Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH NILAI BUDAYA DAN ETNIS

TERHADAP PERILAKU KONSUMEN


Oleh :
Isa Abdurrahman (J3J113043), Dindin Mahpudin (J3J113072), Sumiati
(J3J113093), Larasati Riskia Adiani (J3J113096), Rani Sukesih (J3J213186)
PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

Dosen : Liisa Firhani, SP NILAI


Hari : Senin, 14 September 2015
Praktikum :3
Ruang : GG K03

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada


perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan
oleh budaya, subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya adalahpenyebab
paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.
Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan
danperilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga
dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya –
sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan
sosialisasiyang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat
dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok
keagamaan, kelompok ras, area geografis.
Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar
seringkali merancang produk dan programpemasaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan konsumen. Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang
relatif permanen dan bertahanlama dalam suatu masyarakat, yang tersusun
secara hierarki dankeanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku
yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal,
seperti pendapatan, tetapidiukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, kekayaan dan variable lain.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Bagaimanabudayamempengaruhikonsumsi
?memberikancontohkasus?
1.2.2 Bagaimananilai-nilai inti masyarakat
Indonesiadapatmempengaruhiseorangpemasarproduk-
produkagribisnis ?
1.2.3 Bagaimanasuatu
iklandinilaiberdasarkannilaibudayadanetnissuatuwilayah/negara/k
elompok dan Nilaiintiapa yang digambarkandarimasing-
masingiklantersebut ?
1.2.4 Bagaimana pendapat penulis mengenai implikasi perilaku
konsumen yang dikaitkan dengan pengaruh budaya terhadap
strategi pemasaran?
1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui budaya mempengaruhi konsumsi dan memberikan


contoh kasus.
1.3.2 Mengetahui nilai-nilai inti masyarakat
Indonesiadapatmempengaruhiseorangpemasarproduk-
produkagribisnis.
1.3.3 Mengetahui suatu
iklandinilaiberdasarkannilaibudayadanetnissuatuwilayah/negara/ke
lompok dan Nilaiinti yang digambarkandarimasing-masingiklan.
1.3.4 Mengatahui pendapat penulis mengenai implikasi perilaku
konsumen yang dikaitkan dengan pengaruh budaya terhadap
strategi pemasaran.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Budaya Terhadap Konsumsi

Contoh Kasus 1 : Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen


Terhadap Pembelian Mobil Minibus Merk Gran Max.

Indonesia sebagai negara berpenduduk padat. Indonesia telah


menempatkan industri manufaktur sebagai industri yang strategis baik dalam
penyerapan pasar maupun penyediaan sumber daya. Masyarakat Indonesia
adalah masyarakat yang menyukai kebersamaan dan kekeluargaan. Sehingga
dalam melakukan suatu kegiatan lebih nyaman bersama, contoh ketika
berpergian dalam bertamasya atau saat hari lebaran ketika akan melakukan
silaturahmi ke rumah keluarga lain, dilakukan oleh keluarga besar, adapun
alat transportasi yang digunakan adalah mobil untuk dapat mencapai ke
tempat yang dituju dalam kapasitas yang besar, mobil yang banyak dipilih
oleh konsumen Indonesia biasanya adalah mobil minibus, karena mobil
minibus adalah mobil yang manfaatnya untuk pengangkut bukan barang dan
berkapasitas besar. Selain itu mobil minibus selain bisa untuk kegiatan
keluarga juga memiliki multifungsi lainnya seperti dapat dijadikan sebagai
kendaraan untuk ajang bisnis misal dapat dipakai untuk berjualan.

Adapun salah satu dari mobil minibus yang memiliki kapasitas


banyak adalah mobil grand max. gran max adalah salah satu produk mobil
yang dikeluarkan oleh daihatsu, daihatsu sendiri merupakan perusahaan yang
sudah terkenal terlebih daihatsu telah melakukan kerja sama dengan
perusahaan toyota. Selain itu mobil daihatsu gran max memiliki model yang
menawan dan dengan harga yang terjangkau yaitu kisaran harga Rp
137.000.000, 00 – Rp 158.000.000,00 dibandingkan dengan mobil honda
yang mengeluarkan produk mobil yang dengan harga yang sama yaitu Rp
150,000.000,00 namun dengan kapasitas kecil yaitu hanya mampu
menampung jumlah penumpanng hanya 5 orang saja yaitu honda brio.

Contoh Kasus 2 : Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen


Terhadap Pembelian Kecap Merk Bango.

Masakan Indonesia merupakan masakan yang kaya akan rempah dan


bumbu masak yang beragam. Berbagai macam bumbu masak dapat dengan
mudah ditemui, dan banyak diantaranya merupakan bumbu masak yang khas.
Diantara berbagai bumbu masak yang biasa digunakan, kecap merupakan
bumbu masak yang sering ditambahkan pada setiap masakan. Kecap banyak
diproduksi baik dalam skala industri maupun skala rumah tangga. Diantara
produsen kecap, kecap bango merupakan kecap yang begitu dikenal dan
memiliki tempat di hati masyarakat Indonesia. Mengingat banyak masakan
Indonesia yang menggukan kecap sehingga konsumsi kecap akan selalu ada.
Baik itu dalam makanan berat maupun jajanan lainnya. Contoh semur daging
dan mie ayam.

Adapun budaya khas orang jawa yang menyukai menu makanan manis
membuat kecap bango memiliki pasaran yang tinggi di pulau jawa khususnya
jawa tengah, seperti makanan daerah yaitu gudeg dan lain – lain. Bango
sendiri pernah melakukan edisi festival jajanan bango persembahan dari barat
ke timur nusantara. Hal tersebut semakin bango semakin melekat di hati
konsumen terlebih bango memiliki rasa yang khas dan kualitas yang baik.
Contoh Kasus 3 : Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
Terhadap Mie Instan Merk Indomie.

Indonesia sebagai negara berpenduduk besar telah menempatkan


industri pangan sebagai industri yang strategis baik dalam penyerapan pasar
maupun penyediaan sumber daya. Keragaman budaya dari ratusan suku
bangsa yang tersebar di luasan wilayah kepulauan Indonesia merupakan
warisan leluhur yang sangat bernilai tinggi. Perilaku makan merupakan
bagian penting pula dari adat istiadat di banyak suku Bahkan makanan telah
menjadi simbol kebudayaan dan berpotensi menjadi bagian budaya nasional.
Tuntutan akan kecepatan dan kepraktisan yang hampir menyentuh seluruh
aspek kehidupan dan kelompok masyarakat melahirkan budaya instan
termasuk pada budaya makanan instan. Salah satu jenis makanan instan yang
cukup popular adalah mi instan. Keberadaan mi instan di Indonesia dirasakan
cukup fenomenal.

Indomie sebagai pemimpin pasar mi instant telah melakukan banyak


terobosan dalam menjaga keutuhan pangsa pasar dan bahkan
meningkatkannya. Salah satu produk Indomie yang diluncurkan adalah dalam
program Lintas Budaya Nusantara adalah Indomie Selera Nusantara (ISN).
ISN merupakan hasil dari pengembangan produk yang mengangkat cita rasa
makanan khas daerah di Indonesia. Selain itu, harga yang cukup terjangkau
dan variasi rasa yang beragam yang kemudian menyebabkan konsumen untuk
memutuskan membeli produk mie instan merk indomie. Serta kualitas yang
selalu terjaga sehingga konsumen tetap bertahan pada mie instan merk
indomie tersebut.

2.2 Nilai – nilai Inti Masyarakat Indonesia yang Mempengaruhi Pemasar


Produk Agribisnis

1. Nilai Keagamaan

Indonesia yang mayoritas penduduknya umat Muslim, di akhir


bulan ramadhan menjelang hari raya idul fitri sangat banyak ditemui
dipasar para penjual yang menjual ketupat. Baik ketupat yang sudah
matang maupun ketupat yang hanya cangkangnya saja atau ketupat yang
belum di isi.

2. Nilai Saling Menghargai

Pada di daerah Jawa Barat yang mayoritas penduduknya umat Muslim,


sangat jarang ditemui pasar yang secara terang-terangan menjual daging
babi.Meskipun ada beberapa penjual yang menjualnya, mereka tidak akan
berani berjualan secara”terbuka” karena mereka menghargai konsumen
yang beragama Islam. Jikapun ada mereka menepatkannya dengan
perlakuan khusus seperti contoh di Pasar Kebon Kembang (anyar) ada
salah satu pedagang yang menjual daging babi, namun penjual tersebut
tidak memajang daging babi secara jelas melainkan hanya di perlihatkan
fotonnya dan keterangan bahwa ia menjual daging babi daging disimpan di
dalam di cooler. Sementara di pulau luar jawa seperti Manado yang
mayoritas penduduknya umat non-Muslim, penjual daging babi dan
sebagainya dapat dengan bebas berjualan karena mereka mengetahui
bahwa hampir semua konsumennya itu bukan beragama Islam.

3. Nilai Etnis

Terdapat seorang penjual sayur – sayuran, dan cabai disalah satu


pasar tradisional, penjual tersebut adalah orang sunda atau asli bogor dan
terdapat pembeli yang juga orang sunda, karena faktor budaya dari bahasa
sunda tersebut maka mereka terlihat lebih akrab atau dekat, sehingga
pembeli pun mendapatkan harga khusus atau lebih murah dari pembeli
lain, selain itu pembeli juga dilayani lebih cepat atau utama dibandingkan
dengan pembeli lain.

2.3 Nilai Inti yang Digambarkandari Suatu Iklan.

Iklan Mobil Minibus Gran Max

Pada iklan mobil mini bus gran max menggambarkan sebuah kekeluargan, di
iklan tersebut terdapat ayah, ibu, kakek dan nenek dimana mereka berada bersama
cukup di dalam satu mobil. Mobil ini diinterptretasikan sebagai mobil yang
nyaman dan mudah dikemudikan. Nilai tersebutlah yang coba dipenuhi oleh
produsen mobil di Indonesia, yang berbeda dengan negara lain dimana mobil
keluarga atau yang mampu menampung banyak orang jarang digunakan.

Iklan Kecap Bango


Masakan yang manisdari orang jawa daribudaya yang diangkatadalahwayangkulit
yang merupakanbudayajawa. Mencerminkan masyarakat Indonesia yang tolong
menolong dan saling gotong royong. Produk Ini berupaya untuk mengangkat
kembali masakan dan budaya Indonesia. Kecap bango berupaya untuk
menunjukan bahwa makanan tradisional yang menggunakan kecap bango
mennjadi lebih enak.
Iklan Kuku Bima Ener-G

Bagi merek sendiri, menampilkan budaya bangsa ini juga merupakan


bagian memperkuat ekuitas merek mereka sebagai merek asli Indonesia.
Kalaupun bukan merek asli Indonesia, merek mereka ini adalah merek yang
sesuai dengan nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia. Jadinya iklan tersebut
bekerja di dua sisi, mendukung budaya nasional sekaligus meningkatkan citra di
konsumen.

Seperti yang dilakukan oleh Sido Muncul yang konsisten mengangkat iklan
dengan konten “Indonesia banget”. Melalui iklan Kuku Bima Ener-G, Sido Muncul boleh
dianggap sukses menyampaikan pesan bahwa perusahaan ini peduli pada budaya
Indonesia. Di saat yang sama mereka berhasil menyampaikan pesan pada khalayak,
bahwa semua budaya yang ada di iklan itu adalah milik bangsa ini. Merek ini juga
mampu membuat tahu orang Indonesia sendiri—yang mungkin belum mengenal—bahwa
ada budaya dan tempat-tempat indah di daerah lain.

Tampilan iklan yang mengangkat budaya dan banyak wilayah eksotik di


negeri ini juga bisa memicu orang untuk berwisata di dalam negeri. Dengan
begitu, ekonomi daerah tersebut akan berkembang dan kemakmuran akan merata
di negara ini. “Masyarakat akan lebih semangat untuk berwisata di negeri sendiri
daripada berwisata ke luar negeri yang belum tentu keindahan alam dan
panoramanya lebih baik dari Indonesia,” tutur Irwan Hidayat, Direktur Utama PT
Sido Muncul.
Dalam merek Kuku Bima Ener-G, roh yang ingin disematkan adalah pembawa
kemandirian dan kepedulian sebagai anak negeri. Mengajak pemirsa iklannya—
baik konsumen atau bukan—untuk menjadi manusia mandiri dan peduli pada
bangsa. Bagi merek sendiri, menampilkan budaya bangsa ini juga merupakan
bagian memperkuat ekuitas merek mereka sebagai merek asli Indonesia.
Kalaupun bukan merek asli Indonesia, merek mereka ini adalah merek yang
sesuai dengan nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia. Jadinya iklan tersebut
bekerja di dua sisi, mendukung budaya nasional sekaligus meningkatkan citra di
konsumen.

Seperti yang dilakukan oleh Sido Muncul yang konsisten mengangkat


iklan dengan konten “Indonesia banget”. Melalui iklan Kuku Bima Ener-G, Sido
Muncul boleh dianggap sukses menyampaikan pesan bahwa perusahaan ini peduli
pada budaya Indonesia. Di saat yang sama mereka berhasil menyampaikan pesan
pada khalayak, bahwa semua budaya yang ada di iklan itu adalah milik bangsa ini.
Merek ini juga mampu membuat tahu orang Indonesia sendiri—yang mungkin
belum mengenal—bahwa ada budaya dan tempat-tempat indah di daerah lain.

Tampilan iklan yang mengangkat budaya dan banyak wilayah eksotik di


negeri ini juga bisa memicu orang untuk berwisata di dalam negeri. Dengan
begitu, ekonomi daerah tersebut akan berkembang dan kemakmuran akan merata
di negara ini. “Masyarakat akan lebih semangat untuk berwisata di negeri sendiri
daripada berwisata ke luar negeri yang belum tentu keindahan alam dan
panoramanya lebih baik dari Indonesia,” tutur Irwan Hidayat, Direktur Utama PT
Sido Muncul. Di luar yang dikatakan oleh Irwan, tujuan iklan itu sendiri
diharapkan mampu menciptakan engagement yang kuat antara merek dengan
konsumen, yang ujung-ujungnya mengarah kepada “jualan”.

2.4 Implikasi Perilaku Konsumen yang Dikaitkan Dengan Pengaruh Budaya

Terhadap Strategi Pemasaran.

Strategi pemasaran

Strategi pemasaran yang dapat dilakukan terkait dengan pengaruh


budaya adalah satu dilihat dari sisi product (produk), produsen dapat
meluncurkan produknya disuatu tempat tertentu yang mampu menyerap pasar
yang konsumen dapat mengkonsumsinya sesuai dengan adat atau budaya
yang berlaku didaerahnya. banyak. Misal di Bali peternak dapat melakukan
ternak sapi apapun kecuali sapi putih dikarenakan disana adat budaya disana
tidak membolehkan untuk menyembelih sapi putih, dilihat dari sisi price
(harga), seorang produsen makanan pecel lele misalnya sebaiknya dapat
menjual makanan dengan harga yang murah dan porsi yang banyak
dilingkungan kampus karena budaya mahasiswa adalah menyukai makanan
yang murah, cukup enak, dan porsi yang banyak. Dilihat dari sisi place
(tempat), produsen industri hijab atau jilbab dapat melebarkan usahanya di
daerah aceh khususnya karena secara mayoritas orang aceh adalah mayoritas
islam, dan disana terdapat aturan pemerintah yang mewajibkan bahwa
seorang muslimah wajib berhijab. Adapun dari sisi promosi (promotion)
sssbahwa ketika seorang produsen akan mempromosikan produknya di suatu
daerah perlu memperhatikan kebijakan daerah yang berlaku misal di Aceh
seorang produsen tidak boleh memasang iklan di papan reklame di sisi sisi
jalan menggunakan bintang film denga berpakaian fulgar, melainkan harus
menggenakan hijab.

Jadi, strategi pemasaran yang disesuaikan dengan budaya yang ada


karena semua bermula dari kebutuhan yang ada. Sehingga masyarakat tertarik
dengan produk yang ditwarkan oleh produsen dan berminat dengan produk
yang ditawarkan tersebut.

BAB III PENUTUP

Setiap kelompok masyarakat mempunyai budayanya masing-masing,


sehingga manusia terikat oleh budaya tersebut, yang membuat semua
tindakan disesuaikan dengan budaya yang ada, termasuk dalam poala
konsumsi masyarakatnya. Hal ini membuat para produsen membuat produk
yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat, dengan pendekatan bauran
pemasaran yang disesuaikan dengan budaya yang ada. Kenapa harus
demikian karena dengan hal itulah produk yang dihasilkan bisa diterima
poleh konsmen.

DAFTAR PUSTAKA

Indah Kusumandini.[Internet].[diunduh 2015 September 14]. Tersedia


:http://www .indahkusumandini.blogspot.co.id/2014/05/hasil-analisa-
bauran-promosi-produk.html?m

Nichonotes.[Internet].[diunduh 2015 September 11]. Tersedia :


http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/strategi-pemasaran.html

Anda mungkin juga menyukai