Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pengelolaan pendidikan merupakan upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah administrasi dalam


proses kegiatan pendidikan. Dengan berjalannya waktu pengelolaan dalam pendidikan ini berbagai
perangkat pendidikan dalam memajukan sekolah sangat di prioritaskan oleh pihak sekolah dalam hal lain
untuk menciptakan keseimbangan antara satu perangkat dengan perangkat lain. Perangkat-perangkat itu
diantaranya : perangkat kurikulum, pengelolaan peserta didik, pengelolaan tenaga kependidikan,
pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan pendidikan dan pengelolaan hubungan sekolah
dengan masyarakat.

Pengelolaan pendidikan ini terdapat beberapa fungsi ataupun prinsip-prinsipnya yaitu


diantaranya: membuat putusan, merencanakan, mengorganisasikan, mengkomunikasikan,
mengkoordinasikan, mengawasi, dan pada akhirnya menilai.

Dalam pengelolaan pendidikan ini seperti dalam perangkat-perangkat yang telah disebutkan
pastilah ada kendala yang dihadapi. Adapun kendala yang dihadapi diantaranya dalam pengelolaan
kurikulum yaitu seperti dalam penggantian setiap kurikulum yang dimulai dari 1994 sampai sekarang
KTSP terdapat beberapa perubahan dalam sistem penerapannya sehingga dirasakan sulit oleh para
siswanya, dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses belajar.
Dengan adanya pengelolaan pendidikan ini diharapkan dapat menunjang kesuksesan diantara
pihak-pihak yang terkait dalam memajukan program pendidikan di masyarakat sehingga terjalin kerja
sama yang baik diantara pihak sekolah dengan masyarakat.

I.2 Rumusan Masalah


Agar tulisan ini dapat dipahami secara lebih rinci atu lebih lengkap penulis menspesifikan dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara pengelolaan kurikulum
2. Bagaimana cara pengelolaan peserta didik
3. Bagaimana cara pengelolaan tenaga kendidikan
4. Bagaimana cara pengelolaan sarana dan prasarana
5. Bagaimana cara pengelolaan kelas
6. Bagaimana cara pengelolaan hubungan dengan masyarakat
I.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui cara pengelolaan kurikulum di sekolah
2. Mengetahui cara pengelolaan tenaga kependidikan
3. Mengetahui cara pengelolaan saran dan prasarana
4. Mengatahui cara pengelolaan kelas
5. Mengetahui cara pengelolaan peserta didik
6. Mengetahui cara pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat

I.4 Metode Pemecahan Masalah


Metode pemecahan masalah yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah menggunakan
study kepustakaan seperti referensi buku. Selain itu juga untuk menunjang kelengkapn makalah ini kami
menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara sebagai bahan perbandingan dengan
teori yang ada.

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan ini yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
1,1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Metode Pemecahan Masalah
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Pengelolaan Kurikulum

2.2 Pengertian Pengelolaan Peserta Didik

2.3 Pengertian Pengelolaan Tenaga Kependidikan

2.4 Pengertian Pengelolaan Sarana Prasarana

2.5 Pengertian Pengelolaan Kelas

2.6 Pengertian Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


BAB III HASIL OBSERVASI

3.1 Pengelolaan Kurikulum

3.2 Pengelolaan Peserta Didik

3.3 Pengelolaan Tenaga Kependidikan

3.4 Pengelolaan Sarana Dan prasarana

3.5 Pengelolaan Kelas

3.6 Pengelolaan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Umum

4.2 Perbandingan Kajian Teori dengan Hasil di Lapangan

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 PENGELOLAAN KURIKULUM

A. Pengertian Kurikulum
Pengelolaan dan Kurikulumdua hal yang berbeda. Pengelolaan merupakan upaya menata sumber
daya agar organisasi terwujud secara produktif. Sedangkan kurikulum berkaitan dengan sesuatu yang
dijadikan pedoman dalam segala kegiatan pendidikan yang dilakukan, termasuk kegiatan belajar
mengajar di kelas. Dalam hal ini kurikulum dipandang sebagai suatu program yang didisain,
direncanakan, dikembangkan dan akn dilaksanakan dalam situasi belajar mengajar yang disengaja
diciptakan di sekolah.

B. Tahapan Pengelolaan Kurikulum


Tahapan pelaksanaan kurikulum di sekolah meliputi:

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian dan Koordinasi
3. Pelaksanaan
4. Pengendalian
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini kurikulum dijabarkan sampai menjadi rencana pengajaran (RP). Untuk itu
diperlukan tahapan sebagai berikut:

 Menjalankan GBPP menjadi Analisis Mata Pelajaran (AMP). Yang paling pokok dalam tahapan
ini adalah mengkaji mana pokok bahasan/sub pokok bahasan yang sukar dipahami oleh siswa.
 Berdasarkan kalender pendidikan dari Dinas Pendidikan, sekolah harus menghitung hari kerja
efektif dan jam pelajaran efektif untuk setiap mata pelajaran, memperhitungkan hari libur, hari
untuk ulangan dan hari-hari tidak efektif.
 Menyusun Program Tahunan (Prota). Dalam mengisi Prota yang penting adalah membandingkan
jumlah jam efektif dengan alokasi waktu tatap muka dalam format AMP.
 Menyusun Program Catur Wulan (Proca). Yang pokok untuk diperhatikan pada proca harus
semakin jelas bagaimana pokok bahasan dalam satu catur wulan diselesaikan, termasuk kapan
akan diajarkan, baik melalui tatap muka maupun tugas pekerjaan rumah.
 Program Satuan Pendidikan (PSP). Dalam penyusunan PSP guru sudah harus memasukkan secara
jelas kegiatan untuk setiap sub pokok bahasan, termasuk bagaimana tes formatif dilakuka untuk
mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
 Rencana Pengajaran (RP). RP merupakan rincian PSP untuk satu kali tatap muka.
2. Tahap Pengorganisasian dan Koordinasi
Pada tahp ini, kepala sekolah mengatur pembagian tugas mengajar, penyusunan jadwal pelajaran
dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut:

 Pembagian tugas mengajar dan tugas lain perlu dilakukan secara merata, sesuai denagn bidang
keahlian dan minat guru.
 Penyusunan jadwal pelajaran diupayakan agar guru mengajar maksimal 5 hari/minggu, sehingga
ada 1 hari tidak mengajar untuk pertemuan MGMP.
 Penyusunan jadawal pola kegiatan perbaikan dan pengayaan secara normal setiap mata pelajaran
akan memerlukan kegiata perbaikan bagi siswa yang belum tuntas penugasan terhadap.
 Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler.
 Penyusunan jadwal penyegaran guru.
3. Tahap Pelaksanaan
Tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervisi, dengan tujuan untuk membantu guru
menemukan dan megatasi kesulitan yang dihadapi.

4. Tahap Pengendalian
Pada tahap ini, paling tidak ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu jenis evaluasi dengan
tujuannya dan pemanfaatn hasil evaluasi.

Siswa yang mengalami kesulitan perlu dicarikan jalan, misalnya dibentuk kelompok belajar.
Perlu juga dicoba model pembelajaran kooperatif, sehingga siswa yang kurang pandai terbantu oleh yang
lebih pandai.

2.2 PENGELOLAAN PESERTA DIDIK

A. Pengertian

Pengelolaan peserta didik menurut Hendayat Soetopo dan Wasty Soemanto (1982) adalah
merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu
dari mulai masuknya paserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah atau
suatu lembaga.
B. Penempatan Peserta Didik

Menurut William A Jeager yang diperhatikan dalam pengelompokkan belajar yaitu :

1. Fungsi Integrasi, yaitu dalam pengelompokkan peserta didik menurut umur, jenis, kelamin, dan
sebagainya.
2. Fungsi perbedaan, yaitu dalam pengelompokkan peserta didik berdasarkan pada perbedaan
individu, misalnya : bakat, kemampuan, minat dan sebagainya.
Dasar-dasar pengelompokkan peserta didik ada lima macam, yaitu :

1. Friendship Grouping, yaitu berdasarkan kesukaan di dalam memilih teman diantaranya peserta
didik itu sendiri.
2. Achievement Grouping, yaitu campuran antara peserta didik yang berprestasi tinggi dan peserta
didik yang berprestasi rendah.
3. Aptitude Grouping, yaitu berdasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan apa yang
dimiliki oleh peserta didik itu sendiri.
4. Attention or Interest Grouping, yaitu berdasarkan atas perhatian atau minat yang didasari oleh
kesenangan peserta didik itu sendiri.
5. Intelligence Grouping, didasarkan atas hasil test intelegensi yang diberikan kepada peserta didik.
C. Pembinaan Peserta Didik

Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan para lulusan yang berkualitas. Tinggi
rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor pengaruh itu adalah
penilaian yang dilakukan oleh para guru atau lembaga kependidikan. Nilai kemajuan peserta didik
dilakukan dengan cara mengisi buku laporan pendidikan atau raport.

1. Pencatatan dan Pelaporan Kemajuan Peserta Didik

Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan sejak diterima di sekolah itu sampai mereka
meninggalkan sekolah berupa :

1. Buku induk
2. Buku klapper
3. Daftar presensi
4. Daftar mutasi peserta didik
5. Buku catatan pribadi peserta didik
6. Daftar nilai
7. Legger
8. Buku rapor
2. Organisasi Peserta Didik Intra Sekolah (OSIS)

OSIS merupakan wadah untuk menampung dan menyalurkan serta mengembangkan kreatifitas
peserta didik, baik melalui kegiatan kurikuler maupun ekstrakulikuler dalam rangka menunjang
keberhasilan kurikuler.

3. Layanan-layanan Khusus yang Menunjang Kelancaran Pengelolaan Peserta Didik

a. Bimbingan di Sekolah

Fungsi bimbingan di sekolah ada tiga yaitu :

1. Fungsi menyalurkan, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah lanjutannya,
memilih program, memilih lapangan pekerjaan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan cita-
citanya.
2. Fungsi mengadaptasikan, yaitu membantu guru atau tenaga edukatif lainnya untuk menyesuaikan
program pengajaran dengan minat, kemampuan, dan cita-cita peserta didik.
3. Fungsi menyesuaikan, yaitu membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan bakat,
minat, dan kemampuannya untuk mencapai perkembangan yang optimal.
Ruang lingkup bimbingan di sekolah yaitu :

1. Layanan kepada peserta didik


 Dilihat dari jenis permasalahan yang dihadapi peserta didik, mencakup : bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan pendidikan, bimbingan pekerjaan (bimbingan
karir).
 Dilihat dari urutan kegiatan, mencakup : layanan orientasi, layanan pengumpulan data
pribadi, layanan pemberian informasi, layanan penempatan, layanan penyuluhan, layanan
pengiriman (referal), layanan tidak lanjut.
2. Layanan kepada guru
3. Layanan kepada kepala sekolah
4. Layanan kepada calon peserta didik
5. Layanan kepada orang tua
6. Layanan kepada dunia kerja, terutama dilaksanakan di sekolah kejuruan
7. Layanan kepada lembaga-lembaga dan masyarakat lain.
b. Perpustakaan Sekolah
Layanan perpustakaan bertujuan untuk menyajikan informasi untuk peningkatan proses belajar
mengajar serta rekreasi bagi semua warga sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan,


perpustakaan dapat melakukan kerja sama dengan perpustakaan lain.

c. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah.
Penyelenggara UKS memerlukan kerja sama antara seluruh warga sekolah.

d. Kantin Sekolah

Kantin sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik
terjamin kebersihannnya dan cukup mengandung gizi.

e. Transportasi Sekolah

f. Asrama Bagi Peserta Didik

Manfaat asrama bagi peserta didik yaitu :

1. Tugas sekolah dapat dikerjakan dengan cepat dan sebaik-baiknya terutama jika berbentuk tugas
kelompok
2. Sikap dan tingkah laku peserta didik dapat diawasi oleh petugas asrama dan para pendidik
3. Meringankan kecemasan orangtua terhadap putra-putrinya
4. Salah satu cara untuk mengendalikan tingkah laku remaja yang kurang baik
4. Peranan Guru dalam Pelayanan Peserta Didik

Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik perlu memperhatikan kebutuhan murid secara
umum, diantaranya :

1. Penyesuaian bidang-bidang studi yang akan dipelajari


2. Penyesuaian situasi sekolah sebagai lembaga pada proses pendidikan
3. identifikasi terhadap pribadi
4. Kesulitan dalam mencerna materi pendidikan
5. memilih bakat, minat, dan kegemaran
6. Membantu menelaah situasi pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi
7. Memberikan gambaran situasi pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi
8. Memberikan gambaran situasi pendidikan secara terpadu
9. Menentukan langkah apa yang harus ditempuh jika menemukan kesulitan belajar
10. kesukaran penyesuaian diri dengan lingkungan
11. Identifikasi hambatan fisik, mental dan emosi
Letak partisipasi aktif guru dalam pelayanan peserta didik tercermin dalam kegiatan proses
pendidikan yang berlangsung selama kegiatan pendidikan itu terjadi. Pekerjaan guru menuntut aktifitas
guru untuk bertanggung jawab, sekaligus mencintai profesinya. Tugas guru yang diemban cukup mulia,
sudah wajar kalau guru mendapat predikat “pahlawan”, meskipun tanpa tanda jasa.

D. Disipilin Kelas

Dengan disiplin para siswa bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi
larangan tertentu. Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sabar diterima dalam rangka
memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas-tugas sekolah.

Satu keuntungan lain dari adanya disiplin adalah siswa belajar hidup dengan pembiasaan yang
baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.

E. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin

Cara-cara penanggulangan dilaksanakan secara bertahap dengan tetap memperhatikan jenis


gangguan dan siapa pelakunya, apakah dilakukan oleh individu atau kelompok.

Ada tiga jenis teknik pembinaan disiplin kelas :

1. Teknik Inner Control, yaitu menumbuhkan kepekaan/penyadaran akan tata tertib dan pada
akhirnya disiplin harus tumbuh dan berkembang dari dalam peserta didik itu sendiri.
2. Teknik eksternal control, yaitu mengandalikan diri dari luar berupa bimbingan dan penyuluhan.
3. Teknik Cooperative Control, yaitu pembinaan disiplin kelas dilakukan dengan bekerja sama guru
dengan peserta didik dalam mengendalikan situasi kelas kea rah terwujudnya tujuan kelas yang
bersangkutan.
F. Problematik Hukuman

Prinsip-prinsip dalam memberikan hukuman :

1. Hukuman diberikan secara terhormat dan penuh pertimbangan


2. Berian kejelasan kenapa hukuman diberikan
3. Hindarkan pemberian hukuman pada saat marah
4. Hendaknya diberikan pada awal kejadian dari pada akhir kejadian
5. Hindari hukuman yang bersifat fisik
6. Jangan menghukum kelompok/kelas apabila kesalahan dilakukan oleh seseorang
7. Jangan memberi tugas tambahan sebagai huikuman
8. Yakini bahwa hukuman sesuai dengan kesalahan
9. Pelajari tipe huikuman sesuai yang diijinkan sekolah
10. Jangan menggunakan standar hukuman ganda
11. Jangan mendendam
12. Konsisten dengan pemberia hukuman
13. Jangan mengancam dengan ketidak mungkinan
14. Jangan memberi hukuman berdasarkan selera.

