Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD N WATES 01

KERANGKA PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh :

MUKTI SALAMAH
NIM. 2023116045

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2020
2
1. Latar Belakang

Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku


seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan melalui pengajaran
atau latihan.1 Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk membina,
membimbing, memotivasi serta membantu mengembangkan kualitas diri manusia
agar menjadi lebih baik.2 Dalam arti sederhana pendidikan diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai yang terdapat didalam
masyarakat dan kebudayaan.3 Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana guna mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran secara aktif agar peserta didik mampu mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.4
Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya
untuk mencapai suatu tujuan. Adapun Tujuan Pendidikan Nasional didalam UU
Nomor 2 Tahun 1989, yaitu: “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”5
Salah satu peran pendidikan yaitu untuk mencapai tujuan manusia agar
menjadi insan yang berilmu dan berakhlak mulia. Secara umum, pelaksanaan
pendidikan juga bertujuan untuk membentuk kepribadian, membina moral,
menumbuhkan serta mengembangkan sikap religius peserta didik.6
Lingkungan dapat dengan mudah mempengaruhi manusia dalam semua
aspek kehidupannya, baik itu mengenai tingkah laku, perkembangan jiwa, dan
kepribadiannya. Sartain dalam Purwanto berpendapat bahwa lingkungan meliputi
semua kondisi- kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan-pertumbuhan, perkembangan atau
life process kita kecuali gen-gen.7
1
Rahmat Hidayat dan Abdillah, Ilmu Pendidikan Konsep, Teori dan Aplikasinya, (Medan:
Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI), Cetakan Pertama 2019), hlm. 23
2
Tatang S, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm. 15
3
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RAJA GRAFINDO PERSADA, 2012),
hlm. 1
4
Ibid., Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,......... hlm. 4
5
Ibid., Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,......... hlm. 11

7
3
Pada dasarnya hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni faktor
internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat dalam diri
siswa, seperti kesehatan, intelegensi dan bakat, minat, dan motivasi serta cara
belajar. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa,
seperti lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam pencapaian hasil
belajar, faktor lingkungan memiliki kontribusi yang besar. Lingkungan belajar
dapat didefinisikan sebagai tempat dimana siswa melakukan aktivitas belajar.8
mengemukakan bahwa lingkungan belajar adalah suatu tempat yang memengaruhi
proses perubahan tingkah laku seseorang yang bersifat menetap dan relatif
permanen. Kondisi lingkungan belajar yang mendukung dapat memberikan
semangat siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya, khususnya dalam
menggambar. Sebaliknya, apabila kondisi lingkungan belajar kurang mendukung
tentu semangat belajar berkurang dan hasil belajarnya akan menurun.
Lingkungan belajar siswa terdiri dari tiga komponen yakni keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan pendidikan yang
pertama dan utama ysng diperoleh siswa. Disebut demikian karena sebelum
mengenal lingkungan yang lain, siswa lebih dahulu berada di lingkungan
keluarga. Keterlibatan orang tua dalam proses kegiatan belajar sangat dibutuhkan
siswa agar dapat mencapai keberhasilan. Indikator lingkungan keluarga dapat
dilihat dari segala sesuatu yang ada dan terjadi dalam keluarga. 9 Kegiatan belajar
dan hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
meliputi: sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga,
dan demografi keluarga. Sehingga, penting bagi siswa peranan lingkungan
keluarga.

8
Mariyana, R., Nugraha, A., & Rachmawati, Y. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar.
Jakarta: Kencana. Hal 17
9
Syah, M. 2014. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Hal 135
4

