Anda di halaman 1dari 9

Peranan guru sangat urgen bila kita berada dalam lingkungan akademik yang menggunakan

istilah ini dalam kesehariannya. Bagaimanapun, seorang guru tidak sekedar mengajarkan
sebuah bidang studi yang menjadi keahliannya.

Guru dalam menyelenggarakan pengajaran di kelas tidak terlepas dari proses administrasi di
lingkungannya. Semenjak ia belum mengajar dia harus melakukan pengkajian atas kurikulum
yang digunakannya. Berupaya agar sebuah kurikulum bukan hanya sebuah sebuah konsep
semata, namun memberikan semacam pengalaman belajar yang nyata bagi siswanya sehingga
konsep belajar sepanjang hayat akan senantiasa tertanam.

Bila seorang telah melaksanakan peranan dengan baik dalam proses administrasi sekolah,
maka diharapkan proses pendidikan berhasil melahirkan generasi muda yang mumpuni demi
kelangsungan bangsa kita ini kedepannya.

PERANAN GURU DALAM ADMINISTRASI SEKOLAH MENENGAH

A.    ADMINISTRASI KURIKULUM

Kurikulum dalam suatu sistem pendidikan merupakan komponen yang teramat


penting. Dikatakan demikian karena kurikulum merupakan panutan dalam penyelenggar an
proses belajar mengajar ( selanjutnya disingkat PBM) di sekolah.

Kualitas keluaran proses pendidikan antara lain di tentukan oleh kurikulum dan
efektifitas pelaksanaannya. Kurikulum harus sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa,
perkembangan siswa, perkembangan ilmu dan teknologi, serta kemajuan dan tuntutan
masyarakat terhadap kualitas lulusan lembaga pendidikan itu.

Kurikulum dapat diartikan secara sempit atau luas. Dalam pengertian sempit,
kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di sekolah; sedangkan
dalam pengertian luas, kurikulum adalah semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah
kepada siswa, selama mereka mengikuti pendididkan di sekolah itu. Undang-undang no 2
tahun 1989, mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar- mengajar.

Sehingga kurikulum diartikan sebagai seperangkat bahan pengalaman belajar siswa


dengan segala pedoman pelaksanaannya yang tersususn secara sistematis dan dipedomani
oleh sekolah dalam kegiatan mendidik siswanya.

Fungsi-fungsi kegiatan pengelolaan kurikulum pada dasarnya tidak berbeda dengan


fungsi-fungsi kegiatan pengelolaan pada umumnya. Fungsi itu terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengawasan, serta penilaian. Perencanaan
dalam pengembangan kurikulum sekolah menengah sebagian besar telah dilaksanakan oleh
Departemen Pendidikan dan kebudayaan di tingkat pusat. Perencanaan kurikulum Sekolah
menengah oleh Departemen Pendidikan dan kebudayaan tingkat pusat biasanya meliput
kegiatan sebagai berikut:

1.      Penyusunan Kurikulum dan kelengkapan pedoman yang terdiri atas :

a.      Ketentuan-ketentuan pokok

b.      Garis-garis besar program pengajaran

c.       Pedoman pelaksanaan kurikulum

2.      Pedoman-pedoman teknis pelaksanaan kurikukum lainnya, antara lain pedoman


penyusunan dan kalender pendidikan, pedoman penyusunan program pengajaran, pedoman
penyusunan satuan acara pengajaran, pembagian tugas guru dan penyusunan jadwal
pelajaran.

Di dalam pelaksanaan kurikulum tugas guru adalah mengkaji kurikulum tersebut


melalui kegiatan perseorangan atau kelompok (dapat dengan sesama guru di satu
sekolah, dengan guru sekolah lain atau dengan kepala sekolah dan personil pendidikan
lain seperti pengawas). Dengan demikian guru dan kepala sekplah memahami kurikulum
tersebut sebelum dilaksanakan.

Perencanaan dan pengembangan kurikulum oleh guru anttara lain juga meliputi
penyusunan program pengajaran catur wulan serta penyususnan satuan acara pengajaran atau
satuan pelajaran.

