Anda di halaman 1dari 7

PROBLEM PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Joko Ummu Wildana Aminah (08110143) JURUSAN FAKULTAS UNIVERSITAS BAB PENDAHULUAN Latar

ISLAM

MANAJEMEN

DAN

KELEMBAGAAN

Purwanto Zahrotin

(08110141) (08110134)

PENDIDIKAN NEGERI MAULANA

AGAMA MALIK IBRAHIM

ISLAM TARBIYAH MALANG I

belakang

Pendidikan di Indonesia dikenal dengan dua sistem, yaitu pendidikan umum dan pendidikan Islam, dimana masing dibawah naungan Mendiknas dan Menag. Dua jenis lembaga pendidikan ini mendapat perlakuan yang tidak sama dari pemerintah. Pendidikan umum lebih mendapat perhatian daripada pendidikan yang berlabel Islam. Lembaga pendidikan Islam yang notabene di bawah naungan departemen agama kebanyakan tidak didirikan oleh pemerintah sendiri. Melainkan didirikan pondok pesantren maupun perorangan yang kebanyakan berupa yayasan. Model pendidikan seperti ini kemudian dalam segala urusan biasanya dikuasai oleh pemegang yayasan bukan terpusat secara nasional oleh pemerintah. Sehingga setiap madrasah berbeda satu sama lain. Sebagai sebuah lembaga pendidikan, madrasah atau universitas pendidikan Islam tentunya mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan, maupun permasalahan yang dihadapi olehnya. Permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan Islam biasanya sangat kompleks. Terlebih-lebih dalam hal manajemen dan kelembagaannya. Maka dari itu kami akan akan mengidentifikasi permasalahan manajemen dan kelembagaan yang muncul dalam lembaga pendidikan Islam dan berusaha memberikan solusi untuk kebaikan lembaga pendidikan Islam. Rumusan 1. 2. Apa saja permasalahan Bagaimana manajemen dan kelembagaan yang muncul dalam lembaga pendidikan dampak munculnya permasalahan Masalah Islam? tersebut?

3. Bagaimana solusi untuk memperbaiki permasalahan yang muncul dalam lembaga pendidikan Islam tersebut? Tujuan 1. 2. Mengetahui permasalahan Mengetahui manajemen dan kelembagaan yang muncul dalam lembaga pendidikan Islam tersebut dampak munculnya permasalahan

3. Mengetahui solusi untuk memperbaiki permasalahan yang muncul dalam lembaga pendidikan Islam. BAB PEMBAHASAN 1. a. Permasalahan Manajemen Dan Kelembagaan Serta Dampaknya Dalam Lembaga Pendidikan Islam II

Manajemen

kurikulum

Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat 1. 2. 3. 4. yang 1. a) b) c) d) 2. a) b) c) d) e) f) g) 3. a) b) c) Tahap penyusunan rencana penjabaran penentuan pemilihan penentuan implementasi dan program materi strategi membuat Tahap perumusan perumusan penentuan pemilihan pengorganisasian sumber, cara atau pembelajaran alat, dan mengukur pelaksanaan, (Silabus, dan RPP: (kedalaman metode Rencana merumuskan menentukan rencana induk (master rasional visi, struktur dan pengembangan, dan disain plan): pengembangan, meliputi atau misi, dan kegiatan sarana hasil meliputi Pelaksanaan dan belajar Tahap terdiri perencanaan; dari meliputi analisis menjawab pertanyaan kurikulum pelaksanaan, dasar dan isi pengorganisasian dan langkah-langkah empat langkah-langkah tahap sebagai pengorganisasian dan tahap : perencanaan koordinasi pelaksanaan pengendalian. : : kebutuhan filosofis dan penilaian. : pemikiran tujuan program materi pembelajaran dan belajar. langkah-langkah: Pembelajaran) keluasan) pembelajaran

Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum

d) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar setting lingkungan

pembelajaran 4. Tahap penilaian, terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP) : Penilaian konteks: memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input: memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program. Penilaian product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir program (identik dengan evaluasi sumatif). Problem kurikulum: masih ada dikotomi kurikulum (pemisahan ilmu agama dan ilmu umum). Dampak: dalam pengajaran masih dipisah antara ilmu agama dan ilmu umum. b. Masalah: 1) 2) 3) 4) Dampak: 1) 2) 3) guru tidak asal-asalan tidak bisa fokus menjalankan pada tugas dalam tugas secara dan mengajar kewajiban tidak mengajar berkembang maksimal dan karena dan tidak mendapat tidak beban mempunyai disiplin lain inovasi guru guru guru mendapat kurang kurang tugas memenuhi kreatifitas lain profesional selain kompetensi guru yang dalam mengajar dan telah mengajar mendidik ditetapkan kurang Manajemen Guru

4) monoton dalam pembelajaran c. Bidang Kesiswaan

Dalam Depdikbud disebutkan dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu : (a) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; (c) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan (d) pengembangan potensi Ada Masalah siswa tiga tidak masalah hanya utama Masalah kemajuan menyangkut yang ranah kognitif, penerimaan belajar Masalah dan tetapi perhatian juga ranah afektif, bidang siswa evaluasi dan psikomotor yaitu . : baru belajar bimbingan perlu mendapat dalam kesiswaan

Untuk masalah yang pertama setiap tahun dibentuk panitia penerimaan siswa baru. Panitia ini diserahi tugas untuk mengManajemenkan dan mengorganisasikan seluruh kegiatan penerimaan siswa baru. Pimpinan sekolah harus mampu memberi pedoman yang jelas kepada panitia agar penerimaan siswa baru ini berjalan dengan lancar. Di samping itu sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap usaha mengembangkan kemajuan belajar siswa-siswanya. Kemajuan belajar ini secara periodik harus dilaporkan terutama kepada orang tua siswa. Ini semua merupakan tanggungjawab pimpinan sekolah. Oleh karena itu pimpinan harus tahu benar-benar kemajuan belajar anak-anak di sekolahnya, ia harus mengenal anak-anak beserta juga ikut berpartisipasi latar secara aktif dalam belakang membina belajar masalahnya. anak-anaknya. Laporan hasil kemajuan belajar hendaknya tidak dianggap sebagai kegiatan rutin saja, tetapi mempunyai maksud agar orang tua siswa Masalah yang juga erat hubungannya dengan kemajuan belajar ini ialah masalah bimbingan. Tugas sekolah bukan hanya sekedar memberi pengetahuan dan ketrampilan saja, tetapi sekolah harus mendidik anak-anak menjadi manusia seutuhnya. Oleh karena itu tugas sekolah bukan saja memberikan pelbagai ilmu pengetahuan tetapi juga membimbing anak-anak menuju ke arah kedewasaan. Dalam rangka ini maka tugas pimpinan sekolah ialah menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan kegiatan bimbingan ini maka anak-anak akan ditolong untuk mampu mengenal dirinya, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya. Anakanak akan ditolong agar mampu mengatasi masalah-masalahnya yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Dengan demikian diharapkan anak-anak akan dapat bertumbuh secara sehat baik jasmani dan rohaninya serta dapat merealisasikan kemampuannya secara Manajemen Buku Buku laporan Daftar pendidikan daftar (raport) presensi, catatan Buku yang berhubungan Statistik laporan Buku dengan kesiswaan presensi keadaan antara lain maksimal. : siswa siswa induk Klapper kelas pribadi dsb.

Manajemen kesiswaan. Perencanaan, meliputi pendataan anak usia pra sekolah, perencanaan daya tampung, perencanaan penerimaan dan penerimaan siswa baru. Pengorganisasian, berupa pengelompokan siswa berdaarkan pola tertentu. Penggerakan, meliputi pembinaan disiplin belajar siswa, pencatatan kehadiran siswa, pengaturan perpindahan siswa, dan pengaturan kelulusan siswa. Pengawasan, Permasalahan: 1) walaupun sudah KTSP dalam proses pembelajaran siswa masih kebanyakan masih sebagai objek pembelajaran terutama alam kelas 2) Masih banyak kita temukan fakta-fakta di lapangan sistem pengelolaan anak didik yang masih mengunakan cara-cara konvensional dan lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan tentunya kurang mmberi perhatian kepada pengembangan 3) 4) Masih Masih adanya adanya pemikiran bakat diskriminasi bahwa semua anak kreatif antara yang masuk anak ke peserta pandai sekolah mempunyai dan potensi didik. bodoh sama berupa pemantauan siswa dan penilaian siswa .

