Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN EFIKASI DIRI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

KELAS UNGGULAN 1 WUSTHO PUTRA MADRASAH DINIYAH AL-


AMIRIYYAH BLOKAGUNG BANYUWANGI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori-Teori BK


Dosen Pengampu : Nur Khafifah, S.Ag,M.Sos

Oleh :
Achmad Hafirrudin 2012211034

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
BLOKAGUNG BANYUWANGI
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus
dipenuhi sepanjang hayat agar kelompok manusia dapat hidup berkembang, maju, dan
sejahtera. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia dan berlangsung
sepanjang hayat. Sejak kelahirannya ke dunia, anak memiliki kebutuhan untuk
memperoleh pendidikan. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia agar
berakhlak mulia, memiliki watak yang baik, dan dapat melakukan aktivitas sosial di
dalam masyarakat tempat mereka berada.
Siswa sebagai makhluk yang belum dewasa harus ditolong, dibantu, dibimbing,
dilatih, serta diarahkan agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal terutama
dalam meningkatkan efikasi dirinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
melalui pendidikan formal di sekolah. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung
jawab.
Pelaksanaan pendidikan dapat menunjang keberhasilan bangsa dan negara dalam
berbagai bidang kehidupan manusia. Pada umumnya, pelaksanaan pendidikan berada
pada suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan,
dimana semuanya berkaitan pada suatu sistem pendidikan yang integral. Keberhasilan
pendidikan dalam proses pembelajaran tergantung pada kemampuan guru mengolah
pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar.
Rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh kurang efektifnya proses pembelajaran.
Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru, maupun sarana dan prasarana yang kurang
memadai, minat, motivasi siswa yang rendah, serta kurangnya kemampuan siswa dalam
belajar akan menyebabkan pembelajaran kurang efektif.
Peningkatan kemampuan siswa dalam belajar dapat dilakukan melalui bimbingan
konseling baik secara individu maupun kelompok. Kegiatan membimbing sangat
menentukan arah perkembangan siswa di sekolah, baik perkembangan pada prestasi
akademik maupun non-akademik, serta perilaku-perilaku sosial lainnya. Hal-hal
tersebut tentu terjadi dalam kegiatan pendidikan yang direalisasikan melalui kegiatan
pembelajaran dan bimbingan. Kegiatan mengajar dan membimbing merupakan kegiatan
yang terpadu dengan harapan agar siswa dapat belajar secara optimal dengan tujuan
meningkatkan efikasi diri.
“Efikasi diri memberi ketahanan dan kekuatan bagi siswa dalam menghadapi situasi
sulit di sekolah, sikap yang tidak lekas bosan, pantang menyerah dan tidak lama-lama
menyelesaikan suatu masalah dan tugas di sekolah merupakan ciri siswa yang memiliki
efikasi diri yang tinggi. Siswa yang berefikasi diri tinggi dipercayai mampu dan
sanggup menguasai berbagai tugas pelajaran yang diberikan, dan mampu meregulasi
cara belajar mereka sendiri sehingga kesuksesan di dalam bidang akademik sangat
mungkin untuk dapat dicapai” (Schunk dan Pajares, 2005:343). Dengan adanya efikasi
diri pada siswa, maka akan membantu seseorang dalam menentukan pilihan dan usaha
untuk maju, kegigihan dan ketekunan yang ditunjukkan dalam menghadapi kesulitan,
dan derajat kecemasan atau tingkat ketenangan yang dialami saat individu
mempertahankan tugas-tugas dalam kehidupan seseorang.
Istilah motivasi juga berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau
berbuat. Motivasi tidak dapat diinterprestasi dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan,
dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu ingkah laku tertentu. Oleh karena
itu motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memenuhi. Belajar adalah
perubahan tingkah laku secara relative permanen secara potensial terjadi sebagai hasil
dari praktik atau penguatan (reinforcement practice) yang dilandasi oleh tujuan untuk
