Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH FOTOGRAFI (SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

FOTOGRAFI)

MAKALAH  FOTOGRAFI 
(SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FOTOGRAFI)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiarat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Tidak
lupa saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Fotografi.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Fotografi. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih. Dan semoga selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
teman-teman sekalian.
Amien.

November,2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………
2
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………… 3
BAB
I…………………………………………………………………………………………………
4
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………
… 4
A. Latar
Belakang…………………………………………………………………………………… 4
B. Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………… 4
C.
Tujuan………………………………………………………………………………………………
4
BAB
II…………………………………………………………………………………………………
5
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………
… 5
A. Pengertian
Fotografi……………………………………………………………………………… 5
B.Sejarah Fotografi Dunia
…………………………………………………………………………… 6
C.Sejarah Fotografi di
Indonesia…………………………………………………………………… 9
D.Jenis- jenis – jenis
fotografi……………………………………………………………………… 11
E. Teknik
Fotografi…………………………………………………………………………………… 12
F.Klasifikasi
Fotografi……………………………………………………………………………… 13
G. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
Foto……………………………………………………… 13
BAB III……………………………………………………………………………………………
15
PENUTUP…………………………………………………………………………………………
… 15
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………………………
15
B.
Saran………………………………………………………………………………………………
15
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………………… 16

 
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Sejak diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi dikenal
sebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagi masyarakat dunia. Seiring berjalannya
waktu dan jaman kini fotografi perkembangannya demikian pesat. Perkembangan teknologi yang
canggih pengambilan gambar saat ini bisa dilakukan setiap hari hampir 24 jam, dengan teknik
pencahayaan pengambilan gambar akan terlihat mudah.Mata kuliah fotografi merupakan suatu
bidang kajian ilmu yang dipelajari dalam perkuliahan di jurusan Ilmu Komunikasi konsentrai
Hubungan Masyarakat. Kajian fotografi ini sebagai bagian dari kegiatan humas untuk
memberikan pengetahuan secara praktis dan teoritis bagaimana menggunakan seuatu kamera,
serta mendapatkan gambar atau potret yang memberikan makna pemberian pesan yang lebih
efektif dalam setiap informasi yang akan disampaikan oleh seorang Humas.Dalam kajian
fotografi ini akan membahas tentang sejarah awal mulanya fotografi,pengertian fotografi,
anatomi kamera, pencahayaan, serta proses dan teknik pengambilan gambar.

B.   Rumusan Masalah


· Apa yang dimaksud dengan Fotografi ?
· Bagaimana sejarah Fotografi dunia ?
· Bagaimana sejarah Fotografi di Indonesia?
· Apa saja jenis – jenis fotografi ?
· Apa saja teknik fotografi ?
· apa saja Klasifikasi Fotografi ?
· Apa saja faktor yang mempengaruhi kualitas foto ?
C.   Tujuan
· Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Fotografi
· Untuk mengetahui bagaimana sejarah Fotografi dunia
· Untuk mengetahui bagaimana sejarah Fotografi di Indonesia
·Untuk mengetahui Apa saja jenis – jenis fotografi
· Untuk mengetahui Apa saja teknik fotografi
· Untuk mengetahui apa saja Klasifikasi Fotografi
· Untuk mengetahui Apa saja faktor yang mempengaruhi kualitas foto
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" :
Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan
media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan
gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek
tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah
kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. Prinsip fotografi adalah memokuskan
cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya.
Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan
bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan
bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang
fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO
Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma &
Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

B.   Sejarah Fotografi Dunia


Perkembangan dunia fotografi memang tidak terlepas dari sejarahnya yang teramat panjang, dimulai dari
masa sebelum Masehi hingga ke masa sekarang ini. Kini, fotografi telah menjadi suatu bidang yang amat
populer dan dapat dipahami serta dipraktekkan dengan mudah oleh setiap orang. Keadaan seperti ini tidak
mungkin tercapai tanpa adanya penemuan atau inovasi yang dilakukan oleh para tokoh. Berikut ini
merupakan pemaparan perkembangan fotografi dari mulai penemuan konsep kamera yang paling
sederhana hingga ke era fotografi digital.

1. CAMERA OBSCURA
Camera Obscura (selanjutnya ditulis kamera obscura), berasal dari kata dalam bahasa latin yang artinya
“kamar gelap‟. Disebut demikian karena pada awalnya kamera obscura memang sebuah ruangan gelap
yang memiliki sebuah lensa cembung/lubang kecil di salah satu bagian sisinya. Melalui lensa
cembung/lubang kecil inilah, cahaya dari luar akan masuk dan memproyeksikan citra dari obyek/keadaan
di luar, ke atas sebuah media. Sebuah kamera obscura berbentuk ruangan, di University of North Carolina
at Chapel Hill. Area yang diberi lingkaran berwarna kuning adalah lubang kecil tempat masuknya cahaya.
Sejarah awal dari konsep pemroyeksian/pemantulan cahaya bisa ditelusuri ke tahun 336 SM. Saat
ituAristoteles (384 – 322 SM) melihat bentuk sabit yang tercipta akibat dari peristiwa gerhana matahari
sebagian. Bentuk sabit itu terproyeksikan ke atas permukaan tanah, melalui lubang-lubang kecil dari
sebuah ayakan. Aristoteles kemudian membuat lubang kecil pada sebuah lempengan logam. Dan
ternyata, lubang kecil pada lempengan logam tersebut memang bermanfaat sebagai jalan masuknya
cahaya yang memproyeksikan citra dari luar, ke atas sebuah bidang. Peristiwa inilah yang melahirkan
apa yang disebut dengan „prinsip optik‟, suatu prinsip yang sangat bermanfaat dalam pengembangan
teknologi fotografi (kamera) hingga sekarang. Perkembangan selanjutnya dilakukan oleh seorang
ilmuwan Mesir bernama Abu Ali Al-Hasan Ibn Al-Haitham (965 – 1039 M), atau yang lebih dikenal
dengan sebutan„Al-Hazen‟. Al-Hazen adalah orang pertama yang menerapkan prinsip optik pada suatu
ruangan gelap. Ruangan gelap inilah yang kemudian disebut sebagai kamera obscura. Pada abad ke-15,
seorang pelukis dan penemu terkenal, Leonardo Da Vinci (1452 – 1519 M), memanfaatkan kamera
obscura untuk membantunya membuat lukisan. Ia mengatur sedemikian rupa agar proyeksi cahaya dari
luar ruangan bisa jatuh tepat ke atas media lukisnya. Dengan cara itu, ia dapat menyalin citra yang
terproyeksi, menjadi sebuah lukisan. Selain itu, Leonardo Da Vinci juga membuat rancangan kamera
obscura berbentuk praktis yang bisa dibawa kemana-mana. Akan tetapi rancangan itu tidak sempat ia
realisasikan.

 
2. Tahun 1839 (Penemuan kamera plat logam/kamera foto)

Kamera foto berarti suatu alat yang fungsinya tidak hanya memproyeksikan citra saja, tetapi juga
menggambarkan citra tersebut ke atas sebuah media, secara permanen. Kamera foto merupakan hasil
pengembangan dari fungsi yang sudah ada pada kamera obscura temuan Al-Hazen. Bila menelusuri
sejarah penemuan kamera foto modern, maka kita akan bertemu dengan 4 orang tokoh dari abad ke-19
yang telah berjasa menunjukkan jalan menuju dunia fotografi modern. Orang yang pertama adalah
seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis, Joseph Nicéphore Niépce. Di tahun 1820an ia melakukan
eksperimen dengan kamera obscura. Niépce menyisipkan sebuah media ke dalam kamera obscura, agar
citra yang terproyeksikan bisa terekam dalam media itu.

View from the Window at Le Gras, foto yang paling pertama kali dibuat.
Media yang digunakannya adalah sebuah lempengan timah yang diolesi minyak khusus. Lempengan
timah ini disimpan di dalam kamera obscura dan terpapar selama 8 jam oleh sinar matahari yang cerah.
Citra yang terproyeksi dan terekam pada lempengan timah itulah, yang merupakan foto tercetak pertama
yang berhasil dibuat dalam sejarah umat manusia. Foto itu diberi judul “View from the Window at Le
Gras”, dibuat pada tahun 1826. Tahun 1826, Joseph Nicéphore Niépce berkolaborasi dengan seorang
seniman dan ahli kimia Perancis bernama Louis JM Daguerre. Niépce meninggal dunia pada tahun 1833.
Tapi setelah itu Daguerre terus menyempurnakan eksperimen Niépce. Ia menemukan cara agar gambar
yang dihasilkan bisa terekam dengan lebih baik.
 

Boulevard du Temple (1838/1839), foto pertama yang menampilkan citra manusia. Dibuat oleh Louis JM
Daguerre.

Daguerre kemudian menggunakan media berupa lempengan berlapis perak. Sebelum lempengan itu
dipapari cahaya, pertama-tama ia mengasapinya dengan uap dari zat yodium, agar lebih sensitif terhadap
paparan cahaya. Setelah dipapari cahaya selama 10 menit melalui kamera obscura, lempengan berlapis
perak tersebut diangkat dan diasapi lagi oleh uap dari zat merkuri serta dicelupkan dalam larutan garam.
Akhirnya muncullah gambar yang kualitasnya lebih baik daripada foto yang dihasilkan selama 8 jam
melalui eksperimen Niépce. Gambar yang diambil Daguerre ini dibuat pada sekitar akhir tahun 1838 atau
awal tahun 1839. Diberi judul“Boulevard du Temple” dan merupakan foto pertama yang menampilkan
citra manusia di dalamnya. Proses dan perangkat yang dipergunakan Louis JM Daguerre untuk membuat
foto, kemudian dipatenkan dan diberi nama „Daguerreotype‟. Daguerreotype menjadi populer dan sering
dipergunakan untuk mengambil gambar dari tokoh-tokoh terkenal. Sehingga alat ini bisa disebut sebagai
kamera foto pertama yang digunakan di masyarakat.

3. 1888/Awal Abad 20 (Penggunaan Film)

Tahun 1888, seorang berkebangsaan Amerika Serikat bernama George Eastman, memperkenalkan
kamera yang dijual dengan harga terjangkau dan bernama “Kodak”. Kamera Kodak yang pertama ini
sudah terisi dengan sebuah rollfilm hitam putih yang mampu untuk merekam 100 foto. Perkembangan
awal dari film adalah lempengan timah/logam yang dipergunakan oleh Niépce, Daguerre, dan Talbot
untuk merekam gambar yang dihasilkan dari alat mereka masing-masing. Akan tetapi lempengan yang
telah dilapisi oleh berbagai macam zat kimia itu, tidaklah bisa disebut sebagai film karena gambar yang
dibuat, tercetak pada lempengan itu juga. Sedangkan definisi film adalah media yang menyimpan gambar
negatif, untuk kemudian diproses agar bisa tercetak pada media lain. Adapun film seperti yang kita kenal
sekarang ini, ditemukan oleh George Eastman, pendiri dari perusahaan Kodak, pada tahun 1884. Film
jenis pertama ini berupa kertas yang diolesi dengan jel khusus yang kering. Baru pada tahun 1889,
Eastman berinovasi dengan membuat film berbahan plastik transparan. Film ini terbuat dari bahan-bahan
yang mudah terbakar, yaitu plastik khusus yang dicampur dengan nitrat dan kapur barus.

Pengembangan pun terus dilakukan, film yang lebih modern dan biasa kita gunakan terdiri 3 hingga 20
lapisan, dan merupakan campuran dari berbagai bahan kimia. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada
film itu akan menentukan sensitifitas, kontras, resolusi dan efek-efek lain pada foto yang dibuat.
Menjelang akhir abad 20, muncul „film‟ jenis baru.Film baru itu adalah film elektronik (media
penyimpanan data) yang digunakan pada kamera digital. Karena lebih murah dan bisa digunakan
berulang-ulang, kini orang lebih memilih untuk memanfaatkan fotografi digital dan film elektronik tadi.
Hasilnya pun bisa menyamai bahkan melebihi kualitas dari foto yang dihasilkan film konvensional.

4. Fotografi Digital

Fotografi digital merupakan salah satu inovasi terbaik dalam dunia fotografi. Kehadirannya telah
mengubah paradigma masyarakat yang menganggap bahwa fotografi adalah suatu bidang yang mahal
dan sulit untuk dikuasai. Fotografi digital benar-benar bisa memberikan kepraktisan dan kemudahan bagi
setiap orang untuk membuat sebuah foto yang bagus. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, dan
beragam fitur untuk membuat foto yang baik, muncul sebuah ungkapan bahwa “setiap orang bisa
menjadi fotografer profesional”. Bila ditelusuri dari sejarahnya, maka kita akan kembali ke tahun
1960an. Di mana dunia sedang mengalami revolusi besar-besaran di bidang teknologi. Eugene F. Lally,
seorang teknisi dari Jet Propulsion Laboratory adalah orang pertama yang mencetuskan ide untuk
mendigitalisasi sebuah foto. Saat itu tujuannya adalah untuk mempermudah pengiriman foto secara
langsung dari misi-misi luar angkasa Amerika Serikat. Pada tahun 1970an, dunia jurnalistik turut
mempengaruhi kemunculan kamera digital. Saat itu, terdapat sebuah tuntutan untuk menghadirkan foto
dari suatu peristiwa yang terjadi, secepat mungkin. Maka digunakanlah media pemindai foto (scanner).
Sebuah foto dipindai menjadi data elektronik, kemudian dikirimkan melalui jalur telepon. Akan tetapi,
cara ini juga masih dianggap merepotkan, karena terjadi penurunan kualitas gambar yang cukup
signifikan dan proses pengiriman foto pun masih memerlukan waktu yang relatif lama.
 

Kamera Digital Model Pertama


Untuk menjawab persoalan ini, diperlukan suatu kamera yang bisa secara langsung menciptakan foto
yang berupa data elektronik. barulah pada bulan Desember tahun 1975, seorang teknisi dari perusahaan
Kodak yang bernama Steven Sasson, menjadi orang pertama yang menemukan Kamera Digital. Kamera
yang dibuatnya, menggunakan sensor CCDsebagai media penerimaan gambar dan hanya mampu
menghasilkan foto hitam putih dengan resolusi sebesar 0,01 megapixel (320 x 240 pixel). Media
penyimpanannya adalah sebuah kaset tape, sedangkan untuk melihat hasil gambar, kamera ini harus
disambungkan terlebih dahulu dengan sebuah televisi. Kamera ini mempunyai bobot seberat 3,6 kg dan
membutuhkan waktu tak kurang dari 23 detik untuk memproses satu buah foto. Walaupun kamera digital
model pertama ini masih belum praktis dan belum sepenuhnya menjawab persoalan-persoalan yang
terjadi, tapi alat ini telah menjadi awal mula dari kemudahan dan kepraktisan teknologi fotografi digital
yang kita nikmati sekarang ini. Setelah penemuan dari kamera digital model pertama, kamera-kamera
digital selanjutnya terus bermunculan dengan perbaikan-perbaikan dari model sebelumnya, dengan
berbagai fitur serta kemampuan yang baru.
A.   Sejarah Fotografi Indonesia
Sejarah fotografi di Indonesia dimulai pada tahun 1857, pada saat 2 orang juru foto Woodbury dan Page
membuka sebuah studio foto di Harmonie, Batavia. Masuknya fotografi ke Indonesia tepat 18 tahun
setelah Daguerre mengumumkan hasil penelitiannya yang kemudian disebut-sebut sebagai awal
perkembangan fotografi komersil. Studio fotopun semakin ramai di Batavia. Dan kemudian banyak
fotografer professional maupun amatir mendokumentasikan hiruk pikuk dan keragaman etnis di Batavia.

