Nama : Septiani
Nim : 855775332
A. Judul Penelitian
Judul penelitian tindakkan kelas ini adalah : Pengaruh pemberian reward dan
Punishment terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas V SD
Negeri 22 Prabumulih
B. Bidang Kajian
Bidang kajian proposal ini adalah penelitian tindakkan kelas yang digunakan
untuk memperbaiki tindakkan hasil belajar : Pengaruh pemberian reward dan
punishment terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas V SD
Negeri 22 Prabumulih
C. Pendahuluan
2. TujuanKhusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemberian reward dan
punishment terhadap motivasi belajar siswa dalam Pembelajaran IPS di kelas V
SD Negeri 22 Prabumulih.
2. ManfaatPraktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam
upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pemberian reward dan
punishment.
3. Manfaatbagi sekolah
G. Kajian Pustaka
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teori-teori terkait yang sesuai
dengan penelitian yang dilaksanakan. Landasan teori digunakan sebagai acuan
untuk melaksanakan penelitian. Teori yang diambil bersumber dari sumber-sumber
yang relevan. Teori-teori yang akan diuraikan dalam landasan teori antaralain:
reward dan punishment, motivasi belajar, dan pengaruh pemberian reward dan
punishment terhadap motivasi belajar.
1. Reward dan Punishment
Pada bagian ini, akan dijelaskan tentang: pengertian reward dan
punishment, bentuk-bentuk reward dan punishment, keseimbangan antara reward
dan punishment, pedoman menggunakan reward dan punishment, dan contoh-
contoh konkret implementasi reward dan punishment.
(1) Kategori materi seperti mainan, permen, main korsel, dan lain sebagainya
yang berbentuk materi.
(2) Kategori tanda seperti bintang, stiker, sertifikat, dan lain sebagainya yang
berbentuk tanda.
(3) Kategori pujian seperti kata-kata yang member semangat dari orang
dewasa maupun kata-kata yang baik.
(4) Kategori internal seperti sesuatu yang di dapat dari melakukan sesuatu,
dapat dinikmati karena terasa menyenangkan.
Collins dan Fontenelle (1992) menyebutkan beberapa bentuk reward
(hadiah). Beberapa bentuk tersebut antara lain:
(1) Pendorong dalam bentuk lisan seperti “Hebat”, “Luar biasa”, “Semuanya
betul”, “Bagussekali”, “Hebatkamu”, “Wah,inibagus”, “Kaubolehbangga”,
“Bukan main”, “Wah,sempurna”, “Tugas yang gemilang”, “Senang
sekali”, “Kamu pintar kali ini”, “Wah,ini yang paling bagus”.
(2) Tulisan atau simbol seperti tulisan (Baik!, Rapi!, Bagus!, Ya!,
Hebat!,100%), symbol (simbol senyum,gambar tempel,stiker, abjad:A,
B,C,dst.,+, bintang).
(3) Hadiah istimewa seperti memimpin kelompok, memilih kegiatan, pertama
dalam barisan, membantu guru, menghias ruang, membantu siswa
lain,olahraga,member warna, melukis,menggambar,dan lainsebagainya.
(4) Ganjaran bendawi seperti buku warna, jepit kertas, pensil, rautan
pensil,jepit
rambut, permen, pitarambut, dan lainsebagainya.
(5) Kartu atau sertifikat seperti sertifikat juara minggu ini, medali, label, kartu
laporan, sertifikat tanda jasa, dan lain sebagainya.
(2) Akui pencapaian sejati. Antara lain: (a)Beri reward untuk pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan, bukan hanya untuk partisipasi tapi jugasesuai
perilaku. (b) Jangan memberi reward pada siswa-siswa yang tidak ikut
terlibat hanya karena mereka tidak rebut dan tidak mengganggu kelas. (c)
Kaitkan reward dengan kompetensi siswa yang meningkat atau dengan makna
pencapaian mereka.
(3) Tetapkan standar pemberian reward berdasarkan kemampuan dan
keterbatasan individual. Antara lain: (a) Puji kemajuan atau pencapaian
yang dikaitkan dengan usaha individual siswa sebelumnya. Hal ini
merupakan pengingat. (b) Fokuskan perhatian siswa pada kemajuannya
bukan membandingkannya dengan siswa lain.
Atribusikan kesuksesan siswa pada usaha dan kemampuannya
sehingga siswa percaya bahwa kesuksesan mungkin dicapai lagi. Antara lain:
(a) Jangan mengimplikasikan bahwa kesuksesan itu mungkin karena
nasib,bantuan ekstra, atau materinya mudah. (b) Mintalah siswa untuk
mendeskripsikan masalah/soal yang mereka temui dan bagaimana mereka
menyelesaikannya. (c) Contoh atribusi tersebut yaitu ketika guru menerapkan
reward dalam bentuk pemberian smile dengan system pemberianyang telah
diatur sebelumnya.
(4) Jadikan reward sesuatu yang benar-benar memperkuat. Antara lain:
(a)Jangan berusaha memengaruhi seluruh kelas dengan mencomot
beberapasiswa untuk diberi . Taktik ini sering menjadi bomerang, karena
siswa tahuapa yang sebenarnya terjadi. (b) Jangan memberikan reward
yang tidakpantas diterima oleh siswa hanya untuk menyeimbangkan
kegagalan. Hal itu jarang bisa menghibur dan justru membuat perhatian
tertuju pada ketidak mampuan siswa untuk mendapatkan pengakuan sejati.
Pedoman menggunakan punishment secara tepat guna antara lain:
(1) Cobalah untuk menstrukturisasikan situasinya sedemikian rupa sehingga
pendidik dapat menggunakan reinforcement negatif, bukan punishment.
Antaralain: (a) Berikemungkinan kepada siswa untuk terhindar dari situasi
yang tidak menyenangkan (menyelesaikan tugas tambahan, ulangan
mingguan) bila mereka mencapai tingkat kompetensi tertentu dan
sikaptertentu. (b) Tekankan padatindakan langsung, bukan janji.
(2) Konsisten dalam menerapkan punishment. Antaralain: (a) Hindari
kemungkinan untuk secara tidak sengaja memperkuat perilaku yang
pendidik coba hukum. (b) Hindari kata-kata atau nada suara yang
mengesankan balas dendam atau sarkastik. Kelak pendidikakan mendengar
kata-kata pendidik sendiriyang penuh amarah ketika siswa menirukan
kata-kata pendidik. (c) Tekankan pada kebutuhan untuk mengakhiri
perilaku bermasalah dan bukan mengekspresikan perasaan tidak suka
pendidik terhadap siswa tersebut. (d) Berhati-hatilah untuk tidakmenghukum,
“menahan”, atau menskors siswa kulit berwarna secara tidakproporsional.
(3) Sesuaikan punishment dengan pelanggarannya. Antara lain: (a) Abaikan
perilaku kurang pantas ringan yang tidak mengganggu kelas, atau hentikan
perilaku itu dengan pandangan tidak suka atau bergerak kearah siswa yang
bersangkutan. (b) Pastikan bahwa punishment sesuai dengan
“kejahatannya”. (c) Jangan gunakan PR sebagai punishment untuk perilaku
tidak pantas seperti mengobrol di kelas. (d) Bila seorang siswa berperilaku
kurang semestinya agar diterima sebuah kelompok, menjauhkannya
darikelompok itu dapat efektif, karena itu benar-benar “time out” dari
situasi yang memperkuat. (e) Bila perilaku bermasalahnya terus berlanjut,
analisislah situasinya dan cobakan pendekatan baru. Punishment guru
mungkin tidak terlalu menghukum,atau secara tidak sengaja pendidik
justru memperkuat perilaku tersebut.
Penerapan pedoman penggunaan reward dan punishment secara
tepat gunabisa menjadikan guru sebagai motivator yang baik dalam
pembelajaran karenamampu menerapkan strategi memotivasiyang baik dan
benar terutama dalamstrategi pemberian reward dan punishment. Hal ini
akan menjadikan siswa lebih bersemangat dalam belajar karena peraturan
yang diterapkan mampu menampung kebutuhan sekaligus memiliki
peraturan yang cukup jelas. Selanjutnya, sesuatu yang diharapkan adalah
jangan sampai guru melakukan tindakan yang dapat merusak kepercayaan
siswa seperti melenceng dari pedoman pemberian reward dan punishment
Siswa pada tahap umur tertentu pada tingkat sekolah dasar sudah
memiliki karakteristik perasaan yang cukup membantu, yaitu meningkatnya
kepekaan terhadap apa yang mungkin dipikirkan orang lain (Ormrod, 2009:
110). Tingkatan tersebut menggambarkan bahwa siswa sudah mampu
mengetahui perlakuan apayang telah diberikan oleh guru kepada mereka,
apakah itu sebuah pujian ataukah sebuah hukuman karena tingkat kepekaan
mereka yang sudah cukup mampu mengetahui apa yang dipikirkan oleh
guru mereka. Mereka sudah dapat memilikigambaran mengenai suatu
tindakan jika dilihat dari sebuah penggambaran atau bacaan tertentu,
dikarenakan mereka memiliki tingkat kemampuan untuk menganalisis
perspektif beberapa orang yang terlibat dalam situasi dari sudut pandang
seorang pengamat objektif sudah berkembang (Woolfolk, 2009:143).
pendapat tersebut, persepsi siswa terhadap suatu tindakan tertentu
sudah memiliki tingkatan yang cukup baik termasuk didalamnya persepsi
mengenai pemberian reward dan punishment. Oleh karena itu, penerapan
strategi pemberian reward dan punishment jangan sampai keluar dari
pedoman yang tepat agar tidak menghadirkan persepsi yang keliru.
Pada saat guru melihat sebagian muridnya rebut berbicara pada saat
berlangsungnya proses belajar mengajar, guru dapat melarang muridnya
berbicara dengan suara keras dan berpaling. Tindakan berpaling akan
membuat siswa merasa telah melakukan kesalahan. Dengan begitu, ia tidak
akan mengulangi kesalahannya.
(5) Teguran.
Seorang pendidik harus menegur siswa pada saat melakukan pelanggaran dan
tidak peduli lagi dengan nasihat dan arahan.
1. Motivasi Belajar
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang : pengertian motivasi belajar, faktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, cara membangkitkan motivasi belajar
disekolah, prinsip-prinsip motivasi belajar, dan pentingn yamotivasi belajar bagi
siswa.
(2) Kebutuhan
Kebutuhan bertindak sebagai kekuatan internal yang mendorong seseorang
untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan kebutuhan, semakinbesar
peluangnya untuk mengatasi perasaan yang menekan di dalam memenuhi
kebutuhannya. Kaitannya dengan motivasi belajar adalah apabila siswa membutuhkan
atau memiliki kemauan akan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung sangat
termotivasi. Oleh karena itu, pendidik dapat menumbuhkan motivasi belajar
berdasarkan pada kebutuhan yang dirasakan olehsiswa.
(3) Rangsangan
(4) Afeksi
Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional kecemasan,
kepedulian, dan pemilikan dari individual tau kelompok pada waktu belajar. Kaitannya
dengan motivasi belajar adalah afeksi dapat menjadi motivator intrinsik. Apabila
emosi bersifat positif pada waktu kegiatan belajar berlangsung,maka emosi mampu
mendorong siswa untuk belajar keras, dengan kata lain dapat memotivasisiswauntuk
belajar.
60
(5) Kompetensi
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga
diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukuppenting. Seseorang akan
berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasiyang baik dengan menjaga
harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalahsimbol kebanggaan dan harga
diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Parasiswaakan belajardengan keras
bisajadi karenahargadirinya.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.Oleh
karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapiyang harus
diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari)karena bisa
membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus jugaterbuka, maksudnya
kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya. Pemberitahuan ini akan
menjadikan siswa siap dalam menghadapi ulangan.Ulangan ini juga merupakan salah
satu daribelajar siswa.
Denim danKhairi (2011: 125) menyatakan bahwa“Siswa bisa belajar dengan
baik ketika siap secara fisik dan mental untuk menerima rangsangan,dengan atau tidak
perlu penyesuaian awal”. Dari pernyataan tersebut, kesiapansiswa dalam belajar perlu
diperhatikan agar proses belajar siswa bisa berjalandengan lancar dan penuh dengan
motivasi belajar yang baik sehingga mencapai hasil yang maksimal, termasuk
didalamnya adalah ulangan.
6. Mengetahuihasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong
siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasilbelajar
meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengansuatu
harapan hasilnya terus meningkat. Peningkatan ini tidak terlepas dari proses
pengulangan yang dilakukan oleh siswa.
Rifa‟i (2011: 95) mengemukakan bahwa “Pengulangan merupakan salah satu
prinsip belajar dimana situasi stimulus danresponnyaperlu diulang-ulangatau
dipraktikkan, agar belajar dapat diperbaiki dan meningkatkan retensi
belajar”.Pengulangan inilah yang menyebabkan siswa menjadi mandiri dalam belajar.
Siswa berusaha untuk mengulang lagi materi yang dipelajari, melakukan latihan-
latihan,danmen cari sendiri sumber-sumber belajara garsis wamampu memperbaiki
dan meningkatkan hasil belajarnya.
62
7. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas denganbaik,
perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu,supaya pujian ini merupakan motivasi,
pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akanmemupuk suasana yang
menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar sertasekaligusakan membangkitkan
hargadiri.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secaratepat
dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-
prinsip pemberian hukuman.
9. Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan yang menimbulkan minat guna
memperolehnya.Oleh karena itu,cukup sesuai jika minat merupakan alat motivasi yang
pokok.Proses belajar akan lancer jika disertai dengan minat.
1. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
Motivasi di sekolah memiliki prinsip-prinsip yang mendasari agar dalam
penggunaannya bisa berjalan dengan benar, efektif dan efisien. Penerapan prinsip-
prinsip motivasi ini diharapkan bisa menjadikan siswa memiliki self motivationdan self
discipline. Hover (t.t) dalam Hamalik (2013: 163-166) mengemukakan prinsip
motivasi seperti berikut ini.
Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu
perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan.Oleh
karena itu, pujian lebih besar nilainya bagi motivasi belajar siswa karena
memunculkan kesenangan/kepuasan.
Semua siswa mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifatdasar)
tertentu yang harus mendapat kepuasan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut terdiri dari
beberapa bentuk yang berbeda. Siswa yang dapat memenuhi kebutuhannya secara
efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan terkait
motivasi dan disiplin.
2. Kerangka Berfikir
Suatu pembelajaran dapat terlaksana dengan baik jika peserta didik
motivasi yang tinggi maka peserta didik akan mudah menerima pelajaran
yang berimbas pada pencapaian hasil belajar yang maksimal. Peserta didik di
Selain itu saat melakukan diskusi kelompok tidak semua anggota aktif
proses pembelajaran. Peserta didik akan lebih tertarik pada suatu pelajaran
materi dengan game atau model pembelajaran yang belum pernah diterapkan.
didik karena telah berperilaku sesuai dengan yang dikehendaki oleh pendidik.
semakin baik. Hal tersebut akan berakibat pada prestasi peserta didik yang
semakin meningkat. Peserta didik juga memiliki motivasi belajar yang kuat
evaluasi bagus dan nilai kelompok yang didapat tinggi mereka juga akan
Hubungan antar variable dalam penelitian ini dapat ditunjukkan dalam bagans
ebagai berikut.
