Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI

DOSEN PENGAMPU
WULAN ASRI NIA SS, M.Pd.
Di susun oleh
ANDRE ERLANGGA
216223044

STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN


Daftar isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Fotografi
B. Sejarah Fotografi
C. Macam-macam Fotografi
D. Fotografi Sebagai Media Pembelajaran
E. Prinsip-Prinsip Pemakaian Fotografi
F. Fotografi Yang Baik Sebagai Media Pendidikan Serta Keuntungan Dan Kelemahannya
G. Karakteristik Komunikasi Dari Fotografi Dan Kriteriannya
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media yang digunakan dalam pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, minat sehingga terjadi proses belajar.
Media pendidikan menjadi salah satu perangkat pendidikan yang posisinya sebagai alat
bantu dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Salah satu media pendidikan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah fotografi.
Fotografi sebagi media pembelajaran harus dipilih dan dipergunakan sesuai dengan tujuan
khusus mata pelajaran, artinya tidak bisa gambar-gambar itu hanya dipertunjukkan secara
tersendiri, melainkan harus ada keterpaduan pada pelajaran tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadikan fotografi sebagai media pembelajaran dan prinsip-prinsip
pemakaian fotografi ?
2. Seperti apakah fotografi yang baik sebagai media pembelajaran serta keuntungan dan
kelemahannya ?
3. Bagaimana karakteristik komunikasi dari gambar fotografi ?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan fotografi sebagi media pembelajarandan prinsip-prinsip pemakaian
fotografi
2. Untuk menjelaskan fotografi yang baik sebagi media pembelajran serta keuntungan dan
kelemahannya
3. Untuk menjelaskan karakteristik komunikasi dari gambar fotografi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani
yaitu “Photos”: cahaya dan “Grafo”: Melukis) adalah proses melukis/menulis dengan
menggunakan media cahaya.
Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek
dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka
cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak
ada foto yang bisa dibuat.
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan
bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat,
seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi
ISO/ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara
ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (Exposure). Di era fotografi digital dimana
film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi
Digital ISO.

B. Sejarah Fotografi
Pada abad ke-19 atau tepatnya tahun 1839 sejarah fotografi dimulai. Di awal tahun
kelahirannya, Fotografi dinyatakan sebagai terobosan tekhnologi, pernyataan resmi tersebut
diselenggarakan di Prancis.
Menurut sejarah, fotografi bermulai pada abad ke-5 jauh sebelum masehi (SM) jauh
sebelum masehi. Seorang pria bernama Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika pada dinding
ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan
terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang
pertama yang menyadari fenomena kamera obscura.
Berabad-abad setelahnya banyak yang menyadari fenomena tersebut, katakanlah
Aristoteles pada abad ke-3 sm dan Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, seorang
ilmuan arab yang melakukan usaha dan mengembangkan sebuah alat yang kita kenal sekarang
dengan nama kamera.
Giambattista della, seorang ilmuwan Italia Pada tahun 1558 mengatakan ”camera obscura”
pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar.
Berabad-abad kemudian, banyak yang menyadari dan mengagumi fenomena ini, sebut saja
Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada
abad ke-10 SM, yang berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang
dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta
menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan
gambar.
Nama kamer obscura diciptakan oleh Johanes Kepler pada tahun 1611. Johannes Kepler
membuat sebuah desain kamera porteble yang dibuat seperti tenda, dan alat tersebut diberi
nama kamera obscura. Didalam tenda tersebut sangat gelap, hanya sedikit saja cahaya yang
ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas.
Pada awal abad ke-17 berbagai penelitian dilakukan, seorang ilmuan berkebang saan Italia,
angelo Sala menggunakan sebuah cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat
chloride perak. Tapi upaya yang dilakukannya tersebut gagal mempertahankan gambar secara
permanen. ekitar tahun 1800, Thomas Wedgwood, seorang berkebangsaan Inggris
bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada kamera obscura berlensa,
hasilnya sangat mengecewakan. Humphrey Davy melakukan percoban yang lebih lanjut
dengan menggunakan chlorida perak, tapi gagal juga walaupun sudah berhasil menangkap
imaji melalui kamera obscura tanpa lensa.
Akhirnya pada tahun 1824, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), Joseph-Nicephore
Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamarnya,
melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat
logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah gambar yang agak kabur, berhasil pula
mempertahankan gambar secara permanen. Ia melanjutkan percobaannya hingga tahun 1826,
inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan
pada waktu itu kini diabadikan di University Of Texas di Austin, AS.
Penelitian-penelitian terus dikembangkan dan disempurnakan oleh banyak ilmuan di dunia.
Hingga pada 19 Agustus 1839, Louis Jacques Made Daguerre (1787-1851) dinobatkan sebagai
orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya. Dia melakukan proses
daguerreotype hingga menghasilkan sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga
perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung
dengan pemanas merkuri (neon). Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan
garam dapur dan asir suling. Daguerre sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan
tetapi, Pemerintah Perancis berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia
secara cuma-cuma.
Perkembangan fotografi begitu pesat, George Eastman merupakan pelaku yang
mengembangkan fotografi hingga berkembang pesat seiring perkembangan zaman. George
Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera
boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan
lensa, shutter, film dan kertas foto.
Tahun 1950, sebagai upaya memudahkan dalam melakukan pembidikan pada kamera
Single Lens Reflex maka mulailah digunakan prisma (SLR). Hingga perkembangan fotografi
semakin pesat, banyak negara yang mulai mengembangkan fotografi. Jepang mulai masuk
dengan produksi kamera Nikon, kemudian tak begitu lama disusul dengan Canon. Selanjutnya
kamera Polaroid, temuan Edwin Land pada tahun 1972, mulai dipasarkan. Kamera tersebut
mampu menghasilakan gambar tanpa melalui proses pengembangan serta pencetakan film.
Kemajuan tekhnologi berkembang begitu cepat dewasa ini, kita sebagai orang yang lahir
pada abad ini sudah tidak akan lagi menemukan atau menggunakan alat fotografi sebesar tenda.
Hasil yang didapat pun belum tentu sebagus hasil dari kamera-kamera yang kita gunakan
sekarang. Selain hasil yang bagus dan juga alat yang mudah kita genggam, kini kita dapat
menikmatinya.

C. Macam – Macam Fotografi


1. Cahaya
Di dalam fotografi, pencahayaan (exposure) dapat dikatakan sebagai seni atau teknik
untuk mencari keseimbangan antara seberapa besar jumlah cahaya (volume) yang melalui
sebuah lensa dengan seberapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk mampu
menghasilkan gambar pada sebidang bahan peka cahaya (film) atau sensor digital yang
terdapat di dalam kamera.
Bila diterjemahkan ke dalam fotografi, lensa dengan diafragma berfungsi sebagai
“keran” untuk mengatur volume cahaya yang akan sampai pada film atau sensor digital.
Rana kamera, dengan skala kecepatannya, berfungsi sebagai pengatur yang menentukan
seberapa lama cahaya “mengalir”. Sementara film dan sensor digital dianalogikan sebagai
“ember” penampung cahaya.

