Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN

PENGAMATAN PERMASALAHAN SOSIAL


“ EFEKTIVITAS UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR ”

KELAS XI-4

IDENTITAS KELOMPOK :

1. Anindya Islamicia (07)


2. Chelsia Fazila (11)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 1 SIDOARJO

Jalan Jenggolo No. 1 Sidoarjo 61251 T

elepon (031) 8941493 Fax : (031) 8941493-8946606

SIDOARJO

TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Laporan


Motivasi belajar adalah salah satu faktor kunci yang berpengaruh pada capaian
prestasi belajar siswa. Efektivitas dari motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa
telah menjadi fokus utama dalam penelitian-penelitian di bidang psikologi
pendidikan. Motivasi belajar memainkan peran penting dalam menentukan sejauh
mana seorang siswa mampu menyerap, memahami, dan mengaplikasikan materi
pelajaran yang diajarkan. Ketika seorang siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi,
dia cenderung lebih bersemangat untuk belajar, bertujuan untuk mencapai prestasi
yang tinggi, dan lebih bersedia untuk berusaha keras dalam memahami materi
pelajaran.
Pada dasarnya, ada dua jenis motivasi belajar, yaitu motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri siswa
sendiri, di mana siswa diuntungkan secara langsung dengan keterlibatan aktif dalam
proses belajar. Sementara itu, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari
faktor-faktor eksternal seperti pujian, hadiah, atau pengakuan. Meskipun keduanya
dapat memberikan dorongan siswa untuk belajar, penelitian telah menunjukkan bahwa
motivasi intrinsik cenderung lebih berkelanjutan dan berdampak positif terhadap
prestasi belajar jangka panjang.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa motivasi belajar yang tinggi
berkorelasi positif dengan prestasi belajar yang tinggi. Faktor-faktor seperti minat
dalam mata pelajaran, rasa percaya diri, tujuan yang jelas, dan dorongan internal
untuk mencapai prestasi yang tinggi semuanya berperan dalam membentuk motivasi
belajar siswa. Ketika siswa merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar, mereka
cenderung lebih aktif dalam proses belajar, lebih bersemangat dalam mencari
informasi tambahan, dan lebih giat dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik
mereka.
Namun demikian, motivasi belajar bukanlah satu-satunya faktor yang
memengaruhi prestasi belajar siswa. Ada banyak faktor lain yang juga berkontribusi
terhadap capaian prestasi belajar, seperti kecerdasan, lingkungan belajar, dukungan
orang tua, dan metode pengajaran yang digunakan oleh guru. Oleh karena itu, untuk
dapat memahami secara menyeluruh mengenai hubungan antara motivasi belajar dan
prestasi belajar, perlu untuk mempertimbangkan faktor-faktor tersebut secara
komprehensif.
Penelitian-penelitian telah menunjukkan bahwa guru memiliki peran yang
sangat penting dalam memotivasi siswa untuk belajar. Cara guru mengajar, memberi
umpan balik yang konstruktif, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif dapat
memberikan dampak yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Ketika siswa
merasa didukung dan termotivasi oleh guru, mereka cenderung lebih termotivasi
untuk belajar dengan baik.
Selain itu, lingkungan belajar yang mendukung di rumah juga dapat
memainkan peran penting dalam membentuk motivasi belajar siswa. Dukungan orang
tua, fasilitas belajar yang memadai di rumah, dan budaya pembelajaran yang
diperhatikan di keluarga juga dapat memengaruhi tingkat motivasi belajar siswa.
Ketika siswa merasa didukung di rumah, mereka cenderung lebih termotivasi untuk
belajar dengan baik.
Dalam konteks masyarakat dan sekolah, penghargaan dan pengakuan terhadap
prestasi siswa juga dapat memberikan dorongan tambahan terhadap motivasi belajar.
Penghargaan seperti pujian, sertifikat prestasi, atau pengakuan atas pencapaian
akademik dapat membantu memperkuat motivasi belajar siswa dan mendorong
mereka untuk terus berprestasi tinggi.
Namun demikian, semua faktor ini tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya
motivasi intrinsik yang kuat dari siswa itu sendiri. Motivasi intrinsik memberikan
fondasi yang kuat bagi siswa untuk belajar dengan cara yang berkelanjutan dan
berorientasi pada pencapaian prestasi yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk
menjaga dan memperkuat motivasi intrinsik siswa melalui strategi-strategi
pembelajaran yang dapat menghidupkan kembali minat siswa, memberikan rasa
percaya diri, serta membantu siswa menetapkan tujuan-tujuan yang bermakna dalam
proses belajar mereka.
Dalam mengukur efektivitas motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa,
perlu digunakan pendekatan yang holistik dan menyeluruh. Penelitian-penelitian
longitudional yang melibatkan analisis atas motivasi belajar, pencapaian akademik,
serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi belajar siswa dapat memberikan wawasan
yang lebih dalam mengenai bagaimana motivasi belajar memengaruhi prestasi belajar
siswa dari waktu ke waktu.
Selain itu, penggunaan metode pengukuran yang tepat, seperti kuesioner
motivasi belajar siswa, tes prestasi akademik, dan observasi langsung atas perilaku
belajar siswa, juga dapat membantu dalam mengidentifikasi hubungan antara motivasi
belajar dan prestasi belajar secara lebih akurat. Dengan menggunakan pendekatan ini,
peneliti dapat mengidentifikasi pola-pola yang muncul dalam hubungan antara
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa, serta faktor-faktor apa yang dapat
mempengaruhi hubungan tersebut.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan faktor-faktor kontekstual yang
dapat mempengaruhi efektivitas motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa.
Faktor-faktor seperti budaya sekolah, kondisi lingkungan, ketersediaan sumber daya,
dan kebijakan pendidikan dapat memainkan peran penting dalam membentuk
motivasi belajar siswa dan capaian prestasi belajar mereka. Oleh karena itu, dalam
mempelajari hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa, perlu untuk
memperhatikan konteks-konteks ini untuk memahami secara komprehensif
bagaimana motivasi belajar dapat berdampak pada prestasi belajar siswa.
Menariknya, penelitian-penelitian terkini juga menyoroti pentingnya
pengembangan metode pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan motivasi
belajar siswa. Pendekatan-pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa,
mempromosikan keterlibatan aktif siswa, dan memperhatikan minat individual siswa
telah terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.
Dengan demikian, pengembangan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dan dapat merangsang motivasi belajar mereka menjadi sangat
penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Dalam kesimpulannya, motivasi belajar merupakan faktor penting yang
berpengaruh terhadap capaian prestasi belajar siswa. Motivasi belajar yang tinggi
berkorelasi positif dengan prestasi belajar yang tinggi, namun demikian, perlu diingat
bahwa faktor-faktor lain juga turut memengaruhi prestasi belajar siswa. Untuk dapat
memahami secara menyeluruh mengenai hubungan antara motivasi belajar dan
prestasi belajar siswa, diperlukan pendekatan yang holistik, mencakup analisis atas
motivasi belajar, pencapaian akademik, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi
belajar siswa. Dengan demikian, penerapan strategi pembelajaran yang mampu
memperkuat motivasi belajar siswa dan penelitian yang komprehensif mengenai
hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa menjadi sangat penting
dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

1.2. Rumusan Masalah Laporan


1. Bagaimana efektivitas upaya peningkatan rasa minat belajar terhadap capaian
prestasi siswa-siswi di Indonesia dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi hubungan antara rasa minat belajar dan capaian prestasi
tersebut?

1.3. Tujuan Laporan


Tujuan dari penyusunan laporan kegiatan pengamatan permasalahan sosial ini
adalah:
1. Sebagai sarana mendorong siswa untuk mengembangkan sikap pembelajaran
seumur hidup, di mana mereka terus-menerus mencari pengetahuan dan
memperdalam minat mereka bahkan setelah menyelesaikan masa sekolah
formal.
2. Sebagai sarana pengembangan kebijakan pendidikan yang setara dalam
penyediaan fasilitas sarana belajar siswa.
3. Sebagai dasar perbaikan bagi pihak sekolah dalam meningkatkan kondisi
belajar siswa.

1.4. Manfaat laporan


Manfaat dari penyusunan laporan kegiatan pengamatan permasalahan sosial ini,
antara lain:
1. Membangun kesadaran motivasi tinggi siswa yang memiliki minat belajar
yang tinggi cenderung lebih termotivasi untuk aktif mengikuti pembelajaran
dan mencapai tujuan akademisnya.
2. Memberikan edukasi kepada siswa peningkatan kreativitas yang tinggi dapat
merangsang kreativitas siswa, karena mereka cenderung lebih terbuka
terhadap ide-ide baru dan berani mengambil risiko dalam pembelajaran.
3. Membangun pengetahuan siswa untuk meningkatkan rasa minat belajar tidak
hanya berdampak pada prestasi akademik, tetapi juga membentuk dasar yang
kuat untuk pengembangan pribadi dan siswa profesional di masa depan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kurangnya Minat Belajar Siswa-Siswi Di Indonesia


Masalah kurangnya minat belajar siswa di Indonesia adalah hal yang serius
dan memerlukan perhatian. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kurangnya
minat belajar di kalangan siswa, di antaranya adalah kurangnya motivasi, kurangnya
sarana pendidikan yang memadai, dan kurangnya perhatian dari orang tua dan guru.
Salah satu faktor yang mungkin menyebabkan kurangnya minat belajar siswa
adalah kurangnya motivasi. Motivasi merupakan dorongan yang mendorong
seseorang untuk belajar dan mencapai tujuan. Ketika siswa kehilangan motivasi,
mereka cenderung untuk menurunkan minat belajar dan mempengaruhi kinerja
akademis mereka. Faktor-faktor seperti kurangnya pengakuan atas prestasi, kurangnya
tujuan yang jelas, dan situasi pribadi yang sulit dapat mempengaruhi motivasi siswa.
Selain itu, kurangnya sarana pendidikan yang memadai juga dapat
memengaruhi minat belajar siswa. Infrastruktur pendidikan yang kurang memadai,
seperti ketersediaan buku dan materi pelajaran yang terbatas, kelas yang sesak, dan
fasilitas yang tidak memadai, dapat menjadi hambatan bagi siswa dalam memperoleh
pendidikan yang berkualitas. Hal ini dapat mengurangi minat belajar siswa karena
mereka merasa kurang didukung oleh lingkungan belajar yang tidak memadai.
Kurangnya perhatian dari orang tua dan guru juga dapat memengaruhi minat
belajar siswa. Orang tua dan guru memiliki peran yang sangat penting dalam
memotivasi dan mendukung siswa dalam proses belajar-mengajar. Kurangnya
perhatian dan dukungan dari orang tua dan guru dapat membuat siswa merasa tidak
termotivasi dan kurang perhatian, sehingga dapat menurunkan minat belajar mereka.

2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Minat Belajar Siswa-Siswi Di


Indonesia
Pada dasarnya, kurangnya minat belajar di Indonesia dapat disebabkan oleh
berbagai faktor yang kompleks. Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap
kurangnya minat belajar di Indonesia adalah:
1. Kurangnya motivasi: Banyak siswa mungkin kehilangan minat belajar karena
kurang adanya motivasi, baik dari orangtua, guru, maupun lingkungan sekitar.
Motivasi yang rendah dapat mengakibatkan penurunan minat belajar dan
keterlibatan siswa dalam proses pendidikan.
2. Kurangnya relevansi pembelajaran: Beberapa siswa mungkin kehilangan
minat karena mereka merasa bahwa apa yang dipelajari tidak relevan dengan
kehidupan mereka. Kurikulum yang kaku dan kurangnya keterlibatan siswa
dalam penentuan materi pembelajaran dapat menyebabkan kurangnya minat
belajar.
3. Kurangnya sumber daya: Di beberapa daerah, terutama di pedesaan,
kurangnya sumber daya seperti buku pelajaran, fasilitas pendidikan yang
layak, dan kurangnya akses terhadap teknologi dapat mempengaruhi minat
belajar siswa.
4. Kurangnya dukungan dari orang tua: Peran orang tua dalam mendukung
pendidikan anak-anak mereka sangat penting. Kurangnya dukungan dari orang
tua, baik dalam hal pengawasan belajar maupun dalam membantu memotivasi
anak-anak mereka, dapat berdampak pada kurangnya minat belajar siswa.
5. Tuntutan ekonomi: Beberapa siswa mungkin terpaksa untuk bekerja atau
membantu menghidupi keluarga mereka, sehingga waktu dan energi untuk
belajar terbatas.
6. Kurangnya kepercayaan diri: Beberapa siswa mungkin mengalami kurangnya
kepercayaan diri dalam kemampuan belajar mereka. Hal ini dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, seperti lingkungan belajar yang tidak mendukung atau
pengalaman negatif di masa lalu.
7. Kurangnya keterlibatan guru: Guru yang kurang terlibat dalam proses
pendidikan, kurangnya pemahaman terhadap kebutuhan dan minat siswa, serta
kurangnya metode pengajaran yang menarik dapat menyebabkan kurangnya
minat belajar siswa.

2.3. Pentingnya Motivasi Belajar Bagi Siswa-Siswi Di Indonesia


Motivasi belajar sangat penting bagi setiap siswa di sekolah menengah.
Motivasi memberikan dorongan yang diperlukan untuk belajar, menciptakan minat
yang kuat dan meningkatkan kinerja akademis. Ini merupakan faktor kunci untuk
menciptakan lingkungan belajar yang produktif dan memberikan dorongan yang
diperlukan untuk mencapai potensi maksimal.
Pentingnya motivasi belajar bagi siswa sekolah menengah dapat dilihat dari
beberapa aspek. Pertama, motivasi membantu siswa untuk tetap fokus dan bertahan
ketika menghadapi tantangan belajar. Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat,
kemampuan untuk tetap fokus dan bertahan melalui kesulitan sangatlah penting.
Motivasi yang kuat membantu siswa untuk mengatasi hambatan-hambatan ini dan
tetap bersemangat dalam upaya belajar.
Selain itu, motivasi juga dapat membantu siswa untuk menciptakan tujuan-
tujuan yang jelas dan merumuskan rencana untuk mencapainya. Dengan memiliki
motivasi yang kuat, siswa lebih cenderung untuk menetapkan tujuan-tujuan yang
ambisius dan bekerja keras untuk mencapainya. Hal ini membantu meningkatkan rasa
tanggung jawab dan kemandirian siswa dalam meraih prestasi akademis.
Motivasi belajar juga berperan dalam membantu siswa untuk menemukan
minatnya dan mengembangkan potensi sesuai dengan minat tersebut. Ketika siswa
merasa termotivasi, mereka lebih cenderung untuk mengeksplorasi berbagai mata
pelajaran dan mencari minatnya. Ini membantu mereka untuk mengembangkan bakat
dan minat mereka secara maksimal, yang mana dapat membuka pintu menuju
berbagai kesempatan di masa depan.
Selain itu, motivasi juga memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan
emosional dan mental siswa. Ketika siswa merasa termotivasi, mereka cenderung
memiliki sikap yang lebih positif terhadap belajar dan kehidupan secara umum. Hal
ini dapat membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan, serta meningkatkan
kepercayaan diri dan kebahagiaan siswa.
Pentingnya motivasi belajar tidak dapat diabaikan, mengingat peran krusial
yang dimilikinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan siswa. Oleh karena itu,
penting bagi pendidik, orang tua, dan siswa itu sendiri untuk bekerja sama dalam
menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung dan memberikan motivasi yang
diperlukan bagi setiap siswa.
Pendidik memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang
memotivasi siswa. Mereka dapat mengadopsi berbagai metode pengajaran yang
menarik, termasuk penerapan pendekatan pembelajaran yang relevan dengan
kehidupan nyata siswa, memberikan umpan balik yang konstruktif, serta menciptakan
lingkungan yang aman dan mendukung untuk belajar. Dengan demikian, siswa akan
merasa termotivasi dan bersemangat untuk belajar.
Orang tua juga memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan
motivasi kepada anak-anak mereka. Mereka dapat memberikan dukungan emosional
dan pujian atas usaha dan prestasi anak-anak mereka. Selain itu, orang tua dapat
membantu anak-anak untuk menetapkan tujuan-tujuan yang realistis dan memberikan
dukungan dalam merealisasikan tujuan-tujuan tersebut. Dengan adanya dukungan dari
orang tua, anak-anak akan merasa terlindungi dan termotivasi untuk belajar.
Siswa sendiri juga memiliki peran dalam menciptakan motivasi belajar.
Mereka perlu mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang positif, termasuk
menetapkan tujuan-tujuan yang realistis, belajar secara konsisten, dan mengatasi
hambatan-hambatan belajar. Selain itu, siswa juga perlu menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung, termasuk dengan mencari teman belajar atau bergabung
dengan kelompok belajar yang produktif.
Tidak luput pula, motivasi belajar juga dapat ditingkatkan melalui pemberian
apresiasi terhadap prestasi siswa. Pujian atas usaha dan prestasi siswa dapat
memberikan motivasi tambahan bagi mereka untuk terus berusaha dan meraih prestasi
yang lebih baik di masa depan. Hal ini dapat membantu siswa untuk mempertahankan
semangat belajar dan melihat nilai dari usaha yang mereka lakukan.
Selain itu, memberikan tanggapan konstruktif atas kinerja siswa juga dapat
membantu meningkatkan motivasi mereka. Berikan umpan balik yang jelas dan
konstruktif, serta tunjukkan kepercayaan pada kemampuan siswa untuk meningkatkan
kinerja mereka. Hal ini akan membantu siswa untuk merasa termotivasi dan
bersemangat dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Pemberian imbalan atas pencapaian tertentu juga dapat menjadi motivasi yang
efektif bagi siswa. Imbalan dapat berupa hadiah material, pengakuan atas pencapaian
mereka, atau kesempatan untuk mengambil bagian dalam kegiatan ekstrakurikuler. Ini
dapat memberikan dorongan tambahan bagi siswa untuk bekerja keras dan meraih
prestasi.
Selain itu, pendekatan pembelajaran yang menarik dan relevan dengan
kehidupan nyata siswa juga dapat membantu meningkatkan motivasi belajar. Integrasi
teori dengan praktik, penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran, serta
penggunaan materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa dapat
meningkatkan minat mereka terhadap pembelajaran.
Membangun lingkungan belajar yang mendukung dan aman juga merupakan
faktor penting dalam menciptakan motivasi belajar. Siswa akan lebih termotivasi
untuk belajar jika mereka merasa nyaman dan didukung di lingkungan sekolah atau di
rumah. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk
berekspresi, berbagi ide, dan belajar dari kesalahan mereka akan membantu
meningkatkan motivasi belajar.
Dalam menghadapi siswa dengan motivasi belajar rendah, penting untuk
memperhatikan dan mencari tahu apa yang mempengaruhi motivasi mereka. Mungkin
ada faktor-faktor tertentu di luar lingkungan sekolah yang memengaruhi motivasi
siswa, seperti masalah pribadi atau kondisi keluarga. Memahami hal ini dapat
membantu pendidik dan orang tua untuk memberikan dukungan yang sesuai dan
membantu siswa untuk menciptakan motivasi belajar yang lebih kuat.
Dalam situasi seperti itu, mungkin diperlukan pendekatan yang lebih
individual dan perhatian yang lebih intensif terhadap kebutuhan dan minat siswa. Ini
dapat melibatkan pembimbingan, konseling, atau pengembangan program-program
khusus yang didesain untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pendekatan yang
personal dan perhatian yang intensif akan membantu siswa untuk merasa didukung
dan termotivasi untuk belajar.
Dengan demikian, motivasi belajar memiliki peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan kualitas pendidikan siswa di sekolah menengah. Dengan
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memberikan dukungan yang
diperlukan bagi siswa, kita dapat membantu mereka untuk meraih potensi maksimal
mereka dan mempersiapkan mereka untuk masa depan yang sukses.

2.4. Upaya Peningkatan Rasa Minat Belajar Siswa-Siswi Di Indonesia


Untuk mengatasi masalah kurangnya minat belajar siswa di Indonesia,
diperlukan langkah-langkah yang komprehensif dan terpadu. Salah satu langkah yang
dapat dilakukan adalah meningkatkan motivasi siswa melalui penyediaan program-
program yang dapat meningkatkan minat belajar. Misalnya, dengan memberikan
penghargaan untuk prestasi akademis, menciptakan lingkungan belajar yang
mendukung, dan memberikan dukungan moral kepada siswa.
Selain itu, perlu juga untuk melakukan perbaikan terhadap sarana pendidikan,
seperti memperbaiki infrastruktur pendidikan, meningkatkan ketersediaan buku dan
materi pelajaran, serta menyediakan fasilitas dan lingkungan belajar yang memadai.
Hal ini dapat membantu siswa merasa lebih didukung dalam proses belajar-mengajar
dan meningkatkan minat belajar mereka.
Selain itu, perlu juga melibatkan orang tua dan guru dalam upaya untuk
meningkatkan minat belajar siswa. Orang tua dan guru perlu diberikan pemahaman
dan pengetahuan mengenai pentingnya peran mereka dalam memotivasi dan
mendukung siswa dalam proses belajar. Dengan melibatkan orang tua dan guru, siswa
dapat mendapatkan dukungan yang lebih kuat dalam meningkatkan minat belajar
mereka.
Selain itu, pemerintah juga perlu terlibat aktif dalam meningkatkan minat
belajar siswa di Indonesia. Pemerintah perlu melakukan investasi dalam bidang
pendidikan, baik dalam hal penyediaan sarana pendidikan yang memadai maupun
dalam hal pengembangan program-program pendidikan yang dapat meningkatkan
minat belajar siswa.
Selain itu, perlu juga dilakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem
pendidikan di Indonesia untuk mengetahui sejauh mana upaya-upaya yang telah
dilakukan telah berhasil dalam meningkatkan minat belajar siswa. Dengan melakukan
evaluasi secara berkala, pemerintah dapat mengetahui apakah pendekatan yang
dilakukan telah berhasil atau perlu untuk diperbaiki.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan suatu
bangsa. Dengan adanya minat belajar yang tinggi di kalangan siswa, diharapkan dapat
menciptakan generasi yang cerdas dan berkualitas. Oleh karena itu, upaya untuk
meningkatkan minat belajar siswa perlu dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan
berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta generasi penerus yang
siap untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Untuk mengatasi kurangnya minat belajar di Indonesia, diperlukan pendekatan
komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, orang
tua, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Meningkatkan motivasi siswa dengan mendukung pengembangan minat dan
bakat mereka, serta memberikan penghargaan atas pencapaian akademis
mereka.
2. Merancang kurikulum yang relevan dengan kehidupan nyata dan
memungkinkan siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
3. Memperbaiki fasilitas pendidikan dan memastikan akses yang adil dan merata
bagi semua siswa, tanpa terkecuali.
4. Mengedukasi orang tua tentang pentingnya peran mereka dalam mendukung
pendidikan anak-anak mereka, serta memberikan dukungan dan sumber daya
bagi orang tua untuk melibatkan diri lebih aktif dalam pendidikan anak-anak.
5. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar di lingkungan yang aman,
mendukung, dan menantang, serta mendukung pengembangan keterampilan
sosial dan emosional siswa.
6. Mendorong guru untuk terlibat dalam pengembangan keterampilan mengajar
yang inovatif, peduli, dan mendukung, serta menyesuaikan metode pengajaran
dengan kebutuhan dan minat siswa.
7. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kurangnya minat
belajar dan mengambil langkah konkret untuk memperbaiki situasi tersebut.
Selain itu, mengimplementasikan program pembelajaran yang bertujuan untuk
meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan menyediakan
dukungan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar juga dapat membantu
mengatasi masalah kurangnya minat belajar di Indonesia. Dengan upaya yang
komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak, diharapkan dapat meningkatkan
minat belajar siswa di Indonesia untuk menciptakan generasi yang lebih
berpengetahuan dan berketerampilan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan suatu fenomena atau keadaan tanpa melakukan manipulasi variabel.
Fokus utama dari penelitian deskriptif adalah memberikan gambaran yang akurat
terhadap suatu situasi atau kejadian. Penelitian ini tidak berusaha untuk menentukan
sebab-akibat, melainkan lebih kepada mengumpulkan data dan memberikan
interpretasi terhadap fenomena yang diamati.
Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kombinasi metode kuantitatif dan kualiatif. Pedekatan kombinasi metode kualitatif
dan kuantitatif, juga dikenal sebagai pendekatan campuran atau mixed methods,
melibatkan penggabungan elemen-elemen dari penelitian kualitatif dan kuantitatif
dalam satu studi. Tujuannya adalah untuk memahami fenomena secara lebih
komprehensif dengan memanfaatkan kelebihan kedua pendekatan tersebut. Penelitian
dimulai dengan pengumpulan data kualitatif untuk memahami konteks dan
mendapatkan wawasan mendalam, diikuti oleh pengumpulan data kuantitatif untuk
menguji hipotesis atau generalisasi. Integrasi data dari kedua metode dapat
memberikan pemahaman yang lebih kaya dan holistik terhadap suatu masalah atau
fenomena.

3.2. Definisi Operasional Variabel


Variabel independen dalam konteks ini adalah "motivasi", yang dapat diukur
melalui faktor-faktor seperti dukungan keluarga, kehadiran guru, atau metode
pengajaran yang digunakan. Variabel ini diasumsikan memengaruhi variabel
dependen. Variabel dependen adalah "peningkatan rasa ingin belajar pada capaian
prestasi siswa siswi". Ini bisa diukur dengan melihat perubahan dalam motivasi
belajar siswa siswi dan mencoba mengaitkannya dengan capaian prestasi mereka,
seperti nilai ujian atau peningkatan kinerja akademis.
3.3. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian mengacu pada serangkaian langkah atau tindakan
sistematis yang diambil oleh peneliti untuk merancang, melaksanakan, dan
menganalisis suatu penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merujuk pada metode atau cara yang digunakan
untuk mengumpulkan informasi atau data dari sumber tertentu. Beberapa teknik
pengumpulan data umum melibatkan interaksi dengan responden atau sumber data.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner, studi dokumen dan
wawancara. Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang biasanya berisi
pertanyaan-pertanyaan terstruktur yang dirancang untuk mendapatkan informasi atau
tanggapan dari individu atau kelompok tertentu. Distribusi kuesioner adalah proses
penyebaran atau pendistribusian kuesioner kepada responden yang menjadi target
dalam suatu penelitian. Studi dokumen adalah proses evaluasi dan penelitian terhadap
data yang terkandung dalam catatan akademik siswa. Hal ini dapat mencakup
pemeriksaan nilai, frekuensi kehadiran, partisipasi, dan kinerja siswa secara umum.
Sedangkan wawancara adalah metode pengumpulan data yang melibatkan interaksi
langsung antara dua pihak, yaitu pewawancara dan responden. Proses wawancara
melibatkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara dan tanggapan
yang diberikan oleh responden.

3.5. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah berupa analisis statistik
deskriptif dan analisis konten. Teknik analisis data statistik merujuk pada metode atau
pendekatan yang digunakan untuk menganalisis data numerik dalam suatu penelitian.
Beberapa teknik analisis data statistik umum melibatkan penggunaan konsep statistika
untuk menginterpretasi, menyederhanakan, dan menyajikan informasi yang diperoleh
dari data. Sedangkan analisis konten adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menganalisis dan memahami konten tertulis, visual, atau audio. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi pola, tema, atau karakteristik tertentu dalam materi tersebut.
Analisis konten dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif, tergantung pada
fokus dan pendekatan penelitian.
Analisis statistik dalam penelitian ini untuk mengukur korelasi antara variabel
motivasi belajar, rasa minat belajar, dan capaian prestasi. Analisis konten dalam
penelitian ini untuk mendapatkan wawasan mendalam dari teknik pengumpulan data
penelitian berupa wawancara.

Anda mungkin juga menyukai