Anda di halaman 1dari 30

Eksperimen 05/EXP/Psi-UB/2021

TRANSFER OF POSITIVE TRAINING

Nama Eksperimenter :

Nomor Mahasiswa :

Nama Subjek :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pendidikan :

No. Eksperimen : 05

Tanggal Eksperimen : 13 Juni 2021

Waktu Eksperimen :

Tempat Eksperimen : Ruangan 1204, Lantai 2, Gedung 1 Universitas

Bosowa
TRANSFER OF POSITIVE TRAINING

I. MASALAH

Bagaimana mengukur efek kebiasaan dari belajar itu? Kalau proses

belajar dengan trial dan error seberapa besar efek transfernya?

II. TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi

Transfer of Learning artiya pemindahan atau pengalihan hasil

belajar yang satu dengan yang lainya atau dari kehidupan sehari-hari

dari lingkungan sosial maupun di sekolah adanya pemindahan

menunjukan bahwa adanya hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari

dan bermanfaat dan memahami pembelajaran dalam kehidupan

sehari-hari, hasil dari pembelajara ini diperoleh perupa pengetahuan

informasi verbal, intelektual, keterampilan motorik, keterampilan

afektif. Hasil dari pegetahuan dapat memperlancar atau membantu

proses belajar maka dikatakan sebagai tranfer belajar yang efektif

( prawira & dkk, 2017).

Transfer of Learning salah satu istilah yang mengacu kepada

proses penyaluran ilmu pengetahuan yang terjadi di dalam ruangan

kelas yang terjadi antara guru dan siswa. Dalam pelaksanaan

pembelajaran, konektifitas antara siswa dan guru sangatlah penting,

hal itu dikarenakan efektifitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh

hal tersbebut. Menurut L.D. Crow dan A. Crow, transfer belajar adalah
pemindahan-pemindahan kebiasaan berfikir, perasaan atau

pekerjaan, ilmu pengetahuan atau keterampilan, dari suatu keadaan

ke keadaan belajar yang lain. Pengetahuan dan keterampilan siswa

sebagai hasi belajar pada masa lalu seringkali mempengaruhi proses

belajar yang sedang dialaminya sekarang. Transfer dalam belajar

yang biasa disebut dengan transfer belajar (transfer of learning) itu

mengandung arti pemindahan keterampilan hasil belajar dari suatu

situasi ke situasi berikutnya.

Kata “pemindahan keterampilan” tidak berkonotasi hilangnya

keterampilan melakukan sesuatu pada masa lalu karena digantikan

dengan keterampilan baru pada masa sekarang. Oleh sebab itu,

definisi diatas harus dipahami sebagai pemindahan pengaruh atau

pengaruh keterampilan melakukan sesuatu terhadap tercapainya

keterampilan melakukan sesuatu lainnya. Setiap pemindahan

pengaruh (transfer) seperti yang disebut di atas pada umumnya

selalu membawa dampak baik itu positif ataupunn negatif terhadap

aktifitas dan hasil pembelajaran materi pelajaran lain atau

keterampilan lain.( Zulkifli 2019)

Belajar itu adalah suatu proses perubahan,perubahan-

perubahan itu tidak hanya perubahan lahir tetapi juga

perubahan batin ,tidak hanyaperubahan tingkah lakunya yang

tampak ,tetapi dapat juga perubahan-perubahan yang tidak dapat

diamati. Perubahan-perubahan itu bukan perubahan negatif,tetapi


perubahan yang positif ,yaitu perubahan yang menuju ke arah

kemajuan atau ke arah perbaikan, Kata“belajar” itu sendiri

sebenarnya sudah lama muncul didalam persefektif

pendidikan,sejak dari manusia baru dilahirkan dimuka bumi

hingga beranjak dewasa dan tua (Moh Thoyyib 2020).

Transfer belajar berarti pemindahan atau pengalihan hasil

belajar dari mata pelajaran yang satu kemata pelajaran yang lain atau

kehidupan sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan

atau pengalihan ini menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memahami

materi pelajaran yang lain. Hasil belajar yang diperoleh dan dapat

dipindahkan tersebut dapat berupa pengetahuan, kemahiran

intelektual, keterampilan motorik atau afektif dan sebagainya. (Rudi

2019)

B. Jenis

Jenis belajar terbagi 2 transfer vertikal dan transfer lateral.

Transfer vertikal pembelajaran yang mempelajari pegetahuan atau

keterampilan yang lebih tinggi atau rumit sedangkan transfer lateral

pembelajaran yang megakibatkan baik terhadap kegiatan-kegiatan

dalam belajar/keterampilan yang sama hal ini transfer balajar ini

seorang dapat mengetahui dan memahami pembelajaran yang sudah

dipelajari hasil dari proses belajar adalah dapat mempengaruhi

proses atau tingkah laku khusus seorang dalam melakukan aktifitas


pembelajaran dan pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari

dengan baik.

Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran

memiliki beberapa fungsi. Wina sanjaya (2014) menjabarkan

beberapa fungsi tersebut dalam beberapa jenis yaitu:

1. Fungsi komunikatif.

Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan

komunikasi antara pe-nyampai pesan dan penerima pesan.

2. Fungsi motivasi.

Dengan menggunakan media pembe-lajaran, diharapkan

siswa akan lebih termotivasi dalam belajar. Dengan de-mikian,

pengembangan media pembela-jaran tidak hanya mengandung

unsur artistik saja akan tetapi juga memu-dahkan siswa

mempelajari materi pe-lajaran sehingga dapat meningkatkan

gairah belajar siswa.

3. .Fungsi kebermaknaan.

Melalui penggunaan media, pembela-jaran bukan hanya

dapat meningkatkan penambahan informasi berupa data dan

fakta sebagai pengembangan aspek kognitif tahap rendah,

akantetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk

menganalisisdan menciptasebagai aspek kognitif tahap tinggi.

Bahkan lebih dari itu dapat meningkatkan aspek sikap dan

keterampilan.
4. Fungsi penyamaan persepsi.

Melalui pemanfaatan media pembe-lajaran, diharapkan

dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap

siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang

disuguhkan.

5. Fungsi individualitas.

Pemanfaatan media pembelajaran ber-fungsi untuk dapat

melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan

gaya belajar yang berbeda

C. Proses

Proses pembelajaran yang memungkinkan siswa

untuk melakukan berbagai aktifitas selama pembelajaran dan

melibatkan siswa dalam menentukan topik yang akan dipelajari

dan diselidiki dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan

memberikan rasa kepemilikan, tanggung jawab, dan keterlibatan

dalam pendidikan (Allison & Allison, 2018; Zandvakili, Washington,

Gordon, & Wells, 2018).

Proses belajar adalah suatu hal yang kompleks, tetapi dapat

dianalisis dan dirinci dalam bentuk prinsip-prinsip belajar. Yang

dimaksud dengan prinsip di sini adalah hal-hal yang dapat dijadikan

pegangan dalam proses belajar. atau asas-asas Menurut Soejanto

dalam bukunya yang berjudul Bimbingan ke arah Belajar yang


sukses, menyebutkan bahwa prinsip-prinsip belajar adalah sebagai

berikut (Marius, 2020).

1. Belajar harus dengan rencana yang teratur

Bahwa dalam belajar haruslah memperhitungkan waktu dan

bahan yang akan dipelajari

2. Belajar harus dengan disiplin

Disiplin dapat dimulai dengan membiasakan untuk mematuhi

pembagian rencana-rencana disusun

3. Belajar harus dengan minat

Agar dapat belajar dengan hasil yang baik diperlukan minat

yang tinggi terhadap materi dipelajari.