Lingkungan yang lainnya yaitu sekolah dan masyarakat. Lingkungan


sekolah membawa pengaruh bagi kelangsungan belajar siswa. Kualitas guru,
metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan
fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas,
pelaksanaan tata tertib di sekolah, dan sebagainya, semua ini turut memengaruhi
keberhasilan belajar siswa10 Sementara itu, lingkungan masyarakat berkaitan
dengan teman bergaul dan kegiatan yang ada dalam masyarakat di daerah yang
dihuni oleh siswa tersebut. Di lingkungan masyarakat, siswa lebih sering
berinteraksi dengan teman-teman sebayanya bahkan ada yang lebih tua. Sehingga,
orang tua harus hati-hati dalam menjaga pergaulan anaknya, karena anak lebih
mudah terpengaruh oleh teman-temannya. Lingkungan masyarakat memiliki
kontribusi yang besar dalam keberhasilan belajar siswa karena sebagian besar
waktu siswa berada di lingkungan masyarakat.
Selain faktor eksternal, ada pula faktor internal yang memengaruhi hasil
belajar siswa. Salah satunya yaitu motivasi belajar. Masing-masing siswa
memiliki tingkat motivasi yang berbeda-beda. Motivasi siswa yang tinggi dalam
melaksanakan proses belajar akan mendorong hasil belajar yang tinggi. Motivasi
adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.11 Di sinilah peran
orang tua, guru dan masyarakat sangat diperlukan.
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi 2 aspek, yakni:
aspek fisiologis (jasmani), psikologis (rohaniah). Aspek fisiologis, kondisi umum
jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai
pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif)
sehinga materi yan di pelajarinya pun kurang atau tidak berberbekas.
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yag dapat mepengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-
faktor rohaniah siswa yan pada umumnya dipandang lebih esensial, yaitu: tingkat
kecerdasan/inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi
siswa.

10
Dalyono, M. 2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 59
11
Hamalik, O. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara. Hal 158
5

Motivasi berasal dari kata motif. Motif berarti suatu perangsang atau
dorongan dari dalam yang menyebabkan seseorang membuat sesuatu.12 Setiap
siswa memiliki dorongan untuk belajar yang berbeda antara satu siswa dengan
siswa lainnya. Menurut Dalyono, kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut
mempengaruhi prestasi belajar. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang
tekun dan didasari adanya motivasi, maka siswa akan mendapatkan prestasi yang
baik.13
Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim
motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan,
atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang
untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.14
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, baik yang bersumber dari dalam diri
maupun dari luar diri. Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi
motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Motivasi belajar baik yang berasal
dari dalam maupun dari luar diri siswa, keduanya harus seimbang dan saling
mendukung agar prestasi belajar siswa dapat tercapai secara maksimal.
Motivasi belajar adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau
semangat belajar atau dengan kata lain sebagai pendorong semangat belajar.
Sedangkat menurut Hermine Marshall, istilah motivasi belajar adalah
kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut
cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.15
Pengetahuan Alam merupakan bidang yang merujuk kepada himpunan di
mana obyek meliputi benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan
umum. Pembelajaran IPA tidak hanya mengajarkan penguasaan fakta, konsep dan
prinsip tentang alam tetapi juga mengajarkan metode memecahkan masalah,
melatih kemampuan berpikir kritis dan mengambil kesimpulan melatih bersikap
objektif, bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain. Pembelajaran IPA di
sekolah dasar hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu
siswa secara ilmiah.16
12
Alex Sobur, Psikologi Umum (Bandung: CV. Pustaka Setia,2016), 232
13
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 57.
14
Arianti , Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Didaktika Jurnal
Kependidikan, 2018) vol. 2
15
Arianti , Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Didaktika Jurnal
Kependidikan, 2018) vol. 2

