JAKARTA SELATAN
Oleh
HERDIANA
1107618060
PROPOSAL
2022
BAB I
PENDAHULUAN
modeling (pls-sem) analysis. Jurnal Sekretaris dan Administrasi Bisnis Vol. III No. 2,
2019. Diakses pada 3 Desember 2021
7
Windi Utami, “Hubungan Kebiasaan Bermain Game Online dengan Perilaku Belajar
Siswa kelas V SD Al-Kautsar”, Skripsi, FKIP(Bandar Lampung: Universitas Lampung,
2019), hlm. 8.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, peneliti tertarik untuk
mengetahui seberapa signifikan hubungan motivasi belajar terhadap
perilaku belajar siswa kelas IV SD khususnya di kecamatan Jagakarsa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
BAB II
PENELITIAN
A. Perilaku Belajar
Perilaku Belajar adalah suatu sikap yang melekat pada diri siswa
dalam merespon dan menganggapi setiap kegiatan belajar mengajar yang
terjadi, apakah ia antusias dan bertanggung jawab atas kesempatan
belajar yang diberikan kepadanya 8. Perilaku belajar merupakan
perubahan dalam tingkah laku, perubahan itu bisa mengarah pada
perilaku baik dalam proses belajar akan tetapi ada juga kemungkinan
mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk dalam proses belajar. Hal
ini berarti berhasil dan gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik baik ketika
berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sejalan
dengan pernyataan Mardiana (2012) yang menyatakan dengan perilaku
belajar yang positif akan mendorong peserta didik mendapatkan
hubungan yang baik dengan guru, maupun teman-temannya, akan tetapi
8
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2012), h.64
jika seorang peserta didik tidak dapat menunjukkan perilaku positif, maka
dia akan mengalami kesulitan dalam belajar. Hal tersebut dikarenakan
perilaku belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang dalam
proses belajar.
Perilaku belajar merupakan suatu tindakan atau pola perilaku yang
dilakukan siswa sebagai respon dari proses belajar yang dilakukannya.
Perilaku belajar menurut Wiyono & Ruyani merupakan suatu cara
bagaimana individu melaksanakan kegiatan belajar, seperti bagaimana
mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar
mandiri yang dilakukan, dan cara melaksanakan ujian 9. Lebih lanjut, Syah
(dalam Windi, 2019) mengungkapkan bahwa perilaku belajar merupakan
perubahan dalam tingkah laku, perubahan itu bisa mengarah pada
perilaku baik dalam proses belajar, akan tetapi ada juga kemungkinan
mengarah pada perilaku yang buruk dalam proses belajar.
Bentuk perilaku belajar siswa menurut Azizah (2017: 1-2)
dibedakan menjadi : (1) perilaku belajar dalam mengikuti pelajaran, (2)
perilaku belajar dalam mengulangi pelajaran, (3) perilaku belajar dalam
membaca buku (4) perilaku belajar dalam mengunjungi Perpustakaan, (5)
Perilaku belajar dalam menghadapi ujian. Adapun ciri-ciri perubahan khas
yang menjadi karakteristik perilaku belajar adalah: (1) perilaku yang
dilakukan secara sadar (2) perilaku yang menjadi respon atas rangsangan
atau stimulus yang diberikan (3) perilaku yang membawa pengaruh,
makna, dan manfaat tertentu bagi siswa (Syah, 2013: 114). Perilaku
belajar mengakibatkan perubahan dalam diri siswa yang pada umumnya
dimanifestasikan atau diwujudkan dalam bentuk: kebiasaan, keterampilan,
pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional dan kritis,
sikap inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku afektif (Syah, 2013: 116).
B. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti kekuatan dalam diri
individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.
9
Sugiyono, op.cit.,h. 172-173.
Motif tersebut tidak dapat diamati secara langsung melainkan melalui
perubahan tingkah laku berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit
tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motif tersebut kemudian
diinternalisasi menjadi suatu dorongan yang dapat menggerakan
seseorang bertingkah laku, dan hal tersebut dapat membedakan antara
dapat melaksanakan dengan mau melaksanakan. Dalam hal ini motivasi
lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan definisi diatas, dapat di ketahui bahwa motivasi rangsangan
atau dorongan yang dapat terjadi apabila adanya keinginan dan kemauan
untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai
tujuan tertentu.
Sardiman (2011:75) motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
bersifat non-intelektual, perannya yang khas adalah dalam hal
penumbuhan gairah merasa senang dan semangat untuk belajar. Hal itu
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Uno (2014: 23) mengklasifikasikan Indikator motivasi belajar sebagai
berikut: (1) Adanya Hasrat dan keinginan berhasil, (2) Adanya dorongan
dan kebutuhan dalam belajar, (3) Adanya harapan dan cita-cita masa
depan, (4) Adanya penghargaan dalam belajar, (5) Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar, dan (6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif
sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan motivasi belajar merupakan
keseluruhan dorongan penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki peserta didik dapat tercapai.
Djamarah (2015:157) mengemukakan bahwa terdapat tiga fungsi
motivasi dalam belajar yaitu: (1) Motivasi sebagai pendorong untuk
berbuat. Hasrat untuk belajar pada siswa akan muncul karena adanya
rangsangan seperti rasa ingin tahu siswa, sehingga hal tersebut
mendorong siswa untuk mempelajari sesuatu. (2) Menentukan arah
perbuatan. Dengan adanya motivasi, siswa akan menentukan
sikap/perilaku ataupun cara dalam meraih tujuan yang hendak dicapainya.
(3) Menyeleksi perbuatan. Siswa yang memiliki motivasi dapat memilah
perbuatan yang harus dilakukan dan perbuatan yang harus ditinggalkan
guna mencapai tujuannya.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan perilaku belajar
siswa kelas IV sekolah dasar di kecamatan Jagakarsa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar yang ada pada
wilayah administrasi Jakarta Selatan khusus nya kecamatan Jagarkarsa.
Penelitian akan dilaksanakan pada Januari sampai dengan Maret 2023.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode survei
dengan teknik korelasional, dengan cara pengumpulan data melalui
instrumen. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan
dihubungkan yaitu motivasi belajar sebagai variabel X dan perilaku belajar
sebagai variabel Y. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk konstelasi hubungan
antara variabel, sebagaimana pada gambar berikut:
SDN Jagakarsa 01
1 20105929
Pagi
SDN Jagakarsa 02
2 20105930
Pagi
SDN Jagakarsa 03
3 20105931
Pagi
SDN Jagakarsa 05
4 20105933
Pagi
SDN Jagakarsa 06
5 20105934
Pagi
SDN Jagakarsa 07
6 20105935
Pagi
SDN Jagakarsa 11
7 20105938
Pagi
SDN Jagakarsa 12
8 20105939
Pagi
SDN Jagakarsa 13
9 20105940
Pagi
SDN Jagakarsa 14
10 2010594
Pagi
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti. Penentuan
sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus yang diadaptasi oleh
Suharsimi Arikunto, jika populasi lebih dari 100 maka dapat diambil 10-
15% atau 20-25% atau lebih. Dalam hal ini, pada penelitian ini jumlah
populasinya 785 yang menunjukkan lebih dari 100 maka sampel penelitian
diambil dari 13% dari 785 yaitu 102,05 yang dibulatkan ke puluhan
terdekat menjadi 100 responden.
Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin,
N
yaitu10: n=
1+ N . e 2
Keterangan:
n :sampel
N :populasi
10
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 213.
E :derajat kesalahan = 10% atau 0,10
Dengan demikian, perhitungan besaran sampel sebanyak siswa kelas IV
di kecamatan Jagakarsa.
N
n¿ = ❑ = ❑ =¿
1+ N . e ❑ ❑
2
Jl. Jagakarsa 1
No.5A, RT.2/RW.7,
Jagakarsa, Kec.
SDN Jagakarsa 01 Jagakarsa, Kota
1 20105929 34
Pagi Jakarta Selatan,
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
12620
Jl. kebagusan
Wates No.11,
RT.11/RW.5,
Jagakarsa, Kec.
SDN Jagakarsa 13
5 20105940 Jagakarsa, Kota 34
Pagi
Jakarta Selatan,
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
12550
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, dibutuhkan data primer untuk kedua variable,
baik variable X mau[un variable Y. Peneliti menggunakan kuesioner
(angket) untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Angket tersebut
berisi beberapa daftar pertanyaan yang kemudian disebarkan untuk diisi
oleh para responden. Pengisian kuesioner ini bersifat tertutup, dan di
dalam daftar pertanyaan telah disediakan alternatif jawaban agar
responden dapat memilih jawaban yang dianggap paling sesuai dengan
kondisi yang dialami.
Daftar pertanyaan dalam kuesioner dibuat berdasarkan indikator-
indikator yang telah dikembangkan dari berbagai konsep variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Definisi konseptual
a. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dari
dalam diri maupun dari luar seseorang yang menimbulkan
serangkaian usaha dalam belajar sesuatu hal yang baru untuk
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh seseorang itu dapat tercapai
dengan optimal.
b. Perilaku Belajar
Perilaku belajar merupakan suatu tindakan atau pola perilaku
yang dilakukan siswa sebagai respon dari proses belajar yang
dilakukannya.
2. Definisi Operasional
a. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri
siswa sehingga menimbulkan kegiatan belajar sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
b. Perilaku Belajar
Perilaku belajar merupakan perubahan dalam tingkah laku,
yang mengarah pada perilaku baik dalam proses belajar, akan tetapi
ada juga kemungkinan mengarah pada perilaku yang buruk dalam
proses belajar
3. Kisi-Kisi Instrumen
Berdasarkan definisi konseptual dan definisi operasional yang
telah diuraikan di atas, maka kisi-kisi instrumen yang digunakan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Dari kisi-kisi instrumen yang telah dipaparkan, angket disusun
berdasarkan indikator-indikator dari variabel yang diteliti kemudian
dituangkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan rentang nilai 5,
4, 3, 2, 1 sebagai berikut: Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), Pernah
(PH) dan Tidak Pernah (TP).
Nomor Butir
Level Pernyataan
Aspek Indikator Afektif Positi Negat
f if
Frekuensi Belajar A2 1 2
Seberapa sering
siswa belajar selain
di sekolah
A2 3,4 5
Berapa lama waktu
yang dilakukan
untuk belajar
Sikapdalam A2 7 9
Melakukan usaha
menghadapi
seperti bertanya
kesulitan belajar
Mencari A2 11,15 12
informasi dari
sumber lain
sampai ketemu
Memasrahkan A2 8,13 6
keadaan dan
melanjutkan belajar
yang lain
Alasan Belajar Perintah orang A3 10,14 20
tua
Cita-cita dan A2 16, 17
impian
Kebutuhan diri A3 18 19
Sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat oleh peneliti maka peneliti
memindahkannya ke dalam sebuah format instrumen penelitian yang
nantinya akan diberikan kepada responden sebagai kuesioner. Jumlah
total butir pertanyaan yang ada dalam instrumen berjumlah 20 butir
pertanyaan. Adapun skala pengukuran instrumen menggunakan skala
Likert dengan lima pilihan jawaban, setiap item jawaban skala likert
dinyatakan dalam bentuk kategori dengan masing-masing skor yang dapat
dilihat pada tabel di bawah ini
4. Validasi Instrumen
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Hasil penelitian yang valid bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada obyek yang diteliti11. Pengujian validitas menggunakan
analisis skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap
skor butir. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product
moment dari Karl Pearson12:
r N ∑ XY− ( ∑ X ) ( ∑ Y )
xy=¿ ¿
√❑
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y
N = Jumlah sampel
X = Skor tiap butir
Y = Skor total
11
Ibid, h. 239.
12
Sudjana, Metoda Statistika (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466.
∑XY = Jumlah perkalian antara X dan Y
∑X = Jumlah skor tiap butir
∑Y = Jumlah skor total
∑X2 = Jumlah kuadrat skor tiap butir
∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total
Bila butir pertanyaan dari angket tidak memenuhi tingkat
validitas, maka butir item tidak dapat digunakan sebagai alat ukur
penelitian. Untuk mendapatkan tingkat validitas, r hitung harus lebih besar
dengan rtabel pada taraf signifikansi α = 0.05.
5. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabel artinya dapat dipercaya, sehingga instrumen penelitian
dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus
alpha cronbach13 sebagai berikut:
][ ]
❑
∑ σ 2b
r 11=
[ n
(n−1)
1− ❑
❑
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
n : Banyaknya butir soal
∑σ2b : Jumlah varian butir
σ2t : Varians total
13
Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1997), h. 177.
regresi dan korelasi. Data dianalisis secara bertahap, dengan Analisis
Statistik Deskriptif
Keterangan:
Lo = Harga mutlak terbesar
F ( z i ) = Peluang angka baku
S ( z i ) = Proporsi angka baku
Y = α + bX
14
Ibid.,
15
Sudjana, Op.Cit.,h. 332.
Rumus untuk mencari nilai konstan (a) dan koefisien arah regresi
(b) dalam rumus linier adalah16 :
(∑Y ¿¿ 2)−( ∑ Y ) ( ∑ XY )
α = (∑Y ) 2
N ∑ X −(∑ X)
2
¿
N ∑ XY −( ∑ X )(∑ Y )
b= 2
N ∑ X −(∑ X )
2
Keterangan:
α = Nilai intercept (konstan)
b = Koefisien arah regresi
Y = Variabel tidak bebas
X = Variabel bebas
16
Situmorang, Riawaty. 2022. “Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Hasil Belajar pada Mata
Pelajaran IPS SiswaKelas VIII UPT SMP Negeri 10 Medan”. Medan. hlm 2
17
Wiyono, Darul dan ruyani, Nur Ahmad. 2019. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Belajar
Mahasiswa dengan Menggunakan Pendekatan Partial Least Square- Structural Equation
Modeling(Pls-Sem) Analysis. JSAB. hlm
Regresi (a) 1 2
(∑ Y i ) /n
2
(∑ Y i ) /n S 2 reg
S 2 res
Regresi (b a) 1 JK (b a) JK (b a)
DAFTAR PUSTAKA