Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH CARA BELAJAR YANG BAIK

TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Proposal
Oleh:
Fatma Hasanti

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)


UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH (USM)
BANDA ACEH
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia
dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas tingkah
laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
ketrampilan, daya pikir dan kemampuan-kemampuan yang lain. Keberhasilan
siswa dalam menempuh tingkat pendidikan melalui proses belajar mengajar di
sekolah sebagai lembaga formal pendidikan sangat ditentukan oleh beberapa
faktor. Faktor yang menentukan tersebut antara lain: siswa, kurikulum, tenaga
pengajar, fasilitas yang mendukung proses pembelajaran danfaktor lingkungan
(Nana Sudjana, 2002: 42). Bila faktor-faktor tersebut dapat dipenuhi dengan baik
maka dapat menambah keberhasilan proses belajar mengajar dan bila
dilaksanakan secara maksimal nantinya akan menunjang pencapaian hasil belajar
yang maksimal yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan.

Sampai saat ini permasalahan tentang pendidikan di Indonesia belum


terselesaikan secara tuntas. Ada beberapa permasalahan diantaranya kurangnya
kesadaran tentang pentingnya pendidikan, banyaknya siswa putus sekolah, dan
biaya pendidikan terlalu tinggi. Munculnya permasalahan tersebut nantinya
akanberdampak pada output mutu pendidikannya, karena bagaimanapun output
pendidikan yang akan dihasilkan diharapkan dapat bersaing di era industri 4.0
saat ini. Untuk itu perlu keseriusan terhadap implementasi kegiatan pembelajaran
yang dilakukan para peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya secara
maksimal terutama melalui jenjang pendidikan formal. Sehingga akan diketahui
seberapa pentingnya kebutuhan belajar siswa yang harus diperoleh dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikannya. Secara garis besar, dalam mencapai
prestasi belajar yang baik, pola pikir siswa lebih mengandalkan kemampuan
tingkat kecerdasannya (IQ). Artinya, setiap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan seorang siswa tidak akan lepas dari unsur aktivitas belajar dengan cara
berulang-ulang dan berkelanjutan sampai akhirnya menjadi suatu kebiasaan
belajar yang menetap dan bersifat otomatis, (Djaali: 2014).
Keberhasilan belajar seorang siswa dalam menguasai pelajaran di sekolah
tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut bisa dari
dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa
diantaranya cara belajar dan kebiasaan belajar. Cara belajar sangat berperan
dalam rangka mencapai tujuan belajar. Tanpa adanya cara dari dalam diri siswa
untuk belajar dengan sungguh-sungguh maka ia tidak akan dapat mencapai tujuan
belajar. Seperti halnya cara belajar, dengan memiliki kebiasaan belajar yang baik
maka tercapai prestasi belajar yang diharapkan. Prestasi belajar siswa akan
optimal apabila siswa memahami berbagai macam kebiasaan belajar yang
dilakukan. Berdasarkan latar belakang yang ada, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan cara belajar, kebiasaan belajar, dan prestasi belajar
siswa serta menganalisis pengaruh cara belajar dan kebiasaan belajar terhadap
prestasi belajar siswa.

B. Identifikasi masalah
1. Kesulitan dalam proses belajar menyebabkan prestasi belajar menjadi kurang
baik.
2. Cara belajar yang kurang tepat menjadikan proses belajar mengajar menjadi
kurang baik.
3. Belum terpenuhi dengan baik faktor-faktor internal maupun eksternal yang
berkaitan dengan tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
C. Rumusan masalah
Dari batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dalam
penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh antara belajar yang baik terhadap prestasi belajar
siswa?
D. Tujuan penulisan
Dapat pengetahui pengaruh cara belajar yang baik terhadap prestasi belajar
siswa

E. Manfaat penulisan
Dari penelitian ini penulis berharap hasil penelitian ini dapat
bermanfaat.Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan wawasan,
pengetahuan serta sebagai ajang latihan dalam menerapkan teori-teori yang pernah
dipelajari di bangku kuliah.
2. Bagi Sekolah/Instansi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Cara Belajar Yang Baik


Menurut Pane & Dasopang (2017:334), belajar menunjukkan aktivitas
yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau disengaja. Aktivitas ini
menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek mental yang
memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian, dapat
dipahami juga bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan baik apabila intensitas
keaktifan jasmani maupun mental seseorang semakin tinggi. Sebaliknya
meskipun seseorang dikatakan belajar, namun jika keaktifan jasmaniah dan
mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara nyata
memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.

Cara belajar setiap siswa berbeda-beda disesuaikan dengan kemampuan


berfikir setiap anak. Menurut Hidayanti (2018:36), Cara belajar merupakan
satu cara atau strategi bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar
misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran,
aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka dan cara
mengikuti ujian. Kualitas cara belajarakan menentukan kualitas hasil belajar
yang diperoleh, cara belajar yang baikakan menyebabkan berhasilnya belajar
sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau
gagalnya belajar.

Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi


individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku terhadap hasil belajar
bersifat continiu, fungsional, positif, aktif, dan terarah. Proses perubahan
tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai kondisi berdasarkan penjelasan dari
para ahli pendidikan dan psikologi. Adapun pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode
penyampaian, strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu
lingkungan belajar. Kemudian, keberhasilan dalam proses belajar dan
pembelajaran dapat dilihat melalui tingkat keberhasilan dalam mencapai
tujuan pendidikan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat
dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Dengan demikian,
efektivitas sebuah proses belajar dan pembelajaran ditentukan oleh interaksi
diantara komponen-komponen tersebut.

B. Prestasi Belajar

Dimyati dan Mudjiono, (2002: 20) meyatakan bahwa belajar merupakan


suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam suatu proses internal
adalah yang meliputi unsur afektif, dalam matra afektif berkaitan dengan
sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial.
Sedangkan Sardiman A.M, (2011: 15) member gambaran tentang beberapa
prinsip dalam belajar yaitu:

1. Belajar berartimencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakandan alami kontruksi makna adalah proses
yang terus menerus
2. Belajar bukanlahkegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar
bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri
3. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia
fisik dan lingkungannya
4. Hasil belajar seseorang tergantung pada apayang telah diketahui, siswa
belajar, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan
bahan yang sedang dipelajari.

Suryabrata (2006: 60) mengatakan prestasi dapat didefinisikan sebagai


“nilai perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai
kemajuan/prestasi belajar siswa selama masa tertentu”. Prestasi belajar siswa
merupakan hasil belajar siswa yang telah dilakukan dalam jangka waktu
tertentu di lembaga pendidikan. Ditambahkan pula oleh Slameto (2003: 79)
menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan suatu perubahan yang dicapai
seseorang setelah mengikuti proses belajar. Prestasi belajar merupakan
masalah yang bersifat perennial (abadi) dalam sejarah manusia karena rentang
kehidupannya, manusia selalu mengejar prestasi sesuai dengan bidang dan
kemampuan masing-masing (Purwanto, 2003: 18).
Menurut Winkel prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat
dicapai. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa prestasi adalah suatu
hasil usaha yang diperoleh seseorang atas usaha yang dilakukan. Dalam
bahasa Inggris sendiri sebenarnya ada sebuahkata atau istilah lain yang lebih
menggambarkan prestasi dalam pengertian Indonesia atau sebagimana
digunakan dalam bahsa Indinesia yaitu kata achievement. Tetapi karena
kataitu berasal dari dari kata to achieve” yag berarti mencapai, kita lebih
sering menerjemahkanya menjadi pencapaian atau apa yang dicapai.

Menurut Tahir & Hidriyanti (2014:62), prestasi adalah suatu dorongan yang
ada pada setiap manusia untuk mencapai hasil kegiatannya atau hasil kerjanya
secara maksimal. Secara naluri setiap orang mempunyai kebutuhan untuk
mengerjakan atau melakukan kegiatannya lebih baik dari sebelumnya, dan bila
mungkin untuk lebih baik dari orang lain. Namun dalam realitanya, untuk
berprestasi atau mencapai hasil kegiatannya lebih baik dari sebelumnya atau
lebih baik dari orang lain itu tidak mudah, banyak kendalanya, justru kendala
yang dihadapi dalam mencapai prestasi inilah yang mendorongnya untuk
berusaha mengatasinya serta memelihara semangat kerja yang tinggi dan
bersaing mengungguli orang lain. Oleh sebab itu maka motif berprestasi
adalah sebagai pendorong untuk sukses dalam situasi kompetisi yang
didasarkan pada ukuran keunggulan dibanding dengan standar ataupun orang
lain.

Berdasarkan kajian teori di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar


merupakan hasil belajar seseorang yang diperoleh dari suatu proses
pembelajaran dan hasil belajar yang diperolehnya merupakan hasil dari
evaluasi atau penilaian yang dilakukan oleh guru kepada siswanya. Penilaian
tersebut diinterprestasikan dalam bentuk nilai. Maka jelaslah bahwa prestasi
belajar itu adalah hasil maksimal yang diperoleh siswa dalam jangka waktu
tertentu setelah mengikuti berbagai program latihan dan program pengajaran
yang telah disusun dan direncanakan sedemikian rupa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis, karena menurut


Nazir (1983: 38) bahwa penelitian deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta
dengan interpretasi yang tepat, termasuk studi melukiskan secara akurat sifat dari
beberapa fenomena, kelompok atau individu. Dalam penelitian ini pada dasarnya
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar hubungan
variabel bebas terhadap variabel terikat, terdapat dua variabel dalam penelitian ini
yaitu (X) cara belajar yang baik, dan prestasi belajar siswa (Y).

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas Obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2013). Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, karena
mempunyai keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi yang mewakili.
DAFTAR PUSTAKA
Djaali, 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Hidayanti Y. 2018. Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswakelas
Xii Jurusan Pemasaran Pada Mata Diklatmelaksanakan Proses Administrasi
Transaksi Di Smktaman Siswa Sumpiuh Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal
Oikonomia. Volume 2 Nomor 1. 36-41.
Pane A, Dasopang M D. 2017. Belajar Dan Pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-
ilmu Keislaman. Vol. 03 No. 2. 333:352.
Tahir A, Hidriyanti B. 2014. Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pondok PesantrenMadrasah Aliyah Al-Utrujiyyah Kota Karang.
Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol 1. No 2. 55:66.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai