Komponen Kurikulum :
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu.
Komponen itu adalah sebagai berikut:
1. Komponen Tujuan
Tujuan kurikulum merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh suatu kurikulum.
Tujuan kurikulum menurut taksonomi Bloom terbagi menjadi tiga, yaitu domain kognitif,
domain afektif dan domain psikomotorik.
2. Komponen Isi/Materi Pembelajaran
Isi kurikulum merupakan kumpulan dari mata pelajaran yang menjadi
bahan diskursus dalam proses belajar mengajar. Isi atau materi melibatkan
banyak hal, bukan saja pengetahuan, tetapi juga keterampilan, konsep, sikap, dan
nilai. Kompetensi merupakan keseluruhan sikap dan keterampilan yang
ditunjukkan oleh peserta didik.
3. Komponen Metode
Metode merupakan cara, jalan yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Metode dipilih berdasarkan tujuan yang dirumuskan. Seperti
metode ceramah, diskusi dan lain-lain. Metode ini berkaitan dengan strategi
yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi atau penilain harus dilakukan secara bertahap,
berkesinambungan, dan bersifat terbuka. Dari evaluasi ini diperoleh keterangan
mengenai kegiatan dan kemajuan belajar siswa.
Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta
penetapan cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi. Administrasi adalah
kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua
kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Administrasi kurikulum adalah semua kegiatan
yang dirancang oleh sekolah bagi semua murid demi perkembangan mereka selama
mengikuti pendidikan di sekolah tersebut.
Dalam administrasi kurikulum kegiatan dititik beratkan kepada kelancaran
pembinaan situasi belajar mengajar. Kurikulum berisi berbagai macam hal, seperti
masalah apa yang harus di kembangkan pada diri siswa, evaluasi untuk menafsirkan
hasil belajar, bahan dan peralatan yang dipergunakan, kualitas guru yang dituntut dan
sebagainya.
Fungsi Kurikulum :
Pertama, fungsi kurikulum bagi sekolah terdiri dari alat untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan. Kurikulum juga dapat dijadikan pedoman untuk
mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Misalnya,
bidang studi, alokasi waktu, pokok bahasan, serta termasuk strategi pembelajarannya.
2. Pelaksanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kurikulum di
sekolah meliputi:
Pada waktu itu orang menganggap semua murid (kecuali anak-anak lemah
jiwa) dapat menguasai semua mata pelajaran yang diberikan disekolah dengan
kepandaian yang sama asal mereka rajin belajar. Pada umumnya diakui bahwa
makhluk manusia sangat beraneka ragam dalam kemampuannya untuk maju.
Keadaan itu telah menggerakkan para pendidikan kepada perbedaan-perbedaan
individual ini.
1. Konsep kurikulum yang telah di tetapkan jauh di muka harus dikuasai oleh
semua murid menurut kecepatan yang telah diatur sebelumnya. Masalahnya
ialah menyesuaikan individu-individu yang mempunyai kecepatan belajar
yang berbeda-beda pada “realitas” ini.
2. Bahwa murid-murid harus dikelompokkan menurut kemampuannya dengan
tujuan bahwa pengelompokan ini akan memperkecil perbedaan kemampuan
dalam tiap kelompok agar mempermudah pelaksanaan individualis program
pengajaran.
3. Menciptakan jenis kurikulum berdasarkan pengalaman yang dipusatkan
kepada masalah-masalah dan memberikan kesempatan kepada kelompok-
kelompok tesebut dalam pendapat kedua untuk bekerja sama memecahkan
masalah bersama, yang menarik perhatian bersama. Hal ini menunjukkan tiap
anggota kelompok untuk mampu bekerja menurut taraf perkembangan
masing-masing dalam bidang akademis sosial dan emosi dan masih
menunjang usaha bersama kelompok.
3. Pengawasan
Pengawasan identik dengan kata controlling yang berarti pemeriksaan.
Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia pengawasan adalah penilikan dan
penjagaan, jadi pengawasan berarti mempertahankan dan menjaga dengan baik.
Menurut winardi, pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksankan oleh pihak
manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang
direncanakan.
Pengawasan adalah fungsi administratif bagi setiap administrator untuk
memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang dikehendaki.
Pengawasan itu meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai dengan rencana
yang dibuat, instruksi-instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
Menurut Simbolon (2004: 62) Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan
pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Fungsi dari pengawasan,
Simbolon (2004: 62) mengemukakan bahwa, fungsi dari pengawasan yaitu:
a. Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan
wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang ditentukan.
c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian dan
kelemahan, agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
d. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan pekerjaan
tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.
4. Evaluasi
a. Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum bermacam-macam tujuannya, yang paling penting di
antaranya ialah:
a. Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah tujuan
yang telah ditentukan.
b. Melalui efektivitas kurikulum.
c. Menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan kurikulum.
d. Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang
sistematis. Jika evaluasi diadakan secara terus-menerus mungkin tak
perlu kurikulum diganti seluruhnya, akan tetapi dapat senantiasa di
perbaiki dan disempurnakan serta disesuaikan dengan perkembangan
zaman.
b. Desain Evaluasi
Desain evaluasi menguraikan tentang (1) Data yang harus dikumpulkan,
(2) analisis data untuk “membuktikan” nilai dan efektivitas kurikulum
Senada dengan itu, guru memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan kurikulum, sebagai berikut:
1. Pengelolaan administratif
2. Pengelolaan konseling dan pengembangan kurikulum
3. Guru sebagai tenaga profesi kependidikan
4. Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum
5. Meningkatkan keberhasilan sistem instruksional
6. Pendekatan kurikulum
7. Meningkatkan pemahaman konsep diri
8. Memupuk hubungan timbal balik yang harmonis dengan siswa.
Tugas kewajiban guru yang utama adalah mendidik atau mengajar. Tetapi agar
tugas tersebut mampu mencapai tujuan pendidikan, maka guru harus melibatkan diri
dalam masalah administrasi. Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian
sebagai mana pendapat E. Mulyasa bahwa dalam pelaksanaan administrasi kurikulum
mencakup di dalamnya program tahunan, program semester, program modul, program
mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial dan perencanaan silabus.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto bahwa hal-hal yang diserahkan kepada guru
untuk direncanakan sehubungan dengan administrasi kurikulum adalah penyusunan
program pengajaran, penyusunan satuan acara pelajaran, perencanaan nilai hasil belajar.
Penyusunan program pengajaran yang dimaksud Suharsimi Arikunto adalah program
semester.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang diserahkan
kepala sekolah untuk dilaksanakan guru-guru sehubungan dengan administrasi
Kurikulum adalah :
a. Membuat Perencanaan Program Tahunan
b. Membuat Perencanaan Program Semester
c. Membuat Perencanaan Program Modul
d. Membuat Perencanaan Program Mingguan Dan Harian
e. Membuat Perencanaan Program Pengayaan Dan Remedial
f. Membuat Perencanaan Program Kegiatan Program Ekstra Kurikuler
g. Membuat Perencanaan Silabus
h. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
i. Membuat Perencanaan Evaluasi Hasil Belajar.