Anda di halaman 1dari 12

A.

Konsep Administrasi Kurikulum


Kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa latin Curriculum. Sedangkan
secara terminologi berarti rancangan program pendidikan yang berisi serangkaian
pengalaman yang diberikan kepada peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yang ingin
dicapai melalui serangkaian pengalaman belajar. Kurikulum dalam arti sempit diartikan
sebagai kumpulan berbagai mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik melalui
kegiatan yang dinamakan proses pembelajaran. Sedangkan pengertian lainnya diartikan
sebagai deretan mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga
pendidikan.8Kurikulum secara lebih luas dapat diartikan sebagai keseluruhan proses
pembelajaran yang direncanakan dan dibimbing di sekolah.
Jadi, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan atau
pengajaran dan hasil pendidikan atau pengajaran yang harus dicapai oleh anak didik,
kegiatan belajar mengajar, pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangan kurikulum itu sendiri. Bidang dari administrasi kurikulum adalah yang
mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum, pebinaan, penyusunan silabus, persiapan
harian, termasuk juga pembelajaran.

Komponen Kurikulum :
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu.
Komponen itu adalah sebagai berikut:
1. Komponen Tujuan
Tujuan kurikulum merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh suatu kurikulum.
Tujuan kurikulum menurut taksonomi Bloom terbagi menjadi tiga, yaitu domain kognitif,
domain afektif dan domain psikomotorik.
2. Komponen Isi/Materi Pembelajaran
Isi kurikulum merupakan kumpulan dari mata pelajaran yang menjadi
bahan diskursus dalam proses belajar mengajar. Isi atau materi melibatkan
banyak hal, bukan saja pengetahuan, tetapi juga keterampilan, konsep, sikap, dan
nilai. Kompetensi merupakan keseluruhan sikap dan keterampilan yang
ditunjukkan oleh peserta didik.
3. Komponen Metode
Metode merupakan cara, jalan yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Metode dipilih berdasarkan tujuan yang dirumuskan. Seperti
metode ceramah, diskusi dan lain-lain. Metode ini berkaitan dengan strategi
yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi atau penilain harus dilakukan secara bertahap,
berkesinambungan, dan bersifat terbuka. Dari evaluasi ini diperoleh keterangan
mengenai kegiatan dan kemajuan belajar siswa.

Dalam perkembangan kurikulum di Indonesia ada beberapa kurikulum yang


pernah di pakai pada sistem pendidikan yaitu :
1. Tahun 1947 - Leer Plan (Rencana Pelajaran).
2. Tahun 1952 - Rencan Pelajaran Terurai.
3. Tahun 1964 - Penthjana Pendidikan.
4. Tahun 1968 - Kurikulum 1968.
5. Tahun 1975 - Kurikulum 1975.
6. Tahun 1984 - Kurikulum 1984.
7. Tahun 1994 - dan Kurikulum 1999 – Kurikulum 1994 dan Sublemen
Kurikulum 1999.
8. Tahun 2004 - Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
9. Tahun 2006 - Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
10. Tahun 2013 – Kurikulum 2013 (K13).
11. Tahun 2013 – Kurikulum 2013 revisi
12. Kurikulum merdeka

Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta
penetapan cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi. Administrasi adalah
kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua
kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Administrasi kurikulum adalah semua kegiatan
yang dirancang oleh sekolah bagi semua murid demi perkembangan mereka selama
mengikuti pendidikan di sekolah tersebut.
Dalam administrasi kurikulum kegiatan dititik beratkan kepada kelancaran
pembinaan situasi belajar mengajar. Kurikulum berisi berbagai macam hal, seperti
masalah apa yang harus di kembangkan pada diri siswa, evaluasi untuk menafsirkan
hasil belajar, bahan dan peralatan yang dipergunakan, kualitas guru yang dituntut dan
sebagainya.

Administrasi kurikulum adalah administrasi yang ditujukan untuk kegiatan


belajar mengajar secara maksimal, dengan dititik beratkan pada usaha meningkatkan
kualitas, interaksi belajar mengajar tersebut. Ruang lingkup administrasi kurikulum
meliputi : kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan, dan kegiatan penilaian.

Fungsi Kurikulum :

Menurut Nurgiantoro (1988 : 45-46), bahwa kurikulum mempunyai fungsi tiga


hal.

Pertama, fungsi kurikulum bagi sekolah terdiri dari alat untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan. Kurikulum juga dapat dijadikan pedoman untuk
mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Misalnya,
bidang studi, alokasi waktu, pokok bahasan, serta termasuk strategi pembelajarannya.

Kedua, kurikulum dapat mengontrol dan memelihara keseimbangan proses


pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat tertentu, maka
kurikulum pada tingkat atasnya dapat mengadakan penyesuaian, sehingga tidak terjadi
pengulangan kegiatan pengajaran sebelumnya. Fungsi lain kurikulum juga dapat
menyiapkan tenaga pengajar, dengan cara mengetahui kurikulum pada tingkat di
bawahnya.

Ketiga, kurikulum dimaksud untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat atau


lapangan kerja, sehingga kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan
masyarakat. Karena itu lulusan sekolah paling tidak dapat memenuhi kebutuhan
lapangan pekerjaan (vokasional) di satu sisi, dan dipersiapkan untuk melanjutkan ke
jenjang sekolah berikutnya (akademis) di sisi lain.
B. Proses Administrasi Kurikulum
Ada beberapa proses administrasi kurikulum sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan kurikulum sebagian besar dilaksanakan dan ditentukan oleh
Departemen Pendidikan Nasional ditingkat pusat. Ini berarti bahwa ditingkat daerah
dan sekolah tidak ada perencanaan kurikulum. Perencanaan kurikulum yang
dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional ditingkat pusat meliputi hal-hal
berikut:
a. Penyusunan, program dan pengembangan kurikulum yang terdiri atas:
1) Landasan, program dan pengembangan kurikulum,
2) Garis-garis besar program pengajaran, dan
3) Pedoman pelaksanaan kurikulum.
b. Penyusunan pedoman teknis pelaksanaan kurikulum seperti pedoman
penyusunan kalender pendidikan, pembagian tugas guru, penyusunan jadwal
pelajaran, penyusunan program pengajaran dan pedoman penyusunan persiapan
pengajaran.

Perencanaan kurikulum yang akan digunakan di sekolah seperti kurikulum


tingkat satuan pendidikan harus berlandaskan kepada Pancasila sebagai falsafah
negara dan Undang-undang Dasar 1945 yang mengamanatkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk merumuskan kurikulum hendaknya diperhatikan prinsip-
prinsip umum yang berlaku dalam pengembangan dan perumusan kurikulum itu
sendiri yaitu:
1. Prinsip relevansi.
2. Prinsip efektifitas.
3. Prinsip efisiensi.
4. Prinsip continuitas dan.
5. Prinsip fleksibelitas.

Di samping itu, perencanaan kurikulum yang dilakukan ditingkat daerah juga


meliputi penyusunan rencana pelaksanaan kurikulum seperti penyusunan kelender
pendidikan untuk setiap tahun ajaran pada masing-masing daerah. Penyusunan
kalender pendidikan dimaksudkan agar terdapat pembakuan pelaksanaan kegiatan di
sekolah, sehingga setiap kepala sekolah dapat mengadakan perencanaan dan
pengaturan secara cermat terhadap kegiatan di sekolah yang dipimpinnya.
Kalender pendidikan antara lain berisikan:
A. Permulaan tahun ajaran.
B. Penerimaan siswa barudan persiapan tahun ajaran baru.
C. Kegiatan pada hari-hari pertama masuk sekolah.
D. Hari belajar efektif di sekolah.
E. Upacara-upacara sekolah.
F. Hari-hari libur sekolah baik libur umum, libur khusus maupun libur
semester atau catur wulan.
G. Ulangan semester atau catur wulan, UNAS.
H. Pengisian, pembagian rapor dan kenaikan kelas dan
I. Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler.

Dalam melaksanakan kalender pendidikan wajib memperhatikan prinsi-prinsip


operasional kegiatan sekolah antara lain:
1. Setiap kegiatan mempunyai fungsi peningkatan mutu, efektifitas dan efisiensi
pendidikan.
2. Setiap kegiatan mempunyai kaitan fungsional dengan kegiatan lainnya yang
relevan.
3. Dalam fungsinya untuk meningkatkan mutu pendidikan kegiatan kurikuler dan
ekstra kurikuler merupakan satu keseluruhan yang integratif.
4. Penjadwalan kegiatan ekstra kurikuler menjamin kelancaran dan efektifitas
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler.

2. Pelaksanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kurikulum di
sekolah meliputi:

a. Penyusunan Program Pengajaran Semester-an/Caturwulan.


Tujuan penyusunan program pengajaran semesteran atau caturwulan ini
adalah untuk:
1) Menjabarkan bahan pelajaran yang akan disajikan guru dalam proses
belajar mengajar.
2) Mengarahkan tugas yang harus ditempuh guru agar pengajaran dapat
dilakukan secara bertahap dan tepat.

Fungsi program pengajaran semester atau caturwulan ini adalah:

1) Pedoman bagi guru dalam penyelenggaraan pembelajaran selama satu


semesteran dan caturwulan.
2) Bahan oleh kepala sekolah dan pengawas dalam melakukan pembinaan
terhadap guru.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun program pengajaran


semester/caturwulan yaitu:

1) Mempelajari Garir-Garis Besar Program Pembelajaran /GBPP mata


pelajaran yang dibina.
2) Mengelompokkan bahan pengajaran yang tercantum dalam Garir-Garis
Besar Program Pembelajaran /GBPP menjadi beberapa satuan bahasan.
3) Menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat selam satu
semester/caturwulan.
4) Menghitung banyaknya minggu efektif sekolah (belajar) selam satu
semeter/caturwulan dengan melihat kalender pendidikan sekolah yang
bersangkutan.
5) Mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahasan
sesuai dengan hari efektif sekolah.
6) Mengatur pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan banyaknya
minggu efektif sekolah yang tersedia berdasarkan kalender pendidikan.
b. Penyusunan persiapan mengajar yang akan digunakan dan dipedomani oleh guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas.
c. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar.
d. Kegiatan Kokurikuler dan Ekstra Kurikuler.

Sebelum kurikulum benar-benar dilaksanakan, harus terlebih dahulu


memperhatikan perbedaan-perbedaan individual. Yang dimaksud disini adalah
masalah penyesuaian program pengajaran terhadap perbedaan- perbedaan di antara
anak-anak. Jawaban terhadap persoalan ini macam- macam. Kurikulum yangn
berorientasikan kumpulan mata pelajaran berasal dari zaman sebelum ada
pengetahuan tentang perbedaan-pebedaan individu dan kemapuan pada murid.

Pada waktu itu orang menganggap semua murid (kecuali anak-anak lemah
jiwa) dapat menguasai semua mata pelajaran yang diberikan disekolah dengan
kepandaian yang sama asal mereka rajin belajar. Pada umumnya diakui bahwa
makhluk manusia sangat beraneka ragam dalam kemampuannya untuk maju.
Keadaan itu telah menggerakkan para pendidikan kepada perbedaan-perbedaan
individual ini.

Disini timbul perbedaan-perbedaan pendapat mengenai persoalan bagaimana


hal ini harus dilaksanakan:

1. Konsep kurikulum yang telah di tetapkan jauh di muka harus dikuasai oleh
semua murid menurut kecepatan yang telah diatur sebelumnya. Masalahnya
ialah menyesuaikan individu-individu yang mempunyai kecepatan belajar
yang berbeda-beda pada “realitas” ini.
2. Bahwa murid-murid harus dikelompokkan menurut kemampuannya dengan
tujuan bahwa pengelompokan ini akan memperkecil perbedaan kemampuan
dalam tiap kelompok agar mempermudah pelaksanaan individualis program
pengajaran.
3. Menciptakan jenis kurikulum berdasarkan pengalaman yang dipusatkan
kepada masalah-masalah dan memberikan kesempatan kepada kelompok-
kelompok tesebut dalam pendapat kedua untuk bekerja sama memecahkan
masalah bersama, yang menarik perhatian bersama. Hal ini menunjukkan tiap
anggota kelompok untuk mampu bekerja menurut taraf perkembangan
masing-masing dalam bidang akademis sosial dan emosi dan masih
menunjang usaha bersama kelompok.

3. Pengawasan
Pengawasan identik dengan kata controlling yang berarti pemeriksaan.
Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia pengawasan adalah penilikan dan
penjagaan, jadi pengawasan berarti mempertahankan dan menjaga dengan baik.
Menurut winardi, pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksankan oleh pihak
manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang
direncanakan.
Pengawasan adalah fungsi administratif bagi setiap administrator untuk
memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang dikehendaki.
Pengawasan itu meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai dengan rencana
yang dibuat, instruksi-instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
Menurut Simbolon (2004: 62) Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan
pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Fungsi dari pengawasan,
Simbolon (2004: 62) mengemukakan bahwa, fungsi dari pengawasan yaitu:
a. Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan
wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang ditentukan.
c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian dan
kelemahan, agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
d. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan pekerjaan
tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.

4. Evaluasi
a. Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum bermacam-macam tujuannya, yang paling penting di
antaranya ialah:
a. Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah tujuan
yang telah ditentukan.
b. Melalui efektivitas kurikulum.
c. Menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan kurikulum.
d. Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang
sistematis. Jika evaluasi diadakan secara terus-menerus mungkin tak
perlu kurikulum diganti seluruhnya, akan tetapi dapat senantiasa di
perbaiki dan disempurnakan serta disesuaikan dengan perkembangan
zaman.
b. Desain Evaluasi
Desain evaluasi menguraikan tentang (1) Data yang harus dikumpulkan,
(2) analisis data untuk “membuktikan” nilai dan efektivitas kurikulum

c. Evaluasi hasil belajar


Evaluasi hasil belajar merupakan suatu kegiatan uang dilakukan guna
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Tujuan dan fungsi
evaluasi hasil belajar adalah:
1) memberikan umpan balik kepada guru dan siswa dengan tujaun untuk
memperbaiki cara belajar mengajar, mengadakan perbaikan dan
pengayaan bagi siswa, serta menempatkan siswa pada situasi belajar
mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
2) memberikan informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilannya
dalam belajar dengan tujuan untuk memperbaiki, mendalami atau
memperluas pelajaran.
3) menentukan nilai hasil belajar siswa yang dibutuhkan untuk pemberian
laporan kepada orang tu, penentuan kenaikan kelas, dan kelulusan siswa.
d. Evaluasi program pengajaran
Evaluasi program pengajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program, serta
faktor-faktor yang mendukung atau menghambat keberhasilan program tersebut.

C. Peran Guru Dalam Administrasi Kurikulum


Di dalam pelaksanaan kurikulum tugas guru adalah mengkaji kurikulum tersebut
melalui kegiatan perseorangan atau kelompok, dengan demikian guru dan kepala
sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan.
Dalam proses pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran
kelas. mencatat peran guru sebagai:
1. Implementers
Guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam
melaksanakan perannya guru hanya menerima kebijakan perumus kurikulum. Guru
tidak memiliki ruang baik untuk menentukan isi kurikulum maupun menentukan
target kurikulum. Pada fase implementator kurikulum, peran guru dalam
pengembangan kurikulum, kurikulum yang telah disusun (sebelum reformasi
pendidikan). sebatas hanya menjalankan.
2. Adapters
Guru berperan lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga
sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan
kebutuhan daerah. Dalam fase ini guru memberikan kewenangan untuk
menyelesaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan
kebutuhan lokal.
3. Developers
Guru berwewenang dalam mendesain kurikulum. Guru bukan saja dapat
menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi juga dapat
menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur
keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun
kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan
pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa.
4. Researchers
Peran guru sebagai peneliti kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai bagian
dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan
kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanakan peran sebagai peneliti, guru memiliki
tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum.

Senada dengan itu, guru memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan kurikulum, sebagai berikut:

1. Pengelolaan administratif
2. Pengelolaan konseling dan pengembangan kurikulum
3. Guru sebagai tenaga profesi kependidikan
4. Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum
5. Meningkatkan keberhasilan sistem instruksional

6. Pendekatan kurikulum
7. Meningkatkan pemahaman konsep diri
8. Memupuk hubungan timbal balik yang harmonis dengan siswa.

Tugas kewajiban guru yang utama adalah mendidik atau mengajar. Tetapi agar
tugas tersebut mampu mencapai tujuan pendidikan, maka guru harus melibatkan diri
dalam masalah administrasi. Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian
sebagai mana pendapat E. Mulyasa bahwa dalam pelaksanaan administrasi kurikulum
mencakup di dalamnya program tahunan, program semester, program modul, program
mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial dan perencanaan silabus.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto bahwa hal-hal yang diserahkan kepada guru
untuk direncanakan sehubungan dengan administrasi kurikulum adalah penyusunan
program pengajaran, penyusunan satuan acara pelajaran, perencanaan nilai hasil belajar.
Penyusunan program pengajaran yang dimaksud Suharsimi Arikunto adalah program
semester.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang diserahkan
kepala sekolah untuk dilaksanakan guru-guru sehubungan dengan administrasi
Kurikulum adalah :
a. Membuat Perencanaan Program Tahunan
b. Membuat Perencanaan Program Semester
c. Membuat Perencanaan Program Modul
d. Membuat Perencanaan Program Mingguan Dan Harian
e. Membuat Perencanaan Program Pengayaan Dan Remedial
f. Membuat Perencanaan Program Kegiatan Program Ekstra Kurikuler
g. Membuat Perencanaan Silabus
h. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
i. Membuat Perencanaan Evaluasi Hasil Belajar.

Anda mungkin juga menyukai