Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

membangun potensi manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa, berbudi pekerti luhur, dan memiliki

berbagai pengetahuan dan keterampilan jasmani dan rohaniah, serta dapat

bertanggung jawab kepada bangsa dan masyarakat. pendidikan menjadi sarana

utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai

pandangan teori dan praktik yang berkembang dalam kehidupan.

Selanjutnya defenisi pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam

Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab I

Pasal 1 Ayat 1 mengemukakan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Keberhasilan dalam penyeleggaraan lembaga pendidikan akan sangat

bergantung kepada manajemen komponen-komponen pendukung pelaksanaan

kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana, dan

sarana dan prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan

dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan, artinya bahwa satu

komponen tidak lebih penting dari komponen lainnya. Akan tetapi satu komponen
1
Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafindo Telindo Press, 2011), hal. 1-3

1
memberikan dukungan bagi komponen lainnya sehingga memberikan kontribusi

yang tinggi terhadap pencapaian tujuan lembaga pendidikan tersebut.

Komponen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa

pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subjek

sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak

hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari

kebermutuan dan kelembagaan pendidikan. Artinya bahwa dibutuhkan

manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan itu sendiri.

Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi

fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.2

Manajemen peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam

bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar. Tujuan

manajemen peserta didik untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang

baik serta agar siswa dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan

pengajaran yang efektif dan efesien. Ada tiga tugas utama dalam bidang

manajemen peserta didik salah satunya yaitu pembinaan disiplin peserta didik.3

Sekolah adalah sebuah karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola

kehidupan lembaga pendidikan, yang diatur dalam Undang-Undang Sistem

Pendidikan. Permendiknas No 22 tahun 2006, yang berisi tentang standar isi

untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, serta Permendiknas No 23 tahun

2
Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Manajemen Pendidikan, (Bandung : Alfabeta,
2012), hal 203
3
Daryanto dan Mohammad Farid, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Yogyakarta :
Gava Media, 2013), hal. 53

2
2006, yang berisi tentang standar kompetensi, untuk satuan pendidikan dasar dan

menengah, merupakan salah satu bentuk kebijakan pemerintah dalam upaya

memperbaiki mutu pendidikan dalam relevansi pendidikan yang harus dilakukan

secara menyeluruh.

Sekolah diharapkan mampu mengelola seluruh sumber daya pendidikan

yang ada sehingga menjadi lebih optimal. Hal ini diarahkan untuk peningkatkan

produktivitas dan pelayanan terhadap para siswa. Peran pimpinan baik kepala

sekolah, waka kesiswaan dan guru dalam melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap setiap perkembangan proses belajar siswa sangat diperlukan, apalagi

terhadap siswa SMP yang sedang mengalami masa-masa perkembangan menjadi

seorang remaja, dimana secara emosional masih sangat labil. Sehingga jika tidak

diawasi akan lebih mudah untuk melakukan penyimpangan tata tertib yang telah

ditetapkan sekolah. Rasa ingin tahu dan ingin mencoba hal-hal yang negatif jika

sekolah tidak bertindak tegas. Kemungkinan untuk bolos sekolah, tawuran,

narkoba, pornografi, meninggalkan kelas saat jam pelajaran masih berlangsung

sangat tinggi. Jika dibiarkan saja, hal ini akan mengganggu ketertiban sekolah

terutama dalam kegiatan belajar mengajar, dan akan menghambat pencapian

tujuan pembelajaran. Untuk itu penegakan disiplin itu sangat penting.

Disiplin sangat berperan penting dalam kelancaran proses belajar mengajar

antara guru dan siswa. Disiplin harus ditanamkan secara terus menerus kepada

siswa, sehingga menjadi suatu kebiasaan dan kebutuhan bagi siswa. Orang-orang

yang berhasil dalam bidangnya masing-masing umumnya mempunyai

kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya orang yang gagal, umunya tidak disiplin.

3
Penegakan disiplin tidak bertujuan untuk membatasi ruang gerak siswa,

melainkan untuk mengarahkan siswa untuk belajar hidup dengan pembiasaan

yang baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Berbicara

tentang disiplin siswa dapat diartikan suatu keadaan tertib dan teratur yang

dimiliki oleh siswa di sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang

merugikan baik secara langsung terhadap siswa sendiri dan terhadap sekolah

secara keseluruhan.

Berdasarkan pengertian diatas tidak mengherankan kiranya suatu disiplin

sangat penting untuk menciptakan situasi yang kondusif di sekolah sehingga

kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan rencana. Namun tidaklah mudah

untuk menerapkan disiplin terhadap siswa di sekolah. Latar belakang keluarga

yang berbeda diantara setiap siswa, menyebabkan penerapan disiplin tidak

selamanya berjalan dengan sesuai rencana. Selalu ada siswa yang tidak mematuhi

tata tertib sekolah yang telah ditetapkan oleh sekolah. Sementara itu guru sebagai

tenaga pendidik, tidak hanya bertugas memberikan ilmu pada setiap siswa, tetapi

yang tidak kalah penting tugas guru harus membimbing, mengawasi,

mengarahkan, dan menilai siswa supaya tidak hanya pintar secara akademik saja

tetapi sikap dan kepribadian pun harus baik. Untuk itu guru merupakan ujung

tombak dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, karena guru adalah orang yang

berhubungan dan berinteraksi langsung dengan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar. Oleh karenanya, guru paling mengetahui dan merasakan langsung

siswa-siswa yang kurang bahkan tidak disiplin.

4
Sebagaimana tugas pokok dan fungsinya guru dapat menanamkan sikap

disiplin pada siswa. Banyak sekali dari kita yang mengerti dan paham disiplin

tapi ketika ditanya tentang arti disiplin mereka agak kebingungan. Disiplin diri

adalah sikap patuh kepada waktu dan peraturan yang ada.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin itu mengandung

dua makna yaitu patuh waktu dan juga peraturan atau tata tertib ataupun norma.

Kedua makna harus dipenuhi oleh setiap orang jika ingin disebut telah memiliki

disiplin diri. Sikap disiplin diri ini merupakan sebuah sikap kebiasaan, artinya

sesorang yang telah terbiasa disiplin akan mudah untuk berlaku disiplin

dimanapun dia berada tetapi ketika seseorang tersebut tidak terbiasa maka dia juga

kan sulit untuk berlaku disiplin dimanapun itu.

Kurang terorganisirnya manajemen kesiswaan dan kurangnya komunikasi

organisasi, mampu memberikan dampak negatif terhadap penanaman disiplin

siswa. Sebab manajemen kesiswaan berfungsi sebagai wahana bagi siswa untuk

mengembangkan diri secara optimal baik dari segi individualitas, segi sosial,

aspirasi, kebutuhan, dan segi-segi potensi siswa lainnya. Sebagaimana kita ketahui

bagian yang integral dari manajemen yaitu manajemen kesiswaan atau

pengelolaan siswa. Tujuan utama pengelolaan siswa adalah untuk meningkatkan

prosedur dan instruksional agar memberikan produk belajar yang maksimal pada

diri siswa. Disini wakil kepala sekolah dalam bidang kesiswaan mempunyai

kewajiban untuk mengelolah dan melayani kebutuhan siswa, yang disebut dengan

manajemen kesiswaan.

5
Menurut Handoko bahwa manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam manajemen kesiswaan

terdapat emapt prinsip dasar, yaitu :

1. Siswa harus dijadikan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga

harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan

pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.

2. Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan

intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu

diperlukan wahana untuk berkembang secara optimal.

3. Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang

diajarkan.

4. Pengembangan potensi siswa tidak haya menyangkut ranah kognitif,

tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.4

Teori di atas menunjukkan bahwa dengan keberagaman siswa menuntut

adanya sistem manajemen kesiswaan yang matang, sehingga dengan manajemen

kesiswaan yang kurang akan berdampak pada kedisiplinan siswa yang kurang

pula.

Berdasarkan observasi awal peneliti, di MTs Negeri 1 Model Palembang

dalam hal kedisiplinan masih kurang, terbukti pada saat observasi selama tiga

bulan sering kali siswa terlambat datang ke sekolah, keluar dari lingkungan
4
Dede Darusman, (2013), http:// Program Pascasarjana Universitas Galuh , Manajemen
Pendidikan, Pengaruh Manajemen Kesiswaan Dan Pengawasan Terhadap Penegakkan Disiplin
Siswa Pada SMP Negeri Di Kota Banjar, Doc, Pdf

6
sekolah tanpa izin, bolos, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), tidak

menghiraukan ketika guru menjelaskan pelajaran, dan sering tidak menaati aturan

sekolah serta aturan yang diberlakukan oleh Waka Kesiswaan seperti, siswa harus

memakai peci, memakai dasi, memakai sepatu berwarna hitam, baju

dimaksukkan, bagi perempuan harus memakai dalaman jilbab, serta rambut harus

dipotong pendek bagi laki-laki. Wakil Kepala Madrasah dalam bidang kesiswaan

belum bertindak tegas dalam hal kegiatan-kegiatan pembinaan dan pengembangan

disiplin peserta didik sehingga manajemen kesiswaan kurang terorganisir dengan

baik. Menurut peneliti dalam hal kedisiplinan di MTs Negeri 1 Model Palembang

masih kurang dan dalam hal manajemen kesiswaan kurang teroraganisir dengan

baik dan belum bertindak tegas karena hanya memberikan peringatan saja kepada

peseta didik.

Dari fakta-fakta dilapangan yang peneliti kemukakan tersebut diatas,

peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut di MTs Negeri 1 Model palembang,

untuk itu peneliti merumuskan judul “PENGARUH MANAJEMEN

KESISWAAN TERHADAP KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI MTs

NEGERI 1 MODEL PALEMBANG”.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini menuju sasaran dan untuk menghindari pembahasan

yang melebar luas, maka peneliti perlu membatasi masalah, adapun fokus

7
masalah adalah manajemen kesiswaan dalam hal membinaan dan pengembangan

siswa serta pengaruhnya dengan kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri 1

Model Palembang.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut di atas, yang menjadi

rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Manajemen Kesiswaan di MTs Negeri 1 Model

Palembang?

2. Bagaimana Kedisiplinan Peserta Didik di MTs Negeri 1 Model

Palembang ?

3. Bagaimana Pengaruh Manajemen Kesiswaan Terhadap Kedisiplinan

Peserta Didik di MTs Negeri 1 Model Palembang ?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas dapat pula peneliti buat tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk Mengetahui Manajemen Kesiswaan di MTs Negeri 1 Model

Palembang

2. Untuk Mengetahui Kedisiplinan Peserta Didik di MTs Negeri 1 Model

Palembang

3. Untuk Mengetahui Pengaruh Manajemen Kesiswaan Terhadap

Kedisiplinan Peserta Didik di MTs Negeri 1 Model Palembang.

E. Kegunaan Penelitian

8
Kegunaan Penelitian ini yaitu :

1. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan

pengalaman yang baru bagi peneliti, khususnya dibidang manajemen

kesiswaan dalam rangka meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

2. Secara Praktis

a. Bagi Madrasah sebagai masukan guna dalam melakukan

perbaikkan manajemen kesiswaan dan peningkatan kedisiplinan

peserta didik.

b. Bagi peneliti sendiri mendapat pengalaman dalam melakukan

penelitian sekaligus bisa memanfaatkan ilmu ini untuk kehidupan

masa mendatang.

c. Bagi akademik diharapkan dari hasil penelitian ini menambah

bahan pustaka yang ada di perpustakaan Universitas Islam Negeri

Raden Fatah Palembang dan dapat dijadikan acuan literatur bagi

peneliti lainnya.

F. Defenisi Operasional

1. Manajemen Kesiswaan adalah suatu penataan atau pengaturan segala

aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai

masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik

tersebut dari suatu sekolah atau suatu lembaga.5 Adapun indikator-

indikator manajemen kesiswaan, diantaranya :

a. Analisis kebutuhan peserta didik

b. Rekkrutmen peserta didik


5
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung : Alfabeta, 2014), hal. 88

9
c. Seleksi

d. Orientasi

e. Penempatan peserta didik

f. Pembinaaan dan pengembangan peserta didik

g. Pencatatan dan pelaporan.

2. Disiplin Peserta didik adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang

dimiliki oleh siswa di sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran

yang merugikan baik secara langsung terhadap siswa sendiri dan

terhadap sekolah secara keseluruhan.6 Indikator-indikator disiplin

peserta didik yaitu :

a. Ketaatan kepada tata tertib sekolah

b. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah

c. Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran

d. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah.7

G. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa sumber kepustakaan yang dapat dijadikan sumber penulis

dalam menganalisis dan memahami penelitian ini.

Sintiyah, 2010 dalam skripsinya yang berjudul : “Analisis Pelaksanaan

Manajemen Kesiswaan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Peserta

Didik di MA Al-Hikmah 2”. Menyatakan bahwa pelaksanaan manajemen

kesiswaan dilaksanakan dengan menerapkan fungsi manajemen yaitu meliputi

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan evaluasi.


6
Ibid., hal. 93
7
Sosilowati, (2005).
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH01c6/doc.pdf.

10
Berdasarkan kelima fungsi tersebut dan juga pelaksanaan manajemen kesiswaan

di MA Al-Hikmah 2 mampu mencapai tujuan kedisiplinan dengan baik, karena

sekolah memiliki sistem pengendalian ketertiban yang dikelola dengan baik.

Dafit Hermawan, 2013 dalam skripsinya yang berjudul : “Manajemen

Kesiswaan Untuk Meningkatkan Kualitas Input dan Output di SMP Negeri 3

Salaman Magelang”. Menyatakan bahwa manajemen kesiswaan yang dilakukan

di SMP Negeri 3 Salaman yaitu, penerimaan siswa baru, pembinaan siswa,

pencatatan dan kelulusan. Upaya yang dilakukan SMP Negeri 3 Salaman dalam

meningkatkan kualitas input dan output yaitu dengan mengadakan pengumuman

seluas-luasnya dan penerimaan peserta didik dilakukan transparan, adil dan jujur.

Pembinaan kedisiplinan peserta didik dilakukan kegiatan yang menumbuh

kembangkan kedisiplinan siswa ialah jabat tangan, shalat dhuha, shalat zuhur dan

pembiasaan datang pagi ke sekolah.

Vera Anggraini, 2010 dalam skripsinya yang berjudul : “Implementasi

Manajemen Kesiswaan”. dalam penelitiannya menyatakan bahwa di MA

Miftahul pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan di Madrasah dalam manajemen

kesiswaan kurang adanya kesiapan untuk bekerja lebih giat dalam

mempersiapkan sumberdaya (SDM) yang handal menghadapi kemajuan teknologi

dan pengetahuan yang serba modern.

Setelah ditinjau dari penelitian diatas, maka dapat diambil kesimpulan

pada skripsi yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Manajemen Kesiswaan Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Peserta Didik di MA Al-Hikmah 2”. Oleh

Sintiyah lebih memfokuskan terhadap penerapan fungsi manajemen yang ada

11
disekolah tersebut, dan skripsi yang berjudul “Manajemen Kesiswaan Untuk

Meningkatkan Kualitas Input dan Output di SMP Negeri 3 Salaman Magelang”

oleh Dafit Hermawan lebih memfokuskan tentang meningkatkaan kualitas input

daan output. Selanjutnya skripsi yang berjudul “Implementasi manajemen

Kesiswaan” oleh Vera Anggraini lebih memfokuskan implementasi manajemen

kesiswaan. Sementara penelitian yang penulis lakukan lebih memfokuskan pada

“Pengaruh Manajemen Kesiswaan Terhadap Kedisiplinan Peserta Didik di MTs

Negeri I Model Palembang.

H. Kerangka Teori

1. Pengertian Manajemen Kesiswaan atau Peserta Didik

Secara Stimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari

management. Kata management sendiri berasal dari kata manage atau magiare

yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dalam pengertian

manajemen, terkandung dua kegiatan berpikir dan kegiatan tingkah laku.

Manajemen adalah penggunaan efektif sumber-sumber tenaga manusia dan bukan

manusia serta bahan material lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

a. Menurut Harold dan Cyril O’donel, manajemen adalah usaha

mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan

demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas

orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,

pengarahan, dan pengendalian.

12
b. Menurut, H. Malayu S.P Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

c. Andrew F. Sikul manajemen pada umunya dikaitkan dengan aktivitas-

aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan,

pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan

yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk

mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara

efesien.

Jadi manajemen adalah proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat

berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan

pengaturan serta mempergunakan atau mengikutsertakan semua potensi yang ada

baik persoal maupun material secara efektif dan efesien.

Peserta didik, menurut ketentuan umum Undang-Undang RI No. 2 Tahun

1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang

berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang,

dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan

untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan. 8 Menurut

Hery Noer Aly yang dikutip dalam buku Rusmaini mengemukakan bahwa peserta

8
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 1-4

13
didik adalah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam

perkembangan.9

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa peserta didik

adalah orang atau individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai

dengan bakat, minat, dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan

baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh

gurunya.

Manajemen peserta didik sebagai layanan yang memusatkan perhatian

pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan luar kelas seperti :

pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan

kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. manajemen peserta

didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik muali dari

peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.10

Manajemen peserta didik bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan

dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan

dengan lancar, tertib, dan teratur serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk

mewujudkan tujuan tersebut bidang manajemen kesiswaan memiliki tiga tugas

utama yang salah satunya adalah pengembangan atau pembinaan disiplin.11

Adapun indikator-indikator manajemen kesiswaan, diantaranya analisis

kebutuhan peserta didik, rekrutmen peserta didik, seleksi, orientasi, penempatan

9
Rusmaini, Ilmu Pendidikan, ( Palembang: Grafika Telindo Press, 2011), hal. 111
10
Eka Prihatin, Loc. Cit.
11
Fitri Oviyanti Dkk, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), (Palembang : UIN Rafah,
2011), hal. 29

14
peserta didik, pembinaaan atau pengembangan peserta didik, dan pencatatan serta

pelaporan.

2. Pengertian Kedisiplinan Peserta Didik

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti latihan yang batin atau

watak dengan maksud supaya segala perbuatan selalu menaati tata tertib

sedangkan arti kedisiplinan adalah melaksanakan tata tertib atau peraturan yang

berlaku pada sistem tersebut. Kedisiplinan adalah kesadaran dalam kesediaan

seorang dalam menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.12

a. Menurut Lembaga Ketahanan Nasional Indonesia (Lemhanas), disiplin

adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem

yang menghruskan orang tunduk kepada keputusan, perintah atau

peraturan yang berlaaku.

b. Menurut Prijodarminto (1994), disiplin adalah suatu kondisi yang

tercipta dan berbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku yang

menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetian, dan keterikatan.

Menurut Johar Permana, disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta

dan terbentuk melalui proses dan serangkaian prilaku yang

menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan dan ketertiban.

c. Maman Rachman (1999) menyatakan disiplin sebagai upaya

mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam

mngembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata

12
Malayu. S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: Bumi aksara,
2003), hal. 93

15
tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam

hatinya.13

Dari uraian pengertian disiplin di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan disiplin adalah prilaku seseorang yang sesuai dengan tata tertib

atau aturan yang berlaku baik yang muncul dari kesadaran dirinya maupun karena

adanya sanksi atau hukuman. Maka dapat disimpulkan disiplin peserta didik yaitu

sikap dan tingkah laku peserta didik yang taat dan patuh untuk dapat menjalankan

kewajibannya untuk belajar, baik belajar di sekolah maupun belajar di rumah,

serta bertingkah laku sesuai dengan norma dan tata tertib yang berlaku.

Dari pengertian tersebut, kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan

(kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajaar

di sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa

dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah dan lan

sebagaainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah dengan

aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di

lingkungan luar sekolah.

Menurut Slameto ada beberapa macam disiplin yang hendaknya dilakukan

oleh para siswa dalam kegiatan belajarnya diantaranya seperti berikut ini :

1) Disiplin siswa dalam masuk sekolah, disiplin siswa dalam masuk

sekolah ialah keaktifan, kepatuhan dan ketaatan dalam masuk sekolah.

Artinya, seorang siswa dikatakan disiplin masuk sekolah jika ia selalu

aktif masuk sekolah pada waktunya, tidak pernah terlambat serta tidak

pernah membolos setiap harinya.


13
Http://ChemistryBudiman07. Blogspot.com/2010/03/angket-kedisiplinan-siswa.html

16
2) Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas, mengerjakan tugas

merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam belajar, yang

dilakukan di dalam maupun di luar jam pelajaran sekolah.

3) Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran sekolah, disiplin siswa

dalam mengikuti pelajaran di sekolah menuntut adanya keaktifan,

keteraturan, ketekunan dan ketertiban dlam mengikuti pelajaran yang

terarah pada suatu tujuan belajar.

4) Disiplin siswa dalam menaati tata tertib sekolah, kesesuaian tindakan

siswa dengan tata tertib atau peraturan sekolah yang ditunjukkan

dalam setiap prilakunya yaang selalu taat dan mau melaksankan tata

tertib sekolaah dengan penuh kesadaran.14

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub

masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau

tinjauan pustaka dan masih harus di uji kebenarannya.15 Untuk menguji apakah

benar ada pengaruh manajemen kesiswaan terhadap kedisiplinan peserta didik,

14
Sosilowati, (2005).
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH01c6/doc.pdf.
15
Otong Setiawan Djuaharie, Pedoman Penulisan Skripsi Tesis Disertasi, ( Bandung :
Yrama Widya, 2001), hal. 53

17
maka diperlukan pengujian hipotesa. Adapun hipotesa yang penulis rumuskan

sebagai berikut :

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada (terdapat) Pengaruh Positif yang signifikan tentang Manajemen

Kesiswaan terhadap Kedisiplinan Peserta Didik di MTs Negeri 1 Model

Palembang.

2. Hipotesis Nihil (Ho)

Tidak ada (tidak terdapat) Pengaruh Positif yang signifikan tentang

Manajemen Kesiswaan terhadap Kedisiplinan Peserta Didik di MTs

Negeri 1 Model Palembang.

J. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel pokok, yaitu manajemen

kesiswaan dan kedisiplinan peserta didik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

sketsa berikut :

Variabel Pengaruh (X) Variabel Terpengaruh (Y)

Manajemen Kedisiplinan Peserta


Kesiswaan Didik

K. Metodologi Penelitian

Metodologi merupakan ilmu tentang metode, atau uraian tentang metode.

1. Populasi dan sampel

a. Populasi

Dalam penelittian ini yang menjadi populasi adalah siswa MTs Negeri

1 Model Palembang yang beralokasi di Jalan Sudirman Km 4

18
berjumlah 840 orang peseta didik, dengan rincian 280 orang kelas VII,

280 orang kelas VIII, 280 orang kelas IX.

b. Sampel

Seluruh anggota populasi tersebut tidak mungkin dijadikan obyek

penelitian karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Suharsimi

Arikunto yang menyatakan, bahwa “jika subyeknya kurang dari 100,

lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian

populasi dan jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-

15% atau 20-25% atau lebih”.16 Dengan demikian yang menjadi subjek

dalam penelitian ini dari jumlah populasi siswa MTs Negeri 1 Model

Palembang 840 diambil 10% yaitu kelas IX berjumlah 84 siswa

dengan rician kelas IX A dan IX G.

2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil angket tentang

Pengaruh Manajemen Kesiswaan Terhadap Kedisiplinan Peserta Didik

di MTs Negeri 1 Model Palembang.

b. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokan dalam

dua jenis, yaitu :

1) Sumber Data Primer

16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta :
Rineka Cipta, 1991), hal. 120

19
Data primer dalam penelitian ini adalah Waka Kesiswaan dan

Peserta Didik.

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari literatur-literatur

yang berkaitan dengan penelitian ini termasuk dokumen sekolah.

3. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan sebagaimana tersebut di atas dapat diperoleh dengan

menggunakan :

a. Metode Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang

dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran

pengamatan.17 Metode ini dipergunakan untuk mengadakan

pengamatan secara langsung ke tempat lokasi penelitian, seperti

manajemen kesiswaan di MTs Negeri 1 Model Palembang,

kedisiplinan peserta didik di Mts Negeri 1 Model Palembang. Cara

memperoeh datanya penulis mengadakan pengamatan secara langsung

di lokasi MTs Negeri 1 Model Palembang.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan dengan keterangan

yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara

sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah

17
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2013), hal. 76

20
ditentukan.18 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

sejarah berdirinya MTs Negeri 1 Model Palembang, manajemen

kesiswaan di MTs Negeri 1 Model Palembang, kedisiplinan peserta

didik di MTs Negeri 1 Model Palembang. Cara memperoleh datanya

penulis mengajukan pertanyaan kepada Kepala Madrasah dan Waka

Kesiswaan.

c. Metode Angket

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang manajemen

kesiswaan di MTs Negeri 1 Model Palembang, kedisiplinan peserta

didik di MTs Negeri 1 Model Palembang. Cara memperoleh datanya

penulis menyebarkan angket kepada siswa yang menjadi responden

penelitian.

d. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kondisi MTs

Negeri 1 Model Palembang antara lain sarana dan prasarana, guru dan

tenaga administrasi, siswa, dan hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian ini.

e. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis deskriptif.

Setelah berbagai jenis data telah dikumpulkan, maka diolah sebagai

berikut.

1) Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban-jawaban responden

pada daftar pertanyaan, apakah data tersebut resfentatif.


18
Ibid., hal. 82

21
2) Rekapitulasi, yaitu mengelompokkan data berdasarkan faktor-

faktor yang ada diberi skor alternatif.

3) Membuat tabel, yaitu mrngelompokkan data kedalam tabel-tabel

sesuai faktor-faktor tertentu, selanjutnya dipersentasekan dan

ditentukan tinggi, sedang, dan rendah dari jumlah skor, data

tersebut disajikan dalam bentuk tabulasi dengan menggunakan

analisis statistik.

Adapun langkah-langkah pengelompokkan data atas tiga rangking

adalah sebagai berikut :

a) Menghitung Mean dari Variabel X (Mx)

- Mean Variabel Y (My) dengan menggunakan rumus :

∑X ∑y
- Mx= - My=
N N

b) Menghitung Deviasi Standar Variabel X (yaitu SDx)

- Deviasi Standar Variabel Y (yaitu SDy) dengan menggunakan

rumus :

∑x² ∑y²
- SDx=
√ N
- SDy=
√ N

c) Tinggi, Sedang, Rendah

- Tinggi = M + 1 . SD

22
- Sedang = M – 1 . SD s/d M + 1 . SD

- Rendah = M – 1 . SD

d) Untuk menganalisa pengaruh variabel dengan menggunakan

rumus:

( N . ∑ XY )−(∑ X . ∑Y )
- rxy = 2 2
√{ ( N .∑ X )−(∑ X ) ²}{( N . ∑Y )−(∑Y ) ² }

rxy = Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment.

N = Number Of Cases.

∑XY = Jumlah dar hasil perkalian antara skor Variabel X

dan dari skor Variabel Y.

∑X = Jumlah seluruh skor X.

∑Y = Jumlah seluruh skor Y. 19

L. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah mengatahui secara keseluruhan isi skripsi ini maka

disusun sistematika pembahasan sebagai berikut :

Bab Pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian, defenisi

operasional, tinjauan pustaka, kerangka teori, hipotesis, variabel penelitian,

metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.

19
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2014), hal. 204-208

23
Bab Kedua merupakan landasan teori yang digunakan sebagai landasan

berfikir dan menganalisis data yang terdiri pengertian manajemen kesiswaan,

tujuan, fungsi dan ruang lingkup manajemen kesiswaan serta kedisiplinan peserta

didik.

Bab Ketiga yang berisikan tentang gambaran secara umum lokasi

penelitian seperti sejarah singkat, letak geografis, fasilitas pendidikan, keadaan

guru, keadaan pegawai, dan lembaga-lembaga pendukung di sekolah.

Bab Keempat merupakan bab khusus untuk menganalisis data yang

berisikan tentang manajemen kesiswaan, kedisiplinan peserta didik, dan pengaruh

manajemen kesiswaan terhadap kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri 1 Model

Palembang.

Bab Kelima berisikan kesimpulan, saran-saran dari penulis, daftar

pustaka, dokumentasi dan lampiran-lampiran yang diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta : Rineka Cipta

Daryanto dan Mohammad Farid. 2013. Manajemen Pendidikan di Sekolah.


Yogyakarta : Gava Media

Djuharie, Otong Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi Tesis Disertasi.


Bandung : Yrama Widya

24
Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
aksara

Oviyanti, Fitri Dkk. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Palembang : UIN
Rafah

Prihatin, Eka. 2014. Manajemen Peserta Didik. Bandung : Alfabeta

Rusmaini. 2011. Ilmu Pendidikan. Palembang: Grafindo Telindo Press

Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja


Grafindo Persada

Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada

Tim Dosen Administrasi Pendidikan. 2012. Manajemen Pendidikan. Bandung :


Alfabeta.

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH01c6/doc.pdf.

http:// Program Pascasarjana Universitas Galuh, Manajemen Pendidikan,


Pengaruh Manajemen Kesiswaan Dan Pengawasan Terhadap Penegakkan
Disiplin Siswa Pada SMP Negeri Di Kota Banjar, Doc, Pdf

Http://ChemistryBudiman07.Blogspot.com/2010/03/angket-kedisiplinan-
siswa.html.

25

Anda mungkin juga menyukai