16
Samatowa, Usman. (2018). Model Inovasi Pembelajaran Herbarium. Tangerang: Tsmart
Printing.
6
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para
ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang
gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan
akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang sejak zaman
dahulu sampai penemuan pengetahuan yang sangat baru. Pengetahuan tersebut
berupa fakta, teori, dan generalisasi yang menjelaskan alam.
Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa : memahami
konsep-konsep IPA, memiliki keterampilan proses, mempunyai minat
mempelajari alam sekitar, bersikap ilmiah, mampu menerapkan konsep-konsep
IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, mencintai alam sekitar, serta menyadari kebesaran dan
keagungan Tuhan. Berdasarkan tujuan di atas, maka pembelajaran pendidikan
IPA di SD menuntut proses belajar mengajar yang tidak terlalu akademis dan
verbalistik.mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat
berbentuk kuantitas.
Pembelajaran IPA sangat perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari
jenjang sekolah dasar. Hal ini ditujukan untuk membekali siswa dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan
bekerja sama. Kemampuan yang diperoleh dari pembelajaran IPA diharapkan
mampu membantu menghadapi kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi
pada era globalisasi saat ini. Belajar yang diaplikasikan dalam pembelajaran IPA
adalah perumusan tujuan-tujuan pendidikan yang sesuai dengan dimensi kognitif
(mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta) dan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif).17
Permasalahan lingkungan belajar dalam lingkup sosial terdiri dari
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Menurut penuturan beberapa
kepala sekolah, sebagian besar mata pencaharian dari orang tua siswa ialah, buruh,
dan pedagang sehingga permasalahan yang ada dalam lingkungan keluarga
diantaranya beberapa orang tua kurang memerhatikan pendidikan anaknya baik di
sekolah maupun di rumah dalam memberikan bimbingan terhadap aktivitas
belajar anak. Sebagian besar orang tua mempercayakan pendidikan sepenuhnya
kepada sekolah dikarenakan orang tua memiliki kesibukan.
Permasalahan lingkungan sekolah di SD WATES I diantaranya: relasi

17
Asih Widi Wisudawati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h.39.
7
guru dengan siswa terlalu luwes sehingga terkadang membuat beberapa siswa
kurang menghormati guru dan berbicara kurang sopan terhadap orang yang lebih
tua; relasi siswa dengan siswa masih kurang baik dimana masih sering terjadi
pertengkaran yang diakibatkan saling mengejek; dan alat pelajaran yang dapat
menunjang.
8

Permasalahan yang terdapat di lingkungan masyarakat siswa kelas IV SD


Wates yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat
seperti gaya bicara yang cenderung kasar terhadap orang lebih tua, bermain
gadget hingga lupa waktu, salah memilih teman bergaul, kurang terlibatnya siswa
dalam kegiatan yang ada di masyarakat, dan sebagainya.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi terkait dengan lingkungan belajar
siswa kelas IV SD Wates I, menunjukkan bahwa keadaan lingkungan belajar
dalam wilayah tersebut masih belum mendukung proses belajar mengajar secara
optimal. Sehingga, agar dapat mendukung proses dan keberhasilan siswa
dibutuhkan kerja sama dari elemen keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Selain lingkungan belajar, motivasi belajar siswa kelas IV SD Wates I
dalam mata pelajaran IPA juga masih kurang. Beberapa siswa kurang antusias
ketika diberikan tugas oleh guru. Siswa telah mengetahui bahwa materi di kelas
IV lebih sulit dari pada di kelas sebelumnya. Sebagian besar beranggapan
pelajaran IPA itu sulit, dan tidak sedikit yang mengatakan “aku tidak bisa”, di saat
melakukan eksperimen-eksperimen. Sehingga, memerlukan ketelatenan dan
kesabaran guru dalam membimbing siswa.
Dalam hal ini, motivasi belajar sangat diperlukan. Guru harus
mampu memahami seberapa besar motivasi yang dimiliki siswa. Siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi, cenderung akan belajar tekun dan terus berlatih
untuk mencapai hasil belajar menggambar yang baik meskipun menurutnya sulit.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik dan akan
melakukan penelitian yang menghubungkan tiga variabel. Variabel tersebut yaitu
lingkungan belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar. Penelitian yang akan
dilakukan berjudul “Hubungan Lingkungan Belajar dan Motivasi Belajar terhadap
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N Wates Kecamatan Wonotunggal
Kabupaten Batang.
2. Rumusan Msalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana hubungan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar
dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD N 1
WATES?
b. Bagaimana hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA SD N I Wates Kec. Wontounggal?
9
c. Bagaimana hubungan lingkungan belajar dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA SD N I Wates Kec.
Wontounggal?

3. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat deskripti-analiti yaitu data yang diperoleh
merupakan hasil dari pengamatan, wawancara, dokumentasi, serta catatan
lapangan dan data yang dihasilkan berupa deskripsi bukan dalam bentuk angka.
Dalam hal ini, peneliti melakukan analisis data dengan memperkaya informasi,
mencari hubungan, membandingkan, dan menemukan pola dari data aslinya.
Kemudian, hasil dari analisis data berupa pemaparan yang disajikan dalam bentuk
uraian naratif.18
4. Survei Literatur

Alex Sobur, Psikologi Umum Bandung: CV. Pustaka Setia,2016


Arianti , Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Didaktika
Jurnal Kependidikan, 2018
Asih Widi Wisudawati, Metodologi Pembelajaran IPA, Jakarta: Bumi Aksara,
2014
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan Jakarta:Kencana, 2011
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RAJA GRAFINDO
PERSADA, 2012
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta, 2009\

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan

Moh. Slamet Untung, Metodologi Penelitian Teori dan Praktik Riset Pendidikan
dan Sosial, Yogyakarta: Litera, Cetakan Pertama 2019
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan Yogyakarta: Teras, 2012
Samatowa, Usman. 2018. Model Inovasi Pembelajaran Herbarium. Tangerang:
Tsmart Printing.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jakarta: Rineka Cipta,


2013.

18
Moh. Slamet Untung, Metodologi Penelitian Teori dan Praktik Riset Pendidikan dan Sosial,
(Yogyakarta: Litera, Cetakan Pertama 2019), hlm. 247-248
10
Rahmat Hidayat dan Abdillah, Ilmu Pendidikan Konsep, Teori dan Aplikasinya,
Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI), Cetakan
Pertama 2019
Tatang S, Ilmu Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2012

5. Penelitian Yang Relevan


Untuk menghindari plagiasi, penulis memaparkan beberapa penelitian
yang relevan dengan judul penanaman nilai karakter disiplin melalui metode
pembiasan secara umum pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain sebelumnya,
seperti:

1. Skripsi Suranto (2015) dari Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan


judul Pengaruh Motivasi, Suasana Lingkungan dan Sarana Prasarana
Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus pada SMA Khusus
Putri SMA Islam Diponegoro Surakarta). Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Secara simultan terdapat
pengaruh variabel motivasi belajar, suasana lingkungan belajar dan sarana
prasarana belajar terhadap prestasi belajar, yang artinya variabel motivasi
belajar, suasana lingkungan belajar dan sarana prasarana belajar secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap
prestasi belajar siswa; (2) Secara parsial terdapat pengaruh variabel motivasi
belajar terhadap variabel prestasi belajar; (3) Secara parsial terdapat
pengaruh variabel suasana lingkungan belajar terhadap variabel prestasi
belajar, artinya bahwa variabel suasana lingkungan belajar mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa; (4) Secara parsial
terdapat pengaruh variabel sarana prasarana belajar terhadap variabel
prestasi belajar dan (5) Pengaruhmotivasi belajar, sarana dan prasarana
belajar dan suasana lingkungan belajar sebesar 61,1%. Sumbangan Relatif
(SR) variabel motivasi belajar sebesar 27,03%, suasana lingkungan belajar
sebesar 39,46%
2. Skripsi Dina Eka Nurani, (Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya dan
Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII di SMP Negeri 1 Sambit
Tahun Ajaran 2019/2020. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
analisis, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : Lingkungan teman sebaya berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran PAI kelas VIII SMP
11
Negeri 1 Sambit. Berdasarkan hasil (Sig. < ) dengan nilai Sig sebesar 0,000
dan 𝛼 sebesar 0,05. Motivasi Belajar Siswa berpengaruh secara
signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI kelas
VIII SMP Negeri 1 Sambit. Berdasarkan hasil (Sig. < ) dengan nilai Sig.
Sebesar 0,000 dan dan 𝛼 sebesar 0,05. Lingkungan Teman Sebaya dan
Motivasi Belajar siswa secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa pada mata pelajaran PAI kelas
VIII di SMP Negeri 1 Sambit. Berdasarkan hasil (Fhitung > Ftabel )
Fhitung sebesar 51,117 dan Ftabel sebesar 3,11 sehingga apabila
lingkungan teman sebaya baik dan motivasi belajar siswa baik maka prestasi
belajar siswa pada Mata Pelajaran PAI kelas VIII SMPN 1 Sambit juga baik.
3. Skripsi Qomariah, Fakultas Ilmu Kegurun dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyh Makasar 2017, dengan judul “Pengaruh Lingkungan Sekolah
Terhadap Motivasi Belajar Ipa Kelas V Sd Islam Athirah Antang Makassar.
Dengan kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka
dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut: Lingkungan sekolah pada
mata pelajaran IPA kelas V SD Islam Athirah Antang Makassar berada pada
kategori sedang, dimana nilai rata-rata adalah 36,08 menduduki interval
antara 36-42. Hasil belajar dalam mata pelajaran IPA kelas V SD Islam
Athirah Antang Makassar berada pada kategori rendah dimana nilai rata-rata
adalah 65,42 menduduki interval antara 57 • 67. Lingkunagn sekolah siswa
berpengaruh terhadap hasil belajar IPA kelas V SD Islam Athirah Antang
Makassar
4. Skripsi Yuliana Krisnawati, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul “Hubungan Motivasi
Belajar Dengan Hasil Belajar Muatan Pelajaran Ipa Siswa Kelas V Sd
Kanisius Gayam” Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas V pada mata
pelajaran IPA di SD Kanisius Gayam Yogyakarta tahun pelajaran
2018/2019, adalah: Tidak ada hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar
siswa terhadap mata pelajaran IPA ketika menggunakan model pembelajaran
Inquiry di SD Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019. Hal ini
dibuktikan dengan analisis statistik correlation pearson product moment
pada uji korelasi pada siswa dengan nilai dari acuan Interpretasi Koefisien
Korelasi yaitu 0,00-0,199 tingkat hubungan tidak ada hubungan. Nilai p-
value pada kolom sig.(2-tailed) 0,963 > 0,05 level of significant (α) dari hasil
12
korelasi maka Ha ditolak dan Ho diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa
tidak ada hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas V pada
muatan pelajaran IPA.
5. Tesis Muzdalifatuz Zahrotul Jannah, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
2017, dengan judul “Pengaruh Fasilitas Belajar Dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Matematika
Di MI Bustanul Ulum BRUDU Sumobito Jombang Dengan kesimpulan:
Fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar
siswa MI Bustanul Ulum Brudu Sumobito Jombang. Ini berarti semakin
terpenuhinya fasiitas belajar ( tersedianya alat dan berbagai media
pembelajaran yang bervariasi, adanya buku pelajaran yang lengkap dan
gedung sekolah yang mendukung) semakin meningkat pula prestasi belajar
siswa. Motivas belajar secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap
prestasi belajar siswa kelas V MI pada mata pelajaran Matematika.hal ini
menunjukkan semakin tinggi motivasi belajar siswa semakin tinggi pula
prestasi belajar siswa. Secara simultan fasilitas belajar dan prestasi belajar
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas V MI
pada mata pelajaran Matematika. Bahwa untuk mencapai prestasi belajar
yang baik dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka
harus didukung oleh fasilitas belajar dan motivasi belajaryang baik. Oleh
karena itu tercapainya prestasi belajar siswa harus didukung oleh fasilitas
belajar yang baik dan motivasi belakjar yang tinggi.
6. Jurnal Arianti, , Fakultas Tarbiyah IAIN Bone dengan judul “Peran Guru
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”. Dengan kesimpulan: Guru
menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” Peran
seorang guru sangatlah signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru
dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar,
manajer kelas, supervisor, motivator, konsuler, eksplorator. Motivasi berasal
dari bahasa Latin, Movere yang berarti dorongan atau daya penggerak.
Banyak ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan
berbagai sudut

Anda mungkin juga menyukai