KAJIAN PUSTAKA
A. Guru
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi
para peserta didik, dan lingkungannya (Sudarwan Danim, 2011: 5). Guru adalah
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
dosen).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa peranan guru sangat penting dalam dunia
didik, guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh
adalah sebagai agen pembaharuan dimana guru dapat menjadi panutan bagi
peserta didik dan lingkungan sekitarnya dimanapun berada, guru juga dapat
mengajarkan banyak hal kepada peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu
12
13
e. Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan siswa maupun siswa
dengan siswa
Pada bagian lain, (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa agar
guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator, maka guru perlu
memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media
dan sumber belajar. Dari ungkapan ini, jelas bahwa untuk mewujudkan
dirinya sebagai fasilitator, guru mutlak perlu menyediakan sumber dan
media belajar yang cocok dan beragam dalam setiap kegiatan pembelajaran,
dan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi para
siswanya.
Terkait dengan sikap dan perilaku guru sebagai fasilitator, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan guru untuk dapat menjadi seorang
fasilitator yang sukses yakni: mendengarkan dan tidak mendominasi,
bersikap sabar, menghargai dan rendah hati, mau belajar, bersikap sederajat.
bersikap akrab dan melebur, tidak berusaha menceramahi, berwibawa, tidak
memihak dan mengkritik, bersikap terbuka, serta bersikap positif.
2. Guru Sebagai Motivator
Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran
yang berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa (student oriented), maka peran guru dalam proses
pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah satunya adalah penguatan
peran guru sebagai motivator (Akhmad Sudrajat, 2012).
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai
motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi
belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut
kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku
belajar siswa yang efektif. Dalam perspektif manajemen maupun psikologi,
kita dapat menjumpai beberapa teori tentang motivasi (motivation) dan
pemotivasian (motivating) yang diharapkan dapat membantu para manajer
(baca: guru) untuk mengembangkan keterampilannya dalam memotivasi
para siswanya agar menunjukkan prestasi belajar atau kinerjanya secara
unggul.
Terlepas dari kompleksitas dalam kegiatan pemotivasian tersebut,
dengan merujuk pada pemikiran (Wina Senjaya, 2008), di bawah ini
dikemukakan beberapa petunjuk umum bagi guru dalam rangka
meningkatkan motivasi belajar siswa.
1) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham ke arah mana ia
ingin dibawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat
15
ING ONE-TUT]. Ing Ngarsa Sun Tuladha-Ing Madya Mangun Karsa-Tut Wuri
Handayani (Moh. Uzer Usman, 2006).
4. Guru Sebagai Inovator
Guru sebagai Inovator, guru berfungsi melakukan kegiatan kreatif,
menemukan strategi, metode, cara-cara, atau konsep-konsep yang baru
dalam pengajaran. sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan dan
melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Gagasan baru itu misalnya
penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran. Penggunaan teknologi
informasi dalam pembelajaran maksudnya menggunakan manfaat internet
atau intranet sebagai media pembelajaran.
Kehidupan selalu mengalami perubahan sebab kehidupan memang
sebuah proses yang dinamis. Dinamisasi pola kehidupan seringkali jauh
melebihi kemampuan adaptasi yang dimiliki oleh seseorang sehingga
seringkali terjadi satu atau beberapa perbedaan sehingga muncul fiksi/
gesekan yang pada akhirnya menjadikan perbedaan konsep. Dan, anak didik
adalah sosok yang belum stabil dalam segala aspek sehingga setiap kali
menghadapi persoalan dalam hidup atau proses hidup, maka sebuah teladan
bagus agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Oleh karena itulah,
maka eksistensi guru sebagai innovator kegiatan, khususnya dalam pola
pembelajaran sangat diperlukan. Kehidupan yang dinamis memberikan
konsekuensi logis yang menuntut setiap orang untuk memberikan sesuatu
yang baru sehingga selalu sejalan dengan perkembangan pola kehidupan
(Angayank, 2010).
B. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi Guru
Kompetensi guru merupakan kemampuan (melaksanakan tugas)
berfikir dan tindakan. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan kuasai oleh guru dalam
tidak sekedar perbuatan yang tampak dan dapat dilihat, akan tetapi
maka kompetensi guru itu terkait dengan kognotif, afetif dan psikomotorik.
pendidikan.
pemerintah 189 tahun 2005 pasal (28: 3), menyebutkan kompetensi guru
serta pendidikan anak usia dini terdiri dari atas empat kompetensi, yaitu:
yang melekat pada guru untuk dapat menjalankan tugasnya secara optimal.
a. Kompetensi Kepribadian
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal (28 ayat
(3) butir b) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berahlak mulia.
Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran.
Pribadi guru juga sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta
didik. Ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan mahluk yang suka
mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk
pribadinya. Semua itu menunjukan bahwa kompetensi personal atau
kepribadian guru sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses
pembentukan pribadinya. Oleh karena itu wajar ketika orang tua
mendaftarkan anaknya ke satu sekolah akan mencari tahu dulu siapa
guru-guru yang akan membimbing anaknya.
21
d) Perancangan pembelajaran;
e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran;
g) Evaluasi hasil belajar (EHB), merupakan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
(Mulyasa, 2011: 75)
c. Kompetensi Profesional
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal (28 ayat 3 butir
c) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional
adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru,
secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang ruang lingkup
kompetensi profesional profesional guru sebagai berikut:
a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, sosiologis, dan sebagainya;
b) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesui taraf
perkembangan peserta didik;
c) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya:
d) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi;
e) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media,
dan sumber belajar yang relevan;
f) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program
pembelajaran;
g) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
h) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
Sedangkan secara lebih khusus, kompetensi profesional guru
dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Memahami standar Nasional Pendidikan, yang meliputi: Standar isi,
Standar proses, Standar kompetensi lulusan, Standar pendidik dan
tenaga kependidikan, Standar sarana dan prasarana, Standar
pengelolaan, Standar pembiayaan; dan Standar penilaian pendidikan
b) Mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang
meliputi: Memahami standar kompetensi dan kompetensi (SKKD),
Mengembangkan silabus, Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), Melaksanakan pembelajaran dan pembentukan
kompetensi peserta didik, Menilai hasil belajar, Menilai dan
23
profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
mengajar.
menyimpulkan bahwa pada dasarnya guru harus memiliki beberapa aspek dalam
berkualitas. Karena itu setiap guru harus memiliki kompetensi dalam mengajar
yang profesional agar tercapai keberhasilan dalam proses belajar dan mengajar.
belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan
(pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh
26
bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang
bersangkutan.
kelasnya,
sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan
didik lainnya,
peserta didik,
peserta didik,
peserta didik,
Sudrajat, 2012).
3. Pengembangan kurikulum
rencanaa tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta
perintah atau instruksi yang membuat peserta didik menjadi pasif, tidak
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu prinsip umum dan prinsip
tujuan pembelajaran,
31
pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan
dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk itu para pengembang kurikulum
pembelajaran:
yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan
33
didik,
kelas,
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
dimiliki oleh setiap pendidik. Hal itu sejalan dengan (Peraturan menteri
kepentingan daerah.
dapat terwujud melalui proses belajar yang melibatkan peserta didik secara
diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
36
mereka:
masingmasing.
didik.
dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu
terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan
pengetahuan mereka.
mempermalukannya.
jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah
dipelajari.
pengayaan.
D. Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru.
yang digunakan oleh pihak yang berwenang untuk memberikan jaminan tertulis
guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon atau guru yang ingin
memperoleh sertifikat kompetensi bagi calon atau guru yang ingin memperoleh
sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi
standar untuk melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang
pendidikan tertentu.
41
adalah dengan menetapkan anggaran pendidikan pada APBN maupun APBD. Ini
dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan
Ayat (1) yang berbunyi: Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
Pengertian guru dalam jabatan ialah semua guru yang saat ini mengajar di
dimiliki oleh guru bersangkutan dengan tugas dan profesinya sebagai agen
bagi guru untuk selalu meningkatkan kompetensi dengan cara belajar sepanjang
meningkat pula mutu pendidikan. Hal itu menunjukan bahwa peranan guru
kesejahteraan yang memadai kinerja guru tidak ada peningkatan, maka harapan
pemerintah untuk peningkatan mutu pendidikan tidak akan berhasil. Hal itu
E. Penelitian Terdahulu
Acar (2008), guru yang berkompeten adalah mereka yang ahli dalam
mata pelajaran yang mereka mampu dan sabar dalam membantu selama
waktu, penilaian kualitas dan kemampuan tim. Dalam segi lain, mengajar tidak
pernah menjadi sangat menyenangkan, dan disisi lain, guru merasa seperti
global yang dimiliki oleh ahli teknik yang ditunjuk sebagai pengajar praktikum.
Dengan adanya berbagai kompetensi yang dimiliki oleh seorang ahli teknik
46
maka ia akan bekerja lebih efektif dan mempunyai budaya kerja yang baik.
Deal (2006), penelitian ini berjudul Voices from the classroom; Literacy
Belifs and praticec of two Novice Elemantary Teachers Hasil penelitian ini
dapat memahami apa yang diajarkan oleh guru dengan mempraktekkan apa
yang dijelaskan dalam kelas mendukung siswa untuk lebih memahami dan
menimbulkan kesan yang dalam dari apa yang dikerjakan, sehingga dengan
diajarkan oleh guru. Partisipasi guru dalam kegiatan belajar siswa terhadap
the teacher: About supporting learning and teaching processes with the use of
ICT, Ruud de Moor Open Universities Nederland Post bus 2960 6401 DL
Heerlen Netherlands.
47
dalam mengajar. banyak literatur ini dengan kerangka, rencana, diagram aliran
pentingnya guru menggunakan ICT untuk pembelajaran, untuk itu setiap guru
diluar kelas.
pedagogik, kepribadian dan sosial. (3). Peran kinerja guru bersertifikat pendidik
dan Akreditai bagi pendidikan guru mengajukan sebuah agenda yang membahas
yang mana secara kuat mempengaruhi pelatihan guru baik sebagai pengajar
memiliki kemampuan cukup baik untuk mengelola kelas, sarana dan prasarana.
reflektif.
49
guru, dan ketiga factor tersebut saling terkait dan tak terpisahkan.
Hasil dari program berdasarkan pada laporan instruktur proyek, partisipan, dan
berserifikat pendidik tentunya tidak akan sama seperti apa yang dilakukan oleh
guru-guru yang berada di Negara yang sudah berkembang. Akan tetapi, cara