4. Belajar harus dengan pengertian

belajar tidak hanya menghafal saja tetapi harus sampai pada

pengertian yang jelas.

5. Belajar harus dengan rekreasi sederhana

belajar hendaknya diselingi dengan rekreasi, dengan harapan

belum terpecahkan ada kemungkinan akan ditemukan

pemecahannya sesuatu yang pada saat rekreasi.

6. Belajar barns dengan tujuan yang jelas

Dalam belajar harus ada tujuan yang hendak dicapai. Menurut

Rusyan bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar harus

memperhatikan prinsip-prinsip belajar, yaitu :

a. Proses belajar adalah kompleks, namun terorgasnisasi


b. Motivasi sangat penting dalam belajar

c. Belajar dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks d.

Belajar proses generalisasi berbagai respon. (Marius, 2020)

D. Faktor

1. Faktor Internal.

Faktor internal adalah faktor-faktoryang berasal dari dalam

diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.

Faktor - faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan factor

psikologis.

a. Fisiologis.

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang

berhubungan dengan kondisi fisik individu.

Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1) keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani

pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas

belajar seseorang. kondisi fisik yang sehat dan bugar

akan memberikan pengaruh positif terhadap

kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik

yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya

hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan

tonus jasmani sangatme-mengaruhi proses

belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga

kesehatan jasmani.
2) keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses

belajar ber-langsung, peran fungsi fisiologis pada

tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar,

terutama panca indra. Panca indra yang berfunsi

dengan baik akan mem-permudah aktivitas belajar

dengan baik pula. dalam proses belajar,

merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang

diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehingga

manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra

yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar

adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, individu

perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara

preventif maupun secara yang bersifat kuratif. Dengan

menyediakan sarana belajar yang memenuhi

persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata

dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan

yang bergizi, dan lain sebagainya.

b. Faktor–faktor Psikologis.

psikologis adalah keadaan psikologis seseorang

yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa

faktor psikologis yang utama mepengaruhi proses

belajar adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan

bakat.
2. Faktor Eksternal

Selain karakteristik individu atau faktor-faktor

endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi

proses belajar bagi individu. Dalam hal ini, faktor-faktor

eksternal yang memengaruhi belajar dapat

digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan

sosial dan faktor lingkungan non-sosial, (Rasel,2019).

a. Lingkungan sosial

ingkungan sosial sekolah, sepertiguru, administrasi,

dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi

proses belajar bagi individu. Hubungan harmonis antara

ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk

belajarlebih baik disekolah. Perilaku yang simpatik

dan dapat menjadi teladan seorang guru atau

administrasi dapat menjadi pendorong bagi individu

untuk belajar.

b. Lingkungan keluarga.

Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar.

Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi

keluarga (letak rumah), pengelo-laankeluarga,

semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas


belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga,

orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan

membantu individu melakukan aktivitas belajar dengan

baik.

3. Dampak

pedoman yang direncanakan dimana didalamnya

terdapat strategi, teknik, dan metode untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Perlu diketahui bahwa model-

model pembelajaran yang dapat digunakan ketika

pembelajaran sangat banyak macam dan bentuknya. masalah

seperti model pembelajaran Auditory, Intellectualy, Repatition

(AIR), menurut Shoimin (2014:29) Auditory, Intellectualy,

Repatition memiliki definisi masing-masing yang dapat

dijelaskan sebagai berikutAuditory merupakan belajar

haruslah dengan mengakses kata dan bunyi, dengan cara

berdiskusi dengan orang lain, berpersentasi, memberikan

tanggapan dari ide dan gagasannya.

Intellectuallydiartikan bahwa belajar harus dilakukan

dengan berpikir dalam konsep, memecahkan suatu masalah,

dan mengidentifikasinya.

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami revolusi

yang sangat cepat, hal ini berdampak signifikan terhadap

kemajuan pola pikir masyarakat secara makro. Dalam bidang


pendidikan, perubahan-perubahan ini telah memberikan

pengalaman baru sekaligus merupakan tantangan bagi para

praktisi untuk memanfaatkan perubahan tersebut menjadi salah

satu modal penting penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang

lebih efektif dan efisien (Wahyu Kurniati Asri,2018)

4. HIPOTESIS

A. Individu

1. Ada perbedaan waktu pada aktivitas tangan kiri antara sebelum

dan sesudah latihan dengan tangan kanan pada individu.

2. Ada perbedaan kesalahan pada aktivitas tangan kiri antara

sebelum dan sesudah latihan dengan tangan kanan pada individu.

B. Kelompok

1. Perbedaan waktu pada aktivitas tangan kiri antara sebelum dan

sesuadah latihan dengan tangan kanan pada kelompok.

H 0 : Tidak ada perbedaan waktu pada aktivitas tangan kiri antara

sebelum dan sesudah latihan dengan tangan kanan pada

kelompok.

H1 : Ada perbedaan waktu pada aktivitas tangan kiri antara

sebelum dan sesudah latihan dengan tangan kanan pada

kelompok.

2. Perbedaan kesalahan pada aktivitas tangan kiri antara sebelum

dan sesudah latihan dengan tangan kanan pada kelompok.

H 0 : Tidak ada perbedaan waktu pada aktivitas tangan kiri antara


sebelum dan sesudah latihan dengan tangan kanan pada

kelompok.

H1 : Ada perbedaan waktu pada aktivitas tangan kiri antara

sebelum dan sesudah latihan dengan tangan kanan pada

kelompok.

5. METODE PENELITIAN

A. Metode : Eksperimental

Yuwanto (2012) mengemukakan Metode eksperimental merupakan

eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif yang di mana

penelitian ini meggunaka bayak teori di badingkan dengan metode

kualitatif. digunakan untuk mengetahui pengaruh antar 2 variabel

atau lebih. variabel independen (treatment/perlakuan) terhadap

variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan. Kondisi

dikendalikan agar tidak ada variabel lain (selain varibel treatment)

yanng mempengaruhi variabel dependen

B. Design : Pre ana Post Test Design

Desain pre ana post test merupakan desain yang diberikan pada 1 kelompok

yang dimana dipilih secara acak atau random dan diberikan sebelum dan

sesudah perlakuan uantuk melihat perbedaan atau pengaruh sebelum

diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan (Yuwanto, L., 2012).

6. PROSEDUR

A. Material
1. Mirror Drawing Apparatus

2. Seri 24 gambar bintang

3. Stop watch

4. Addo check

5. Pensil

B. Prosedur Pelaksanaan

1. Subjek duduk menghadapi alat dengan tangan memegang pensil.

Tangan harus di belakang screen tidak boleh dilihat.

2. Letakkan pensil di ujung gambar bintang tempat dimulai.

3. Instruksi: “Gerakkan pensil Saudara mengikuti gambar bintang

tempat mengikuti garisnya, berputar searah jarum jam sampai

kembali ke titik asal.”

4. Pensil tidak boleh diangkat, tidak boleh mundur mengulang, bila

keluar garis harus cepat kembali ke asalnya.

5. Urutan menggambar mula-mula satu kali dengan tangan kiri, lalu

dengan tangan kanan sebanyak 22 kali berturut-turut, kemudian

dengan tangan kiri lagi.

7. PENCATAN HASIL

A. Individu

Tim
Trial Error Trial Time Error
e
1. 228 191 13. 72 20
2. 105 38 14. 21 15
3. 83 38 15. 59 30
4. 77 25 16. 67 36
5. 63 43 17. 62 31
6. 59 21 18. 62 25
7. 92 37 19. 71 90
8. 92 14 20. 61 80
9. 70 14 21. 81 49
10. 75 65 22. 50 33
11. 55 25 23. 67 43
12. 67 34 24. (tgn kiri). 133 98
Keterangan: Waktu dinyatakan dalam satuan detik

B. Kelompok

No Sebelum Latihan Setelah Latihan


Subjek
. Time Error Time Error

1. N 159 222 69 124

2. K 32 47 33 87

3. L 134 29 64 43

4. H 228 191 133 95

5. N 99 210 36 94

6. O 92 82 108 61

Total 774 781 443 504

Keterangan: Waktu dinyatakan dalam satuan detik

8. PENGOLAHAN HASIL

A. Individu

Trial Time Error Kesimpulan

1. 228 191 T1 > T24


2. 133 98 E1 > E24

Keterangan: Waktu dinyatakan dalam satuan detik

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, dapat dilihat bahwa untuk time nilai

pada tabel memperlihatkan nilai T1 sebesar 228, sedangkan untuk nilai T24 sebesar

133. Pada hasil tersebut menjelaskan bahwa nilai T1 lebih besar daripada nilai T24.

Begitupun untuk nilai error, pada tabel menunjukkan bahwa nilai E1 sebesar 191

sedangkan nilai E24 sebesar 98. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa nilai E1 lebih

besar daripada nilai E24. Hasil dari pengolahan data di atas diperlihatkan bahwa ada

perbedaan waktu dan kesalahan pada aktivitas tangan kiri antara sebelum dan

sesudah latihan.

B. Kelompok

Sebelum Latihan Setelah Latihan


Subjek
Time Error Time Error

N 6 6 6 6

X 124 130,16 73,83 84

SD 60,90 79,56 36,25 25,94

SD M 27,30 35,67 16,25 11,63

Penyel
esaian
:
Untuk
Time 1
XT1 (XT1 - X̅ T1 (X - X2̅
T1
) T1 )
159 35 1.225

32 -92 8.464

134 10 100

228 104 10.816

99 -25 625

92 32 1.024

∑ 744 ∑0 ∑ 22.254

Untuk Time 2

XT2 (XT2 - X̅ T2 (X - X2̅


T2
) T2 )
69 -4,83 23,32

33 -40,83 2.667,08

64 -9,83 96,62

133 59,17 3.501,08

36 -37,83 1431,10

108 34,17 1.167,58

∑ 443 ∑ -68,32 ∑ 7.886,78


Untuk ∑ XT
= N1
Time
744
=
X̅ T1 6

= 124

X̅ T2
∑ XT
= N2

443
=
6

= 73,83

2
∑ (XT + ∑ ̅T

SDT1 X )
1
=√
1

NT
1

22.254
=√
6

= √3.709

= 60,90

2
∑ (XT + ∑ ̅T

SDT2 X )
2
=√
2

NT
2

7.886,78
=√
6

= √1.314,46
= 36,25
SDT1
SDMT1 =
√N-1

60,90
=
√6-1

60,90
=
√5

60,90
=
2,23

= 27,30

SDT2
SDMT2 =
√N-1

36,25
=
√6-1

36,25
=
√5

36,25
=
2,23

= 16,25

SDBM = √(SDMT1)2+(SDMT2)2

= √(27,30)2+(16,25)2

= √(745,29)+(264,06)

= √1.009,35

= 31,77
Thitung |X̅ T1 -X̅ T2|
= SDBM

√N

|124-75,83|
=
31,77

√6

|124-75,83|
=
31,77

2,44

50,17
=
13,02
= 3,85

db = (N – 1) a

= (6-1) 2

= (5) 2

= 10

tt 5% = 2,228

th > tt 5% = Signifikan

Hasil yang diperoleh yakni untuk Thitung dengan nilai sebesar 3,85,

kemudian untuk nilai ttabel 5% yakni sebesar 2,228. Berdasarkan hasil

tersebut dapat dilihat bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, dikaren nilai

dari Thitung lebih besar daripada nilai dari ttabel 5%. Hasil hipotesis dalam

penelitian ini yaitu, untuk H0 tidak adanya perbedaan waktu untuk

aktivitas menggambar pada tangan kiri antara sebelum dan sesudah

latihan dengan tangan kanan pada kelompok, sedangkan untuk H1

menyatakan adanya perbedaan waktu untuk menggambar pada

aktivitas tangan kiri antara sebelum dan sesudah latihan dengan

tangan kanan pada kelompok

Penyelesaian:

Untuk Error 1

XE1 (XE1 - (X - X2̅


X̅ E )
E1
1 E1 )
222 91,84 8.434,58

47 -83,16 6.915,58

29 -101,16 10.233,34
191 60,84 3.701,50

210 79,84 6.374,42

82 -48,16 2.319,38

∑ 781 ∑ 0,04 ∑ 37.978,8

Untuk Error 2

XE 2 (XE2 - (X - X2̅
X̅ E )
E2
2 E2 )
124 40 1.600

87 3 9

43 -41 1.681

95 11 121

94 10 100

61 -23 529

∑ 504 ∑0 ∑ 4.040
Untuk Error

X ̅ E1 ∑ XE
= N 1

781
= 6

= 130,16

X̅ E2 ∑ XE
= N 2

504
= 6

= 84

2
∑ (XE + ∑ ̅E

SDE1 X 1)
=√
1
NE1

37.978,8
=√ 6

= √6.329,8

= 79,56

2
∑ (XE + ∑ ̅E

SDE2 X 2)
=√
2
NE2

4.040
=√ 6

= √673,33

= 25,94
SDE1
SDME1 =
√N-1

79,56
= √6-1

79,56
= √5

79,56
= 2,23

= 35,67

SDME2 = SDE2
√N-1

25,94
= √6-1

25,94
= √5

25,94
= 2,23

= 11,63

SDBM = √(SDME1)2+(SDME2)2

=√(35,67)2+(11,63)2

= √(1.272,34)+(18,95)

= √1.291,29

= 35,93
Thitung |X̅ E1 -X̅ E2 |
= SDBM
√N

|130,16-84|
= 35,93
√6

|130,16-84|
= 35,93
2,44

46,16
= 14,72

= 3,13

db = (N – 1) a

= (6-1) 2

= (5) 2

= 10

tt 5% = 2,228

th > tt 5% = Signifikan
.

KESIMPULAN

A. Individu

B. Kelompok

9. PEMBAHASAN

A. Individu

B. Kelompok

10. KESAN-KESAN SELAMA EKSPERIMEN

A. Kondisi Fisik

B. Kondisi Psikologis

C. KEGUNAAN SEHARI-HARI

Makassar, 18 Juni 2021

Eksperimenter

Maya Masyita Muslim

4519091129

Menyetujui,

Asisten I Asisten II

28
29

Sri Muliani Frida Syahrunnisa

4518091022 4518091096

DAFTAR PUSTAKA

NOFINDRA, Rudi. INGATAN, LUPA DAN TRANSFER DALAM BELAJAR DAN

PEMBELAJARAN. JURNAL PENDIDIKAN ROKANIA, 2019, 4.1: 21-34.

MADANI, Moh Thoyyib. PSIKOLOGI PENDIDIKAN" TEORI BELAJAR". AL-ALLAM,

2020, 2.1: 19-39.

MANSYUR, Zulkifli. Hakikat Transfer Of Learning dan Aspek-Aspek yang

Mempengaruhinya. Jurnal Ilmiah Iqra', 2019, 12.2: 146-159.

PRAMANA, Marius. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN KONSEP

PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU MANUSIA. Jurnal Mimbar Bumi

Bengawan, 2020, 2.3.


30

TAS’ADI, Rasel. Hakekat Dan Konsep Dasar Psikologi Pendidikan, Belajar Dan

Pembelajaran Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Al-

Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami, 2019, 5.1: 103-113.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai