Motivasi belajar adalah salah satu faktor kunci yang berpengaruh pada capaian prestasi belajar siswa. Efektivitas dari motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa telah menjadi fokus utama dalam penelitian-penelitian di bidang psikologi pendidikan. Motivasi belajar memainkan peran penting dalam menentukan sejauh mana seorang siswa mampu menyerap, memahami, dan mengaplikasikan materi pelajaran yang diajarkan. Ketika seorang siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, dia cenderung lebih bersemangat untuk belajar, bertujuan untuk mencapai prestasi yang tinggi, dan lebih bersedia untuk berusaha keras dalam memahami materi pelajaran. Pada dasarnya, ada dua jenis motivasi belajar, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri siswa sendiri, di mana siswa diuntungkan secara langsung dengan keterlibatan aktif dalam proses belajar. Sementara itu, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari faktor-faktor eksternal seperti pujian, hadiah, atau pengakuan. Meskipun keduanya dapat memberikan dorongan siswa untuk belajar, penelitian telah menunjukkan bahwa motivasi intrinsik cenderung lebih berkelanjutan dan berdampak positif terhadap prestasi belajar jangka panjang. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa motivasi belajar yang tinggi berkorelasi positif dengan prestasi belajar yang tinggi. Faktor-faktor seperti minat dalam mata pelajaran, rasa percaya diri, tujuan yang jelas, dan dorongan internal untuk mencapai prestasi yang tinggi semuanya berperan dalam membentuk motivasi belajar siswa. Ketika siswa merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar, mereka cenderung lebih aktif dalam proses belajar, lebih bersemangat dalam mencari informasi tambahan, dan lebih giat dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik mereka. Namun demikian, motivasi belajar bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi prestasi belajar siswa. Ada banyak faktor lain yang juga berkontribusi terhadap capaian prestasi belajar, seperti kecerdasan, lingkungan belajar, dukungan orang tua, dan metode pengajaran yang digunakan oleh guru. Oleh karena itu, untuk dapat memahami secara menyeluruh mengenai hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar, perlu untuk mempertimbangkan faktor-faktor tersebut secara komprehensif. Penelitian-penelitian telah menunjukkan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam memotivasi siswa untuk belajar. Cara guru mengajar, memberi umpan balik yang konstruktif, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Ketika siswa merasa didukung dan termotivasi oleh guru, mereka cenderung lebih termotivasi untuk belajar dengan baik. Selain itu, lingkungan belajar yang mendukung di rumah juga dapat memainkan peran penting dalam membentuk motivasi belajar siswa. Dukungan orang tua, fasilitas belajar yang memadai di rumah, dan budaya pembelajaran yang diperhatikan di keluarga juga dapat memengaruhi tingkat motivasi belajar siswa. Ketika siswa merasa didukung di rumah, mereka cenderung lebih termotivasi untuk belajar dengan baik. Dalam konteks masyarakat dan sekolah, penghargaan dan pengakuan terhadap prestasi siswa juga dapat memberikan dorongan tambahan terhadap motivasi belajar. Penghargaan seperti pujian, sertifikat prestasi, atau pengakuan atas pencapaian akademik dapat membantu memperkuat motivasi belajar siswa dan mendorong mereka untuk terus berprestasi tinggi. Namun demikian, semua faktor ini tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya motivasi intrinsik yang kuat dari siswa itu sendiri. Motivasi intrinsik memberikan fondasi yang kuat bagi siswa untuk belajar dengan cara yang berkelanjutan dan berorientasi pada pencapaian prestasi yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga dan memperkuat motivasi intrinsik siswa melalui strategi-strategi pembelajaran yang dapat menghidupkan kembali minat siswa, memberikan rasa percaya diri, serta membantu siswa menetapkan tujuan-tujuan yang bermakna dalam proses belajar mereka. Dalam mengukur efektivitas motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa, perlu digunakan pendekatan yang holistik dan menyeluruh. Penelitian-penelitian longitudional yang melibatkan analisis atas motivasi belajar, pencapaian akademik, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi belajar siswa dapat memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai bagaimana motivasi belajar memengaruhi prestasi belajar siswa dari waktu ke waktu. Selain itu, penggunaan metode pengukuran yang tepat, seperti kuesioner motivasi belajar siswa, tes prestasi akademik, dan observasi langsung atas perilaku belajar siswa, juga dapat membantu dalam mengidentifikasi hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar secara lebih akurat. Dengan menggunakan pendekatan ini, peneliti dapat mengidentifikasi pola-pola yang muncul dalam hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa, serta faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi hubungan tersebut. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan faktor-faktor kontekstual yang dapat mempengaruhi efektivitas motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Faktor-faktor seperti budaya sekolah, kondisi lingkungan, ketersediaan sumber daya, dan kebijakan pendidikan dapat memainkan peran penting dalam membentuk motivasi belajar siswa dan capaian prestasi belajar mereka. Oleh karena itu, dalam mempelajari hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa, perlu untuk memperhatikan konteks-konteks ini untuk memahami secara komprehensif bagaimana motivasi belajar dapat berdampak pada prestasi belajar siswa. Menariknya, penelitian-penelitian terkini juga menyoroti pentingnya pengembangan metode pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa. Pendekatan-pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, mempromosikan keterlibatan aktif siswa, dan memperhatikan minat individual siswa telah terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, pengembangan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan dapat merangsang motivasi belajar mereka menjadi sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam kesimpulannya, motivasi belajar merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap capaian prestasi belajar siswa. Motivasi belajar yang tinggi berkorelasi positif dengan prestasi belajar yang tinggi, namun demikian, perlu diingat bahwa faktor-faktor lain juga turut memengaruhi prestasi belajar siswa. Untuk dapat memahami secara menyeluruh mengenai hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa, diperlukan pendekatan yang holistik, mencakup analisis atas motivasi belajar, pencapaian akademik, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi belajar siswa. Dengan demikian, penerapan strategi pembelajaran yang mampu memperkuat motivasi belajar siswa dan penelitian yang komprehensif mengenai hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
1.2. Rumusan Masalah Laporan
1. Bagaimana efektivitas upaya peningkatan rasa minat belajar terhadap capaian prestasi siswa-siswi di Indonesia dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hubungan antara rasa minat belajar dan capaian prestasi tersebut?
1.3. Tujuan Laporan
Tujuan dari penyusunan laporan kegiatan pengamatan permasalahan sosial ini adalah: 1. Sebagai sarana mendorong siswa untuk mengembangkan sikap pembelajaran seumur hidup, di mana mereka terus-menerus mencari pengetahuan dan memperdalam minat mereka bahkan setelah menyelesaikan masa sekolah formal. 2. Sebagai sarana pengembangan kebijakan pendidikan yang setara dalam penyediaan fasilitas sarana belajar siswa. 3. Sebagai dasar perbaikan bagi pihak sekolah dalam meningkatkan kondisi belajar siswa.
1.4. Manfaat laporan
Manfaat dari penyusunan laporan kegiatan pengamatan permasalahan sosial ini, antara lain: 1. Membangun kesadaran motivasi tinggi siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi cenderung lebih termotivasi untuk aktif mengikuti pembelajaran dan mencapai tujuan akademisnya. 2. Memberikan edukasi kepada siswa peningkatan kreativitas yang tinggi dapat merangsang kreativitas siswa, karena mereka cenderung lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan berani mengambil risiko dalam pembelajaran. 3. Membangun pengetahuan siswa untuk meningkatkan rasa minat belajar tidak hanya berdampak pada prestasi akademik, tetapi juga membentuk dasar yang kuat untuk pengembangan pribadi dan siswa profesional di masa depan. BAB II PEMBAHASAN
2.1. Kurangnya Minat Belajar Siswa-Siswi Di Indonesia
Masalah kurangnya minat belajar siswa di Indonesia adalah hal yang serius dan memerlukan perhatian. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kurangnya minat belajar di kalangan siswa, di antaranya adalah kurangnya motivasi, kurangnya sarana pendidikan yang memadai, dan kurangnya perhatian dari orang tua dan guru. Salah satu faktor yang mungkin menyebabkan kurangnya minat belajar siswa adalah kurangnya motivasi. Motivasi merupakan dorongan yang mendorong seseorang untuk belajar dan mencapai tujuan. Ketika siswa kehilangan motivasi, mereka cenderung untuk menurunkan minat belajar dan mempengaruhi kinerja akademis mereka. Faktor-faktor seperti kurangnya pengakuan atas prestasi, kurangnya tujuan yang jelas, dan situasi pribadi yang sulit dapat mempengaruhi motivasi siswa. Selain itu, kurangnya sarana pendidikan yang memadai juga dapat memengaruhi minat belajar siswa. Infrastruktur pendidikan yang kurang memadai, seperti ketersediaan buku dan materi pelajaran yang terbatas, kelas yang sesak, dan fasilitas yang tidak memadai, dapat menjadi hambatan bagi siswa dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas. Hal ini dapat mengurangi minat belajar siswa karena mereka merasa kurang didukung oleh lingkungan belajar yang tidak memadai. Kurangnya perhatian dari orang tua dan guru juga dapat memengaruhi minat belajar siswa. Orang tua dan guru memiliki peran yang sangat penting dalam memotivasi dan mendukung siswa dalam proses belajar-mengajar. Kurangnya perhatian dan dukungan dari orang tua dan guru dapat membuat siswa merasa tidak termotivasi dan kurang perhatian, sehingga dapat menurunkan minat belajar mereka.
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Minat Belajar Siswa-Siswi Di
Indonesia Pada dasarnya, kurangnya minat belajar di Indonesia dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks. Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap kurangnya minat belajar di Indonesia adalah: 1. Kurangnya motivasi: Banyak siswa mungkin kehilangan minat belajar karena kurang adanya motivasi, baik dari orangtua, guru, maupun lingkungan sekitar. Motivasi yang rendah dapat mengakibatkan penurunan minat belajar dan keterlibatan siswa dalam proses pendidikan. 2. Kurangnya relevansi pembelajaran: Beberapa siswa mungkin kehilangan minat karena mereka merasa bahwa apa yang dipelajari tidak relevan dengan kehidupan mereka. Kurikulum yang kaku dan kurangnya keterlibatan siswa dalam penentuan materi pembelajaran dapat menyebabkan kurangnya minat belajar. 3. Kurangnya sumber daya: Di beberapa daerah, terutama di pedesaan, kurangnya sumber daya seperti buku pelajaran, fasilitas pendidikan yang layak, dan kurangnya akses terhadap teknologi dapat mempengaruhi minat belajar siswa. 4. Kurangnya dukungan dari orang tua: Peran orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka sangat penting. Kurangnya dukungan dari orang tua, baik dalam hal pengawasan belajar maupun dalam membantu memotivasi anak-anak mereka, dapat berdampak pada kurangnya minat belajar siswa. 5. Tuntutan ekonomi: Beberapa siswa mungkin terpaksa untuk bekerja atau membantu menghidupi keluarga mereka, sehingga waktu dan energi untuk belajar terbatas. 6. Kurangnya kepercayaan diri: Beberapa siswa mungkin mengalami kurangnya kepercayaan diri dalam kemampuan belajar mereka. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti lingkungan belajar yang tidak mendukung atau pengalaman negatif di masa lalu. 7. Kurangnya keterlibatan guru: Guru yang kurang terlibat dalam proses pendidikan, kurangnya pemahaman terhadap kebutuhan dan minat siswa, serta kurangnya metode pengajaran yang menarik dapat menyebabkan kurangnya minat belajar siswa.
2.3. Pentingnya Motivasi Belajar Bagi Siswa-Siswi Di Indonesia
Motivasi belajar sangat penting bagi setiap siswa di sekolah menengah. Motivasi memberikan dorongan yang diperlukan untuk belajar, menciptakan minat yang kuat dan meningkatkan kinerja akademis. Ini merupakan faktor kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang produktif dan memberikan dorongan yang diperlukan untuk mencapai potensi maksimal. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa sekolah menengah dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, motivasi membantu siswa untuk tetap fokus dan bertahan ketika menghadapi tantangan belajar. Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, kemampuan untuk tetap fokus dan bertahan melalui kesulitan sangatlah penting. Motivasi yang kuat membantu siswa untuk mengatasi hambatan-hambatan ini dan tetap bersemangat dalam upaya belajar. Selain itu, motivasi juga dapat membantu siswa untuk menciptakan tujuan- tujuan yang jelas dan merumuskan rencana untuk mencapainya. Dengan memiliki motivasi yang kuat, siswa lebih cenderung untuk menetapkan tujuan-tujuan yang ambisius dan bekerja keras untuk mencapainya. Hal ini membantu meningkatkan rasa tanggung jawab dan kemandirian siswa dalam meraih prestasi akademis. Motivasi belajar juga berperan dalam membantu siswa untuk menemukan minatnya dan mengembangkan potensi sesuai dengan minat tersebut. Ketika siswa merasa termotivasi, mereka lebih cenderung untuk mengeksplorasi berbagai mata pelajaran dan mencari minatnya. Ini membantu mereka untuk mengembangkan bakat dan minat mereka secara maksimal, yang mana dapat membuka pintu menuju berbagai kesempatan di masa depan. Selain itu, motivasi juga memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan emosional dan mental siswa. Ketika siswa merasa termotivasi, mereka cenderung memiliki sikap yang lebih positif terhadap belajar dan kehidupan secara umum. Hal ini dapat membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan, serta meningkatkan kepercayaan diri dan kebahagiaan siswa. Pentingnya motivasi belajar tidak dapat diabaikan, mengingat peran krusial yang dimilikinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan siswa. Oleh karena itu, penting bagi pendidik, orang tua, dan siswa itu sendiri untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung dan memberikan motivasi yang diperlukan bagi setiap siswa. Pendidik memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi siswa. Mereka dapat mengadopsi berbagai metode pengajaran yang menarik, termasuk penerapan pendekatan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata siswa, memberikan umpan balik yang konstruktif, serta menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk belajar. Dengan demikian, siswa akan merasa termotivasi dan bersemangat untuk belajar. Orang tua juga memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan motivasi kepada anak-anak mereka. Mereka dapat memberikan dukungan emosional dan pujian atas usaha dan prestasi anak-anak mereka. Selain itu, orang tua dapat membantu anak-anak untuk menetapkan tujuan-tujuan yang realistis dan memberikan dukungan dalam merealisasikan tujuan-tujuan tersebut. Dengan adanya dukungan dari orang tua, anak-anak akan merasa terlindungi dan termotivasi untuk belajar. Siswa sendiri juga memiliki peran dalam menciptakan motivasi belajar. Mereka perlu mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang positif, termasuk menetapkan tujuan-tujuan yang realistis, belajar secara konsisten, dan mengatasi hambatan-hambatan belajar. Selain itu, siswa juga perlu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, termasuk dengan mencari teman belajar atau bergabung dengan kelompok belajar yang produktif. Tidak luput pula, motivasi belajar juga dapat ditingkatkan melalui pemberian apresiasi terhadap prestasi siswa. Pujian atas usaha dan prestasi siswa dapat memberikan motivasi tambahan bagi mereka untuk terus berusaha dan meraih prestasi yang lebih baik di masa depan. Hal ini dapat membantu siswa untuk mempertahankan semangat belajar dan melihat nilai dari usaha yang mereka lakukan. Selain itu, memberikan tanggapan konstruktif atas kinerja siswa juga dapat membantu meningkatkan motivasi mereka. Berikan umpan balik yang jelas dan konstruktif, serta tunjukkan kepercayaan pada kemampuan siswa untuk meningkatkan kinerja mereka. Hal ini akan membantu siswa untuk merasa termotivasi dan bersemangat dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Pemberian imbalan atas pencapaian tertentu juga dapat menjadi motivasi yang efektif bagi siswa. Imbalan dapat berupa hadiah material, pengakuan atas pencapaian mereka, atau kesempatan untuk mengambil bagian dalam kegiatan ekstrakurikuler. Ini dapat memberikan dorongan tambahan bagi siswa untuk bekerja keras dan meraih prestasi. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang menarik dan relevan dengan kehidupan nyata siswa juga dapat membantu meningkatkan motivasi belajar. Integrasi teori dengan praktik, penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran, serta penggunaan materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa dapat meningkatkan minat mereka terhadap pembelajaran. Membangun lingkungan belajar yang mendukung dan aman juga merupakan faktor penting dalam menciptakan motivasi belajar. Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar jika mereka merasa nyaman dan didukung di lingkungan sekolah atau di rumah. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk berekspresi, berbagi ide, dan belajar dari kesalahan mereka akan membantu meningkatkan motivasi belajar. Dalam menghadapi siswa dengan motivasi belajar rendah, penting untuk memperhatikan dan mencari tahu apa yang mempengaruhi motivasi mereka. Mungkin ada faktor-faktor tertentu di luar lingkungan sekolah yang memengaruhi motivasi siswa, seperti masalah pribadi atau kondisi keluarga. Memahami hal ini dapat membantu pendidik dan orang tua untuk memberikan dukungan yang sesuai dan membantu siswa untuk menciptakan motivasi belajar yang lebih kuat. Dalam situasi seperti itu, mungkin diperlukan pendekatan yang lebih individual dan perhatian yang lebih intensif terhadap kebutuhan dan minat siswa. Ini dapat melibatkan pembimbingan, konseling, atau pengembangan program-program khusus yang didesain untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pendekatan yang personal dan perhatian yang intensif akan membantu siswa untuk merasa didukung dan termotivasi untuk belajar. Dengan demikian, motivasi belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan siswa di sekolah menengah. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi siswa, kita dapat membantu mereka untuk meraih potensi maksimal mereka dan mempersiapkan mereka untuk masa depan yang sukses.
2.4. Upaya Peningkatan Rasa Minat Belajar Siswa-Siswi Di Indonesia
Untuk mengatasi masalah kurangnya minat belajar siswa di Indonesia, diperlukan langkah-langkah yang komprehensif dan terpadu. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah meningkatkan motivasi siswa melalui penyediaan program- program yang dapat meningkatkan minat belajar. Misalnya, dengan memberikan penghargaan untuk prestasi akademis, menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, dan memberikan dukungan moral kepada siswa. Selain itu, perlu juga untuk melakukan perbaikan terhadap sarana pendidikan, seperti memperbaiki infrastruktur pendidikan, meningkatkan ketersediaan buku dan materi pelajaran, serta menyediakan fasilitas dan lingkungan belajar yang memadai. Hal ini dapat membantu siswa merasa lebih didukung dalam proses belajar-mengajar dan meningkatkan minat belajar mereka. Selain itu, perlu juga melibatkan orang tua dan guru dalam upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa. Orang tua dan guru perlu diberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai pentingnya peran mereka dalam memotivasi dan mendukung siswa dalam proses belajar. Dengan melibatkan orang tua dan guru, siswa dapat mendapatkan dukungan yang lebih kuat dalam meningkatkan minat belajar mereka. Selain itu, pemerintah juga perlu terlibat aktif dalam meningkatkan minat belajar siswa di Indonesia. Pemerintah perlu melakukan investasi dalam bidang pendidikan, baik dalam hal penyediaan sarana pendidikan yang memadai maupun dalam hal pengembangan program-program pendidikan yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Selain itu, perlu juga dilakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem pendidikan di Indonesia untuk mengetahui sejauh mana upaya-upaya yang telah dilakukan telah berhasil dalam meningkatkan minat belajar siswa. Dengan melakukan evaluasi secara berkala, pemerintah dapat mengetahui apakah pendekatan yang dilakukan telah berhasil atau perlu untuk diperbaiki. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa. Dengan adanya minat belajar yang tinggi di kalangan siswa, diharapkan dapat menciptakan generasi yang cerdas dan berkualitas. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa perlu dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta generasi penerus yang siap untuk menghadapi tantangan di masa depan. Untuk mengatasi kurangnya minat belajar di Indonesia, diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain: 1. Meningkatkan motivasi siswa dengan mendukung pengembangan minat dan bakat mereka, serta memberikan penghargaan atas pencapaian akademis mereka. 2. Merancang kurikulum yang relevan dengan kehidupan nyata dan memungkinkan siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran. 3. Memperbaiki fasilitas pendidikan dan memastikan akses yang adil dan merata bagi semua siswa, tanpa terkecuali. 4. Mengedukasi orang tua tentang pentingnya peran mereka dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka, serta memberikan dukungan dan sumber daya bagi orang tua untuk melibatkan diri lebih aktif dalam pendidikan anak-anak. 5. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar di lingkungan yang aman, mendukung, dan menantang, serta mendukung pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa. 6. Mendorong guru untuk terlibat dalam pengembangan keterampilan mengajar yang inovatif, peduli, dan mendukung, serta menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan dan minat siswa. 7. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kurangnya minat belajar dan mengambil langkah konkret untuk memperbaiki situasi tersebut. Selain itu, mengimplementasikan program pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan menyediakan dukungan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar juga dapat membantu mengatasi masalah kurangnya minat belajar di Indonesia. Dengan upaya yang komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa di Indonesia untuk menciptakan generasi yang lebih berpengetahuan dan berketerampilan. BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fenomena atau keadaan tanpa melakukan manipulasi variabel. Fokus utama dari penelitian deskriptif adalah memberikan gambaran yang akurat terhadap suatu situasi atau kejadian. Penelitian ini tidak berusaha untuk menentukan sebab-akibat, melainkan lebih kepada mengumpulkan data dan memberikan interpretasi terhadap fenomena yang diamati. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kombinasi metode kuantitatif dan kualiatif. Pedekatan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif, juga dikenal sebagai pendekatan campuran atau mixed methods, melibatkan penggabungan elemen-elemen dari penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi. Tujuannya adalah untuk memahami fenomena secara lebih komprehensif dengan memanfaatkan kelebihan kedua pendekatan tersebut. Penelitian dimulai dengan pengumpulan data kualitatif untuk memahami konteks dan mendapatkan wawasan mendalam, diikuti oleh pengumpulan data kuantitatif untuk menguji hipotesis atau generalisasi. Integrasi data dari kedua metode dapat memberikan pemahaman yang lebih kaya dan holistik terhadap suatu masalah atau fenomena.
3.2. Definisi Operasional Variabel
Variabel independen dalam konteks ini adalah "motivasi", yang dapat diukur melalui faktor-faktor seperti dukungan keluarga, kehadiran guru, atau metode pengajaran yang digunakan. Variabel ini diasumsikan memengaruhi variabel dependen. Variabel dependen adalah "peningkatan rasa ingin belajar pada capaian prestasi siswa siswi". Ini bisa diukur dengan melihat perubahan dalam motivasi belajar siswa siswi dan mencoba mengaitkannya dengan capaian prestasi mereka, seperti nilai ujian atau peningkatan kinerja akademis. 3.3. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian mengacu pada serangkaian langkah atau tindakan sistematis yang diambil oleh peneliti untuk merancang, melaksanakan, dan menganalisis suatu penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merujuk pada metode atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data dari sumber tertentu. Beberapa teknik pengumpulan data umum melibatkan interaksi dengan responden atau sumber data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner, studi dokumen dan wawancara. Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan terstruktur yang dirancang untuk mendapatkan informasi atau tanggapan dari individu atau kelompok tertentu. Distribusi kuesioner adalah proses penyebaran atau pendistribusian kuesioner kepada responden yang menjadi target dalam suatu penelitian. Studi dokumen adalah proses evaluasi dan penelitian terhadap data yang terkandung dalam catatan akademik siswa. Hal ini dapat mencakup pemeriksaan nilai, frekuensi kehadiran, partisipasi, dan kinerja siswa secara umum. Sedangkan wawancara adalah metode pengumpulan data yang melibatkan interaksi langsung antara dua pihak, yaitu pewawancara dan responden. Proses wawancara melibatkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara dan tanggapan yang diberikan oleh responden.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah berupa analisis statistik deskriptif dan analisis konten. Teknik analisis data statistik merujuk pada metode atau pendekatan yang digunakan untuk menganalisis data numerik dalam suatu penelitian. Beberapa teknik analisis data statistik umum melibatkan penggunaan konsep statistika untuk menginterpretasi, menyederhanakan, dan menyajikan informasi yang diperoleh dari data. Sedangkan analisis konten adalah metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis dan memahami konten tertulis, visual, atau audio. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi pola, tema, atau karakteristik tertentu dalam materi tersebut. Analisis konten dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif, tergantung pada fokus dan pendekatan penelitian. Analisis statistik dalam penelitian ini untuk mengukur korelasi antara variabel motivasi belajar, rasa minat belajar, dan capaian prestasi. Analisis konten dalam penelitian ini untuk mendapatkan wawasan mendalam dari teknik pengumpulan data penelitian berupa wawancara.