2.3 PENGELOLAAN TENAGA KEPENDIDIKAN

A. Pentingnya Pengelolaan Tenaga Kependidikan.


Tenaga kependidikan mempunyai peran sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi
pendidikan yang pada gilirannya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan
pendidikan nasional.

B. Tujuan Dan Tantangan Pengelolaan Tenaga Kependidikan


Tujuan tenaga kependidikan itu adalah agar mereka memiliki kamampuan, motivasi, kreativitas
untuk:
1. Mewujudkan sistem sekolah yang mampu mengatasi kelemahan-kelemahannya sendiri.
2. Menyesuaikan program pendidikan sekolah terhadap kebutuhan belajar peserta didik dan
terhadap persaingan kehidupan di masyarakat.
3. Menyediakan bentuk kepemimpinan yang mampu mewujudkan human organization,
mempersiapkan kader pemimpin pendidikan yang benar-benar handal dan dapat diteladani.
4. Bentuk kepemimpinan yang menjamin munculnya peningkatan produktivitas pendidikan sebagai
paduan fungsi keefektifan, efisiensi, dan ekuitas melalui pengelolaan tenaga kependidikan yang
rasional dan profesional.
5. Bentuk kepemimpinan yang menjamin kelangsungan usaha-usaha ke arah terwujudnya
keseimbangan kehidupan organisasi melalui usaha-usaha menserasikan tujuan-tujuan individu
dengan tujuan-tujuan sistem sekolah.
6. Mewujudkan kondisi dan iklim kerja sama sistem sekolah/organisasi pendidikan yang
mendukung secara maksimal pertumbuhan profesional dan kecakapan teknis setiap tenaga
kependidikan.

C. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan


Dilihat dari jabatannya tenaga kependidikan ini dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Tenaga Struktural, tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif umum


(pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak langsung.
2. Tenaga Fungsional, tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yang dalam
pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis kependidikan.
3. Tenaga Teknis Kependidikan, yaitu tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya
lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif.
Khusus yang disebutkan tenaga pendidik, Pasal 39 ayat 2 dapat dipahami bahwa tenaga pendidik
yang dimaksud adalah:

1. Tenaga pengajar yang bertugas utamanya mengajar.


2. Tenaga pembimbing yang dikenal pula di sekolah sebagai penyuluh pendidikan.
3. Tenaga pelatih/tutor.

D. Dimensi Kegiatan Pengelolaan Tenaga kependidikan


1. Perencanaan tenaga Kependidikan
Merupakan suatu proses yang sistematis dan rasional untuk memberikan jaminan bahwa
penetapan jumlah dan kualitas tenaga kependidikan dapat menuntaskan tugas-tugas organisasi
pendidikan.

Terdapat beberapa metode untuk melakukan peramalan kebutuhan tenaga kependidikan, yaitu:

a. Expert estimate. Yaitu prediksi yang dilakukan oleh para ahli.


b. Historical comparison, yaitu prediksi yang didasrkan atas kecenderungan-kecenderungan
yang terjadi pada masa sebelumnya.
c. Task analysis, yaitu penentuan kebutuhan didasarkan atas tuntutan spesifikasi pekerjaan yang
ditetapkan.
d. Correlation technique, yaitu suatu penentuan kebutuhan didasarkan atas perhitungan-
perhitungan korelasi secara statistik.
e. Modelling, yaitu penetapan kebutuhan tenaga tergantung pada model keputusan yang biasa
dibuat.
2. Perekrutan Tenaga Kependidikan
Langkah penting dalam proses perekrutan adalah sebagai berikut:

1. Menyebarluaskan pengumuman tentang kebutuhan tenaga kependidikan dalam berbagai


jenis.
2. Membuka pendafatarn bagi pelamar atau sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang
ditetapkan.
3. Menyelenggarakan pengujian berdasarkan standar seleksi dan dengan menggunakan teknik-
teknik seleksi.
Teknik-teknik seleksi yang digunakan misalnya melalui:

1. Pengumpulan informasi tentang calon-calon yang memberi harapan baik.


2. Penyelenggaraan testing secara tertulis misalnya tes psikologis, tes pengetahuan.
3. Penyelenggaraan testing secara lisan atau wawancara seleksi.
4. Pemeriksaan medis atau kesehatan calon.
3. Menetapkan Calon Yang Dapat Diterima
Diputuskan oleh atasan langsung atau oleh bagian personalia/kepegawaian. Artinya tenaga-tenaga
kependidikan yang baru diterima, itu merupakan tenaga-tenaga yang paling baik menurut standar
seleksi yang ditetapkan.

Bagi tenaga kependidikan yang berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dalam rangka
orientasi ini perlu mengikuti prajabatan yang sifatnya nasional, yaitu sebagai wahana untuk
mengetahui tugas-tugas yang akan diemban dan kesiapan mental pegawai yang bersangkutan.
Prajabatan ini juga dipergunakan sebagai penentu apakah CPNS tersebut dapat menjadi PNS atau
tidak.

4. Pembinaan/Pengembangan Tenaga Kependidikan


Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pembinaan tenaga kependidikan adalah:

a. Pembinaan tenaga kependidikan patut dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan.
b. Berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam rangka peningkatan kemampuan profesional dan
teknis untuk pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan posisinya masing-masing.
c. Dilaksanakan untuk mendorong meningkatnya kontribusi setiap individu terhadap organisasi
pendidikan.
d. Diarahkan untuk mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki
jabatan/posisi.
e. Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan profesi,
pemecahan masalah.
f. Deisesuaikan dengan kategori masing-masing jenis tenaga kependidikan itu sendiri.
5. Penilaian Tenaga Kependidikan
6. Kompensasi Bagi Tenaga Kependidikan
7. Pemberhentian Tenaga Kependidikan
Alasan yang menyebabkan seorang tenaga kependidikan berhenti dari pekerjaannya, yaitu:

1. Karena permintaan sendiri untuk berhenti.


2. Karena mencapai batas usia pensiun.
3. Karena adanya penyederhanaan organisasi.
4. Karena yang bersangkutan melakukan penyelewengan atau tindakan pidana.
5. Karena yang bersangkutan tidak cukup cakap jasmani atau rohani.
6. Karena meninggalkan tugas dalam jangka waktu tertentu.
7. Karena meninggal dunia atau karena hilang.

E. Tantangan-Tantangan Dalam Pengelolaan Tenaga Kependidikan


Berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan tenaga kependidikan:

1. Profesi dalam bidang kependidikan (selain guru) masih belum dikenal oleh masyarakat.
2. Adanya perilaku tenaga kependidikan yang kurang menguntungkan.
3. Perilaku tenaga kependidikan yang cenderung primordialisme, yaitu enggan meninggalkan
tempat asalnya sehingga pemerataan tenaga ahli di bidang pendidikan sangat sulit dilaksanakan.
4. Mutasi yang terjadi di lingkungan organisasi pendidikan kadang berkonotasi buruk akibatnya
perpindahan tenaga kependidikan dari satu wilayah ke wilayah lain sangat jarang dilakukan.
5. Produktivitas kerja masih dianggap rendah yang diakibatkan oleh kecerobohan-kecerobohan
dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan tenaga kependidikan itu sendiri.
6. Berbagai perubahan telah terjadi di luar sistem pendidikan atau sistem sekolah.

2.4 PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dalam istilah asing terkenal dengan istilah “school
plan administration” yang mencakup lahan, bangunan, perabot, dan perlengkapan pendidikan/sekolah.
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari
merencanakan kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan dan
penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah secara tepat guna dan
tepat sasaran. Lahan secara seksama untuk dibangun diatas tanah/lahan gedung tersebut gedung atau
bangunan sekolah atau lembaga pendidikan. Bahkan dalam pengertian yang lebih luas lahan ini
mencakup pula tempat berkebun, bertani, beternak, maupun bermain dan berolh raga, serta halman tempat
upacara berlangsung, dan kegiatn lain sepanjang ada kaitannya secara langsung dengan kegiatan belajar
mengajar.

Sarana dan prasarana pendidikan, khususnya lahan, bangunan dan perlengkapan sekolah
seyogyanya menggambarkan program pendidikan atau kurikulum sekolah tersebut. Karena bangunan dan
perlengkpn sekolah tersebut diadakan dengan berlandaskan pada kurikiulum atau program pendidikan
yang berlaku, sehingga dengan adanya kesesuaian itu memungkinkan fasilitas yang ada benar-benar
menunjang jalannya proses pendidikan. Menurut Hunt Pierce, prinsip dasar dalam melaksanankan
pengelolaan tersebut asdalah sebagai berikut :

1. Lahan bangunan, dan perlengkapan perabotr sekolah harus menggambarkan cita dan citra
masyrakat seperti halnya yang dinyatakan dalam filsafat dan tujuan pendidikan .
2. Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah hendaknya
merupakan pancaran keinginan bersama dan dengan pertimbangan suatu tim ahli yang cukup
cakap yang ada di masyarakat.
3. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah hendaknya disesuaikan dan
memadai bagi kepentingan anak-anak didik, demi terbentuknya karakter mereka dan dapat
melayani srta menjamin mereka di waktu belajar, bekerja dan bermain sesuai bakatnya masing-
masing.
4. Lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah serta alat-alatnya hendaknya
disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang bersumber dari kepentingan serta kegunaannya
atau manfaat bagi anak-anak/murid-murid dan guru-guru.
5. Sebagai penanggung jawab harus dapat membantu program sekolah secara efektif, melatih para
petugas serta memilih alatnya dan cara menggunakannya agar mereka dapat menyesuaikan diri
serta melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsinya dan profesinya.
6. Seorang penanggung jawab sekolah harus harus mempunyai kecakapan untuk mengenal, baik
kualitatif dan kuantitatif serta menggunkannya dengan tepat fungsi bangunan dan
perlengkapannya.
Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan merupakan pekerjaan yang kompleks,
karena harus terintegrasi dengan rencana pembangunan baik nasional, regional maupun lokal.
Perencanaan ini merupakan sistem perencanaan terpadu dengan perencanaan pembangunan tersebut.
Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan tergantung pada jenis program pendidikan dan
tujuan yang ditetapkan.

Sekolah tidak bisa dibangun di sembarang tempat. Menurut Frank W Banghart, sekolah
hendaknya dibangun pada tempat dan lokasi yang baik, yang dapat memberikan pengaruh positif pada
perkembangan para siswa. Dengan memperhatikan pendapat diatas maka tempat atau letak tanah untuk
bangunan sekolah harus benar-benar memperhatikan dan mempertimbangkan keadaan lingkungan
sekolah, kebutuhan para murid, serta kurikulum sekolah itu sendiri. Syarat-syarat yang harus diperhatikan
menurut J. Mamusung antara lain :

1. Mudah dicapai dengan berjalan kaki ataupun berkendaraan.


2. Terletak di suatu kawasan lingkungan yang banyak hubungan dengan kepentingan pendidikan.
3. Cukup luas bentuk maupun topografinya akan memenuhi kebutuhan.
4. Mudah menjadi kering jika digenangi air, bebas dari pembusukan dan tidak merupakan tanah
yang konstruksinya adalah hasil buatan.
5. Tanahnya yang subur, sehingga mudah ditanami indah pemandangan alam sekitarnya.
6. Cukup air ataupun mudah dan tidak tingginya biaya jika harus menggali sumur ataupun
memasang pipa-pipa perairan.
7. Air harus bersih dan berkualitas.
8. Memperoleh sinar matahari yang cukup selama waktu kegiatan belajar mengajar.
9. Tidak terletak di tempat-tempat yang memberikan pengaruh negatif bagi para siswa.
10. Harganya tidak mahal.
Sekolah merupakan lembaga tempat mendidik anak agar menjadi warga negara yang kreatif dan
produktif. Untuk itu menuntut adanya gedung yang memadai sehingga pada tiap murid ada perasaan
bangga dan betah bersekolah dan dididik di sekolah tersebut. Selain itu untuk menumbuhkan
penghormatan murid terhdap lembaga tempatnya dididik, seyogyannya sekolah didirikan dalam
linkungan yang cukup terhormat.

Sebagai saran atau tempat yang akan dibangun untuk kegiatan belajar-mengajar, gedung sekolah
yang akan dibangun harus memperhatikan segi kualitas juga memperhatikan kurikulum pendidikan
sekolah, untuk itu maka dalam membangun gedung sekolah menuntut adanya suatu perencanaan dengan
prosedur sebagai berikut :

1. Melakukan survey berkenaan dengan bangunan sekolah yang akan dibangun.


2. mengadakan perhitungan luas bangunan yang disesuiakan dengan kebutuhan dan disusun
berdasrkan hasil survey tersebut.
3. Menyusun anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan gedung tersebut, yang disusun
dengan harga standar yang berlaku pada daerah tempat gedung tersebut akan dibangun.
Kegiatan pendidikan merupakan usaha yang terencana dan mempunyai tujuan yang jelas.
Karnaitu perabot dan perlengkapan pendidikan hendaknya direncanakan dan dan dibuat sesuai dengan
kebutuhan anak yang beranekaragam sifat dan keperluannya, baik secara individual maupun kelompok
dan kurikulm atau program pendidikn yang akan dilaksanakan di sekolah. Ini berarti adanya keharusan
untuk memilih dan memiliki perabot dn perlengkapan yang sesuai dengan umur, minat serta taraf
perkembangan fisiki maupun phsykis dari setiap murid dan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

2.5 PENGELOLAAN KELAS

Manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar
mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
dengan kemampuan.

Kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam manajemen kelas sebagai aspek-aspek


manajemen kelas yang tertuang dalam petunjuk pengelolaan kelas adalah :

1. Mengecek kehadiran siswa.

2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut.

3. Pendistribusian bahan dan alat.

4. Mengumpulkan informasi dari siswa.

5. Mencatat data.

6. Pemeliharaan arsip.

7. Menyampaikan materi pembalajaran.

8. Memberikan tugas/PR.

Masalah-masalah yang ada didalam kelas menurut Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel yang dikutip
oleh M. Entang dan T. Raka Joni digolongkan menjadi empat yaitu :

1. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain. Misalnya membadut di kelas atau berbuat
lamban sehingga perlu mendapat pertolongan Ekstra.
2. Tingkah laku yang ingin menunjukan kekuatan. Misalnya mendebat, marah-marah, menangis, atau
selalu lupa pada aturan-aturan penting di kelas.

3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain. Misalnya memukul, menggigit, meledek dan
sebagainya.

4. Peragaan ketidak mampuan yaitu menolak untuk mencoba melakukan apapun karena menganggap hal
apapun yang dilakukannya akan mengalami kegagalan.

Pengelolaan kelas merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka penyediaan kondisi yang
optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan tersebut dapat berupa tindakan yang
bersifat pencegahan (Preventif) yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun kondidi
sosio-emosional sehingga teras benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan dalam belajar.
Sedangkan tindakan yang bersifat korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang
dan merusak kondisi optimal bagi bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.

2.6 HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT

A. Konsep Dasar Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

Sekolah merupakan lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki masyarakat, dan harus
memenuhi kebutuhan masyarakat. Sekolah mempunyai kewajiban untuk memberikan penerangan kepada
masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan dan keadaannya, sebaliknya sekolah pun
harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat.

Makin majunya masyarakat akan pentingnaya pendidikan bagi anak-anaknya, maka pendidikan
merupakan suatu kebutuhan vital bagi sekolah dan masyarakat untuk menjalin kerjasama demi kelancaran
pendidikan disekolah dan untuk meninngkatkan prestasi belajar siswa.

Menurut Kindred Leslie bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan suatu proses
komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk berusaha menanamkan kepada masyarakat tentang
kebutuhan dari karya pendidik serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha
memajukan sekolah.

B. Prinsip-Prinsip dan Metode dalam Membina Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

Adapun prinsip-prinsip dalam membina hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain :

1. Kerjasama harus dimodali itikad baik untuk menciptakan citra tentang pendidikan.
2. Segala saran yang berkaitan dengan kepentingan sekolah disalurkan melalui melalui lembaga
resmi yang bertanggumg jawab.

3. Peran serta masyarakat tidak dibatasi oleh jenjang sekolah tertentu, selama tidak mencampuri
urusan pendidikan. Selain itu peran serta masyarakat harus bersifat konstruktif.

4. Bekerjasama harus dilakukan secara wajar, dimulai dari yang sederhana dan berkembang ke yang
lebih besar.

5. Supaya sukses dalam berperan, maka haruslah dipahami betul nilai, cara kerja dan pola hidup
yang ada di masyarakat.

C. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Lembaga Sekolah dan Masyarakat.

menurut Elbree ada beberapa tujuan mengenai hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu
anatara lain:

1. Untuk meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.

2. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan


kualitas kehidupan masyarakat.

3. Untuk meningkatkan semangat saling bantu antar sekolah dengan masyarakat demi kemajuan
kedua belah pihak.

Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain :

1. Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan program pendidikan di


sekolah.

2. Dapat menetapkan harapan masyarakat terhadap masyarakat dan apa harapan menngenai tujuan
pendidikan disekolah.

3. Memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat untuk sekolah, baik bentuk material, financial,
maupun moral.

4. Menimbulkan rasa tanggung jawab yang besar pada masyarakat terhadap kualitas pendidikan.

5. Mengikut sertakan masyrakat secara kooperatif dalam usaha pemecahan masalah dalam bidang
pendidikan.
6. Meningkatkan semangat kerja sama antara sekolah dengan masyarakat dan meningkatkan
partisipasi kepemimpinan untuk kehidupan masyarakat.

Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

1. Penentuan sumber dan kebutuhan dalam belajar. Kualitas murid dalam arti bahwa sekolah
tersebut tidak akan kekurangan murid.

2. Tersedianya tempat-tempat penelitia. Untuk mengimbangi teori yang telah dipelajari diperlukan
praktek lapangan. Dalam praktek lapangan ini, biasanya yang dijadikan objek dalam penelitian
tersebut berada disekitar masyarakat. Maka kita selaku siswa maupun pendidik harus menjalin
hubungan yang baik dengan masyarakat itu.

3. Pemenuhan sarana dan prasarana.

4. Pemenuhan sumber dana dan daya manusia yang terungkap dalam cipta, rasa, karsa dan
karyanya.

D. Unsur-Unsur Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

Adapun unsure-unsur hubungan sekolah dengan mayarakat antara lain :

1. Sekolah sebagai pusat pendidikan formal. Dimana sekolah ini lahir dan berkembang dari
pemikiran dan efisiensi dan efektifitas pemberian pendidikan bagi warga masyarakat. Oleh karena
itu segala bentuk dan tujuan sekolah diarahkan kepada pembentukan corak pibadi dan
kemampuan masyarakat.

2. Orang tua murid. Orang tua murid tidak terlepas dari hunungan dengan sekolah. Oleh karena itu
hubungan keduanya harus dibimbing lebih simpatik, dan ini merupakan tugas dari kepala
sekolah.

3. Murid dan Guru. Murid dan guru merupakan unsure sekolah yang sangat penting, karena tanpa
adanya salah satu itu maka sekolah tidak akan ada.

E. Teknik-Teknik Hubungan Sekolah dengan Sekolah

Ada beberapa teknik yang dilakukan untuk memberiakn gambaran tentang sekolah kepada masyarakat
antara lain:
1. Adanya laporan kepada orang tua murid. Laporan ini menyangkut informasi yang bersifat
diagnostik, dimana dalam laporan ini tercantum kelemahan dan kelebihan peserta didik.

2. Bulletin sekolah, yang berisi kegiatan-kegiatan sekolah, artikel guru dan murid.

3. Surat kabar yang menyangkut segala aspek yang menunjang kesuksesan program pendidikan.

4. Kunjungan sekolah, memberikan kesempatan kepada orang tua murid untuk melihat keadaan
murid di sekolah.

5. Kinjungan ke rumah murid, bertujuan untuk melihat latar belakang murid.

6. Adanya penjelasan dari staf sekolah mengenai program-program dan kebijakan-kebijakan


sekolah.

7. Laporan tahunan yang mencakup kegiatan yang telah dilakukan, kurikulum, personalia, anggaran,
situasi dan kondisi murid.

A. Pemberdayaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

Adapun tentang sumber-sumber yang dapat digali dari masyarakat antara lain:

1. Sumber manusiawi seperti para cendekiawan, orang dermawan dan sosiawan.

2. Sumber sosial, berupa kelompok, oragnisasi yang berpengaruh dalam proses pendidikan
disekolah.

3. Sumber kebudayaan dan agama, berupa nilai hidup dan kehidupan, tradisi, ajaran serta
kebudayaan yang memperkaya system pendidikan.

4. Sumber materi keuangan, biasanya berasal dari pemerintah dan masyarakat.

B. Partisipasi Masyarakat.

Sumbangan dalam partisipasi masyarakat berdasarkan jenisnya antara lain :

1. Partisipasi buah pikiran atau ide.

2. Partisipasi tenaga.

3. Partisipasi keahlian atau keterampilan

4. Partisipasi harta benda


Ada beberapa prasyarat untuk menciptakan partisipasi tersebut antara lain:

1. Adanya rasa senasib sepenanggungan, bahwa maju mundurnya sekolah berarti maju mundurnya
masyarakat.

2. Keterikatan terhadap tujuan, bahwa tujuan sekolah berarti tujuan masyarakat.

3. Adanya prakarsawan, adanya pihak yang propesional dapat menimbulkan motivasi untuk
bekerjasama.

4. Adanya iklim yang baik, adanya hubungan yang baik antara masyarakat dengan sekolah.

H. Usaha Mengenal Masyarakat.

Ada beberapa yang perlu diteliti dan diketahui baik secara lansung ataupun tidak langsung yang
dapat dimanfaatkan oleh sekolah untuk membina hubungan baik antara sekolah dengan masyarakat, yaitu:

1. Karakteristik populasi : jumlah, kelamin, distribusi umur dan sebagainya.

2. Ekonomi : income, sumber-sumber penghasilan, distribusi kekayaan dan sebagainya.

3. Organisasi-organisasi : formal, informal, organisasi sosial, organisasi keagamaan dan hubungan


antara organisasi-organisasi tersebut.

4. Saluran-saluran komunikasi : saluran vertikal, horizontal baik formal maupun informal.

5. Kepemimpinan yang memegang peranan dalam masyarakat.

6. Kegiatan-kegiatan masyarakat.

7. Tenaga kependidikan di masyarakat


BAB III

HASIL OBSERVASI

Pengelolaan Kurikulum

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencardaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

Pemeratan kesempatan pendidikan yang diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.

Struktur Kulrikulum SMA Negeri 12 Bandung memuat kelompok mata pelajaran sebagai berikut
ini :

1. Kelompik mata pelajaran Agama dan Akhlaq mulia.

2. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan kepribadian.

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Kelompok mata pelajaran Estetika.

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan


Penyusunan struktur kurikulum didasarkan atas standar kopetensi lulusan dan standar kopetensi
mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP. Sekolah atas persetujuan komite sekolah dan
memperhatikan keterbatasan sarana belajar serta minat peserta didik, menetapkan pengelolaan kelas
sebagai berikut :

a. Struktur kurikulum kelas X

1. kurikulum kelas X terdiri atas :

- 16 mata pelajaran

- Muatan local (bahasa sunda)

- Program pengembangan diri.

2. Sekolah tidak menambah alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran. Jam pelajaran untuk setiap mata
pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.

3. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

b. Struktur kurikulum kelas XI dan XII

1. Kurikulum kelas XI dan XII program IPA dan IPS, terdiri atas :

- 13 mata pelajaran

- Muatan local (bahasa sunda)

- Program pengembangan diri

2. Sekolah tidak menambah alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran. Jam pembelajaran untuksetiap
mata pelajaran tertera dalam struktur kurikulum.

3. Alokasi Waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

4. Minggu efektif dalam satu tahun pembelajaran ( 2 semester ) adalah 34 -38 minggu

Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan peserta didik sangat digalakkan di SMA yang kami observasi, yaitu SMA Pasundan
2 Bandung. Adapun implementasi yang kami dapatkan saat obsevasi di SMA Pasundan 2 adalah :
1. Pada tahun ajaran 2006/2007 penerimaan siswa dilakukan dengan persyratan administratif dan
wawancara. Dalam penerimaannya itu terdiri dari 9 kelas, dimana jumlah masing-masing kelas
rata-rata 45 orang.

2. Dalam sekolah ini ada siswa yang berprestasi dalam bidang akademis dan ekstrakulikuler. Tapi
dalam bidang akademis tak ada prestasi yang menonjol, dan yang paling berprestasi adalah
menjuarai perlombaan karya ilmiah tentang sampah sekota bandung. Dan dalam bidang akademis
ada beberapa yang berprestasi bahkan sampai ke luar negeri. Di SMA ini ekskul yang berprestasi
adalah marching band yang mengikuti lomba di Malaysia, dan futsal yang menjuarai
pertandingan futsal se-kota Bandung. Adapun ekskul yang ada di sekolah ini adalah, pramuka,
paskibra, marching band, olahraga, PMR, dan kesenian. Untuk ekskul pramuka pihak sekolah
mewajibkan siswanya yang masih duduk di bangku kelas 1 semester 1 untuk mengikuti kegiatan
ekskul tersebut. Dikarenakan pihak sekolah menganggap dalam pramuka banyak sekali manfaat
yang bisa diambil seperti melatih fisik, melatih mental, dan keterampilan.

3. Dalam hal memberikan hukuman di sekolah pihak sekolah sangat tegas sekali. Contohnya :

 Bila siswa terlambat lebih dari 10 menit maka siswa tidak boleh mengikuti jam pelajaran
pertama. Biasanya mereka yang terlambat dihukum push up bagi laki-laki dan scott jump
bagi wanita. Setelah diberi hukuman mereka di perintahkan untuk ke masjid atau
mushola.

 Bila siswa yang melanggar dalam hal tata cara berpakaian maka mereka diberi
peringatan, dan apabila tetap membendel mereka mendapatkan hukuman meningalkan
sekolahy pada hari tersebut.

 Bila siswa menggunakan narkoba maka akan dikeluarkan

 Bila siswa menjadi geng motor maka akan dikeluarklan.

 Bila siswa ada yang ketahuan merokok ada yang mendapatkan hukuman mengitari
lapangan.

 Bila ada yang bolos sampai berbulan-bulan maka akan dikeluarkan

4. Ruangan BP sendiri bukan hanya berfungsi bagi orang-orang yang bermasalah, tetapi juga
berfungsi bagi siswa-siswi yang curhat. Merekapun curhat apa saja, mulai dari masalah pelajaran
sampai ke masalah pacar pun mereka curhatkan. Jadi ruang BP sudah sangat berfungsi sekali.
Pengelolaan Tenaga Kependidikan
Berdasarkan hasil observasi yang kami dapat dari SDN Geger Kalong Girang 2, bahwa disana
terdiri dari 15 guru, dimana para guru-guru tersebut ada yang merangkap dalam mengajar. Guru-guru di
SD ini kebanyakan lulusan dari UPI dan STKIP bandung. Guru-guru di sinipun masih ada yang menjadi
guru honorer.

Di sekolah ini juga mempunyai tenaga pembimbing yang dikenal dengan sebutan guru BP. Disini
tugas guru BP adalah bertanggung jawab atas penyelenggaraan program bimbingan dan penyuluhan di
sekolah dengan membantu menanggulangi masalah-masalah pribadi, kesulitan belajar dan karir masa
depan peserta didik. Biasanya dilakukan dengan cara konsultasi.

Disamping itu semua terdapat guru dalam membimbing dalam kegiatan ekstrakulikuler yang
dilaksanakan di sekolah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa di sekolah ini sudah memiliki tenaga kependidikan yang cukup
memadai dan dapat melaksanakan program sekolah dengan baik.

Pengelolaan Kelas

Hasil Observasi Yang dilakukan oleh penulis dengan saudari Reggina Lichteria sebagai salah
seorang guru di SMP Bina Bakti 2 Bandung didapatkan hsil sebagai berikut :

A. Beberapa faktor dalam pengelolaan kelas.

1. Mengecek kehadiran Siswa

Kehadiran siswa diperiksa oleh guru mata pelajaran pertama, kemudian dilakukan pengecekan
ulang oleh guru piket. Jika ada siswa yang terlembat, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan
peraturan sekolah yang berlaku, misalnya disuruh menyapu di halaman kelas, memberikan tugas, dan
lain-lain.

2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa,memeriksa dan menilai hasilnya.

Siswa diberikan tugas sesuai dengan materi pelajaran yang ynag sedang diajarkan dan siswa
diharapkan mengumpulkan tugas tepat pada waktunya. TUgas yang telah dikumpulkan kemudian
diperiksa, dinilai, dan dibahas dan dikembalikan ke siswa sebagai perangkat evaluasi mandiri siswa.

3. Penyampaian materi pelajaran.


Materi pelajaran yang disampaikan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya.

4. Pemeliharaan Arsip.

Setiap pemberian materi, berupa rencana pembelajaran, materi remedial dan pengayaan, soal-soal
ulangan harian, tes tengah semester ataupun ujian akhir semester, nilai-nilai akademik dan nilai sikap
siswa, semua diarsipkan dan dilaporkan ke pihak kurikulum.

5. Memberikan PR

B. Masalah pengelolaan kelas yang pernah terjadi.

1. Adanya pola tingkah laku siswa yang ekstrim ambisius menjadi pemenang di kelasnya.

2. Adanya pola tingkah laku siswa yang menunjukan tingkah laku lamban untuk mencari perhatian,
walaupun dalam psikotes didapatkan tingkat kecerdasan siswa diatas rata-rata

3. Adanya pola tingkah laku siswa yang malas dalam mengikuti KBM.

C. Upaya pencegahan dan Upaya kuratif untuk mengatasi masalah pengelolaan kelas.

1. Peningkatan profesionalisme guru dalam hal menangani masalah pengelolaan kelas.

2. Adanya kunjungan berkala dari pihak pimpinan sekolah.

3. Dilakukan pendekatan spiritualitas kepada siswa.

4. Dilakukan pendekatan kepada orang tua siswa.

5. Guru diharapkan mampu membuat suatu peraturan kelas yang optimal.

Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Hasil Observasi mengenai Sarana dan Prasarana SMA Negeri 12 Bandung. Penulis melakukan
wawancara dengan Bapak Agus selaku Wakasek sarana dan prasaran dan memperoleh data sebagai
berikut :

Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 12 Bandung

NSS : 30.1.02.60.11.094
SK Pendirian : No. 0189/1979 Tanggal 9 Maret 1979

No. Kode Anggaran : 224251

No. Rekening : 083311000004751

NPWP : 0.014.85.6.424

Bentuk Sekolah : Biasa / Konvensional

Alamat : Jalan Sekajati IV No. 36 Kiaraconding Kota Bandung 40286

Telepon / Fax : (022) 7310256

Website : www.sman12bandung.or.id

E-mail : info@sman12bandung.or.id

Luas Tanah : 7832 m2

Luas Bangunan : 4698 m2

Status Tanah : Hak milik

KEDAAN SEKOLAH

Sarana dan Prasrana pendidikan merupakan faktor penunjang utama dalam penyeleggaraan
pendidikan sekolah, Penggunanya antara lain :

1. Pengadaan dan Pemeliharaan sekolah


2. Rehabilitasi Ruang TU, Ruang Guru, Pintu Utama sekolah, Tempat Parkir.
3. Reahabilitasi Sumber Air Jet Pump.
4. Pengadaan alat-alat untuk keperluan KBM.
5. Pemeliharaan barang-barang inventaris.
6. Pembenahan rumah tangga sekolah.
KONDISI SARANA DAN PRASRANA

Bangunan sekolah pada umumnya dalam kondisi baik, Jumlah ruang kelas untuk menunjang
kegiatan belajar memadai.

Luas Bangunan : 4698 m2

Ruang Kepala Sekolah : 1 Baik

Ruang Guru : 1 Baik

Ruang TU : 1 Baik
Ruang Kelas : 25 Baik

Ruang OSIS : 1 Baik

Ruang Lab. IPA : 1 Baik

Ruang Lab. Bahasa : 1 Baik

Ruang Perpustakaan : 1 Baik

Ruang UKS : 1 Baik

Ruang Keterampilan : 1 Baik

Ruang Ganti Pakaian : 1 Baik

Ruang BRIPA : 1 Baik

Ruang Keputrian : 1 Baik

Ruang PASKIBRA : 1 Baik

Ruang BK : 1 Baik

Kamar Mandi / WC Guru : 3 Baik

Kamar Mandi / WC Siswa : 6 Baik

Gudang : 9 Baik

Gedung Olah Raga : 1 Baik

Masjid : 1 Baik

SARANA PENDUKUNG

Instalasi listrik mencakup 3 standar kekuatan menckup beberapa ruangan yaitu :

Jumlah Watt : 16.000 Watt

Pendukung lain :

PAM : 1 Unit

Jet Pump : 2 Unit

Telepon : 1 Unit

Fax : 1 Unit

Secara keseluruhan SMAN 12 Bandung telah memenuhi kriteria sekolah yang berwawasan
lingkungan dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai. Mungkin kekurangannya
dalam pemeliharaan fasilitas yang sudah disediakan oleh pihak sekolah. Para siswa kurang
memperhatikan dalam usaha manjaga dan memelihara fasilitas yang sudah ada. Saran, sebaiknya pihak
sekolah melakukan sosialisasi mengenai pentingnya upaya pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.

Pengelolaan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat

Hasil observasi yang dilakukan ke sekolah SMA 2 Pasundan, ternyata sekolah ini selalu membina
hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat ataupun orang tua siswa. Dimana sekolah dengan
orang tua murid menjalin hubungan dengan masyarakat dengan berbagai cara yaitu diantaranya dengan
mengundang para orang tua murid untuk berkeunjung ke sekolah, biasanya untuk membicarakan berbagai
hal yaitu, diantanya :

1. Membicarakan putera-puterinya dalam meningkatkan belajarnya untuk mendapatkan prestasi


yang lebih bagus.

2. Mendiskusikan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. Sebelum mengadakan kegiatan
dilakukan pertemuan terlebih dahulu dengan pihak-pihak yang terkait yaitu pihak sekolah sendiri,
orang tua murid dan masyarakat.

Pertemuan dengan orang tua murid ini dilakukan paling sedikit 3 kali dalam setahun yaitu:

a. Ketika awal masuk, untuk membicarakn financial atau hal-hal yang bersangkutan dengan keadaan
siswa.

b. Disaat pembagian raport. Di sekolah ini raport langsung diambil oleh orang tua murid, hal ini
bertujuan agar oaring tua bisa mengetahui secara jelas hasil ujian siswa apakah mengalami
peningkatan ataukah sebaliknya.

c. Bagi kelas tiga, sebelum melaksanakan ujian akhir sekolah dilakukan pertemuan dulu. Bertujuan
agar orang tua bisa memantau anak untuk belajar agar mendapatkan hasil yang diharapkan.

Sekolah juga ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Dapat kita lihat, apabila ada suatu
musibah di suatu daerah tertenutu, maka pihak sekolah pun selalu ikut berpartisipasi di dalamnya dengan
membantu menngevakuasi koraban atupun dengan menyalurkan sumbangan baik berupa benda maupun
uang. Begitu pula sebaliknya masyarakat pun selalu mendukung kelancaran proses belajar mengajar di
sekolah. Misalnya saja apabila ada salah satu warga yang melihat anak sekolah yang melakukan suatu
pelannggaran seperti merokok, maka pihak masyarakatpun langsung melaporkan anak tersebut ke
sekolah agar diberikan nasihat.
Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat
yaitu :

1. Setiap Idul Adha selalu diadakan kegiatan penbagian hewan kurban, dimana dalam pembagian hewan
kurban ini tidak saja siswa yang dapat, tetapi masyarakat sekitar pun mendapatkan pembagian hewan
kurban.

2. Diadakannya kegiatan bazaar buku, disini yang berperan tidak hanya pihak sekolah saja akan tetapi
masyarakat pun ikut berperan baik sebagai penjual ataupun pembeli.

3. Pentas seni dilakukan setahun sekali, biasanya kegiatan ini bersamaan dengan pembagian raport.
Pentas seni paling ditunggu-tunggu siswa, guru, maupun para masyarakat. Karena dalam pentas seni
banyak sekali kesenian-kesenian ataupun pagelaran yang dilakukan oleh masyarakat. Pentas seni ini
dihadiri oleh guru-guru, siwaa, para orang tua dan masyarakat.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan Umum

Pengelolaan pendidikan sangatlah penting dalam pengelolaan pendidikan khususnya pada tiap-
tiap sekolah. Pada umumnya ada kesesuaian antara teori dengan dilapangan, mungkin pihak sekolah itu
sendiri berpedoman kepada teori tentang pengelolaan pendidikan. Dengan mengacu kepada teori yang
ada, dapat mendorong keberhasilan dalam penngelolaan pendidikan.

Pengelolaan kurikulum adalah suatu program pendidikan untuk mencapai sejumlah tujuan
pendidikan. Kurikulum perlu dikelola agar kegiatan pendidikan menjadi produktif. Pengelolaan
kurikulum mempunyai tahapan-tahapan tersendiri yaitu perencanaan. Dengan demikian pengelolaan
kurikulum merupakan upaya menngoptimalkan pengalaman-pengalaman belajar siswa secara produktif.

Disamping itu pengelolaan peserta didik pun sangat penting karena pengelolaan-pengelolaan
peserta didik merupakan pengaturan segala aktivitas siswa, mulai dari awal masuk atau pendaftaran,
syarat-syarat pendaftaran, pengumuman, daftar ulang sampai kepada orientasi peserta didik. Selain itu
juga sebelum peserta didik di terima atau mengikuti kegiatan belajar mengajar maka terlebih dahulu perlu
penempatan peserta didik,pembinaan peserta didik, menerapkan disiplin serta penanggulangan
pelanggaran disiplin.

Dalam pengelolaan pendidikan pula diperlukan tenaga kependidikan, karena tenaga pendidikan
sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi pendidikan yang pada gilirannya memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional. Tenaga pendidik tentunya
bukan hanya seorang guru atau kepala sekolah melainkan juga dengan karyawan-karyawan yang satu
sama lain saling membantu demi keberhasilan pendidikan.

Salah satu aspek terpenting dalam program pendidikan yaitu adannya sarana dan prasarana.
Dimana sarana dan prasarana sangat menunjang dalam kelangsungan pendidikan. Disamping itu
pendidikan memerlukan biaya dan pengelolaan biaya tersebut ada yang mengatur. Pengaturan keuangan
ini disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pendidikan. Keuangan pendidikan lebih
difokuskan dalam proses merencanakan alokai yang secara teliti dan penuh perhitungan agar, serta
mengawasi pelaksanaan penggunaan dana baik untuk biaya poperasional maupun biaya kapital yang
disertai bukti-bukti secara administrasi dan fisik atau material sesuai dana yang dikeluarkan oleh pihak
sekolah.

Sekolah tentunya tidak bisa berdiri secara utuh tanpa adanya hubungan yang baik dengan
masyarakat sekitar, begitu pula masyarakat tanpa adanya sekolah, masyarakat tidak akan menyadari dan
memahami betapa pentingnya pendidikan untuk mencapai kebutuhan hidup yang semakin baik. Oleh
karena hubungan sekolah dengan masyarakat harus berjalan dengan baik agar menciptakan hubungan
yang harmonis antar suatu lembaga dengan masyarakatnya serta menjadi factor pendukung dalam minat
dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.

4.2 Perbandingan Antara Kajian Teori dengan Dilapangan

Keterkaitan diantara perangkat-perangkat dalam pengelolaan pendidikan disekolah merupakan


keterkaitan yang sangat menyeluruh. Hal ini dapat terlihat dari adanya kesesuaian dan ketidaksesuaian
antara teori dengan kenyataan sebenarnya di lapangan.

Disini dapat terlihat adanya kesesuaian dan tidak kesesuian antara teori dengan dilapangan yaitu,
diantaranya :

Dalam pengelolaan sarana dan prasarana, dimana dalam teori dijelaskan pada proses perencanaan
pengadaan tanah untuk bangunan sekolah dan pengadaan bangunan gedung sekolah, dapat terlihat antara
teori adanya kesesuaian dengan kenyataan dilapangan.

Pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat. Berdasarkan teori, sekolah merupakan


lembaga yang dimiliki dan diselenggarakan oleh masyarakat, dan sekolah ini harus memenuhi kebutuhan
mayarakat dalam meningkatkan kesuksessan program pendidikan yang ada dilingkungan masyarakat
tersebut. Menurut Elbree bahwa ada beberapa tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu, untuk
meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak, meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan,
serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakt.

Berdasarkan hasil Observasi dilapangan ternyata antara teori dengan dilapangan ini adanya
kesesuian seperti halnya dalam meningkatkan kualitas serta meningkatkan kesuksesan dalam
pembelajaran diperlukan adanya kerjasama yang baik antara sekolah dengan masyarakat. Antara
masyarakat dengan sekolah saling mendukung dan masyarakat selalu ikut berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. Misalnya disekolah ini mengadakan suatu pameran lukisam hasil
karya siswa, serta diadakanya pentas seni. Pameran serta pentas seni ini tidak hanya dikunjungi oleh
siswa ataupun guru-guru saja, akan tetapi disini masyarakat bisa ikut berpartisipasi didalamnya misalnya
saja dengan mengunjungi kegiatan yang dilakukan tersebut dan memberikan penilaian Jadi disimpulkan
antara teori dengan dilapangan dalam hubungan sekolah dengan masyarakat banyak kesesuaiannya dari
pada tidak sesuainya.

Selain itu juga dalam pengelolaan kurikulum terlihat jelas pada dasarnya semua kurukulum itu
bagus tetapi di lapangan tergantung kepada orang yang menjalankan kurikulum tersebut, intinya tidak
aadanya ketersesuain antara teori dengan kenyataan di lapangan. Dan dalam pengelolaan tenaga
kependidikan adnya ke tidak ketersesuain diantara teori dengan di lapangan yaitu terlihat pada guru yang
memegang mata pelajaran yang bukan pada keahliannya. Pada pengelolaan keuangan juga adanya
ketidaksesuain hal ini terlihat pada pengeluaran keuangan sekolah.dan pada pengelolaan peserta didik
perbandingan antara teori hampir sama misalnya dalam cara mendidik ataupun penerimaan siswa baru
tetapi yang berbeda ialah pada saat pemberi hukuman pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. 2007. Pengelolaan Pendidikan, Bandung : UPI

Nara Sumber :

1. Nama : Rudi Garwadi

Jabatan : Guru

2. Nama : Hj. Resmiati B S.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah

3. Nama : Regina

Jabatan : Guru

4. Nama : Agus

Jabatan : Wakasek Kurikulum dan sarana prasarana


MAKALAH

PENGELOLAAN PENDIDIKAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Pengelolaan Pendidikan

Disusun oleh :

Rikza Fauzan (0605599)

Oka Agus Kurniawan S (0606191)

Gressandy Putra (0605767)

Sadaruddin P (0605786)

Roro Dewi P L (0604069) )

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PEMGETAUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2007

Anda mungkin juga menyukai