mencapai tujuan tertentu (dalam Uno, 2008) motivasi belajar adalah dorongan internal
dan eksternsal ada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar indikator
motivasi belajar dalam klasifikasi sebagai berikut : 1) Adanya Hasrat dan keinginan
berhasil. 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) Adanya harapan dan cita
– cita masa depan , 4) Adanya penghargaan dalam belajar, 5) Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar. Ada juga indikator lain agar memperkuat motivasi belajar siswa
antara lain: 1) Ketekunan dalam belajar, 2) Keuletan dalam belajar, 3) Adanya
penerimaan terhadap pelajaran, 4) Kesengan belajar secara mandiri, 5) Rajin dan penuh
semangat, 6) Keberanian dalam mempertahankan pendapat, 7) Kesukaan dalam
mengerjakan tugas soal-soal latihan.
Berdasarkan pendapat Uno (2008) tersebut bahwa adanya harapan dan cita-cita
masa depan, merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam belajar, maka dalam hal ini guru dapat menentukan nilai ulangan yang
dapat memberikan tolak ukur hasil pembelajaran siswa dalam 1 tahun (2 semester).
Sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar dalam menghadapi ulangan semesteran
agar dapat naik kelas dengan nilai yang baik.
Madrasah Diniyah Al-Amiriyyah merupakan sebuah lembaga pendidikan
berbasis agamis di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi yang berdiri
sejak tahun 1951 M yang dididirikan oleh Kh. Mukhtar Syafaat Abdul Gofur.
Pendidikan ini di tempuh dengan jarak waktu delapan tahun dengan perincian empat
tahun di tingkat Ula (setara SD/MI), dua tahun di tingkat Wustho (setara SLTP) dan dua
tahun di tingkat Ulya (setara SLTA). Ilmu-ilmu yang di pelajari di sini di ambil dari
kutubus salaf atau kitab-kitab Ulama’ terdahulu yang sering di kenal dengan kitab
kuning. Berbagai macam fan ilmu di pelajari disini seperti halnya ilmu tajwid, fiqh,
nahwu, shorof, balaghoh. manthiq, ushul fiqh, arudl, falak dan lain sebagainya.
Pendidikan di Madrasah Diniyah Al-Amiriyyah tambah tahun semakin
berkembang pesat di karenakan santri yang masuk pesantren selalu bertambah dan
mendorong visi misi madrasah untuk mencetak generasi yang unggul di bidang agamis.
Pada tahun 2018 tepat saat pembukaan ajaran baru Madrasah Diniyah Al-Amiriyyah
meresmikan program kelas unggulan di tingkat wustho, tujuannya untuk
mengumpulkan siswa madrasah yang memiliki kemampuan mahir dalam membaca
kitab kuning dan musyawarah fiqh untuk diarahkan ke jenjang yang lebih unggul untuk
mendalami.
Program unggulan di Madrasah Al-Amiriyah kini sudah bertambah, mulai dari
kelas tiga tingkat Ula sampai dua tingkat Ulya dan ini adalah wujud dari suksesnya
program tersebut. Adanya sebuah doktrin dalam pembelajaran disini membuahkan hasil
untuk memotivasi siswa untuk belajar dan hafalan secara kosisten agar mampu
menggapai apa yang dicita-citakan. Oleh karnanya peneliti tertarik untuk mengetahui
lebih dalam pada fenomena tersebut.
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan secara konsisten bahwa
keyakinan-keyakinan tersebut memberikan kontribusi secara signifikan terhadap
motivasi dan pencapaian seseorang (Yufita & Budiarto, 2006). Motivasi yang baik
dalam belajar akan menujukkan efikasi diri yang baik dan menjukkan hasil yang baik
pula. Dengan kata lain, dengan adanya usaha, keyakinan, kemampuan, terutama didasari
oleh motivasi maka siswa akan belajar dengan tekun dan menghasilkan hasil dan tujuan
tercapai. Intensisasi motivasi siswa akan menentukan tingkat pencapaian tujuan hasil
belajar yang memuaskan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
yang diajukan adalah apakah ada hubungan antara efikasi diri dengan motivasi belajar
sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: HUBUNGAN
EFIKASI DIRI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS UNGGULAN 1
WUSTHO PUTRA MADRASAH DINIYAH AL-AMIRIYYAH BLOKAGUNG
BANYUWANGI

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana proses Hubungan Efikasi Diri Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas
Unggulan 1 Wustho Putra Madrasah Diniyah Al-Amiriyyah Blokagung Banyuwangi?

