Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Disiplin merupakan suatu sikap atau perilaku yang pasti diharapkan
oleh setiap pendidik agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan baik di
dalam kelas maupun di luar kelas dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Jika kita berbicara tentang disiplin maka pastilah kita
memandang pada suatu peraturan, organisasi, kerja sama, mematuhi prosedur
dan lain-lain.Gerakan Disiplin Nasional (GDN) dalam kapasitasnya sebagai
sebuah gerakan, berusaha untuk segala potensi, baik yang masih tersembunyi
maupun yang tampak.1 Terutama dalam kedisiplinan mempunyai peranan
yang penting dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran
pada kurangnya kedisiplinanya siswa berdampak kurang maksimal dalam
mengikuti pembelajaran sehingga berpengaruh pada prestasi belajar siswa.2
Dalam lembaga Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang secara
sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam
rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang
menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, maupun sosial.3 Kedisiplinan
siswa sangat penting untuk kemajuan sekolah itu sendiri. Sekolah yang tertib
akan menciptakan proses pembelajaran yang baik.
Dalam hal ini peneliti memiliki anggapan bahwa kedisiplinan
sangatlah penting ditanamkan pada anak-anak, karena dengan adanya
penanaman sikap disiplin pada anak dini mungkin dapat menjadikan tingkah
laku yang disiplin pula. Guru merupakan komponen pendidikan terpenting,
terutama dalam kedisiplinan belajar siswa dan mengatasi berbagai masalah

1
Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, Referensi, Jakarta, 2013.
2
Ketut Sukardi, Dewa. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah ,Surabaya: Usaha
Nasional, 1983.
3
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2007, hlm. 95.

1
2

yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan. 4 Tugas pokok seorang


guru yaitu mendidik dan mengajar atau sebagai konselor dalam menghadapi s
masalah yang ada pada siswa.5 Guru mempunyai tugas pokok untuk
mengajarkan materi pembelajaran kepada siswanya dalam meningkatkan
mutu pendidikan, namun ketika siswa menghadapi masalah guru juga
berperan sebagai konselor yang memberikan bimbingan dan membantu
siswanya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Secara umum memang semakin bangkit kesadaran masyarakat bahwa
tidak ada guru, tidak ada pendidikan, dan tidak ada proses pencerdasan.
Dalam kerangka ini kehadiran guru sebagai agen utama proses pendidikan
dan pembelajaran semakin diakui dalam perjalanan sejarah peradaban umat
manusia.6 Guru sebagai agen utama dalam proses pembelajaran yang digugu
dan ditiru, maka harus memberikan pengajaran dan tingkah laku yang baik,
karena seorang guru merupakan panutan bagi siswanya.
Seorang pimpinan organisasi akan mendapatkan anggotanya berhasil
dalam melaksanakan tugas dengan menerapkan kedisiplinan yang tinggi
dengan penuh ketegasan dan tanggung jawab. 7 Hal ini dikarenakan
penerapan kedisiplinan akan menjadikan seseorang lebih bertanggung jawab
pada suksesnya suatu tujuan organisasi tersebut. Melihat beberapa pengertian
di atas bahwa disiplin adalah bentuk sikap kesetiaan dan ketaatan seseorang
atau kelompok terhadap peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama
pada sebuah organisasi tanpa adanya paksaan atau ancaman dari pihak
tertentu guna mencapai tujuan tertentu.8

4
Faturrahman, dkk, Pengantar Pendidikan, PT Prestasi Pustakaraya, Jakarta, 2012, hlm.
161.
5
Ibid, hlm. 163.
6
Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas,
Pustaka Setia, Bandung, 2010, hlm. 5.
7
Abdul Majid, perencanaan pembelajaraan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008,
hlm.170.
8
Ibid,hal.171-172
3

Kedisiplinan dalam belajar merupakan salah satu kewajiban yang


harus dilaksanakan oleh setiap siswa agar dapat tercapai tujuan belajar di
sekolah bahkan lembaga sekolah juga ikut bersyaraan dan mengatisipasi
dalam kedisiplinan belajar siswa seperti pelanggaran terhadap peraturan tata
tertib sekolah masih sering ditemukan seperti siswa membolos pada saat jam
belajar, menyontek, mencuri, berkelahi, dan itu harus di benahi agar tidak
terjadi pelanggaran tata tertib sekolah.9
Dalam proses belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang baik
antara peserta didik sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai
pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan kegiatan ini terjadi interaksi
yakni hubungan antara guru dengan siswa dan di dalam situasi yaitu suasana
yang bersifat pengajaran.10 Hubungan antara guru dengan para siswanya
dalam suasana pengajaran yang dimaksud adalah guru menjalin hubungan
yang baik dengan para siswanya dalam suasana pengajaran sehingga tujuan
dari pendidikan dapat tercapai.
Dalam kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai
peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolah dan setiap siswa
dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang
berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai
aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah disebut disiplin
siswa.Sedangkan peraturan tata tertib dan berbagai ketentuan lainnya yang
berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.11
Siswa dalam kegiatan pembelajaran diposisikan sebagai obyek yang
akan diarahkan dan dibimbing dalam proses belajar, sedangkan guru yang
sebagai agen utama proses pendidikan dan diposisikan sebagai subyek yang
tidak hanya memberikan pendidikan dan pengajaran saja, akan tetapi seorang
guru juga harus mampu bertindak sebagai konselor dalam menghadapi sekian
masalah yang ada pada siswanya. Jadi, siswa tidak hanya menerima

9
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru , PT Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2008.
10
Ibid, hlm. 237 - 239.
11
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaraan, hal. 151-153
4

pengetahuan tentang materi-materi yang diajarkan gurunya, tetapi juga


mampu menanamkan nilai-nilai moral sebagai penunjang siswa dalam
pergaulan sehari-hari. Tujuan dari belajar dalam pembelajaraan adalah
terciptanya perubahan menuju keadaan yang lebih baik , misalnya perubahan
12
pemahaman seseorang terhadap sesuatu yang positif. Tujuan belajar dan
pembelajaraan tidak dapat di capai dengan mudah begitu saja, tanpa adanya
usaha dari semua orang yang terlibat dalam proses tersebut.
Keberhasilan siswa dalam studi pembelajaraan dipengaruhi oleh cara
belajarnya. Siswa yang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan
untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang
tidak mempunyai cara belajar yang efektif. Untuk belajar secara efektif dan
efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara
efektif dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang memiliki disiplin dalam
belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara
belajar yang tepat.13
Langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektif
dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan
bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan
tidak menggantungkan nasib pada orang lain.14 Pengelolahan siswa
merupakan kegiatan atau tindakan dalam rangka penyediaan kondisi yang
optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Dalam strategi
belajar demikian , interaksi belajar mengajar terjadi antara guru dan siswa.
Interaksi dalam belajar dan mengajar sebagai suatu sistem akan dihadapkan
pada sejumlah komponen yang saling terkait dan tidak dapat dipisahankan
tanpa adanya salah satu di antaranya komponen tersebut, maka tidak akan
pernah terjadi proses interaksi secara maksimal.15

12
Op.Cit, hlm 45-47
13
Fatturrohman dan Sutikno, Strategi Belajar, hal.16
14
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Jakarta : PT Grafindo, 2003, hal.183.
15
M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Gaya Belajar Kajian Teoritik , Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2012, hlm. 45.
5

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses formal di sekolah


yang didalamnya terjadi interaksi berbagai komponen disekolah , komponen
tersebut di kelompokkan atas tiga kategori utama yaitu guru, materi, dan
siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana
seperti metode, media, lingkungan tempat belajar sehingga tercipta situasi
belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah di
rencanakan, dengan demikian guru memegang peranan penting dalam proses
belajar mengajar.16
Guru profesional dituntut memiliki kompetensi sebagai agen
pembelajaran. Kompetensi dimaksud adalah kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional atau akademik, dan sosial. 17 Kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru dalam memahami karakteristik/kemampuan
yang dimiliki oleh murid melalui berbagai cara, kompetensi kepribadian
merupakan kemampuan guru dengan mencerminkan kepribadian yang baik
pada diri sendiri dan menjadi teladan yang baik, kompetensi profesional
merupakan kemampuan guru dengan cara menguasai materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, serta kompetensi sosial merupakan kemampuan
guru dalam berkomunikasi dengan murid dan seluruh tenaga kependidikan
atau juga dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. 18
Kondisi ini merupakan pencerminan dari kedisiplinan atau
kehadiran dan kepatuhan, biak itu disiplin kepala sekolah, guru maupun siswa
yang didasari oleh kesadaran dalam menjalankan dan melaksanakan
peraturan. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa banyak sekali
macam–macamnya dan terlalu banyak untuk disebutkan satu-persatu.

16
Pupuh Fatturrahman dan M.Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar :Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami (Bandung: Refika Aditama , 2007), hal.13.
17
Op.Cit, hlm. 6.
6

Perilaku yang tidak disiplin pada waktu proses belajar-mengajar dan


mengganggu proses belajar-mengajar, membuat kita merasa prihatin. Padahal
jumlah murid yang seperti itu tidak sedikit dan selalu ada di setiap
angkatan.19
Dengan mengkaji konsep dasar pengelolaan kelas, dan mempelajari
berbagai pendekatan pengelolaan dan mencobanya dalam berbagai situasi
kemudian dianalisis, akibatnya secara sistematis diharapkan agar setiap
pembelajar akan dapat mengelola proses pembelajaran secara lebih baik.
Kondisi yang menguntungkan di dalam kelas merupakan prasyarat utama
bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif. 20
Menerapkan kontrol kelas yang baik, guru tentunya menghadapi
beragam perilaku siswa. Ada siswa yang santun dan ada pula siswa yang
bandel, seperti berbicara dengan teman sebangku, tidak mendengarkan guru
dan tidak mengerjakan tugas, bahkan terkadang siswa tertidur di kelas. Agar
suasana kelas dapat terkelola dengan baik, maka antara guru dan siswa perlu
menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada
dalam kelas pembelajaran tersebut. Masalah disiplin kelas dan hubungan
dengan siswa merupakan bagian yang paling menegangkan dalam mengajar.
Banyak sekolah merupakan sekolah-sekolah yang tidak mudah untuk
menerapkan kontrol kelas yang baik. Meskipun begitu, guru-guru perlu
memerhatikan cara terbaik untuk mengatasi sikap tidak layak dari siswa
tersebut.21
Secara umum faktor yang mempengaruhi disiplin dapat diklasifikasi
demikian yaitu faktor internal (dalam) dan eksternal (luar).22 Penelitian ini
membahas dan mengkaji kedua faktor tersebut. Dengan mengkaji konsep
dasar pengelolaan kelas, dan mempelajari berbagai pendekatan pengelolaan
dan mencobanya dalam berbagai situasi kemudian dianalisis, akibatnya secara

19
Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, KANISIUS, Yogyakarta, 2007,
hlm. 83.
20
Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, Referensi, Jakarta, 2013,hlm. 41.
21
Op Cit, hal. 168.
22
Sumadi Suryabratha , Psikologi pendidikan, (Jakarta :Rajawali , 2013), hal. 233.
7

sistematis diharapkan agar kedisiplinan setiap pembelajar akan dapat


mengelola proses pembelajaran secara lebih baik. Kondisi yang
menguntungkan di dalam kelas merupakan prasyarat utama bagi terjadinya
proses pembelajaran yang efektif.23 Pengelolaan kelas yang baik dapat
membantu guru agar dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswanya
menjadi lebih efektif dan efisien.
Sebuah kelas dapat dikatakan terkelola dengan baik apabila tercipta
keharmonisan hubungan antara guru dengan siswa, tingginya kerja sama
diantara siswa, serta terjaganya antusiasme siswa dalam mengikuti mata
pelajarannya.24 Masalah disiplin kelas dan hubungan dengan siswa
merupakan bagian yang paling menegangkan dalam mengajar. Banyak
sekolah merupakan sekolah-sekolah yang tidak mudah untuk menerapkan
kontrol kelas yang baik.25 Pengelolaan kelas, guru tentunya menghadapi
beragam perilaku siswa. Ada siswa yang santun dan ada pula siswa yang
bandel, seperti berbicara dengan teman sebangku, tidak mendengarkan guru
dan tidak mengerjakan tugas, bahkan terkadang siswa tertidur di kelas. Agar
suasana kelas dapat terkelola dengan baik, maka antara guru dan siswa perlu
menciptakan keharmonisan dalam kegiatan belajar mengajarnya.
Kedisiplinan siswa dalam belajar mempunyai pengaruh besar terhadap
hasil belajar yang diharapkan. Karena sebelum melaksanakan pengajaran,
perlu dipikirkan terlebih dahulu atau dipilih pembelajaraan yang tepat
dengan pendekatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap apa yang telah
di rencanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar.26 Maka dari itu
kedisiplinan mudah terlihat pada tempat-tempat umum, lebih khusus lagi

23
Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, Referensi, Jakarta, 2013,hlm. 41.
24
Salman Rusydie, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas, DIVA Press, Jogjakarta, 2011,
hlm. 48.
25
Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Op Cit, hal. 168.
26
M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia (Berbagai
Pendekatan metodee, Teknik dan Media Pengajaran), Pustaka Setia, Bandung, t.t, hlm. 20.
8

pada sekolah-sekolah dimana banyaknya pelanggaran tata tertib sekolah yang


dilakukan oleh siswa- siswa yang kurang disiplin.27
Dalam gambaranya kedisiplinan belajar siswa di SMAN 1 Mejobo
dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai
peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya dan aturan guru
dalam pembelajaraan sehingga siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai
dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Kepatuhan dan ketaatan
siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di
sekolahnya itu biasa disebut kedisiplinan siswa. Sedangkan peraturan, tata
tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku
siswa.
Sedangkan tata tertib sekolah berarti aturan disiplin yang timbul dari
kebutuhan untuk mengadakan keseimbangan antara apa yang dilakukan oleh
individu dan apa yang diinginkan dari orang lain sampai batas-batas tertentu
dan memenuhi tuntutan orang lain dari dirinya sesuai dengan kemampuan
yang dimiliknya dan tuntutan dari perkembangan yang luas. Jadi disiplin
belajar adalah suatu perbuatan dan kegiatan belajar yang dilaksanakan sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan sebelumnya.
SMAN 1 Mejobo dalam proses belajar mengajar guru mengajarnya
menggunakan model belajar dan metode mengajar yang bervariasi, guru juga
harus menentukan pendekatan yang akan di terapkan kaitannya dengan
kedisiplinan belajar siswa agar apa yang telah di rencanakan bisa tercapai
secara efektif dan efisien. Sebaik apapun guru harus mengkonsep metode
mengajar dan belajar , apabila kedisiplinan belajar siswanya menengah, maka
metodenya direalisasikan dan dibuat cara mengajar dengan baik.28 Hal ini
menjadikan begitu pentingnya pendekatan dalam proses belajar mengajar
pada mata Pelajaran Agama Islam yang dilakukan oleh guru agar situasi kelas

27
Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, KANISIUS, Yogyakarta, 2007,
hlm. 83.
28
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, Bumi
Aksara, Jakarta, 2014, hlm. 3.
9

menjadi kondusif, sehingga siswa menjadi lebih mudah menerima materi


yang telah diajarkan.29
Pendekatan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dengan
tujuan agar siswa dapat belajar dengan kondusif atau tenang. Terutama pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang didalamnya dibahas mengenai
perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa kemasa. Sehingga
di dalam penyampaian materi di perlukan suasana yang tenang di kelas,
bukan suasana yang gaduh.
Pendidikan Agama Islam adalah bagian dari salah satu pelajaran
Agama Islam, dengan mengetahui aturan-aturan dan budaya Islam dimasa
lalu dan masa kini. Di dalamnya dipelajari tentang aturan dan budaya yang di
hasilkan oleh umat Islam dalam sejarah peradaban manusia sehingga dapat
mendidik kita menjadi orang yang bijak dengan mempelajarinya tanpa harus
mengalami langsung segala peristiwa.
Secara umum pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran
yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam Agama
Islam. Ajaran-ajaran tersebut terdapat dalam Al-qur’an dan Hadits serta
melalui proses ijtihad. Jadi, pendidikan Agama Islam adalah usaha yang
diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran
Islam.30
Pembelajaran diatas dapat diartikan bahwa proses belajar yang
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta meningkatkan kemampuan
mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan
yang baik terhadap materi pelajaran.31

29
Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang dan PMDC, 2006), hlm. 122-123
30
Abu Ahmadi & Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), hlm. 4
31
Muktar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misaka Galiza,
2003), hlm. 14
10

SMAN 1 Mejobo sendiri memiliki beberapa peraturan tata tertib


yang terkait dengan kedisiplinan belajar siswa. Peraturan tersebut terdiri atas
tata tertib sekolah yang ditujukan untuk siswa dan tata tertib guru dalam
mengajar. Tata tertib yang ditujukan kepada siswa berkaitan dengan beberapa
hal antara lain masuk sekolah, kewajiban siswa, larangan siswa, cara
berpakaian, hak sebagai siswa, dan les privat. Sedangkan tatatertib yang
ditujukan kepada guru berkaitan dengan kewajiban dan larangan guru selama
proses belajar mengajar. Kedisiplinan belajar siswa di sekolah erat kaitannya
dengan kedisiplinan belajar di dalam kelas.
Sehubungan dengan realitas di SMAN 1 Mejobo yang sudah
menerapkan pendekatan dalam kedisiplinan belajarnya siswa pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai upaya untuk meningkatkan
kedisiplinan belajar siswa, maka dalam ini peneliti ingin mengkaji tentang
Kedisiplinan Belajar Siswa dan Faktor-Faktor Mempengaruhi terhadap
peningkatan belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sehingga dalam penelitian ini penulis akan mengangkat judul tentang “
Upaya Guru PAI dalam Membentuk Budaya Disiplin Siswa di SMAN 1
Mejobo “

B. Fokus Penelitian
Penelitian ini penulis fokuskan pada Kedisiplinan Belajar Siswa pada
Pembelajaraan Pendidikan Agama Islam dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya . Hal-hal ini yang terkait dengan Kedisiplinan belajar dan
pembelajaran meliputi : pelaksanaan kegiatan, teknik atau langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan dan mengidentifikasi pada kedisiplinan belajar dan
pembelajaraan serta hal-hal lain yang terkait dengan pembelajaran meliputi:
Strateginya Pembelajaraan Pendidikan Agama Islam dan hasil belajar siswa.
11

C. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini perlu adanya permasalahan karena dengan
permasalahan akan dapat memberikan pedoman dan arahan bagi peneliti
untuk menentukan teori teori penelitian dalam rangka menyelesaikan
penelitian. Dari Latar Belakang di atas, peneliti dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai kedisiplinan siswa di
SMAN 1 Mejobo?
2. Apa kendala yang dihadapi guru PAI dalam menumbuhkan nilai-nilai
kedisiplinan siswa di SMAN 1 Mejobo?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, maka penelitian
ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui kedisiplinan belajar siswa di SMAN 1 Mejobo pada
pembelajaraan Pendidikan Agama Islam .
2. Untuk mengetahui metode penerapan pada pembelajaraan Pendidikan
Agama Islam
3. Untuk mendeskripsikan penanaman nilai-nilai kedisiplinan belajar PAI
siswa

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritik manfaat penelitian ini adalah sebagai sumbangsih
bagi khazanah keilmuan di bidang pendidikan dan juga dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut dalam penelitian yang berkaitan
dengan kedisiplinan belajar siswa di SMAN 1 Mejobo pada
12

pembelajaraan Pendidikan Agama Islam.


2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
1) Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan pada
umumnya dan khususnya bagi lembaga pendidikan di mana
tempat penelitian ini berlangsung, mengenai kedisiplinan
Penulis
2) Untuk mendapatkan wawasan dan pengalaman praktis di bidang
penelitian.Selain itu hasil penelitian ini juga dapat dijadikan
sebagai bekal bila sudah menjadi tenaga pendidik.
3) Untuk mengetahui nilai-nilai kedisiplinan siswa dalam
pembelajaraan Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Mejobo
Kudus.
b. Bagi guru Pendidikan Agama Islam
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman
guru dalam rangka meningkatkan kedisiplinan belajar siswa .
c. Bagi peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan contoh atau
teladan bagi peserta didik terhadap kedisiplinan belajarnya agar lebih
ditingkatkan.
d. Penulis
Mendapatkan wawasan dan pengalaman praktis di bidang
penelitian.Selain itu hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
bekal bila sudah menjadi tenaga pendidik.

F. Sistematika Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini penulis susun sesuai buku pedoman
penulisan skripsi IAIN Kudus agar penulisan skripsi ini tidak bertentangan
dengan ketentuan yang berlaku di IAIN Kudus.
13

Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu
sebagi berikut :

Bab I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang latar belakang masalah , fokus penelitian,


rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian
pustaka, dan sistematika skripsi.

Bab II : KAJIAN PUSTAKA (Kedisiplinan belajar siswa pada


pembelajaraan PAI dan faktor-faktor yang mempengaruhinya )

Bab ini mengandung beberapa sub bab yakni :


a. Kedisiplinan belajar. didalamnya memuat pengertian dan
ruang lingkup , tujuan kedisiplinan , macam-macam
kedisiplinan, bentuk-bentuk kedisiplinan.
b. Teori kedisiplinan belajar. didalamnya memuat pengertian
belajar , macam-macam teori kedisiplinan belajar, kedisiplinan
belajar di sekolah.
c. Pembelajaraan Agama Islam. Didalamnya memuat pengertian
Pembelajaraan Agama Islam, tujuan Pembelajaraan Agama
Islam
Bab III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Laporan hasil penelitian ;

a. Terdiri dari pendekatan penelitian, sumber data dan lokasi


penelitian , instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, uji
keabsahan data
b. Kedisiplinan belajar siswa di SMAN 1Mejobo.
c. Penanaman kedisiplinan siswa di SMAN 1 Mejobo.
14

Bab IV : ANALISA DATA

Dalam bab ini berisi tentang analisis yang meliputi analisa


pendahuluan ,analisa data, analisa uji hipotesa dan penemuan di
lapangan

Bab V : PENUTUP

Berisi kesimpulan, saran dan penutup.

Anda mungkin juga menyukai