oleh :
ADYATMA ENDRA SAKTI (140533605227)
A. JUDUL
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN PRESTASI SISWA
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
B. PENDAHULUAN
Abad 21, yaitu abad dimana ilmu pengetahuan telah membuat banyak
perubahan terhadap aspekaspek kehidupan yang ada termasuk dunia
pendididkan.(Raharjo, 2009). Pendidikan terjadi melalui interaksi insani,
tanpa batasan ruang dan waktu. Pendidikan tidak dimulai dan diakhiri di
sekolah. Pendidikan dimulai dari lingkungan keluarga, dilanjutkan dan
ditempa dalam lingkungan sekolah, diperkaya dalam lingkungan masyarakat
dan hasil-hasilnya digunakan dalam membangun kehidupan pribadi, agama,
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negaranya. Keberhasilan pendidikan
dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala komponen
pendidikan. Adapun salah satu komponen yang mempengaruhi pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar adalah kedisplinan siswa, komponen tersebut
mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Penelitian yang
lebih mutakhir dilakukan oleh Au dan Kawakami (1984) juga menghasilkan
satu informasi tentang hubungan antara motivasi, disiplin dengan prestasi
belajar. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa pemberian penjelasan
secara terus menerus disertai denganpemberian motivasi dan perbaikan
disana-sini termasuk dalam mengatur diri anak dalam mengikuti tatatertib
dalam pengelolaan pengajaran, prestasi siswa akan meningkat (Arikunto
dalam prasetyo 1990:120).
Motivasi dapat disebut juga dengan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakan persaan tidak suka itu (Sardiman, 2012:75).
Terkadang suatu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal
disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi), motivasi
adalah
usaha-usaha
untuk
menanamkan
nilai
ataupun
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagimanakah pengaruh motivasi terhadap prestasi dan disiplin siswa?
2. Metode apakah yang dapat diterapkan guru untuk memotivasi siswa?
D. SOLUSI
Selain lingkungan, motivasi siswa yang mempunyai prestasi belajar yang
kuat akan dipengaruhi juga dengan munculnya disiplin diri dimana disiplin
tersebut merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri
seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Seorang siswa perlu memiliki sikap
disiplin dengan melakukan latihan yang memperkuat dirinya sendiri untuk
selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri. Sikap disiplin yang
timbul dari kesadarannya sendiri akan dapat lebih memacu dan tahan lama
dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul karena adanya pengawasan
dari orang lain. Disiplin dapat tumbuh dan dibina melalui latihan, pendidikan
atau penanaman kebiasaan yang harus dimulai sejak dalam lingkungan
keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang
sehingga menjadi disiplin yang semakin kuat. Seperti halnya disebutkan oleh
Joko Sumarmo (2008 : 24) bahwa istilah disiplin sebagai kepatuhan dan
ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dalam diri
orang itu, tanpa disiplin yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi
kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran, secara positif disiplin memberi
dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik
seperti diungkapkan A.M Sardiman (2005 : 92-94) : 1.Memberi angka,
maksud dari memberi angka ini adalah memberi nilai sebagai simbol dari
kegiatan belajarnya. Pemberian angka yang baik merupakan motivasi belajar
yang sangat kuat, karena siswa cenderung setelah mendapat nilai yang baik
dari mata pelajaran itu dapat memotivasi dirinya untuk lebih meningkatkan
atau minimal mempertahankan nilai yang telah di capainya. 2. Hadiah, hadiah
dapat juga menjadi motivasi belajar dimana siswa tertarik untuk mendapatkan
atau mencapai nilai tertentu agar dia bisa mendapatkan hadiah (reward) dari
girunya. 3. Kompetisi, maksud kompetisi disini adalah persaingan baik antara
individu ataupun kelompok. Jika siswa memiliki rival maka biasanya dia
cenderung untuk menyaingi lawannya, tetapi disini guru juga harus
memperhatikan agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat diantara siswa.
4. Ego-involvement , Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja
keras siswa dapat terlibat baik secara kognitif ataupun lainya. 5. Memberi
ulangan, Biasanya siswa kan giat belajar jika ada ulangan, tetapi ualngan
harus disesuaikan dengan keadaan dari siswa dan jangan terlalu sering
dilakukan karena malah akan menurunkan motivasi siswa untuk belajar. 6.
Mengetahui Hasil, Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat
motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan
terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami
kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan
termotivasi untuk dapat meningkatkannya. 7. Pujian, Apabila ada siswa yang
berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian.
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi
yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat,
sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi
motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. 8.Hukuman,
hukuman adalah bentuk reinforcment yang negatif, tapi jika kita dapat
menggunakanya dengan bijaksana hal tersebut dapat kita buat untuk membuat
siswa termotivasi, karena itu guru harus memahami kapan saat menggunakan
cara ini.
E. KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Pendidikan
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar seseorang dan terencana
ubtuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliknya, seperti potensi
pengandalian diri, keagamaan, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta
keterampilan
yang
diperlukan
dirinya
masyarakat,
bangsa
dan
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003).Terlepas dari tujuan pendidikan
itu sendiri, pastinya mendengar kata pendidikan tentu tidak lepas dari suatu
instansi bernama sekolah. Sekolah menerapkan sistem pendidikan di dalam
kegiatan belajar mengajar. Tentu saja hal tersebut memiliki tujuan, dan
tujuanya adalah mempersiapkan peserta didik untuk dapat memecahkan
masalah kehidupan pada masa sekarang dan di masa yang akan datang,
dengan mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya (Raharjo, 2010).
2. Hakikat Motivasi
Pada hakikatnya motivasi adalah dorongan atau suatu usaha yang didasari
untuk mengubah perilaku seseorang agar tergerak hatinya bertindak
melakukan
sesuatu
sehingga
mencapai
hasil
atau
tujuan
tertentu,
3. Hakikat Disiplin
Disiplin pada hakikatnya adalah kemampuan untuk mengendalikan
diri dalam bentuk tidak melakukan sesuatu tindakan yang tidak sesuai dan
tidak bertentangan (Aritonang 2011), Disiplin Kerja Guru dan Kinerja
Dosen dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan melakukan sesuatu yang
mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan. Dalam
kehidupan sehari-hari dikenal dengan disiplin diri, disiplin belajar dan
disiplin kerja. Disiplin kerja merupakan kemampuan seseorang untuk
secara teratur, tekun secara terus-menerus dan bekerja sesuai dengan
aturan-aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan yang
sudah ditetapkan. (Aritonang, 2011 , 4-5). didasarkan pada prinsip-prinsip
pengubahan tingkah laku (behavioral modification). Dalam kaitan ini
pengelolaan kelas dipandang sebagai proses pengubahan tingkah laku
siswa. Peranan guru ialah mengembangkan dan mengurangi atau
meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Secara singkat, guru
membantu siswa dalam mempelajari tingkah laku yang tepat melalui
penerapan
prinsip-prinsip
yang
diambil
dari
teori
penguatan
4. Hakikat Siswa
Siswa pada hakikatnya adalah anak yang masih belum bisa berdiri
sendiri, masih memerlukan bantuan, usaha dan bimbingan orang lain
untuk menjadi dewasa. Di dalam proses pendidikan siswa pada dasarnya
adalah sebuah material mentah yang belum diolah dan belum memiliki
bekal apa-apa kecuali hanya pembawaan sejak lahir, potensi-potensi yang
dimiliki akan menjadi sebuah kemampuan nyata setelah dikembangkan
(Koesoema, Doni 2007 ). Sehingga keseluruhan individu dapat disebut
peserta didik apabila tercatat sebagai siswa di dalam satuan pendidikan.
Peserta didik juga dapat diartikan sebagai anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (UU No. 20
Tahun 2003).Sehingga dapat dikatakan peserta didik adalah orang-orang
dengan jenjang usia tertentu dan tercatat sebagai siswa di dalam satuan
pendidikan serta berusaha untuk mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang sudah tersedia. Proses pembelajaran tersebut
menyediakan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sebagai peserta
didik juga harus memahami kewajiban, etika serta melaksanakanya.
Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilakukan atau dilaksanakan oleh
peserta didik. Sedangkan etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan yang
harus di tati dan dilaksanakan oleh peserta didik dalam proses belajar.
Namun itu semua tidak terlepas dari keterlibatan pendidik, karena seorang
pendidik harus memahami dan memberikan pemahaman tentang dimensidimensi yang terdapat didalam diri peserta didik terhadap peserta didik itu
sendiri, kalau seorang pendidik tidak mengetahui dimensi-dimensi
tersebut, maka potensi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut akan sulit
dikembangkan, dan peserta didikpun juga mengenali potensi yang
dimilikinya.
5. Hakikat Belajar
Pada hakikatnya belajar adalah suatu proses untuk mengubah
pengetahuan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi
bisa, Bahwa belajar dapat juga diartikan sebagai perubahan tingkah laku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu
dan antara individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu
berinteraksi dengan lingkungannya.( Raharjo 2010: 4) . Dalam belajar
bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat. Seseorang dapat
diakatakan
belajar
jika
telah
terdapat
perubahan
seperti
sikap,
6. Hakikat Mengajar
Pada hakikatnya mengajar adalah suatu kegiatan yang bertujuan
untuk membagi, memberitahu dan menyajikan ide, problem, atau
G. KESIMPULAN
Dari uraian-uraian yang telah dijabarkan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa motivasi sangat diperlukan karena tanpa motivasi sama
saja seperti kita kurang memiliki rasa semangat untuk melakukan suatu
hal, dari motivasi kita dapat menumbuhkan sifat sifat yang baik sepert
rajin belajar, hal ini dapat membuat kita bersemangat untuk mendapatkan
nilai yang bagus dalam mata pelajaran tersebut dan jika kita sudah
termotivasi tidak mungkin ada rasa malas untuk melakukan hal tersebut,
Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi
menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan
optimal bila terdapat motivasi yang tepat. Karenanya, bila siswa
mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata
kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam
membangkitkan motivasi siswa. Sementara kedisiplinan siswa dipengaruhi
oleh banyak faktor internal ataupun external pribadi tersebut. Salah satu
faktor external salah satunya adalah pengaruh lingkungan terhadap siswa
tersebut seperti metode pendiddikan, alat penddidikan , sarana dan
prasarana. Dalam proses pendidikan yang berlangsung secara formal di
sekolah guru sebagai pendidik, motivator, fasilitator akan sangat
memberikan dampak terhadap perilaku dan kedisiplinan murid itu sendiri.
Dengan penegakaan peraturan yang berlaku disekolah tentu akan menjadi
kebiasaan bagi siswa itu sendiri untuk belajar bertanggung jawab dan
berdisiplin.
DAFTAR RUJUKAN
Anurrahman , 1998. Usaha Guru Menciptakan Iklim Kelas Yang Serasi Bagi
Terwujudnya Kegiatan Belajar Mengajar Yang Optimal. Jurnal
Pendidikan Dasar . 5: 17-19.
Aritonang T. Keke. 2005. Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja
Guru SMP Kristern BPK PENABUR Jakarta.
Jurnal Pendidikan
Penabur, 4 : 1-3.
Budi Raharjo, Sabar. 2010. Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan
Akhlak Mulia. Jurnal Pendidikan dan Kebudapaan,16(3): 229-238.
Gunawan, Ary. 2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Jakarta:Grasindo.
Dari
Books.
(online),