KAJIAN TEORI
A. Pembahasan Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan prilaku yang relatif permanen
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang kuat. Akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respon dan dengan perubahan perilaku maka seseorang
telah dianggap belajar. Menurut Sardiman (2014:21) “Belajar adalah rangkaian
kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia
seutuhnya, yang berarti menyangkut ranah kognitif, afektif, psikomotor”. Oleh
karena itu berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada
proses belajar yang dialami oleh siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun
di lingkungan rumah atau masyarakat.
Menurut Hamalik (2014: 36) menyatakan bahwa “Belajar bukan hanya
mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami dan hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan”. Adapun
ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar tersebut adalah:
a. Perubahan terjadi secara sadar Seseorang yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya ia merasa telah terjadi
perubahan dalam diri, misalnya pengetahuannya bertambah, kecakapan dan
kebiasaannya juga bertambah.
b. Perubahan bersifat kontinu dan fungsional Perubahan yang terjadi dalam
diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan terjadinya perubahan
berikutnya.
c. Perubahan bersifat positif dan aktif Perubahan belajar senantiasa bertambah
dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
Semakin banyak usaha belajar yang dilakukan maka akan semakin banyak
dan baik perubahan yang diperoleh.
d. Perubahan bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi dalam belajar
bersifat menetap atau permanen, misalnya perubahan tingkah laku setelah
belajar akan bersifat menetap.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku
terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah
kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
f. Belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku. (Hamalik, Oemar. 2014)
Perubahan yang diperoleh setelah melalui sebuah proses belajar meliputi
perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai
hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam
sikap, keterampilan, pengetahuan.
secara psikologi belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar
dapat didefinisikan belajar ialah “suatu proses yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.” (Nurfadhillah, dkk. 2021)
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman
atau latihan yang kuat. Perubahan perilaku ini terjadi melalui interaksi antara
stimulus dari lingkungan dan respons individu terhadap stimulus tersebut. Proses
belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa dan raga yang bertujuan untuk
mencapai perkembangan pribadi manusia secara menyeluruh, melibatkan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Belajar bukanlah sekadar mengingat informasi, tetapi juga melibatkan
pengalaman yang mengubah tingkah laku individu. Proses belajar bersifat sadar,
kontinu, positif, aktif, tidak sementara, dan terarah. Artinya, individu secara aktif
terlibat dalam proses belajar, tidak hanya menerima informasi secara pasif.
Perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil dari belajar meliputi berbagai
aspek, mulai dari pengetahuan dan pemahaman (kognitif), hingga perubahan
emosi, sikap, dan nilai-nilai (afektif), serta keterampilan motorik dan keterampilan
praktis (psikomotor).
Dengan demikian, belajar mencakup perubahan keseluruhan tingkah laku
individu sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya. Proses ini terjadi secara berkelanjutan
sepanjang kehidupan dan memiliki dampak yang signifikan terhadap
perkembangan dan pertumbuhan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya.
memahami materi yang dijelaskan tentunya dengan cara belajar yang disenangi
oleh siswa tersebut.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan Sekolah
Dalyono menyatakan bahwa sekolah merupakan satu faktor
yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
terutama untuk kecerdasannya (Sari, 2016). Hal ini dapat dikatakan bahwa
lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Lingkungansekolah merupakan tempat dimana para peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Dalam lingkungan sekolah terdapat gurudan kepala sekolah.
Peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran, dimana guru harus
memberikan penjelasan terkait sebuah materi yang terkadang materi
tersebut membutuhkan alat peraga agar siswa mudah untuk memahami
materi yang diajarkan. Selanjutnya adalah kepala sekolah, peran kepada
sekolah yaitu sebagai ketua atau pemimpin yang bertanggung jawab dan
berperan penting dalam memajukan sebuah sekolah. Salah satu tugas kepala
sekolah yaitu menyediakan fasilitas yang cukup untuk guru dan peserta
didiknya. (Sari Dian Purnama. 2016)
b. Lungkungan Keluarga
Menurut Rizki Zaelani (2016) Lingkungan keluarga merupakan pengaruh
utama dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan
seseorang. Menurut Hurlock salah satu sumbangan keluarga pada
perkembangan anak adalah sebagai perangsang kemampuan untuk
mencapai keberhasilan di sekolah dan kehidupan sosial. Dengan kata lain,
dalam relasi antara anak dengan orang tua itu secara kodrati tercakup
unsur pendidikan untuk membangun kepribadian anak dan
mendewasakannya. Jadi, sebelum anak masuk pendidikan formal
(sekolah) anak sudah mendapatkan pendidikandari orang tuanya, begitupun
setelah anaktersebut sekolah peranan orang tua (keluarga) sangat
menentukan keberhasilan pendidikan anaknya. (Leni Marlina & Sholehun
Sholehun. 2021)
Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan karena faktor
intelegensi yang rendah, akan tetapi disebabkan oleh faktor-faktor non-
intelegensi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar bisa
dikarenakan metode mengajar yang tidak sesuai, penekanan kurikulum
yang tidak cocok atau bahkan pembelajaran yang kompleks. Kesulitan
belajar (learning disability) dapat didefinisikan sebagai kondisi anak yang
tidak menunjukan kemampuan yang dimilikinya dalam belajar sehingga
terjadi ketimpangan antara mutu inteligensi dan taraf akademik yang
perlu dicapai. Kesulitan belajar menjadi hambatan untuk mencapai hasil
belajar dan hal ini secara kasat mata dapat diidentifikasi dengan
melakukan diagnosis dalam setiap pembelajaran yang perlu dilakukan
oleh pendidik profesional sebagai usaha dalam mengatasi kesulitan
belajar. Diagnosis merupakan istilah baru dalam dunia pendidikan
yang memiliki makna upaya dalam menentukanjenis masalah dengan
menganalisis gejala yang konkret dan meninjau latar belakang penyebabnya.
(Ismail Darimi. 2016)
Anggraini, dkk. 2020. Mengidentifikasi Minat Bakat Siswa Sejak Usia Dini Di Sd
Adiwiyata. Jurnal Pendidikan.
Dina Hajja Ristianti Abdul Rozak,Irwan Fathurrochman, “ANALISIS PELAKSANAAN
BIMBINGAN BELAJAR DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA,”
JOEAI (Journal of Education and Instruction) 1, no. 1 (2018): 10–20
Fakhrurrazi, F. (2018). HAKIKAT PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF. At-Tafkir, 11(1), 85-
99. https://doi.org/10.32505/at.v11i1.529. 96-97.
https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/at/article/view/529/331
Hamalik, Oemar. (2014). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama.
Hartata Rus. 2019. Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl)Sebagai Upaya
Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Sejarah (Peminatan).
Jurnal Pendidikan.
Ismail Darimi, “Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aktif Di
Sekolah,” JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling 2, no. 1 (2016): 30,
https://doi.org/10.22373/je.v2i1.689.
https://journal.uinsi.ac.id/index.php/SIJOPE/article/view/5130/1842.
Leni Marlina & Sholehun Sholehun. (2021). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas Iv Sd
Muhammadiyah Majaran Kabupaten Sorong. Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra,
dan Pengajarannya. 68-72.
https://unimuda.e-journal.id/jurnalbahasaindonesia/article/view/952/582
Mas Roro Diah Wahyulestari. (2018). Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Era Revolusi “Membangun Sinergitas dalam
Penguatan Pendidikan Karakter pada Era IR 4.0”. Universitas Muhammadiyah
Jakarta. 200-201. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SNP/article/view/2770
Nurfadhillah, S., Ningsih, D. A., Ramadhania, P. R., & Sifa, U. N. (2021). Peranan Media
Pembelajaran dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa SD Negeri Kohod
III. PENSA, 3(2), 246. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial. Retrieved from
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pensa/article/view/1338/927
Ratnasari Ika Wanda . 2017. Hubungan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Pada Siswa –Siswi SMA Negeri 11 Samarinda.Jurnal Psikologi.
Rizki Zaelani. (2016). "Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas XI di SMK Muhammadiyah 1 Malang." Jurnal Ekonomi dan Pendidikan,
13(1), 21-32.
Sardiman, A. M. (2014). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sari Dian Purnama. 2016. Hubungan Gaya Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar
Ips Pada Siswa Kelas V Sdn Di Gugus Wibisono Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus. Jurnal Pendidikan.