PENGELOLAAN KURIKULUM
1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman Yunani
kuno yang berasal dari kata curir dan curere pada waktu itu kurikulum diartikan
sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada selanjutnya istilah
kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Salah satu pengertian kurikulum
secara sempit di kemukakan oleh Carter V Good mengatakan bahwa pengertian
kurikulum merupakan pengertian yang sempit dan tradisional. Kurikulum sekedar
memuat dan membatasi pada sejumlah mata pelajaran yang di berikan guru/ sekolah
kepada peserta didik guna mendapatkan ijazah atau sertifikat.
Pengertian kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada bab 1 disebutkan tentang pengertian kurikulum
sebagai seperangkat rencana daan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu
Pengertian kurikulum yang lebih luas lagi dikemukakan oleh Nana Sudjana yang
mengartikan kurikulum sebagai program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil
belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang
disusun secara sistematis, diberikan kepada peserta didik dibawah tanggung jawab
sekolah untuk pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi sosial peserta
didik. Kurikulum berkaitan dengan sesuatu yang dijadikan pedoman dalam segala
kegiatan pendidikan yang dilakukan, termasuk kegiatan belajar mengajar di kelas.
Dari berbagai pendapat tentang pengertian kurikulum dapat disimpulkan bahwa
kurikulum adalah mencakup baik kurikulum potensial yang berwujud buku dokumen
kurikulum dan pedoman pelaksanaannya maupun aktualisasi atau implementasinya di
lapangan oleh para dosen.
2. Pengertian pengelolaan
Pengelolaan merupakan kegiatan engineering yaitu kegiatan to produce, to implement
and to appraise the effectiveness of the curriculum. Pengelolaan juga diartikan sebagai
upaya menata sumber daya agar organisasi terwujud secara produktif
3. Pengertian pengelolaan kurikulum
pengelolaan kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar yang
membutuhkan stretegi tertentu sehingga menghasilkan produktifitas belajar bagi
siswa.
Pengelolaan kurikulum harus diarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan
baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa agar tujuan pendidikan dapat
tercapai
4. Ruang lingkup pengelola kurikulum
A. Perencanaan kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang bertujuan
untuk membina peserta didik kearah perubahan tingkahlaku yang diinginkan.
Perencanaan merupakan proses seseorang dalam menentukan arah, dan
menentukan keputusan untuk diwujudkan dalam bentuk kegiatn atau tindakan
yang berorientasi pada masa depan.
c. Penilaian kurikulum
a) Tujuan tertentu, artinya setiap program penilaian kurikulum terarah dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan secara jelas.
b) Bersifat objektif, berpijak pada keadaan yang sebenarnya, bersuber dari data yang nyata
dan akurat.
c) Bersifat komprehensif, mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat dalam ruang
lingkup kurikulum.
e) Efesien dalam penggunaaan waktu, biaya, tenaga dan peralatan yuang menjadi sarana
penunjang.
f) Berkesinambungan.
d. Perbaikan kurikulum
Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang
dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitik beratkan pada
efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat
pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).[6]
a. Tahap Perencanaan.
GBPP merupakan produk dari prencanaan kurikulum yang dijadikan panduan bagi
penyelenggara pendidikan di tingkat sekolah. Pada tingkat persekolahan perencanaan
kurikulum dimulai dari kajian terhadap GBPP yang dirinci ke dalam rencana-rencana
pembelajaran.
c. Tahap Pelaksanaa.
Tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervise, dengan tujuan untuk
membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan cara itu guru
akan merasa didampingi pimpinan, sehingga akan meningkatkan semangat kerjanya.
d. Tahap pengendalian.
Pada tahap ini, paling tidak ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, ditunjukan dengan banyaknya mata
pelajarandan banyak materi yang keluasannya serta kesukarannyamelampauitingkat
perkembangan anak.
c) Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi atau belum tegas
memberikan remidiasi dan pengayaan secara berkala.
Perbedaan kurikulum KTSP 2006 dengan kurikulum 2013 secara umum antara lain
sebagai berikut:
a) Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah
itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006.
d) Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding
Kurikulum 2013.
e) Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi.
b. Kurikulum 2013
b) Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi
aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
c) di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI.
d) Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit
dibanding KTSP.
e) Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar
proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
f) TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan
sebagai media pembelajaran.
a) Menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut,
apakah suatu sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi, ataupun seluruh Negara.
e) evaluasi kurikulum.
*Untuk memperluas dan memperdalam kajian materi diatas, silakan mencari referensi
dan sumber lainnya.