5) 6) 7) 8) Dampak: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) tidak

Buku Belum Kemajuan Belum

laporan adanya belajar adanya

keadaan buku dan

siswa laporan evaluasi

belum kurang yang

tertata keadaan diperhatikan memadai bersifat

dengan pribadi dan bagi

rapi siswa variatif siswa pasif monoton

bimbingan

pembelajaran pembelajaran ada ada bimbingan sekolah sekolah belajar tidak pihak pihak kemajuan kecemburuan secara kesulitan bisa bersifat khusus bagi mengetahui mengetahui stagnan dan sosial siswa

dalam yang mempunyai psikologis monoton bakat keadaan setiap dalam perkembangan

kelas tertentu siswa siswa evaluiasi

kondisi

8) belum adanya bantuan bagi siswa yang mempunyai keluhan atau masalah d. Bidang Personalia

Terdapat empat prinsip dasar manajemen personalia yaitu: (a) dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga; (b) sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional; (c) kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan (d) manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah. Disamping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting dalam manajamen personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para personil di sekolah. Oleh karena itu, 1) 2) 3) 1) 2) upaya Masih Masih Masih pengembangan ada ada adanya Sistem kepala guru benturan yang Pembelajaran kompetensi madrasah yang tidak antara dari setiap yang personil personil belum madrasah di sekolah cakap materi dan terkait madrasah kurang menjadi dalam metode hak mutlak memimpin pada dan tidak diperlukan. madrasah bidangnya kewajibannya baik maksimal Permasalahan: menguasai

Dampak: berjalan

3) Terjadi maslah antar personal madrasah e. Bidang Keuangan

Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat Masalah: 1) 2) 3) 4) bagi sumber kesulitan pengelolaan pesantren pendanaan lebih mendapatkan tidak salaf tergantung belum pada suntikan teradministrasi ada donatur pembukuan ataupun banyak bisa dalam darimana pemilik yayasan dan kurang maka pertanggung bagaimana lembaga pendidikan cepat jawaban penggunaan akan kesulitan harta dana dari dengan yang pemilik pemerintah baik baik yayasan lembaga. berkembang keuangan dana dana dan sumber-sumber lainnya.

5) terjadi ketidakjelasan keuangan bagi lembaga yang mempunyai banyak struktur (ketua yayasan, direktur, kepala sekolah), satu yayasan dampak: 1) 2) 3) 4) jika tidak tidak donatur tidak lembaga ada bisa ada dan meneliti harta tidak kejelasan mempunyai

5) sirkulasi dan regulasi keuangan tidak jelas/campur aduk f. Manajemen Kelas

Dinamika kelas pada dasarnya adalah kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreatifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok. Dinamika kelas dipengaruhi oleh cara guru kelas menerapkan administrasi pendidikan dan kepemimpinan pendidikan serta menggunakan pendekatan Manajemen/pengelolaan kelas. Penerapan kegiatan tersebut antara 1. lain, Kegiatan sebagai Administratif berikut: Manajemen

Kelas pada dasarnya merupakan unit kerja yang di dalamya bekerja sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan. Olehnya itu, pegelolaan kelas memerlukan tindakan-tindakan berupa perencanaan, pengorganisasian, koordinasi dan kontrol sebagai langkahlangkah a) kegiatan Perencanaan manajemen administratif. kelas

Sebagai program umum kurikulum harus diterjemahkan menjadi program-program kongkrit dan menghubungkannya dengan waktu yang ada, berupa program tahunan, semester/cawu, bulanan, mingguan dan bahkan pada program harian. Selain perencanaan berdasarkan kurikulum, sebuah kelas perlu menyusun program penunjang berupa kegiatan ekstra kelas seperti kepramukaan, olah raga, kesenian, b) pelajaran tambahan Pengorganisasian dan lain-lain. kelas

Aspek yang paling penting dalam pegorganisasian ini adalah usaha utuk menempatkan personal yang tepat pada tempatnya (proporsional) dengan memperhatikan ability-nya, tingkat pendidikannya, masa kerjanya dan sebagainya. Olehnya itu, harus

diupayakan agar setiap personal kelas termasuk para siswa untuk mengetahui posisinya masing-masing dalam struktur organisasi kelas yang c) disusun berdasarkan Koordinasi pembagian tugas. kelas.

Koordinasi kelas diwujudkan dengan menciptakan kerja sama yang didasari oleh saling pengertian akan tugas dan peranan masingmasing. Maka koordinasi yang efektif memungkinkan setiap personal menyampaikan saran dan pendapat, baik dalam bidang kerjanya maupun bidang kerja patnernya terutama yang berhubungan dengan bidang tugas yang menjadi tanggung jawab yang bersangkutan. Dengan koordinasi yang efektif tidak akan terjadi (meminimalisir) tabrakan atau kesimpangsiuran dalam penggunaan waktu dan fasilitas kelas. d) Kontrol kelas Selama dan setelah program kegiatan kelas dilaksanakan, maka perlu kegiatan kontrol dari guru/wali kelas, dimana kontrol tersebut harus mengacu kepada program yang disusun dengan maksud untuk menilai sampai dimana tujuan telah dicapai dan apa yang menjadi hambatannya (jika ada), atau dengan kata lain kegiatan kontrol kelas dilakukan untuk mengetahui kebaikan-kebaikan yang diraih dan kekurangan-kekurangannya. 2. Kepemimpinan Guru/Wali Kelas

Dinamika kelas dipengaruhi secara langsung oleh kepemimpinan guru/wali kelas, kedudukannya sebagai pemimpin formal yakni sebagai orang yang ditunjuk memimpin manajemen/pegelolaan kelas sekalipun tidak dengan surat keputusan.. Oleh karena itu dalam aktivitas sebagai pemimpin kelas, seorang guru/ wali kelas akan lebih berfungsi manakala mampu mewujudkan kepemimpinan informal. 3. Disiplin Kelas

Disiplin juga merupakan bagian terpenting dalam dinamika kelas. Disiplin kelas diartikan sebagai usaha mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan yang telah disepakati bersama dalam melaksanakan kegiatan kelas, agar pemberian hukuman dapat dihindari. Dengan demikian dapat disampaikan bahwa disiplin yang berdaya guna untuk menumbuhkan dinamika kelas bukanlah disiplin yang kaku dan statis, bukanlah disiplin sekedar pemberian hukuman atau paksaan agar guru dan murid melaksanakan tata tertib kelas yang ditetapkan. Namun yang dimaksud disiplin adalah usaha untuk membina secara terus menerus kesadaran dalam bekerja atau belajar dengan baik, dalam artian setiap orang menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien. Seirama dengan penguraian di atas, disiplin kelas juga dapat dipahami sebagai suasana tertib dan teratur, namun penuh dengan dinamika dalam melaksanakan program kelas terutama dalam mewujudkan Proses Belajar Mengajar (PBM). Kondisi seperti itu hanya akan terwujud apabila masing-masing individu mengetahui posisi dan fungsinya di dalam kelas dalam rangka melaksanakan berbagai kegiatan Masalah: 1) 2) 3) 4) 5) Dampak: 1) 2) 3) 4) kelas lembaga yang pelaksanaan teyanrjadi tidak gurunya tidak hubungan mengetahui bisa memimpin kegiatan yang dengan perkembangan baik kelas tidak yang kelas akan sehat terjadi gaduh dan tidak dalam dalam tidak teratur kelas kelas kondusif penempatan kontrol yang tidak terjadi perencanaan duduk kurang semua atau penempatan baik guru maksimal, kelas pengurus guru bisa kelas dikelas menjadi kinerja yang yang maupun tidak pimpinan peraturan kebijakan kurang sesuai yang kapasitas dilaksanakan dalam kelas peserta dalam yang matang didik kelas baik kelas .

pelanggaran-pelanggaran

5) suasana kelas tidak kondusif dan mengganggu jalannya proses pembelajaran g. Bidang Sarana dan Prasarana

Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah. Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan pra saran, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program Masalah 1) 2) 3) 4) 6) 1) 2) 3) 4) 5) lembaga sarana tidak Sarana Sebaran Banyak penunjang yang Perawatan Pelaksanaan tidak proses dan bisa merawat sekolah pendidikan dilakukan sarana sarana yang banyak pendidikan belum yang terhadap pendidikan masih memiliki tidak pelaksanaan prasarana sarana yang akan ada cepat dengan lebih rusak sarana belum masih lengkap dan kurang sarana jumlahnya pendidikan sesuai dengan tidak tidak ketentuan yang berjalan yang lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah. : merata. pendidikannya. mencukupi. optimal. berlaku. memadai maksimal pemdidikan rusak baik

5) Biaya perawatan dan pemeliharaan sarana sekolah sangat kecil sehingga tidak menunjang upaya peningkatan mutu dan relevansi. manajemen penggunaan Dampak: semua terganggunya madrasah pembelajaran sarana

6) penggunaan sarana pendidikan tidak teratur

h.

Bidang

Hubungan

Sekolah

dengan

Masyarakat

(HUMAS)

Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta publiknya, pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah/ pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Sekolah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat. Hubungan serasi, terpadu serta timbal baliknya antara sekolah dan masyarakat harus diciptakan dan dilaksanakan agar meningkatkan mutu pendidikan dan pembangunan masyarakat dapat saling menunjang. Masyarakat dapat ikut bertanggung jawab secara tidak langsung terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga hasil pendidikan bermanfaat bagi masyarakat, diantaranya dalam mengisi kebutuhan tenaga kerja . Pendidikan Islam di Indonesia merupakan salah satu variasi dari pendidikan Islam, tidak memiliki kesempatan yang luas untuk bersaing dalam membangun umat yang besar ini. Terasa janggal dan lucu, dalam komunitas masyarakat muslim terbesar, pendidikan Islam tidak mendapat kesempatan yang luas untuk bersaing dalam membangun umat yang besar ini. Selain itu, paradigma birokrasi tentang pendidikan Islam selama ini lebih didominasi pendekatan sektoral dan bukan pendekatan fungsional, sebab pendidikan Islam tidak dianggap bagian dari sektor pendidikan lantaran urusannya tidak di bawah Depdiknas . Maka, perhatian pemerintah yang dicurahkan pada pendidikan Islam sangatlah kecil porsinya, padahal masyarakat Indonesia selalu diharapkan agar tetap berada dalam lingkaran masyarakat yang sosialistis religius. Dari sinilah timbul pertanyaan, bagaimanakah kemampuan pendidikan Islam di Indonesia untuk menata, mengatasi, dan menyelesaikan problem-problem yang dihadapi menuju pendidikan bermutu dan unggul. Langkah awal yang diperhatikan untuk melakukan penataan pendidikan Islam, harus menganalisis dari aspek kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Pertama, pendidikan Islam [pesantren, madrasah, sekolah yang bercirikan Islam, dan perguruan tinggi] lebih besar > 80 % dikelola oleh swasta. Dalam pengelolaannya lebih percaya dan hormat pada ulama, percaya bahwa guru mengajarkan sesuatu yang benar, panggilan agama, ibadah, ikhlas, murah, merakyat. Hal ini merupakan kekuatan [strengt] dalam pengelolaan pendidikan Islam. Kedua, kelemahan [weakness], bahwa pendidikan Islam posisinya lemah, tidak profesional hampir disemua sektor dan komponennya, stress, terombang-ambing antara jati dirinya, apakah ikut model sekolah umum atau antara ikut Diknas dan Depag. Belum ada sistem yang mantap dalam pengembangan model pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Ketiga, kesempatan [opportunities], bahwa dalam UU No.20 Th. 2003 memberi kesempatan atau momentum pengembangan pendidikan agama dan keagamaan. Pendidikan Islam diakui sama dengan pendidikan yang lain. Keempat, ancaman [treat], bahwa banyak lembaga pendidikan lain yang lebih tangguh dan berkualitas, Ilmu dan teknologi yang berkembang sangat pesat belum terkejar oleh pendidikan Islam, pendidikan Islam kehilangan jati dirinya, pendidikan Islam selalu menjadi warga kelas dua, tercabut dari akar budaya komunitas muslimnya. Dalam perspektif pendidikan, mungkin akan bertanya mampukah kita menciptakan dan mengembangkan sistem pendidikan Islam yang menghasilkan ada lulusan-lusan yang yang tidak mampu erat memilih antara tanpa kehilangan pendidikan peluang dengan dan jati dirinya? sekitar Masalah: masih hubungan lembaga masyarakat

dampak: terjadi kesenjangan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dimana lembaga tidak bisa menjadi partner masyarakat dalam berbenah diri. Persoalan-persoalan pendidikan dua mereka 3. Para santri tidak mengidap penyakit simbolik yaitu perolehan gelar dan ijazah karena sebagian besar pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal ini karena tujuan utama mereka hanya hidup 5. Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintah, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintah. Dalam perkembangannya sekarang, pondok pesantren mulai menampakkan keberadaannya sebagai lembaga pendidikan islam yang mumpuni, di mana di dalamnya juga didirikan sekolah, baik secara formal maupun nonformal. Bahkan sekarang pesantren punya trend baru a. b. Semakin dalam rangka Mulai berorientasi pada merenovasi akrab pendidikan dan terhadap system dengan fungsional artinya yang selama metodologi terbuka atas ini dipergunakan, ilmiah perkembangan di luar yakni: (solusi) modern. dirinya. ingin mencari keridhaan Allah swt semata-mata. 4. System pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian arah pada antara yang umumnya, santri Dihadapi seperti: dan Pesantren (masalah) kiai

Memang system yang ditampilkan dalam pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan system yang diterapkan dalam 1. Memakai system tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan 2. Kehidupan di pesantren menimbulkan semangat demokrasi karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problem nonkurikuler

c. Diversifikasi program dan kegiatan makin terbuka makin terbuka dan ketergantungannya pun absolute dengan kiai, dan sekaligus dapat membekali para santri dengan berbagai pengetahuan di luar mata pelajaran agama, maupun keterampilan yang diperlukan di lapangan d. tampaknya pemerintah. zaman, sulit akhirat, pesantren dalam untuk Dapat berfungsi memerlukan Dampak hal pekerjaan maju. solusi pesantren lebih apa sebagai dan kurang adanya. pusat pemecahan, mendapat Dampak: agak Dampak: menjadi cara bisa system pengembangan diantaranya: perhatian golongan dari menegah masih ke kerja. masyarakat. (masalah) perhatian. bawah

Ditengah-tengah arus perubahan social budaya seperti yang terjadi akhir-akhir ini, justru trend tersebut menjadi persoalan baru yang 1) Masalah integrasi pondok pesantren ke dalam system pendidikan nasional: integrasi kurikulum maupun kebijakan berbeda dengan 2) Masalah pengembangan wawasan sosbud dan ekonomi: lulusan pesantren dalam kurang menyesuaikan diri dengan perkembangan 3) Masalah pengalaman kekuatan dengan pihak-pihak lain untuk mencari tujuan membentuk masyarakat ideal yang diinginkan: agak diajak Dampaknya: ilmu masyarakat duniawi. atau terbelkang, kurang berfikirnya dalam dan tradisionalis. ilmu seperti: eksakta (solusi) 4) Masalah berhubungan dengan keimanan dan keilmuan sepanjang yang dihayati pondok pesantren.: hanya mementingkan ilmu belum begitu berfikir transformasi masalah nilai, Disamping kecenderungan-kecenderungan yang justru menimbulkan permasalahan-permasalahan baru bagi pesantren, dilain pihak kini mengalami perubahan kultur,

a. Perubahan system pengajaran dari perseorangan atau sorogan menjadi system klasik atau yang lebih dikenal dengan sebutan madrasah b. Diberikannya pengetahuan umum disamping masih mempertahankan pengetahuan agama dan bahsa arab. c. Bertambahnya komponen pendidikan pondok pesantren, missal: ketrampilan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat sekitar. d. Diberikannya ijazah bagi santri yang telah menyelesaikan studinya di pesantren yang terkadang ijazah tersebut disesuaikan dengan ijazah pesantren: 1. Kiai bukan lagi merupakan satu-satunya sumber belajar. Semakin tingginya dinamika komunikasi antara system pendidikan pesantren tradisional kehidupan sekolah 5. Para santri dapat menerima kiriman uang dari orang tuanya atau dan yang system hanya lain mempelajari atau maka santri islam dapat klasik belajar yang dari sangat banyak sedikit sumber. jumlahnya. pekerjaan. umum. keluarga 2. Hampir pesantren menyelenggarakan jenis pendidikan formal yakni madrasah, sekolah umum dan perguruan tinggi dan nonformal kitab-kitab 3. Santri kini membutuhkan ijazah dan penguasaan bidang keahlian atau ketrampilan yang jelas guna untuk menguasai lapangan lapangan 4. Terdapat kecenderungan santri semakin kuatuntuk mempelajari IPTEK pada lembaga pendidikan formal, baik di madrasah maupun di negeri. Maka dengan adanya Dinamika Pesantren Prof.Dr.Mastuhu mengemukakan beberapa indicator pergeseran yang dialami oleh

6. Secara resmi pesantren telah menjadi subsistem pendidikan nasional karena adanya model madrasah yang memakai system kelas dan diajarkan ilmu pengetahuan umum ke dalam pesantren. Upaya Ada a. Maka 2) mutu Santri keluaran dalam tidak gaptek pondok pondok dan tidak bangsa Kurikulum bersifat mereka kiai dikotomi lebih dalam Proses santri atau mudah ponpes memisahkan dilakukan pengajar untuk pengembangan di antara harus mempunyai nilai tambah dari keluaran mampu dan tidak pendidikan berkompetisi hanya tenggelam islam lainnya yang dua hal pengembangan yang harus podok diperhatikan dalam pesantren pengembangan di pondok masa pesantren yakni yang dari segi akan eksternal dan datang: internal: Eksternal sederajat. masyarakat.

1) Tetap menjaga citra pondok di mata masyarakat sesuai harapan masyarakat, harapan orang tua yang memasuki anaknya ke pondok. hendaknya ketinggalan dipersiapkan untuk dalam

3) Pondok harusnya terbuka terhadap setiap perkembangan dan temuan ilmiah dalam masyarakat, termasuk dalam temuan baru agar para santri kepentingan b. 1) Masalah: dan 2) Tanpa b) jumlah mengurangi pondok pengetahuan karena pada pondok di masa yang agama umumnya akan di mencapai dengan santri pondok datang maka perlu pengetahuan tinggal di zaman atau informasi dan pada dunianya saja. khususnya. Internal pesantren umum pondok. pesantren adanya: pondok ribuan. 4) Pondok seharusnya dapat menjadi pusat studi (Lab.Agama) yang dapat membahas perkembangan dalam masyarakat, guna ummat

Solusi: adanya kurikulum yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak didik, baik minat atau bakatnya karena penelusuran bakat minat pondok, Tenaga

a) Ulama-ilmuwan-pendidik yang dapat mentransfer ilmunya kepada santri dengan baik serta memiliki wawasan yang mantap. pembelajaran yang Masalah: menggunakan system individual dimana kiai yang mengajarkan para santri namun hal ini tidak bisa lagi dikembangkan karena Solusi: Dikembangkan daya nalar, kritik dan kreativitas anak.Maksudnya dari para santri sendiri mengajarkan atau mentransfer ilmu yang mereka miliki pada junior santrinya, atau mungkin juga senior kiai atau biasanya di datangkan dari ustadz luar. Di samping itu juga antara santri dan kiai harus saling berinteraksi dalam proses pembelajaran misalkan adanya Tanya jawab c) mengerjakan belajar yang lengkap. d) Aktivitas kesantrian Sarana tugas pendidikan atau di membaca pondok buku.

Masalah: kurang adanya sarana belajar seperti computer, perpustakaan sehingga para santri harus keluar dari pondok untuk Solusi: disediakannya sarana belajar yang lengkap agar hasil yang dicapai lebih baik daripda sebelumnya yang tidak memiliki sarana

Masalah: aktivitas santri dulu monoton hanya mengaji, sholat, tadarus membaca kitab sehingga wawasan santri tidak begitu luas Solusi: untuk memperluas wawasan santri maka selain sholat, mengajai dan lain sebgaainya maka diperlukannya aktivitas yang lebih banyak misalkan meneliti sesuatu yang ada di lingkungannya, berolah raga dan seni, berorganisasi dan lain sebagainya. Agar santri dapat berkompetisi dengan masyarakat setelah keluar pondok. 2. a. Solusi dalam mengatasi berbagai persoalan yang muncul dalam manajeman kelembagaan pendidikan islam

Manajemen

kurikulum

Solusi: perlu ada perimbangan [balancing] antara disiplin atau kajian-kajian agama dengan pengembangan intelektualitas dalam program kurikulum pendidikan. Sistem pendidikan Islam harus menganut integrated curriculum, artinya perpaduan, koordinasi, harmonis, dan kebulatan materi-materi pendidikan dengan ajaran Islam, dan bukan separated subject curriculum maunpun correlated curriculum. Maka dengan konsep integrated curriculum, proses pendidikan akan memberikan penyeimbangan antara kajian-kajian agama dengan kajian lain [non-agama] dalam pendidikan Islam yang merupakan suatu keharusan, apabila menginginkan pendidikan Islam kembali survive di tengah perubahan masyarakat. b. 1. 2. Guru Guru jangan diberi beban Manajeman diikutkan tugas dalam selan mengajar dan guru pelatihan-pelatihan mendidik

3.

