Belajar
Belajar merupakan kegiatan manusia untuk merubah dirinya dari ketidak tahuan menjadi
tahu, dari ke samaran menjadi jelas. Belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang terjadi
pada semua orang yang berlangsung terus menerus hingga akhir hayat. Dari proses belajar
akan ada hasil yang ditimbulkan yaitu berupa perubahan tingkah laku pada diri individu
maupun kelompok, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan dalam aspek
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) dan sikap (afektif).
Ada istilah belajar dan ada pula istilah pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud ini
merupakan usaha sadar dan terencana dengan maksud agar terjadi proses belajar pada diri
seseorang maupun kelompok, namun lebih diutamakan untuk individu. Dalam proses belajar
sendiri banyak hal-hal penting yang harus diketahui dan dipahami oleh pengajar / guru
mengenai apa saja yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran agar proses belajar
peserta didik dapat berjalan dengan baik dan sesuai tujuan.
Oleh karena itu, sebagai seorang yang bergerak dalam bidang pendidikan (khususnya
guru) perlu mempelajari prinsip dan factor yang mempengaruhi belajar, agar pendidik dapat
memahami proses belajar pada tiap peserta didik yang bermacam - macam dan kendala atau
hambatan-hambatan dari proses belajar tersebut.
B. Prinsip-Prinsip Belajar
Bagi seseorang yang bergerak didunia pendidikan (khususnya guru) haruslah mengetahui dan
memahami prinsip-prinsip dalam proses belajar peserta didik untuk tercapainya suatu tujuan
dalam proses belajar tersebut. Prinsip - prinsip belajar tersebut yaitu sebagai berikut:
1
melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, dengan perhatian dan
motivasi maka siswa akan melakukan proses belajar atau membiasakan diri dengan
belajar dengan baik, sehingga ia dapat memperoleh hasil yang ia inginkan.
2. Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka
ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis
yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya
menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan,
dan kegiatan psikis yang lain.
3. Keterlibatan langsung/berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar merupakan proses mengamali, dan
belajar tiak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Menurut Edgar Dale dalam Dimyati
(2009:45), “belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung”. Dalam
belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung
tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab
terhadap hasilnya. Namun demikian, perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam
kegiatan belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.
4. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali yang paling tua
adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang, dan juga apabila daya-daya
tersebut dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan maka akan menjadi
sempurna. Selain itu dengan adanya pengulangan maka akan membentuk respons yang
benar dan akan dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan. Contonya pada saat belajar tidak
hanya membaca akan tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mengulang materi yang belum
dipahami, dan lain-lain.
2
5. Tantangan
Tantangan yang dihadapi alam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk
mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu
dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberi
kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep,
prinsip-prinsip, dan generalisasi tersebut. Contoh dari prinsip tantangan inii yaitu,
melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau mencari
tahu pemecahan suatu masalah.
7. Perbedaan individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lain.
Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain, akan membantu siswa menentukan
cara belajar dan sarana belajar bagi dirinya sendiri. Contohnya pada saat siswa
menentukan tempat duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, dan lain-lain.
3
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Belajar sebagai proses atau aktifitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor.
b) Sekolah
c) Masyarakat
Apabila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri atas orang-orang yang
berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik,
hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.
d) Lingkungan sekitar
Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan belajar, sebaliknya tempat-tempat dengan iklim yang sejuk, dapat
menunjang proses belajar.
4
mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya. Terlebih-lebih bagi anak anak yang
masih sangat muda, pengaruh itu besar sekali
Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar. Penyakit-penyakit
seperti pilek, influenza, sakit gigi, batuk dan yang sejenis dengan itu biasanya
diabaikan karena dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian
dan pengobatan: akan tetapi dalam kenyataannya penyakit-penyakit semacam
ini sangat mengganggu aktivitas belajar itu.
b) Inteligensi
Inteligensi dan bakat merupakan faktor yang sangat besar sekali pengaruhnya
terhadap kemajuan belajar. Seseorang yang mempunyai inteligensi dan bakat yang
tinggi dapat memberikan pengaruh terhadap hidupnya.
Minat dan motivasi juga faktor penting dalam belajar. Minat yang besar terhadap
sesuatu merupakan dasar untuk mencapai tujuan. Sedangkan motivasi merupakan
dorongan dari dalam maupun luar diri seseorang, umumnya motivasi itu timbul
karena adanya keinginan yang besar untuk mencapai sesuatu.
d) Cara belajar
Teknik merupakan cara yang dilakukan seseorang dalam melakukan kegiatan belajar.
Cara belajar meliputi bagaimana bentuk catatan yang dipelajari dan pengaturan waktu
belajar, tempat serta fasilitas belajar lainnya. Cara belajar yang baik akan tercipta
kebiasaan yang baik dan dapat meningkatkan hasil belajar yang baik pula.
e) Pancaindera
5
yang memenuhi syarat, dan penempatan murid-murid secara baik di kelas (pada
sekolah-sekolah), dan sebagainya.
f) Faktor-faktor Psikologi
Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar
itu adalah sebagai berikut:
Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;
Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju;
Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman;
Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru,
baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi;
Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran;
Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. (Frandsen: 216).
Maslow (menurut Frandsen, 1961: 234) mengemukakan motif-motif untuk belajar itu
ialah:
Adanya kebutuhan fisik;
Adanya kebutuhan rasa aman;
Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang
lain;
Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat;
Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri;
Apa yang telah dikemukakan itu hanyalah sekadar penyebutan sejumlah kebutuhan-
kebutuhan saja, yang tentu saja dapat ditambah lagi; kebutuhan-kebutuhan tersebut
tidaklah lepas satu sama lain, melainkan sebagai suatu keseluruhan (suatu kompleks)
mendorong belajarnya anak. Kompleks kebutuhan-kebutuhan itu sifatnya individual,
berbeda dari anak yang satu ke anak lainnya. Pendidik seberapa dapat haruslah berudaha
mengenal kebutuhan yang mana yang tertama dominan pada anak didiknya.
6
pada itu, anak-anak yang masih sangat muda biasanya belum benar-benar menyadari cita-
citanya yang sebenarnya; karena itulah mereka perlu dibuatkan tujuan-tujuan sementara
yang dekat - sebagai cita-cita semetara – supaya hal ini merupakan motif atau dorongan
yang cukup kuat bagi belajarnya anak-anak itu.
DAFTAR PUSTAKA