Adapun beberapa komponen-komponen kurikulum sekolah menengah:

a.      Tujuan institusional Sekolah Menengah

Tujuan Institusional pendidikan suatu sekolah dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional,
dimana pembahasan untuk tujuan ini ada dalam

b.      Stuktur program Kurikulum sekolah menengah

Struktur Ptogram kurikulum sekolah menengah merupakan kerangka umum program-


program pengajaran yang diberikan pada setiap jenis dan tingkat sekolah menengah. Stuktur
kurikulum di sekolah menengah tahun 1984, misalnya memuat:

1.      Program inti

Program pendidikan ini maksudnya adalah prrogram yang ditujukan untuk mencapai


tujuan nasional pendidikan baik dalam segi jumlah mata pelajaran maupun bobotnya(waktu
yang diberikan).  Isi pelajaran dicantumkan dalam garis-garis besar program pengajaran
(GBPP), yang terdiri dari materi esensial dan metri yang dirancang guru untuk pengayaan.
Pada dasarnya program ini harus diikuti oleh semua siswa.
2.      Program khusus

Meskipun setiap kali kurikulum berubah, tetapi komponen-komponennya kurang lebih sama
saja. Guru harus secara seksama mempelajari GBPP, petunjuk pelaksanaan
kurikulum, menimbang mana yang dapat dan tidak dapat dilakukan karena keadaan
tertentu, dan memilih mana yang terbaik untuk tujuan pendidikan dan untuk
kepentingan siswa. Ini merupakan pengambilan keputusan yang harus dilaksanakan
guru secara profesional.

c.       Garis-garis besar program pengajaran(GBPP)

GBPP adalah salah satu komponen dari perangkat kurikulum yang merupakan pedoman
bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dalam bidang pengajaran di
sekolah. GBPP terdiri dari unsur-unsur : (1) Tujuan Kurikuler, (2) Tujuan instruksional
Umum, (3) bahan Pengajaran (pokok bahasan, sub pokok bahasan, dan uraian), (4) Program
(kelas, semester, alokasi, waktu ), (5) metode, (6) Sarana/ sumber, dan (7) penilaian.

Dari GBPP guru dapat menyusun program pengajaran pertahun, program


semester, dan satuan pelajaran. Dengan demikian juga guru dapat menyusun program
penilaian formatif dan sumatif semester atau akhir tahun.

B.     PENGEMBANGAN KURIKULUM

Guru perlu mengetahui aspek-aspek yang berhubungan dengan pengmbangan kurikulum


ini.

a.      Prosedur pembahasan materi kurikulum

Seperti telah disinggung sebelumnya, di dalam UU No 2 Tahun 1989 disebutkan


bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum
yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta
kebutuhan lingkungan kdan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkut.

b.      Penambahan mata pelajaran sesuai dengan lingkungan sekolah

Sekolah dapat menambah kurikulum yang telah ditetapkan secara nasional. Kurikulum
dapat ditambah oleh sekolah dengan mata pelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan
serta ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan. Semua tambahan tersebut tidak
mengurangi kurikuluim yang berlaku secara nasional dan tidak boleh menyimpang dari jiwa
dann tujuan pendidikan nasional.

Prosedur penambahan mata pelajaran yang memenuhi prosedur akademik


dilakukan sebagai berikut:

1.      Harus ada pengkajian secara berhati-hati tentang aspek filsafat, aspek sosiologis atau
kebutuhan masyarakat, serta kecocokannya dengan tingkat perkembangan anak.

2.      Harus memenuhi prinsip-prinsip pembinaan dan pengambangan kurikulum, yaitu prinsip (i)


relevansi, (ii) prinsip efektivitas, (iii) prinsip efisiensi, (iv) prinsip kontinuitas.

Karena penambahan mata pelajaran akan mengakibatkan perubahan dalam


berbagai

C.     PELAKSANAAN KURIKULUM

a.    Penyusunan dan Pengembangan Satuan Pengajaran

Satuan pengajaran (SP) adalah suatu bentuk persiapan mengajar secara mendetail


perpokok bahasan yang disusun secara sistematis berdasarkan Garis-Garis Besar Progream
Pengajaran yang telah ada untuk suatu mata pelajaran tertentu. Pengembangan SP ini dimulai
dari pengembangan pengajaran dalam satuan semester.

1.         Pengertian Penyusunan program Pengajaran Semester

Program pengajaran semester adalah rencana belajar-mengajar yang akan dilaksanakan


dalam satu semester dalam tahun tertentu. Program pengajaran ini merupakan pengembangan
lebih lanjut GBPP masing-masing bidang study.

2.         Tujuan Penyusunan Program Pengajaran Semester

Tujuan Penyusunan Program Pengajaran Semester ini adalah:

a.    Menjabarkan bahan pengajaran yang akan disajikan guru dal;am proses belajar mengajar.

b.   Mengarahkan tugas yang harus ditempuh oleh guru agar penagjaran dapat terlaksana secara
bertahap dengan tepat.

3.         Fungsi Program Pengajaran Semester

Fungsi Program Pengajaran Semester adalah:

a.    Sebagai pedoman penyelenggaraan pengajaran selama satu semester.

b.   Sebagai bahan dalam pembianaan guru yang dilakukan oleh kepala sekolah dan atau
pengawas sekolah.
4.         Langkah-Langkah Penyusunan Program Pengajaran Semester

Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penyusunan program


pengajaran semester itu adalah sebagai berikut:

a.    Mengelompokkan bahan pengajaran yang tercantum dalam Garis-Garis Besar Program


Pengajaran menjadi beberapa satuan bahasan.

b.   Menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat dalam satu semester.

c.    Menghitung banyaknya minggu efektif sekolah selama satu semester dengan melihat
kalender pendidikan sekolah yang bersangkutan.

b.      Prosedur Penyusunan Satuan pengajaran

Langkah-langkah yang ditempuh untuk membuat SP berdasarkan pokok-pokok


bahasan yang telah disebutkan dalam GBPP adalah:

1.      Mengisi identitas mata pelajaran

2.      Menjabarkan tujuan pokok bahasan (tujuan instruksional umum) menjadi tujuan


instruksional khusus (TIK) yang lebih rinci

3.      Menjabarkan materi pengajaran dari pokok bahasan atau sub-pokok bahasan sesuai dengan
bahasan.

c.       Pengembangan Satuan Pengajaran

Pengembangan dapat meliputi penambahan, pengurangan, pengubahan, dan


penggantian. Guru dan kepala sekolah disarankan untuk selalu melakukan tilik ulang SP
yang telah dibuat, dapat dilakukan oleh guru secara individual, kelompok guru di sekolah,
kelompok guru antarsekolah maupun kelompok guru yang lebih luas lagi. Jika diperlukan
juga dapat menggunakan jasa konsultasi dari pakar-pakar bidang study atau pakar
pendidikan.

d.      Penggunaan Satuan Pengajaran Bukan Buatan Guru Sendiri

Dalam hal satuan pelajaran tidak dibuat sendiri oleh guru (dibeli atau dicopy dari
SP yang dibuat teman atau orang lain) guru perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:

1.      Melihat kembali GBPP dan mencocokkan kesesuaian komponen-komponen dalam satuan


pelajaran dengan komponen-komponen dalam GBPP.
2.      Jika hal tersebut telah dilakuakn dan tidak ada penyimpangan yang berarti maka langkah
selanjutnya adalah mencocokkan keajegan (konsistensi) antara: (1) Tujuan umum dengan
tujuan instruksional khusus, (2) tujuan instruksional khusus dengan bahan, metode, dan
teknik evaluasi, serta sumber belajar.

3.      Melakukan pertimbangan (judgment) apakah satuan pelajaran itu dapat dilaksanakan di


kelas sejauh berhubungan dengan kemampuan awal siswa, fasilitas yang tersedia, dan faktor
pendukung lainnya.

4.      Jika butir 3 belum memadai, maka guru harus melakukan penyesuaian terhadap SP tersebut
sehingga realistik dan dapat dilaksanakan. Proses penyesuaian ini dapat berupa
penambahan,  pengurangan atau penggantian dari komponen yang tidak sesuai.

e.

2.      Evaluasi program pengajaran

Evaluasi program pengajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan


sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program, serta faktor-faktor yang mendukung atau
menghambat keberhasilan tersebut.

Guru perlu mempelajari evaluasi program karena dua alasan. Pertama, evaluasi program


memberikan balikan tenyang hasil kerjanya sehingga berdasarkan itu ia dapat memperbaiki
unjuk kerjanya dan kedua, evaluasi program merupakan bentuk pertanggung jawaban guru
atas tugas yang dibebankan sekolah dan masyarakat kepadanya.

D.    ADMINISTRASI KESISWAAN

Isi kegiatan kedua dalam administrasi pendidikan, adalah administrasi kesiswaan.

Siswa merupakan salah satu sub-sistem yang penting dalam system pengelolaan
pendidikan di sekolah menengah. Administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan
segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah milau dari perencanaan penerimaan
siswa, pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan
pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses
belajar mengajar yang efektif.

Tugas kepala sekolah dan para guru dalam hal ini adalah memberikan layanan kepada
siswa, dengan memenuhi kebutuhan mereka sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
a.       Kegiatan dalam Administrasi Kesiswaan

Kegiatan dalam administrasi kesiswaan dapat dipilih menjadi 3 bagian besar,


yaitu kegiatan penerimaan siswa, pembinaan siswa, dan penamatan program siswa di
sekolah.

1.      Penerimaan siswa adalah proses pencatatan dan layanan kepada siswa yang baru masuk
sekolah setelah mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah itu.

