskan melalui pembahasan isi buku, dan
selanjutnya bagian-bagian dijelaskan melalui uraian per bab.
3.) Materi yang akan disampaikan
Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi
yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci),
keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan dan syarat-syarat
tertentu) dan sikap (berisi pendapat, ide, saran atau tanggapan). 7 Merril
membedakan isi pelajaran menjadi 4 jenis yaitu fakta, konsep, prosedur dan
prinsip. Dalam isi pelajaran ini terlihat masingmasing jenis pelajaran sudah
pasti memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda. Karena itu,
dalam menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu
memahami jenis materi pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh
strategi pembelajaran yang sesuai. Contoh :
• Apabila peserta didik diminta untuk mengingat nama suatu obyek,simbol
atau peristiwa, bararti materi tersebut berbentuk fakta, sehingga alternatif
strategi penyampaiannya adalah dalam bentuk ceramah atau tanya jawab.
• Apabila peserta didik diminta menyebutkan suatu definisi atau menulis ciri
khas dari suatu benda, berarti materi tersebut berbentuk konsep, sehingga
alternatif strategi penyampaian dalam bentuk resitasi, atau penugasan atau
diskusi kelompok.
• Apabila peserta didik diminta mengemukakan hubungan antar beberapa
konsep, atau menerangkan keadaan ataupun hasil hubungan antar berbagai
konsep, berarti materi tersebut berbentuk prinsip, sehingga alternatif strategi
penyampaiannya adalah berbentuk diskusi terpimpin dan studi kasus.8
c. Partisipasi Peserta Didik
Berdasarkan prinsip Student centered maka peserta didik merupakan pusat
dari suatu kegiatan belajar dikenal istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
yang diterjemahkan dari SAL (student active training) yang maknanya dalah
bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara
aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan.9 Terdapat beberapa hal penting yang
berhubungan dengan partisipasi peserta didik, yaitu:
1.) Latihan dan praktek seharusnya dilakukan setelah peserta didik
diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap atau keterampilan
tertentu. Agar materi tersebut benar-benar terinternalisasi (relatif mantap
dan mantapkan dalam diri mereka) maka kegiatan selanjutnya adalah
hendaknya peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih atau
mempraktikkan pengetahuan, sikap atau keterampilan tersebut. Sehingga
setelah selesai belajar mereka diharapkan benar-benar merencanakan TPK.
2.) Umpan Balik

7
BRUCE E Kemp et al., “Role of Multiple Basic Residues in Determining the Substrate Specificity of
Cyclic AMP-Dependent Protein Kinase.,” Journal of Biological Chemistry 252, no. 14 (1977): 90.
8
RB Merril, “Lunar Science Conference, 8th, Houston, Tex., March 14-18, 1977, Proceedings. Volume
1-The Moon and the Inner Solar System. Volume 2-Petrogenetic Studies of Mare and Highland Rocks.
Volume 3-Planetary and Lunar Surfaces,” vol. 1, 1977, 37.
9
DICK and Carey, “L.(1996): The Systematic Design of Instruccion,” 108.

7
Segera setelah peserta didik menunjukan perilaku sebagai hasi
belajarnya, maka guru memberikan umpan balik (feedback) terhadap hasil
belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh guru, peserta
didik akan segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan
yang telah mereka lakukan itu benar/atau salah, tepat/tidak tepat atau ada
sesuatu yang diperbaiki. Umpan balik dapat berupa penguatan positif dan
penguatan negatif. Melalui penguatan positif (baik, .... bagus, .... tepat
sekali, dan sebagainya), diharapkan perilaku tersebut akan terus dipelihara
atau ditunjukan oleh peserta didik. Sebaliknya melalui penguatan negatif
(kurang tepat, salah, perlu disempurnakan, dan sebagainya), diharapkan
perilaku tersebut akan dihilangkan atau peserta didik tidak akan melakukan
kesalahan serupa.
d. Tes
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui (1)
apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum, dan (2) apakah
pengetahuan sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta
didik atau belum. Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan
pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran,
penyampaian informasi berupa materi pelajaran pelaksanaan tes juga dilakukan
setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik.
1.) Di akhir kegiatan belajar setiap peserta didik dapat menyebutkan 4 dari 5
ciri mahluk hidup dengan benar. Standar keberhasilannya adalah apabila
minimal peserta didik dapat menyebutkan 3 dari 5 ciri mahluk hidup atau
tingkat penguasaan berkisar 80 %-85%.
2.) Soal tes objektif dengan 4 pilihan terdiri atas 20 nomor, peserta didik
dianggap menguasai materi apabila ia dapat mengerjakan 80%-85% soal
dengan benar.
e. Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah ”follow up” dari suatu hasil kegiatan
yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru.
Dalam kenyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat
peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di atas rata-rata (a), hanya
menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang
diharapkan dapat dicapai, (b) peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut
yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.

