Anda di halaman 1dari 64

ABSTRAK

Umi Susilowati (S540908123), Sunardi, Murdani, Pengaruh Gaya Belajar dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Kebidanan Bhakti Nusantara Salatiga. Tesis :
Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pendahuluan : Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya
kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Faktor-Iaktor yang mempengaruhi belajar siswa
meliputi tiga macam yaitu yang pertama adalah Iaktor internal yang berasal dari diri pribadi
siswa, misalnya kesehatan jasmani, kecerdasan, bakat, minat dan motivasi. Faktor kedua adalah
Iaktor eksternal yaitu Iaktor yang berasal dari luar individu (lingkungan), misalnya teman,
lingkungan keluarga, sarana dan prasarana belajar. Sedangkan Iaktor ketiga adalah Iaktor
pendekatan belajar segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang eIektiIitas
dan eIisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
Tujuan Penelitian : untuk mengidentiIikasi dan menganalisis ada tidaknya pengaruh yang
signiIikan antara : (1) Gaya belajar terhadap prestasi belajar, (2) motivasi belajar terhadap
prestasi belajar, (3) Gaya belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi
belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Bhakti Nusantara Salatiga.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Menggunakan intrumen kuesioner model
skala likert. Populasi yang digunakan adalah mahasiswa semester III tahun akademik 2009/2010,
pengambilan sampel dengan simple random sampling. Uji validitas instrumen menggunakan
koeIisien korelasi product moment, dan uji reliabilitas menggunakan alpha Cronbach.
Pengolahan data menggunakan uji statistik Analysis oI variances (ANOVA) dua arah atau Two
Iactorial design dengan bantuan program SPSS versi 15.0 Ior windows.
Hasil dan pembahasan : F rasio Iaktor gaya belajar sebesar 6.245 sedangkan F tabel 3.28 maka F
ratio ~ F tabel sehingga terdapat pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar. F ratio Iaktor
motivasi belajar sebesar 10.771 F tabel 4.13 maka F ratio ~ F tabel sehingga terdapat pengaruh
motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Nilai F rasio Iaktor gaya belajar dan motivasi belajar
sebesar 1.228 F tabel 3.28 maka F ratio nilai F tabel sehingga tidak terdapat pengaruh gaya
belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar. Hasil tersebut
menunjukan bahwa motivasi dan gaya belajar masing-masing mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa, sehingga apabila mahasiswa mampu mengoptimalkan gaya belajar dan
meningkatkan motivasi maka prestasi belajar akan lebih baik.
Kata Kunci : Gaya belajar, Motivasi belajar, Prestasi belajar.






1. A. Latar Belakang Penelitian
Proses pembelajaran di madrasah bersiIat sangat kompleks, karena di dalamnya terdapat aspek
pedagogis, psikologis dan didaktis. Aspek pedagogis merujuk pada kenyataan bahwa
pembelajaran di Madrasah Diniyah Takmiliah (MDT) berlangsung dalam lingkungan pendidikan
di mana guru harus mendampingi peserta didik dalam perkembangannya menuju kedewasaan,
melalui proses pembelajaran di dalam kelas.
Aspek psikologis merujuk pada kenyataan bahwa peserta didik yang belajar di madrasah
memiliki kondisi Iisik dan psikologis yang berbeda-beda. Selain itu aspek psikologis juga
merujuk pada kenyataan, bahwa proses belajar itu sendiri sangat bervariasi, misalnya ada
pembelajaran suatu materi yang mengandung aspek haIalan, ada pembelajaran keterampilan
motorik, ada pembelajaran konsep, ada pembelajaran sikap dan lain sebagainya.
Adanya kemajemukan ini menyebabkan kebiasaan peserta didik belajar harus berbeda-beda pula,
sesuai dengan jenis pembelajaran yang sedang berlangsung.
Aspek didaktis merujuk pada pengaturan belajar peserta didik oleh tenaga pengajar. Dalam hal
ini pun ada berbagai prosedur didaktis, berbagai cara pengelompokkan dan beraneka macam
pembelajaran. Guru seringkali dituntut untuk menentukan metode yang paling eIektiI untuk
proses pembelajaran tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Demikian
pula dengan kondisi eksternal pembelajaran yang harus diciptakan dan dibangun oleh pengajar
juga seringkali sangat bervariasi.
Berbicara mengenai mutu pendidikan, sangat erat hubungannnya dengan bagaimana proses
belajar mengajar berlangsung dan bagaimana output pendidikan tersebut bisa berkiprah dalam
jalur pendidikan Iormal yang sangat memerlukan keseriusan dalam belajar untuk memperoleh
ilmu yang maksimal. Tetapi yang sering dilupakan adalah seberapa penting kebutuhan belajar
dalam upaya meningkatkan mutu hasil pendidikan.
Mayoritas para peserta didik lebih mengandalkan kecerdasannya atau yang sering disebut
sebagai IQ dalam mencapai prestasi.
Ada beberapa Ienomena yang menarik bagi penulis untuk diteliti. Dalam suatu komunitas
pendidikan, penulis melihat ada peserta didik yang aktiI dalam berIikir yang mempunyai
kecerdasan di atas rata-rata tetapi sayangnya hal itu tidak diimbangi dengan kegiatan yang
memadai dan terlihat menyepelekan belajar. Akhirnya prestasi akademiknya dikalahkan oleh
peserta didik lainnya yang nota bene mempunyai tingkat kecerdasan sedang, tetapi mempunyai
gaya belajar yang baik. Kemudian, penulis mempunyai teman yang pada waktu di jenjang
sekolah lanjutan tingkat pertama tidak begitu terlihat prestasinya bahkan terkesan berada di
rengking bawah. Tetapi satu tahun kemudian dia menjadi peserta didik yang nilai evaluasi
akhirnya paling tinggi. Ketika penulis menanyakan tentang penyebab perubahan itu dia
menjawab bahwa dia bisa meningkatkan prestasinya karena dia merubah gaya belajarnya.
Dari peristiwa itu penulis berIikir betapa sangat berpengaruhnya Iaktor gaya belajar terhadap
prestasi seseorang. Walaupun hal itu belum diuji kebenarannya, namun secara teoritis gaya
belajar memegang peranan penting dalam hubungannnya dengan hasil belajar.
Gaya belajar menduduki rengking tertinggi di atas minat dan IQ. Dari peristiwa tersebut, penulis
sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai 'Hubungan Gaya Belajar Auditorial
(Auditorial Learning Style) dengan Prestasi Belajar Peserta Didik di Madrasah Diniyah
Takmiliyah Al Hidayah Dusun Liunggunung, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis, yang nantinya diharapkan dapat membuktikan kebenaran dari sebuah teori dan Ienomena
yang ada.
1. A. Perumusan Masalah
Dari uraian Latar Belakang Masalah yang telah dikemukakan, maka perlu kiranya menyusun
suatu rumusan agar permasalahan dapat dirumuskan secara lebih jelas. Namun, peneliti
membatasinya pada Iaktor kebiasaan belajar (Auditorial learning style). Berdasarkan pembatasan
itu, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gaya belajar (Auditorial learning style) peserta didik di Madrasah Diniyah
Takmiliyah (MDT) Al Hidayah, Dusun Liung-gunung, Desa Legokjawa, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis?
2. Bagaimana prestasi belajar para peserta didik Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Al
Hidayah, Dusun Liunggunung, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis?
3. Bagaimana hubungan antara gaya belajar (Auditorial learning style) dengan prestasi
belajar peserta didik Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Al Hidayah, Dusun
Liunggunung, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis?
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gaya belajar Auditorial (Auditorial learning style) prestasi didik di
Madrasah Diniyah Takmiliyah, Dusun Liunggunung,
2. Untuk mengetahui gaya belajar Auditorial (Auditorial learning style) para peserta didik
Madrasah Diniyah Takmiliyah Dusun Liunggunung.
3. Untuk mengetahui bentuk hubungan antara gaya belajar (Auditorial learning style)
dengan prestasi belajar peserta didik di Madrasah Diniyah Takmiliyah Dusun
Liunggunung.
1. ManIaat Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperkaya khazanah ilmu
pendidikan Islam, khususnya yang terkait dengan gaya belajar Auditorial (Auditorial learning
style) di madrasah, sedangkan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk
orang tua, para pendidik dan praktisi pendidikan Agama Islam untuk mendorong anak didik agar
memiliki gaya belajar yang baik.
1. Kerangka Pemikiran
Gaya belajar Auditorial (auditorial learning style) peserta didik, menggambarkan aktivitas
belajar mereka sehari-hari, baik di sekolah atau madrasah maupun di luar sekolah atau di luar
madrasah. Dengan mengetahui gaya belajar Auditorial (auditorial learning style) peserta didik,
maka akan dapat diketahui bagaimana anak menguasai dan menyerap pelajaran di sekolah atau
madrasah.
Gaya belajar Auditorial (auditorial learning style) yang baik dan eIektiI akan meningkatkan
kemampuan anak dalam memahami dan menyikapi materi-materi pembelajaran di sekolah atau
madrasah. Dengan demikian, maka gaya belajar Auditorial (auditorial learning style) juga akan
berpengaruh terhadap prestasi anak di sekolah.
Kebiasaan belajar memang bukan satu-satunya variabel tunggal yang menentukan prestasi
belajar anak. Faktor-Iaktor lain yang mempengaruhi adalah:
a. Faktor internal yang meliputi kecerdasan, kondisi psikologis, kesehatan Iisik, kebiasaan
belajar, motivasi, sikap, nilai-nilai yang dianut dan lain-lain.
b. Faktor eksternal, seperti lingkungan keluarga, dukungan orang tua, lingkungan sosial,
lingkungan sekolah, dukungan sarana dan
prasarana, guru, kepemimpinan sekolah dan lain-lain.
Bila kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan maka akan terlihat seperti skema
berikut ini:
Cambar 1
Skema Kerangka Berfikir
Gaya Belajar Prestasi Anak Didik
Learning Style Gaya Auditorial:
Visual KognitiI
- Auditorial Suka berbicara AIektiI
- Kinestik Psikomotorik
Menyukai ceramah
1. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang diteliti dan perlu
diuji kebenarannya dengan melalui penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (1990:71), hipotesis
merupakan alternatiI dugaan jawaban yang dibuat peneliti bagi problematika yang diajukan
dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang siIatnya sementara,
yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melelui penelitian Dengan
kedudukannya itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat
tumbang sebagai kebenaran.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis penelitian tersebut penulis
rumuskan:Jika Gaya Belajar Auditorial (Auditorial Learning Style) peserta didik semakin baik,
maka prestasi belajar peserta didik akan semakin meningkat.
Secara statistik, hipotesis dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
Ha : r
xy
0 artinya: ada hubungan yang positiI antara Gaya Belajar (Auditorial learning style)
peserta didik dengan Prestasi Belajar Peserta Didik Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT)
Liunggunung, Legokjawa, Kecamatan Cimerak.
Ho : r
xy
0 artinya: tidak ada hubungan yang positiI antara Gaya Belajar (Auditorial learning
style) peserta didik dengan Prestasi Belajar Peserta Didik Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT)
Liunggunung, Legokjawa, Kecamatan Cimerak.
1. Langkah langkah Penelitian
2. Menentukan Lokasi penelitian
Yang menjadi lokasi penelitiannya adalah Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Dusun
Liunggunung, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak. Kabupaten Ciamis.
1. Menentukan Populasi dan Sampel
2. a. Populasi
Populasi adalah nilai keseluruhan dari subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1989:102).
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh peserta didik Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Al Hidayah, Dusun
Liunggunung, Desa Legok Jawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis tahun pelajaran
2008/2009 yang berjumlah 50 orang peserta didik.
1. -. Sampel
Suharsimi Arikunto, (2002:10) Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
Berdasarkan ketentuan pengambilan sampel menurut suharsimi Arikunto, jika subyek penelitian
kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua. Tetapi apabila subyek penelitian lebih besar
jumlahnya atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih,
(Suharsimi Arikunto, 1993:107).
Karena populasinya hanya 50 peserta didik, maka populasi dipadukan sebagai sampel (total
sampling) hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1993:107). jika subyek penelitian
kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua.
1. Metode dan Teknik Pengumpulan data
a. Metode Penelitian
Menurut Winarno Surakhmad (1982:140) Metode KorelatiI adalah suatu metode penelitian yang
ingin mencapai hubungan antara dua variabel.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptiI korelasional,
yaitu penelitian deskriptiI yang bertujuan untuk menetapkan besarnya hubungan antara variabel-
variabel yang diteliti.
1.
1. Teknik Penelitian
Adapun cara yang dilakukan dalam mengumpulkan data-data penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bentuk Observasi Langsung
Teknik Observasi adalah pengamatan terhadap gejala-gejala yang diteliti dengan memanIaatkan
alat penelitian tertentu, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan (Suharsini
Arikunto, 2002:133).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptiI yaitu penyelidikan yang
ditujukan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Metode KorelatiI digunakan
untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar peserta didik.
Sedangkan menurut Mohammad Ali, observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan terhadap siswa Madrasah Diniyah Diniyah Takmiliyah
Legokjawa Kecamatan Cimerak kabupaten Ciamis, yang berjumlah 55 peserta didik..
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung mengenai gaya belajar dengan
prestasi belajar peserta didik.
b. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan pertanyaan dengan lisan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsini Arikunto, wawancara adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh inIormasi dari terwawancara , (Suharsimi
Arikunto, 2002:132).
Sedangkan menurut Muhamad Ali, wawancara adalah merupakan cara pengumpulan data
dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung maupun tidak langsung (Muhamad Ali,
1987:83).
Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara secara langsung kepada kepala sekolah dan 5
orang Guru mengenai gaya belajar peserta didik dan prestasi belajar peserta didik di Madrasah
Diniyah Al-Hidayah, Cimerak.
c. Teknik Angket
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:128), Angket adalah pengumpulan data melalui daItar
pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan inIormasi atau keterangan
dari sumber data yang berupa responden, dengan model pilihan ganda yang memerlukan cukup
dengan memilih jawaban a. b, c atau d. Lalu akan diukur dengan menggunakan skala ordinal.
Dalam penelitian ini bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup artinya responden
hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Angket tersebut mempunyai 4 alternatiI jawaban
yaitu: a, b, c, dan d, mempunyai bobot nilai yang telah ditentukan sesuai dengan siIat pernyataan
dari angket tersebut.
1. Studi Kepustakaan
Teknik Kepustakaan adalah pendalaman teori-teori pendukung penelitian ini untuk membantu
memecahkan masalah mengenai gaya belajar peserta didik.
1. Rancangan Analisis Data
Data untuk variabel Xdalam penelitian ini dirangkum melalui angket, sedangkan data untuk
Variabel Y diambil dari nilai raport dengan skala pengukuran interval. Analisis korelasinya yaitu
dengan menggunakan regresi linear dan korelasinya sederhana. Oleh karena berbeda skalanya,
maka angket mengenai kompetensi gaya belajar peserta didik setelah dilakukan scoring,
selanjutnya dirubah dengan alat transIormasi sebagai berikut:
SKOR MENTAH X100
ITEM X OPTION
Sedangkan mengenai pestasi belajar peserta didik tidak perludilakukan transIormasi karena
skalanya sudah 100. Oleh karena permasalahan penelitian ini tidak hanya mencari hubungan saja
tetapi juga mendeskripsikan masing-masing variabel, maka langkah kerja analisisnya sebagai
berikut;
1) Menentukan rentang dengan rumus: (R DB DK)
2) Menentukan banyak kelas interval, dengan rumus:
(BK 1 (3,3) log n)
3) Menentukan panjang kelas, dengan rumus: :
Rentang ( R )
Panjang Kelas (P)
Banyak Kelas (K)
4) Membuat distribusi Irekuensi .
5) Menghitung Mean, dengan rumus:
FIXI
X
Fi
6) Menghitung simpangan deviasi (SD) dengan rumus:
n3 Fi Xi
2
( Fi Xi)
2

S
2

n ( n 1 )
N Ukuran Sampel
Xi Nilai tengah tiap-tiap kelas
Fi Frekuensi kelas
7) Menyusun skala penaIsiran/klasiIikasi untuk menentukan letak rataan/mean dengan
ketentuan sebagai berikut:
Mean 81 100 skor terbesar sangat tinggi
Mean 61 80 skor terbesar tinggi
Mean 41 60 skor terbesar cukup/sedang
Mean 21 40 skor terbesarrendah
Mean 20 skor terbesar sangat rendah
8) Menguji normalita distribusi dengan kolmogorov Smirnov Test:
D SUP Sn (Xi)-Fo(Xi);Sn (Xi1)Fo(Xi)}


9) Menghitung hubungan Iungsional antara kedua variabel (X dan Y) dengan
menggunakan rumus:
Y a x bx
Dimana :
Y Nilai prakiraan sampel
A koeIisien (bilangan konstan
Bx variabel bebas
Sebelum rumus tersebut digunakan, terlebih dahulu harus ditetapkan harga konstan a dan b yang
dihitung dengan menggunakan rumus:
( 3Yi (Xi
2
) (3Xi) (3XiYi)
a
n3 Xi
2
(3Xi)
2

3 Xi Yi
2
(3Xi) (3Yi)
b
n3 Xi
2
(3Xi)
2

10) Menguji kelinearan dan keberartian Regresi dengan menggunakan Analisis Varians
(ANAVA) atau Analysis oI Varians (ANOVA). Dan untuk menghitungnya, maka digunakan
rumus sebagai berikut:
Jumlah Kuadrat total JK (T) 3Yi
Jumlah kuadrat regresi JK (a) (3Yi)
n
(3Xi) (3Yi)
Jumlah kuadrat regresi JK (b/a) 3Xi Yi -
n
Jumlah kuadrat sisa JK (s) JK (T) JK (a) JK (b/a)
(3Yi)
Jumlah kuadrat galat JK (G) 3Xi 3Xi
2
-
n
Jumlah kuadrat tuna cocok JK (TC) JK (s) JK (G)
11) Menghitung korelasi anatar variabel X dengan variabel Y
n 3XiYi - (3Xi) (Yi)
r
n 3Yi
2
- (3Xi)
2
n3Yi
2
(3Yi)
Kemudian membuat klasiIikasi penaIsiran atas nilai r (p) dengan ketentuan sebagai berikut:
0,20 slight kecil sekali
0,21 0,40 low rendah
0,41 0,60 moderate cukup/menengah
0,61 0,80 hight tinggi
0,81 100 very hightsangat tinggi
12) Meneghitung derajat determinasi dengan menggunakan rumus: r X 100
13) Uji signiIikasi atau uji hipotesis dengan menggunakan rumus:
r n -2
t
1 r
2

dengan ketentuan sebagai berikut:
Ho diterima t hitung t ( 1- a ) (dk)
Hi diterima t hitung t (1 a ) (dk)
BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA
1. A. Pengertian Belajar
Allah SWT menurunkan wahyu pertama kepada Muhammad melalui Jibril a.s. di Gua Hira.
Qur`an Surat Al-Alaq ini adalah pelajaran dasar untuk Rasulullah dan ummatnya karena di
dalamnya terkandung aspek-aspek kehidupan manusia:
Artinya: Bacalah dengan menye-ut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengafar
manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengafarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (Tim Penerjemah al-Qur`an. Depag RI, 1989)
Sumadi Suryabrata (2006, 232) menyatakan bahwa belajar adalah:
1. Membawa perubahan (-ehavioral changes) aktual maupun potensial,
2. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru (menurut
Kenntinis dan Fertingkeit),
3. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
Menurut Muhibbin Syah, (2001:89) Belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau
menghaIalkan Iakta-Iakta yang tersaji dalam bentuk inIormasi/materi pelajaran. Orang yang
beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya mampu
menyebutkan kembali secara lisan (ver-al) sebagian besar inIormasi yang terdapat dalam buku
teks atau yang diajarkan oleh guru.
Kemudian Muhibbin Syah mengutip Buku Educational Psycology. The Teaching-Learning
Process, bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi
atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresiI. Pendapat ini diungkapkan
dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah . . . . . a process of progressive -ehavior
adaptation. Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut
akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer). dikutip oleh
(Muhibbin Syah, 2001:90)
Hitzman dalam bukunya The psychology of learning and memory belajar adalah suatu perubahan
yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang
dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Dalam pandangan Hinzman, perubahan
yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi
organisme. dikutip oleh Muhidbin Syah, (2001:89).
Reber dalam kamus Dictionary of Psychology dikutip oleh Muhidbin Syah, (2001:89) membatasi
belajar dengan dua macam deIinisi, yaitu:
1. Belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Pengertian ini biasanya lebih sering
dipakai dalam pembahasan psikologi kognitiI yang oleh sebagian ahli dipandang kurang
representatiI karena tidak mengikutsertakan perolehan keterampilan nonkognitiI.
2. Belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatiI langgeng sebagai hasil
latihan yang diperkuat. Dalam deIinisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan
perlu disoroti untuk memahami proses belajar yaitu:
1. #elatively permanent, yang secara umum menetap konotasinya ialah bahwa
perubahan yang bersiIat sementara seperti perubahan karena mabuk, lelah jenuh,
dan perubahan karena kematangan Iisik tidak termasuk belajar.
2. #esponse potentiality, kemampuan bereaksi berarti menunjukkan pengakuan
terhadap adanya perbedaan antara belajar dan penampilan atau kinerja hasil-hasil
belajar. Hal ini mereIleksikan keyakinan bahwa belajar itu merupakan peristiwa
hipotesis yang hanya dapat dikenali melalui perubahan kinerja akademik yang
dapat diukur.
3. #einforce, yang diperkuat. Konotasinya ialah bahwa kemajuan yang didapat dari
proses belajar mungkin akan musnah atau
sangat lemah apabila tidak diberi penguatan.
1. Practice, praktik atau latihan. Practice menunjukkan bahwa proses belajar itu
membutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk menjamin kelestarian kinerja akademik
yang telah dicapai siswa.
Biggs dalam Teaching for Learning dikutip oleh Ngalim Purwanto,1997:84) mendeIinisikan
belajar dalam tiga macam, yaitu:
1. Rumusan KuantitatiI (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau
pengembangan kemampuan kognitiI dengan Iakta sebanyak-banyaknya. Jadi belajar
dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.
2. Rumusan institusional (tujuan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses
'validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia
pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai
dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin
baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.
3. Rumusan kualitatiI, pengertian belajar secara kualitatiI (tinjauan mutu) ialah proses
perolehan arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menaIsirkan dunia di
sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini diIokuskan pada tercapainya daya Iikir dan
tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti
dihadapi siswa.
Timbulnya keanekaragaman pendapat para ahli tersebut di atas adalah Ienomena perselisihan
yang wajar karena adanya perbedaan titik pandang. Selain itu, perbedaan antara satu situasi
belajar dengan situasi belajar lainnya yang diamati oleh para ahli juga dapat menimbulkan
perbedaan pandangan.
Bertolak dari berbagai deIinisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatiI menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitiI. Sehubungan dengan
pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat
proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses
belajar.
Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975) dikutip oleh (Ngalim
Purwanto,1997:84) Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap
sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi
itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh
obat, dan sebagainya).
Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977) dikutip oleh (Ngalim Purwanto,1997:84)
Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa
sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia
mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978) dikutip oleh (Ngalim Purwanto,1997:84)
Belajar adalah setiap perubahan yang relatiI menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Witherington, dalam buku Educational Psychology dikutip oleh (Ngalim Purwanto,1997:84)
Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola
baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu
pengertian.
Dari deIinisi-deIinisi tersebut, Ngalim Purwanto (1997: 84) mengemukakan adanya beberapa
elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa:
1. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat
mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah
kepada tingkah laku yang lebih buruk.
2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman: dalam
arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak
dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
seorang bayi.
3. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatiI mantap; harus merupakan
akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu
berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan
akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun
bertahun-tahun. Ini berarti kita harus menyampaikan perubahan-perubahan tingkah laku
yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan
seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara.
4. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian, baik Iisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan
suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Kemudian Ngalim Purwanto mengutip Good and Brophy dalam bukunya Educational
Psychology menjelaskan bahwa belajar itu suatu proses yang benar-benar bersiIat internal (a
purely internal event). Jadi, belajar menurut Good and Brophy adalah proses yang terjadi secara
internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru (new
associations).
Menurut Crow and Crow (1958: 225) dikutip oleh (Ngalim Purwanto,
1997:84) belajar adalah diperolehnya kebiasan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.
1. B. Pengertian Gaya Belajar
Dalam perkembangan psikologi saat ini seringkali kecerdasan majemuk dikacaukan dengan gaya
belajar. hal ini dapat menimbulkan kesalah pahaman tentang pengertian gaya belajar. gaya
belajar adalah cara yang diambil oleh masing-masing orang dalam menyerap inIormasi baru dan
sulit, bagaimana berkonsentrasi, memproses dan menampung inIormasi yang masuk ke otak
Menurut Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder, dalam karya mereka Neuro
Linguistic Programming (NLP) dalam Binakreatif. -logspot.com/2008/06) mengemukakan
bukti kuat bahwa secara umum kita memilikiciri belajar yang dominan yaitu: Visual
(penglihatan), Auditori (pendengaran), dan Kinestetik (gerakan). Kemudian Ken Dunn dan Rita
Dunn mengemukakan Iaktor pendukung gaya belajar meliputi: lingkungan, emosional,
sosiologis, dan psikologis
Barbara Prashnig dalam bukunya The Power Of Learning Style dalam
Binakreatif.-logspot.com/2008/06) menulis bahwa Gaya belajar dipengaruhi juga oleh kerja
otak. Dominasi kerja otak kiri menghasilkan gaya pemrosesan analitis sedangkan dominasi kerja
otak kanan menghasilkan gaya pemrosesan holistis. Peneliti pendidikan menemukan bahwa 3/5
gaya belajar bersiIat genetis, sisanya ketekunan dan pengalaman.
Ada baiknya mulai dari sekarang kita lebih memperhatikan gaya belajar anak-anak kita. Dengan
begitu potensi yang ada pada anak akan lebih berkembang dengan baik.
Secara garis besar, gaya belajar seseorang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Tipe Auditori : tipe orang yang lebih menerima pelajaran dengan pendengaran yang
lebih dominan
2. Tipe Visual: tipe orang yang lebih menerima pelajaran dengan penglihatan yang lebih
dominan
3. Tipe Kinestetik : tipe orang yang lebih menerima pelajaran yang dilakukan dengan
gerakan.
4. Di samping itu pula ada tipe campuran, misalnya Auditori-visual atau Visual-kinestetik
atau bisa ketiga-tiganya
Dikutip dari .Stit-grogot.-logspot.com/2008/11)
Adapun ciri-ciri ketiga gaya belajar yaitu:
1. Gaya Belajar Visual ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Rapi dan teratur
2. Berbicara dengan cepat
3. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
4. Teliti terhadap detail
5. Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi
6. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran
mereka
7. Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar
8. Mengingat dengan asosiasi visual
9. Biasanya tidak terganggu leh keributan
10.Mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali jika ditulis, dan
sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya
11.Pembaca cepat dan tekun
12.Lebih suka membaca daripada dibacakan
13.Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada
sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek
14.Menbcoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat
15.Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
16.Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
17.Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
18.Lebih suka seni daripada musik
19.Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih
kata-kata
20.Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan
21.Gaya Belajar Auditorial ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
2. Mudah terganggu oleh keributan
3. Menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca
4. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
5. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara
6. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
7. Berbicara dengan irama yang terpola
8. Biasanya pembicara yang Iasih
9. Lebih suka musik daripada seni
10.Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang di diskusikan dari
pada yang di lihat
11.Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar.
12.Mempunyai masalah dengan pekerjaan yang melibatkan visualisasi,
seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
13.Lebih pandai mengeja dengan keras dari pada menulisnya
14.Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
22.Gaya Belajar Kinestetik ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Berbicara dengan perlahan
2. Menanggapi perhatian Iisik
3. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
4. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
5. Selalu berorientasi pada Iisik dan banyak bergerak
6. Mempunyai perkembangan awal otrot-otot yang besar
7. Belajar melalui memanipulasi dan praktik
8. MenghaIal dengan cara berjalan dan melihat
9. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
10.Banyak menggunakan isyarat tubuh
11.Tidak dapat duduk diam utnuk waktu lama
12.Tidak dapat mengingat geograIi, kecuali jika mereka memang telah pernah
berada ditempat itu
13.Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
14.Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot-mereka mencerminkan
aksi dengangerakan tubuh saat membaca
15.Kemungkinan tulisannya jelek
16.Ingin melakukan segala sesuatu
17.Menyukai permainan yang menyibukan
De Porter dan Hernacki (2000:110) mengemukakan bahwa gaya belajar anak dibagi menjadi tiga
kategori yaitu:
1. Karakteristik perilaku individu dengan gaya belajar visual.
Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku
sebagai berikut:
1. Rapi dan teratur.
2. Berbicara dengan cepat.
3. Mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik.
4. Teliti dan rinci
5. Mementingkan penampilan
6. Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar.
7. Mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual.
8. Memiliki kemampuan mengeja huruI dengan sangat baik
9. Biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar.
10.Sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta instruksi secara
tertulis.
11.Merupakan pembaca yang cepat dan tekun.
12.Lebih suka membaca daripada dibacakan.
13.Dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap waspada,
membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang
berkaitan.
14.Jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa arti selama
berbicara.
15.Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain.
16.Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat 'ya atau 'tidak.
17.Lebih suka mendemontrasikan sesuatu daripada berpidato/berceramah
18.Lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar0 daripada musik.
19.Seringkali tahu apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandai menuliskan dalam kata-kata
20.Karakteristik perilaku individu dengan gaya belajar auditorial.
Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri
perilaku sebagai berikut:
1. Sering berbicara sendiri ketika sedang belajar
2. Mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik.
3. Lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca.
4. Jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras.
5. Dapat mengulangi atau menirukan nada, irama, dan warna suara.
6. Mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita
7. Berbicara dalam irama yang terpola dengan baik.
8. Berbicara dengan sangat Iasih.
9. Lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya.
10.Belajar dengan menggunakan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang
dilihat.
11.Senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar.
12.Mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan
visualisasi
13.Lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada
menuliskannya.
14.Lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik.