C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan motivasi belajar pada siswa.
2. Mengetahui peran efikasi diri terhadap motivasi belajar pada siswa.
3. Mengetahui tingkat motivasi belajar dan tingkat efikasi diri pada siswa.

D. MANFAAT PENELITIAN
1) Teoritis; Diharapkan dengan penelitian ini, dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk memberikan bimbingan peningkatan efikasi diri dengan motivasi belajar
siswa dalam hal bimbingan belajar.
2) Praktis; Diharapkan dengan penelitian ini dapat diadikan sebagai bahan
introspeksi dalam meningkatkan motivasi belajar pada siswa melalui efikasi
dalam dirinya.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

1) Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (Y) dari penelitian ini adalah Hubungan Efikasi Diri.
b. Variabel Terikat (X) dari penelitian ini adalah Motivasi Belajar Siswa
Unggulan Kelas 1 Wustho Putra Madrasah Diniyah Al-Amiriyyah
Blokagung Banyuwangi.

2) Indikator Variabel
a. Efikasi diri
b. Motivasi belajar

F. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional dari efikasi diri adalah keyakinan akan kemampuan diri
seseorang dalam mengorganisasikan dan melakukan serangkaian tindakan dengan
menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Efikasi diri diukur dengan skala efikasi diri yang disusun berdasarkan aspek-aspek
efikasi yang dikemukakan oleh Bandura yaitu, level, generality dan strength.

Definisi operasional motivasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu keadaan
yang mendorong perilaku belajar siswa untuk mencapai tujuan tertentu.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan adalah garis besar isi Skripsi yang terdiri dari bab dan sub
bab yang mencerminkan satu kesatuan secara integral dan urgen.
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan penelitian
d. Manfaat Penelitian
e. Ruang lingkup penelitian
f. Definisi operasional
g. Sistematika penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
a. Penelitian Terdahulu
b. Kajian Teori
c. Kerangka konseptual
d. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
a. Jenis penelitian
b. Populasi dan sampel
c. Teknik pengumpulan data
d. Instrumen penelitian
e. Analisis data
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. PENELITIAN TERDAHULU

1. Efikasi Diri Dalam Proses Pembelajaran oleh Sri Florina; Efikasi diri merupakan
keyakinan atau kepercayaan individu mengenai kemampuan dirinya untuk
mengorganisasi, melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, menghasilkan
sesuatu dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan-
kecakapan tertentu. Proses psikologis efikasi diri dalam mempengaruhi fungsi
manusia, melalui empat proses, yaitu: (1) Proses kognitif; (2) Proses motivasi;
(3) Proses afeksi; dan (4) Proses Seleksi.
2. Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa oleh Rita
Kurniawati; Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses
belajar, untuk pencapaian keberhasilan dan kesuksesan tidak hanya di butuhkan
motivasi yang kuat dalam belajar, melainkan juga dibutuhkan efikasi diri /
keyakinan diri dalam menyelesaikan tugas sekolah. Siswa yang memiliki efikasi
diri yang tinggi maka motivasi belajar juga tinggi. Tujuan dari penelitian adalah
1) Untuk mengetahui ada hubungan antara efikasi diri dengan motivasi belajar
siswa, 2) Mengetahui peran efikasi diri terhadap motivasi belajar siswa, 3)
Mengetahui tingkat efikasi diri dengan tingkat motivasi belajar siswa.
3. Peran Efikasi Diri Dan Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan oleh Monica dan Adman; Efikasi diri dan
motivasi belajar merupakan faktor yang kuat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Sebagaimana hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri dan motivasi
belajar siswa baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap hasil
belajar. Secara parsial terdapat korelasi kuat antara efikasi diri siswa dengan
hasil belajar maupun motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa.
Demikian juga dengan korelasi secara simultan antara efikasi diri siswa dan
motivasi belajar siswa memiliki korelasi yang samasama kuat dimana terdapat
besaran koefisien korelasi yang lebih besar dibandingkan secara parsial.

B. KAJIAN TEORI

a) Efikasi Diri

Efikasi diri bukan merupakan ekspektasi dari hasil tindakan kita. Efikasi
merujuk pada keyakinan diri seseorang bahwa orang tersebut memiliki
kemampuan untuk melakukan suatu perilaku, sementara ekspetasi atas hasil
merujuk pada prediksi dari kemungkinan mengenai konsekuensi perilaku
tersebut. Efikasi diri berbeda dengan konsep diri. Konsep diri mengacu pada
persepsi-persepsi diri kolektif seseorang yang dibentuk melalui penglaman-
pengalaman dengan lingkungan dan interprestasi terhadap lingkungan. Konsep
diri tergantung pada penguatan-penguatan dan evaluasi-evaluasi oleh orang-
orang lain yang penting bagi mereka.

Bandura dalam Sufirmansyah, (2015:140) menyatakan bahwa “efikasi


diri merujuk kepada keyakinan pada kemampuan untuk mengatur dan
melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengelola situasi yang akan
dihadapi”. Efikasi diri merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri
yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari. Hal ini
disebabkan efikasi diri yang dimiliki ikut memengaruhi individu dalam
menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan
termasuk di dalamnya perkiraan berbagai kejadian yang akan dihadapi. Efikasi
diri tidak berkaitan dengan kecakapan yang dimiliki, tapi berkaitan dengan
keyakinan individu mengenai hal apa yang dapat dilakukan dengan kecakapan
yang ia miliki seberapa pun besarnya.

Efikasi diri menekankan pada komponen keyakinan diri yang dimiliki


seseorang dalam menghadapi situasi yang akan datang yang mengandung
kekaburan, tidak dapat diramalkan, dan sering penuh dengan tekanan. Meskipun
efikasi diri memiliki suatu pengaruh sebab yang besar pada tindakan kita, efikasi
diri berkombinasi dengan lingkungan, perilaku sebelumnya, dan variabel-
variabel personal lainnya, terutama harapan terhadap hasil untuk menghasilkan
perilaku. Efikasi diri akan mempengaruhi beberapa aspek dari kognisi dan
perilaku seseorang.

b) Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.


Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru
dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya,
maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan Hasrat untuk belajar
lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat
menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar
tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar,
terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative
dari luar diri siswa. Selanjutnya dapat membentuk kebiasaan siswa senang
belajar, sehingga prestasi belajarnya pun dapat meningkat.

Menurut Uno (2008) motivasi belajar adalah dorongan internal dan


ekternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator yang mendukungnya.

Menurut Purwanoto (2003) menjelaskan secara umum motivasi belajar


mengandung tiga aspek, yaitu:
a. Menggerakkan. Aspek ini menunjukkan bahwa motivasi menimbulkan
kekuatan pada individu untuk bertindak dengan cara tertentu, misalnya
kekuatan ingatan, respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan.
b. Mengarahkan. Aspek ini menunjukkan bahwa motivasi menyediakan suatu
orientasi tujuan tingkah laku individu yang diarahkan terhadap sesuatu.
c. Menopang. Aspek ini menunjukkan untuk menjaga tingkah laku, lingkungan
sekitar harus menguatkan integrasi dan arah dorongan-dorongan kekuatan
individu.

C. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual adalah keterkaitan antara teori–teori atau konsep


yang mendukung dalam penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam
menyusun sistematis penelitian. Kerangka konseptual menjadi pedoman peneliti
untuk menjelaskan secara sistematis teori yang digunakan dalam penelitian.

Efikasi diri Motivasi belajar

D. HIPOTESIS

Berdasarkan pendahuluan dan tinjauan pustaka tujuan penelitian ini


untuk mengetahui hubungan efikasi diri dan motivasi belajar siswa maka
Hipotesis pada penelitian dapat dikembangkan sebagai berikut:
Hipotesis 1 : Ada hubungan antara efikasi diri terhadap hasil belajar siswa.
Hipotesis 2 : Ada hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa.
Hipotesis 3 : Ada hubungan efikasi diri dan motivasi belajar siswa terhadap
hasil belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.

B. POPULASI DAN SAMPEL


C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
D. INSTRUMEN PENELITIAN
E. ANALISIS DATA

Anda mungkin juga menyukai