7. Prinsip Strategi Pembelajaran


Dalam menggunakan strategi pembelajaran, guru harus mampu memilih
strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh sebab itu, guru harus
memahami beberapa prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran.
Diantaranya yaitu:
a. Berorientasi pada tujuan
b. Aktivitas
c. Individualitas
d. Integritas
Dari pemaparan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada empat
prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran yang sangat penting yang
8
harus dijadikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar
berhasil sesuai dengan yang diharapkan.10

B. Konsep Media Pembelajaran


1. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut terminologinya, kata media berasal dari bahasa latin Medium,
yang artinya perantara. Sedangkan dalam Bahasa Arab media berasal dari kata
Wasaaila, yang artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. 11
Menurut beberapa ahli media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai
berikut :
a. Supratman (1977) yang dikutip oleh Asyhar bahwa media merupakan alat
atau sarana prasarana yang memiliki fungsi menjadi perantara atau penyalur
informasi dari pengirim ke penerima. Briggs dan Hujair AH. Sanaky, mereka
mendefinisikan pengertian media pembelajaran yaitu alat atau sarana fisik yang
berguna untuk menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik
sehingga menimbulkan rangsangan untuk belajar.
b. AECT (Association of Education and Communication technology) 1997
dalam Azhar Arsyad mengemukakan bahwa media merupakan bentuk saluran
yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Sedangkan
menurut NEA (National Education Association) berpendapat bahwasanya
media adalah segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau
dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
c. Menurut Rusman memaparkan bahwa media pembelajaran adalah sesuatu
teknologi yang membawa pesan dan dapat digunakan dalam keperluan
pembelajaran. Media pembelajaran juga merupakan sarana fisik untuk
menyampaikan materi pembelajaran serta menjadi sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun tidak.12
Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas terkait
pengertian media pembelajaran dapat di ambil kesimpulan bahwa media
pembelajaran adalah dua kata yang saling berhubungan, media pembelajaran
dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau
menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana. Sehingga tercipta
lingkungan belajar yang kondusif serta kegiatan pembelajarannya berjalan
secara efektif dan efisien.

2. Jenis Media Pembelajaran


Jenis-jenis Media Klasifikasi media pembelajaran menurut paling tidak ada
lima macam, yaitu:
a. Media tanpa proyeksi dua dimensi (hanya punya ukuran panjang dan lebar),
seperti: gambar, bagan, grafik, poster, peta dasar dan sebagainya.
b. Media tanpa proyeksi tiga dimensi (punya ukuran panjang, lebar, dan tebal/
tinggi, seperti: benda sebenarnya, model, boneka, dan sebagainya.
10
Sanjaya Wina, “Strategi Pembelajaran,” Jakarta: Kencana, 2006, 8.
11
Hisbiyatul Hasanah Rudy Sumiharto, Media Pembelajaran (Jember: CV Pustaka Abadi, 2017), 5.
12
Bambang Subiyakto, Media Pembelajaran Sejarah Era Teknologi Informasi (Konsep Dasar, Prinsip
Aplikatif, Dan Perancangannya). (Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat, 2019), 13–14.

9
c. Media audio (media dengar), seperti: radio dan tape recorder.
d. Media dengan proyeksi (media yang diproyeksikan), seperti: film, slide,
filmstrip, overhead projektor, dan sebagainya.
e. Televisi (TV) dan Video Tape Recorder (VTR). TV adalah alat untuk
melihat gambar dan mendengarkan suara dari jarak yang jauh. VTR adalah alat
untuk merekam, menyimpan dan menampilkan kembali secara serempak suara
dan gambar dari suatu objek. Rudy Bretz memberikan perbandingan untuk
dapat dilihat klasifikasi media pembelajaran, yang membaginya menjadi 8
klasifikasi, yaitu:
a. media audio visual gerak
b. media audio visual diam
c. media audio semi gerak
d. media visual gerak
e. media visual diam
f. media semi gerak
g. media audio
h. media cetak.
Terdapat beragam pembagian jenis media pembelajaran yang dikemukakan
para ahli, namun pada dasarnya pembagian jenis media tersebut memiliki
persamaan. Berikut beberapa macam dari media pembelajaran, yaitu:
a. Media visual : yaitu media yang hanya bisa dilihat saja. Contohnya seperti
sebuah gambar, poster ataupun hal-hal lainnya yang hanya dapat dinikmati
dengan pengilahatan yang tidak bergerak dan tidak bersuara.13
b. Media Audio : yaitu media yang hanya bisa digunakan dengan hanya lewat
pendengaran saja, contohnya seperti voice note, radio, musik, dan lai
sebagainya.
c. Media audio visual : yaitu media yang bisa digunakan melalui indra
penglihatan dan pendengaran, contohnya seperti sebuah vidio, flm pendek, slide
show dan yang lain sebagainya. Media-media tersebut, dapat digunakan sebagai
alat pembantu dalam proses belajar mengajar di suatu kelas. Media-media
tersebut dapat membantu seorang pengajar dalam menyampaikan
pembeklajaran dengan lebih menarik dan efektif juga efisien.

3. Pemilihan Media Pembelajaran


Terkait dengan semakin beragamnya media pengajaran, Raharjo
mengatakan pemilihan media hendaknya memperhatikan beberapa prinsip,
yaitu:
a. Kejelasan maksud dan tujuan pemilihan media; apakah untuk keperluan
hiburan, informasi umum, penjelasan, dll.
b. Familiaritas media, yang melibatkan pengetahuan akan sifat dan ciri-ciri
media yang akan dipilih.
c. Sejumlah media dapat diperbandingkan dengan adanya beberapa pilihan
yang kiranya lebih sesuai dengan tujuan pengajaran.14 Banyak penelitian
diadakan mengenai media pembelajaran mana yang paling sesuai untuk tujuan
13
Nurotun Mumtahanah, “Penggunaan Media Visual Dalam Pembelajaran Pai,” AL HIKMAH Jurnal
Studi Keislaman 4, no. 1 (2014): 10.
14
Miarso Yusuf Hadi and dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan (Jakarta: RAJAWALI, 1986), 62.

10
tertentu, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa; tidak semua media
pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk mencapai sembarang tujuan
pengajaran; semua media pengajaran dapat membantu guru dalam
melaksanakan satu atau beberapa fungsi dalam pengajaran, seperti
mengisahkan, mengontrol/mengechek, memberi penguatan, dan mengadakan
evaluasi. Bahkan ada kemungkinan, media itu mengambil alih fungsi itu
misalnya film yang mengisahkan proses pertumbuhan sel. Lebih lanjut Winkel
mengatakan bahwa pemilihan media pembelajaran juga harus
mempertimbangkan soal biaya (cost factor), ketersediaan peralatan waktu
dibutuhkan (avaibility factor), ketersediaan aliran listrik, kualitas teknis
(technical quality), ruang kelas, dan kemampuan guru menggunakan media
secara tepat (technical know-how).15
Yusuf Hadi Miarso mengatakan bahwa hal pertama yang harus dilakukan
guru dalam penggunaan media secara efektif ialah mencari, menemukan, dan
memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar anak, menarik minat anak,
sesuai dengan perkembangan kematangan dan pengalamannya serta
karakteristik khusus yang ada pada kelompok belajarnya. Karakteristik ini
antara lain adalah kematangan anak dan latar belakang pengalamannya serta
kondisi mental yang berhubungan denganusia perkembangannya.
Selain masalah ketertarikan siswa terhadap media, keterwakilan pesanyang
disampaikan guru juga hendaknya dipertimbangkan dalam pemilihan media.
Setidaknya ada tiga fungsi yang bergerak bersama dalam keberadaan media.
Pertama, fungsi stimulasi yang menimbulkan ketertarikan untuk mempelajari
dan mengetahui lebih lanjut segala hal yang ada pada media. Kedua, fungsi
mediasi yang merupakan perantara antara guru dan siswa.Dalam hal ini, media
menjembatani media komunikasi antara guru dan siswa. Ketiga, fungsi
informasi yang menampilkan penjelasan yang dibutuhkannya atau yang ingin
disampaikan oleh guru.
Sebelum memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran dikelas,
hendaknya kita melakukan seleksi terhadap media pembelajaran mana yang
akan digunakan untuk mendampingi kita dalam mengajarkan peserta didik.
Berikut beberapa tips atau pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam
melakukan seleksi terhadap media pembelajaran yang akan digunakan:
a. Sesuaikan jenis media dengan materi kurikulum Ketika akan memilih jenis
media yang akan dikembangkan atau diadakan, maka perlu diperhatikan adalah
jenis materi pelajaran mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai
perlu ditunjang oleh media pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah tentang
jenis media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang
dikehendaki tersebut. Salah satu prinsip umum pemilihan/pemanfaatan media
adalah, tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat untuk menyajikan
semua materi pelajaran. Sebagai contoh, pelajaran bahasa Inggris. Untuk
kemampuan berbahasa, mendengarkan atau menyimak (listening skill) media
yang lebih tepat digunakan adalah media kaset audio. Sedangkan untuk
kemampuan berbahasa menulis atau tata bahasa, maka media yang lebih tepat
digunakan adalah media cetak. Untuk mengajarkan kepada peserta didik

15
WS Winkel and Psikologi Pengajaran, “Media Abadi,” 2005, 15.

11
tentang cara-cara menggunakan ‘organs of speech’ untuk menuturkan kata atau
kalimat, maka media video akan lebih tepat digunakan
b. Keterjangkauan dalam pembiayaan Kalau seandainya guru harus membuat
sendiri media pembelajaran, maka hendaknya dipikirkan apakah ada diantara
sesama guru yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk
mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan. Kalau tidak ada, maka
perlu dijajaki berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan medianya
jika harus dikontrakkan kepada orang lain. Pilihan lain adalah apabila
kebutuhan media pembelajaran itu masih berjangka panjang sehingga masih
memungkinkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pembuatan media
yang dikehendaki. Dalam kaitan ini, perlu dipertimbangkan mengenai besarnya
biaya yang dibutuhkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan
pengembangan media pembelajaran yang dikehendaki.
c. Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media pembelajaran Tidak
ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih apapun kalau
tidak didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya dikelas. Pemilihan
media pembelajaran sederhana (seperti media kaset audio) untuk dirancang dan
dikembangkan akan sangat bermanfaat karena peralatan/fasilitas
pemanfaatannya tersedia disekolah atau mudah diperoleh dimasyarakat.
d. Ketersediaan media pembelajaran dipasaran Sebelum membeli media
pembelajaran (program) sekolah harus terlebih dahulu membeli perangkat keras
untuk pemanfaatannya. Skolah harus benar-benar memastikan pemanfaatan dari
media yang akan digunakan. Dapat saja terjadi media pembelajaran yang telah
dipesan dan dipelajari, kandungan materi peelajarannya sedikit yang relevan
dengan kebutuhan peserta didik. Sebaliknya dapat juga terjadi bahwa materi
yang dikemas didalam media pembelajaran sangat cocok dan membantu
mempermudah siswa memahami materi pelajaran. Namun yang menjadi
masalah adalah bahwa media pembelajaran tersebut sulit didapatkan dipasaran.
e. Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran Tidak akan terlalu
bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan sendiri atau yang
dikontrakkan oleh pembuatnya, ternyata tidak mudah dimanfaatkan baik oleh
guru maupun peserta didik. Media yang dibeli atau dikembangkan hanya akan
berfungsi sebagai pajangan saja disekolah sehingga dibutuhkan waktu yang
memadai untuk melatih guru tertentu agar dapat terampil mengoperasikan
peralatan tersebut.16

4. Media Pembelajaran Digital


Secara tata bahasa, istilah media ini bisa diartikan menjadi perantara atau
medium, yang mencerminkan alat (sarana) untuk menyampaikan proses
mengajar, baik itu secara digital maupun non digital. Dalam bahasa Inggris,
media bisa didefinisikan sebagai cara utama dari komunikasi massa termasuk
dalam publikasi, penyiaran dan internet. Namun, dalam bahasa Arab,
persamaannya adalah wasa’il yang artinya jalan maupun sarana. Pembelajaran
adalah proses yang dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan
kepada peserta didik untuk mencapai hasil belajar. Ini bisa berupa perubahan

16
Yusuf Hadi and dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan, 9.

12
tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan, kecakapan, dan
kemampuan. Menurut teori belajar kognitif, belajar adalah perubahan persepsi
dan pemahaman. Belajar menurut pengertian psikologis merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam menentukan kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu,
pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai perubahan mental dan
fisik sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan. Pembelajaran
mengintegrasikan pengalaman, informasi, dan pengetahuan yang diterima dari
lingkungan dengan cara yang tepat untuk mencapai kondisi yang diinginkan
Berbasis digital adalah salah satu metode pembelajaran yang banyak digunakan
saat ini.
Teknologi digital berfungsi sebagai media pembelajaran yang canggih,
memungkinkan peserta didik untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dengan lebih mudah dan cepat. Penggunaan teknologi digital sebagai media
pembelajaran dapat memungkinkan siswa untuk mempelajari materi dengan
lebih interaktif dan menyenangkan. Dengan menggunakan media berbasis
digital, para guru juga memiliki kesempatan untuk membuat pembelajaran lebih
menarik. Animasi digital adalah contoh lain dari media pembelajaran berbasis
digital yang dapat meningkatkan kemampuan pembelajaran siswa lebih cepat
dan lebih baik. Animasi digital memungkinkan siswa untuk memperoleh
pengetahuan dengan lebih interaktif dan menyenangkan.
Dengan demikian, siswa dapat belajar lebih banyak tentang topik yang
diajarkan dengan lebih mudah dan cepat. Pengantar Media Pembelajaran
Digital merupakan istilah yang menggambarkan kombinasi dari mata pelajaran,
teknologi, dan strategi yang digunakan untuk membantu guru dan siswa belajar.
Media Pembelajaran Digital umumnya digunakan untuk menyampaikan
informasi dan konten, membantu siswa dalam mengakses informasi,
menerapkan strategi pembelajaran yang efektif, dan membantu guru dalam
mengatur dan mengelola aktivitas belajar mereka. Selain itu, media digital
dapat menawarkan fleksibilitas dalam layanan pembelajaran yang tersedia,
seperti pembelajaran daring dan ruang bersama yang meningkatkan interaksi
antara siswa dan guru. Media digital seperti komputer, tablet, dan telepon pintar
dapat dikustomisasi untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi belajar siswa.
Sebagai contoh, penggunaan konten audio dan visual dapat membantu siswa
dengan masalah pembelajaran atau masalah bahasa, dan konten interaktif dapat
membantu siswa dengan masalah keterampilan praktis. Media digital juga dapat
membantu guru dalam mengelola tugas siswa melalui platform kolaboratif,
seperti konten berbagi dan wikis. Dengan demikian, Pengantar Media
Pembelajaran Digital mencakup berbagai strategi, teknologi, dan sumber daya
untuk membantu siswa pada berbagai tingkatan belajar.17

17
Hendra dkk, Media Pembelajaran Berbasis Digital (Sonpedia, 2023), 1–3.

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran melibatkan konsep, model, pendekatan, metode, taktik,
komponen, dan prinsip-prinsip tertentu yang harus dipahami dan diterapkan oleh
guru dalam proses pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran yang efektif
dan efisien. Ini melibatkan pengidentifikasian tujuan pembelajaran, pemilihan
pendekatan pembelajaran, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik,
evaluasi melalui tes, dan tindak lanjut yang sesuai. Selain itu, penting bagi guru
untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip seperti berorientasi pada tujuan,
aktivitas, individualitas, dan integritas dalam menggunakan strategi pembelajaran.
Media pembelajaran adalah alat untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Ada berbagai jenis media, termasuk audio, visual, dan digital. Pemilihan media
harus mempertimbangkan tujuan, familiaritas, biaya, ketersediaan perangkat keras,
dan kemudahan penggunaan. Media pembelajaran digital memainkan peran penting
dalam pendidikan modern dengan memungkinkan akses informasi yang lebih
mudah dan interaktif bagi siswa serta efisiensi pengelolaan pembelajaran bagi guru.

B. Saran
Dengan selesainya penulisan makalah ini, penulis berharap agar pembaca
makalah ini, mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang baru, serta makalah ini
bermanfaat untuk kita semua. Penulis juga menerima Kritik dan Saran yang
membangun dari semua pihak sehingga penulis dapat memperbaiki makalah
berikutnya supaya menjadi lebih baik lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

DICK, WY CAREY, and Lou Carey. “L.(1996): The Systematic Design of Instruccion,”
1978.
dkk, Hendra. Media Pembelajaran Berbasis Digital. Sonpedia, 2023.
Kemp, BRUCE E, DONALD J Graves, ELIEZER Benjamini, and EDWIN G Krebs. “Role
of Multiple Basic Residues in Determining the Substrate Specificity of Cyclic
AMP-Dependent Protein Kinase.” Journal of Biological Chemistry 252, no. 14
(1977): 4888–94.
Merril, RB. “Lunar Science Conference, 8th, Houston, Tex., March 14-18, 1977,
Proceedings. Volume 1-The Moon and the Inner Solar System. Volume 2-
Petrogenetic Studies of Mare and Highland Rocks. Volume 3-Planetary and Lunar
Surfaces,” Vol. 1, 1977.
Mumtahanah, Nurotun. “Penggunaan Media Visual Dalam Pembelajaran Pai.” AL
HIKMAH Jurnal Studi Keislaman 4, no. 1 (2014): 2–14.
Rudy Sumiharto, Hisbiyatul Hasanah. Media Pembelajaran. Jember: CV Pustaka Abadi,
2017.
Senjaya, Wina. “Pengertian Pendekatan, Strategi, Model, Teknik, Taktik, Dan Model
Pembelajaran.” Jakarta: PT Adhitya Andrebina Agung, 2008.
Subiyakto, Bambang. Media Pembelajaran Sejarah Era Teknologi Informasi (Konsep
Dasar, Prinsip Aplikatif, Dan Perancangannya). Banjarmasin: Universitas
Lambung Mangkurat, 2019.
Supriawan, Dedi, and A Benyamin Surasega. “Strategi Belajar Mengajar Diktat
KuliaBandung: FPTK-IKIP Bandung, 1990,” 1990.
Syamsuddin Makmun, Abin. “Psikologi Pendidikan.” Bandung: PT Rosda. Karya Remaja,
2003.
Wina, Sanjaya. “Strategi Pembelajaran.” Jakarta: Kencana, 2006.
Winkel, WS, and Psikologi Pengajaran. “Media Abadi,” 2005.
Yusuf Hadi, Miarso, and dkk. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: RAJAWALI,
1986.

15

Anda mungkin juga menyukai