Anda di halaman 1dari 10

MAKNA JURNALISME DALAM ERA DIGITAL:

SUATU PELUANG DAN TRANSFORMASI

MEANING OF JURNALISM IN THE DIGITAL ERA:


AN OPPORTUNITY AND TRANSFORMATION

Djoko Waluyo

Puslitbang Aptika dan IKP Kementerian Komunikasi dan Informatika RI


Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Telepom 021-3800418 Jakarta 10110

E-mail: djok016@kominfo.go.id

Abstrak ± Artikel ini mengulas tentang makna jurnalisme konvensional yang dewasa ini dipraktikkan dalam era
digital. Kemajuan teknologi Internet telah membuka peluang yang lebih luas bagi media konvensional untuk
memanfaatkan teknologi konvergensi media dan sekaligus mulai bertransformasi untuk berubah sebagai media
digital dengan mengkonstruksi kembali kebijakan redaksi, organisasi media, manajemen media,sumber daya
manusia hingga sasaran khalayak yang dituju dalam sebagai media baru. Konsep jurnalisme konvensional yang
dirumuskan sebagai berita yang melaporkan setelah kejadian, berubah menjadi konsep berita yang melaporkan pada
waktu bersamaan peristiwa berlangsung. Media baru bersifat multi-arah, bukan hanya searah. Tidak mempunyai
¶NKDOD\DN¶ VHKLQJJD WLGDN DGD SXEOLN PDVVD 0HGLD EDUX VDQJDW EHUagam dalam bentuk dan kontennya Bahan artikel
ini bersumber dari buku-buku dan literatur yang terkait. Analisis dilakukan kualitatif-deskriptif. Diharapkan artikel
ini dapat memberi pemahaman lebih jelas mengenai perkembangan jurnalisme dalam era digital yang telah hadir
ditengah-tengah masyarakat luas.

Kata Kunci: jurnalisme, internet, konvergensi media.

Abstract ± This article reviews the meaning of conventional journalism which is currently practiced in the digital
era. Advances in Internet technology have opened wider opportunities for conventional media to utilize media
convergence technology and at the same time begin to transform to change as digital media by reconstructing
editorial policies, media organizations, media management, human resources to target audiences in new media. The
concept of conventional journalism which is formulated as news reporting after the event changes to a news concept
that reports at the same time the event takes place. New media is multi-directional, not just in the same direction. Do
not have 'audience' so there is no mass public. New media is very diverse in form and content. The material of this
article comes from related books and literature. The analysis was carried out qualitative-descriptive. It is hoped that
this article can provide a clearer understanding of the development of journalism in the digital era that has been
present in the midst of the wider community.

Keywords: journalism, the internet, media convergence.

PENDAHULUAN VHEHOXPQ\D EHUPDNQD ´melaporkan peristiwa


Sejak teknologi informasi Internet dikenal yang telah terjadi ´ kini berganti makna dengan
dalam masyarakat sekitar tahun 1990-an yang ´PHlaporkan pHULVWLZD \DQJ VHGDQJ WHUMDGL´
lalu dan dimanfaatkan juga dikalangan media (Haryanto, 2014). Betapa dahsyat revolusi
massa, maka dewasa ini mulai tampak teknologi informasi ini. Dengan demikian, proses
dampaknya. Jurnalisme yang dipraktikkan oleh distribusi berita telah mengalami perubahan cepat
media konvensional, seperti media cetak dan dapat diterima khalayak dengan cepat pula.
suratkabar, media radio maupun media penyiaran Teknologi komunikasi melalui internet telah
televisi, sudah mulai ketinggalan zaman. Dari sisi mampu mengirimkan berita hingga ke pelosok
teknologi komunikasi melalui Internet, distribusi daerah atau tempat dimana saja, selama tempat
berita dapat dilakukan dengan cepat, bahkan real itu diterpa jaringan Internet. Konsep jurnalisme
time diterima khalayak dalam media portal berita yang konvensional mulai ditambah dengan unsur-
online. Konsep atau definisi berita juga dapat unsur yang melibatkan fungsi teknologi
mulai berubah. Definisi sebuah berita, yang komunikasi dengan basis internet. Jurnalisme

33
telah menghadapi tantangan yang dapat dikatakan redaksi, institusi media, manajemen media,
sebagai suatu peluang sekaligus upaya sumber daya manusia dan sasaran khalayak
bertransformasi dalam era digital. media baru.
Artikel ini meninjau jurnalisme
konvensional dalam era digital yang sekaligus HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai sebuah peluang dan transformasi. Kebijakan Redaksi dalam Sejarah Media
Fenomena perkembangan media konvensional Konvensional Kompas
Pengertian terhadap kebijakan redaksi
yang makin merasakan kebebasan sejak
suatu media, diantaranya dapat ditelusuri faktor
memasuki era Reformasi, namun dewasa ini kesejarahan dari media itu. Proses perjalanan
telah terasa dampak dari intensitas Internet dalam waktu dapat menempa konsistensi dan jurnalisme
masyarakat, yang menghadirkan media online yang dijalankan oleh media itu. Fakta yang cukup
atau portal berita yang dapat dengan mudah menarik dapat diangkat mengenai perjalanan
diakses masyarakat. Kecepatan berita yang penerbitan media suratkabar Kompas, yang sejak
awal terbit dengan teknologi sederhana dan
disiarkan media online telah menjadi tantangan
dewasa ini telah memasuki 53 tahun
yang demikian menjadikan media massa penerbitannya yang telah menggunakan teknologi
konvensional makin tertinggal, namun sekaligus Internet. Harian Kompas yang dikenal luas
juga dapat merubah dirinya dalam konsep masyarakat dalam sejarahnya pernah dibreidel
konvergensi media berbasis Internet. Korporasi penguasa Orde Baru. Kompas dewasa ini menjadi
media yang besar telah berhasil mentransformasi koran mainstream, dalam pemberitaannya yang
dirinya menjadi korporasi media yang meliputi mempunyai komitmen kuat dalam jurnalismenya.
Konsep jurnalisme dengan rumusan konvensional
media cetak, media radio, televisi, portal berita
5 W 1 H, telah dilandasi dengan kondisi budaya
dan sebagainya yang berbasis Internet dalam di lingkungan redaksi yang humanis, kompeten,
konsep konvergensi media. Sistem pers juga dan berbasis kemanusiaan. Harian Kompas telah
diulas dalam kaitan memberi fokus bahwa mampu berdiri sebagai salah satu bentuk industri
jurnalisme yang mempunyai landasan filosofi dan media yang cukup berhasil di Indonesia.
pijakan politik dariteori media dunia. Serta Suryopratomo (2007) pemimpin redaksi harian
bagaimana peluang untuk segera mentransformasi Kompas mendeskripsikan keberhasilan Kompas ´
berangkat dengan idealisme yang sangat
diri menjadi media yang berbasis Internet.
jelas,kemudian PK Ojong dan Jakob Oetama
Rumusan masalah dalam tulisan ini, membangun yang namanya profesionalisme, baik
bagaimana makna jurnalisme dalam era digital di sisi keredaksian maupun bisnis. Dengan
sebagai suatu peluang dan transformasi? profesionalisme itulah Kompas membangun
integritas dan meraih kepercayaan. Berbekal
METODE PENELITIAN kepercayaan dari masyarakat dan pembaca,
Pendekatan masalah dilakukan secara Kompas secara perlahan menorehkan
kualitatif, dengan teknik analisis deskriptif- pengaruhnya (influence). Baru setelah melalui
perjalanan yang cukup panjang, Kompas meraih
kualitatif. Sumber data dari hasil studi pustaka
bisnis. Bahkan bukan sekadar menjadi institusi
yang berkaitan dengan fokus masalah dalam bisnis tunggal, tetapi multibisnis yang tetap
artikel ini. Tulisan ini diharapkan dalam terikat kuat pada idealisme yang terus
perspektif kualitatif dapat memperkuat fakta GLSHUWDKDQNDQ KLQJJD VHNDUDQJ´
mengenai pergeseran makna jurnalisme Dalam perjalanan waktu yang dapat
konvensional dalam era digital yang sekaligus dikatakan sebagai suatu proses mencari arti
merupakan peluang untuk berkembang dengan jurnalisme pada akhirnya konsep jurnalisme
basis Internet dan mampu mentransformasi diri Kompas telah dirumuskan sebagai suatu
dari media konvensional menjadi media dalam ´MXUQDOLVPH PDNQD´ -DNRE 2HWDPD SHQGLUL GDQ
era digital dalam konsep konvergensi media. sekaligus penanggung jawab Kompas,
Sistematika penulisan berkaitan dengan kebijakan memberikan pengertian bahwa jurnalisme koran

34
Kompas disebut dengan jurnalisme makna. Dalam masa Orde Baru, jurnalisme yang
Berarti, setiap berita yang disiarkan mempunyai GLSDNDL ROHK .RPSDV GLNHQDO VHEDJDL ¶MXUQDOLVPH
makna bagi pembaca. Lebih luas pandangan NHSLWLQJ´ \DNQL GLNDOD SHPEHULWDDQ PHQJNULWLN
jurnalisme makna dijelaskan Jakob Oetama pada penguasa dan menggigit, maka koran Kompas
waktu memperoleh gelar doktor Honoris Causa melakukan instrospeksi untuk menilai kembali
(HC) di bidang komunikasi dari Universitas sikap politik pemberitaannya. Seperti kepiting,
Gajah Mada (UGM), Yogyakarta bila terantuk batu, maka akan mencari jalan lain
(Kompas,17/4/2003), bahwa pencarian makna dengan menghindari batu tersebut.
berita serta penyajian makna berita semakin Pengertian jurnalisme dalam konsep media,
merupakan pekerjaan rumah dan tantangan media berasal dari perkataan journal, artinya catatan
massa saat ini dan di masa depan. Jurnalisme harian mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa
dengan pemaknaan itulah yang diperlukan bangsa juga berarti suratkabar. Journal berasal dari
sebagai penunjuk jalan bagi penyelesaian perkataan Latin diurnalis, artinya harian atau tiap
persoalan-persoalan genting bangsa ini. hari. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis yaitu
Jurnalisme yang diemban wartawan Kompas orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik.
cukup berhasil menaikkan tiras koran tersebut, MacDougall (dalam Kusumaningrat, 2014)
meskipun perlahan kenaikannya, sebab menyebutkan bahwa jurnalisme adalah kegiatan
pemberitaan yang disajikan menganut filosofi menghimpun berita, mencari fakta, dan
kemanusiaan, adil, terpercaya dan independen. melaporkan peristiwa. Jurnalisme sangat penting
Sesuai dengan motto harian KRPSDV ´Amanat di mana pun dan kapan pun. Jurnalisme sangat
+DWL 1XUDQL 5DN\DW´ \DLWX VHODOX PHQMDJD diperlukan dalam suatu negara demokratis.
kepentingan publik dalam pemberitaannya Takpeduli apa pun perubahan-perubahan yang
dengan seimbang. terjadi di masa depan, baik sosial, ekonomi,
Bila menelusuri sejarah atau perjalanan politik maupun yang lain-lainnya. Tak dapat
waktu harian Kompas, telah dilalui dengan dibayangkan, akan pernah ada saatnya ketika
berbagai tantangan dan hambatan yang pernah tiada seorang pun yang fungsinya mencari berita
dialami, diantaranya yang paling berat dalam tentang peristiwa yang terjadi dan
perspektif sosial politik, pada masa Orde Baru. menyampaikan berita tersebut kepada khalayak
Koran Kompas pernah dilarang terbit, atau ramai, dibarengi dengan penjelasan tentang
dibreidel (tapi sementara) dan bisa terbit kembali, peristiwa itu.
setelah mengakui kesalahannya dan bersikap Konsep berita yang dianut jurnalisme
minta maaf kepada penguasa. Memang pada masa dewasa ini tampaknya juga mengalami
itu intervensi penguasa kepada pers sangat kuat. pergeseran, disebabkan makin kuatnya intervensi
Sering terjadi pembreidelan media internet dengan media online yang mampu
(Arismunandar, 2006). Rezim yang berkuasa dengan cepat mendistribusikan informasi ke
otoriter, dan sistem pers dibangun cenderung segala arah. Namun demikian dalam definisi
sistem pers otoritarian. Pers diperlakukan sebagai berita yang banyak dianut wartawan, menurut
alat propaganda penguasa, padahal penguasa Northcliffe (dalam Kusumaningrat, 2014) yang
telah mencanangkan bahwa konsep pers yang artinya ´NDODX DQMLQJ PHQJJLJLW RUDQJ, itu bukan
dirumuskan sebagai pers Pancasila. Yaitu pers berita; kalau orang menggigit anjing, itu baru
Pancasila atau konsep pers pembangunan dengan EHULWD´ Dalam konsep berita demikian, maka
mekanisme kehidupan persnya adalah berpola nilai berita ada unsur luar biasa, dan ditambah
interaksi positif antara pers, pemerintah dan unsur lainnya, diantaranya, kebaruan, proximity,
masyarakat. Media diarahkan untuk mendukung akurat, dan menarik perhatian.
kegiatan pembangunan nasional yang dilakukan Kini memasuki era Reformasi dengan
pemerintah Orde Baru. perspektif globalisasi informasi dan komunikasi,
35
kehidupan sosial dewasa ini berada dalam dari televisi, radio, media cetak, penerbitan buku,
lingkungan media yang sedang berubah dengan majalah, dan yang terus berkembang dalam
cepat. Hanya beberapa tahun yang lalu, sebagian lingkup internet dengan model media online.
besar orang tidak pernah mendengar multimedia Media yang sudah biasa diakses masyarakat
atau Internet. Sekarang, Anda hampir tidak bisa pada dasarnya merupakan suatu proses
membaca koran tanpa melihat salah satu atau komunikasi. Adapun pengertian komunikasi
keduanya. Bahkan koran dalam bentuk media adalah sebuah proses interaksi untuk
online telah tersaji dengan cepat tiap hari, tiap berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya,
saat dengan berita yang terus di update. Peristiwa yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana
di lain tempat secara realtime dapat disajikan dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak
dalam media online. atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari
Kesimpulannya terhadap kebijakan redaksi data atau menyampaikan informasi yang
dari koran Kompas, setelah melalui perjalanan kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan untuk
panjang ,dengan faktor profesionalisme dalam kemudian disampaikan secara langsung maupun
praktik jurnalisme makna untuk membangun tidak langsung menggunakan bahasa berbentuk
integritas dan kepercayaan, dapat dianggap, kode visual, kode suara atau kode tulisan.
Kompas berhasil senantiasa menyesuaikan Komunikasi massa adalah jenis komunikasi
kebijakan redaksi atau politik pemberitaannya. yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang
tersebar, heterogen, dan anonim melalui media
HASIL DAN PEMBAHASAN cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama
Institusi dan Fungsi Media dapat diterima secara serentak dan sesaat,
Institusi atau lembaga media merupakan
substruktur yag hidup dalam suatu struktur sosial contohnya: pers, radio atau televisi.
dalam kehidupan masyarakat. Menelaah konsep Fungsi-fungsi komunikasi massa yang
institusi, juga dapat diihat dari fungsi-fugsi yang utama, yaitu: penyampaian informasi (to inform);
dilakukan oleh lembaga tersebut. Masyarakat pendidikan (to educate); penghiburan (to
dalam kehidupan sosial dan budaya sangat entertain); mempengaruhi (to influence).
memerlukan hadirnya komunikasi massa dalam Sedangkan ciri-ciri komunikasi massa dapat
bentuk media cetak, radio, dan televisi. Apapun
diidentifikasikan, sebagai: 1) komunikasi massa
bentuknya, komunikasi massa akan terus menerus
berperan penting dalam kehidupan masyarakat. berlangsung satu arah; 2) Komunikator pada
Komunikasi massa menjadi mata dan telinga bagi komunikasi massa melembaga; 3) Pesan pada
masyarakat. Komunikasi massa memberi komunikasi massa bersifat umum; 4) Media
masyarakat sarana untuk mengambil keputusan komunikasi massa menimbulkan keserempakan;
dan membentuk opini kolektif yang bisa dan 5) Komunikasi massa bersifat heterogen.
digunakan untuk bisa lebih memahami diri Dari perspektif sosiologis, fungsi media
mereka sendiri. Ia merupakan sumber utama
dalam proses komunikasi melakukan aktivitas
untuk mengembangkan nilai-nilai dalam
masyarakat (Severin-Tankard, 2005). Komunikasi pokok dalam kehidupan sosial yang
massa yang berisi konten atau berita dan diidentifikasikan sebagai 3 (tiga) aktivitas
informasi disalurkan melalui media massa yang pokoknya. Lasswell (dalam Wright, 1988)
sudah dikenal masyarakat luas. merumuskan yaitu (1) sebagai pengawasan
Dari fenomena kehidupan media dewasa ini, lingkungan, (2) korelasi antar bagian masyarakat
secara sadar ataupun tidak sadar telah terjadi dalam menanggapi lingkungan, dan (3) transmisi
transformasi model bisnis media (termasuk dalam warisan sosial dari satu generasi ke generasi
bentuk jurnalistik), sebagai akibat perkembangan berikutnya. Kemudian Charles R Wright (1988),
teknologi informasi dan komunikasi yang maju menambahkan aktivitas komunikasi yang
dengan pesan. Serta perkembangan yang paling keempat yaitu bentuk entertainment (hiburan).
mutakhir terjadi konvergensi media yang terdiri Aktivitas komunikasi dalam pengawasan
36
lingkungan, menunjukkan pengumpulan dan menghormati hak asasi setiap orang, karena itu
distribusi informasi mengenai kejadian-kejadian dituntut pers yang profesional dan terbuka
yang berlangsung di lingkungan, baik di luar dikontrol oleh masyarakat. Sedangkan yang
maupun didalam suatu masyarakat tertentu. dimaksud pers nasional dapat berfungsi sebagai
Bentuk informasinya dalam format berita-berita. lembaga ekonomi bahwa perusahaan pers
Dalam beberapa hal, ini berhubungan dengan apa dikelola sesuai dengan prinsip ekonomi, agar
yang dipandang sebagai penanganan berita. kualitas pers dan kesejahteraannya para wartawan
Sedangkan tindakan korelasi, berupa dan karyawannya semakin meningkat dengan
interpretasi informasi mengenai lingkungan dan tidak meninggalkan kewajiban sosialnya.
pemakaiannya untuk berperilaku dalam reaksinya Berdasarkan regulasi yang normatif, maka
terhadap peristiwa atau kejadian-kejadian tadi. jurnalisme dalam era digital tidak bisa
Bentuk dalam media diformalisasikan dalam meninggalkan standar normatif media tersebut.
format editorial atau propaganda. Untuk transmisi Dan jurnalisme digital yang dilakukan juga
warisan sosial (social heritage) berfokus pada memperhatikan regulasi yang berlaku bagi pers
komunikasi pengetahuan, nilai-nilai dan norma- konvensional, berdasarkan Undang-undang
norma sosial dari satu generasi ke generasi lain Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, Kode etik
atau dari anggota-anggota suatu kelompok kepada jurnalistik yang disahkan Dewan Pers, serta
para pendatang baru. Pada umumnya aktivitas ini memperhatikan nilai dan norma yang hidup
diidentifikasikan sebagai aktivitas pendidikan dalam masyarakat ketika mencari, mengolah dan
atau edukasi. Dan yang paling akhir, aktivitas menerbitkan surat kabar.
hiburan menunjukkan pada tindakan-tindakan
komunikatif yang terutama dimaksudkan untuk Empat Teori Media
menghibur, dengan tidak mengindahkan efek- Jurnalisme dalam era digital, sebagai
efek instrumental yang dimilikinya. Dengan kata bentuk media, menurut teori normative media
lain, media dalam kehidupan sosial melaksanakan telah mempetakan atau mempolakan empat
aktivitas sosial dengan makna menjalankan kategori sistem media berdasarkan pemikiran
fungsi-fungsi informatif, edukasi, hiburan dan ilmiah bukan dari hasil riset lapangan (Severin-
kritik sosial. Tankard, 2005). Sistem pers dunia telah
Dari perspektif normatif, fungsi-fungsi dipetakan sebagai hasil kajian Fred S. Siebert,
pers diatur dalam regulasi untuk menata dan Theodore Peterson dan Wilbur Schramm dalam
mengelola kehidupan sosial yang mendorong buku Empat Teori Pers (1986), yang
peningkatan kehidupan masyarakat. Fungsi- mengkategorikan teori-teori pers di dunia dalam
fungsi media telah diatur dalam pasal 3 Undang- empat teori pers, yaitu: teori pers otoriter, teori
undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Isi pers bebas, teori pers bertanggungjawab sosial
pasal 3 dinyatakan yaitu : (1) Pers nasional dan teori pers komunis Soviet.
mempunyai fungsi sebagai media informasi, 7HVLV ´(PSDW 7HRUL 3HUV´ PHQJDVXPVLNDQ
pendidikan, hiburan dan control social. Di bahwa pers selalu mengambil bentuk dan warna
samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1) pers struktur-struktur sosial politik di mana pers itu
nasional dapat berfungsi sebagai lembaga beroperasi. Untuk melihat perbedaan dan
ekonomi. Dalam Penjelasan Umum pasal 3 perspektif di mana pers berfungsi, harus dilihat
dinyatakan bahwa pers yang juga melaksanakan asumsi-asumsi dasar yang dimiliki masyarakat itu
social control sangat penting pula untuk mengenai: hakikat manusia, hakikat masyarakat
mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, dan negara, hubungan antara manusia dan negara,
baik korupsi, nepotisme, maupun penyelewengan hakikat pengetahuan dan kebenaran. Pada
dan penyimpangan lainnya. Dalam melaksanakan akhirnya, perbedaan antara sistem pers
fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers merupakan perbedaan filsafat yang mendasarinya.
37
Teori pers otoriter, diakui sebagai teori memberi informasi, hiburan dan tirasnya naik,
pers paling tua, berasal dari abad ke-16, berasal namun pers bebas juga paling sedikit berbuat
dari falsafah kenegaraan yang membela kebajikan menurut ukuran umum dan sedikit
kekuasaan absolut. PenetDSDQ WHQWDQJ ³KDO-hal mengadakan kontrol terhadap pemerintah
\DQJ EHQDU´ GLSHUFD\DNDQ KDQ\D NHSDGD (Hikmat Kusumaningrat, 2006). Dalam
VHJHOLQWLU ³RUDQJ ELMDNVDQD´ \DQJ PDPSX perusahaan pers yang menganut teori pers bebas,
memimpin. Jadi, pada dasarnya, pendekatan sebagian besar aturan yang ada hanyalah untuk
dilakukan dari atas ke bawah. Pers harus menciptakan keuntungan berupa materi bagi
mendukung kebijakan pemerintah dan mengabdi pemilik modal. Pers jenis ini cenderung kurang
kepada negara. Para penerbit diawasi melalui sekali tertarik pada soal-soal bagi kepentingan
paten-paten, izin-izin terbit dan sensor. Konsep masyarakat.
ini menetapkan pola asli bagi sebagian besar Dua teori lainnya, social responsibility
sistem-sistem pers nasional dunia, dan masih theory (teori pers bertanggungjawab sosial) dan
bertahan sampai sekarang. Sebagian besar dunia Soviet communist theory (teori pers komunis
selama beberapa periode telah menerima prinsip- Soviet) dipandang sebagai modifikasi yang
prinsip dasar otoritarianisme sebagai pedoman diturunkan dari kedua teori sebelumnya. Teori
tindakan±tindakan sosial, dan telah dipakai dalam pers bertanggung jawab sosial dijabarkan
pengawasan, pengaturan dan penggunaan media berdasarkan asumsi bahwa prinsip-prinsip teori
komunikasi massa. Walaupun teori otoriter telah pers libertarian terlalu menyederhanakan
dibuang di banyak negara demokratis, tetapi persoalan. Dalam pers bebas, para pemilik dan
praktik-praktik otoritarian cenderung para operator pers yang terutama menentukan
mempengaruhi proses demokrasi. Bahkan, fakta-fakta apa saja yang boleh disiarkan kepada
praktek otoritarian hampir memaksa pemerintah publik (fungsi gatekeeper) dan dalam versi apa
libertarian mengambil langkah-langkah balasan (fungsi framing berita). Teori pers libertarian
beberapa aspek tidak dapat dibedakan dengan tidak berhasil memahami masalah-masalah proses
cara-cara otoritarian. kebebasan internal dan proses konsentrasi pers.
Teori pers libertarian atau teori pers Teori pers bertanggungjawab sosial yang ingin
bebas merupakan teori pers kedua. Teori ini mengatasi kontradiksi antara kebebasan media
mencapai puncaknya pada abad ke 19, manusia massa dan tanggungjawab sosial. Rumusan ini
dipandang sebagai makhluk rasional yang dapat dimuat dalam laporan Commission on the
membedakan antara yang benar dan tidak benar. Freedom, 1949, dengan ketua Robert Hutchins.
Pers harus menjadi mitra dalam upaya pencarian Ada 5 (lima) syarat bagi pers yang
kebenaran. Kemudian berkembang pandangan bertanggungjawab kepada masyarakat, yaitu:
dalam teori ini, pers perlu mengawasi pemerintah. 1. Media harus menyajikan berita-berita
Dari sini atribut pers sebagai ´WKH IRXUWK HVWDWH´ peristiwa sehari-hari yang dapat
setelah kekuasaan eksekutif, legislatif dan dipercaya, lengkap dan cerdas dalam
yudikatif menjadi umum diterima dalam teori konteks yang memberikannya makna.
pers libertarian. Oleh karenanya, pers harus bebas 2. Media harus berfungsi sebagai forum
dari pengaruh dan kendali pemerintah. Dalam untuk pertukaran komentar dan kritik.
upaya mencari kebenaran, semua gagasan harus 3. Media harus memproyeksikan gambaran
memiliki kesempatan yang sama untuk yang benar-benar mewakili dari
dikembangkan, sehingga yang benar dan dapat kelompok-kelompok konstituen dalam
dipercaya akan bertahan, sedangkan yang masyarakat.
sebaliknya akan lenyap. Teori ini paling banyak 4. Media harus menyajikan dan
memberi landasan kebebasan yang tak terbatas menjelaskan tujuan-tujuan dan nilai-nilai
kepada pers. Disini pers bebas paling banyak masyarakat.
38
5. Media harus menyediakan akses penuh ini tidak disukai oleh pers bebas atau libertarian,
terhadap informasi±informasi yang yakni menjalankan etika pers dan menjamin suara
tersembunyi pada suatu saat. minoritas atau oposisi dalam pemberitaannya.
Teori bertanggung jawab sosial banyak dianut
Pengaruh laporan komisi tersebut sedikit negara berkembang dengan tingkat pendidikan
banyak memberi warna terutama seputar tuntutan masyarakat yang relatif maju.
masyarakat Amerika agar pers untuk lebih Teori keempat, the Soviet communist
memperhatikan kepentingan masyarakatnya. Baru theory, baru tumbuh 2 tahun setelah Revolusi
tahun 1956, pers Amerika mulai meninggalkan Oktober 1917 di Rusia. Akar teori ini dari
prinsip-prinsip teori pers libertarian dan bergeser authoritarian theory. Sebanyak 10 dari 11 negara
ke pers yang bertanggungjawab sosial. Inilah yang dulu berada dalam USSR menganut sistem
bentuk kebebasan pers yang dikehendaki ini, sehingga tidak terdapat pers bebas yang ada
masyarakat Amerika yaitu kebebasan yang selalu hanya pers pemerintah. Dengan bubarnya Uni
dengan syarat terhadap kewajiban-kewajiban pers Soviet 25 Desember 1991, negara-negara tersebut
kepada masyarakat. Fungsi mendidik media sekarang telah melepaskan sistem politik
massa perlu diberi ruang dan bobot yang lebih. komunisnya. Kini teori pers komunis hanya
Jangan hanya mencari keuntungan saja, tetapi dianut oleh Republik Rakyat China (RRC). Ciri-
juga menterjemahkan dengan tepat dari ciri teori pers Soviet komunis: a) Dihilangkannya
idealismenya (Sinansari Ecip, 2000:77). motif profit, b) Menomorduakan topikalitas
Siebert dkk, dalam bukunya Empat Teori berita, c) Mempertahankan status quo bagi
Pers menetapkan 6 (enam) fungsi pers dalam penguasa.
sistem pers yang bertanggungjawab sosial, yaitu: Empat teori pers dunia ini dapat dijadikan
1. Melayani sistem politik yang arah kecenderungan dari politik pemberitaan
memungkinkan informasi, diskusi dan media, di negara mana media tersebut beroperasi.
konsiderasi tentang masalah±masalah Perkembangan jurnalisme dalam era digital, juga
publik dapat diakses oleh masyarakat. menganut kecenderungan salah satu dari Empat
2. Memberikan informasi kepada publik Teori Pers dunia tersebut. Jurnalisme yang
untuk memungkinkan publik bertindak diterapkan oleh media di Indonesia lebih
bagi kepentingannya sendiri. cenderung menganut teori libertarian, sejak
3. Melindungi hak±hak individu dengan memasuki era Reformasi.
bertindak sebagai watch dog terhadap Dalam perspektif praktis, pedoman
pemerintah. wartawan dalam menjalankan praktik jurnalisme
4. Melayani sistem ekonomi dengan adanya berorientasi pada kode etik jurnalistik dan norma-
iklan dalam media, mempertemukan norma sosial dan hukum yang hidup dalam
pembeli dan penjual. masyarakatnya. Dewasa ini pandangan jurnalisme
5. Memberikan hiburan yang baik, apapun dapat juga menelaah pada sumber orientasi
hiburan itu dalam media. ZDUWDZDQ \DQJ GLDPELO GDUL ³6HPELODQ HOHPHQ
6. Memelihara otonomi dibidang finansial MXUQDOLVPH´ yang mengandung nilai-nilai
agar tidak terjadi ketergantungan kepada idealisme dalam praktik kewartawanan.
kepentingan-kepentingan dan pengaruh- Sembilan elemen jurnalisme terdiri dari:
pengaruh tertentu. (1) Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada
kebenaran. Wartawan sangat memegang teguh
Teori pers bertanggung jawab sosial ini nilai kebenaran dari berita dan tidak
merupakan teori baru dan memberikan banyak memanipulasi negatif dalam pemberitaannya.
informasi dan menghimpun segala gagasan atau Kemudian (2) Loyalitas pertama jurnalisme
wacana dari segala tingkatan kecerdasan. Teori adalah kepada masyarakat. Masyarakat sebagai
39
subjek berita yang bakal menikmati berita-berita komunikasi makin masif pemanfaatannya dalam
yang disajikan media, maka orientasi masyarakat luas.
pemberitaannya harus kepada masyarakat. Bentuk jurnalisme dalam era digital yang
Elemen selanjutnya yang ke (3) Intisari banyak dikenal dalam masyarakat, seperti portal
jurnalisme adalah disiplin verifikasi. Wartawan berita detik.com, kompas.com dan sebagainya.
dalam bekerja sangat mengutamakan verifikasi Secara formal portal berita atau dalam peraturan
fakta-fakta untuk disajikan sebagai berita dalam Dewan Pers disebut sebagai media siber,
media, sehingga tidak membingungkan atau pemunculannya berdasar pada pemikiran sebagai
menyesatkan bagi masyarakat. Elemen ke (4) ungkapan kemerdekaan berpendapat,
Praktisi jurnalisme harus menjaga independensi kemerdekaan berekspresi dan kemerdekaan pers
terhadap sumber berita. Disini wartawan tidak yang merupakan hak asasi manusia yang
terpengaruh oleh pihak lain untuk memberitakan dilindungi Pancasila, Undang-undang Dasar
fakta yang ada, maka wartawan harus independen 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi
dan menjaga kredibilitas terhadap sumber berita. Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.
(5) Jurnalisme harus menjadi pemantau Keberadaan media siber di Indonesia juga
kekuasaan. Peran ini amat berat dan penuh merupakan bagian dari kemerdekaan
konflik kepentingan antara media dengan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan
penguasa yang orientasi utamanya semuanya kemerdekaan pers.
NHSDGD SXEOLN QDPXQ GHQJDQ µSROLWLN¶ DWDX VXdut Wartawan sebagai sumberdaya manusia
pandang yang berbeda. Sedangkan elemen yang melakukan kegiatan jurnalistik dengan re-
jurnalisme selanjutnya yang ke (6) bahwa orientasi terhadap elemen jurnalisme tentunya
jurnalisme harus menyediakan forum kritik memerlukan bentuk manajemen media yang
maupun dukungan masyarakat. Media wajib sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
berorientasi kepada kepentingan publik, bukan khalayak terhadap media dalam era digital.
semata-mata kepada pemilik modal atau Media siber memiliki karakteristik khusus
pemasang iklan. Perlu ada keseimbangan antara sehingga memerlukan pedoman agar
kepentingan publik dengan pasar. Elemen yang pengelolaannya dapat dilaksanakan secara
ke (7) bahwa jurnalisme harus berupaya keras profesional, memenuhi fungsi, hak dan
untuk membuat hal yang penting menarik dan kewajibannya sesuai Undang-Undang Nomor 40
relevan. (8) Jurnalisme harus menyiarkan berita Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik
komprehensif dan proporsional. Dan elemen Jurnalistik. Untuk itu Dewan Pers bersama
jurnalisme ke (9) bahwa praktisi jurnalisme harus organisasi pers pengelola media siber dan
diperbolehkan mengikuti nurani mereka (Kovack, masyarakat telah menyusun Pedoman
2006). Dari elemen-elemen jurnalisme itu, maka Pemberitaan Media Siber. Materi isinya hampir
yang paling penting bahwa jurnalisme sama dengan pedoman pemberitaan untuk media
mengungkapkan kebenaran dalam beritanya, cetak suratkabar dan majalah berita mingguan.
obyektif, dan menjalankan fungsi kontrol pada Yang membedakan pada mediumnya, yang
kekuasaan dan sebagai media ruang publik. mempunyai karakteristik berbeda pada masing-
Jurnalisme dalam era digital berlandaskan masing media. Dan teknologi yang digunakan
pada kode etik jurnalistik yang telah disahkan pada media siber bersifat konvergensi yang dapat
Dewan Pers serta dapat ditambah dengan menampilkan materi data, gambar dan suara
pandangan dari Sembilan Elemen Jurnalisme serentak.
yang dirumuskan Bill Kovach dan Tom Rosentail Data Dewan Pers ternyata di Indonesia
(2006), keduanya wartawan Amerika Serikat. tercatat sekitar 1.755 situs berita tahun 2017.
Nilai-nilai jurnalisme dewasa ini yang telah Namun menurut ketentuannya bahwa suatu portal
mengikuti perkembangan zaman dan teknologi berita atau media siber harus merupakan suatu
40
badan hukum, mempunyai alamat redaksi yang terlihat dari berita-beritanya yang sensasional dan
jelas, terdapat susunan redaksi atau pengelolanya, provokatif.
termasuk wartawannya, dan mempunyai Dalam buku Sembilan elemen jurnalisme,
manajemen pengelola yang sehat secara yang paling pokok, bahwa jurnalisme itu harus
ekonomis. Bila situsnya tidak jelas alamatnya, mengutamakan konten untuk kepentingan publik.
diantaranya, maka bukan merupakan situs legal Orientasi pemberitaannya kepada masyarakat dan
yang informasinya tidak dapat untuk kepentingan masyarakat. Dengan demikian
dipertanggungjawabkan. jurnalisme dalam era digital harus tetap
Bagaimana makna jurnalisme dalam era berlandaskan pada prinsip jurnalisme yang baku
digital dapat dicermati pada praktik media siber dan universal, diantaranya rumus berita 5 W 1 H,
dewasa ini? Dosen Fisipol Universitas Gajah serta kode etik jurnalistik yang telah disahkan
Mada, Kuskridho Ambardi, PhD, dalam oleh Dewan Pers. Dari segi teknologi yang telah
presentasinya bertajuk Digital Journalism: The menggunakan konvergensi media, maka dituntut
Contemporary Experience and Views of bagi media konvensional perlu segera
Indonesian Journalists di Yogyakarta, mentransformasi diri menjadi media siber yang
(06/09/2017) menjelaskan bahwa tingginya berkualitas untuk kepentingan publik.
jumlah situs berita secara tidak langsung Transformasi yang diperhatikan dalam jurnalisme
memperingatkan kita sebagai audience untuk siap dalam era digital, media baru bersifat multi-arah,
menghadapi arus informasi dan kritis dalam bukan hanya searah. Tidak mempunyai
mengkonsumsinya. Ada 5 (lima) tren yang ¶NKDOD\DN¶ VHKLQJJD WLGDN DGD SXEOLN PDVVD
mewarnai media berita siber di Indonesia. Media baru sangat beragam dalam bentuk dan
Pertama, penekanan pada aspek kecepatan. kontennya (McQuail,2011). Dengan demikian
Kedua, truth in the making. Ketiga, jurnalisme di era digital yang bakal muncul
kecenderungan sensationalism is a menu of the dengan ciri-ciri kecepatan multi, multiarah dan
day. Keempat, masih bersifat Jakarta sentris. berita yang ringkas.
Kelima, media siber di Indonesia seringkali
mempraktikkan cara kerja public relations dan KESIMPULAN
memelintir suatu isu. Kelima tren tersebut Dalam mengikuti perkembangan teknologi
menjadi poin-poin utama yang dapat kita gunakan komunikasi, jurnalisme dalam era digital
sebagai kritik dalam mengonsumsi berita media menangkap peluang yang berkembang,
siber. Masih banyak konten media siber yang diantaranya melakukan konvergensi media dan
memuat sensasionalitas berlebihan. Baik untuk mentransformasi diri menjadi media online dalam
tujuan bisnis produknya ataupun untuk tujuan era digital. Teori-teori media di dunia menjadi
lain. pijakan dan sumber filosofi untuk membangun
Audien yang mengakses berita dari media arah pemberitaan berdasarkan politik pemberitaan
siber memang dituntut untuk kritis, jangan redaksi dari media tersebut. Jurnalisme yang
menerima atau mempercayai berita tersebut dipraktekkan oleh para jurnalis bertumpu pada
dengan segera, namun perlu direnungkan dan regulasi, kode etik jurnalistik dan juga
dipikir ulang, apakah konten berita memang perkembangan pandangan masyarakat dari akibat
benar atau hoax. Edukasi kepada khalayak perkembangan zaman dengan hadirnya era
tampaknya diperlukan agar masyarakat dengan digital. Era digital telah membawa perubahan
cerdas dan bijaksana dalam mengkonsumsi terhadap praktik jurnalisme konvensional menjadi
berita-berita dari media siber. Dan perlu jurnalisme media digital yang karakteristiknya
diperhatikan, status media siber tadi apakah legal pengolahan berita yang cepat, distribusi yang
sebagai media yang telah di verifikasi oleh cepat pula untuk sampai kepada khalayak dan
Dewan Pers atau media siber abal-abal yang dapat dipercaya. Media online atau media siber
41
yang dapat dipercaya telah melakukan verifikasi McQuail, Denis. (2011). Teori Komunikasi Massa.
lembaga pada Dewan Pers dan bertindak sebagai McQuail Edisi 6 Buku 2. Terjemahan Putri Iva
Izzati, Jakarta : Salemba Humanika.
media siber yang resmi.
Era digital dewasa ini telah memberikan Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
peluang bagi media untuk segera melakukan
transformasi menjadi media siber dengan bentuk Siebert, Fred .S, T Peterson dan W.Schramm. (1986).
Empat Teori Pers, alih bahasa Putu Laxman S.
korporasi media menjadi konvergensi media. Pendit. Jakarta: Intermasa.

UCAPAN TERIMA KASIH Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr (2005).


Terimakasih kepada pimpinan Badan Teori Komunikasi- Sejarah, Metode dan Terapan
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya di Dalam Media Massa. Edisi Kelima, Jakarta:
Kencana.
Manusia, Kementerian Komunikasi dan
Informatika atas kesempatan yang diberikan Wright, Charles R. (1988). Sosiologi Komunikasi
kepada penulis. Massa, terjemahan disunting oleh Jalaluddin
Rakhmat. Bandung: Remaja Karya.
DAFTAR PUSTAKA
$ULVPXQDQGDU 6DWULR ´$OLDQsi Jurnalistik
Independen (AJI) Sebuah Refleksi Perlawanan
-XUQDOLV 7HUKDGDS 3HQJXDVD 2UGH %DUX´ Jurnal
Studi Komunikasi dan Media. Volume 10, Nomor
2 (Juli-Desember 2006).

Ecip, S. Sinansari (2000). ´0DVLK %LVDNDK %HUKDUDS


SDGD 0HGLD 0DVVD´, dalam Nasionalisme
Perburuan Tanpa Tepi. Jakarta: Badan Informasi
dan Komunikasi Nasional.

Haryanto, Ignatius (2014). Jurnalisme Era Digital-


Tantangan Industri Media Abad 21.Jakarta:
Penerbit Buku Kompas.

Satria. (2017). ³-XUQDOLVPH GL (UD 'LJLWDO VHEDJDL


7UDQVIRUPDVL VHNDOLJXV 7DQWDQJDQ´. Diakses
tanggal 06 Juli 2018 dari
https://ugm.ac.id/id/news/14661-
%20jurnalisme.di.era.digital.sebagai.transformasi
.sekaligus.tantangan

Suryopratomo (2007). ³3URIHVLRQDOLVPH XQWXN


0HPEDQJXQ ,QWHJULWDV GDQ .HSHUFD\DDQ´, dalam
St.Sularto (ed) Kompas Menulis dari Dalam.
Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Hikmat Kusumaningrat dan Purnama K (2006).


Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: Remaja
Rosda Karya. Kompas, 17 April 2003.

Kompas, Edisi 17 April 2003.

Kovach, Bill dan Tom Rosentail. (2006). Sembilan


Elemen Jurnalisme. Terjemahan Yusi
A.Pareanom. Jakarta: Yayasan Pantau.

42

Anda mungkin juga menyukai