Secara umum, belajar adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan oleh setiap individu untuk
mendapatkan suatu perubahan didalam kehidupannya baik tingkah laku, pengetahuan, sikap,
keterampilan, pola atau daya pikir, nilai kehidupan, dan berbagai kemampuan lainnya yang
diperlukan didalam kehidupan.
Belajar sudah seharusnya mengarah kepada hal-hal yang positif dan bersifat membangun. Setiap
individu dapat belajar dari lingkungan sekitarnya seperti di sekolah, rumah, lingkungan
pergaulan/masyarakat, laboratorium, museum dan yang lainnya.
Daftar Isi
Sebelumnya, saya telah menjelaskan pengertian belajar secara umum. Nah,
sekarang, saya akan menjelaskan pengertian belajar berdasarkan pendapat
parah ahli. Dengan melihat pada beberapa pengetian belajar menurut para
ahli, Anda diharapkan mampu memahami pengertian belajar dengan baik.
Tujuan Belajar
Berikut dibawah ini tiga tujuan belajar dengan berdasarkan pandangan dari Sadirman (2011: 26-
28).
1. Memperoleh Pengetahuan
Peningkatan kemampuan berpikir didalam diri seseorang merupakan hasil dari kegiatan belajar
yang dilakukan oleh orang tersebut. Bukan hanya menambah pengetahuan saja, proses belajar
juga akan membuat daya pikir seseorang menjadi lebih baik.
Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat meningkatkan kemampuan berpikirnya dan begitu
pula sebaliknya dimana kemampuan berpikir akan terus berkembang seiring dengan
bertambahnya ilmu pengetahuan yang dipelajari dan dipahami. Dengan kata lain, pengetahuan
dan kemampuan berpikir seseorang merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Keterampilan jasmani adalah kemampuan didalam penampilan dan gerakan pada individu yang
dapat diamati dan berhubungan dengan hal-hal teknis. Sedangkan, keterampilan rohani adalah
kemampuan yang berkaitan dengan cara berpikir, penghayatan, dan kreativitas dalam
menyelesaikan masalah atau membuat suatu konsep pada diri seseorang yang cenderung bersifat
lebih kompleks dan abstrak.
3. Membentuk Sikap
Proses belajar dapat membentuk sikap mental seseorang melalui penanaman nilai-nilai yang
mampu menumbuhkan kesadaran didalam diri seseorang tersebut. Untuk dapat menumbukan
sikap mental, tingkah laku dan kepribadian peserta didik, seorang guru harus melakukan
pendekatan yang bijak dan hati-hati. Seorang guru harus mampu menjadi teladan atau contoh
bagi peserta didiknya serta memilii kecakapan dalam memberikan motivasi dan mengarahkan
cara atau pola berpikir peserta didik.
Cara Belajar yang Baik
Setelah mengetahui pengertian belajar baik secara umum maupun menurut para ahli, Anda
sebaiknya juga mengetahui bagaimana cara belajar yang baik. Cara belajar yang baik tentunya
akan menghasilkan sesuatu yang baik pula dan mampu mendukung tercapainya target belajar.
Berikut dibawah ini beberapa cara belajar yang baik yang dapat Anda coba terapkan.
Dengan begitu, pola belajar Anda menjadi lebih teratur, dan target belajar tercapai. Sesuai jadwal
belajar Anda dengan materi-materi yang akan dipelajari.
Usahakan untuk selalu menepati jadwal Anda, jangan ikuti rasa malas Anda, segeralah lawan
jika rasa malas itu muncul dan mulai fokus dengan jadwal yang sudah Anda susun.
3. Usahakan Anda belajar di tempat yang nyaman
Umumnya, orang-orang menyukai belajar di tempat yang bersih dan terhindar dari bau kurang
sedap. Nah, jika Anda adalah salah satu diantaranya, maka usahakan ruang belajar Anda bersih
dan tidak bau agar Anda bisa berkonsentrasi belajar. Atau, jika Anda merasa kurang
bersemangat, mungkin Anda bisa mencari tempat belajar di area yang terbuka daripada didalam
ruangan.
Untuk mengurasi rasa bosan, Anda bisa mencoba belajar di beberapa tempat berbeda untuk
mendapatkan suasana yang baru dan mood yang baik.
Tentu akan sulit memahami keseluruhan materi sekaligus atau dengan sekali
baca saja, Anda perlu mengambil garis besarnya kemudian menjabarkannya
perlahan-lahan. Coba terus ulang mengingat uraian-uraian dari garis besar
tersebut. Biasanya, beberapa orang mencoba mengucapkannya dengan
suara yang cukup jelas agar mudah mengingatnya.
6. Istirahatlah sejenak
Jangan memaksakan diri Anda untuk belajar secara terus menerus karena
bisa membuat Anda kurang konsentrasi. Ambillah waktu untuk beristirahat
sejenak dan makan atau ngemil. Jika Adan terlalu letih, Anda tentu tidak bisa
belajar dengan efektif. Berikan istirahat badan dan pikiran Anda, agar lebih
fokus kembali.
Anda dapat mengajari teman Anda yang kurang mampu di materi tertentu.
Dengan mengajari seseorang, ilmu Anda tidak akan berkurang malah Anda
akan menjadi lebih paham dan lebih mengingat materi yang Anda ajarkan.
9. Tidak begadang
Begadang bukanlah kebiasaan baik yang patut Anda tiru. Usahakan untuk
tidak belajar sambil begadang. Tubuh Anda butuh istirahat dan besoknya
Anda akan beraktivitas kembali. Didalam kesehatan, begadang bukanlah
kebiasaan yang baik dan buruk bagi kesehatan seperti jantung. Begadang
dapat mengurangi konsentrasi dan daya ingat Anda. Tidur dan istirahatlah
secara teratur.
Jika gaya belajar Anda adalah visual maka Anda mungkin perlu
menggunakan warna pada catatan. Jika gaya belajar Anda adalah auditori
maka buatlah lagu dari catatan Anda. Kemudian, jika gaya belajar Anda
adalah kinestetis maka cobalah melakukan gerakan sesuai catatan Anda.
Teori Belajar
Teori belajar merupakan teori yang mempelajari perkembangan intelektual (mental) siswa atau
bagaimana manusia belajar. Dengan adanya teori ini, kita dapat memahami proses inhern yang
kompleks dari kegiatan belajar. Berikut dibawah ini 3 teori belajar yang perlu Anda ketahui.
Pada teori ini, belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon
tetapi juga tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi
yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Belajar adalah suatu kegiatan yang memerlukan proses berpikir yang sangat kompleks.
Contohnya adalah ketika siswa diminta untuk memecahkan masalah secara berkelompok. Hasil
dari proses belajarnya tersebut akan bertahan lebih lama karena didapatkan dari usahanya
sendiri.
2. Teori Belajar Konstruktivisme
Pada teori belajar konstruktivistik, pembentukan pengetahuan memandang subjek untuk aktif
menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan. Struktur kognitif
harus disesuaikan dengan tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang berubah. Nah, proses
penyesuaian diri ini terjadi secara terus-menerus melalui proses rekonstruksi.
Teori ini merupakan metode pembelajaran yang lebih menekankan proses dan kebebasan dalam
menggali pengetahuan serta usaha dalam mengonstruksi pengalaman. Singkatnya, teori ini
mengajarkan siswa untuk selalu aktif secara individual dalam belajar menemukan
sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal-hal lainnya yang diperlukan untuk
mengembangkan dirinya sendiri.
Siswa akan diberi kesempatan untuk menyampaikannya gagasan, pandangan dan idenya dengan
bahasa dan gayanya sendiri. Dengan begitu, siswa diharapkan mampu menjadi menjadi lebih
kreatif, inovatif, dan imajinatif.
3. Teori Belajar Behaviorisme
Menurut teori belajar behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya
interaksi antara stimulus (rangsangan) dan respon (tanggapan). Jadi, seseorang dapat dianggap
sudah belajar jika terdapat perubahan perilaku pada dirinya.
Hal yang paling penting menurut teori ini adalah input (masukan) yang berupa stimulus dan
output (keluaran) yang berupa respon. Teori ini berpadangan bahwa hasil dari proses belajar itu
lebih penting daripada proses belajar itu sendiri karena hasil dapat diamati dan diukur (hanya
stimulus dan respon saja yang dapat diamati).
Adapun, faktor lain yang juga dianggap penting adalah faktor penguatan. Disini, penguatan
diartikan sebagai hal-hal dapat memperkuat timbulnya respon. Jadi, jika penguatan ditambahkan
maka respon akan semakin kuat.
Begitu juga sebaliknya, dimana jika penguatan dikurangi maka respon pun akan berkurang.
Singkatnya, penguatan merupakan sebuah bentuk stimulus yang penting untuk diberikan
(ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk memungkinkan terjadinya respon.
Perkembangan dan belajar merupakan sebuah fase kehidupan yang timbul secara alami bagi setiap
insan. Perkembangan dan belajar tak bisa dipisahkan dalam diri manusia. Seiring berjalannya
waktu, maka perkembangan akan terus terjadi hingga akhir hayat karena sifatnya terjadi secara
terus-menerus. Perkembangan adalah dampak dari kegiatan belajar manusia, apakah dari
pengalaman maupun kematangannya.
Perkembangan belajar peserta didik sangat penting untuk diketahui. Seorang guru harus melihatnya
sebagai satu-kesatuan yang unik
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini dijabarkan tentang pengertian perkembangan, belajar, dan
peserta didik menurut beberapa para ahli. Silakan baca dan pahami dengan seksama!
Perkembangan
Perubahan merupakan hal yang melekat dalam pengertian perkembangan. E.B. Hurlock
(Istiwidayanti dan Soedjarwo, 1991) mengemukakan bahwa perkembangan
atau development merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari
proses kematangan dan pengalaman. Ini berarti, perkembangan terdiri atas serangkaian perubahan
yang bersifat progresif (maju), baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Perubahan kuantitatif disebut juga ”pertumbuhan” merupakan buah dari perubahan aspek fisik
seperti penambahan tinggi, berat dan proporsi badan seseorang. Perubahan kualitatif meliputi
perubahan aspek psikofisik, seperti peningkatan kemampuan berpikir, berbahasa, perubahan emosi
dan sikap, dll. Selain perubahan ke arah penambahan atau peningkatan, ada juga yang mengalami
pengurangan seperti gejala lupa dan pikun.
Jadi perkembangan bersifat dinamis dan tidak pernah statis. Terjadinya dinamika dalam
perkembangan disebabkan adanya ”kematangan dan pengalaman” yang mendorong seseorang
untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi/ realisasi diri.
Kematangan merupakan faktor internal (dari dalam) yang dibawa setiap individu sejak lahir, seperti
ciri khas, sifat, potensi dan bakat. Pengalaman merupakan intervensi faktor eksternal (dari luar)
terutama lingkungan sosial budaya di sekitar individu. Kedua faktor (kematangan dan pengalaman)
ini secara simultan mempengaruhi perkembangan seseorang.
Seorang anak yang memiliki bakat musik dan didukung oleh pengalaman dalam lingkungan
keluarga yang mendukung pengembangan bakatnya seperti menyediakan dan memberi les musik,
akan berkembang menjadi seorang pemusik yang handal. Perubahan progresif yang berlangsung
terus menerus sepanjang hayat memungkinkan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan di
mana manusia hidup.
Belajar
Cukup banyak para ahli yang merumuskan pengertian belajar. Slameto (1995) merumuskan belajar
sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sementara Winkel (1989) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri
seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga
menghasil-kan perubahan yang relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
Jadi, belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik,
yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil
belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada
kemajuan yang progresif.
Belajar pada abad 21, seperti yang dikemukakan Delors (Unesco, 1996), didasarkan pada konsep
belajar sepanjang hayat (life long learning) dan belajar bagaimana belajar (learning how to learn).
Konsep ini bertumpu pada empat pilar pembelajaran yaitu:
1. learning to know (belajar mengetahui) dengan memadukan pengetahuan umum yang cukup
luas dengan kesempatan untuk bekerja melalui kemampuan belajar bagaimana caranya belajar
sehingga diperoleh keuntungan dari peluang-peluang pendidikan sepanjang hayat yang
tersedia;
2. learning to do (belajar berbuat) bukan hanya untuk memperoleh suatu keterampilan kerja tetapi
juga untuk mendapatkan kompetensi berkenaan dengan bekerja dalam kelompok dan berbagai
kondisi sosial yang informal;
3. learning to be (belajar menjadi dirinya) dengan lebih menyadari kekuatan dan keterbatasan
dirinya, dan terus menerus mengembangkan kepribadiannya menjadi lebih baik dan mampu
bertindak mandiri, dan membuat pertimbangan berdasarkan tanggung jawab pribadi;
4. learning to live together (belajar hidup bersama) dengan cara mengembangkan pengertian dan
kemampuan untuk dapat hidup bersama dan bekerjasama dengan orang lain dalam masyarakat
global yang semakin pluralistik atau /majemuk secara damai dan harmonis, yang didasari
dengan nilai-nilai demokrasi, perdamaian, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perkembangan adalah
serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, vafektif, maupun psiko-motorik, yang diperoleh
melalui interaksi individu dengan lingkungannya.
Peserta Didik
Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang
hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah (Sinolungan, 1997).
Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa, peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Peserta didik usia SD/MI adalah semua anak yang berada pada rentang usia 6-12/13 tahun yang
sedang berada dalam jenjang pendidikan SD/MI.
Peserta didik merupakan subjek yang menjadi fokus utama dalam penyeleng- garaan pendidikan
dan pembelajaran. Penting Anda pahami sebagai guru kelas SD bahwa pemahaman dan perlakuan
terhadap peserta didik sebagai suatu totalitas atau kesatuan.
Menurut Semiawan (1999), konsep peserta didik sebagai suatu totalitas sekurangnya mengandung
tiga pengertian. Ketiga pengertian itu mencakup, pertama, peserta didik adalah mahluk hidup
(organisme) yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya.
Aspek fisik dan psikis tersebut terdapat dalam diri peserta didik sebagai individu yang berarti tidak
dapat dipisahkan antara suatu bagian dengan bagian lainnya. Kedua, keseluruhan aspek fisik dan
psikis tersebut memiliki hubungan yang saling terjalin satu sama lain.
Jika salah satu aspek mengalami gangguan misalnya sakit gigi (aspek fisik), maka emosinya juga
terganggu (rewel, cepat marah, dll). Ketiga, peserta didik usia SD/MI berbeda dari orang dewasa
bukan sekedar secara fisik, tetapi juga secara keseluruhan. Anak bukanlah miniatur orang dewasa,
tetapi anak adalah anak yang dalam keseluruhan aspek dirinya berbeda dengan orang dewasa.
Sinolungan (1997) juga mengemukakan, manusia termasuk peserta didik adalah mahluk totalitas
“homo trieka”. Ini berarti manusia termasuk peserta didik merupakan:
1. makhluk religius yang menerima dan mengakui kekuasaan Tuhan atas dirinya dan alam
lingkungan sekitarnya;
2. makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dan saling mempengaruhi
agar berkembang sebagai manusiaa; serta
3. makhluk individual yang memiliki keunikan (ciri khas, kelebihan, kekurangan, sifat dan
kepribadian, dll), yang membedakannya dari individu lain.
Jadi, dalam mempelajari dan memperlakukan peserta didik, termasuk peserta didik usia SD/MI
hendaknya dilakukan secara utuh, tidak terpisah-pisah. Kita harus melihat mereka sebagai suatu
kesatuan yang unik, yang terkait satu dengan lainnya.
https://galerisd.id/perkembangan-belajar-peserta-didik/
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194412051967101-
KOKO_DARKUSNO_A/PENGERTIAN_DAN_CIRI_PERKEMBANGAN.pdf