Anda di halaman 1dari 5

Manajemen Peserta Didik

Pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia sepanjang hayatnya, baik secara


individu, kelompok social, maupun lainnya. Pendidikan memiliki peran penting dan sentral
dalam pengembangan potensi manusia termasuk potensi mental. Melalui Pendidikan diharapkan
dapat menumbuhkembangkan karakter positif, serta mengubah watak dari yang tidak baik
menjadi baik. Ki Hajar Dewantoro dengan tegas menekankan bahwa Pendidikan merupakan
daya memajukan bertumbuhnya budi pekerti (keuatan batin,karakter), pikiran, dan tubuh anak.
Jadi, Pendidikan merupakan wahana utama untuk menumbuh kembangkan karakter yang baik.
Pendidikan karakter bukanlah sesuatu yang baru, namun saat ini Pendidikan karakter menjadi isu
utama dalam dunia Pendidikan. Penerapan Pendidikan karakter diharapkan bisa membekali
peserta didik dengan kemampuan-kemampuan yang mampu menjadikan satu karakter yang
penting. Dalam implementasinya, Pendidikan karakter memiliki makna yang lebih tinggi
daripada Pendidikan moral, karena dalam Pendidikan karakter tidak hanya mempelajari tentang
benar atau salah. Tetapi bagaimana kita bisa menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik
dalam kehidupan. Sehingga peserta didik memiliki pemahaman yang tinggi, sifat komitmen dan
kepedulian yang tinggi.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan hasil
Pendidikan disekolah yang mengarahkan pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak
yang mulia peserta didik secara utuh dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan.
Pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri menggunakan
pengetahuannya mengkaji nilai-nilai karakter sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari di
masyarakat.
Peserta Didik yaitu subjek belajar yang akan melalui proses transformasi nilai-nilai luhur
dalam implementasi Pendidikan karakter disekolah. Peserta didik dalam arti luas yaitu setiap
orang yang terkait dengan proses Pendidikan dan pembelajaran di lem baga formal maupun non
formal. Dalam artian sempit peserta didik yaitu setiap siswa yang belajar di sekolah dalam
penyelenggaraan Pendidikan dan pembelajaran. Sebagai suatu komponen Pendidikan, peserta
didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan antara lain pendekatan social, pendekatan
psikologis, dan pendekatan edukatif. Oemar Hamalik (2008:3) menyatakan pendekatan-
pendekatan tersebut sebagai berikut :
a. Pendekatan Sosial
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk
menjadi anggota masyarakat yang lebih baik
b. Pendekatan Psikologis
Peserta didik adalah organisme yang sedang tumbuh dan berkembang.
Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti bakat, minat,
kebutuhan, social emosiaonal, dan kemampuan jasmani.
c. Pendekatan Edukatif
Peserta didik sebagai unsur penting yang memiliki hak dan kewajiban dalam
rangka system Pendidikan menyeluruh dan terpadu.
Sebagai anggota masyarakat, peserta didik mempunyai hak dan kewajiban. Hak peserta
didik adalah 1) Menerima pelajaran, 2) Mengikuti kegiatan yang ada diadakan sekolah, 3)
Menggunakan fasilitas sekolah, 4) Memperoleh bimbingan. Sedangkan kewajiban peserta didik
adalah 1) Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib, 2) Mengikuti kegiatan ujian, 3) Hadir
kesekolah tepat waktu, 4) Mentaati tata tertib atau peraturan yang ada, 5) Menjaga nama baik
sekolah.
Dalam perencanaan karakter peserta didik hal yang perlu diperhatikan adalah tahap-tahap
mengklasifikasi Pendidikan karakter terhadap peserta didik, karena tidak semua siswa
diperlakukan sama, akan tetapi penanaman Pendidikan karakter siswa yang diharapkan
berjenjang sesuai dengan umurnya.
1. Tahap penanaman adab (Umur 5-6 Tahun)
2. Tahap penanaman tanggung jawab (Umur 7-8 Tahun)
3. Tahap penanaman Kepedulian (Umur 9-10 Tahun)
4. Tahap penanaman Kemandirian (Umur 11-12 Tahun)
5. Tahap pentingnya Bermasyarakat (Umur 13 Tahun ke atas)
Dengan demikian Pendidikan karakter kepada peserta didik dapat diwujudkan dengan
memperhatikan tahap-tahap yang dijelaskan di atas.
Keberhasilan suatu Pendidikan dalam menyelenggarakan Pendidikan disekolah akan
bergantung pada kegiatan manajemen. Dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut terdiri dari
berbagai komponen seperti kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana,dll. Komponen
tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya mencapai tujuan Lembaga Pendidikan (sekolah).
Komponen yang dianggap paling penting yaitu peserta didik, karena dalam sebuah Lembaga
Pendidikan akan bergantung pada perkembangan social,emosional dan kejiwaan siswa.
Manajemen peserta didik merupakan salah satu upaya untuk memberikan layanan sebaik
mungkin kepada peserta didik sejak awal masuk sampai lulus atau tamat dalam pendidikan di
sekolah. Artinya dibutuhkan bahwa manajemen peserta didik yang bermutu bagi suatu
Lembaga Pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik tersebut dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing.
Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta didik :
Dalam bukunya Badrudin menjelaskan bahwa tujuan manajemen peserta didik secara
umum adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar menunjang proses pembelajaran
disekolah/madrasah sehingga proses pembelajaran berjalan lancer, tertib, teratur dan dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Adapun
tujuan khusus dari manajemen peserta didik adalah :
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotor peserta didik
b. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasaan), bakat, dan
minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan, dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
d. Peserta didik mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat
belajar dengan baik dan mencapai cita-cita mereka.
Fungsi Manajemen peserta didik menurut Baharudin sebagai wahana dalam
mengembangkan diri peserta didik seoptimal mungkin baik yang berkenaan dengan
individualitasnya, segi social, aspirasi, kebutuhan, dan segi-segi peserta didik lainnya.
Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik
Dalam manajemen peserta didik terdapat beberapa ruang lingkup. Yang dimaksud ruang
lingkup disini adalah segala pengaturan aktivitas-aktivitas peserta didik sejak yang bersangkutan
masuk ke sekolah hingga yang bersangkutan lulus, baik yang berkenaan dengan peserta didik
secara langsung, maupun yang berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung (tenaga
kependidikan, sumber-sumber pendidikan, prasarana dan sarananya). Ruang lingkup manajemen
peserta didik meliputi perencanaan peserta didik, pengorganisasian peserta didik, pelaksanaan
pembinaan peserta didik, pengawasan peserta didik, serta evaluasi peserta didik.
Ruang lingkup manajemen peserta didik mencakup:
1. Perencanaan peserta didik
2. Penerimaan peserta didik
3. Pengelompokan peserta didik
4. Kehadiran peserta didik
5. Pembinaan disiplin peserta didik
6. Kenaikan kelas dan penjurusan
7. Perpindahan peserta didik
8. Kelulusan dan alumni
9. Kegiatan ekstra kurikuler
10. Tata laksana manajemen peserta didik
11. Peranan kepala sekolah dalam manajemen
peserta didik
Pelaksanaan manajemen peserta didik tidak dapat terlepas dari faktor penunjang dan
faktor penghambat. Faktor penunjang marupakan faktor pendukung yang dapat memperlancar
pengelolaan peserta didik di sekolah, sedangkan faktor penghambat merupakan faktor yang dapat
memperkecil keberhasilan dalam proses pengelolaan peserta didik.
Faktor penunjang dan penghambat merupakan usaha untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan dari pengelolaan peserta didik sehingga dengan ditemukan faktor-faktor itu dapat
meningkatkan keberhasilan dalam pelaksanaan pengelolaan peserta didik.

Permasalahan dakam Manajemen Peserta Didik


Dalam setiap pelaksanaan sebuah manajemen dalam pendidikan. Sudah tentu banyak
terjadi suatu masalah yang ada didalamnya termasuk dalam manajemen peserta didik.. Di bawah
ini merupakan beberapa masalah dan solusi dalam manajemen peserta didik.
Ada 2 masalah utama yang perlu mendapat perhatian dalam bidang kesiswaan yaitu :
1. Masalah kemajuan belajar dan evaluasi belajar
2. Masalah bimbingan
Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap usaha mengembangkan
kemajuan belajar siswa-siswanya. Kemajuan belajar ini secara periodik harus dilaporkan
terutama kepada orang tua siswa. Ini semua merupakan tanggungjawab pimpinan sekolah. Oleh
karena itu pimpinan harus tahu benar-benar kemajuan belajar anak-anak di sekolahnya, ia harus
mengenal anak-anak beserta latar belakang masalahnya.
Masalah yang juga erat hubungannya dengan kemajuan belajar ini ialah masalah bimbingan.
Tugas sekolah bukan hanya sekedar memberi pengetahuan dan ketrampilan saja, tetapi sekolah
harus mendidik anak-anak menjadi manusia seutuhnya. Oleh karena itu tugas sekolah bukan saja
memberikan berbagai ilmu pengetahuan tetapi juga membimbing anak-anak menuju ke arah
kedewasaan.
3. Masalah Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada siswa yang baru
masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh sekolah
tersebut. Dalam kegiatan ini kepala sekolah perlu membentuk semacam kepanitiaan yang
dijadikan sebagai penerima siswa baru. Kegiatan selanjutnya setelah penerimaan siswa baru
adalah pendataan siswa.
Data ini sangat diperlukan untuk melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan jika siswa
menemui kesulitan dalam belajar, memberi pertimbangan terhadap prestasi belajar siswa,
memberikan saran kepada orang tua tentang prestasi belajar siswa, pindah sekolah dan lain
sebagainya. Ada beberapa kegiatan yang lain yang harus dilakukan ketika penerimaan siswa baru
yaitu meliputi penetapan daya tampung sekolah, penetapan syarat-syarat bagi calon siswa untuk
dapat diterima di sekolah yang bersangkutan dan pembentukan panitia penerimaan peserta didik
baru.

Rujukan :
Rika Ariyanti (ed.). 2019. Manajemen Pendidikan. Jambi: Salim Media Indonesia
Zubaiedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya Dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kharisma Putera Utama,2011), hlm.
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi (Bandung: Alfabeta,
2012)
Badrudin, Manajemen Peserta Didik

Anda mungkin juga menyukai