Keterangan:
1. MotivasiBelajarSiswa
1. Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan I
b. Pelaksanaan Tindakan
c. Observasi
Prabumulih.
d. Refleksi
2. Siklus II
a. Perencanaan tindakan
b. Pelaksanaan tindakan
d. Observasi
e. Refleksi
I. Jadwal Penelitian
K. Personalia Penelitian
Identitas Peneliti
Nama : Septiani
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat /Tanggal Lahir : Prabumulih / 17 September 1993
Pangkat/NIP : -
Asal Sekolah : SD Negeri 22 Prabumulih
Alamat Sekolah : Jalan Kapten Abdullah
L. Daftar Pustaka
Aqib, Zainal. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif nak
Bangsa. Bandung: Yrama Widya.
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
S. Suparman. 2010. Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa.
Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
Sardiman.2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali
Susanto,Ahmad.2013.TeoriBelajardanPembelajarandiSekolahDasar.
Jakarta:KencanaPrinadaMediaGroup.
59
M. Lampiran-lampiran
Kelas / Semester : 5 /1
Pembelajaran ke : 3
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam
karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Muatan : PPKn
No Kompetensi Indikator
1.2 Menghargai kewajiban, hak, dan tanggung 1.2.1 Mengikuti kewajiban, hak, dan
jawab sebagai warga masyarakat dan umat
beragama dalam kehidupan sehari-hari tanggung jawab sebagai warga
masyarakat
4.2 Menjelaskan hak, kewajiban, dan tanggung 4.2.1 Mengikuti pemilihan ketua RT,
jawab sebagai warga Ketua RW, atau kepala desa, sebagai
wujud tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
No Kompetensi Indikator
3.2 Mengklasifikasi informasi yang didapat dari 3.2.1 Menjelaskan informasi terkait
buku ke dalam aspek: apa, di mana, kapan,
siapa, mengapa, dan bagaimana dengan pertanyaan apa, siapa, kapan, di
mana, mengapa, dan bagaimana.
4.2 Menyajikan hasil klasifikasi informasi yang 4.2.1 Membuat peta pikiran untuk
didapat dari buku yang dikelompokkan dalam
aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, mempresentasikan informasi dari teks
dan bagaimana menggunakan kosakata baku bacaan terkait dengan pertanyaan apa, di
mana, kapan, siapa, dan mengapa
Muatan : IPS
No Kompetensi Indikator
3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya 3.3.1 Menyebutkan Jenis-jenis usaha
menyejahterakan kehidupan masyarakat di
bidang sosial dan budaya untuk memperkuat dan kegiatan ekonomi masyarakat
kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dalam bidang: pertanian,
peternakan, perkebunan dan kehutanan,
perikanan, pertambangan dan
perindustrian
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran 4.3.1 Membuat satu produk unggulan
ekonomi dalam upaya menyejahterakan
kehidupan masyarakat di bidang sosial dan daerah setempat.
budaya untuk memperkuat kesatuan dan
persatuan bangsa
C. TUJUAN
1. Dengan membaca teks, siswa mampu menjelaskan informasi terkait dengan pertanyaan
apa, siapa, kapan, di mana, dan mengapa.
61
2. Dengan menuliskan dalam bentuk peta pikiran, siswa mampu mempresentasikan
informasi dari teks bacaan terkait dengan pertanyaan apa, di mana, kapan, siapa, dan
mengapa.
3. Dengan menyimak penjelasan guru dan membaca informasi, siswa dapat menjelaskan
makna tanggung jawab sebagai warga masyarakat.
4. Dengan mengamati pelaksanaan pengambilan keputusan dalam pemilihan ketua RT,
Ketua RW, atau kepala desa, siswa dapat melihat wujud tanggung jawab sebagai warga
masyarakat.
5. Dengan kegiatan wawancara, siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di sekitarnya.
6. Dengan menggunakan hasil dari kegiatan wawancara, siswa mampu membuat satu
produk unggulan dari daerah setempat yang merepresentasikan jenis-jenis usaha dan
kegiatan ekonomi masyarakat setempat.
7. Dengan menyimak penjelasan guru dan membaca informasi, siswa mampu
mengidentifikasi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia dalam
bidang: pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan, perikanan, pertambangan dan
perindustrian
D. MATERI
1. Bacaan tentang Jenis-jenis usaha dan kegiatam ekonomi masyarakat.
2. bacaan tentang “ Tanggung Jawab Sebagai warga Masyarakat”.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
B. Ayo Renungkan
Siswa mendengarkan penjelasan guru bahwa menjaga
lingkungan sekitar dengan cara menanam pohon
merupakan salah satu tanggung jawab kita sebagai warga
masyarakat. Semua warga masyarakat mempunyai
tanggung jawab dalam menciptakan kenyamanan dan
keamanan lingkungan tempat tinggalnya.
Untuk mengetahui makna tanggung jawab sebagai warga
masyarakat, siswa membaca teks “Tanggung Jawab
sebagai Warga Masyarakat”.
Siswa menandai informasi-informasi penting pada teks
bacaan.
Berdasarkan teks “Tanggung Jawab sebagai Warga
Masyarakat” siswa menceritakan makna tanggung jawab
sebagai masyarakat.
Selanjutnya siswa diberi tugas mengamati jalannya
pengambilan keputusan dalam pelaksanaan pemilihan
ketua RT, ketua RW, atau kepala desa di daerah tempat
tinggalnya.
Siswa mencatat jalannya pelaksanaan pengambilan
keputusan dalam pemilihan tersebut.
64
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
C. Ayo Berkarya
Secara berkelompok siswa melakukan wawancara untuk
mengidentifkasi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi
masyarakat di sekitarnya.
Sebelum melakukan wawancara setiap kelompok
membuat daftar pertanyaan dengan bimbingan guru.
Daftar pertanyaan disesuaikan dengan informasi yang akan
diperoleh seperti tertulis dalam Buku Siswa.
Wawancara dilakukan terhadap orang-orang di sekitar
lingkungan sekolah sebagai narasumber.
Guru dapat membagi lokasi wawancara. Sebagai contoh
jika ada empat kelompok, kelompok 1 mewawancarai
orang-orang di lingkungan bagian utara sekolah, kelompok
2 mewawancarai orang-orang di lingkungan bagian timur
sekolah, kelompok 3 mewawancarai orang-orang di
lingkungan bagian selatan sekolah, dan kelompok 4
mewawancarai orang-orang di lingkungan bagian barat
sekolah.
Setelah kegiatan wawancara, setiap pewawancara
membacakan hasil wawancara.
Dari kegiatan itu seluruh siswa dapat menyimpulkan jenis-
jenis usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat di sekitar
sekolah. Siswa secara berkelompok membuat salah satu
produk unggulan daerah setempat. Pilih jenis produk yang
tidak terlalu sulit atau rumit pro- sesnya sehingga anak
tidak mengalami kesulitan yang berarti. Selanjutnyasiswa
melakukan kegiatan seperti tertulis dalam Buku Siswa.
65
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi
ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan
presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian sebagai berikut.
66
Melengkapi Peta Pikiran Berdasarkan Informasi dari Teks Bacaan
Catatan: Rubrik digunakan sebagai pegangan guru dalam memberikan umpan balik terhadap
tugas peta pikiran, hasil dari kegiatan ini tidak harus dimasukkan ke dalam buku nilai (sangat
tergantung pada kesiapan siswa). Tujuan utama dari kegiatan ini adalah sebagai kegiatan untuk
67
memahamkan kepada siswa tentang informasi dalam teks. Guru dapat melihat keberhasilan
pembelajaran tentang informasi dalam teks dari hasil keseluruhan kelas secara umum.
Refleksi Guru
Catatan Guru
1. Masalah :……….