2. Kamera
Secara garis besar, ada empat jenis kamera berdasarkan metode kerja, yaitu :
a. Range Finder ( RF )/ Penemu Jarak
Jenis kamera ini mempunyai jendela pengamat (viewfinder) terpisah dari lensa
pengambilan gambar.
b. Single Lens Reflex ( SLR )/ Refleks Lensa Tunggal (RLT)
Kamera ini mengunakan hanya satu lensa untuk membidik dan mengambil gambar.
Dinamakan refleks karena menggunakan cermin pada jalur cahaya yang memantulkan
cahaya dari lensa ke prisma penta (pentaprism) untuk kemudian diteruskan ke mata.
c. Twins Lens Reflex ( TLR )/ Refleks Lensa Kembar (RLK)
Memakai dua lensa dengan pembesaran yang sama. Satu digunakan untuk lensa
pengamat dan yang lain digunakan untuk lensa pengambilan gambar. Kamera jenis ini
menempatkan kedua lensa secara bertumpuk, satu diatas yang lain. Pada lensa
pengamat, kamera ini juga menggunakan cermin agar gambar yang diteruskan
dipantulkan ke mata.
d. View Camera/Kamera “View”
Inilah jenis kamera dengan konstruksi paling sederhana. Pada dasarnya, kamera jenis
ini terdiri dari dua panel yang diubungkan dengan selubung akordeon (bellows). Panel
depan kamera ini menyangga lensa, sedangkan panel belakang berfungsi sebagai
penyangga film dan tabir untuk melakukan penajaman gambar.
3. Lensa
Ada dua jenis lensa pengambilan gambar yang digunakan menurut kemampuan
pembesaran dan cakupan sudut pandang.
a. Lensa Fix (Tunggal/Prime Lens)
Lensa jenis ini memiliki pembesaran gambar dan sudut pandang yang tidak dapat
diubah-ubah. Contohnya (dari kiri) : lensa 14 mmf/2,8, 50 mmf/1,8, dan 400 mmf/2,8
b. Lensa Zoom (Vario)
Sebuah lensa disebut sebagai lensa zoom apabila pembesaran gambar dan sudut
pandangnya dapat diubah-ubah tanpa harus mengganti-ganti lensa. Contoh (dari kiri)
: 18-35 mm f/3,5-4,5, 28-70 mm f/2,8, dan 70-300 mm f/4-5,6.

D. Fotografi Sebagai Media Pembelajaran


Gambar atau foto merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan
perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya. (Menurut Nana Sudjanadan
Ahmad Rifai, 1997:71).
Gambar atau foto merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di
mana-mana. Oleh karena itu, pepatah Cina mangatakan bahwa “sebuah gambar berbicara lebih
banyak dari pada seribu kata”. Foto adalah gambar barang (orang, binatang dan sebaginya)
yang dibuat dengan alat pemotret/kamera. (Menurut Arief S.Sadiman,dkk, 2006 : 28).
Tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu anak-anak
dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Gambar atau foto dapat mengatasi hal tersebut.
Bangunan Ka’bah yang megah atau Masjid Agung Demak dapat disajikan ke kelas lewat
gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasa lampau, kemarin atau bahkan
semenit yang lalu kadang-kadang tidak dapat kita lihat separti apa adanya.
Gambar atau foto amat bermanfaat dalam hal ini. Materi pelajaran yang memerlukan
visualisasi dalam bentuk ilustrasi yang dapat diperoleh dari sumber yang ada. Gambar-gambar
dari majalah, booklet, brosur, selembaran, dan lain-lain mungkin dapat memenuhi kebutuhan
kita. Jika pada saat ini belum memiliki clipping gambar, sebaiknya kita mengumpulkan gambar
dari berbagai disiplin ilmu.
Dari berbagai sumber tersebut diatas, diharapkan tersedia gambar sesuai dengan isi
pelajaran. Dengan gabungan dari dua potongan gambar atau lebih, kebutuhan akan gambar
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan dapat terpenuhi. Gambar Fotografi merupakan
salah satu media pengajaran yang amat dikenal dalam setiap kegiatan pengajaran.
Hal itu disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu
diproyeksikan untuk mengamatinya. Gambar fotografi termasuk kepada gambar tetap atau still
picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu : Pertama flat opaque picture atau gambar datar
tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan tercetak. Kedua adalah
transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film strips dan
transparencies.
Gambar Fotografi bisa dipergunakan baik untuk tujuan pengajaran individual, kelompok
kecil maupun untuk kelompok besar yang dibantu dengan proyektor opek atau opaque
projector. Sedangkan guna memperoleh dampak tiga dimensi sepasang film ukuran 16 mm
ditempatkan pada stereograpich viewer.

E. Prinsip-Prinsip Pemakaian Fotografi


Beberapa prinsip gambar fotografi sebagai media visual :
a. Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pelajaran yang spesifik, yaitu dengan cara
memlilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-
pokok pelajaran.
b. Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, karena keefektifan pemakaian gambar-
gambar otografi didalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan.
c. Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, dar ipada mempergunakan banyak
gambar tetapi tidak efektif.
d. Kurangi penambahan kata-kata pada gambar, oleh karena gambar-gambar itu justru
sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau dalam menyajikan
gagasan baru.
e. Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para siswa akan didorong
untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan atau tulisan, seni grafis, dan
bentuk kegiatan lainnya.
f. Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar-gambar baik
secara umum maupun secara khusus.

F. Fotografi yang Baik Sebagai Media Pendidikan Serta Keuntungan dan Kelemahannya.
1. Fotografi Yang Baik Sebagai Media Pendidikan
Fotografi Yang Baik Sebagai Media Pendidikan diantaranya sebagai berikut :
a. Autentik artinya gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau
orang melihat yang sebenarnya.
b. Sederhana artinya komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin
pokok dalam gambar.
c. Ukuran Relatif artinya foto guna memperbesar atau memperkecil objek/benda
sebenarnya.
d. Apabila foto tersebut tentang benda atau objek yang belum dikenal atau pernah dilihat
anak maka sulitlah membayangkan barapa besar benda atau obyek tersebut. Untuk
menggambarkan itu hendaknya dalam foto itu terdapat sesuatu yang dikenal anak-anak
sehingga dapat membantunya membayangkan gambar.
e. Foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik tidaklah
menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.
f. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun
dari segi mutu kurang, foto karya siswa sendiri sering kali lebih baik. Tidak setiap
gambar yang bagus merupakan media yang bagus.

2. Keuntungan dan Kelemahan Fotografi


Media gambar atau foto memiliki sejumlah kelebihan dan kelemahan. Menurut Arief S.
Sadiman, dkk. (2006:29) dan Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (1997:72) diantara kelebihan
media gambar/foto adalah :
a. Bisa manyampaikan banyak pesan, seperti kata pepatah Cina “sebuah gambar berbicara
lebih banyak dari pada seribu kata”.
b. Sifatnya kongkret dibanding dengan ungkapan verbal.
c. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
A. Ada keuntungan yang dapat diperoleh dari gambar fotografi dalam hubungannya dengan
pengajaran :
1. Mudah dimanfaatkan didalam kegiatan belajar mengajar, karena praktis tanpa
memerlukan perlengkapan apa-apa.
2. Harganya relatif lebih murah dari pada jenis-jenis media pengajaran lainnya dan
caranya mudah tanpa mengeluarkan biaya yang besar. Seperti contohnya : kalender
bekas, surat kabar, dan lain-lainnya.
3. Gambar fotografi bisa digunakan untuk berbagai jenjang pendidikan dan berbagai
disiplin ilmu. Dari ilmu sosial sampai dengan ilmu eksakta.
4. Gambar fotografi dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi
lebih realistik.
B. Sekalipun demikian media pengajaran juga mempunya beberapa kelemahan, diantaranya
1. Gambar sudah cukup memadai akan tetapi tidak cukup besar ukurannya apabila
dipergunakan untuk tujuan pengajaran kelompok besar, kecuali jika disajikan melalui
proyektor.
2. Gambar fotografi adalah berdimensi dua, sehingga sukar untuk melukiskan bentuk
sebenarnya yang berdimensi tiga. Kecuali dengan pengambilan yang tidak hanya dari
satu sudut saja.
3. Gambar fotografi bagaimanapun indahnnya tetap tidak memperlihatkan gerak seperti
halnya gambar hidup. Namun demikian, beberapa gambar fotografiyang disusun
secara berurutan dapat memberikan kesan gerak, dengan maksud guna meningkatkan
daya efektivitas proses belajar-mengajar.

G. Karakteristik Komunikasi Dari Fotografi dan Kriterianya


1. Karakteristik Komunikasi Dari Fotografi
Setiap guru hendaknya mengetahui media pengajaran mana yang dapat mencapai hasil
paling baik dalam situasi pengajaran yang diharapkannya. Untuk itu setiap guru harus
mengenal secara tepat keuntungan serta kelemahan dari setiap media pengajaran yang akan
dipergunakan. Demikian pula halnya dengan gambar fotografi ini memiliki beberapa
karakteristik tertentu, antara lain :
a. Gambar fotografi itu adalah dua dimensi.
Dari sudut pandang pembelajaran hal itu menjadi amat penting, terutama bagi para
siswa usia muda, atau untuk mata pelajaran yang rumit. Semua jenis gambar datar itu
ditinjau dari sudut mata pelajaran dimana kedalaman perlu diperhatikan dan dipahami,
maka gambar harus memiliki kualitas tiga dimensi yang memadai untuk tujuannya
pengajaran.
Untuk ahli fotografi mempunyai cara-cara tertentu dalam menciptkan gambar-
gambarnya dengan membuat garis-garis prespektif.
b. Gambar datar adalah medium yang “diam”.
Oleh sebab itu dalam hal ini seringkali dipergunakan istilah gambar tetap atau gambar
diam, untuk menyatakan bahwa gambar itu tidak bergerak. Pemandangan, gunung-
gunung, hutan atau pohon-pohonan, bangunan, objek, binatang atau manusia, dalam
posisi diam merupakan subjek natural yang baik sekali untuk gambar datar.
c. Gambar datar yang memberikan kesan gerak.
Misalnya gambar yang memperlihatkan adegan di jalan raya sangat efektif. Orang-orng
yang lalu-lalang, kendaraan yang lewat, pohon-pohonan yang bergoyang ditiup angin.
Semua itu tidak sukar bagi para pengamat dalam menghayati gerak dari adegan yang
diperlihatkan pada gambar tersebut.
d. Gambar datar menekankan gagasan pokok dan impresi.
Bahwa untuk menilai dan memilih gambar datar yang baik harus menampilkan satu
gagasan utama. Dengan satu pusat perhatian maka seluruh adegan akan mendukung
kepada pesan apa yang ingin disampaikan. Jadi, dengan adanya impresi atau tekanan
pada satu gagasan pokok nilai gambar menjadi sangat berkaidah dalam pengajaran.
e. Gambar datar memberi kesempatan untuk diamati rinciannya secara individual.
Misalnya hasil pemotretan jagat raya dengan benda-benda langitnya, memerlukan
pengamatan rincian gambar yang tekun.
f. Gambar datar yang melayani berbagai mata pelajaran.
Misalnya segala macam objek dapat dipotret dari yang kongkret sampai kepada
gagasan yang abstrak.

2. Beberapa Kriteria Dalam Memilih Fotografi


Ada beberapa kriteria dalam memilih gambar-gambar yang memenuhi persyaratan bagi
tujuan pengajaran. Dalam hal ini guru hendak menetapkan kegunaan-kegunaan gambar
yang secara relative memadai, dan memilihnya yang terbaik untuk tujuan khusus
pengajaran. Dari sudut pandang ini ada dua macam pertimbangan, pertama dari sudut
pendidikan, dan kedua dari sudut seni.
Dalam memilih gambar fotografi ada lima kriteria untuk tujuan pengajaran, yaitu harus
memadai untuk tujuan pengajaran, kualitas artistik, kejelasan dan ukuran yang cukup,
validitas yang menarik.

A. Gambar fotografi itu harus memadai,


Artinya pantas untuk tujuan pengajaran yaitu harus menampilkan gagasan, bagian
informasi atau satu konsep yang mendukung tujuan serta mendukung kebutuhan
pengajaran.
Disamping itu hendaknya gambar fotografi hendaknya realistic dan hidup,
pewarnaan yang bagus, dan harus cukup besar sehingga rinciannya bisa diamati untuk
dipelajari.
Demikian juga pola gambarnya harus sederhana dan gagasannya tidak kompleks.
Jadi banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam “membaca” gambar itu.
Gambar-gambar itu harus memenuhi persyaratan artistic yang bermutu.

B. Lain dari pada itu, gambar-gambar yang memenuhi persyaratan mutu seni hendaknya
juga memenuhi faktor-faktor:
a. Komposisi yang baik.
Merupakan ciri fundamental efektivitas gambar yang baik atau pengorganisasian
ke seluruh gambar yang baik, artinya gambar itu mempunyai pusat perhatian yang
jelas sehingga memberikan keseimbangan kepada gambar secara keseluruhan,
kedudukan dan arah garis-garis, pemakaian cahaya, bayangan serta pewarnaan. Jadi
pusat perhatian dari suatu gambar adalah gagasan, misi, pesan yang ingin
dikomunikasikan bukan bersifat fisik.
b. Pewarnaan yang efektif.
Berarti pemakaian warna-warna secara harmonis merupakan ciri kedua dari
kualitas artistik suatu gambar. Gambar berwarna harus dipilih betul menurut
kenyataan dan alamiah, misalnya merah, biru, hijau, dan violet. Warna-warna
campuran hanya dipergunakan bila ingin menonjolkan makna tertentu terhadap
gagasan yang ditampilkan ke depan. Fungsi utama pewarnaan pada gambar adalah
kesan realismenya dan memikat perhatian.
c. Teknik.
Merupakan ciri yang ketiga dari gambar yang baik untuk tujuan pengajaran, tekhnik
pemotretan yang unggul bernilai lebih dari komposisi dan pewarnaan. Ketiga,
gambar fotografi untuk tujuan pengajaran harus cukup besar dan jelas.
d. Validitas gambar.
Yaitu apakah gambar itu benar atau tidak? Gambar-gambar fotografi yang
melukiskan suasana dramatis atau mencekam, dengan yang ideal, lebih pantas
dipajang daripada untuk tujuan pengajaran.
e. Memikat perhatian anak-anak.
Memikat perhatian kepada anak-anak cenderung kepada hal-hal yang diamatinya,
yaitu terhadap benda-benda yang akrab dengan kehidupan mereka.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gambar Fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal dalam setiap
kegiatan pengajaran. Hal itu disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan,
dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya, dalam menggunakan media fotografi
sebagai media pembelajaran ada keuntungan dan kelebihannya, fotografi mempunyai
karakteristik tertentu.
Setiap guru hendaknya mengetahui media pengajaran mana yang dapat mencapai hasil
paling baik dalam situasi pengajaran yang diharapkannya. Untuk itu setiap guru harus
mengenal secara tepat keuntungan serta kelemahan dari setiap media pengajaran yang akan
dipergunakan.
Dalam memilih gambar fotografi ada lima kriteria untuk tujuan pengajaran, yaitu harus
memadai untuk tujuan pengajaran, kualitas artistik, kejelasan dan ukuran yang cukup, validitas
yang menarik. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan gambar-gambar
fotografi sebagai media visual setiap dalam kegiatan pengajaran.

B. Saran
Para pembaca yang budiman, baru saja diketahui oleh penulis bahwa Fotografi adalah salah
satu media pembelajaran yang sangat dikenal dan mudah untuk ditemukan. Foto amat
bermanfaat dalam hal ini. Materi pelajaran yang memerlukan visualisasi dalam bentuk ilustrasi
yang dapat diperoleh dari sumber yang ada. Gambar-gambar dai majalah, booklet, brosur,
selembaran, dan lain-lain. Foto yang bagus itu belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, foto karya siswa sendiri sering kali lebih baik
Maka dari itu, setiap guru hendaknya mengetahui media pengajaran mana yang dapat
mencapai hasil paling baik dalam situasi pengajaran yang diharapkannya. Untuk itu setiap guru
harus mengenal secara tepat keuntungan serta kelemahan dari setiap media pengajaran yang
akan dipergunakan.

DAFTAR PUSTAKA
Azar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta, Rajawali Press, 2011.
Arief S .Sudiman, M. Sc. Dkk, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya), Jakarta, Rajawali Press, 2010.
Yulian Ardiansyah, Teori dan Aplikasi Belajar Fotografi, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2005.
Nana Sudjana & Ahmad Rifai, Media pembelajaran, Jakarta, Sinar Baru Algensindo, 2009.
http://daniarwikan.blogspot.com/2017/08/sejarah-fotografi.html

Anda mungkin juga menyukai