2.      Pembinaan siswa adalah pemberian layanan kepada siswa disuatu lembaga pendidkan,


baik di dalam maupun di luar jam belajarnya di kelas. Beberapa hal yang dapat dilakukan
dalam rangka pembinaan siswa ini adalah: (1) memberikan orientasi pada siswa baru, (2)
mengatur dan atau mencatat kehadiran siswa, (3) mencatat prestasi dan kegiatan siswa,
dan (4) mengatur disiplin siswa di sekolah.

3.      Tamat belajar

Apabila siswa telah menamatkan (selesai dan lulus) semua mata pelajaran atau telah
menempuh kurikulum sekolah dengan memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat
tanda tamat belajar dari ekpala sekolah. Dalam hal yang demikian siswa sudah tidak
mempunyai hak lagi untuk tetap tinggal di sekolah yang bersangkutan karena dianggap telah
menguasai semua mata pelajaran atau kurikulum sekolah.

  

b.      Peranan Guru dalam Administrasi Kesiswaan

Keterlibatan guru dalam administrasi kesiswaaqn tidak sebanyak keterlibatannya dalam


mengajar. Dalam administrasi kesiswaan guru lebih banyak berperan secara tidak
langsung. Beberapa peranan guru dalam administrasi kesiswaan itu diantaranya adalah:

1.      Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkan untuk ambil bagian, sebagai panitia
penerimaan yang dapt melaksanakan tugas-tugas teknis.

2.      Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa cepat beradaptasi
dengan lingkungan sekolah barunya.

3.      Untuk pengaturan kehadiran siswa dikelas, guru diharapkan mapu mencatat/ merekam
kehadiran ini meskipun dengan sederhana akan tetapi harus baik.

4.      Dalam memotifasi siswa untuk senantiasa berprestasi tinggi, guru juga harus mampu
menciptakan suasana yang mendukung hal tersebut.
5.      Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik, peranan guru sangat penting
karena guru dapat menjadi model.

E.     ADMINISTRASI PRASARANA DAN SARANA

Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan diperlukan fasilitas pendukung yang sesuai


dengan tujuan kurikulum. Dalam mengelola fasilitas agar mempunyai manfaat yang tinggi
diperlukan aturan yang jelas serta pengetahuan dan keterampilan personil sekolah dalam
administrasi prasarana dan sarana tersebut.

Prasarana dan sarana pendidikan adalah semua benda bergerak maupun yang tidak
bergerak yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Administrasi prasarana dan sarana pendidikan merupakan keseluruhan proses


pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan prasarana dan peralatan yang digunakan
untguk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah dityetapkan tercapai
secara efektif dan efisien.

Kegiatan dalam administrasi prasarana dan sarana pendidikan meliputi:

a.      Perencanaan kebutuhan

Penyusunan daftar kebutuhan prasarana dan sarana di sekolah didasarkan atas pertimbangan
bahwa:

1.      Pengadaan kebutuhan prasarana dan sarana karena berkembangnya kebutuhan sekolah.

2.      Pengadaan prasarana dan sarana untuk penggantian barang-barang yang rusak, dihapuskan,
atau hilang.

3.      Pengadaan prasarana dan sarana untuk persediaan barang.

b.      Pengadaan prasarana dan sarana pendidikan

Pengadaan adalah kegiatan untuk menghadirkan prasarana dan sarana pendidikan dalam
rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas sekolah. Pengadaan prasarana dan sarana
pendidikan dapat dilakukan dengan cara:

1.      Pembelian

2.      Buatan sendiri

3.      Penerimaan hibah atau bantuan


4.      Penyewaan

5.      Pinjaman

6.      Pendaurulangan

Pengadaan prasarana dan sarana pendidikan di suatu lembaga pendidkan atau sekolah dan
dilakikan dengan dana rutin, dana dari masyarakat, atau dana dana bantuan dari pemerintah
daerah atau anggota masyarakat lainnya.

c.       Penyimpanan prasarana dan sarana pendidikan

Penyimapanan merupakan kegiatan pengurusan, penyelengaraan, dan pengaturan persediaan


prasarana dan sarana di dalam ruang penyimp[anan atau gudang. Penyimpanan hanya bersifat
sementara. Penyimapanan dilakukan agar barang atau prasarana dan sarana yang sudah
diadakan atau dihadirkan tidak rusak sebelum tiba saat pemakaian. Penyimpanan barang
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat-sefat barang yang disimpan.
Dengan demikian nilai guna barang tidak sust sebelum barang itu dipakai.

Anda mungkin juga menyukai