Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan kehidupan manusia sangatlah begitu cepat dan selalu
dapat menyesuaikan dengan kemajuan zaman. Keadaan ini telah berlangsung
dimanapun dan menimpa siapapun yang selalu berupaya untuk mengikuti
perkembangan tersebut. Manusia diharapkan dapat mengsinergikan antara
dasar dari sebuah keilmuan dengan aplikasi peneranpannya di lingkungan
masyarakat. Salah satu faktor keberhasilan dari sebuah siklus interaksi
kehidupan adalah proses terlaksanakannya pendidikan.
Pendidikan merupakan perubahan sebuah sikap dari hal yang sebelumnya
belum mengetahui menjadi mengerti dan memahami. Dalam Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20
dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Tenaga pendidik atau guru
merupakan seseorang yang telah cakap dan memiliki kemampuan sebagai
fasilitator bagi para siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Seorang guru
dituntut untuk mampu menjadi contoh bagi para siswanya dan memiliki tingkat
pendidikan minimal adalah seorang sarjana atau S1 dengan program studi yang
sesuai dengan kompetensi keahlian yang profesional.
Pendidikan di sekolah dasar merupakan lembaga yang dikelola dan diatur
oleh pemerintah yang bergerak di bidang pendidikan yang diselenggarakan
secara formal yang berlangsung selama 6 tahun dari kelas I sampai kelas VI
untuk anak atau siswa-siswi di seluruh indonesia tentunya dengan maksud dan
tujuan yang tidak lain agar anak indonesia menjadi seorang individu yang telah
diamanatkan atau yang sudah dicita-citakan dalam Undang-undang Dasar
1945. Dalam pelaksanannya, pendidikan di sekolah dasar diberikan kepada
siswa dengan sejumlah materi atau mata pelajaran yang harus dikuasainya
terutama dalam membentuk sikap, pengetahuan dan keterampilan.

1
Sedangkan Kurikulum 2013 itu sendiri merupakan sebuah kurikulum
yang terintegrasi, maksaud dari integrasi ini adalah sebuah kurikulum yang
mengintegrasikan Skill, Theme, Concepts, And Topic baik dalam bentuk Within
Sigle disciplines, Acrous several disciplines and Within and Acrous Learners.
Dengan kata lain bahwa kurikulum 2013 ialah kurikulum yang terpadu sebagai
suatu konsep dapat dikatakan sebagai sebuah sistem atau pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk memberikan
pengalaman yang bermakna dan luas kepada siswa. Pendidikan karakter dalam
kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan, yang mengarah pada budi pekerti dan akhlak mulia siswa secara
utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetesi lulusan pada
setiap satuan pendidikan.
Siswa adalah wujud salah satu dari komponen pendidikan yang tidak bisa
ditinggalkan, karena tanpa adanya siswa tidak akan mungkin proses
pembelajaran dapat berjalan. Siswa merupakan komponen manusiawi yang
menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Didalam proses
belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki
tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal.
Dalam kehidupan siswa, disiplin merupakan rasa taat dan patuh terhadap
nilai yang dipercata dan menjadi tanggung jawabnya. Dengan kata lain disiplin
adalah patuh terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan dan
pengendalian. Sedangkan pendisiplinan adalah sebuah usaha yang
dilaksanakan untuk menanamkan nilai atau pemaksaan supaya subjek mentaati
sebuah peraturan. Disiplin merupakan sikap yang selalu tepat janji, sehingga
orang lain percaya karena modal seseorang dalam wirausaha adalah mendapat
kepercayaan dari orang lain. Sikap disiplin merupakan salah satu implementasi
karakter yang diharapkan dalam pembelajaran PPKn di sekolah dasar. Melalui
sikap inilah siswa diharapkan akan terbentuk karakternya agar dimasa depan
mampu terjun dan bergabung dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pembelajaran PPKn di SD pada umumnya masih bersifat
konvensional dan proses pembelajaran hanya terjadi searah, dimana hanya guru

2
yang berperan aktif dalam pembelajaran yaitu dengan metode ceramah dan
penggunaan media belajar yang sederhana hanya berupa gambar-gambar,
sehingga prestasi belajar siswa masih rendah. Dalam proses pembelajaran
PPKn di SD juga pada umunya berorientasi pada selesainya materi yang
tercantum dalam kurikulum, siswa hanya hafal secara verbal, tetapi tidak
mengenal dengan sesungguhnya apa yang telah dihafalkan, sehingga siswa
cepat merasa bosan, kurang berminat, kurang bergairah dan cenderung tidak
aktif. Namun demikian, prestasi belajar siswa harus dapat berhasil sesuai
dengan yang diharapkan. Jika hal tersebut tidak berhasil, maka perlu adanya
perbaikan pembelajaran melalui sebuah penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas menjadi salah satu model penelitian yang
dilakukan pada bidang pendidikan. Salah satu contoh utama dalam bidang
pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling, dan
mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian adalah
situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah
dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain
seperti para peneliti konvensional pada umumnya. Secara lebih luas penelitian
tindakan kelas diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan
tindakan kelas dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada
sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau
akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat
penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga
diperoleh hasil yang lebih baik.
Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah akan adanya
upaya perbaikan sikap disiplin dan proses pembelajaran pada kelas IV Tema 3
muatan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Mata
pelajaran PPKn adalah sebuah materi ajar yang lebih mendominasi tentang
sikap, perbuatan dan sebuah patriotisme sebagai warga negara Indonesia. Pada
mata pelajaran ini siswa diharapkan untuk dapat membentuk diri untuk lebih
memamhami apa itu sebuah perubahan sikap dan kesadaran berbangsa dan
bernegara. Moral sebuah bangsa akanlah sangat ditentuka oleh para generasi

3
muda yang harus matang untuk siap mengenal lingkungan dan bermasyarakat.
Melalui pelajaran inilah siswa dibimbing supaya memiliki kompetensi
pedagogik yang lebih unggul dalam lingkup morah dan etika berbangsa.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bagi siswa kelas IV di SD


Negeri 1 Kejawar untuk memperbaiki prestasi belajar siswa pada tema 3
muatan pelajaran PPKn tentang pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang masih jauh dari harapan
ketuntasan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada muatan pelajaran PPKn
yaitu ≥ 70.
Kurangnya variasi model pembelajaran yang dilakukan oleh guru
mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk mengikuti kegiatan. Pada
pengamatan awal peneliti menemukan bahwa banyak siswa yang tidak
memperhatikan saat pembelajaran, bergurau dengan teman saat di kelas dan
asyik berbica dengan temannya. Permasalahan tersebut merupakan dasar
pemikiran mengapa perlu dikembangkan rasa disiplin siswa. Jika rendahnya
sikap disiplin siswa terus terjadi dan berlangsung dalam jangka waktu yang
lama, tentunya dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan secara
keseluruhan. Untuk mengatasi hal ini, guru perlu mempertimbangkan
penggunaan berbagai model pembelajaran yang memungkinkan pengembangan
potensi siswa, sehingga dapat meningkatkan sikap disiplin siswa.
Masalah diatas juga ditemui siswa kelas IV di SD Negeri 1 Kejawar
khususnya dalam pembelajaran tema 3 muatan pelajaran PPKn tentang
pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan hasil observasi dikelas IV menyatakan bahwa sikap
disiplin siswa yang belum maksimal. Dibuktikan dengan hasil nilai sikap
disiplin masih banyak yang mendapatkan nilai 2. Diketahui bahwa dari 25
siswa hanya ada 3 siswa yang mendapatkan nilai 4 ,dan 6 siswa yang
mendapatkan nilai 3 , dan 14 siswa yang mendapatkan nilai 2, serta 1 siswa
mendapatkan nilai 1. Hal ini berarti hanya 36% siswa yang tuntas. Hal
tersebut dikarenakan banyak siswa yang belum memenuhi indikator pencapai

4
di tunjukan seperti mengikuti semua proses pembelajaran dengan tertib,
Disiplin dan serius dalam diskusi kelompok, tidak mengganggu teman yang
sedang presentasi di depan kelas, dan menjaga kebersihan kelas.
Kemudian dari aspek kognitif juga keberhasilan siswa dalam belajar
masih jauh dari harapan. Hal ini dapat dilihat setelah proses pembelajaran kelas
IV di SD Negeri 1 Kejawar khususnya dalam pembelajaran tema 3 muatan
pelajaran PPKn tentang pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang dilaksanakan oleh peneliti
ternyata untuk prestasi belajar siswa diperoleh data bahwa siswa yang tuntas
belajar hanyalah sejumlah 7 siswa dari 25 siswa atau 28% dan yang belum
tuntas belajar masih sangat banyak yaitu sejumlah 18 siswa dari 25 siswa atau
72% dengan nilai rata-rata kelas 56,5. Dari prestasi belajar tersebut, peneliti
telah berupaya merefleksi diri dalam lingkup proses pembelajaran. Penyebab
masalah tersebut adalah kurangnya kemampuan guru dalam mengelola kondisi
pembelajaran di dalam kelas dan kurangnya minat siswa dalam upaya
memahami materi ajar. Siswa sangat terlihat begitu kurang bergairah dalam
mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Terlalu banyak
siswa yang bergurau dan kurang memperhatikan ketika guru sedang
menyampaikan materi di dalam kelas. Adapun prestasi belajar siswa pada
tahap prasiklus dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Hasil Prestasi Belajar Siswa Keadaan Kondisi Awal
No Jumlah Siswa Tuntas KKM Belum Tuntas KKM
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
1. 25 7 28% 18 72%

Berdasarkan tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang


dilaksanakan belum berhasil. Hal ini ditunjukan pada prestasi belajar siswa
yang masih di bawah KKM yang ditentukan oleh sekolah. Dari 25 siswa hanya
7 siswa (28%) yang memenuhi KKM, sedangkan 18 siswa (78%) belum
memenuhi KKM.

5
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti memutuskan untuk
melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) pada tema 3 muatan pelajaran PPKn tentang pelaksanaan kewajiban dan
hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa kelas IV
SD Negeri 1 Kejawar. Dalam perbaikan pembelajaran ini, peneliti akan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tope Student Team Achievement
Division (STAD) yang mana akan membuat siswa untuk saling berdiskusi
dalam kelompok untuk memecahkan sebuah topik materi ajar. Model Student
Team Achievement Division (STAD) dapat melatih siswa untuk selalu
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran secara merata serta menuntut siswa
bekerjasama secara disiplin  dengan teman kelompoknya. Dengan model
pembelajaran ini siswa diharapkan akan mampu untuk bertukar pendapat
dengan taman kelompoknya sehingga dapat menyimpulkan materi ajar secara
bersama dengan dalam tim. Penggunaan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) diharapkan dapat meningkatkan sikap disiplin
dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Kejawar pada Tema 3 muatan
pelajaran PPKn tentang pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas tentang rendahnya sikap disiplin dan
prestasi belajar siswa pada muatan pelajaran PPKn tentang pelaksanaan
kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari bagi
siswa kelas IV SD Negeri 1 Kejawar maka identifikasi masalahnya sebagai
berikut:
1. Prestasi belajar siswa pada tema 3 muatan pelajaran PPKn tentang
pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari yang masih rendah.
2. Model pembelajaran yang diterapkan guru terasa membosankan.
3. Guru belum menggunakan alat peraga dan media pembelajaran.
4. Kurangnya perhatian dari guru kepada para siswa dalam mengelola kelas.

6
5. Banyak siswa yang belum sarapan ketika berangkat sekolah.
6. Banyak siswa yang bergurau sendiri ketika pembelajaran berlangsung.
7. Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran.
8. Siswa kurang memiliki motivasi belajar dan kurang menguasai materi ajar.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka peneliti memilih
menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) dalam proses perbaikan pembelajaran. Pada penelitian perbaikan
pembelajaran ini, peneliti akan menggunakan variabel sikap disiplin, prestasi
belajar PPKn dan penggunaan model pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD).
Selama ini guru mengajar belum menggunakan model pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD). Diharapkan dengan penerapan
model pembelajaran ini dapat meningkatkan prestasi belajar PPKn sehingga
siswa mudah menangkap konsep yang disampaikan guru dan siswa akan aktif
dalam proses pembelajaran
Pada penenlitian ini, peneliti akan melaksanakan proses perbaikan
pembelajaran dengan 2 tahap siklus yaitu siklus I dan jika prestasi belajar siswa
belum mencapai ketuntasan yang ditentukan oleh peneliti maka akan
dilanjutkan ke siklus 2.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti telah membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD) dapat meningkatkan sikap disiplin siswa pada kelas IV tema 3 SD
Negeri 1 Kejawar?
2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar PPKn siswa pada kelas IV tema
3 SD Negeri 1 Kejawar?

7
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun penelitian ini memiliki tujuan umum sebagai berikut:
a. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada muatan pelajaran PPKn.
b. Syarat kelulusan pada program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam
Jabatan Tahap III di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
c. Meningkatkan profesionalisme guru dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
d. Memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan proses pembelajaran
PPKn.
2. Tujuan Khusus
Adapun penelitian ini memiliki tujuan khusus sebagai berikut:
a. Meningkatkan sikap disiplin siswa pada tema 3 muatan pelajaran PPKn
tentang pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari dengan menggunakan model pembelajaran Student
Team Achievement Division (STAD) bagi siswa kelas IV di SD Negeri 1
Kejawar.
b. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada tema 3 muatan pelajaran PPKn
tentang pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari dengan menggunakan model pembelajaran Student
Team Achievement Division (STAD) bagi siswa kelas IV di SD Negeri 1
Kejawar.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan di SD Negeri 1 Kejawar Kecamatan Banyumas
Kabupaten Banyumas memiliki beberapa manfaat. Adapun manfaatnya baik
secara teoritis maupun praktis yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu dalam
kehidupan sehari-hari khususnya bidang pendidikan PPKn.

8
b. Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi bagi peneliti sejenis
di masa mendatang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan semangat, keaktifan dan motivasi belajar siswa pada
muatan pelajaran PPKn.
2) Meningkatkan sikap disiplin siswa dalam kehidupan sehari-hari.
3) Meningkatkan prestasi belajar siswa tentang pelaksanaan kewajiban
dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
4) Menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan.
b. Bagi guru
1) Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman guru dalam
melaksanakan proses model pembelajaran.
2) Membentuk karakter guru yang memiliki kompetensi profesional
dalam melaksanakan pembelajaran dan penelitian.
3) Memberi masukan kepada guru dalam menentukan strategi yang tepat
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
4) Menyempurnakan peran guru sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Menyempurnakan administrasi sekolah dalam lingkup kearsipan.
2) Menambah referensi bagi sekolah dalam penggunaan berbagai model-
model pembelajaran.
3) Memperbanyak hasil karya penelitian tindakan kelas di sekolah
tersebut.
4) Melengkapi nilai kompetensi sekolah dalam rumpun persiapan
Akreditasi.

Anda mungkin juga menyukai