15.Karakteristik perilaku individu dengan gaya belajar kinestetik.
Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri
perilaku sebagai berikut:
1. Berbicara dengan perlahan
2. Menanggapi perhatian Iisik
3. Menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka
4. Berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain
5. Banyak gerak Iisik
6. Memiliki perkembanmgan otot yang baik belajar melalui praktek langsung atau
manipulasi.
7. MenghaIalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung.
8. Menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca.
9. Banyak menggunakan bahasa tub uh (non verbal).
10.Tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama
11.Sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut.
12.Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
13.Pada umumnya tulisannya jelek
14.Menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara Iisik
15.Ingin melakukan segala sesuatu
16.. Pengertian Prestasi Belajar
17.1. Pengertian Prestasi Belafar
Menurut amus Besar Bahasa Indonesia (1994) pengertian
'prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb).
Sedangkan pengertian 'belajar adalah: (1) berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, (2)
berlatih, dan (3) berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Menurut Sumadi Surya-rata (2006) menyimpulkan pengertian belajar itu sebagai berikut:
1. bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti -ehavioral changes, aktual maupun
potensian)
2. bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru
3. bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
4. 2. Faktor Prestasi Belafar
Sumadi Surya-rata (2006) membagi Iaktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam beberapa
klasiIikasi, di antaranya:
(1). Faktor-Iaktor Nonsosial dalam Belajar
Kelompok Iaktor-Iaktor ini boleh dikatakan tak terbilang jumlahnya, seperti misalnya: keadaan
udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya,
pergedungannya), alat-alat yang di pakai untuk belajar (seperti alat tulis-menulis, buku-buku,
alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran).
Semua Iaktor-Iaktor yang telah disebutkan di atas itu, dan juga Iaktor-Iaktor lain yang belum
disebutkan harus kita atur sedemikian rupa, sehingga dapat membantu (menguntungkan)
proses/perbuatan belajar secara maksimal. Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus
memenuhi syarat-syarat seperti di tempat yang tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau jalan
ramai, lalu bangunan itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam ilmu
kesehatan sekolah. Demikian pula alat-alat pelajaran harus seberapa mungkin diusahakan untuk
memenuhi syarat-syarat menurut pertimbangan didaktis, psikologis dan pedagogis.
(2) Faktor-Iaktor Sosial dalam Belajar
Yang dimaksud dengan Iaktor-Iaktor sosial di sini adalah Iaktor manusia (sesama manusia), baik
manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimbolkan, jadi tidak langsung hadir.
Kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak sekali
mengganggu belajar itu; misalnya kalau satu kelas murid sedang mengerjakan ujian, lalu
terdengar banyak anak-anak lain bercakap-cakap di samping kelas; atau seseorang sedang belajar
di kamar, satu atau dua orang hilir mudik ke luar masuk kamar belajar itu, dan sebagainya.
Kecuali kehadiran yang langsung seperti yang telah dikemukakan di atas itu, mungkin juga orang
lain itu hadir tidak langsung atau dapat disimpulkan kehadirannya; misalnya saja potret dapat
merupakan representasi dari seseorang; suara nyanyian yang sedang dihidangkan lewat radio
maupun tape recorder juga dapat merupakan representasi bagi kehadiran seseorang. Faktor-
Iaktor sosial seperti yang telah dikemukakan di atas itu pada umumnya bersiIat mengganggu
proses belajar dan prestasi-prestasi belajar. Biasanya Iaktor-Iaktor tersebut mengganggu
konsentrasi, sehingga perhatian tidak dapat ditujukan kepada hal yang dipelajari atau aktivitas
belajar itu semata-mata. Dengan berbagai cara Iaktor-Iaktor tersebut harus diatur, supaya belajar
dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya.
(3) Faktor-Iaktor Fisiologis dalam Belajar
Faktor-Iaktor Iisiologis ini masih dapat lagi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(a) tonus jasmani pada umumnya, dan
(b) keadaan Iungsi-Iungsi Iisiologis tertentu.
(a) Keadaan Tonus Jasmani Pada Umumnya
Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatarbelakangi aktivitas belajar.
Keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar;
keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah. Dalam hubungan
dengan hal ini ada dua hal yang perlu dikemukakan.
(b). Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kurangnya
tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas ngantuk, lekas lelah, dan
sebagainya. Terlebih-lebih bagi anak-anak yang masih sangat muda, pengaruh itu besar sekali.
Hasil-hasil penyelidikan Danziger, Paul LazarsIeld, NetchareIIe, Else LieImann, S. Holingworth,
Baldwin yang dikutip oleh Ch. Bulher (1950: 105-112) kiranya dapat merupakan ilustrasi yang
sangat berharga.
(c). Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu. Penyakit-penyakit seperti
pilek, inIluensa, sakit gigi, batuk dan yang sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena
dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan; akan tetapi dalam
kenyataannya penyakit-penyakit semacam ini sangat mengganggu aktivitas belajar itu.
(d) Keadaan Fungsi-Iungsi Jasmani tertentu terutama Fungsi-Iungsi Pancaindera.Orang
mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan pancainderanya. Baik Iungsinya
pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem
persekolahan dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling memegang peranan dalam belajar
adalah mata dan telinga. Karena itu adalah menjadi kewajiban bagi setiap pendidik untuk
menjaga, agar pancaindera anak-didiknya dapat berIungsi dengan baik, baik penjagaan yang
bersiIat kuratiI maupun yang bersiIat preventiI, seperti misalnya adanya pemeriksaan dokter
secara periodik. Penyediaan alat-alat pelajaran serta perlengkapan yang memenuhi syarat, dan
penempatan murid-murid secara baik di kelas (pada sekolah-sekolah), dan sebagainya.
) Faktor-faktor Psikologi dalam Belafar
Arden N. Frandsen (1961:216) sebagaimana dikutip oleh Sumadi Surya-rata (2006: 236 237)
mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut:
1. Adanya siIat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;
2. Adanya siIat yang kreatiI yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju;
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman;
4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik
dengan koperasi maupun
dengan kompetisi;
1. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran;
2. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir belajar
N. Frandsen (1961:234) dikutip oleh Sumadi Surya-rata (2006: 237) mengemukakan motiI-
motiI untuk belajar itu ialah:
1. Adanya kebutuhan Iisik;
2. Adanya kebutuhan rasa aman, bebas dari kekhawatiran;
3. Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain.
4. Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat;
5. Sesuai dengan siIat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri.
BAB III
ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan guru-guru di Madrasah Diniah
Takmiliah Al-Hidayah, maka penulis dapat mengetahui data Guru dan Karyawan di Madrasah
Diniah Takmiliah Al-Hidayah Dusun Liunggung Desa Legokjawa Kecamatan Cimerak
Kabupaten Ciamis sesuai dengan jenjang pendidikannya yaitu sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah 1 orang
2. Guru 5 orang
3. Sekertaris 1 orang
4. Bendahara 1 orang
Untuk lebih jelasnya data guru tersebut bisa dilihat dalam tabel daItar guru sebagai berikut:
%abel 1
Daftar Curu Madrasah Diniah %akmiliah (MD) Al-Hidayah
No Nama 1abatan
1enjang
Pendidkan
1 Odi Kepala Sekolah D II
2 Wawan Setiawan Guru SMA
3 Holikin Guru SLTP
4 Holili Guru SLTP
5 Teti Yuliawati Guru D II
6 Koni`ah Guru SLTP
7 Ngadimin Sekertaris D II
8 Udin Nasrudin Bendahara D III
Untuk mengetahui Identitas sekolah, maka dapat dilihat dalam proIil sekolah sebagai berikut:
1. Nama Sekolah : Madrasah Diniyah Takmiliyah
2. Alamat Sekolah : Rt 02/Rw08 Dusun Liunggunung
Desa Legokjawa Kecamatan Cimerak
Kabupaten Ciamis 46395
1. No. Statistika : 4123209011251
2. Tahun Berdiri : 1992
3. Kegiatan Belajar Mengajar: Siang
4. Status Bangunan : Milik Sendiri
5. Jarak ke pusat Kecamatan : 12 Km
6. Jarak ke Pusat Kota : 160 km
7. Status Sekolah : Diakui 2002
8. Organisasi Penyelenggara : Masyarakat
Lokasi Madrasah Diniyah (MD) Takmiliyah Al-Hidayah memiliki 4 ruang belajar. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat dari denah berikut ini:
U
Jalan Raya Cijulang
KlsIII Kls I
Kls IV Kls II
Mesjid
1. Analisis Hasil Penelitian
Setelah penulis mengumpulkan data melalui angket, yang disebarkan kepada siswa sebagai
responden, dengan skala pengukuran interval sebanyak 15 item pertanyaan untuk Variabel X
masing-masing item terdiri dari 4 options dengan jumlah n 55, maka data yang diperoleh
skoring sebagai berikut:
%abel 2
Konversi Ailai Jariabel X
No. NAMA
SISWA/
RESPONDEN
NOMOR ITEM SOAL JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Agen A 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 4 3 47
2 Agi S 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 47
3 Dzikri I 4 4 3 3 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 3 52
4 Eva Ilhami 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 49
5 Hendi S 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 44
6 Indra W 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 44
7 Lukitaningsih 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 1 4 50
8 Reni Rohaeni 4 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 50
9 Riki RiIkiana 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 49
10 Tita Junita 4 3 3 4 2 4 1 4 2 4 4 2 4 1 4 46
11 YusuI Sidik 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 51
12 Ema putra 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 51
13 Yuni M. 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 45
14 Yoga K 4 4 4 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 49
15 Agun G 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 44
16 Rudi G 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 56
17 Anwar S 4 3 3 4 2 4 1 4 2 4 4 2 4 1 4 46
18 Lala N 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 3 48
19 Hera R. B. 4 3 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 4 1 4 47
20 Eram 4 4 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 3 4 4 49
21 TauIik 4 3 3 4 2 4 2 4 2 2 4 2 4 1 4 45
22 Gun-gun 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 51
23 Mumu M 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 3 48
24 Oka R 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 48
25 Meti 3 3 3 3 4 4 2 4 3 2 3 3 3 4 3 47
26 Siti Rahmah 4 3 3 4 2 4 1 4 2 4 4 2 4 1 4 46
No. NAMA
SISWA/
RESPONDEN
NOMOR ITEM SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
27 Tian N 4 3 3 4 2 4 1 4 2 4 4 2 3 1 4 45
28 Niga 4 3 3 4 2 4 1 4 2 4 4 2 3 1 4 45
29 Herman 4 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 50
30 Anggraeni 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 52
31 AIiI 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 52
32 Reja N 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 55
33 Fajar R 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 55
34 Habib 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3 2 3 3 4 43
35 WaIa W 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 52
36 Apippudin 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 4 3 47
37 Euis 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 51
38 IrIan 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 49
39 Nenci 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 48
40 Susi S. A. 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 47
41 Rianto 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 51
42 Tohir 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 51
43 Amdan 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 53
44 Indah 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 53
45 Yun Sri. W 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 1 4 40
46 Zenal 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 54
47 Muroddayan 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 51
48 RiIa`i 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4 50
49 Erin N. S. 4 4 3 3 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 53
50 Mala Hayati 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 54
51 Rini Nuryani 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 53
52 Abdul LatiI 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 53
53 YusuI Sidik 4 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 50
54 Fridayanti 4 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 50
55 Tian Nur. H. 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 51
47 47 52 49 44 44 50 50 49 46
51 51 45 49 44 56 46 48 47 49
45 51 48 48 47 46 45 45 52 52
52 55 55 53 52 47 51 49 48 47
51 51 53 53 50 54 51 50 53 54
53 53 50 50 51
Karena skor variabel X merupakan scor mentah, maka dilakukan transIormasi dengan rumus:
Skor mentah X 100
Skor terjabar
item X options
44 X 100 4400 73,3 73
15 X 4 60
45 X 100 450075
15 X 4 60
46 X 100 400 76,6 77
15 X 4 60
47 X 100 4700 78,3 78
15 X 4 60
48 X 100 4800 80
15 X 4 60
49 X 100 4900 81,66 82
15 X 4 60
50 X 100 5000 83,3 83
15 X 4 60
52 X 100 5200 86.6 87
15 X 4 60
53 X 100 5300 88
15 X 4 60
54 X 100 5400 90
15 X 4 60
56 X 100 5600 93
15 X 4 60
Skor terjabar:
77 77 87 82 73 73 83 83 82 77
85 85 75 82 73 93 76 80 78 82
75 85 80 80 78 77 75 75 83 87
87 92 92 88 87 78 85 82 80 78
85 85 88 88 83 90 85 83 88 90
88 88 83 83 85
Setelah dilakukan transIormasi, maka nilai tersebut dimasukkan kedalam Tabel Konversi Nilai
variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning Style) berikut:
1. Analisis Data Variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning Style)
Menghitung Rentang ( R ), dengan cara mencari selisih antar data terbesar dengan data
terkecil (data terbesar dikurangi data terkecil) dengan menggunakan rumus:
R DB DK
Data Terbesar Variabel X adalah 60 dan data terkecilnya adalah 39. Jadi rentang :
R 93 73
20
1. Menentukan Banyak Kelas ( BK), dengan menggunakan aturan Sturgos sebagai berikut:
Banyak Kelas 1 (3,3) log n
n menyatakan banyak sample, yaitu 30 orang, maka banyak kelasnya adalah:
BK 1 ( 3,3) log n
1 (3,3) log55
1 (3,3). (1,7404)
1 5,7433 7
Kemudian data dibuat dalam daItar distribusi Irekuensi dengan banyak kelasnya adalah 7.
1. Menentukan Panjang Kelas ( P ), dengan menggunakan rumus:
Rentang
P
Banyak Kelas
Maka P dihitung sebagai berikut:
20
P
7
2,86
3 (dibulatkan)
Dengan mengambil banyak kelas intyerval (BK) 7 dan panjang kelas interval (PK) 3 dan
dimulai dari ujung bawah kelas pertama sama dengan 7, maka dibuat daItar distribusi Irekuensi
untuk variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning Style) sebagai berikut:
%abel 3
Daftar Distribusi Frekuensi
Gaya Belajar Auditorial (Auditorial Learning Style)
Kelas
Interval
Fi Xi Xi
2
FiXi FiXi
2

72-75 7 74 5476 518 38332
76-78 9 77 5929 693 53361
79-81 4 80 6400 320 25600
82-84 12 83 6889 996 2668
85-87 12 86 7396 1032 88752
88-90 8 89 7921 712 63368
91-93 3 92 8464 276 25392

N 55
FiXi 4547
FiXi
2
377473
1. Menghitung rataan/mean (X) diperoleh besaran sebagai berikut:
X FiXi
2

Fi
4547
55
82,67
1. Menentukan Standar Deviasi (SD) simpangan baku dengan rumus:
S
2
n FiXi
2
(FiXi)
2

n(n-1)
S
2
55 X 377 473 (4547)
2

50 X ( 50 1)

20 761 017 20 675 209
50 X 49

85 806
2 450

35,02
5,92
1. Menyusun skala penaIsiran untuk menentukan letak rataan/mean berada digunakan
rumus sebagai berikut:
Mean 81 100 Skor Terbesar Sangat Tinggi
Mean 61 80 Skor Terbesar Tinggi
Mean 41 60 Skor Terbesar Sangat Tinggi
Mean 21 - 40 Skor Terbesar Sangat Tinggi
Mean 20 Skor Terbesar Sangat Tinggi
Berdasarkan ketentuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skor terbesar 93 dan mean
82,67. Hal ini berarti 82,67/93 X 100 88,89. Dengan demikian variabel X Gaya Belajar
Auditorial Auditorial Learning Style) berada pada klasiIikasi sangat tinggi karena terletak pada
interval 81 100 (Skor Terbesar/sangat Tinggi). Tingginya gaya belajar peserta didik
ditandai dengan prsetasi belajar peserta didik di Madrasah Diniyah (MD) Al-Hidayah Dusun
Liunggunung, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
1. Menguji Normalitas Distribusi untuk Variabel X dengan Kolmogorov Smirnov Test
digunakan langkah sebagai berikut:
1) Menghitung Mean (X) dan Standar Deviasi (SD) atau simpangan baku:
Mean 82,67 SD 5,92
2) Menghitung nilai tengah interval (Xi) yang bersangkutan:
(74, 77, 80, 83, 86, 89, 92).
3) Menghitung Frekuensi (Fi) masing-masing kelas interval:
(5, 3, 5, 6, 2, 3, 2)
4) Menghitung
fi
(Frekuensi kumulatiI yang ke-1 ke bawah) dari 1 sampai dengan n
55: ( 7, 9, 4, 12, 12, 8, 3)
5) Menghitung Z Xi - X dengan perhitungan:
s
Z
1
74 82,67 -8,67 -1,
5,92 5,92
Z
1
77 82,67 -5,67 -0,9
5,92 5,92
Z
1
80 82,67 -2,67 -0,
5,92 5,92
Z
1
8 82,67 0,33 0,0
5,92 5,92
Z
1
8 82,67 3,33 0,
5,92 5,92
Z
1
89 82,67 6,33 1,0
5,92 5,92
Z
1
92 82,67 9,33 1,8
5,92 5,92
6) Menghitung S
n
(X
i
) dengan cara membagi
fi
dengan n:
7 : 55 0,1273
16 : 55 0,2909
20 : 55 0,3636
32 : 55 0,5818
44 : 55 0,8000
52 : 55 0,9455
55: 55 1,0000
7) Menghitung F
o
(X
i
) diambil 2 angka pertama dari besaran langkah pada bagian 'e (z)
sebagai penyebut dan sisanya sebagai pembilang:
-1,46 0,0721
-0,96 0,1685
-0,45 0,3264
0,06 0,4761
0,56 0,2877
1,07 0,1423
1,58 0,0571
8) Menghitung S
n
(X
i
) F
o
(X
i
) dengan cara mencari selisih antara langkah pada langkah
'(6) dengan langkah pada bagian '(7):
0,1273 0,0721 0,0552
0,2909 0,1685 0,1224
0,3636 0,3264 0,0372
0,5818 0,4761 0,1057
0,8000 0,2877 0,5123
0,9455 0,1423 0,8032
1,0000 0,0571 0,9429
9) Menghitung S
n
(X
i
-1) F
o
(X
i
) dengan cara mencari selisih antara F
o
(X
i
) dengan S
n
(X
i
) sebelumnya:
0,0721 0 0,0721
0,1685 0,1273 0,0412
0,3264 0,2909 0,0355
0,4761 0,3636 0,1125
0,2877 0,5818 -0,2941
0,1423 0,8000 -0,6577
0,0571 0,9455 -0,8884
10) Memasukan besaran seluruh langkah diatas ke dalam tabel distribusi:
%abel 4
Distribusi Frekuensi untuk Uji Kolmogorov Smirnov %est variabel X
Gaya Belajar Auditorial (Auditorial Learning Style)
Kelas
Interval
Fi X
i
C
Ii
ZX
i
- X Sn (X
i
) F
o
(X
i
)
S
n
(X
i
)
F
o
(X
i
)
S
n
(X
i-1
)
F
o
(X
i
)
73 75 7 74 7 -1,46 0,1273 0,0721 0,0552 0,0721
76 78 9 77 16 -0,96 0,2909 0,1685 0,1224 0,0412
79 81 4 80 20 -0,45 0,3636 0,3264 0,0372 0,0355
82 84 12 83 32 0,06 0,5818 0,4761 0,057 0,112
85 -87 12 86 44 0,56 0,8000 0,2877 0,5213 -0,2941
88 90 8 89 52 1,07 0,9455 0,1423 0,8032 -0,6577
91 93 3 92 55 1,58 0,1000 0,0571 0,929 -0,8884
11) Memilih besaran S
n
(X
i
) F
o
(X
i
) dan besaran S
n
(X
i
1) F
o
(X
i
) yang paling besar.
Jadi D Sup S
n
(X
i
) F
o
(X
i
) S
n
(X
i
- 1) F
o
(X
i
)}
Sup 0,9429 ~ 0,1125 } 0,9429
12) Apabila D hitung lebih besar dari D tabel maka dapat diasumsikan bahwa sampel
penelitian berdistribusi normal.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka:
D
hitung
0,9429
Dtabel dengan derajat kebebasan
(dk)(0,05) 1,36 (n35)
0,183(n35)
Karena jumlah sampel penelitian 55, maka dilakukan interpolasi data sebagai berikut:
D
tabel
(0,05) (35) 1,36
(0,05) (35) 1,36
n
1,36
55
1,36 0,183
7,42
D
tabel
(0,05) (55) 1,36 0,183
2
1,543
2
0,7715
Dengan demikian, maka: (D
hitung
D
tabel
0, 94290,7715)
Dan sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal.
1. Menganalisa data variabel Y Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning Style) di
Madrasah Diniyah (MD) Al-Hidayah Dusun Liunggunung, Desa Legokjawa, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis, dengan langkah kerja sebagai berikut:
1. Skoring data Variabel Y (Prestasi belajar Peserta Didik)
73 66 66 78 78 73 73 74 81 85
77 67 76 77 78 86 78 86 70 70
76 76 79 81 81 86 80 83 80 80
83 84 77 85 77 71 71 68 72 69
72 75 81 80 80 82 82 80 82 82
777 72 72 77 80
%abel 5
Konversi Ailai Jariabel Y (Prestasi Belajar Peserta Didik)
No. Nama Siswa/Responden Nilai
1 Agen A 73
2 Agi S 66
3 Dzikri Ilhami 66
4 Eva 78
5 Hendi S 78
6 Indra W 73
7 Lukitaningsih 73
8 Reni Rohaeni 74
9 Riki RiIkiana 81
10 Tita Junita 85
11 YusuI Sidik 77
12 Ema putra 67
13 Yuni M. 76
14 Yoga K 77
15 Agun G 78
16 Rudi G 86
17 Anwar S 78
18 Lala N 86
19 Hera R. B. 70
20 Eram 70
21 TauIik 76
22 Gun-gun 76
23 Mumu M 79
24 Oka R 81
25 Meti 81
26 Siti Rahmah 86
27 Tian N 80
28 Niga 83
29 Herman 80
30 Anggraeni 80
31 AIiI 83
32 Reja N 84
33 Fajar R 77
34 Habib 85
35 WaIa W 77
36 Apippudin 71
37 Euis 71
No. Nama Siswa/Responden Nilai
38 IrIan 68
39 Nenci 72
40 Susi S. A. 69
41 Rianto 72
42 Tohir 75
43 Amdan 81
44 Indah 80
45 Yun Sri. W 80
46 Zenal 82
47 Muroddayan 82
48 RiIa`i 80
49 Erin N. S. 80
50 Mala Hayati 82
51 Rini Nuryani 77
52 Abdul LatiI 72
53 YusuI Sidik 72
54 Fridayanti 77
55 Tian Nur. H. 80
2
1. Rentang ( R ), dengan cara mencari selisih antar data terbesar dengan data terkecil (data
terbesar dikurangi data terkecil) dengan menggunakan rumus:
R DB DK
Data Terbesar Variabel Y adalah 86 dan data terkecilnya adalah 66. Jadi rentang :
R 86 66
20
1. Menentukan Banyak Kelas ( BK), dengan menggunakan aturan Sturgos sebagai berikut:
Banyak Kelas 1 (3,3) log n
n menyatakan banyak sample, yaitu 30 orang, maka banyak kelasnya adalah:
BK 1 ( 3,3) log n
1 (3,3) log55
1 (3,3). (1,7404)
1 5,7433
6,7433
7 (dibulatkan)
Kemudian data dibuat dalam daItar distribusi Irekuensi dengan banyak kelasnya adalah 7.
1. Menentukan Panjang Kelas ( P ), dengan menggunakan rumus:
Rentang
P
Banyak Kelas
Maka P dihitung sebagai berikut:
20
P
7
2,86
3 (dibulatkan)
Dengan mengambil banyak kelas intyerval (BK) 7 dan panjang kelas interval (PK) 3 dan
dimulai dari ujung bawah kelas pertama sama dengan 7, maka dibuat daItar distribusi Irekuensi
untuk variabel Y sebagai berikut:
%abel
Daftar Distribusi Frekuensi untuk Jariabel Y
(Prestasi Belajar Peserta Didik)
Kelas
Interval
Fi Xi Xi
2
FiXi FiXi
2

66 68 4 67 4489 268 17 956
69 71 5 70 4900 350 24 500
72 74 8 73 5329 584 42 632
75 77 10 76 5776 760 57 760
78 80 13 79 6241 1027 81 133
81 83 9 82 6725 738 60 525
84 86 6 85 7225 510 43 350
55 4237 327 856
N 55
FiXi 4237
FiXi
2
327856
1. Menghitung rataan/mean (Y) diperoleh besaran sebagai berikut:
X FiXi
2

Fi
4237
55
77,04
1. Menentukan Standar Deviasi (SD) simpangan baku dengan rumus:
S
2
n FiXi
2
(FiXi)
2

n(n-1)
S
2
55 X 327856 (4237)
2

50 X ( 50 1)

18 032 080 X 17 952 169
55 X 54
79 911
2 970
26,906
5,187
1. Menyusun skala penaIsiran untuk menentukan letak rataan/mean berada digunakan
rumus sebagai berikut:
Mean 81 100 Skor Terbesar Sangat Tinggi
Mean 61 - 80 Skor Terbesar Tinggi
Mean 41 - 60 Skor Terbesar Sangat Tinggi
Mean 21 - 40 Skor Terbesar Sangat Tinggi
Mean 20 Skor Terbesar Sangat Tinggi
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa skor terbesar 86 dan mean
77,04. Hal ini berarti 77,04/86 X 100 89,58. Dengan demikian, maka variabel Y (Prestasi
Belajar Peserta Didik) berada pada klasiIikasi tinggi karena terletak pada interval 61 80 (
Tinggi). Tingginya prestasi belajar ini karena sangat berhubungan dengan gaya belajar peserta
didik di Madrasah Diniyah (MD) Al-Hidayah Dusun Liunggunung, Desa Legokjawa, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis.
1. Menguji Normalitas Distribusi untuk Variabel Y dengan Kolmogorov Smirnov Test
digunakan langkah sebagai berikut:
1) Menghitung Mean (Y) dan Standar Deviasi (SD) atau simpangan baku:
Mean 77,04 SD 5,19
2) Menghitung nilai tengah interval (Xi) yang bersangkutan:
(67, 70, 73, 76, 79, 82, 85).
3) Menghitung Frekuensi (Fi) masing-masing kelas interval:(4, 5, 8, 10, 13, 9, 6)
4) Menghitung
fi
(Frekuensi kumulatiI yang ke-1 ke bawah) dari 1 sampai dengan n
55:( 4, 9, 17, 27, 40, 49, 55)
5) Menghitung Z Xi - X dengan perhitungan:
s
Z
1
67 77,04 -10,04 -1,9
5,19 5,19
Z
2
70 77,04 4,04 -1,
5,19 5,19
Z

80 77,04 -1,04 -0,8


5,19 5,19
Z

8 77,04 4,96 -0,20


5,19 5,19
Z

8 77,04 7,96 0,8


5,19 5,19
Z

89 77,04 6,33 0,9


5,19 5,19
Z

92 77,04 9,33 1,
5,19 5,19
6) Menghitung S
n
(X
i
) dengan cara membagi
fi
dengan n:
4: 55 0,0727
9 : 55 0,1636
17 : 55 0,3091
27 : 55 0,4909
40 : 55 0,7273
49: 55 0,8909
55: 55 1,0000
7) Menghitung F
o
(X
i
) diambil 2 angka pertama dari besaran langkah pada bagian 'e (z)
sebagai penyebut dan sisanya sebagai pembilang:
-1,93 0,0268
-1,36 0,0869
-0,78 0,2177
0,20 0,4207
0,38 0,3520
1,96 0,1685
1,53 0,0630
8) Menghitung S
n
(X
i
) F
o
(X
i
) dengan cara mencari selisih antara langkah pada langkah
'(6) dengan langkah pada bagian '(7):
0,0727 0,0268 0,0459
0,1636 0,0869 0,0767
0,3091 0,2177 0,0914
0,4909 0,4207 0,0702
0,7273 0,3520 0,3753
0,8909 0,1685 0,7224
1,0000 0,0630 0,9370
9) Menghitung S
n
(X
i
-1) F
o
(X
i
) dengan cara mencari selisih antara F
o
(X
i
) dengan S
n
(X
i
) sebelumnya:
0,0268 0 0,0268
0,0869 0,0727 0,0142
0,2177 0,1636 0,0541
0,4207 0,3091 0,1116
0,3520 0,4909 -0,1389
0,1685 0,7273 -0,5588
0,0630 0,8909 -0,8279
10) Memasukan besaran seluruh langkah diatas ke dalam tabel distribusi:
%abel 7
Distribusi Frekuensi untuk Uji Kolmogorov Smirnov %est variabel Y
(Prestasi Belajar Peserta Didik)
Kelas
Interval
Fi X
i
C
Ii
ZX
i
- X Sn (X
i
) Fo

(X
i
)
S
n
(X
i
)
F
o
(X
i
)
S
n
(X
i-1
)
F
o
(X
i
)
66 68 4 67 4 -1,93 -1,93 0.0268 0,0459 0,0268
69 71 5 70 9 -1,36 -1,36 0,0869 0,0767 0,0142
72 74 8 73 17 -0,78 0,78 0,2177 0,0914 0,0541
75 77 10 76 27 -0,20 -0,20 0,4207 0,0702 0,111
78 80 13 79 40 0,38 0,38 0,3520 0,3753 -0,1389
81 83 9 82 49 0,96 0,96 0,1685 0,7224 -0,5588
84 86 6 85 55 1,53 1,53 0,0630 0,90 -0,8279
11) Memilih besaran S
n
(X
i
) F
o
(X
i
) dan besaran S
n
(X
i
1) F
o
(X
i
) yang paling besar.
Jadi D Sup S
n
(X
i
) F
o
(X
i
) S
n
(X
i
- 1) F
o
(X
i
)}
Sup 0,9370 ~ 0,1116 } 0,9370
12) Apabila Dhitung lebih besar dari Dtabel maka dapat diasumsikan bahwa sampel
penelitian berdistribusi normal.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka:
D
hitung
0,9370
D
tabel
dengan derajat kebebasan
(dk)(0,05) 1,36 (n35)
0,183(n35)
Karena jumlah sampel penelitian 55, maka dilakukan interpolasi data sebagai berikut:
D
tabel
(0,05) (35) 1,36
(0,05) (35) 1,36
n
1,36
55
1,36
7,42
0,183
D
tabel
(0,05) (55) 1,36 0,183
2
1,543
2
0,7715
Dengan demikian, maka: (D
hitung
D
tabel
0, 93700,7715)
Dan sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal
1. Menganalisis data variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning Style) dengan
variabel Y Prestasi Belafar Peserta Didik) di Madrasah Diniyah (MD) Al-Hidayah
Dusun Liunggunung, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis. Untuk
menentukan hubungan Iungsional antara variabel X dengan variabel Y digunakan rumus
sebagai berikut:
Y a bx
Di mana:
Y nilai prakiraan Sampel
A KoeIisien (bilangan konstan)
Bx Variabel X (variabel bebas)
1. Menyusun Tabel Kelompok Data variabel X dan Y
Sebelum rumus tersebut digunakan, terlebih dahulu harus ditetapkan harga konstan a dan b yang
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a ( Yi) (Xi
2
) (Xi) (XiYi)
nXi
2
(Xi)
2

b n XiYi (Xi) (Yi)
nXi
2
(Xi)
2

Agar rumus tersebut dapat dapat digunakan, terlebih dahulu perlu pasangan data dan besaran
untuk menghitung koeIisien regresi linear variabel X dan variabel Y.
%abel 8
Besaran Untuk Menghitung Koefisien Regresi Linear
No. Resp. Xi Yi Xi
2
Yi
2
Xi
2
Yi
2

1 77 73 5929 5329 5621
2 77 66 5929 4356 5082
3 87 66 7569 4356 5742
4 82 78 6724 6084 6396
5 73 78 5329 6084 5694
6 73 73 5329 5329 5329
7 83 73 6889 5329 6059
8 83 74 6889 5476 6142
9 82 81 6724 6561 6642
10 77 85 6929 7225 6545
11 85 77 7225 5929 6699
12 85 67 7225 4489 5695
13 75 76 5625 5776 5700
14 82 77 6724 5929 6314
15 73 78 5329 6084 694
No. Resp. Xi Yi Xi
2
Yi
2
Xi
2
Yi
2

16 93 86 8649 7396 7998
17 76 78 5776 6084 5928
18 80 86 6400 7396 6880
19 78 70 6084 4900 5460
20 82 70 6724 4900 5740
21 75 76 5625 5776 5700
22 85 76 7225 5776 6460
23 80 79 6400 6241 6320
24 80 81 6400 6561 6480
25 78 81 6084 6561 6318
26 77 86 5929 7396 6622
27 75 80 5625 6400 6400
28 75 83 5625 6889 6225
29 83 80 6889 6400 6640
30 87 80 7569 6400 6960
31 87 83 7569 6889 7221
32 92 84 8464 7056 7728
33 92 77 8464 5929 7084
34 88 85 7744 7225 7480
35 87 77 7569 5929 6699
36 78 71 6084 5041 538
37 85 71 7225 5041 6035
38 82 68 6724 4624 5576
39 80 72 6400 5184 5760
40 78 69 6084 4761 5382
41 85 72 7225 5184 6120
42 85 75 7225 5625 6375
43 88 81 7744 6561 7128
44 88 80 7744 6400 7040
45 83 80 6889 6400 6640
46 90 82 8100 6724 7380
47 85 82 7225 6724 6970
48 83 80 6889 6400 6640
49 88 80 7744 6400 7040
50 90 82 8100 6724 7380
51 88 77 7744 5929 6776
52 88 72 7744 5184 6336
53 83 72 6889 5184 5976
54 83 77 6889 5929 6391
55 85 80 7225 6400 6800
9 2 0 28 89 0 80
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat diperoleh besarnya sebagai berikut:
Xi 4539
Yi 4243
Xi
2
376 075
Yi
2
328 859
XiYi 350 580
Penghitungan untuk koeIisien regresi 'a adalah sebagai berikut:
a ( Yi) (Xi
2
) (Xi) (XiYi)
nXi
2
(Xi)
2

(4243) (376075)(4539)(350580)
(55 X 376 075)(4539)
2

1 595 686 225 1 591 282 620
20 684 125 20 602 521
4 403 605
81 604
53,96
Penghitungan untuk koeIisien regresi 'a adalah sebagai berikut:
b n XiYi (Xi) (Yi)
nXi
2
(Xi)
2

(55 X 350 580) (4539 X 4243)
55 X 376 075 (4539)
2

19 281 900 19 258 977
60 684 125 20 602 521
22 923
81 604
0,28
Dengan demikian, persamaan regresi linear Variabel X gaya Belajar Auditorial Auditorial
Learning Style) atas Variabel Y Prestasi Belafar Peserta Didik) di Madrasah Diniyah
Takmiliyah Al-Hidayah Dusun Liunggunung, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis untuk data tersebut adalah: Y 53,96 dan X 0,28.
Untuk mengetahui harga persamaan regresi linearnya adalah sebagai berikut:
Y 53,96 0,28 (55)
53,96 15,4
69,36
Diperkirakan dari 55 responden diperoleh peningkatan prestasi belajar rataan sebesar 69,36.
1. Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JK
reg (a)
) dengan rumus sebagai berikut:
(JK
reg (a)
) (Y)
2

n
(4243)
2

55
18 003 049
55
327 328,16
1. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK
reg (ba)
) dengan rumus:
JK
reg (ba)
b.XY - X . Y}
N
JK
reg (ba)
0,28. 350 580 4539 X 4243}
55
0,28. 350 580 350 163,22}
0,28 X 416,78
116,698
1. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK
res
) dengan rumus:
Jk
res
Y
2
JK
reg (ba)
JK
reg (a)

(328 859 116,698) 327 328,16
328 742,302 327 328,16
1 414,142
1. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK
reg (a)
) dengan rumus:
RJK
reg (a)
JK
reg (a)

1. Neghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi ba (RJK
reg(a)
) dengan rumus:
RJK
reg (ba)
JK
reg (ba)

1. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK
res
) dengan rumus:
RJK
res
JK
res

n-2
1414,142
55-2
1414,142
53
26,68
1. Menghitung Jumlah kuadrat error (JK
E
) dengan rumus:
(JK
E
)

Y
2
(Y)
2
}
k
n
Untuk menghitung (JK
E
) urutkan data X mulai dari data yang paling kecil sampai data paling
besra berikut disertai pasangannya.
%abel 9
Besaran Jariabel X dan Jariabel Y Setelah variabel X dikelompokkan
Variabel X Kelompok n Variabel Y
73
73
73
75
75
75
75
76
77
77
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3
4
1
4
4
4
5
7
8
4
66
66
67
68
69
70
70
71
71
72
77
77
78
78
78
78
80
80
80
80
82
82
82
82
82
83
83
83
83
83
83
83
85
11
12
13
14
6
2
2
1
72
72
72
73
73
73
74
75
76
76
76
77
77
77
77
77
77
77
78
78
78
89
80
85
85
85
85
85
85
85
87
87
87
87
88
88
88
88
88
88
90
90
92
92
93
80
80
80
80
80
80
80
81
81
81
81
82
82
82
83
83
84
85
85
86
86
86
(JK
E
)

Y
2
(Y)
2
}
k
n
14 328 859 (4243)
2
}
55
14 328 859 18 003 049}
55
14 328 859 327 328,16}
14 X 1530,84
21 431,7
1. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JK
TC
) dengan rumus:
JK
TC
JK
res
JK
E

1414,142 21 431,7
-20 017,56
1. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK
TC
) dengan rumus:
JK
TC
JK
res

K 2
-20 017,56
14 2
-20 017,56
12
-1668,13
1. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJK
E
) dengan rumus:
(RJK
E
) JK
E

k -2
21431,7
14-2
21431,7
12
1 785, 97
1. Mencari nilai Uji F dengan rumus :
F RJK
TC

RJK
E

1668,13
1 785,97
-0,934
1. Mencari nilai tabel F pada taraI signiIikansi 95 atau a 5 menggunakan rumus: F
tabel
F
(1-a) (db TC, Db E)
F
Dengan demikian nilai F nilai tabel F artinya data tersebut di atas berpola linier.
1. Menghitung Korelasi antara variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning
Style) dengan variabel Y (Prestasi Belajar Peserta Didik) dengan rumus sebagai berikut:
r n XiYi (Xi) (Yi)







n (Xi
2
)-( Xi)
2
} n Yi
2
(Yi)
2
}
Diketahui:
Xi. 4539
Yi. 4243
Xi
2
376 075
Yi
2 .....
328 859
Xi Yi 350 580
n.. 55
r (55 X 350 580) (4539 X 4243)







(55 X 376 075) (4539)
2
}(55 X 328 859) (4243)
2
}
r (55 X 350 580) (4539 X 4243)







(20 648 125) (20 602 521}(18 087 245) (18 003 045}
r 19 281 900 19 258 977

81 604 X 84 196
r 22 923

6 870 730 384
r 22 923
2 889,87
r 0,28
Jadi r 0,28
Kemudian untuk mengetahui kadar kontribusi sebesar 0,28 tersebut, maka dibuat skala
penaIsiran/klasiIikasi sebagai berikut:
.... 0,20 slight kecil sekali
0,21 0,40 low rendah
0,41 0,60 moderate cukup/sedang
0,61 0,80 high tinggi
0,81 1,00 very high sangat tinggi
Berdasarkan tabel klasiIikasi, maka dapat disimpulkan bahwa besaran 0,28 termasuk pada
klasiIikasi rendah, karena berada pada interval 0,21 0,20 (low). Dengan demikian, korelasi
antara variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning Style) terhadap variabel Y (
Prestasi Belajar Peserta Didik) berada pada klasiIikasi rendah.
1. Menghitung Derajat determinasi dengan rumus sebagai berikut:
P
2
X 100
Jadi derajat determinasi hubungan antara Variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial
Learning Style) dengan variabel Y (Prestasi Belajar Peserta Didik) adalah: 0,28
2
X 100
7,84. Hal ini bahwa Prestasi Belajar Peserta Didik ditentukan oleh Gaya Belajar Auditorial
Auditorial Learning Style) Peserta Didik sebesar 7,84. Dengan demikian, Iaktor yang
mempengaruhi Prestasi Belajar Peserta Didik adalah sebesar 100 7,84 92,16 yang
meliputi Iaktor internal dan Iaktor eksternal peserta didik. Yang termasuk Iaktor internal yaitu
minat, bakat, motivasi, dan intelegensi peserta didik. Yang termasuk Iaktor eksternal peserta
didik bisa berupa lingkungan sosial peserta didik yang meliputi teman sekolah, teman bermain,
lingkungan tempat tinggal peserta didik, keadaan sarana dan prasarana belajar peserta didik.
1. Uji SigniIikasi/Uji Hipotesis
H : A o korelasi tak berarti ( tidak ada pengaruh atau hubungan antara variabel X dengan
Variabel Y.
H : P o korelasi berarti (terdapat hubungan antara Variabel X dengan Variabel Y).
Kriteria pengujiannya sebagai berikut:
Tolak hipotesis jika t
hitung
t
tabel
berdasarkan taraI signiIikansi a 0,05 dan dk(n-2). Dalam hal ini
dipotesis. Penghitungan t dilakukan dengan rumus:
t r n 2
1 p
2

t 0,28 55 2
1 0,28
2

t 0,28 53
1 0,0784
t 0,28 7,28
0,9216
t 0,28 7,28
0,96
t 0,28 X 7,58
2,12
Berdasarkan harga t pada taraI signiIikansi a 0,05 dan derajat kebebasan (dk) 55 2 53
diperoleh dalam tabel sebesar ( 2,02) (53) 0,20 Dengan demikian, besaran F
hitung
F
tabel
2,12
0,,20 sehingga Hipotesis diterima. Jadi Variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning
Style) berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik di Madrasah Diniyah (MD) Al-
Hidayah Dusun Liunggunung, desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
1. . Pembahasan hasil Penelitian
2. Pembahasan Hasil Penelitian Variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning
Style) Peserta Didik.
Dari hasil perhitungan/analisis variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning Style)
Peserta Didik di Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Hidayah Dusun Liunggunung, Desa
Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, maka diketahui sebesar 82,. Hal ini
mengacu kepada skala penaIsiran yang berada diantara 81 - 100, maka berada pada
klasiIikasi Sangat Tinggi. Tingginya nilai Variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial
Learning Style) Peserta Didik ini karena dipengaruhi oleh pengetahuan pendidik mengenai Gaya
Belajar Auditorial Auditorial Learning Style) Peserta Didik. Karena, pada dasarnya
perkembangna setiap anak butuh proses dan waktu untuk untuk mengetahui gaya belajar
mereka. Tugas kita sebagai seorang pendidik, kita harus mengetahui, dan mendukung gaya
belajar peserta didik.
1. 2. Pembahasan Hasil Penelitian Variabel Y Prestasi Belafar Peserta Didik)
Dari hasil perhitungan/analisis Variabel Y Prestasi Belafar Peserta Didik) di Madrasah Diniyah
Takmiliyah Al-Hidayah Dusun Liunggunung, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis, maka diketahui sebesar ,0. Hal ini mengacu kepada skala penaIsiran yang berada di
antara 1 - 80 maka berada pada klasiIikasi yang Tinggi. Tingginya nilai Prestasi Belajar
Peserta didik ini dipengaruhi oleh Gaya Belajar Pendidik di kelas. Prestasi Belajar Pesereta Didik
meliputi aspek kognitiI (pengetahuan, pemahaman, mengorganisasikan merencanakan, menilai,
dan aplikasi), aIektiI (apresiasi, menghargai, menerima, dan respon), dan psikomotor
(keterampilan bergerak, bertindak dan berekspresi).
1. Korelasi antara Variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning Style) Peserta
Didik dengan Variabel Y (Prestasi Belajar Peserta Didik)
KoeIisien antara Variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning Style) Peserta Didik
dan Variabel Y (Prestasi Belafar Peserta Didik) di Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Hidayah
Dusun Liunggunung, desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis adalah 0,28.
dengan mengacu kepada skala penaIsiran atau klasiIikasi tentang batas-batas b maka berada pada
klasiIikasi rendah karena terletak pada interval antara 0,21 - 0,0 low/rendah. Derajat
determinasi hubungan antara Variabel X Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning Style)
Peserta Didik dengan Variabel Y Prestasi Belafar Peserta Didik) adalah ,8. Hal ini berarti
bahwa Prestasi Belajar Peserta Didik dipengaruhi oleh Gaya Belajar Auditorial Auditorial
Learning Style) Peserta Didik sebesar 9,1. Sedangkan Iaktor lain yang mempengaruhi
Prestasi Belajar Peserta Didik sebesar 92,1 yang meliputi Iaktor internal peserta didik yaitu
minat, bakat, motivasi, dan intelegensi peserta didik dan Iaktor eksternal peserta didik bisa
berupa lingkungan sosial yang meliputi teman sekolah, teman bermain, lingkungan tempat
tinggal, keadaan sarana, dan prasarana belajar peserta didik. Berdasarkan hasil uji signiIikansi
atau uji hipotesis, diperoleh besaran t
hitung
2,12 sedangkan t
tabel
0,20 pada taraI signiIikansi a
0,0. Dengan demikian, maka disimpulkan bahwa besaran (t
hitung
t
tabel
2,12 0,20) sehingga
H
i
diterima dan H
o
ditolak.
Selanjutnya, untuk mengetahui letak daerah penerimaan dan daeah penolakan hipotesis, penulis
sajikan gambar sebagai berikut:
%abel 1
Daerah Penerimaan dan daerah Penolakan Hipotesis
Daerah penolakan
(daerah kritik) Daerah penerimaan
-15,53 -1,67 1,67 15,53

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian, penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning Style) Peserta Didik Madrasah Diniyah
Takmiliyah Al-Hidayah Dusun Liunggunung, desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak,
Kabupaten Ciamis, diketahui sebesar 82,67. Hal ini mengacu pada skala penaIsiran yang
berada diantara 81 - 100, maka berada pada klasiIikasi yang Tinggi.
2. Prestasi Belajar Peserta Didik di Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Hidayah Dusun
Liunggunung, desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, diketahui
sebesar ,0. Hal ini mengacu kepada skala penaIsiran yang berada di antara 1 -
80 maka berada pada klasiIikasi yang Tinggi.
3. Hubungan antara Gaya Belajar Auditorial (Auditorial Learning Style) dengan Prestasi
Belajar Peserta Didik adalah 0,28 termasuk low/rendah, karena terletak pada interval
0,21 - 0,0.
Prestasi Belajar Peserta Didik dipengaruhi oleh Gaya Belajar Auditorial Auditorial Learning
Style) Peserta Didik sebesar ,8. Sedangkan Iaktor lain yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Peserta Didik sebesar 92,1.
Berdasarkan hasil uji signiIikansi atau uji hipotesis, diperoleh nilai t
hitung
2,12 > t
tabel
0,20
sehingga H
i
diterima dan H
o
ditolak.
1. B. Saran-saran
Setelah penulis mengadakan penelitian yang berjudul: 'Hubungan Gaya Belajar Auditorial
(Auditorial Learning Style) dengan Prestasi Belajar Peserta Didik di Madrasah Diniyah (MD)
Al-Hidayah, Dusun Liunggunung, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis,
maka penulis akan mengemukakan saran khususnya untuk Madrasah tersebut umumnya bagi
kita sebagai seorang pendidik, yaitu:
1. Untuk Orang tua kenalilah gaya belajar peserta didik secara lebih mendalam, dengan
demikian potensi yang ada pada peserta didik akan lebih berkembang dengan baik dan
kita akan mengetahui bagaimana cara peserta didik belajar dengan penuh konsentrasi dan
menerima inIormasi yang masuk ke dalam pikiran mereka.
2. Untuk guru sebaiknya mengenal gaya belajar masing-masing peserta didik supaya materi
pelajaran dapat mudah mereka Iahami. Pemahaman itu terjadi karena ada keseimbangan
antara gaya belajar peserta didik dengan gaya mengajar pendidik.
3. Kepada peneliti lain, telitilah Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Peserta
Didik, karena penulis hanya meneliti Gaya Belajar saja, sedangkan banyak Iaktor-Iaktor
lain yang mempengaruhi Prestasi Belajar Peserta Didik.
KISI-KISI PENELITIAN
No Variabel Indikator No Soal
1

X ( gaya Belajar) Gaya Belajar Auditorial 1
2





Kinestetik

8
9
10

Visual 11
12
1
1
1

ANGKET PENELITIAN
Nomor Responden :
Nama Responden :
Hari :
Tanggal :
Nama Sekolah
1. Petunjuk Pengisian
2. Bacalah dengan baik seluruh pertanyaan dan jawaban di bawah ini,
3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan kalian,
4. Berilah tanda centang huruI pada salah satu kolom yang kalian pilih,
5. Tulislah identitas kalian pada kolom yang telah disediakan..
1. Butir-butir pertanyaan tentang Gaya Belajar Peserta Didik (Variabel X)
1. Apakah kalian berbicara nyaring?
Sangat suka
Suka
Agak suka
Tidak suka
1. Apakah kalian tidak terganggu oleh keributan?
Tidak terganggu
Agak terganggu
Sering terganggu
Terganggu
1. Apakah kalian menggerakan bibir saat membaca tulisan di buku?
Sangat suka
Suka
Agak suka
Tidak suka
1. Apakah kalian membaca dengan suara keras?
Sangat suka
Suka
Agak suka
Tidak suka
1. Apakah kalian bisa mengulang nada dan irama?
Sangat bisa
Kadang-kadang bisa
Kurang bisa
Tidak bisa
1. Apakah kalian bisa meniru suara?
Sangat bisa
Agak bisa
Kurang bisa
tidak bisa
1. Apakah kalian bisa bercerita?
Sangat bisa
Kadang-kadang bisa
Kurang bisa
Tidak bisa
1. Apakah kalian kesulitan dalam menulis?
Sangat kesulitan
Kadang-kadang kesulitan
Kurang kesulitan
Tidak kesulitan
1. Apakah kalian Iasih berbicara?
Sangat Iasih
Iasih
Kadang-kadang Iasih
Tidak Iasih
1. Apakah kalian suka berbicara perlahan?
Sangat suka
Suka
Kadang-kadang suka
Tidak suka
1. Apakah kalian suka menggunakan telunjuk ketika membaca?
Sangat suka
Suka
Kadang-kadang suka
Tidak suka
1. Apakah tulisan tangan kalian jelek?
Tidak jelek
Agak jelek
Jelek
Sangat jelek
1. Apakah kalian senang melakukan banyak kegiatan?
Sangat senang
Senang
Agak senang
Tidak senang
1. Apakah kalian suka menghaIal sambil berjalan dan melihat?
Sangat suka
Suka
Agak suka
Tidak suka
1. Apakah kalian suka berbicara dengan menggunakan isyarat tubuh?
Sangat suka
Suka
Agak suka
Tidak suka
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Kerangka Pemikiran
5. Hipotesis
6. Langkah-langkah penelitian
7. Operasional Variabel Penelitian
8. Metode dan teknik Penelitian
9. Teknik Pengolahan Data
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode dan Teknik Penelitian
2. Populasi dan Sampel Penelitian
3. Operasional Variabel
4. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERANAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM
UPAYA PENANGGULANGAN KENAKALAN REMAJA
1. Pendidikan Akhlak di MTs Legokjawa Cimerak
2. Upaya Penanggulangan Kenakalan Remaja
3. Peranan Pendidikan Akhlak dalam Upaya Penanggulangan kenakalan remaja di MTs
Legokjawa
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
2. Pendidikan Akhlak di MTs Legokjawa
3. Upaya Penanggulangan Kenakalan remaja
4. Korelasi Antaraa Pendidikan Akhlak dalam upaya penanggulangan kenakalan remaja di
MTs Legokjawa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Menghitung JK
(G)
dengan rumus:
JK
(G)
Xi Yi (Yi)
2
}
N
1.
2.
3.
Sebelum menghitung koeIisien regresi linear dilakukan, perlu disusun terlebih dahulu
pengelompokkan data untuk variabel X (Gaya Belajar Peserta Didik) tanpa merubah
pasangannya dengan variabel Y (Prestasi Belajar Peserta Didik). Pengelompokkan data
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini:
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa seluruhnya terdapat 14 kelompok/pasang
data, Jadi K 14, setelah pasangan data tersebut diketahui, maka selanjutnya dilakukan uji
kelinearan regresi dengan cara sebagai berikut:
JK (T) Yi
2

JK (a) (Yi)
2

JK (b/a) b XiYi - (Xi) (Yi) }
n
JK (s) JK(T) JK (a) JK(b/a)
JK (G) Xi Yi
2
-

(Yi) }
N
JK (TC) JK (s) JK (G)
Setiap sumber variasi memiliki besaran yang disebut dengan derajat kebebasan (dk) yang
besarnya n untuk Total: 1 untuk Regresi (a); 1 untuk regresi (b/a): n-2 untuk sisa; k-2 untuk Tuna
Cocok; dan n-k untuk Galat. Kemudian semua besaran disusun dalam sebuah Analisis Varians
(ANAVA) atau Analysis oI Varians (ANOVA) untuk menganalisis dan mengetahui regresi
linear.
Tabel
Analisis varians (ANAVA) atau Analysis oI Varians (ANOVA)
Untuk Regresi Linear
SUMBER
VARIASI
dk JK RJK -
Total n Yi
2
Yi
2
-
Regresi (a)
regresi (b/a)
Sisa
1
n
n-2
JK (a)
JK (b/a)
JK (s)
JK (a)
S
2
reg JK (b/a)
S
2
sis JK (s)
n-2
S
2
reg
S
2
sisa
Tuna Cocok
Galat
k 2
n k
JK (TC)
JK (G)
S
2

TC
JK (TC)
k-2
S
2
G
JK (G)
n-k
S
2
TC
S
2
G
Besaran yang diperoleh dalam daItar analisis Varians (ANAVA) atau Analysis oI Varians
(ANOVA) tersebut, khususnya dalam kolom RJK digunakan untuk menguji hipotesis (i)
koeIisien arah regresi tidak berarti melawan koeIisien berarti dan (ii) bentuk regresi linear
melawan regresi non linear. Kedua hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan statistik F yang
dibentuk oleh perbandingan du RJK.
1. Untuk menguji hipotesis (i) dugunakan statistik F S
2
reg/S
2
sis yang berdistribusi F
dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2).
2. Untuk menguji hipotesis (ii) digunakan statistik F S
2

TC
/S
2

G
yang berdistribusi F
dengan dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k).
Kriteria Uji Hipotesis:
Hipotesis ditolak jika F
hitung
lebih besar atau sama dengan besaran F
tabel
pada taraI signiIikansi a
(0,05) (F
hitung
F
tabel
) dan dk yang bersesuaian. Dalam hal ini hipotesis ditolak. Selanjutnya
hipotesis diuji dengan terlebih dahulu menghitung JK (G) yang terdiri dari 14 kelompok/pasang
penjumlahan dengan rumus:
Yi
2
(Yi)
2

ni
Berdasarkan tabel analisis varians (ANAVA) atau analysis oI varians (ANAVA), setelah
dihitung maka diperoleh data sebagai berikut:
1. JK (T) 1111,6
2. JK (a) (Yi)
2

3. JK (b/a) b XiYi - (Xi) (Yi) }
n
1. JK (s) JK(T) JK (a) JK(b/a)
2. JK (G) Xi Yi
2
-

(Yi) }
n
JK (TC) JK (s) JK (G)
Menghitung Jumlah Kuadrat regresi (JK
reg (a)
) dengan rumus :
(JK
reg (a)
) (Yi)
2

n
( 4243)
2

55
18 003 049
55
327 328,16
Daerah penolakan
(daerah kritik) Daerah penerimaan
-15,53 0 1,67 15,53

Anda mungkin juga menyukai