Kassian Cephas (1844-1912): Yang Pertama, yang Terlupakan

Cephas lahir pada 15 Januari 1845 dari pasangan Kartodrono dan Minah. Ada juga yang mengatakan
bahwa ia adalah anak angkat dari orang Belanda yang bernama Frederik Bernard Fr. Schalk. Cephas
banyak menghabiskan masa kanak-kanaknya di rumah Christina Petronella Steven (siapa). Cephas mulai
belajar menjadi fotografer profesional pada tahun 1860-an. Ia sempat magang pada Isidore van
Kinsbergen, fotografer yang bekerja di Jawa Tengah sekitar 1863-1875. Tapi berita kematian Cephas di
tahun 912 menyebutkan bahwa ia belajar fotografi kepada seseorang yang bernama Simon Willem
Camerik.
Kassian Cephas memang bukan tokoh nasional yang dulunya menenteng senjata atau berdiplomasi
menentang penjajahan bersama politikus pada zaman sebelum dan sesudah kemerdekaan. Ia
hanyalah seorang fotografer asal Yogyakarta yang eksis di ujung abad ke-19, di mana dunia
fotografi masih sangat asing dan tak tersentuh oleh penduduk pribumi kala itu. Nama Kassian
Cephas mungkin baru disebut bila foto-foto tentang Sultan Hamengku Buwono VII diangkat sebagai
bahan perbincangan.Dulu, Cephas pernah menjadi fotografer khusus Keraton pada masa kekuasaan
Sultan Hamengku Buwono VII. Karena kedekatannya dengan pihak Keraton, maka ia bisa memotret
momen-momen khusus yang hanya diadakan di Keraton pada waktu itu. Hasil karya foto-fotonya itu ada
yang dimuat di dalam buku karya Isaac Groneman (seorang dokter yang banyak membuat buku-
buku tentang kebudayaan Jawa) dan buku karangan Gerrit Knaap (sejarawan Belanda yang berjudul
"Cephas, Yogyakarta: Photography in the Service of the Sultan".

Alexius Impurung Mendoer(1907-1984) dan Frans Soemarto Mendoer (1913-1971 )

SETIAP ORANG BERJUANG DENGAN CARANYA MASING-MASING SEPERTI FRANS


MENDOER YANG MEMILIH BERJUANG DENGAN KAMERA.

Foto tidak sekedar menyimpan estetika dan keindahan. Tetapi lebih dari itu foto juga sanggup bertutur
bahkan menyimpan beragam nilai termasuk bukti otentik dari kebaradaan suatu peristiwa dan sejarah.
Kita seringkali disadarkan banyak hal melalui pesan yang diurai oleh sebuah foto. Seperti foto yang
terjadi pada hari jumat 17 Agustus 1945 di Jakarta. Hari itu sebuah negara yang bernama Indonesia resmi
menyatakan kemerdekaannya dengan di tandai oleh pembacaan teks proklamasi yang di wakii oleh Ir
Soekarno dan Hatta. Moment tersebut menjadi moment paling penting dan bersejarah bagi bangsa
indonesia. Dan hal tersebut tampaknya sangat disadari oleh Mendoer bersaudara Alexius Impurung
Mendoer(1907-1984) dan Frans Soemarto Mendoer (1913-1971 ). Alex dan Frans tidak bisa berbuat
banyak ketika tentara jepang merampas kamera dan film hasil jepretan mereka di moment bersejarah itu.
Beruntung berkat kecerdikan mereka Frans berhasil mengelabui tentara jepang dan menyembunyikan
salah satu rol film hasil bidikannya di bawah pohon dihalaman kantor harian Asia Raya.

Meski berhasil menyembunyikan bukan berarti masalah sudah terselesaikan karena upaya untuk
mencuci negatif yang di tanam juga membutuhkan suatu perjuangan exstra. Alex dan Frans terpaksa
harus bergerak diam-diam untuk mengelabui tentara jepang dengan cara mengendap dan memanjat
pohon. Semua dilakukan pada malam hari sampai akhirnya keduanya berhasil melompati pagar di
samping kantor Domei (sekarang kantor berita ANTARA ) untuk sampai di sebuah lab foto.
Foto pembacaan Proklamasi kemerdekaan Indonesia itu sendiri pertama kali di tayangkan di media
masa pada tanggal 20 februari 1946 oleh Harian Merdeka. Sayangnya negatif dan foto bersejarah
tersebut hilang entah kemana,ada dugaan semua dokumentasi milik kantor berita Antara tersebut ikut
terbakar pada suatu peristiwa di tahun1965. Sebenarnya siapakah Alex dan Frans Mendoer ?
Keduanya adalah merupakan putra daerah Kawangkoan,Manado,Sulawesi Selatan. Saat di yogyakarta
,Frans lebih banyak meliput suasana perang dan kehidupan rakyat yogya. Salah satu foto karyanya adalah
foto penyambutan Panglima Besar Jendral Soedirman oleh letnan kolonel Soeharto dan Rosihan Anwar di
Stasiun Tugu atas perintah Raja Yogyakarta,Sri Sultan Hamengkubuwono IX . Foto tersebut juga menjadi
salah satu foto karya monumental Frans Mendoer yang meninggal dunia 24 April 1971 di rumah sakit
Sumber Waras Jakarta dengan kesederhanaannya. Tetapi karya dari pahlawan bersenjatakan kamera ini
sangat jauh dari sederhana.

A.   Jenis – Jenis Fotografi


Setiap fotografer tentunya mempunyai satu aliran atau jenis fotografi yang paling disukainya atau
didalaminya berdasarkan minat yang dia punya. Berikut ini silahkan Anda simak beberapa jenis atau
aliran dalam fotografi :
1.      Fotografi Landscape
Fotografi Landscape adalah fotografi pemandangan alam atau dalam pengertian lain adalah jenis fotografi
yang merekam keindahan alam. Dapat juga dikombinasikan dengan yang lain seperti manusia, hewan dan
yang lainnya, namun tetap yang menjadi fokus utamanya adalah alam. Ada beberapa sub dari fotografi
landscape seperti seascape yang lebih fokus ke laut, cityscape yang fokus ke perkotaan dan skyscape yang
fokus pada pemandangan langit.
2.      Fotografi Macro
Fotografi macro adalah adalah jenis fotografi dengan pengambilan gambar dari jarak dekat dengan obyek
utama benda-benda kecil. Objek fotografi makro dapat berupa serangga, bunga, embun atau benda lain
yang di close-up sehingga menghasilkan detail yang menarik. Fotografer umumnya menggunakan lensa
macro agar hasil foto terlihat lebih tajam, tapi fotografer dengan budget terbatas bisa menggunakan close-
up filter, extension tube atau reverse ring sebagai alternatif lensa macro.
3.      Fotografi Hitam Putih/Black and White Photograph.
Pada awal sejarah fotografi, fotografi hitam-putih adalah satu-satunya pilihan seorang fotografer untuk
mengambil gambar. Bahkan ketika foto berwarna sudah tersedia, foto hitam-putih pada awalnya
mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih murah untuk mengembangkan daripada foto
berwarna. Seiring dengan kualitas foto berwarna semakin membaik, foto berwarna menjadi pilihan yang
lebih populer sehingga menyebabkan fotografi hitam-putih kurang populer. Akan tetapi fotografi hitam-
putih untuk saat ini lebih cenderung digunakan untuk menimbulkan efek tertentu yang bisa didapat dari
berbagai aplikasi editing foto sehingga foto yang dihasilkan lebih bermakna dan menarik.
4.      Fotografi Satwa/Wildlife Photography
Fotografi satwa lebih memfokuskan objek pada pengambilan gambar adalah hewan. Kadang hewan
berperilaku unik dan jika kita berada di waktu dan tempat yang tepat kita dapat mengabadikan aksi hewan
tersebut dan pastinya akan menjadi hasil karya yang menarik.
5.      Fotografi Portrait/Potrait Photography
Foto portrait adalah sebuah foto yang mengedepankan detail dari obyek foto, untuk menunjukkan
karakter dari sebuah obyek foto. Apabila objek adalah manusia, maka pada umumnya mata dari obyek
akan lurus menatap kepada kamera. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi “komunikasi” yang intens antara
obyek dengan fotografer. Ekspresi wajah begitu dominan untuk mengungkapkan persamaan, kepribadian,
bahkan perasaan seseorang. Pada umumnya foto portrait menampilkan ekspresi alami dari objek yang di
foto. disini mata dari objek menjadi komponen penting dari sebuah foto portrait.
6.      Fotografi Jalanan/StreetPhotography
Street Photography atau fotografi jalanan adalah aliran fotografi yang menarik. Sedikit berbeda dengan
fotojurnalistik yang fokusnya mengabadikan momen puncak/klimaks . Street photography bertujuan
untuk merekam kegiatan sehari-hari . Foto biasanya diambil dari jarak dekat dan fotografer berada
disekitar objek daripada dari jarak jauh. Fotografer harus dapat mengambil gambar dengan diam- diam
tapi bukan sembunyi dan melakukannya dengan cepat dan lugas.
7.      Fotografi Model
Pengertiannya sebenarnya hampir sama dengan fotografi potrait namun pada fotografi model, fotografer
memutuskan bagaimana posenya, ekspresinya, arah pandangan dan sebagainya. Model yang bagus adalah
mereka tau bagaimana cara berpose untuk mempermudah fotografer mendapatkan foto yang bagus.
8.      Fotografi Panning
Panning adalah salah satu teknik fotografi yang digunakan untuk membekukan gerakan benda yang
bergerak. Ide dibalik teknik panning ini adalah untuk mengatasi masalah dalam menangkap objek yang
bergerak cepat. Ciri-ciri foto dengan menggunakan teknik panning adalah fokus dengan tajam terhadap
objek yang bergerak sedangkan background nya blur atau kabur. Foto jenis ini bisa didapat dengan
memanfaatkan shutter speed rendah.
9.      Fotografi Tilt Shift
Fotografi tilt shift adalah teknik fotografi yang bertujuan untuk mendapatkan hasil foto yang tampak
seperti miniatur. Teknik tilt-shift ini menggunakan lensa khusus yang dikembangkan untuk memperbaiki
perspektif dan mengatasi distorsi dengan cara mengubah sudut lensa terhadap media (film atau sensor).
Namun salah satu efek yang paling nyata dari penggunaan lensa tilt-shift adalah menyempitnya ruang
tajam (DoF - Depth of Field) sehingga bisa menciptakan efek seperti miniatur. Seiring dengan
perkembangan teknologi digital, foto tilt shift bisa dibuat dengan memanfaatkan aplikasi photo editor
seperti Photoshop.
10.  Fotografi Light Painting
Fotografi light painting atau melukis dengan cahaya sangatlah unik. Memotret dengan teknik light
painting adalah hal yang sangat mengasyikkan dan salah satu penggunaan kreatif shutter speed. Dalam
fotografi light painting, kita membuka shutter dalam waktu yang cukup lama (long exposure), memotret
dalam kegelapan dan mengarahkan sumber cahaya terarah (misal lampu senter) pada beberapa titik obyek
foto dalam rentang sepanjang shutter terbuka.

B.   Teknik Fotografi


Adapun 5 teknik fotografi menurut eocommunity, yaitu:
1. Depth of field (ruang tajam)
Hal-hal yang mempengaruhi ruang tajam:
         -Jarak pemotretan (jauh=luas, dekat=sempit)
         -Bukaan diafragma (kecil=luas, besar=sempit)
         -Jarak fokus lensa /focal length (tele=sempit, wide=luas, normal=bisa diatur)
2.Panning
Panning adalah salah satu cara untuk memberikan kesan gerak pada foto.
         Ketika melakukan panning, anda harus mengikuti objek selama membidik.
         Hasil foto menjadikan objek menjadi relatif tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir
sepenuhnya blur.
         Untuk mendapatkan foto panning secara maksimal; dengan speed rendah (8-60), dan pakailah tripod
(kaki tiga).
3.Slow & Stop action
         Slow action : salah satu teknik fotografi yang bertujuan memperlihatkan/menangkap gerakan objek.
Biasanya digunakan kecepatan rendah, antara 1/30 sampai 1 detik
         Stop action : kebalikan dari slow, yaitu teknik fotografi untuk bertujuan membekukan gerak objek.
Biasanya digunakan kecepatan tinggi, antara 1/125 sampai 1/4000 atau lebih.
4.Zooming –Zooming
adalah teknik foto untuk memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa.
         Perubahan panjang fokus hanya dapat dilakukan dengan lensa zoom.
         Untuk mendapatkan kesan gerak, anda harus menggunakan kecepatan rana tidak lebih dari 1/30 detik.
         Untuk mendapatkan foto zooming secara maksimal, pakailah tripod (kaki tiga)
5.Bulb
         Kecepatan rana dapat diatur sesuai dengan waktu yang kita inginkan.
         Teknik ini dilakukan dengan menahan tombol pelepas rana dengan lebih lama.
         Untuk mendapatkan hasil foto bulb secara maksimal, dapat digunakan kabel release dan tripod.
         Misal, kita mempergunakan kecepatan 30 detik sampai habis waktu perekaman cahaya.

C.   Klasifikasi Fotografi


Sebenarnya pengklasifikasian fotografi ini sulit dan bersifat subjektif, namun secara umum dapat
dibagai atas 5 bidang yaitu:
1. Lokasi dan Jenis Objek : Urban, Travel, Nature, Wild Life, Under Water Photography
2. Aktivitas Manusia: Wedding, Event, Sport Photography
3. Ilmu Pengetahuan ( Science ) : Forensic, Science, Medical Photography
4. Konsep : Art, Documentary, Advertising Photography
5. Teknik/Peralatan Fotografi : Wide, Macro, Aerial Photography

D.   Faktor yang mempengaruhi kualitas foto


Adapun faktor-faktor yang menentukan kualitas hasil foto menurut Rahmad Agus Koto
(2012),adalah:

1. Kondisi Objek
2. Pencahayaan ( Exposure)
3. Warna
4. Fokus/Ketajaman (Sharpness )
5. Komposisi
6. Sudut Pandang (Viewing Angel)

1.Kondisi Objek
Bisa dikatakan kondisi objek memiliki peranan penting dalam suatu foto yang bagus. Apakah ekspresi
dari objek atau objek yang merupakan peristiwa yang unik atau jarang terjadi.
2.Pencahayaan (Exposure)
Masalah cahaya ini, tergantung tujuan foto yang diambil , bisa saja foto yang agak gelap atau terlalu
terang malah bagus. Tapi secara umum pencahayaan yang bagus itu harus pas.
3.Warna
Pengetahuan mengenai warna cukup penting juga dalam dunia fotografi. Seorang graphic designer,
ataufashion designer paham benar memainkan warna. Colourlovers, di situs ini bisa belajar dan
memahami warna dengan baik.
4.Fokus/Ketajaman (sharpness)
Penggunaan manual fokus butuh latihan yang sering, untuk pemula make autofokus saja dulu.
5.Komposisi
Prinsip dasarnya adalah seimbang. Perhatikan orientasi yang cocok, portrait atau landscape, biasanya
panorama atau objek yang jauh cocok menggunakan landscape, sedangkan objek yang vertikal cocok
menggunakan portrait. Teknik komposisi lain diantaranya adalah Framing, Geometric dan Freedom
Prinsip Rule of Third sangat membantu untuk mendapatkan komposisi yang bagus. Dimana POI atau
objek utama diposisikan di bahagian sepertiga bidang foto.
6.Sudut Pandang (viewing angel)
Yang ini sangat dipengaruhi oleh sense seni si fotografer, dari sudut mana pengambilan foto yang
menarik dan "menjelaskan" objek. Kalau mahir memainkan viewing angel dan komposisi , nanti bisa jadi
Director of Photography.

BAB lll
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama dalam bidang ilmu
alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia menghasilkan film. Asal mulanya kedua
penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain dan sebelum masing - masing sampai kepada
kesempurnaannya seperti yang telah kita kenal sekarang serta melahirkan penemuan baru yaitu fotografi,
telah panjang yang ditempuh baik oleh kamera maupun oleh film.Untuk mendalami bidang fotografi,
siapa pun harus punya pengetahuan dasar yang baik tentang cahaya (light). Hal ini penting karena cahaya
memegang kunci utama dalam penentuan eksposur yang diatur oleh shutter dan aperture pada kamera.
Setelah memahami tentang cahaya, tahap selanjutnya adalah mengerti tentang pencahayaan (lighting)
sehingga mampu menghasilkan foto yang lebih baik dalam berbagai kondisi pemotretan.
B.   Saran
Saran dari saya, menjadi seorang fotografer harus mempunyai jiwa kreativitas, pantang menyerah, selalu
sabar, cekatan . Menjadi seorang fotografer itu penuh proses, jadi jika kalian ingin menjadi seorang
fotografer maka kalian harus benar-benar memahami tentang fotografi sehingga kalian mampu
menghasilkan foto yang lebih baik dalam berbagai kondisi pemotretan.

DAFTAR PUSTAKA

luhkomang.blogspot.com/2014/02/makalah-fotografi_11.html
abdul1998.blogspot.com/2015/03/contoh-makalah-tentang-fotografi.html
https://performaupi.wordpress.com
MAKALAH
Fotografi

A. TUJUAN

1. Menganalisisjenis-jenisfotografi
2. Menyajikanhasilanalisisterhadapjenis-jenisfotografi
3. Menganalisisjenis-jeniskamera.
4. Menyajikanhasilanalisisjenis-jeniskamera

B. MATERI

1. PengertianFotografi
2. SejarahFotografi
3. Jenis-jenisFotografi
4. Jenis-jenisKamera

a. Compact digital
b. Prosumer
c. Bridge camera
d. Consumer DSLR
e. Mirrorless
f. Semi pro DSLR
g. Boutique camera
h. Medium format DSLR, dll

C. Kesimpulan
D. Daftar Pustaka
B.Materi

A. Pengertian Fotografi

Fotografi adalah adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Memang
benar, kebanyakan jika anda mencari pengertian fotografi jawabannya hampir sama semua
yaitu proses melukis dengan menggunakan media cahaya. Fotografi adalah sebuah kegiatan
atau proses menghasilkan suatu seni gambar/foto melalui media cahaya dengan alat yang
disebut kamera dengan maksud dan tujuan tertentu
Untuk menghasilkan sebuah hasil karya yang bagus atau menarik ada beberapa factor :

 faktor pencahayaan, tanpa cahaya atau pencahayaan yang baik akan terlalu sulit untuk
menghasilkan hasil karya yang bagus

 Faktor kedua adalah fotografer, foktor ini juga penting, karena tanpa fotografer proses
fotografi tidak akan terjadi. Disini fotografer akan dituntut dan di uji seni atau kreatifitas
nya untuk menghasilkan subuah foto yang bagus atau menarik.

 Faktor yang ketiga adalah kamera, tanpa kamera proses fotografi pun tidak  terjadi.
Kamera adalah alat pokok pada kegiatan fotografi. Faktor yang terakhir adalah faktor
pendukungm seperti lensa cadangan, alat bantu cahaya ( lampu flash kamera), reflektor,
tripod, dan lain-lainnya

B. Sejarah Fotografi

Fotografi ialah lukisan melalui cahaya. Tanpa cahaya seni foto ini tidak akan berfungsi.
Istilah Photography dicipta pada tahun 1839. Ketika teknologi seni foto terus
berkembang bersama dengan kemajuan manusia, ilmu sangat penting bagi menjamin
mutu kerja seorang seniman foto (Photografer).
Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University
of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi
(SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada
dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam
ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang
tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.
Kamera mulai diperkenalkan ketika para pelukis menghadapi masalah untuk merekam
gambar (potrait) sekitar abad 17 dan 18. Justru itu mereka telah mencipta kamera
Obscura untuk kemudahan merekam gambar.
Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore
Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela
kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip
lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji
yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara 

permanent. Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses


yang disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah
awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University
of Texas di Austin, AS.
Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang
juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya
berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre berhasil, mereka
pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni termuda yang dilahirkan
zaman.”
Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia. Baru
pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang
berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat
tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam
cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype.
Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling.
Foto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande Daquerre
merupakan bapak fotografi dunia (1837). Kamera Obcura merupakan kamera yang
pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian memotret.
Tahun 1900 seorang Juru gambar telah mencipta kamera Mammoth. Kamera ini amat
besar ukurannya beratnya 1,400 pound. Lens seberat 500 pound. Sewaktu mengubah
atau memindahkannya tenaga manusia sebanyaki 15 orang diperlukan! Kamera ini
menggunakan film sebesar 4 ½ x 8 kaki dengan bahan kimia sebanyak 10 gallons
digunakan ketika memprosesnya.
Kamera Kodak (Eastmant Kodak) pertama kali ditemukan oleh Snapshooter 1888 di
Amerika. Konstribusi fotografi ke dunia film pertama kali di pelopori oleh Eadward
Muybridge. Flash atau lampu kilat pertama kali ditemukan oleh Harold E. Edgerton
pada tahun 1938. Memotret benda-benda mati disebut dengan still life. Penemu
negative film John Hendri Fox Talbot dari inggris. Negatif film tersebut di buat
selama 40 detik dibawah terik matahari.
Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera
Single Lens Reflex (SLR), dan pada
tahun yang sama Jepang mulai memasuki dunia fotografi
 dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid
yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar
tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.
Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera
sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera
digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam
ukuran sebesar koran.

C. Jenis – Jenis Fotografi

Setiap fotografer tentunya mempunyai satu aliran atau jenis fotografi yang paling
disukainya atau didalaminya berdasarkan minat yang dia punya. Berikut ini silahkan
Anda simak beberapa jenis atau aliran dalam fotografi :
- Fotografi Landscape
Fotografi Landscape adalah fotografi pemandangan alam atau dalam pengertian lain
adalah jenis fotografi yang merekam keindahan alam. Dapat juga dikombinasikan
dengan yang lain seperti manusia, hewan dan yang lainnya, namun tetap yang menjadi
fokus utamanya adalah alam. Ada beberapa sub dari fotografi landscape seperti
seascape yang lebih fokus ke laut, cityscape yang fokus ke perkotaan dan skyscape
yang fokus pada pemandangan langit.

- Fotografi Macro
Fotografi macro adalah adalah jenis fotografi dengan pengambilan gambar dari jarak
dekat dengan obyek utama benda-benda kecil. Objek fotografi makro dapat berupa
serangga, bunga, embun atau benda lain yang di close-up sehingga menghasilkan
detail yang menarik. Fotografer  umumnya menggunakan lensa macro agar hasil foto
terlihat lebih tajam, tapi fotografer dengan budget terbatas bisa menggunakan close-up
filter, extension tube atau reverse ring sebagai alternatif lensa macro.
- Fotografi Hitam Putih/Black and White Photograph
. Pada awal sejarah fotografi, fotografi hitam-putih adalah satu-satunya pilihan seorang
fotografer untuk mengambil gambar. Bahkan ketika foto berwarna sudah tersedia, foto
hitam-putih pada awalnya mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih murah untuk
mengembangkan daripada foto berwarna. Seiring dengan kualitas foto berwarna
semakin membaik, foto berwarna menjadi pilihan yang lebih populer sehingga
menyebabkan fotografi hitam-putih kurang populer. Akan tetapi fotografi hitam-putih
untuk saat ini lebih cenderung digunakan untuk menimbulkan efek tertentu yang bisa
didapat dari berbagai aplikasi editing foto sehingga foto yang dihasilkan lebih bermakna
dan menarik.

- Fotografi Satwa/Wildlife Photography


Fotografi satwa lebih memfokuskan objek pada pengambilan gambar adalah hewan.
Kadang hewan berperilaku unik dan jika kita berada di waktu dan tempat yang tepat kita
dapat mengabadikan aksi hewan tersebut dan pastinya akan menjadi hasil karya yang
menarik.

- Fotografi Portrait/Potrait Photography


Foto portrait adalah sebuah foto yang mengedepankan detail dari obyek foto, untuk
menunjukkan karakter dari sebuah obyek foto. Apabila objek adalah manusia, maka
pada umumnya mata dari obyek akan lurus menatap kepada kamera. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi “komunikasi” yang intens antara obyek dengan fotografer.
Ekspresi wajah begitu dominan untuk mengungkapkan persamaan, kepribadian,
bahkan perasaan seseorang. Pada umumnya foto portrait menampilkan ekspresi alami
dari objek yang di foto. disini mata dari objek menjadi komponen penting dari sebuah
foto portrait.

- Fotografi Jalanan/Street Photography


Street Photography atau fotografi jalanan adalah aliran fotografi yang menarik. Sedikit
berbeda dengan fotojurnalistik yang fokusnya mengabadikan momen puncak/klimaks .
Street photography bertujuan untuk merekam kegiatan sehari-hari . Foto biasanya
diambil dari jarak dekat dan fotografer berada disekitar objek daripada dari jarak jauh.
Fotografer harus dapat mengambil gambar dengan diam-diam tapi bukan sembunyi dan
melakukannya dengan cepat dan lugas.

- Fotografi Model
Pengertiannya sebenarnya hampir sama dengan fotografi potrait namun pada fotografi
model, fotografer memutuskan bagaimana posenya, ekspresinya, arah pandangan dan
sebagainya. Model yang bagus adalah mereka tau bagaimana cara berpose untuk
mempermudah fotografer mendapatkan foto yang bagus.

- Fotografi Panning
Panning adalah salah satu teknik fotografi yang digunakan untuk membekukan gerakan
benda yang bergerak. Ide dibalik teknik panning ini adalah untuk mengatasi masalah
dalam menangkap objek yang bergerak cepat. Ciri-ciri foto dengan menggunakan
teknik panning adalah fokus dengan tajam terhadap objek yang bergerak sedangkan
background nya blur atau kabur. Foto jenis ini bisa didapat dengan memanfaatkan
shutter speed rendah.

- Fotografi Tilt Shift


Fotografi tilt shift adalah teknik fotografi yang bertujuan untuk mendapatkan hasil foto
yang tampak seperti miniatur.
Teknik tilt-shift ini menggunakan lensa khusus yang dikembangkan untuk memperbaiki
perspektif dan mengatasi distorsi dengan cara mengubah sudut lensa terhadap media
(film atau sensor). Namun salah satu efek yang paling nyata dari penggunaan lensa tilt-
shift adalah menyempitnya ruang tajam (DoF - Depth of Field) sehingga bisa
menciptakan efek seperti miniatur.
Seiring dengan perkembangan teknologi digital, foto tilt shift bisa dibuat dengan
memanfaatkan aplikasi photo editor seperti Photoshop.

- Fotografi Light Painting


Fotografi light painting atau melukis dengan cahaya sangatlah unik. Memotret dengan
teknik light painting adalah hal yang sangat mengasyikkan dan salah satu penggunaan
kreatif shutter speed. Dalam fotografi light painting, kita membuka shutter dalam waktu
yang cukup lama (long exposure), memotret dalam kegelapan dan mengarahkan
sumber cahaya terarah (misal lampu senter) pada beberapa titik obyek foto dalam
rentang sepanjang shutter terbuka.

D. Jenis – Jenis Kamera

Untuk mengetahui jenis jenis kamera alangkah lebih baik kalau kita mengetahui
Kategori kamera. Beberapa kategori kamera yaitu:

 Jenis kamera berdasarkan media penangkap sinar/cahaya :

- Kamera Film 
Kamera ini menggunakan pita seluloid sebagai media penangkap cahaya.
-Kamera Polaroid
Kamera jenis ini menggunakan lembaran polaroid sebagai media penangkap cahaya
dan langsung memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu lagi melakukan
proses cuci cetak film
-Kamera Digital
Kamera jenis ini memakai image-sensor atau sensor gambar sebagai media penangkap
cahaya dan media penyimpanannya menggunakan memory card

 Jenis kamera berdasarkan teknologi viewfinder

-Kamera Pocket
Jenis kamera yang paling banyak digunakan orang. Kebanyakan menggunakan setelan
serba otomatis atau memiliki sedikit setelan manual. Cahaya yang melewati lensa
langsung membakar media penangkap gambar. Kelemahan dari kamera ini adalah
lensa tidak bisa diganti, selain itu adalah gambar yang terlihat oleh mata melalui
viewfinder/jendela bidik akan berbeda dengan hasil foto yang didapat, karena ada
perbedaan antara pandangan pemotret dengan pandangan lensa.
-Kamera TLR
Disebut juga kamera refleks lensa ganda. Jendela bidik/viewfinder yang diberikan lensa
identik dengan lensa di bawahnya. Kesalahan paralaks masih ditimbulkan Sebab sudut
danposisi kedua lensa tidak sama
-Kamera SLR
Untuk kamera digital biasa disebut Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex). Kamera
jenis ini sangat populer digunakan fotografer profesional, amatir maupun yang sekedar
menyalurkan hobi. Kesalahan paralaks tidak terjadi pada kamera jenis ini karena
memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa yang
terlihat oleh pemotret dari jendela bidik sama dengan yang ditangkap oleh film.
Kelebihan lain dari kamera ini adalah lensa yang dapat diganti.

A. Kamera compact simple point and shoot


Kamera jenis ini mayoritas memiliki ukuran yang mungil agar dapat dikantongi dan dibawa ke
mana-mana tanpa harus merepotkan penggunanya. Apabila beberapa tahun lalu, fasilitas pada
kamera saku sangat terbatas juga untuk masalah resolusi sensor lensanya masih rendah, sekarang
ini, kamera poket sudah dikembangkan menjadi sangat canggih dengan beragam fitur di
dalamnya.
Sayangnya, karena memang dibuat untuk pemula, maka pengguna kamera poket hanya dapat
melakukan Point and Shoot atau dapat dikatakan mayoritas sudah diatur dalam mode auto saja
tanpa dapat berkreasi lebih tinggi lagi.
Keunggulan kamera saku ini selain dapat dibawa ke mana-mana yaitu foto yang dihasilkan
sangat tertata bagus, walaupun terkadang penggunanya tidak dapat menghindari dari 'serangan'
red-eye.
Mayoritas kamera saku menggunakan baterai AA sebagai dapur pacunya, namun ada juga yang
sudah menggunakan tipe Lithium Ion. Kekurangan kamera jenis ini adalah walaupun tertera
dapat dizoom dalam beberapa kali, namun semakin tinggi zoomnya, maka semakin pecah
resolusi kerapatan gambar yang dihasilkan.
Kamera jenis ini dilengkapi dengan lensa yang memiliki resolusi beragam mulai dari 5 sampai
dengan di atas 12MP. Harganya pun juga beragam, mulai dari yang dijual dengan harga sekitar
Rp 500 ribu (baru) sampai dengan yang dalam kisaran Rp 1 jutaan.

B. Kamera prosumer
Kamera prosumer atau yang biasa disebut dengan kamera compact enthusiast ini rata-rata sudah
mengadopsi teknologi yang mendekati apa yang digunakan oleh kamera-kamera DSLR pada
umumnya, hanya saja dalam bentuk mungil.
Tidak seperti kamera compact lainnya, kamera prosumer telah dilengkapi dengan settingan
manual dan auto. Sensor optik lensanya juga sangat berkualitas. Walaupun dalam keadaan
tempat yang rendah pencahayaan, foto yang dihasilkan tetap dalam kondisi yang bagus,
walaupun tidak dapat dibandingkan dengan kamera DSLR standar.
Kamera jenis ini dapat dikatakan merupakan kamera lebel mid-end yang menawarkan
pengabadian gambar atau perekaman video dengan format RAW. Tidak hanya itu saja, kamera
prosumer juga sudah dilengkapi dengan slot-slot khusus untuk aksesoris seperti viewfinder
sampai dengan blitz atau flash. Kamera prosumer cocok digunakan untuk fotografer pemula atau
juga orang-orang biasa pada umumnya. Sayangnya, ukuran yang dimiliki kamera jenis ini sedikit
lebih besar dibandingkan dengan kamera saku, sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam saku.
Harga dari kamera jenis ini juga masih tergolong tinggi.

C. Kamera superzoom bridge (DZLR)


Dari segi bentuk, desain dan modelnya, DZLR ini sudah hampir mirip dengan kamera-kamera
SLR atau DSLR pada umumnya. Mayoritas fotografer menjadikan kamera jenis ini sebagai
kamera cadangan yang dapat mengambil gambar dengan cepat tanpa harus melakukan proses
pengaturan. Sensor optik yang digunakan oleh kamera-kamera superzoom ini setingkat sedikit
lebih tinggi dibandingkan dengan prosumer. Lensa kameranya juga dapat melakukan zoom
sampai jarak yang jauh.
Keunggulan lain dari DZLR adalah kamera ini sudah dilengkapi dengan berbagai fitur seperti
yang terdapat pada DSLR dan juga ada fasilitas High Speed Recording sampai dengan Noise
Reduction. Terdapat juga layar LCD di bagian belakang serta fasilitas pengaturan ISO di
dalamnya. Sayangnya, selain harga yang masih relatif tinggi, lensa kamera satu ini tidak dapat
diganti-ganti karena sudah menyatu dengan body kamera, serta ukurannya yang tidak
seminimalis kamera poket.

D. Kamera DSLR consumer


Kamera DSLR atau Digital Single Lens Reflex consumer ini merupakan kamera yang sangat
populer dan laris manis di pasaran beberapa tahun belakangan ini. Popularitas tersebut, selain
dikarenakan semakin banyaknya orang yang menyukai fotografi, fasilitas yang ditawarkan
kamera jenis ini juga melebihi kamera-kamera jenis standar lainnya.
Rata-rata, ketika membeli baru, maka penggunanya akan mendapatkan lensa tambahan atau
lensa kit 18-55mm yang merupakan standar dari lensa DSLR jenis consumer.
Perusahaan pembuat kamera jenis ini sudah melengkapinya dengan berbagai fasilitas mulai dari
pengaturan auto atau juga manual sampai dengan fitur layar LCD di bagian belakangnya yang
beberapa merk dapat diputar-putar untuk mencari viewfinder dan juga telah mengadopsi
teknologi touchscreen.
Tentunya bagi pemula yang benar-benar ingin mendalami dunia fotografi, DSLR consumer ini
sangat cocok digunakan sebagai media belajar. Sayangnya, harga yang ditawarkan untuk kamera
jenis ini tergolong tinggi.

E. Kamera hybrid atau mirrorless


Kamera satu ini merupakan tipe kamera yang sedang naik daun. Kamera mirrorless dapat
dikatakan juga sebagai gabungan antara DSLR consumer, DZLR dan prosumer. Dikatakan
begitu karena body utamanya relatif kecil dan compact sehingga dapat dimasukkan ke dalam
tempat apapun dengan leluasa, serta lensa kameranya dapat diganti-ganti atau dilepas dan juga
fitur di dalamnya sudah sangat canggih.
Kualitas gambar yang dihasilkan oleh sensor optik lensanya setara dengan kamera DSLR.
Bahkan terdapat banyak sekali fitur seperti filter cadangan tanpa harus menggunakan filter fisik
yang dapat digunakan untuk mengedit foto secara langsung dengan menggunakan perangkat agar
gambar yang dihasilkan nampak berbeda dan lebih menarik.
Di bagian belakang juga terdapat layar LCD yang mayoritas dapat diputar-putar untuk mencari
viewfinder. Kamera jenis ini cocok digunakan untuk pemula, para enthusiast dan para traveler
atau pecinta street photography. Sayangnya, harga yang ditawarkan hampir setara dengan
kamera DSLR consumer pada umumnya, bahkan ada yang melebihi.

F. Kamera DSLR pro


Kamera jenis ini terkadang ada yang menyebutnya dengan nama kamera DSLR full frame.
Tentunya, kamera ini sangat berkualitas dan dilengkapi dengan segudang fasilitas yang tidak
dimiliki jenis-jenis kamera di bawahnya.
Dikarenakan fasilitas yang ditawarkan sangat banyak dan berkualitas serta menunjang para
fotografer untuk mendapatkan hasil maksimal, kamera full frame ini juga dipasarkan dengan
harga yang tidak tanggung-tanggung tingginya. Untuk sebuah kamera DSLR pro ini, hanya
untuk bodynya saja dijual dengan harga rata-rata di atas Rp 10 jutaan.
Mahalnya kamera jenis ini dikarenakan fasilitas dan fitur-fitur di dalamnya yang sangat
berkualitas. Bahkan kabarnya, sekarang ini ada beberapa perusahaan kamera dunia yang tengah
mengembangkan kamera jenis ini yang sudah support untuk menghasilkan gambar setara format
2K sampai 4K.

G. Kamera boutique atau butik


Mengacu pada kata butik, maka kamera jenis ini bukanlah kamera kelas menengah apalagi low-
end. Kamera jenis ini memang memiliki desain retro dan terkesan kuno, namun sensor full
frame-nya setara dengan kualitas gambar yang dihasilkan kamera DSLR semi-pro sampai
profesional.
Kamera dengan bentuk kecil ini menjadi icon dari pabrikan kamera terkenal dunia yaitu
Leica.Untuk harganya, pastinya Anda tidak percaya bahwa kamera butik ini dijual dengan harga
yang cukup fantastis yaitu sekitar di atas 30 juta ke atas.

H. Kamera Pertama

Anehnya bagaimana Bisa kamera tersebut di foto padahal itu adalah kamera pertama?

C.Kesimpulan
- Fotografi adalah adalah kegiatan seni, dan jenis fotografi ada bermacam-macam. Untuk itu
dibutuhkan seorang fotografer yang betul-betul mengerti seni dan jenis fotografi yang ada pada
dirinya.  Tetap semangat belajar fotografi dan tingkatkan kualitas fotografi Indonesia.

D.Daftar pustaka
wikipedia
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Fotografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Phobos yang berarti cahaya dan graphoo
yang berarti menulis. Fotografi adalah pembuatan gambar dengan menggunakan lensa dan film
atau pelat peka cahaya. Istilah fotografi pertama kali digunakan oleh Sir John Herschel pada
tahun 1839. Tujuan fotografi Penerangan, penemuan, pencatatan, hiburan. Faktor-faktor
pembuatan foto yaitu Kondisiobjek, Pencahayaan (Exposure), Warna, Fokus/Ketajaman
(Sharpness), Komposisi, Sudut Pandang (Viewing Angel)
1.2  Rumusan Masalah
Apa pengertian fotografi ?
Apa tujuan fotografi?
Apa Kelebihan Dan Kelemahan Fotografi?
Apa factor Penentu Pembuatan Foto?
1.3  Tujuan
Untuk mengetahuai apa arti dari seni foto grafi dan menunjukan bahwa fotografi itu sangat sulit.

1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fotografi
Fotografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Phobos yang berarti cahaya dan graphoo
yang berarti menulis. Fotografi adalah pembuatan gambar dengan menggunakan lensa dan film
atau pelat peka cahaya. Istilah fotografi pertama kali digunakan oleh Sir John Herschel pada
tahun 1839.
Lensa menghasilkan bayangan nyata yang ditangkap oleh film (plastic transparan yang
dilapisi emulsi perak halide). Bagian film yang terkena cahay akan menyebabkan terkumpulnya
partikel perak halide. Jika film dicuci dengan larutan hypo, bagian yang banyak terkena cahaya
tampak lebih hitam.
Gambar positif (fotograf) dibuat di atas kertas peka cahaya. Film yang telah dicuci tadi
dipasang di atasnya kemudian disinari. Bagian negative yang terang akan meneruskan sinar dan
menyebabkan hitam di kertas sesuai dengan bayangan bendanya.
Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian fotografi adalah seni atau proses penghasilan
gambar dan cahaya pada film. Pendek kata, penjabaran dari fotografi itu tak lain berarti “menulis
atau melukis dengan cahaya”. Tentunya hal tersebut berasal dari arti kata fotografi itu sendiri
yaitu berasal dari bahasa Yunani, photos (cahaya) dan graphos yang berarti tulisan.
Bila dalam seni lukis yang dipakai gambar dengan menggunakan media warna (cat), kuas
dan kanvas. Sedangkan dalam fotografi menggunakan cahaya yang dihasilkan lewat kamera.
Tanpa adanya cahaya yang masuk dan terekam di dalam kamera, sebuah karya seni fotografi
tidak akan tercipta.

2
2.2 Tujuan
Dalam fotografi memiliki tujuan dan sasaran yang berbeda-beda. Beberapa tujuan dan  termasuk
dalam bidang tersebut antara lain:
Penerangan, tujuannya adalah untuk mendidik atau memungkinkan untuk mengambil keputusan
yang benar, seperti pemotretan untuk dokumen, pembuatan media pembelajaran, gambar-gambar
untuk fasilitas pembelajaran dan foto yang berhubungan dengan pendidikan dan proses belajar
mengajar.
Informasi yang mempunyai tujuan tertentu.Gambar padaper dagangan dan periklanan serta
propaganda politik merupakan salah satu tujuan fotografi.Tujuannya adalah supaya tampak
cermerlang dan lebih merangsang. Sasarannya adalah konsumen yang memanfaat kanbarang
yang dipasarkan.
Penemuan. Karena kamera dalam banyak bidang dapatmen ciptakan berbagai macam teknik,
maka dapat dipergunakan sebagai objek eksplorasi dalam berbagai riset.Seperti pemotretan jarak
dekat, sudut lebar, landscape, kecepatan tinggi dan lain sebagainya.

Pencatatan. Pemotretan memungkinkan adanya alat yang paling sederhana dan paling murah
untuk pengabdian kenyataan dalam bentuk gambar.Maksud dari kalimat tersebut adalah,
pemotretan merupakan sebuah media yang memfasilitasi pencatatan/ pendokumentasian setiap
moment yang paling berharga dan menceritakan kembali dimasa-masa yang akan datang.
Hiburan. Sebagai salah satu bentuk apresiasi seni. Setiap foto yang dihasilkan akan menciptakan
suatu hiburan tersen diri bagi yang memandang. Setiap foto yang dipamerkan akan menimbulkan
interpretasi atau conflict bagi setiap orang yang menikmati. Pengung kapan pribadi. Foto juga
dapat berfungsi sebagai ajang untuk mengungkapkan isihati, menunjukkan kreativitas dan
berpendapat melalui sebuah gambar.

2.3  Kelebihan Dan Kekurangan Fotografi

         Kelebihan media gambar/fhoto, antara lain :


a. Sifatnya konkrit : gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan
dengan media verbal semata
b. Gambar dapat mengatasi batangan dan ruang waktu gambar/photo dapat mengatasi banyak
hal-hal tertentu.
c. Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
d. Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tigkat usia berapa
saja sehingga dapat mencegah dan membetulkan kesalahfahaman.
e. Hemaat biaya karena foto gampang di dapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan
khusus.
         Disamping kelebihan gambar/foto mempunyai kekurangan yaitu :
a. Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata
b. Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran
c. Ukurannya sangat terbtas untuk kelompok besar

4
2.4 Faktor Penentu Pembuatan Foto
faktor-faktor yang menentukan kualitas hasilfoto:
1. KondisiObjek
2. Pencahayaan (Exposure)
3. Warna
4. Fokus/Ketajaman (Sharpness)
5. Komposisi
6. Sudut Pandang (Viewing Angel)
1.KondisiObjek
Bisa dikatakan kondis iobjek memiliki peranan penting dalam suatu foto yang
bagus.Apakah ekspresi dari objek atau objek yang merupakan peristiwa yang unik atau jarang
terjadi.
2.Pencahayaan (Exposure)
Masalah cahaya ini, tergantung tujuan foto yang diambil ,bias saja foto yang agak gelap
atau terlalu terang malah bagus. Tapi secara umum pencahayaan yang bagu situ harus pas.
3.Warna
Pengetahuan mengenai warna cukup penting juga dalam dunia
fotografi.Seorang graphic designer, ataufashion designer paham benar memainkan
warna. Colourlovers, di situ sini bis abelajar dan memahami warna dengan baik.
4.Fokus/Ketajaman (sharpness)
Penggunaan manual focus butu hlatihan yang sering, untuk pemula make auto focus
sajadulu.

5
5.Komposisi
Prinsip dasarnya adalah seimbang.Perhatikan orientasi yang
cocok, portrait  atau landscape, biasanya panorama atau objek yang jauh cocok menggunakan
landscape, sedangkan objek yang vertical cocok menggunakan portrait.Teknik komposisi lain di
antaranya adalah Framing, Geometric dan Freedom. Prinsip Rule of Third sangat membantu
untuk mendapatkan komposisi yang bagus. Dimana POI atau objek utama diposisikan di bagian
seperti bidang foto. 
6.Sudut Pandang (viewing angel)
Yang ini sangat dipengaruhi oleh sense  senisifotografer, dari sudut pengambilan foto
yang menarik dan menjelaskan objek.Kalau mahi rmemainkan viewing angel dan komposisi,
nanti bias jadi Director of Photography.

6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan :
Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan suatu gambar dari suatu obyek
dengan mencari pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.
Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera SLR/DSLR

3.2 Saran :

Dalam pembuatan gambar dalam fotografi sebaiknya kita harus mengetahui faktor –
faktor apa saja yg di pergunakan dalam foto, agar kualitas dari foto tersebut tetap terjamin dan
memiliki harga jual yang tinggi.

7
DAFTAR PUSTAKA
http://fairuzelsaid.wordpress.com/2011/10/31/interaksi-manusia-dan-komputer-pengertian-dan-
sejarah-fotografi/
http://www.gussuta.com/photography/keunggulan-sistem-fotografi-digital.html
http://grafispaten.wordpress.com/2011/06/07/tujuan-fotografi/
http://woro-utami.blogspot.com/2011/06/faktor-faktor-fotografi.html
http://kelasfotografi.wordpress.com/2013/08/25/pengertian-dan-sejarah-singkat-fotografi/

Anda mungkin juga menyukai