Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KURIKULUM PEMBELAJARAN

MEMBANDINGKAN KURIKULUM 2013 DENGAN KBK DAN KTSP

Dosen Pengampu:
FARA DWI RANI SOFIA, S.Si.,M.Si.,M.Pd

Disusun Oleh:
1. I Dewa Putu Eka Juniartha ( E1M0210 )
2. Muliana Lutfiatusolihah ( E1M0210 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah

yang berjudul “Membandingkan Kurikulum 2013 Dengan KBK dan KTSP” tepat pada

waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu

FARA DWIRANI SOFIA, S.Si.,M.Si.,M.Pd. pada mata kuliah Kurikulum Pembelajaran

Kimia pada semester 3 tahun 2022, program studi Pendidikan Kimia. Selain itu, makalah ini

dibuat agar pembaca dapat menambah wawasan mengenai Kurikulum 2013, KBK dan KTSP

dan juga bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi

sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 22 september 2022

Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kurikulum merupakan suatu alat yang penting bagi pendidikan karena
pendidikan dan kurikulum saling berkaitan. Jika diibaratkan, kurikulum laiknya
jantung dalam tubuh manusia. Jika jantung masih berfungsi dengan baik, maka tubuh
akan tetap hidup dan berfungsi dengan baik. Begitu pula dengan kurikulum dan
pendidikan. Apabila kurikulum berjalan dengan baik dan didukung dengan
komponen-komponen yang berjalan baik pula, maka proses pembelajaran akan
berjalan dengan baik dan menghasilkan peserta didik yang baik pula.
Kurikulum akan berubah secara terus menerus dan berkelanjutan. Perubahan
kurikulum yang terus menerus dan berkelanjutan, semestinya juga diikuti dengan
kesiapan untuk berubah dari seluruh pihak yang bersangkutan dengan pendidikan di
Indonesia karena kurikulum bersifat dinamis, bukan statis. Jika kurikulum bersifat
statis, maka kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang tidak baik karena tidak
menyesuaikan dengan perkembangan-perkembangan yang ada di zamannya. Di
sinilah peran guru sangat diperlukan.
Proses pengembangan kurikulum memang merupakan sesuatu yang kompleks,
karena tidak hanya menuntut penguasaan kemampuan secara teknis pengembangan
berbagai komponen kurikulum dari para pengembang kurikulum, akan tetapi lebih
dari itu para pengembang kurikulum harus mampu mengantisipasi berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum bersifat internal maupun
eksternal.
Adapun proses pengembangan kurikulum adalah kegiatan menghasilkan
kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan,pelaksananan dan
penyempurnaan kurikulum atas dasar penilaian yang dilakukan selama kegiatan
pelaksanaan kurikulum,dan hal tesebut bisa dikatakan bahwa terjadinya perubahan-
perubahan kurikulum mempunyai tujuan untuk perbaikan.
2. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep dan komponen KBK
2. Bagaimana konsep dan komponen KTSP
3. Bagaimana konsep dan komponen kurikulum 2013
3. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui konsep KBK
2. Untuk mengetahui komponen KBK
3. Untuk mengetahui konsep KTSP
4. Untuk mengetahui komponen KTSP
5. Untuk mengetahui konsep kurikulum 2013
6. Untuk mengetahui komponen kurikulum 2013
BAB II PEMBAHASAN

1. Konsep dan Komponen KBK

a. Konsep Kurikulum berbasis kompetensi


Eve Krakow (2005) mengemukakan bahwa pengajaran berbasis
kopetensi adalah keseluruhan tentang pembelajaran aktif (active learning)
Dimana Guru membantu siswa untuk belajar bagaimana belajar dari pada
hanya mempelajari isi (learn how to learn rather that just cover content).
Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendenifikasikan
bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan
pengaturan tentang kopetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan
tentang kompentensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian,
kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangan kurikulum sekolah.kurikulum ini berorientasi pada : (1) hasil
dan dampak yang diharapkan mucul pada diri peserta didik melalui
serangkaiaan pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) Keberagaman yang
dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.
Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang pada tahap
perencanaan, trutama dalam tahap pengembangan ide akan dipengaruhi oleh
kemungkinan-kemungkinan pendekatan, kompetensi dapat menjawab
tantangan yang muncul. Artinya, pada waktu mengembangkan atau
mengadopsi pemikiran kurikulum berbasis kompetensi maka pengembangan
kurikulum harus mengenal benar landasan filosofi, kekuatan dan kelemahan
pendekatan kompetensi dalam menjawab tantangan,serta jangkauan validitas
pendekatan tersebut ke masa depan. Harus diingat bahwa kompetensi bersifat
terus berkembang sesuai dengan tuntunan dunia kerja atau dunia profesi
maupun dunia ilmu(Suyanto,2005).
Kurikulum berbasis kompetensis memuat standart kompetensi pada
dasar pada setiap matapelajaran. Standar kompetensi diartikan sebagai
kebulatan pengetahuan,ketrampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang
diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaraan.cakupan standar
penampilan (performance standard). Kompetensi dasar, merupakan jabran dari
standar kompetensi,adalah pengetahuan,keterampilan dan sikap minimal yang
harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar
kompetensi. Materi pokok atau pembelajaran,yaitu pokok suatu bahan kajian
yang dapat berupa bidang ajar, isi, proses,kterampilan, serta konteks keilmuan
suatu mata pelajaran.sedangkan indikator pencapaian dimaksudkan adalah
kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai
ukuran untuk menilai ketuntasan belajar.

b. Komponen kurikulum berbasis kompetensi


Komponen Utama Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kerangka inti
yang memiliki empat komponen dasar yaitu:
1. Kurikulum Hasil Belajar (KHB). Memuat perencanaan pengembangan
peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan. Kurikulum dan hasil
belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan indikator keberhasilan.
KHB memberikan suatu rentang kompetensi dan hasil belajar siswa yang
bermanfaat bagi guru untuk menentukan apa yang harus dipelajari oleh
siswa, bagaimana seharusnya mereka dievaluasi, dan bagaimana
pembelajaran disusun.
2. Penilaian Berbasis Kelas (PBK). Memuat prinsip, sasaran, dan
pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten
sebagai akuntabilitas publik melalui penilaian terpadu dengan kegiatan
belajar mengajar di kelas (berbasis kelas) dengan mengumpulkan kerja
siswa (fortofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja
(performance), dan tes tertulis. Penilaian ini mengidentifikasi
kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, dan memuat pernyataan yang
jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan
belajar siswa dan pelaporan.
3. Kegiatan Belajar Mengajar. 8 Memuat gagasan-gagasan pokok tentang
pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan
serta gagasan-gagasan pedagogis dan andragogis yang mengelola
pembelajaran agar tidak mekanistik.
4. Pengelolaan Kurikulum Berbasis sekolah. Memuat berbagai pola
pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk
meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi dengan gagasan
pembentukan jaringan kurikulum, pengembangan perangkat kurikulum
(antara lain silabus), pembinaan profesional tenaga kependidikan, dan
pengembangan sistem informasi kurikulum. Berdasarkan Kepmen
045/U/2002, terdapat lima unsur pokok kompetensi dan empat gugus
utama kompetensi.
Adapun lima unsur pokok kompetensi tersebut adalah:
1) Pengembangan Kepribadian (MK),
2) Pengembangan Keahlian Keilmuan (MKK),
3) Pengembangan Keahlian Berkarya (MKB),
4) Pengembangan Perilaku Berkarya (MPB), dan
5) Pengembangan Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).

2. Konsep dan Komponen KTSP

a. Konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).


KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1 ayat 15)
dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar
yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 dan 2, sebagai
berikut:
a. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
untukmewujudkan tujuan pendidikan nasionalb.
b. Kurikulum semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsipdiverifikasi sesuiai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
pesertadidik.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
• KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan
karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta
didik.
• Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan
standar kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas pendidikan
kabupaten/kota, dan departemen agama yang bertanggungjawab di bidang
pendidikan.
• Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di
perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing
perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan
sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma
baru pengembangan kurikulum, yang otonomi luas pada setiap satuan
pendidikan, dan pelibatan pendidikan masyarakat dalam rangka mengefektifkan
proses belajar mengajar di sekolah.Otonomi diberikan agar setiap satuan
pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelolah sumber daya,
sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas
kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang
diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah
dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan
memberikan otonomi yang lebih besar, disamping menunjukan sikap tanggap
pemerintah terhadap tuntunan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan
kualitas, efisiensi, dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu
wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan
satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi,
tuntunan, dan kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembangan
kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk
meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung
kelompokkelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
pendidikan, khususnya kurikulum. Pada sistem KTSP, sekolah memiliki “full
authority and responsibility” dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran
sesuai dengan visi, misi, dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk
mengembangkan strategi, menentukan prioritas, mengendalikan pemberdayaan
berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta
mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala
sekolah, serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupakan
lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari para pejabat daerah
setempat komisi pendidikan paan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),
pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan, perwakilan orang
tua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan
kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang
berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu menetapkan visi, misi, dan tujuan
sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan sekolah.

b. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).


1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
dengan mengacu kepada tujuan umum pendidikan antara lain:
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan jurusannya.

2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Struktur dan muatan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam Standar
Isi (SI) meliputi lima kelompok mata pelajaran antara lain:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan
atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam Pasal 7 Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender
pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, dan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat dengan memperhatikan kalender
pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi
3. Konsep dan Komponen kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan implementasi dari UU no. 32 tahun 2013.
Kurikulum 2013 ini merupakan kelanjutan dan penyempurna dari kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) dan KTSP. Akan tetapi lebih mengacu pada kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang terdapat pada pasal 35, dimana
kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
a. Konsep kurikulum 2013
kurikulum 2013 menawarkan konsep tersendiri yang relatif berbeda
dengan konsep kurikulum sebelumnya. Dimana ada beberapa domain utama
yang menjadi sorotan dalam kurikulum ini, di antaranya adalah sikap,
keterampilan dan juga pengetahuan. Konsep ini berlaku untuk pendidikan
tingkat SD, SMP dan juga SMA. Berikut adalah penjelasan mengenai konsep
dasar kurikulum 2013 tersebut.
1. Sikap
Dari segi sikap, kurikulum 2013 ini berkomitmen agar siswa
atau peserta didik nantinya menjadi pribadi yang beriman, memiliki
sikap percaya diri dan berakhlak mulia. Serta mampu bertanggung
jawab di alam berbagai hal. Siswa juga dituntut untuk mampu
melakukan interaksi secara maksimal dengan lingkungannya secara
sosial, alam dan juga beradaban yang ada di dunia ini.
Proses yang akan dilakukan siswa agar sasaran ini dapat
terwujud adalah dengan menerima pembelajaran, kemudian
menjalankan, disusul dengan menghayati, menghargai dan juga
mengamalkan apa yang didapatkan. Dari proses ini, karakter utama
dari peserta didik akan dapat terwujud dengan baik.
2. Keterampilan
Selain menyasar sikap dan kepribadian siswa, konsep
kurikulum ini juga menitikberatkan kepada keterampilan yang dimiliki
oleh siswa. Tujuan dari sasaran ini adalah agar siswa dapat menjadi
pribadi yang memiliki kemampuan tinggi. Baik itu kemampuan di
dalam berfikir maupun kemampuannya di dalam bertindak.

Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan menjadi orang


yang produktif dalam segala hal. Baik dalam hal yang sifatnya
kongkret atau hal yang sifatnya abstrak. Dalam hal ini, siswa akan
melakukan pengamatan, bertanya, berusaha untuk mencoba, menalar
sesuatu yang ia dapatkan, menyajikan kemudian mencoba menciptakan
sesuatu yang bernilai dan berarti.
3. Pengetahuan
Konsep dari kurikulum 2013 yang berikutnya adalah dari sisi
pengetahuan. Dibuatnya konsep ini bertujuan agar peserta didik yang
bersangkutan nantinya menjadi sosok yang mampu menguasai ilmu
pengetahuan, budaya, seni dan teknologi. Selain itu, diharapkan pula
mereka akan memiliki wawasan yang sifatnya kemanusiaan,
kenegaraan, kebangsaan dan juga peradaban yang baik.

Dalam konsep pengetahuan ini, siswa nantinya akan dapat


mengetahui sesuatu, kemudian memahaminya. Tidak lupa mereka juga
akan diberikan peluang untuk melakukan analisa, setelah itu
melakukan evaluasi dan terakhir mampu menciptakan hal yang baru
sesuai bidangnya.
b. Komponen kurikulum 2013
Kurikulum 2013 memiliki 4 (empat) komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2)
materi/isi; (3) Metode/strategipembelajaran; dan (4) evaluasi. Keempat
komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.
1. Tujuan
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu
berkonstribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
Tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan
nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.
2. Tujuan Institusional
Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh
setiap lembaga pendidikan, sebagai kualifikasi yang harus
dimiliki oleh setiap siswa setelah menempuh atau
menyelesaikan program di lembaga pendidikan tertentu. Tujuan
institusional juga merupakan cerminan dari standar kompetensi
lulusan yang diharapkan dari setiap tingkat satuan pendidikan.
Standar kompetensi lulusan terbagi menjadi tiga domain, yakni
domain kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor
(keterampilan).
3. Tujuan kurikuler
adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau
mata pelajaran, sebagai kualifikasi yang harus dimiliki siswa
setelah menyelesaikan bidang studi tertentu di lembaga
pendidikan.
4. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran
Kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mempelajari
materitertentu dalma bidang studi tertentu dalam satu kali
pertemuan.
2. Komponen isi
isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan
kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang
diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi
tersebut.Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis,
jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam
menentukan isi kurikulum. Kriteria itu natara lain:
 Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan
siswa.
 Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
 Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan
uji.
 Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas.
 Isi kurikulum dapat menunjanga tercapainya tujuan pendidikan.
3. Komponen metode atau strategi
Komponen metode itu meliputi rencana, metode, dan
perangkat yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
kurikulum 2013 ini, para tenaga pendidik memiliki ruang untuk
mengembangkan meode pembelajaran yang kreaif dan iniatif dalam
menyampaikan mata pelajaran yang memungkinkan siswa untuk
dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan
menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi. Pemilihan atau
pembuatan metode atau strategi dalam menjalankan kurikulum yang
telah dibuat haruslah sesuai dengan materi yang akan diberikan dan
tujuan yang ingin dicapai.
4. Komponen vealuasi
Penilaian (Evaluasi) kurikulum meliputi semua aspek batas
belajar. Menurut Schwartz dan kawan – kawannya, penilaian adalah
suatu program untuk memberikan pendapat dan penentuan arti atau
faedah suatu pengalaman.
Syarat – syarat umum evaluasi adalah penilaian yang harus
dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau kriteria sebagai
berikut :
1. Memiliki validitas, artinya evaluasi harus benar – benar
mengukur apa yang hendak diukur.
2. Mempunyai realibiltas, menunjukkan ketetapan hasilnya. Dengan
kata lain, orang yang akan dites itu akan mendapat skor yang
sama bila dites kembali dengan alat uji yang sama
3. Efisiensi, suatu alat evaluasi sedapat mungkin dipergunkan tanpa
membuang waktu dan uang banyak.
4. Kegunaaan/kepraktisan, alat evaluasi harus berguna. Yaitu untuk
memperoleh keterangan tentang siswa.
Evaluasi Hasil belajar
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran
dan pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran, dan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar
yang akan dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi
belajar itu merupakan indicator adanya dan derajat perubahan tingkah
laku siswa.
Komponen evaluasi untuk melihat efektifitas pencapaian
tujuan. Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan dapat
dikelompokkan dalam dua jenis yaitu tes dan nontes.
 Tes
Tes harus memiliki dua kriteria, yaitu kriteria validitas dan
reabilitas. Jenis – jenis tes terdiri atas tes hasil belajar yang dapat
dibedakan atas beberapa jenis. Berdasakan jumlah peserta, tes
hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes
individu. Dilihat dari cara penyusunannya, tes juga dapat
dibedakan menjadi tes buatan guru dan tes standar.
 Notes
Nontes adlah alat evaluasi yang digunkan untuk menilai aspek
tingkah laku temasuk sikap, minat dan motivasi. Ada bebrapa
jenis nontes sebagai alat evaluasi, di antaranya wawancara
observasi, studi kasus, skala penilaian.
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis,
karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Kurikulum berbasis
kompetensi menekankan pada mengeksplorasi kemampuan/potensi peserta didik secara
optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari dan mengupayakan penerapan dalam kehidupa
sehari-hari. Dalam kurikulum berbasis kompetensi berupaya mengkondisikan setiap peserta
yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sehingga proses penyampaiannya
harus bersifat kontekstual denga mempertimbangkan faktor kemampuan, lingkungan,
sumber daya, norma intergrasi dan aplikasi berbagai kecakapan kinerja, dengan kata lain
KBK berorientasi pada pendekatan kontruktivisme.

Sedangkan KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan


sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru
pengembangan kurikulum, yang otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan
pendidikan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah.
Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki kelulusan dalam
mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai
dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.

2. Saran
Pendidikan merupakan suatu wadah atau tempat untuk menjadikan anak-anak
bangsa lebih cerdas dan berguna untuk bangsa dan negaranya. Pendidikan memiliki
peraturan yang mampu membuat anak bangsa lebih disiplin. Peraturan itu terkait pada
KBK dan KTSP. Peraturan itu haruslah digunakan denga sebaik mungkin dan sesuai
dengan masanya. Apapun itu sistem yang digunakan dalam suatu pendidikan, semua
itu baik.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, D. Z. (2011). Konsep dan Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT REMAJA


ROSDAKARYA.

Endang Widuri, (2012). PERBANDINGAN PENGAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN


KBK (KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI) DAN KTSP (KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) VOL 1 No 1

https://www.academia.edu/36328300/
MAKALAH_PERBANDINGAN_KBK_DAN_KTSP_fix
Purba,P.,B., Siregar, R.,S., Purba, D.,S, dkk. 2021. Kurikulum dan Pembelajaran. Yogyakarta
: Yayasan Kita Menulis.
https://wisatasekolah.com/konsep-kurikulum-2013-k13-dan-implementasinya-wajib-tahu/
https://juharti.wordpress.com/kajian-kurikulum-bsap/komponen-komponen-kurikulum/

Anda mungkin juga menyukai