Anda di halaman 1dari 9

TUJUAN PERKULIAHAN

1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan pengelolaan kurikulum


2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan sebab perubaahan dan perkembangan kurikulum
ktsp 2006 menjadi kurikulum 2013.

PENGELOLAAN KURIKULUM

1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman Yunani
kuno yang berasal dari kata curir dan curere pada waktu itu kurikulum diartikan
sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada selanjutnya istilah
kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Salah satu pengertian kurikulum
secara sempit di kemukakan oleh Carter V Good mengatakan bahwa pengertian
kurikulum merupakan pengertian yang sempit dan tradisional. Kurikulum sekedar
memuat dan membatasi pada sejumlah mata pelajaran yang di berikan guru/ sekolah
kepada peserta didik guna mendapatkan ijazah atau sertifikat.
Pengertian kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada bab 1 disebutkan tentang pengertian kurikulum
sebagai seperangkat rencana daan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu
Pengertian kurikulum yang lebih luas lagi dikemukakan oleh Nana Sudjana yang
mengartikan kurikulum sebagai program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil
belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang
disusun secara sistematis, diberikan kepada peserta didik dibawah tanggung jawab
sekolah untuk pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi sosial peserta
didik. Kurikulum berkaitan dengan sesuatu yang dijadikan pedoman dalam segala
kegiatan pendidikan yang dilakukan, termasuk kegiatan belajar mengajar di kelas.
Dari berbagai pendapat tentang pengertian kurikulum dapat disimpulkan bahwa
kurikulum adalah mencakup baik kurikulum potensial yang berwujud buku dokumen
kurikulum dan pedoman pelaksanaannya maupun aktualisasi atau implementasinya di
lapangan oleh para dosen.

2. Pengertian pengelolaan
Pengelolaan merupakan kegiatan engineering yaitu kegiatan to produce, to implement
and to appraise the effectiveness of the curriculum. Pengelolaan juga diartikan sebagai
upaya menata sumber daya agar organisasi terwujud secara produktif
3. Pengertian pengelolaan kurikulum
pengelolaan kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar yang
membutuhkan stretegi tertentu sehingga menghasilkan produktifitas belajar bagi
siswa.
Pengelolaan kurikulum harus diarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan
baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa agar tujuan pendidikan dapat
tercapai
4. Ruang lingkup pengelola kurikulum
A. Perencanaan kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang bertujuan
untuk membina peserta didik kearah perubahan tingkahlaku yang diinginkan.
Perencanaan merupakan proses seseorang dalam menentukan arah, dan
menentukan keputusan untuk diwujudkan dalam bentuk kegiatn atau tindakan
yang berorientasi pada masa depan.

Prinsip-prinsip perencanaan kurikulum:


1. Perencanaan kurikulum berkenaan dengan pengalaman-pengalaman para
siswa.
2. Perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai keputusan tentang
konten dan proses.
3. Perencanaan kurikulum mengandung keputusan-keputusan tentang berbagai
isu yang aktual.
4. Perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok.
5. Perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai tingkatan.
6. Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan.
7. Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum adalah penerapan program kurikulum yang telah dikembangkan yang
kemudian diuji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan dengan menyesuaikan terhadap
situasi dilapangan.

Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum:

a) Perolehan kesempatan yang sama.

b) Berpusat pada anak.

c) Pendekatan dan kemitraan.

c. Penilaian kurikulum

Penilaian kurikulum adalah proses pembuatan pertimbangan berdasarkan kriteria yang


disepakati dan dapat dipertanggung jawabkan untuk membuat keputusan mengenai suatu
kurikulum.

Prinsip-prinsip penilaian kurikulum:

a) Tujuan tertentu, artinya setiap program penilaian kurikulum terarah dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan secara jelas.

b) Bersifat objektif, berpijak pada keadaan yang sebenarnya, bersuber dari data yang nyata
dan akurat.

c) Bersifat komprehensif, mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat dalam ruang
lingkup kurikulum.

d) Kooperatif, dan bertanggung jawab dalam perencanaan,.

e) Efesien dalam penggunaaan waktu, biaya, tenaga dan peralatan yuang menjadi sarana
penunjang.

f) Berkesinambungan.

d. Perbaikan kurikulum
Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang
dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitik beratkan pada
efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat
pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).[6]

5. Kegiatan-kegiatan pengelolaan kurikulum

a. Kegiatan yang berkaitan dengan tugas guru

a) Pembagian tugas membelajaran.

b) Pembagian tugas membina kegiatan ekstrakurikuler.

b. Kegiatan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran

a) Penyusunan jadwal pelajaran.

b) Penysunan program pelajaran.

c) Pengisian daftar kemajuan kelas.

d) Kegiatan mengelola kelas.

e) Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.

f) Laporan hasil belajar kegiatan bimbingan dan penyuluhan

6. Tahapan Pengelolaan Kurikulum.

Tahapan pelaksanaan kurikulum di sekolah meliputi:

a. Tahap Perencanaan.

GBPP merupakan produk dari prencanaan kurikulum yang dijadikan panduan bagi
penyelenggara pendidikan di tingkat sekolah. Pada tingkat persekolahan perencanaan
kurikulum dimulai dari kajian terhadap GBPP yang dirinci ke dalam rencana-rencana
pembelajaran.

b. Tahap Pengorganisasian dan Koordinasi.


Pada tahap ini, kepala sekolah mengatur pembagian tugas mengajar, penyusunan
jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler.

c. Tahap Pelaksanaa.

Tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervise, dengan tujuan untuk
membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan cara itu guru
akan merasa didampingi pimpinan, sehingga akan meningkatkan semangat kerjanya.

d. Tahap pengendalian.

Pada tahap ini, paling tidak ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Jenis evaluasi dikaitkan dengan tujuannya.

b. Pemanfaatan hasil evaluasi.

Sebab perubaahan dan perkembangan kurikulum KTSP 2006 menjadi kurikulum


2013.

KTSP ( Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan ) disusun dalam rangka memenuhi


amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Replubik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Replublik Indonesia Nomor
29 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu


kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi.[9]

KTSP yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 ( KBK ) adalah


kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan
atau sekolah. Penyusunan KTSP yang dipercayakan pada setiap tingkat satuan pendidikan
hampir senada dengan prinsip implementasi KBK ( Kurikulum 2004 ). Prinsip ini
diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan,dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi
mereka.[10]
Dalam sistem pendidikan kurikulum selalu bersifat dinamis serta selalu dilakukan
perubahan dan perkembangan , agar dapat mengikuti perkembangan dan tunutan zaman.
Seperti sebelumnya kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan dan
perkembangan sesuai zaman seperti kurikulum KBS 2004 yang telah di kembangkan menjadi
kurikulum KTSP. Dan yang terjadi sekarang kurikulum KTSP akan dikembangkan menjadi
kurikulun 2013. Walaupun dalam proses dan aplikasinya telah muncul berbagai tanggapan
dari berbagai kalangan baik yang pro maupun kontra.

Menanggapi tanggapan tersebut,Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia menegaskan bahwa perlunya perubahan dan perkembangan kurikulum 2013 karena
merupakan persoalan yang sangat penting karena kurikulum harus sesuai dengan tuntutan
zaman. Perubahan kurikulum juga didukung oleh beberapa hasil studi internasional tentang
kemampuan peserta didik Indonesia. Dan hasil perlitian tersebut terbukti bahwa kemampuan
peserta didik Indonesia ternyata cuma isa mengerjakan soal level ke tiga dan dapat
disimpulkan bahwa prestasi peserta didik Indonesia masih tertinggal dan terbelakang.

Perlunya perubahan kurikulum karena ada beberapa kelemahan kurikulum KTSP


2006 diantaranya sebagai berikut:

a) Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, ditunjukan dengan banyaknya mata
pelajarandan banyak materi yang keluasannya serta kesukarannyamelampauitingkat
perkembangan anak.

b) Kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan secara


sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik.( perkembangan keterampilan dan sikap)

c) Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi atau belum tegas
memberikan remidiasi dan pengayaan secara berkala.

Disamping beberapa kelemahan tersebut perubahan dan perkembangan kurikulum


diperlukan karena adanya kesenjangan kurikulum yang berlaku sebelumnya (KTSP). Bisa
dilihat pada konsep KTSP pengelolaan kurikulum, satuan pendidikan
mempunyaipembebasan dalam pengelolaan kurikulum, masih terdapat kecenderungan satuan
pendidikan menyusun tanpa mempertimbangkankonsisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta
didik dan potensi daerah, serta pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata
pelajaran. Sedangkan konsep ideal kurikulum 2013 pemerintah pusat dan daerah memiliki
kendali dalam melaksanakan kurukulum di tingkat satuan pendidikan,satuan pendidikan
mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan,
kebutuhanpeserta didik dan potensi daerah serta pemerintah menyiapkan semua komponen
kurikulum sampai buku teks dan pedoman.[11]

8. Perbedaan kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013

Perbedaan kurikulum KTSP 2006 dengan kurikulum 2013 secara umum antara lain
sebagai berikut:

a. Kurikulum KTSP 2006

a) Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah
itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006.

b) Lebih menekankan pada aspek pengetahuan.

c) Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III.

d) Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding
Kurikulum 2013.

e) Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi.

f) TIK sebagai mata pelajaran.

g) Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan.

h) Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib.

i) Penjurusan mulai kelas XI.

j) BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa.

b. Kurikulum 2013

a) SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud


No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar
Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013.

b) Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi
aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
c) di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI.

d) Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit
dibanding KTSP.

e) Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar
proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.

f) TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan
sebagai media pembelajaran.

g) Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi


sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.

h) Pramuka menjadi ekstrakuler wajib.

i) Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA.

j) BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa. [12]

9. Langkah pengembangan kurikulum 2013

Menurut Beauchamp mengemukakan lima hal dalam mengembangkan suatu


kurikulum.

a) Menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut,
apakah suatu sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi, ataupun seluruh Negara.

b) Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut seerta terlibat dalam


pengembangan kurikulum.

c) Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini berkenaan dengan


prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan tujuan yang lebih
khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menetukan
keseluruhan dasain kurikulum.

d) Implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan aatu


melaksanakan kurikulum yang bukan sesuatu yang sederhana, sebab membutuhkan kesiapan
yang menyeluruh, baik kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, disamping
kesiapan material dari pimpinan dan penulisan kurikulum baru.

e) evaluasi kurikulum.

*Untuk memperluas dan memperdalam kajian materi diatas, silakan mencari referensi
dan sumber lainnya.

Anda mungkin juga menyukai