Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KURIKULUM EMBELAJARAN SD

Pengembangan Landasan Kurikulum, menganalisis kurikumlum ktsp, k13, kurikulum


merdeka
Dosen : Ratih Anjrawani M.Pd.

Disusun oleh :
Andre Erlangga
216223044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Bagi penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman . Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Cirebon, 01 Januari
2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


2.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2.3 Kurikulum 2013
2.4 Kurikulum Merdeka Belajar

2.5 Perbedaan Kurikulum 2013 , KTSP 2006 dan Kurikulum Merdeka Belajar

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang


diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran
yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan
setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan
lapangan kerja.

Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan
dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat
mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan
pembelajaran secara menyeluruh.

Kurikulum menjadi pedoman bagi seorang tenaga pendidik untuk memberikan


materi dan ilmu yang baik terhadap peserta didik, kurikulum juga mempunyai
perkembangan dan itulah kenapa pentingnya peran kurikulum harus di pahami.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah itu KTSP ?

2. Apakah itu K13 ?

3. Apakah itu Kurikulum merdeka belajar?

4. Apa perbedaan antara KTSP dan K13 ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar sebagai calon pendidik tidak salah dalam menerapkan kurikulum yang berlaku.
2. Agar tahu bagaimana perkembangan kurikulum itu sendiri.
3. Agar tahu apa itu perbedaan antara ktsp, K13 dan kurikulum merdeka belajar
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai


pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum dapat (paling tidak sedikit)
meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa
yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik.

Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang
sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan
perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.

Menurut Sudjana (1993 : 37) pada umumnya perubahan struktural kurikulum


menyangkut komponen kurikulum yakni:

1. Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup masyarakat
dan falsafah bangsa.

2. Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran -mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata pelajaran.

3. Perubahan strategi kurikulum. Perubahan ini menyangkut pelaksanaan kurikulum itu


sendiri yang meliputi perubahan teori belajar mengajar, perubahan sistem administrasi,
bimbingan dan penyuluhan, perubahan sistem penilaian hasil belajar.

4. Perubahan sarana kurikulum. Perubahan ini menyangkut ketenagaan baik dari segi
kualitas dan kuantititas, juga sarana material berupa perlengkapan sekolah seperti
laboraturium, perpustakaan, alat peraga dan lain-lain.

5. Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum. Perubahan ini menyangkut metode/cara


yang paling tepat untuk mengukur/menilai sejauh mana kurikulum berjalan efektif dan
efesien, relevan dan produktivitas terhadap program pembelajaran sebagai suatu system
dari kutikulum.

2.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum


operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan
KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah
sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-
masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan
KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.

KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan
KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan
SKL.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum,

2. Beban belajar,

3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan,

4. Kalender pendidikan.

1. Tujuan diadakannya KTSP

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam


mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan


kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas


pendidikan yang akan dicapai. Mulyasa (2006: 22-23).

KTSP perlu diterapkan pada satuan pendidikan berkaitan dengan tujuh hal berikut :

1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya.

2. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang


akan dikembangkan.

3. Pengambilan keputusan lebih baik dilakukan oleh sekolah karena sekolah sendiri yang
paling tahu yang terbaik bagi sekolah tersebut.
4. Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.

5. Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikannya masing-masing.

6. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain dalam
meningkatkan mutu pendidikan.

7. Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakatdan lingkungan yang berubah secara cepat
serta mengakomodasikannya dengan KTSP.

Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22


tahun 2006 sebagaimana dikutip dari Mulyasa (2006: 151-153) adalah sebagai berikut.

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.

2. Beragam dan terpadu.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan.

5. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan relevansi pendidikan tersebut dengan


kebutuhan hidup dan dunia kerja.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan.

7. Belajar sepanjang hayat,

8. Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal.

2. Komponen KTSP

Secara garis besar, KTSP memiliki enam komponen penting sebagai berikut.

1. Visi dan misi satuan pendidikan

Visi merupakan suatu pandangan atau wawasan yang merupakan representasi dari apa
yang diyakini dan diharapkan dalam suatu organisasi dalam hal ini sekolah pada masa
yang akan datang.

2. Tujuan pendidikan satuan pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk pendidikan menengah adalah


meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3. Kalender pendidikan
Kalender pendidikan untuk pengembang kurikulum jam belajar efektif untuk
pembentukan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikan dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik.

4. Struktur muatan KTSP

Struktur muatan KTSP terdiri atas.

1) Mata pelajaran

2) Muatan lokal

3) Kegiatan pengembangan diri

4) Pengaturan beban belajar

5) Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan

6) Pendidikan kecakapan hidup

7) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

5. Silabus

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan


prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.

2.3 Kurikulum 2013

Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen,
proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran
serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.

Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan


pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan
kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis,
kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari
prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa
mendatang.

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi:

1. Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah;

2. Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;

3. Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah


satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kurikulum ini menekankan tentang pemahaman tentang apa yang dialami peserta
didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena
itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi
dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:

1. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi
Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD).

2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran

3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu
mata pelajaran di kelas tertentu.

4. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik,


dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh
banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian
utama kurikulum.

5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi,


topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–based curriculum” atau
“content-based curriculum”.

6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling


memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
7. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang
memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana
pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan
psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan
sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan
memerlukan proses pendidikan yang tidak langsungPenilaian hasil belajar mencakup
seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan
pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan.

8. Kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat


dijadikan tingkat memuaskan).

2. Di tinjau dari prosesnya

1. Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif,
psikomotor, dan afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar
nantinya yang lebih dominan adalah afektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa
dalam proses lebih menonjolkan afektif dan psikomotornya.

2. Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif


(intelektual), psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP 2006 yang
pada tahap implemntasinya cenderung lebih fokus pada aspek kognitifnya.

3. Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di kurikulum
2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10 menjadi 6 mata pelajaran,
tetapi esensi yang diharapkan dari setiap pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang
digunakan didalam kurikulum 2013 adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain.
Integrasi ini disebut pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada
kurikulum 2013 namun dmikian berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk tingkat
sekolah dasar penambhan 4 jam dalam 1 minggu.

4. Standar proses pemebelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada penedekatan


pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya menggunkan pendekatan
behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai bergeser menuju kedekatan
konstrutivisme. Hal ini akan berimbas pada guru di kelas yang pada awalnya cenderung
menggunkan guru sebagai sumber pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi
siswa dan lingkungannya sebagai sumber (student-centered leaning).

5. Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang dilakukan
cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada proses pembelajaran.
Pada kurikulum baru ini, penilaian akan di proses belajar turut dimasukan. Nantinya akan
ada penilaian forfolio terhadap forfolio terhadap pribadi siswa.

4. Di tinjau dari penilaiannya

A. Kurikulum 2006

Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan diantaranya :


1) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetisi sesuai tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.

2) Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan


pengetahuan.

3) Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan


(misalnya pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills
dan hard skill, kewirausahaan), belum terakomodasi didalam kurikulum.

4) Kurikulum belum peka dan tanggapan terhadap perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, nasional maupun global.

5) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran yang rinci


sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.

6) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis pada kompetensi


(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berskala.

7) Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.

B. KTSP 2013

1) Pada kurikulum 2013 tantangan masa depan yang dihadapi yaitu arus globalisasi,
masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konfergensi ilmu dan
teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan.

2) Kompetensi masa depan yaitu meliputi kemampuan berkomunikasi, kemapuan


berfikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk
mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.

3) Fenomena sosial yang mengemukakan seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,


plagiarisme, kecurangan dalm berbagai jenis ujian, dan kejolak sosial.

4) Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada
aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan bermuatan karakter.

4. Di tinjau dari esensialnya

a. Kurikulum 2013

1) Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, pengetahuan, keterampilan)

2) Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar
yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas.
3) Bahasa Indonesia sebagai penghela maple lain (sikap dan keterampilan bahasa)

4) Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik) melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dll.

5) Bermacam jenis konten pembelajaran di ajarkan terkait dan terpadu satu sama lain (cross
curriculum atau integrated curriculum ), konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan
dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya.

6) Tematik integratif untuk kelas I – IV SD

7) TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata


pelajaran lain.

8) Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge.

9) Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, permintaan, antar minat dan
pendalaman minat.

10) SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar – dasar
pengetahuan, keterampilan dan sikap.

11) Penjurusan di SMK tidak terlalu detil (sampai bidang studi), didalamnya terdapat
pengelompokkan peminatan dan pendalaman.

b. KTSP 2006

1) Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu

2) Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri

3) Bahasa Indonesia sejajar dengan maple lain

4) Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda

5) Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah (separated curriculum)

6) Tematik untuk kelas I – III SD (belum terintegratif)

7) TIK adalah mata pelajaran sendiri

8) Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan

9) Untuk SMA, ada penjurusan sejak kelas XI

10) SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi


11) Penjurusan di SMK sangat detil (sampai keahlian)

E. Pembahasan didalam Kurikulum 2013

Perubahan kurikulum mulai dari Sekolah Dasar, hingga Sekolah Menengah Atas,
dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar para generasi muda
mampu bersaing di masa depan.

Kurikulum baru di SD menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui


penilaian berbasis test dan portofolio yang saling melengkapi. Di dalam Kurikulum 2013
ada beberapa berubahan ada beberapa yang berubah dari kurikulum sebelumnya,
diantaranya :

1. Pelajaran berbasis tematik

Pada kurikulum sebelumnya, pelaksanaan pelajaran berbasis tematik hanya pada


kelas rendah, dan di kelas tinggi setiap mata pelajaran terkesan berdiri sendiri. Namun,
untuk kurikulum 2013 ini anak – anak SD tidak lagi mempelajari masing – masing mata
pelajaran secara terpisah, namun pembelajaran berbasis tematik integratif yang
diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar menygyhkan proses belajar berdasarkan tema
untuk kemudian di kombinasikan dengan mata pelajaran yang ada.

2. Hanya ada 6 mata pelajaran

Pada kurikulum sebelumnya, untuk tingkat Sd ada 10 mata pelajaran yang diajarkan
yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewargaeagaraan, Bhasa Indonesia, Matematika,
IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, Jasmani dan Kesehatan, serta Muatan Lokal
dan Pengembangan Diri. Sedangkan, pada kurikulum baru mata pelajaran untuk anak SD
yang semula berjumlah 10mata pelajaran dipadatkan menjadi 6 mata pelajaran yaitu.
Agama, PPkn, Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta
Seni Budaya.

3. Pramuka menjadi ekskul wajib

Untuk Pramuka sendiri dalam kurikulum 2013 akan menjadi ekskul yang wajib
untuk semua jenjang, termasuk juga di dalamnya jenjang Sekolah Dasar

4. Bahasa Inggris hanya sebagai kegiatan ekskul

Bahas Inggris yang dihapus pada kurikulum 2013 ini telah menjadi polemik.
Rencana penghapusan ini didasari kekhawatiran akan membebani siswa dan
memprioritaskan terhadap penguasaan Bahasa Indonesia. Namun untuk kurikulum 2013
di tingkat SD Bahasa Inggris termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler bersama dengan
Palang Merah, UKS, dan Pramuka.

5. Mapel IPA dan IPS diintegrasikan dengan 6 mapel lain.


Empat mata pelajaran yang dulu berdiri sendiri, yaitu IPA, IPS, muatan lokal dan
pengembangan diri, pada kurikulum 2013 di SD akan diintegrasikan dengan 6 mata
pelajaran lainnya. Untuk mata pelajran IPA akan menjadi materi pembahasaan pelajaran
Bahas Indonesia dan Matematika. Mata pelajaran IPS akan menjadi pembahasan materi
Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Sedangkan
mulok dan pengembangan diri itu kaitannya nanti dengan seni Budaya.

6. Belajar di sekolah lebih lama.

Kurikulum 2013 ini justru membuat lama belajar anak disekolah bertambah.
Metode baru pada kurikulum ini mengharuskan anak-anak untuk ikut aktif dalam
pembelajran dan mengobservasi setiap temanya.

F. Materi IPS yang Diajarkan dalam Kurikulum 2013

Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen,
proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran
serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.

Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan


pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan
kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis,
kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari
prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa
mendatang.

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi:

a. Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah.

b. Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri.

c. Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah


satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kurikulum ini menekankan tentang pemahaman tentang apa yang dialami peserta
didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena
itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi
dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:

a. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar
(KD).

b. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi


yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.

c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk
suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik,
dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh
banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian
utama kurikulum.

d. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi,


topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–based curriculum” atau
“content-based curriculum”.

e. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling


memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.

f. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat


yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana
pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan
psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan
sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan
memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.

g. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan
kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat
dijadikan tingkat memuaskan).

Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata
pelajaran.

b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang


pendidikan, dan program pendidikan.
c. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi
berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang
dikemas dalam berbagai mata pelajaran.

d. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan


pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat
dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah
kurikulum berbasis kompetensi.

e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik


untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.

f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan


peserta didik serta lingkungannya.

g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,


teknologi, dan seni.

h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.

i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan


pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan


kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian


kompetensi.

Stategi Implementasi Kurikulum terdiri atas:

a. Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu:

1) Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X

2) Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI

3) Juli 2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII

b. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 – 2015

c. Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012 – 2014

d. Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan


budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan
Januari – Desember 2013
e. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan
dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016.

Berikut materi IPS SD yang diajarkan pada kurikulum 2013 pada masing-masing kelas
adalah :

1) Pada kurikulum 2013 di kelas I dan II SD mata pelajaran IPS terintegrasi ke dalam
mata pelajaran lain seperti PPKn, Bahasa Indonesia dan mata pelajaran lainnya. Materi
IPS yang diajarkan di kelas I SD lebih mengacu pada pendidikan karakter seperti
bagaimana cara menghargai keberagaman penduduk, budaya, agama dan ras di Indonesia;
mengajarkan siswa agar berbudi pekerti yang luhur; mengajarkan siswa bagaimana cara
yang baik dalam kehidupan sosial; serta mengajarkan siswa bagaimana berperilaku yang
baik dan benar.

2) Untuk kelas III SD di beberapa sekolah banyak yang tidak menggunakan kurikulum
2013 sehingga materi IPS yang diajarkan kepada siswa adalah sebagai berikut : mengenal
lingkungan sekitar, membuat denah lingkungan, pentingnya bekerja sama, jenis-jenis
pekerjaan, kegiatan jual beli, dan mengenal uang.

3) Pada kurikulum 2013 di kelas IV SD mata pelajaran IPS terintegrasi ke dalam mata
pelajaran lain seperti PPKn, Bahasa Indonesia dan mata pelajaran lainnya. Materi IPS
yang diajarkan di kelas I SD lebih mengacu pada pendidikan karakter dengan materi
seperti berikut : menghargai kebhinekatunggalikaan dan keberagaman agama, suku
bangsa; menyajikan bentuk-bentuk kepatuhan terhadap kebiasaan, tata tertib,tradisi, dan
adat dalam kehidupan di sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar; mengelompokkan
identitas suku bangsa ( pakaian tradisional, bahasa, pakaian adat, rumah adat, makanan
khas, dan upacara adat), social ekonomi ( pekerjaan orang tua), di lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat sekitar; mengetahui keteladanan proklamator kemerdekaan RI
melalui pengamatan; menunjukkan keteladanan tokoh proklamator kemerdekaan RI
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan setempat; menerima tempat tinggal dan
lingkunyannya sebagaibagian NKRI (misal:empati terhadap kehidupan sekitarnya).

4) Materi IPS yang diajarkan kepada siswa kelas V SD pada kurikulum 2013 adalah
menunjukan prilaku cinta tanah air dan bangga pada produk Indonesia, memahami nilai-
nilai kesejarahan kerajaan-kerajaan pada masa kerajaan Hindu, Budha, dan Islam melalui
bacaaan dan pengamatan; melaksanakan hak dan kewajiban (bidang sosial, ekonomi,
budaya, hukum) sebagai warga negara dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan UUD
1945; memahami keragaman agama, sosial dan budaya dalam bingkai
kebinekaan; Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa dalam kehidupansehari-
hari melalui
kegiatan ibadah dankegiatan sekolah; Menyajikan berbagai permasalahan sosial di lingk
ungan sekitar (kabupaten/kota,
provinsi) melalui gambar, video, atau cerita; Menerima keputusan atas dasar
kesepakatan (musyawarah mufakat)
; Menghargaikebhinnekatunggalikaan produk budaya;Menunjukkan perilaku cinta tanah
airIndonesia dan banggaterhadap produk Indonesia;
Mengetahui keanekaragaman sosial, budaya dan ekonomi dalam bingkai Bhinneka Tun
ggal Ika melalui pengamatan; Meneladani tokoh (pahlawan) yang berperan dalam
perjuangan menentang penjajah hingga kemerdekaan Republik Indonesia.