Mengadakan

pelatihan

atau

diklat

untuk

meningkatkan

kompetensi

guru

4. Mengadakan pelatihan metode pembelajaran c. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mengubah Tujuan Adakan kelompok peran belajar siswa untuk anak antara bakat dari pandai dengan buku variasi pembelajaran darahkan Manajemen objek dan agar pembelajaran seluruh kurang potensi baik evaluasi aspek pandai yang menjadi baik agar koniitf, ia bisa dimiliki pribadi subjek afektif belajar dapat dan dari mengembangkan anak kesiswaan pembelajaran psikomotorik temannya siswa siswa pembelajaran dikembangkai

Adakan

identifikasi Membukukan

keadaan

Pengadaan Mengadakan

8. Mengadakan bimbingan yang baik bagi siswa d. 1. 2. Mencari Memilih guru yang kepala benar-benar menguasai Manajemen sekolah materi dan yang metode atau cakap melakukan dan pelatihan dan studi personal berkompeten lanjut

3. Memperjelas hak dan kewajiban semua elemen dalam lembaga. e. 1. 2. 3. 4. Melakukan Yayasan pembukuan berusaha Mencari sumber dana lain Manajemen dan Memperaiki terhadap mengembangkan keuangan pesantren sumber tidak terlalu bergantung pada keuangan pemerintah administrasi salaf pendanaan

5. Memperjelas dan tidak mencampur adukkan manajemen keuangan bagi yayasan yang mempunyai banyak lembaga pendidikan f. 1. 2. 3. 4. 5. g. 1. 2. 3. 4. 5. 6. h. Menjalin BAB KESIMPULAN Bahwasanya permasalahannya yang muncul dalam kelembagaan manajemen lembaga pendidikan islam mencakup berbagai aspek yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen sarana Manajemen Manajemen dan kurikulum guru kesiswaan kelas personalia prasarana humas keuangan hubungan yang erat, Pemerintah Memperbaiki Melakukan Meningkatkan Memanajemen Menertibkan peraturan Manajemen atau Melengkapi atau perawatan biaya penggunaan yayasan sarana mengganti dengan perawatan sarana Manajemen strategis antara lembaga pendidikan dan sesuai Mengtur Memaksimalkan Menyusun tempat kontrol duduk terhadap Melatih dan memberi sanksi sarana menyediakan sarana dan sarana baik sarana aturan dan maupun kinerja Manajemen perencanaan pengurus guru kelas dikelas kelas sesuai maupun yang kapasitas aktivitas tegas yang bagi dan prasarana prasarana yang dan dan dan sudah secara yang dan terjadi kemampuan di dalam kelas baik anak kelas guru pelanggar peraturan prasarana merata sekolah rusak prasarana kebutuhan humas masyarakat III berkesinambungan

kepemimpinan

Dimana beberapa aspek ini timbul berbagai masalah yang telah kami sebutkan diatas dan dampaknya cukup signifikan menghambat keberhasilan pembelajaran kemajuan dan perkembangan lembaga pendidikan islam, maka dari itu dibutuhkan solusi yang real dan tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. DAFTAR Sindemeysin. 2009. Manajemen Kesiswaan. diakses Tersedia online tanggal diakses kesiswaan.html, 18 tanggal 19 (diakses tanggal Maret Mei Mei 13 mei PUSTAKA http://sindemeysin.blogspot.com/2009/05/masalah-di-manajemen2011. 2011 2011) 2004

http://etd.eprints.ums.ac.id/4822/1/G000050006.pdf,

http://www.lkas.org/pendidikan/detail/26/manajemen_kelas_dalam_lembaga_pendidikan_islam.html, diakses tanggal 19 mei 2011 http://cintapendidikan-siron.blogspot.com/2010/10/fungsi-fungsi-manajemen-sekolah.html Abdul Aziz, Kompas, 18

http://apiel.xtgem.com/files/2.%20Download%20pelaksanaan%20_1.htm, diakses tanggal 19 Mei 2011

Anda mungkin juga menyukai