Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam merupakan Pendidikan berwawasan kemasyarakatan serta mengarah
kepada, dengan pembelajaran PKN siswa dapat mengenal dan memahami Tuntunan berkewarganegaraan
dan bermasyarakat dalam kehidupan. Guru dapat menjelaskan serta memberikan contoh gambaran yang
ada di sekitar lingkungan siswa terkait pendidikan kemasyarakatan dalam keseharian dan kemasyarakatan
dan, juga guru menampilkan media pembelajaran seperti gambar ataupun gambaran sehingga dapat
dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dalam hal ini guru bisa menggunakan model pembelajaran baik
peran sesama teman sekelas ataupun media visual sekarang ini untuk mengaktifkan dan menarik minat
dan pemahaman siswa tentang pembelajaran PKN. Kemampuan guru menggunakan model pembelajaran
sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

Identifikasi Masalah
Keberhasilan belajar dalam ranah kognitif meliputi keberhasilan dalam berpikir (misalnya
mengingat, memahami, atau menerepkan materi pelajaran). Keberhasilan dalam ranah afektif
misalnya dapat dilihat dari besarnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran atau dari
keterlibatan siswa dalam diskusi dikelas. Keberhasilan ranah psikomotorik misalnya dapat
ditinjau dari keberhasilan siswa dalam bidang olahraga atau dalam pelajaran kesenian dan
keterampilan (Bloom 1956).
Terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. Siswa kurang memahami konsep pengambilan keputusan bersama
2. Siswa kurang terampil dalam berkomunikasi dengan teman sebaya
3. Pembelajaran kurang berhasil

Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, agar permasalahan tidak meluas maka penulis
membatasi masalah yaitu dengan pendekatan melalui metode bermain peran pada siswa kelas V
SDN 17 Betung. Dengan modifikasi pendekatan permainan diharapkan siswa lebih aktif dalam
mengikuti pembelajaran PKN pada materi tentang bentuk-bentuk keputusan bersama.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah yaitu: “Apakah
melalui metode bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar PKN materi tentang bentuk-
bentuk keputusan bersama pada kelas V SDN 17 Betung Kecamatan Betung”.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum, yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran PKN materi tentang bentuk-bentuk
keputusan bersama khususnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan tidak
cepat bosan mengikuti pembelajaran.
2. Tujuan Khusus, untuk mengetahui tingkat pemahaman pembelajaran PKN materi tentang
bentuk-bentuk keputusan bersama melalui metode bermain peran gambar.

Manfaat Penelitian
Secara Teoritis
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk mengubah perilaku siswa dalam pengetahuan,
pemahaman maupun ketrampilan dan sikap sebagai hasil dari pengalamannya (Anni, 2006: 2),
sehingga penelitian ini sangat bermanfaat memperkaya pengetahuan siswa khususnya
pembelajaran tentang bentuk-bentuk keputusan bersama dan dengan pendekatan melalui metode
bermain peran siswa tidak merasa bosan, siswa lebih aktif sehingga hasil pembelajaran
meningkat.

Secara Praktis
Sebagai informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam usaha meningkatkan
pembelajaran PKN materi tentang bentuk-bentuk keputusan bersama melalui metode bermain
peran gambar. Pihak-pihak tersebut khususnya bagi guru maupun siswa yang menjadi sasaran
utama.

Maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :


Bagi Guru
Dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan guru, selain itu dapat
mengembangkan kemampuan professional guru dan perbaikan pembelajaran yang
menghasilkan strategi atau teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru.
Bagi siswa
Dapat memberi pengaruh yang besar terhadap perkembangan kerangka belajar siswa,
karena hal itu akan memberikan pengalaman kepada siswa dan kegiatan pembelajaran bermakna
sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Bagi Sekolah
Dapat memberi sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah dan kualitas sekolah
sehingga akan memberikan citra yang baik bagi sekolah dimata masyarakat.

Sumber Pemecahan Masalah


Bentuk tindakan untuk memecahkan masalah penelitian ini adalah dengan penerapan
pembelajaran PKN materi tentang bentuk-bentuk keputusan bersama melului metode bermain
peran. Peneliti sekaligus berperan sebagai guru yang mengajar materi tersebut dalam dua siklus
penelitian tindakan kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Oleh
karena itu, setiap guru perlu memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid agar ia dapat
memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi para
siswa.
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli pendidikan, mereka
mengemukakan definisi belajar menurut pendapat mereka masing- masing. Slameto (2003:2)
mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Anni (2007:2) mengemukakan
bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap manusia dan ia
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting
didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi
manusia. Menurut Hudojo (2003:83) belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh
pengalaman baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku. Menurut Nasution (dalam
Aprilia, 2012:1) Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya
suatu tingkah laku sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau
munculnya perilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan
sementara karena suatu hal.
Menurut Fadillah (2013:1) belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian
manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Thursan (dalam Putra, 2013:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses
didalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan
kualitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya piker, dll. Menurut Gagne (dalam Hariyanto, 2010:1) belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang
keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau
latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat
naluriah.
Berdasarkan beberapa definisi tentang belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang
dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran
berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta didik
tidak ada perubahan dalam tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru
serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dikatakan bahwa belajarnya belum
sempurna.

Hasil Penelitia Belajar


Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah
kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses
belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam
himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan
puncak proses belajar (Dimyati, 2009:3).
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami
aktivitas belajar (Anni, 2000:50). Menurut Sugandi (2004:63) hasil belajar secara umum dapat
dipahami sebagai suatu penguasaan pengetahuan, pengetahuan antar ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditentukan dengan nilai yang diberikan oleh guru.
Sumoharjo (2011:1) menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri
individu yang belajar, bukan saja perubahan yang mengenai pengetahuan, tetapi juga kemampuan
untuk membentuk kecakapan dalam bersikap. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh
siswa setelah proses pembelajaran dalam waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan alat
evaluasi tertentu.
Sedangkan menurut Sudjana (2004:22) hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Winkel (dalam Sumoharjo 2011:1) meyatakan bahwa hasil belajar adalah bukti
keberhasilan dan usaha yang dilakuakan dan merupakan kecakapan yang diperoleh melalui
kegiatan pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan angka.
Berdasarkan taksonomi belajar Bloom (dalam Anonim, 2012:1) hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah (domain) yaitu :
1. Domain kognitif, mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan yang terdiri atas
enema macam kemampuan yang disusun secara hierarkis dari yang paling sederhana sampai
yang paling kompleks yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintetis, dan
penilaian.
2. Domain afektif, mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam menagalami dan
menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara
hierarkis yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai, dan
karakteristik diri.
3. Domain psikomotor, yaitu kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan
mengkoordinasikan gerakan yang terdiri dari gerakan reflex, gerakan dasar, kemampuan
perceptual, kemampuan jasmani, gerakan-gerakan terlatih, dan komunikasi nondiskursif.
Berdasarkan definisi hasil belajar menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari
kegiatan belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, afektif, dan
hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Hasil belajar tidak terlepas
dari konsep belajar karena objek dari hasil belajar adalah materi yang dibahas dalam proses
belajar.
Menurut Slameto (2003:54), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri, yang meliputi taraf
intelegensi, motivasi belajar perasaan sikap dan keadaan fisik.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar, yang meliputi
orang tua dan guru.
Sedangkan menurut Caroll (dalam Harminingsih, 2008:1), bahwa hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh lima faktor yaitu :
1. Bakat belajar
2. Waktu yang tersedia untuk belajar
3. Kemampuan individu
4. Kualitas pengajaran
5. Lingkungan
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan yang
dimiliki siswa tentang materi yang akan disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain
strategi pembelajaran yang digunakan guru didalam proses belajar mengajar. Sedangkan hasil
belajar dalam penelitian ini adalah perubahan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor yang dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam materi tentang bentuk-bentuk
keputusan bersama serta perilaku siswa selama proses pembelajaran.

Pembelajaran PKn di SD
PKn merupakan mata pelajaran di sekolah yang perlu menyesuaikan diri sejalan dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah. Hal ini merupakan fungsi PKn sebagai
pembangun karakter bangsa ( nasional character building ) yang sejak proklamasi kemerdekaan
RI telah mendapat prioritas, yang perlu direvitalisasi agar sesuai dengan arah dan pesan
konstitusi Negara RI. Untuk itu pembentukan karakter anak yang kuat perlu penguasaan
Pembelajaran Kewarganegaraan sejak dini.
Mata pelajaran PKn perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar
karena PKn memiliki tugas pokok sebagai berikut :
a. Mengembangkan kecerdasan warga negara.
b. Membina tanggungjawab warga negara.
c. Mendorong partisipasi warga negara.
Kecerdasan warga negara yang dikembangkan untuk membentuk warga negara yang baik
bukan hanya dalam dimensi rasional melainkan juga dimensi spiritual, emosional, dan sosial
sehingga PKn memiliki ciri multidimensional. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan untuk mengolah dan memanfaatkan informasi serta peka terhadap
keadaan yang selalu berubah / tidak pasti.
Menurut hasil penelitian Cogan (1998), ada delapan karakter yang dapat dibentuk melalui
belajar PKn yaitu sebagai berikut :
1) Kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai warga masyarakat di sekitar.
2) Kemampuan bekerjasama dengan orang lain dan memikul tanggungjawab atas peran atau
kewajibannya dalam masyarakat.
3) Kemampuan untuk memahami, menerima, dan menghormati perbedaan – perbedaan
pendapat.
4) Kemampuan berfikir kritis dan sistematis.
5) Kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan.
6) Memiliki kemampuan untuk bergaya hidup sederhana.
7) Memiliki kepekaan terhadap lingkungan dan mempertahankan hak–haknya dalam
masyarakat.
8) Memiliki kemauan dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian fungsi pembelajaran PKn tidak hanya sekadar memberi pengetahuan
tentang pendidikan kewarganegaraan saja, tetapi juga dimaksudkan untuk mengembangkan
sikap-sikap tertentu mengenai hal–hal yang timbul disekitar dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
menjalankan akitifitas belajar (Anni : 2004 :4) Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang
relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan
lingkungannya (Hamzah : 2007 :213) Hasil berlajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang
telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut.
Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara
komperhensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku. Aspek perilaku keseluruhan dari
tujuan pembelajaran menurut Benyamin Bloom (1956) yang menunjukkan gambar hasil belajar,
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Romizoswki (1982) menyebutkan dalam
skema kemampuan yang dapat menunjukkan hasil belajar yaitu :
1. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan
masalah dan berpikir logis.
2. Keterampilan psikomotorik berkaitan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self kontrol.
3. Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan.
Gagne (1979) menyebutkan ada lima tipe belajar yang dapat dicapai oleh siswa yaitu :
motor skills, verbal information, intelektual skills, attitudes, dan conigtive strategies.
Berdasarkan pengertian hasil belajar dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Dengan kata
lain apabila pembelajatr mempelajari tentang konsep maka perubahan perilaku yang diperoleh
berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi
keputusan bersama untuk mencapai hasil yang memuaskan diperlukan aktifitas siswa yaitu
dengan melakukan aktifitas langsung dalam mengambil keputusan bersama. Melalui aktivitas
tersebut siswa dapat berinteraksi langsung dengan siswa yang lain dalam mengambil suatu
kesimpulan dengan benar.

Pengertian Pembelajaran Kooperatif


Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil ketika siswa
bekerjasama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota lainnya.
Kegiatan kooperatif dapat dikatakan eksis apabila dua orang atau lebih bekerja bersama untuk
mencapai tujuan yang sama.
Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah, di rumah maupun di masyarakat bertujuan
membantu dan membimbing anak dalam pertumbuhan dan perkembangan agar menjadi manusia
yang sanggu p menghadapi masalah – masalah dalam hidup sebagai orang dewasa. Oleh sebab
itu anak merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan materi
pelayanan dan memilih pengalaman belajar yang sesuai modalitasnya. (Grinder 1991: 1.38).
Menurut Bruner belajar bermakna dan memiliki struktur informasi yang kuat, siswa harus
dituntut aktif mengidentifikasi prinsip- prinsip kunci yang ditemukan sendiri, bukan hanya
sekedar menerima penjelasan dari guru saja (Gagne/ Bretliner 319 – 320 ).
Didalam proses pembelajaran, guru perlu menggunakan metode mengajar yang bervariasi,
sebab mungkin siswa yang kita ajar memiliki tipe belajar yang berbeda. Siswa yang memiliki
tipe auditif akan lebih mudah belajar melalui pendengaran, siswa yang memiliki tipe belajar
visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan, sedangkan siswa yang memiliki tipe balajar
motorik akan lebih mudah belajar melalui perbuatan.
Metode Bermain Peran
Pengertian Bermain Peran
Metode bermain peran adalah berperan atau memainkan peran dalam dramatisir masalah-
masalah sosial atau psikologis.
Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang digunakan untuk
menjelaskan perasaan sikap, tingkah laku, dan nilai dengan lingkungannya (Hamzah; 2007:213).
Udin Saripudin (1997) menyatakan bahwa bermain peran atau role playing berarti
memainkan satu peran tertentu sehingga yang bermain harus mampu berbuat (berbicara dan
bertindak) seperti peran yang dimainkannya. Metode bermain peran adalah berperan atau
mamainkan peranan dalam dramatisir masalah social atau psikologis.
Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang di gunakan untuk
menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku, dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan,
sudut pandang dan cara berfikir orang lain ( Depdikbud, 1964 : 171 ).
Melalui metode bermain peran siswa diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi,
dengan bantuan kelompok social yang anggotanya teman – temannya sendiri. Dengan kata lain
metode ini berupaya membantu individu melalui proses kelompok sosial.
Melalui bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalah – masalah hubungan
antara manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya didiskusikan dalam kelas.
Tujuan Penggunaan Bermain Peran
Tujuan dari penggunaan metode bermain peran adalah sebagai berikut :
a. Untuk motivasi siswa.
b. Untuk menarik minat dan perhatian siswa.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi situasi dimana mereka
mengalami emosi, perbedaan pendapat, dan permasalahan dalam lingkungan kehidupan sosial
anak.
d. Menarik siswa untuk bertanya.
e. Mengembangkan kemampuan komunikasi siswa.
f. Melatih siswa untuk berperan aktif dalam kehidupan nyata.
Penggunaan Model Bermain peran dalam mata pelajaran PKn
Model ini mencoba membantu indivisu untuk menemukan makna pribadi dalan dunia
sosial dan memecahkan dilemma-dilema dengan bantuan kelompok sosial. Dalam hal ini
memungkinkan individu untuk bekerjasama untuk menganalisis situasi sosial terutama
permasalahan interpersonal dalam mengembangkan cara-cara yang demokratis untuk
menghadapi situasi tersebut.
Dalam model mengajar bermain peran, sebagian siswa adalah pemain peran yang lainnya
mengamati. Seseorang meletakkan dirinya pada posisi orang lain yang juga bermain peran. Bila
empati, simpati, kemarahan, dan kasih sayang serta apeksi dilakukan dalam berinteraksi, berarti
bermain peran dapat dilaksanakan dengan baik / berhasil.
Hal penting dalam model mengajar bermain peran adalah keterlibatan siswa untuk
berpartisipasi dalam situasi atau masalah nyata serta adanya keinginan untuk mengatasi suatu
masalah bersama.
Berdasarkan hasil pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu
apabila pembelajar mempelajari tentang konsep maka perubahan perilaku yang diperoleh berupa
penyesuaian konsep.
Dalam pembelajaran PKn pada materi tentang menghargai dan mentaati keputusan
bersama, untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan diperlukan aktivitas siswa yaitu
melakukan aktivitas langsung dalam mengambil keputusan bersama. Melalui aktivitas tersebut
siswa dapat berinteraksi dengan siswa yang lain dalam mengambil suatu kesimpulan dengan
benar.
Untuk memahami fungsi penelitian pendidikn dalam dimensi teori maupun praktek
sebenarnya dapat dipermudah jika kita mengkaji fungsi dan jenis-jenis atau tipe penelitian secara
umum (Mc Millan dan Schumache : 1983). Mereka mengklasifikasikan tiga tipe penelitian
yaitu : dasar, terapan, dan evaluasi.
Manfaat penelitian pendidikan dilapangan, menurut Borg and Gall (1993), tercermin dalam
dua bentuk menurut kontribusi yang masing-masing adalah :
1. Kontribusi terhadap ilmu pendidikan itu sendiri
2. Kontribusi dalam bentuk dampak dari ilmu pendidikan tersebut dalam bentuk praktek-praktek
pendidikan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tindakan kelas menurut
Mansur (2009;9). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran dikelas secara propesional. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu
penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Jean Monif (dalam
Mahardika, 2008:1) desain penelitian tindakan terdiri dari beberapa bentuk desain yang disusun
oleh para ahli.

Obyek Penelitian
Sumber-sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa yaitu untuk
mendapat data tentang bermain peran dengan penerapan pembelajaran pada siswa kelas V SDN
17 Betung Tahun Pelajaran 2021/2022.

Subyek Penelitian
Subyek Penelitian adalah pihak-pihak yang dilibatkan sebagai sasaran. Subyek penelitian
ini adalah siswa kelas V SDN 17 Betung Tahun Pelajaran 2021/2022 sebanyak 21 siswa.

Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada November 2021. Pembelajaran
sikus I diaksanakan pada tanggal 11 November 2021 sedangkan sikus II dilaksanakan pada
tanggal 18 November 2021. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini ada beberapa sikus untuk
melihat peningkatan hasil belajar PKN materi tentang bentuk-bentuk keputusan bersama melalui
metode bermain peran.

Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian di SDN 17 Betung, Jln. Palembang-Jambi Km. 73 D2 Desa Bukit
Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin Penelitian ini ditujukan untuk siswa kelas V (Lima)
SDN 17 Betung yang berjumlah 21 siswa.
Prosedur Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur penelitian ini
meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Survey Awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau kelas yang akan
dijadikan tempat penelitian tindakan kelas. Meninjau sejauh mana pelaksanaan pembelajaran
permainan sasaran petak berangka diterapkan di sekolah dengan bantuan observer.
2. Tahap Seleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menentukan obyek penelitian, menyiapkan
metode dan instrument penelitian serta evaluasi.
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang terdiri dari kepuasan siswa terhadap proses
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan keaktifan siswa.
4. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif komperatif. Karena data yang
terkumpul berupa uraian deskriptif tentang perkembangan belajar serta hasil tes permainan
sasaran petak berangka yang kemudian membandingkan data yang dianalisis dengan
membandingkan data yang diperoleh dari semua siklus.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari mulai survey awal
hingga menganalisa data yang dilakukan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini menggunakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa
penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah satu
putaran siklus, komponen tersebut yaitu:
Pra Siklus
Perencanaan
Pada tahap awal perencanan pembelajaran disusun dengan tujuan meningkatkan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan cara menggunakan metode demonstrasi.
Kegiatan yang dilakukan pada tiap tahap perencanaan antara lain adalah :
1. Membuat rencana pembelajaran, dengan materi pokok menghargai dan mentaati
keputusan bersama
2. Menyiapkan alat peraga atau media untuk bahan pembelajaran.
3. Menyiapkan lembar observasi.
4. Menyiapkan alat evaluasi.
Peneliti menyiapkan catatan untuk mendata siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan
perbaikan pada setiap siklusnya. Pada pembelajaran pra siklus ini peneliti dibantu oleh teman-
teman sejawat.
Pelaksanan
Kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada pra siklus ini dilakukan dalam
1 kali pertemuan yaitu pada tanggal 11 November 2021 dan dengan materi bentuk-bentuk
keputusan bersama, kegiatannya antara lain :
1. Memotivasi siswa agar aktif dalam menjawab pertanyaan
2. Memberi penjelasan tentang materi pembelajaran denganmemberikan catatan poin – poin
penting dalam materi.
3. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang disebar untuk semua siswa.
4. Menanggapi atau menjawab pertanyaan siswa .
5. Melakukan observasi terhadap aktifitas belajar siswa.
6. Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa.
Observasi
Pada tahap pelaksanaan pengamatan yang dilakukan oleh kepala sekolah Astuti Nensih,
S.Pd,SD dengan menggunakan lembar observasi dan hasil observasi tertera dalam lampiran.
Pengamatan difokuskan kepada siswa agar aktif dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan guru
untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
Refleksi
Setelah melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran awal, guru
tersebut mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan
saat berlangsungnya proses pembelajaran. Karena dirasa masih banyak kekurangan dan
hambatan yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah, maka guru mengadakan perbaikan
pembelajaran ke siklus I.

Siklus I
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Secara lebih rinci diuraikan sebagai berikut.
Perencanaan
Perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan berdasarkan hasil refleksi terhadap
pembelajaran awal mata pelajaran PKn di kelas V materi tentang bentuk-bentuk keputusan
bersama. Berdasarkan pengamatan, guru kecewa pada hasil evaluasi dari analisis nilai ditemukan
bahwa dari 18 siswa hanya 4 siswa 22% yang memperoleh nilai 75 ke atas. Sedangkan 14 siswa
yang lain 77 % mendapat nilai dibawah 75.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaannya adalah sebagai berikut:
1. Guru menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I.
2. Guru menyiapkan sumber bahan dan media yang akan digunakan saat pelaksanaan
perbaikan silklus I.
3. Guru menyiapkan lembar kerja siswa.
4. Guru menyiapkan alat evaluasi berupa butiran soal tes formatif.
5. Guru menyiapkan lembar observasi
6. Menyiapkan APKG
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan 35 menit dalam proses pembelajaran mata
pelajaran PKn kelas V SD Negeri 17 Betung. Dengan menggunakan instrument penelitian,
supervisor 2 melakukan pengamatan terhadap tingkah laku guru dalam menyampaikan materi
melalui metode bermain peran. Tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan
seperti langkah – langkah di bawah ini :
1. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan soal “Apa yang kalian ketahui
tentang Keputusan Bersama ?”
2. Guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran.
3. Siswa melakukan kegiatan mengambil keputusan bersama / musyawarah bersama
kelompok dalam pemilihan ketua kelas.
4. Siswa melakukan bermain peran dengan dipandu oleh guru.
5. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
6. Siswa mengerjakan tes formatif.
7. Guru mengoreksi hasil tes formatif.
8. Guru memberikan tindak lanjut berupa soal perbaikan dan pengayaan dalam bentuk
pekerjaan rumah.
Observasi
Pengamatan dilakukan oleh kepala sekolah Astuti Nensih S.Pd,SD, menggunakan lembar
observasi yang berisi kegiatan guru, peserta didik, dan interaksi pembelajaran beserta indikator –
indikatornya. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki
oleh guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Adakah peningkatan dibanding pra
siklus / rencana pembelajaran awal. Sehingga dapat menjadi masukan dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar berikutnya. Pengamatan didasarkan juga pada bentuk soal .
Refleksi
Setelah melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran siklus I, guru
tersebut mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan
saat berlangsungnya proses pembelajaran. Ternyata hasil belajar siswa masih belum memuaskan
walaupun sudah ada peningkatan sedikit dan dirasa masih ada kekurangan dan hambatan yang
menyebabkan hasil belajar siswa rendah maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran pada
siklus II.
Siklus II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Secara lebih rinci diuraikan sebagai berikut.
Perencanaan
Perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan
pembelajaran siklus I mata pelajaran PKn di kelas V materi Menghargai dan Mentaati Keputusan
Bersama. Berdasarkan pengamatan, guru belum puas pada hasil evaluasi dari analisis nilai
ditemukan bahwa dari 18 siswa yang mendapat nilai 75 atau lebih hanya 10 siswa 55%
sedangkan yang 8 siswa 44% mendapat nilai di bawah 75.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaannya adalah sebagai berikut.
1. Guru menyiapkan sumber bahan dan media yang akan digunakan saat pelaksanaan
perbaikan siklus II.
2. Guru menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II.
3. Guru menyusun sekenario bermain peran.
4. Guru menyusun alat evaluasi berupa butir soal tes formatif.
5. Guru menyusun lembar observasi
6. Menyiapkan APKG
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran awal dilakukan selama 35 menit dalam proses pembelajaran
mata pelajaran PKn kelas V SD Negeri 17 Betung. Dengan menggunakan instrument penelitian,
Supervisor II melakukan pengamatan terhadap tingkah laku guru dalam menyampaikan materi
melalui metode bermain peran. Tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II
dilaksanakan seperti langkah – langkah di bawah ini.
1. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan soal “sebutkan macam-macam
bentuk keputusan bersama?”
2. Guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran
3. Memajang media dipapan tulis
4. Menjelaskan materi tentang menerima dan mematuhi keputusan bersama
5. Siswa membentuk kelompok untuk bermain peran
6. Bermain peran dengan tugasnya masing-masing
7. Siswa mempraktikan kegiatan pemilihan ketua kelas melalui metode bermain peran
8. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
9. Siswa mengerjakan tes formatif
10. Guru mengoreksi hasil tes formatif
11. Guru menyampaikan pesan agar siswa lebih giat belajar kembali.
Observasi
Pengamatan dilakukan oleh Kepala Sekolah, Astuti Nensih S.Pd,SD, menggunakan lembar
observasi yang diisi kegiatan guru, peserta didik, dan interaksi pembelajaran beserta indikator –
indikatornya. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki
oleh guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Adakah peningkatan dibandingkan
siklus I. sehingga dapat menjadi masukan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar
berikutnya.
Refleksi
Setelah melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran siklus II,
guru tersebut mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala, hambatan, dan
kelebihan saat berlangsungnya proses pembelajaran. Ternyata hasil belajar siswa sudah cukup
memuaskan yaitu ada 17 siswa 94% telah memperoleh nilai 75 atau lebih. Dengan
mempertimbangkan hal itu, maka perbaikan pembelajaran tidak memerlukan siklus III. Ini
berarti PTK untuk pelajaran PKn telah selesai dilaksanakan.

Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya mengelola data atau menganalisis data,
hal ini dimaksudkan mengetahui kemampuan siswa SD Negeri 17 Betung dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan.
1. Analisis Data Tes
Data hasil belajar dengan menggun akan lembar jawaban siswa, dianalisis untuk melihat daya
serap setelah diterapkan strategi bermain peran pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data tes hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini adalah :
a. Memberikan skor hasil jawaban sesuai dengan skor hasil jawaban berdasarkan patokan
yang telah ditentukan.
b. Membuat analisis hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Setelah diperlukan rata-rata hasil belajar siswa selanjutnya dipesentasikan pada tabel di
bawah ini :
2. Analisis Data Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana keaktifan siswa selama proses penerapan
strategi bermain peran berlangsung. Data observasi dalam penelitian ini berupa data kualitatif
yang ditransformasikan menjadi data kuantitatif agar memudahkan dakam menganalisis. Data
tersebut dianalisis dengan menggunakan metode deskriftif kuantitatif. Caranya adalah
menghitung frekuensi deskriptor dari masing-masing indikator.
Langkah-langkah analisis data observasi :
1. Mengisi lembaran observasi berdasarkan pengamatan langsung selama proses
pembelajaran
2. Memberi skor
3. Menghitung data yang terkumpul.
1. Data ditabulasikan.
2. Menghitung jumlah hasil tiap siswa sesui dengan bobot nilai yang ditentukan

Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data digunakan peneliti untuk mencapai kondisi akhir atau target
yang diharapkan didasarkan pada pengalaman yang lalu dan hasil yang diperoleh pada saat
melakukan tindakan adapun instrumen yang digunakan dalam peneliti adalah: Dokumen daftar
nilai, pedoman lembar observasi praktek siswa dan lembar observasi keaktifan siswa.

Dokumen Daftar Nilai


Instrumen ini berupa data dari hasil belajar yang akan diperbaiki atau di tingkatkan data ini
digunakan sebagai pembanding dari hasil belajar yang lalu dengan hasil belajar dalam penelitian.
Kriteria ketuntasan mata pelajaran penjasorkes di SDN 17 Betung ada dua kategori yaitu :
1. Nilai ≥ 75= Kualifikasi Tuntas
2. Nilai ≤ 75= Kualifikasi Tidak tuntas
(Sumber : KKM SDN 17 Betung Tahun Pelajaran 2021/2022)
Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa
Instrumen ini berupa lembar pengamatan klasikal untuk mengetahui persentase keaktifan
siswa selama proses belajar.
Analisis Data
Data yang terkumpul, setelah dikelompokkan dianalisis untuk mencapai tujuan penelitian.
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif komperatif dengan menggunakan prosentase.
Deskriptif komperatif adalah analisis dengan cara membandingkan data dari kondisi awal dengan
kondisi akhir. Dalam penelitian ini penelitian akan menganalisis data dengan membandingkan
data yang diperoleh dari kondisi awal, Siklus I dan II.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD Negeri 17 Betung


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan ( Pkn )
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama
II. Kompetensi Dasar
4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama
III. Indikator
 Kognitif
Produk:
1. Menjelaskan pengertian keputusan bersama
Proses:
1. Menuliskan bentuk-bentuk keputusan bersama
2. Menuliskan cara pengambilan keputusan bersama
 Afektif
Karakter:
1. Teliti, jujur dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas.
Keterampilan Sosial:
1. Aktif dalam menyumbangkan ide atau berpendapat untuk mengerjakan tugas
IV. Tujuan Pembelajaran
 Kognitif
Produk:
1. Melalui penjelasan siswa dapat Menjelaskan pengertian dari keputusan bersama
Proses:
1. Melalui buku siswa dapat menuliskan bentuk-bentuk keputusan bersama
2. Melalui buku siswa dapat menuliskan cara pengambilan keputusan bersama
 Afektif
Karakter:
1. Secara Berkelompok siswa teliti, jujur dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas.
Keterampilan Sosial:
1. individu siswa aktif dalam menyumbangkan idea tau berpendapat untuk mengerjakan tugas.
V. Materi
Bentuk-bentuk keputusan bersama
VI. Model dan Metode Pembelajaran
 Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
 Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Tanya jawab
 Penugasan
 Kerja kelompok
VII. Sumber/Media Pembelajaran
 Sumber
 KTSP 2006
 Pendidikan kewarganegaraan. Kelas V, Pengarang Najib Sulhan dan Yamini Penerbit.
Depdiknas. Hal 105-111
 Pendidikan Kewarganegaraan. Kelas V, Pengarang. Ikhwan Sapto Darmono dan Sudarsih.
Penerbit. Penerbit. Depdiknas. Hal. 97-103
 Media
 Gambar
VIII. Proses Belajar Mengajar atau Skenario Pembelajaran
A. Pendahuluan (10 Menit)
3. Mengecek kesiapan belajar siswa, ruang
kelas, berdoa dan menyiapkan media yang akan
digunakan dalam pembelajaran
4. Bertanya jawab tentang pesiden dan wakil
presiden
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai

B. Inti (50 Menit)


Kegiatan Waktu
1. Menjelaskan materi pembelajaran
2. Menunjuk dua orang siswa untuk menuliskan
dua bentuk-bentuk keputusan bersama
3. Menampilkan media pembelajaran
4. Melalui media siswa dapat menuliskan cara
pengambilan keputusan bersama
5. Bertanya jawab kepada siswa tentang hal-hal
yang belum mereka mengerti
6. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok
secara heterogen
7. Membagikan tugas kepada tiap-tiap kelompok
untuk di kerjakan
8. Perwakilan kelompok maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
9. Siswa di berikan evaluasi tertulis.
C. Penutup (10 Menit)
Kegiatan Waktu
1. Siswa menyimpulkan materi pelajaran di
bimbing oleh guru
2. Memberikan motivasi kepada siswa
3. Menutup pelajaran

2. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Ter tertulis
2. Bentuk Instrumen : Esay
3. Instrument : Terlampir

4. Kunci Jawaban : Terlampir


5. Pedoman Penskoran : Terlampir

Mengetahui Bukit, 23 November 2021


Kepala Sekolah, Mahasiswa

Astuti Nensih, S.Pd.SD. Fidyan Oktavia Siregar


NIP 196708201988042003 NIM 856743582

Anda mungkin juga menyukai