5) Untuk kelas VI SD di beberapa sekolah banyak yang tidak menggunakan kurikulum


2013 sehingga materi IPS yang diajarkan kepada siswa adalah sebagai berikut :
perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia, kenampakan alam dan keadaan
sosial, benua-benua di dunia, gejala-gejala alam di Indonesia dan negara-negara tetangga,
perananan Indonesia pada era global, serta kegiatan ekspor impor

2.4 Kurikulum Merdeka Belajar

Pemerintah melalui Kemendikbud telah memulai revolusi pendidikan sejak 2019


lalu, baik di tingkat dasar, menengah, hingga tinggi. Konsep yang diusung dalam revolusi
ini adalah merdeka belajar di semua aspek pendidikan formal. Namun, tampaknya masih
banyak pihak yang meragukan apakah Indonesia benar telah siap dalam penerapan sistem
merdeka belajar ini. Salah satu alasan paling banyak didiskusikan adalah infrastruktur
pendidikan.

Bila Anda masih ingat proses peralihan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004
(KBK), sebetulnya tantangan di era sekarang pun masih sama. KBK dibuat dengan tujuan
agar SDM siswa mampu bersaing dalam era globalisasi industri. Pemerintah
menganggarkan ratusan triliun APBN dengan fokus pembangunan infrastruktur IT di
sekolah-sekolah. Pada rentang tahun 2004 dan 2006 pulalah sekolah wajib
menyelenggarakan mata pelajaran komputer. ada tahun 2020 ini dunia dihadapkan
dengan tantangan baru, yakni industri 4.0. Kita telah masuk ke era baru industri yang
biasa disebut dengan data technology. Pada titik ini, hampir semua aspek kehidupan akan
bergantung pada teknologi, khususnya machine learning, AI, dan robot. Sebenarnya apa
itu merdeka belajar dan bagaimana konsep tersebut bisa efektif dalam sistem pendidikan
4.0 yang akan segera diterapkan di semua level pendidikan? Berikut pembahasannya:

Konsep Merdeka Belajar dan Pendidikan 4.0

Konsep merdeka belajar sangatlah berbeda dengan kurikulum yang pernah ada
dan digunakan oleh pendidikan formal di Indonesia. Konsep pendidikan baru ini sangat
memperhitungkan kemampuan dan keunikan kognitif individu para siswa. Berikut garis
besar konsepnya:

Asesmen kompetensi minimum

Perbedaan konsep pendidikan baru ini dengan kurikulum yang digunakan sebelumnya
adalah, siswa diharapkan mampu menunjukkan kemampuan minimum dalam hal
“literasi” dan “numerik.”Fokusnya bukanlah sebanyak apa siswa mampu mendapatkan
nilai melalui penugasan dari guru, tetapi bagaimana siswa mampu berpikir secara kritis
menggunakan kemampuan kognitifnya. Dalam bidang literasi misalnya, bila pada
kurikulum sebelum-sebelumnya siswa lebih banyak diharapkan menghafal dan
menerapkan materi yang mereka baca, dalam konsep asesmen kompetensi, siswa
diharapkan bisa berpikir logis untuk mengabstraksi maksud dan tujuan dari materi.
Begitu juga dalam hal “numerik” atau pada pelajaran sains seperti fisika, kimia,
khususnya matematika. Siswa tidak boleh hanya menghafal formula atau rumus, tetapi
juga menemukan konsep dasarnya, sehingga mereka bisa menerapkannya untuk
penyelesaian masalah yang lebih luas.

Survei karakter

Cukup melegakan bahwa pada akhirnya pemerintah mengakui pendidikan di


Indonesia adalah investasi yang mahal. Sebab, setiap daerah memiliki keunikan manusia
yang berbeda-beda dan tidak mungkin dipaksa untuk menerapkan satu sistem dengan
indikator tetap. Pada konsep survei karakter, pemerintah akan menilai secara menyeluruh
terkait kualitas pendidikan di sekolah. Bukan hanya tentang hasil belajar, tetapi juga
ekosistem dan infrastruktur pendidikan yang tersedia. Dengan kata lain, pengembangan
kualitas pendidikan bukan lagi tentang penerapan indikator kualitas tetap, tetapi
berdasarkan data hasil survei terbaru terhadap sekolah.

Perluasan penilaian hasil belajar

Satu hal paling menarik dalam konsep “merdeka belajar” ini adalah adanya perluasan
penilaian hasil belajar siswa yang tadinya hanya dari nilai ujian nasional, menjadi
penugasan dan portofolio.Kedepannya siswa akan diberikan ruang untuk bisa
mengembangkan diri mereka sesuai minat dan bakat. Dengan cara ini, stigma siswa pintar
dan bodoh diharapkan bisa segera dihilangkan. Sebab, manusia memiliki bakat alami
yang berbeda-beda, dan tidak bisa ditentukan dengan tes formal.

Pemerataan kualitas pendidikan hingga ke 3T

Merdeka belajar juga dapat diartikan keadilan terhadap akses pendidikan yang setara bagi
seluruh siswa di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakan afirmasi dan
pemberian kuota khusus bagi siswa yang tinggal di daerah 3T. Industri 4.0 adalah momen
penting dalam pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebab, pada tahun 2030 nanti
akan menjadi puncak dari bonus demografi Indonesia dengan 64% penduduk adalah
angkatan kerja.

Kesiapan sumber daya manusia (SDM) Indonesia akan sangat menentukan keberhasilan
kita dalam menghadapi persaingan di industri 4.0. Khususnya di daerah 3T yang masih
memiliki tingkat kelahiran yang sangat tinggi.

2. 5 Perbedaan Kurikulum 2013 , KTSP 2006 dan Kurikulum Merdeka Belajar

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional


Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah “Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan.” KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK)
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan atau sekolah (Muslich, 2007:17).
Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada
sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada
tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama.
Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP. Berikut ini adalah
perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP :

Kerikulum merdeka belajar konsep dari pemerintah melalui Kemendikbud telah


memulai revolusi pendidikan sejak 2019 lalu, baik di tingkat dasar, menengah, hingga
tinggi. Konsep yang diusung dalam revolusi ini adalah merdeka belajar di semua aspek
pendidikan formal. Namun, tampaknya masih banyak pihak yang meragukan apakah
Indonesia benar telah siap dalam penerapan sistem merdeka belajar ini. Salah satu alasan
paling banyak didiskusikan adalah infrastruktur pendidikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai pendapat diatas mengenai pengertian kurikulum, dapat kami


simpulkan kurikulum adalah serangkaian rencana pembelajaran mengenai mata pelajaran
, metode pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang di tempuh oleh siswa yang telah di
sesuaikan dengan jenjang pendidikan masing masing.

Dari Kurikulum tahun 1975 sampai Kurikulum 2006 (KTSP) kurikulum yang
paling efisien adalah kurikulum 2006 (KTSP) yang berorientasi pada sistem PAKEM
(Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) karena ditangan gurulah
kurikulum ini dapat hidup dan berkembang sebab pengembangan materi kurikulum akan
baik apabila sesuai dengan tingkat perkembangan nalar siswa, perbedaan perseorangan
dan kemampuan daya serap siswa, suasana pembelajaran yang kondusif, serta sarana dan
sumber belajar yang tersedia.

Untuk Kurikulum 2013, IPS di SD diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain
seperti B. Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang diajarkan
secara terpadu sesuai dengan tema yang dibahas. Intinya, yang dihapuskan adalah nama
pelajarannya namun substansi pelajaran IPS tidak ada satu pun yang dihilangkan.

B. Saran

Perubahan kurikulum dari tahun ke tahun mengalami perkembangan


namun Sebagus apapun rancangan kurikulum tersebut jika pelaksanaannya tidak berjalan
dengan semestinya maka keberhasilan tujuan awal tidak akan dicapai. Oleh karena itu
untuk menjalankan Kurikulum 2013 dengan berhasil kita memerlukan guru yang benar-
benar profesional. Sebelum Kurikulum 2013 diaplikasi kita harus mampu mempersiapkan
guru baru untuk menjalankan kurikulum baru tersebut. Para guru diberi sosialisasi dan
pelatihan mengenai kurikulum baru yang akan mereka jalankan. Ketika pemerintah yakin
bahwa gurunya sudah siap maka kurikulum baru pun baru dapat diimplementasikan.

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik Oemar. (2011). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Revyareza,(2013).Perbedaan Kurikulum 2013 dan


Ktsp. [Online].Tersedia:https://revyareza.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-
kurikulum-2013-dan-ktsp-2006/. [diakses 01 September 2013].

Sardjiyo, dkk. (2007). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sukmadinata Nana Syaodih. (2010). Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai