A. Pendahuluan
Peserta didik sebagai individu yang memiliki keunikan dapat di lihat dari
berbagai sudut pandang. Dalam kehidupan setiap peserta didik akan mengalami
dua proses yang berlangsung secara kontinu yaitu proses tumbuh dan
berkembang. Manajemen peserta didik memiliki makna sebagai usaha untuk
mengelola dan mengorganisir peserta didik mulai dari penerimaan peserfta didik
baru sampai dengan mereka menyelasaikan tahapan pembelajaran atau lulus.
Manajemen peserta didik berarti didalamnya terkandung aktifitas mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pemotivasian, adanya
komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan
agar efektif dan efisien.
1
bangsa dan negara. Ruang lingkup dari manajemen peserta didik meliputi
penataan dan perencanaan peserta didik mulai dari masuk sekolah sampai dengan
kelulusan di satuan pendidikan.
Pasal 5 Ayat 1 menyatakan Setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Pasal 12 Ayat 16 mengamantkan
bahwa setiap pesefrta didik pada lembaga satuan pendidikan berhak untuk
mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuan. Menurut Soetopo (1982) pengelolaan peserta didik meliputi seluruh
aktivitas yang berhubungan dengan seluruh ativitas peserta didik mulai dari
penerimaan peserta didik baru sampai dengan kelulusan atau keluarnya peserta
didik dari satuan lembaga pendidikan. Dalam pengelolaan manajemen peserta
didik pada prinsipnya bukan hanya menata dan mengatur segala aktivitas peserta
didik mulai dari masuk sampai keluar akan tetapi jauh lebih luas lagi bagaimana
mengatur proses operasional yang dilaksakan untuk kelancaran kegiatan belajar
mengajar secara optimal, karena peserta didik adalah individu yang terus
megalami pertumbuhan yang berbeda hari ini dengan hari besok untuk itu harus
disiapkan secara baik tidak bisa diperlakukan dengan seenaknya. Dari berbagai
pendapat tentang manajemen peserta didik yang telah diuraikan diatas maka
manajemen peserta didik adalah suatu kegiatan pengelolaan mulai dari mengatur,
melayani dan mengawasi mulai dari proses sebelum diterima di sekolah, setelah
masuk sampai dengan peserta didik keluar dengan memperhatikan perkembangan
kemampuan ,potensi minat, dan kebutuhan peserta didik baik secara individu
ataupun secara bersama-sama.
2
manajemen pendidikan adalah merencanakan dan mengatur seluruh kegiatan
peserta didik di sekolah dalam rangka menujnag proses kegiatan pembelajaran
agar seluruh kegiatan dapat berjalan dengan tertib, lancar dan teratur agar tujuan
dari sekolah dapat tercapai secara keseluruhan.
Menurut Badrudin (2014) tujuan manajemen peserta didik adalah
mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar menunjang proses pembelajaran di
sekolah/madrasah sehingga proses pembelajaran berjalan lancar, tertib, teratur,
dan dapat memberikan konstribusi bagi pencapaian tujuan pembelajaran dan
tujuan sekolah/madrasah secara efektif dan efisian Selajutnya secara khusus
tujuan manejemen peserta didik di lembaga di sekolah adalah:
1. Untuk meningkatkan aspek afektif, aspek psikomotor dan aspek kognitif atau
pengetahuan setiap peserta didik.
2. Terciptanya suasana belajar atau lingkungan sekolah yang menyenangkan bagi
peserta didik
3. Mengatur seluruh kegiatan peserta didik agar terarah untuk mencapai tujuan
pendidikan
4. Menyiapkan program pengembangan peserta didik melalui kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler
Memberikan wadah bagi peserta didik untuk mengembangkan bakat, minat, dan
menyalurkan aspirasi, wadah dan keinginan peserta didik.
Menurut Tim Dosen AP UPI (2017) fungsi manajemen peserta didik
adalah sebagai wadah untuk mengoptimalkan segala potensi setiap individu
peserta didik, baik dari aspek sosial, aspek kebutuhan individu yang berbeda,
aspek keinginan dari setiap peserta didik. Dengan pengelolaan peserta didik yang
baik maka setiap individu akan dapat berkembang potensinya yakni; aspek
kognitif, psikomotornya dan aspek yang lainnya. Menurut Mulyono (2008)
manajemen peserta didik yang meliputi semua proses aktivitas yang terpola dan
terencana secara berkesinambungan pada semua aktivitas peserta didik untuk
mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran secara efektif dan efisien.
3
D. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
Sebelum diuraikan prinsip-prinsip manajemen peserta didik maka lebih
baiknya kita tahu dulu pengertian prinsip. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia ( KBBI) kata prinsip memiliki arti yakni asas atau dasar kebenaran yang
menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya. Menurut Tim Dosen AP
UPI (2017) prinsip manajemen peserta didik adalah seluruh kegiatan manajemen
sekolah yang berhubungan dengan peserta didik. Prinsip adalah dasar atau asas
yang harus dilakukan sebagai jalan untuk bekerja. Sedangkan manajemen peserta
didik berarti suatau asas atau pedoman bagi lembaga pendidikan untuk mengelola
peserta didik. Untuk dapat mengelola setiap peserta didik dengan baik hendaknya
memperhatikan prinsip- prinsip sebagai berikut:
1. Untuk menyusun program yang berkaitan dengan keperserta-didikan, lembaga
pendidikan hendaknya mengacu pada visi misi serta tujuan yang hendak
dicapai.
2. Manajemen peserta didik bagian dari manajemen berbasis sekolah (MBS),
seluruh kegiatanya atau ssasaran yang hendak dicapai mengacu pada tujuan
sekolah.
3. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik hendaknya mampu
melayani kebutuhan setiap individu peserta yang berbeda-beda latar belakang
dan kemampuan yang dimiliki.
4. Manajemen peserta didik hendaknya dilihat sebagai upaya memberikan
layanan dalam proses pembimbingan pada setiap diri peserta didik.
5. Seluruh kegiatan manajemen peserta didik hendaknya mengajarkan sebuah
proses kemandirian pada setiap individu peserta didik.
Dengan demikian prinsip dari manajemen peserta didik seluruh kegiatan
berpusat pada kebutuhan seluruh peserta didik dalam upaya memberikan wadah
untuk mengembangkan kemampuan atau potensi yang dimilikinya baik aspek
pengetahuan, ketrampilan,dan sikap yang dimiliki pada seluruh individu yang
berbeda latar belakang.
4
E. Pendekatan Manajemen Peserta Didik
Secara umum ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen
peserta didik. Pertama manajemen yang berhubungan dengan administrasi yang
bersifat birokrasi dari lembaga pendidikan. Dengan harapan peserta didik mampu
memenuhi harapan dan tuntutan dari lembaga pendidikan tempat peserta didik
belajar inilah yang dinamakan pendekatan kuantitatif (The quantitative
approach). Tujuan yang diharapkan adalah adanya aturan yang harus dipatuhi
oleh peserta didik, tugas dan kewajiban peserta didik dan harapan yang ingin
dicapaikan oleh lembaga pendidikan. Implementasi dari pendekatan kuantitatif ini
adalah adanya proses yang harus dilalui oleh peserta didik yang bersifat mengikat
seperti: kewajiban untuk hadir setiap hari di sekolah, kewajiban mengikuti aturan
ketika berada di sekolah, menyelesaikan tugas yang menjadi kewajiban peserta
didik agar setiap peserta didik memperoleh ketrampilan.
Kedua adalah pendekatan kualitatif (The qualitative approach), sebuah
lembaga pendidikan atau sekolah mampu memfasilitasi setiap peserta didik untuk
aman dan nyaman selama berada di sekolah. Mereka belajar dengan baik semua
potensi atau kemampuan yang dimiliki diberikan kesempatan dan wadah untuk
berkembang secara optimal. Untuk mewujudkan dibutuhkan lingkungan dan iklim
sekolah yang kondusif, menyenangkan bagi perkembangan jiwa setiap peserta
didik. Mana yang lebih ungggul dari dua pendekatan tersebut, dalam aplikasinya
hendaknya kita dapat memadukan kedua pendekatan tersebut, ada saat dan
waktunya kita menggunakan pendekatan kuantitaf menuntut lembaga pendidikan
untuk mempersiapkan secara administratif seluruh kewajiban peserta didik dengan
tujuan membuat peserta didik mampu. Disisi lain lembaga pendidikan dapat
memberikan rasa nyaman dan aman ketika berada di lingkungan sekolah karena
terciptanya iklim dan budaya sekolah yang kondusif dengan memberikan layanan
yang berkualitas baik kepada peserta didik maupun wali peserta didik.
B. Rangkuman
1. Peserta didik sebagai individu yang memiliki keunikan dapat di lihat dari
berbagai sudut pandang.
5
2. Manajemen peserta didik berarti didalamnya terkandung aktifitas mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pemotivasian,
adanya komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan agar efektif dan efisien.
3. Manajemen peserta didik adalah suatu kegiatan pengelolaan mulai dari
mengatur, melayani dan mengawasi mulai dari proses sebelum diterima di
sekolah, setelah masuk sampai dengan peserta didik keluar dengan
memperhatikan perkembangan kemampuan, potensi minat, dan kebutuhan
peserta didik baik secara individu ataupun secara bersama-sama
4. Secara umum tujuan manajemen pendidikan adalah merencanakan dan
mengatur seluruh kegiatan peserta didik di sekolah dalam rangka menunjang
proses kegiatan pembelajaran agar seluruh kegiatan dapat berjalan dengan
tertib, lancar dan teratur agar tujuan dari sekolah dapat tercapai secara
keseluruhan.
5. Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wadah untuk
mengoptimalkan segala potensi setiap individu peserta didik, baik dari aspek
sosial, aspek kebutuhan individu yang berbeda, aspek keinginan dari setiap
peserta didik.
6. Prinsip manajemen peserta didik adalah seluruh kegiatan manajemen sekolah
yang berhubungan dengan peserta didik.
7. Manajemen peserta didik menggunakan dua pendekatan yakni pendekatan
pendekatan kuantitatif (The quantitative approach) dan pendekatan kualitatif
(The qualitative approach)
6
BAB II PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU
A. Pendahuluan
Pendidikan Nasional memiliki visi mewujudkan sebuah sistem pendidikan
nasional yang kuat dan penuh dengan kewibawaan dengan mengakomodir seluruh
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berkualitas, mampu berdaya
saing sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman yang selalu menuntut
peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya. Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) disebuah sekolah merupakan sebuah kegiatan rutinas yang
dilakukan oleh lembaga pendidikan atau sekolah pada setiap tahunnya. PPDB
sebagai pintu masuk pertama yang dilakukan oleh sekolah untuk memulai
aktivitas memberikan layanan kepada calon peserta didik. Penerimaan peserta
didik baru pada sebuah lembaga sekolah pada hakekatnya adalah sebuah proses
mencari, menentukan dan merekrut calon peserta didik baru untuk menjadi peserta
didik di lembaga sekolah.
7
7. Menyiapkan tempat dan ruang unrtuk seleksi
8. Menentukan jadwal pelaksanaan seleksi penerimaan peserta didik baru
9. Menentukan waktu pengumuman penerimaan peserta didik baru dan
10. Melaksanakan serah terima peserta didik baru dari wali peserta didik kepda
pihak sekolah.
Dengan demikian apabila masing-masing tahapan dapat berjalan sesuai
dengan time line yang sudah di susun pekerjaan panitia akan terasa menjadi
ringan.
8
8. Menggunakan baliho
9. Menggunakan spanduk
Dengan membuat pengumuman penerimaan peserta didik baru secara
terbuka maka masyarakat akan dapat mengakses informasi sekolah dengan baik.
9
Penerimaan peserta didik baru tentunya harus mengacu pada sistem
perundang-undangan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam
hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional.
10
kelas lainnya dalam satu sekolah Ada dua jenis mutasi peserta didik menurut
Imron (2011)yaitu:
1. Mutasi eksternal, merupakan perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke
sekolah lain.
2. Mutasi internal merupakan perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah
seperti kenaikan kelas atau pindah kelas.
Banyak alasan yang menyebabkan peserta didik untuk melakukan mutasi
atau pindah sekolah baik yang bersifat eksternal maupun yang internal. Menurut
Eka (2011) sebab-sebab peserta didik melakukan mutasi: 1) bersumber dari
peserta didik, 2) lingkungan keluarga peserta didik, 3) lingkungan sekolah, dan
teman yang menjadi lingkungan bergaul sehari-hari. Secara umum dapat
digambarkan sebab-sebab peserta didik melakukan mutasi dikarenakan:
1. Mengikuti kepindahan orang tua.
2. Mencari sekolah yang labih baik dari sekolah sebelumnya.
3. Karena alasan biaya, hal ini biasanya dari sekolah swasta ke sekolah negeri.
4. Peserta didik kurang mampu mengikuti pembelajaran.
5. Peserta didik bertengkar dengan teman di sekolah.
6. Peserta didik merasa kurang percaya diri atau minder.
7. Mencari nilai pembelajaran pendidikan agama yang lebih biasnya dari sekolah
negeri ke sekolah swasta berbasis agama.
8. Tidak betah di sekolah asal lainnya, dikarenakan mendapat perlakuan yang
kurang menyenangkan bisa dari teman atapun tenaga pendidik.
9. Pindah sekolah karena tidak naik kelas sehingga ada efek secara psikologis
juga menjadi alasan orang tua melakukan mutasi pada putra-putrinya.
10. Pindah kelas, hal ini dilakukan karena adanya perlakuan yang kurang
menyenangkan dari teman di kelas atau hal lainnya.
11. Letak sekolah yang terlalu jauh dari tempat tinggal peserta didik.
Disamping beberapa alasan yang telah dikemukakan diatas menurut Imron
(2011) ada alasan lain yang menyebabkan orang tua melakukan mutasi sekolah
yakni: adanya force majure seperti: 1) lingkungan sekolah sering dilanda banjir
11
atau rawan bencana 2) berada di wilayah konflik atau peperangan, 3) kondisi
bangunan yang rapuh dan tidak aman bagi peserta didik dalam belajar.
Berbagai macam alasan untuk melakukan kepindahan ada yang bersifat
alasan positif bahkan juga ada yang bersifat negatif karena ketidakpuasan
terhadap pelayanan dari sekolah. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh lembaga
pendidikan untuk mencegah mutasi dengan alasan yang negatif dengan melakukan
evaluasi secara internal tentang kegiatan dan layanan yang diberikan oleh sekolah
kepada setiap individu peserta didik. Sehingga mutasi hanya dilakukan dengan
alasan yang memang sudah tidak bisa di tahan lagi yang berhubungan kegiatan
orang tua peserta didik, bukan karena mendapat layanan dan perlakukan yang
tidak kondusif di lingkungan sekolah.
G. Rangkuman
1. Kegiatan penerimaan peserta didik baru hendaknya dilakukan dengan konsep
yang terencana dan terukur dengan melibatkan unsur tenaga pendidik, tenaga
kependidikan dan komite atau dewan sekolah.
2. Fungsi dari panitia PPDB adalah menyiapkan kebutuhan administrasi
berhubungan dengan kegiatan penerimaan peserta didik baru.
3. Publikasi sekolah berperan penting dalam upaya membangun opini dan citra
sekolah dimasyarakat.
4. Seleksi dilakukan kepada calon peserta didik baru untuk menentukan apakah
diterima atau tidaknya menjadi peserta didik di lembaga pendidikan atau di
sekolah.
5. Seleksi penerimaan peserta didik baru dapat dilakukan melalui Tes Potensi
Akademik (TPA), tes psikologi, melalui penelusuran minat bakat,
berdasarkan nilai Ujian Nasional (UN) yang diperoleh dari jenjang sekolah
dibawahnya
6. Permendikbud No 51 Pasal 16 Tahun 2018 Tentang PPDB, sistem
penerimaan peserta didik baru dilaksankan melalui jalur sebagai berikut:
zonasi, prestasi dan perpindahan tugas orang tua
12
7. Masa pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau masa orientasi adalah
kegiatan mengenalkan kepada peserta didik tentang situasi dan kondisi
lingkungan sekolah.
8. Mutasi peserta didik adalah perpindahan peserta didik dari kelas dalam satu
tingkat ke kelas lainnya, atau perpindahan peserta didik dari sekolah yang
satu ke sekolah lainnya yang setingkat.
13