Anda di halaman 1dari 16

\

MAKALAH
PENULISAN KALIMAT DAN PARAGRAF
Disusun oleh :
Fahmi Septiana Nugraha (10090320282)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H / 2020 M
TUGAS BAHASA INDONESIA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Tidak lupa
shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang telah
membimbing kita menuju jalan yang lurus.
Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Selain itu juga untuk menambah wawasan dalam bahasa Indonesia mengenai
kalimat dan paragraf, sehingga dapat membawa manfaat bagi kita semua.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Bahasa Indonesia yang telah
membimbing penyelesaian makalah ini. Dalam menulis makalah ini, penulis berusaha sebaik
mungkin untuk mendapatkan informasi yang terpercaya.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dalam proses
pembuatan makalah. Penulis berharap terbuka pada kritik dan saran terhadap makalah bahasa
Indonesia ini.
Wassalamualaikum wr.wb

Sumedang, 3 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HAL JUDUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................1
II. PEMBAHASAN ...........................................................................................................2
2.1 Pengertian dari Kalimat.................................................................................................2
2.2 Unsur dari Kalimat........................................................................................................2
2.2.1 Subjek..................................................................................................................2
2.2.2 Predikat................................................................................................................2
2.2.3 Objek...................................................................................................................3
2.2.4 Pelengkap.............................................................................................................3
2.2.5 Keterangan...........................................................................................................3
2.3 Jenis dari Kalimat..........................................................................................................4
2.3.1 Jenis kalimat menggunakan bentuk......................................................................4
2.3.2 Jenis kalimat berdasarkan isi................................................................................5
2.3.3 Jenis kalimat berdasarkan pengucapan.................................................................6
2.3.4 Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya......................................................6

2.5 Pengertian Paragraf menurut letak gagasan utama........................................................7


2.6 Jenis paragraf menurut Tujuannya................................................................................8
2.7 Pengembangan Paragraf................................................................................................8
III. PENUTUP.....................................................................................................................10
Kesimpulan..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalimat adalah kumpulan kata yang setidaknya terdiri atas subjek dan predikat.
Kalimat sering dilihat di dalam sebuah paragraf baik pada sebuah buku ataupun artikel.
Namun pada kalimat sendiri terdapat jenis yang memiliki bentuk pola yang berbeda. Jenis-
jenis inilah yang mengklasifikasikan kalimat untuk sesuai pada penggunaanya.

Tidak hanya kalimat, paragraf juga menjadi peran penting dalam terbentuknya susunan
kaliamat. Paragraf adalah suatu rangkaian kalimat yang memiliki suatu gagasan utama.
Dalam paragraf inilah kalimat disusun untuk menjadi suatu gagasan utama. Sama halnya
dengan kalimat, paragraf pun memilki beberapa jenis yang diklasifikasikan menurut tata letak
gagasan utamanya dan menurut tujuannnya. Oleh karena itu, dengan penulisan makalah ini
diharapakan lebih memahami kembali mengenai materi kalimat dan paragraf.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang terdapat di atas. Ada dua masalah
yang dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1. Apa pengertian terkait kalimat dan paragraf?


2. Bagaimana unsur dan jenis kalimat dan paragraf?

1.3 Tujuan
Dalam makalah ini terdapat beberapa tujuan yang penulis kemukakan, yaitu:
1. Memahami pengertian terkait kalimat dan paragraf.
2. Memahami unsur dan jenis kalimat dan paragraf,
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kalimat

Kalimat merupakan satuan bahasa yang mengandung suatu pikiran lengkap. Dalam
sebuah kalimat paling kurang mengandung suatu subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud
lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,disela jeda dan diakhiri dengan
sebuah intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan sebuah
huruf kapital dan diakhiri dengan sebuah tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

2.2 Unsur kalimat

Terdapat beberapa unsur yang dapat membentuk suatu kalimat, terlepas apapun itu
jenis-jenis kalimatnya. Di makalah kali ini, kita akan mengetahui unsur apa saja yang dapat
membentuk sebuah kalimat sebagai berikut.

2.2.1 Subjek

Subjek atau subyek adalah bagian klausa yang menandai apa yang dibicarakan oleh


pembicara. Bagian klausa yang lain selain subjek adalah predikat. Subjek tidak selalu sama
dengan pelaku atau aktor, terutama dalam kalimat pasif. Contoh: "Kamu ditangkap polisi"
dan "polisi menangkap kamu" memiliki pelaku/aktor yang sama, yaitu "polisi" sedangkan
subjeknya berbeda: "kamu" dan "polisi".

2.2.2 Predikat

Predikat merupakan unsur yang dinyatakan sebagai perbuatan atau aktivitas yang
dilakukan oleh subyek (S). secara umum predikat merupakan kata kerja semisal bercanda,
mengaduk, mencampur, bermain, berlari, berjalan, makan, minum, bangun, diam, gerak,
berdiri, duduk, dan lain-lain, Contoh “Luna mengunci rumahnya dengan gembok besar”
predikat = mengunci

2.2.3 Objek

Objek merupakan unsur kalimat yang diletakkan setelah subjek. Objek biasanya
digambarkan sebagai korban yang dikenai perbuatan oleh subjek. Dalam kalimat pasif, objek
biasanya dileakkan di awal kalimat menggantikan posisi subjek. Sementara itu, dalam
kalimat intransitif dan kalimat semitransitif, unsur kalimat ini tidak digunakan sama sekali,
dan fungsinya digantikan oleh unsur pelengkap dan keterangan. Sama seperti subjek, objek
sendiri juga dapat berupa kata benda ataupun frasa nomina. Contoh “Agus sedang
membacakan puisi.” (puisi= objek yang berbentuk kata kerja).

2.2.4 Pelengkap

pelengkap atau komplimen merupakan unsur kalimat yang letaknya berada di sebelah
objek atau bisa juga diletakkan di sebelah kalimat jika kalimat itu merupakan kalimat
intransitif dan semitransitif yang tidak membutuhkan keberadaan objek di dalamnya.
Pelengkap seringkali disamakan dengan objek, bahkan dengan keterangan. Padahal,
pelengkap mempunyai perbedaan dengan objek maupun keterangan.

Salah satu cara membedakan pelengkap dan objek adalah dengan melihat kata atau
frasa yang ada setelah predikat. Jika kata yang ada di sebelah predikat itu adalah kata benda
atau frasa nomina, maka dipastikan bahwa itu adalah objek. Dengan demikian, kata atau frasa
selain itu adalah pelengkap. Sementara itu, salah satu cara membedakan pelengkap dan
keterangan adalah dari segi posisi kedua unsur tersebut. Posisi unsur pelengkap terletak di
sebelah predikat atau objek dan tidak bisa dipindah ke posisi lainnya, sedangkan keterangan
posisinya bisa di sebelah objek, predikat, pelengkap, bahkan di awal kalimat sekali pun.
Pelengkap sendiri dapat berupa klausa dalam bahasa Indonesia, frasa verba, contoh frasa
adjektiva dalam kalimat, kata benda atau pun contoh frasa preposisional dalam bahasa
Indonesia. Contoh “Andi mengatakan bahwa baju itu adalah kepunyaannya. (baju itu adalah
kepunyaannya= pelengkap yang berbentuk klusa).

2.2.5 Keterangan
Kata keterangan atau Adverbia merupakan kelas kata yang menunjukkan keterangan
di kata lain, seperti kata kerja (verba), kata sifat (adjektiva), kata bilangan dan tidak bisa
menjelaskan kata benda (nomina) pada kalimat. Contoh kata keterangan antara lain sangat,
amat, tidak dan lain sebagainya. Menurut bahasa, Adverbia merupakan dari bahasa Latin
“Ad” yang memiliki arti untuk dan “verbum” yang memiliki arti kata. Pada struktur kalimat,
kata keterangan seringkali dilambangkan dengan “K” yaitu artinya Keterangan. Contoh “Ibu
membeli sayur-sayuran di pasar. (di pasar= keterangan tempat).

2.3 Jenis Kalimat

2.3.1 Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk

1. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa atau satu susunan struktur
subjek—predikat. Hal yang menjadi tanda bahwa kalimat tersebut merupakan kalimat
tunggal, yaitu dengan adanya satu informasi saja yang didapat dari kalimat tersebut. Berikut
contoh kalimat tunggal:

 Orang itu guru kami. (S – P)


 Andin sedang membuat surat lamaran. (S – P – O)
 Permisi! (P)
2. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri minimal dua atau lebih kalimat tunggal.
Kalimat majemuk terbagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk bertingkat.

a. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang memiliki dua klausa yang
kedudukannya setara. Jenis kalimat ini dapat ditandai dengan bentuk konjungsi dan, tetapi,
serta, atau, dan sedangkan. Berikut contoh jenis kalimat majemuk setara:

 Santi menjahit baju dan Yuli membuat jus.


 Winda makan soto ayam, tetapi David makan ayam bakar.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas induk kalimat dan anak
kalimat atau istilah lain dalam linguistik adalah klausa utama dan klausa subordinatif. Pada
jenis kalimat ini induk kalimat (klausa utama) dapat berdiri sendiri, sedangkan anak kalimat
(klausa subordinatif) tidak bisa. Oleh karena itu, anak kalimat sangat bergantung dengan
induk kalimat agar dapat memberikan infronasi yang jelas. Berikut contoh kalimat majemuk
bertingkat:

 Supriyanto tetap berangkat — (induk kalimat)


 meskipun — (konjungsi)
 hari telah gelap — (anak kalimat)
 Supriyanto tetap berangkat meskipun hari telah gelap.
 Ketika hujan turun — (anak kalimat)
 Hermawan masih berada di atas bus — (induk kalimat)
 Ketika hujan turun, Hermawan masih berada di atas bus

2.3.2 Jenis Kalimat Berdasarkan Isi

1. Kalimat Berita (Kalimat Deklaratif)

Kalimat berita adalah kalimat yang berfungsi untuk menyampaikan informasi atau
pernyataan. Ciri-ciri dari jenis kalimat berita, di antaranya (1) berisi informasi, (2)
intonasinya netral, (3) tulisan diakhiri tanda baca titik (.). Berikut contoh kalimat berita:

 Agung sedang mengejar pencuri motor.


 Aku tidak ingin ikut ke pasar.

2. Kalimat Tanya (Kalimat Interogatif)

Kalimat tanya adalah kalimat yang berfungsi untuk mencari tahu tentang suatu
informasi atau jawaban dari respon lawan bicara. Ciri-ciri dari kalimat ini di antaranya (1)
berisi pertanyaan, (2) tanggapannya berupa jawaban, (3) dalam ragam tulis, kalimat ini
diakhiri tanda baca tanya (?). berikut contoh kalimat tanya:

 Bagaimana keadaan kamu sekarang?


 Kapan kamu akan menyelesaikan pekerjaan rumah?
3. Kalimat Perintah (Kalimat Imperatif)

Kalimat perintah adalah kalimat yang berfungsi memberikan perintah untuk melakukan
sesuatu. Ciri-ciri dari kalimat perintah di antaranya (1) berisi perintah, (2) intonasinya
perintah (agak naik), (3) tanggapannya bentuk perbuatan (tindakan), (4) kalimatbini diakhiri
tanda baca seru (!). Berikut contoh kalimat perintah:

 Segera rapikan kamarmu!


 Ayo kita berangkat sekarang!
4. Kalimat Seruan

seruan adalah kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan perasaan. Ada beberapa
ciri dari jenis kalimat seruan, di antaranya bernotasi tinggi dan diakhiri dengan tanda baca
seru. Berikut contoh kalimat seruan:

 Wah, kamu hebat sekali!


 Hore, kita menang!

2.3.3 Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapan

1. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang disampaikan secarang langsung tanpa adanya
perantara.Dalam ragam tulis, kalimat langsung ditandai dengan tanda baca petik dua (“…”)
yang berfungsi untuk membedakan dengan kalimat penjelas. Berikut contoh kalimat
langsung:

 “Apa kamu besok ingin aku antar ke toko?” tanya Febby


 “Kemarin aku bertemu dengan Sarah di kampus.”
2. Kalimat Tidak Langsung

Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan yang
pernah dikatakan orang lain. Adapun ciri-ciri dari kalimat tak langsung di antaranya (1) tidak
menggunakan tanda petik, (2) ada perubahan kata ganti orang, (3) bisa ditambah
konjungsi bahwa.

2.3.4 Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya

1. Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya melakukan tindakan. Adapun ciri-
ciri yang dapat kenali dari kalimat aktif, yaitu memiliki imbuhan me- atau ber- dan memiliki
pola kalimat S-P-O atau S-P-O-K. Berikut contoh kalimat aktif:

 Maryam membeli buah-buahan.


 Afifah sedang makan di restoran.

Hal lain yang perlu kamu ketahui bahwa kalimat aktif diklasifikasikan menjadi 2, di
antaranya.

a. Kalimat Aktif Transitif

Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang dapat diikuti atau disisipi oleh unsur
objek. Dalam kalimat aktif transitif biasanya menggunakan imbuhan me– pada. Selain itu,
kalimat ini dapat diubah menjadi kalimat pasif. predikatnya:

 Para petani menanam sayur.


 Ibu membawa oleh-oleh dari Bandung.

b. Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang tidak dapat disisipi dengan unsur
objek. Kalimat ini menggunakan predikat yang berimbuhan ber-. Kalimat ini pun tidak bisa
diubah menjadi bentuk kalimat pasif:

 Kakak bermain di depan rumah.


 Salsa kelelahan setelah seharian bekerja terlalu keras.

2.4 Pengertian Paragraf Menurut Letak Gagasan Utama

Paragraf adalah suatu rangkaian kalimat yang memiliki suatu gagasan utama. Dalam
artikel ataupun model tulisan lainnya, teman-teman pasti sudah tidak asing menemui
rangkaian paragraf yang berisi tentang keseluruhan isi dari tulisan tersebut. Terdapat berbagai
jenis paragraf, yang diklasifikasikan menurut letak gagasan utamanya dan menurut tujuannya.
2.5 Jenis Paragraf Menurut Tujuannya

 Paragraf Deduktif

Jenis ini memiliki gagasan atau pikiran utama di bagian awal rangkaian kalimat.
Biasanya, pada paragraf deduktif, gagasan utamanya berada di kalimat pertama. Sementara
itu, kalimat-kalimat lainnya berisi penjelasan yang mendukung gagasan utama yang telah
dipaparkan di awal.

 Paragraf Induktif

Berkebalikan dengan yang sebelumnya, gagasan utama pada jenis paragraf induktif
baru bisa ditemukan di bagian akhir dari rangkaian kalimat dan lebih sering berada di kalimat
terakhir. Gagasan utama di akhir ini bersifat menyimpulkan inti dari kalimat-kalimat penjelas
yang berada di kalimat sebelumnya.

 Paragraf Campuran

Yang dimaksud paragraf campuran adalah gabungan gagasan utama yang berada di
awal dan akhir rangkaian kalimat. Gagasan di kalimat awal biasanya berupa inti pikiran dari
paragraf tersebut. Sementara itu, di bagian akhir kembali ditekankan mengenai gagasan
utama dengan kalimat yang mungkin saja berbeda dari kalimat gagasan utama di awal.

2.5 Pengertian Paragraf Menurut Tujuannya

Isi dari paragraf tentunya memiliki berbagai tujuan. Ada yang sifatnya memaparkan,
mengajak, mendebat, dan lain-lain. Berdasarkan tujuan dari isinya, paragraf dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis

 Paragraf Narasi

Isi dari jenis paragraf ini bersifat menceritakan suatu hal secara kronologis. Untuk yang
bersifat naratif, tiap kalimatnya disusun secara runtut sehingga memudahkan pembaca
membayangkan kejadian atau peristiwa yang tengah diceritakan. Karena sifatnya yang
“bercerita”, pembaca akan menemukan sudut pandang dalam kalimat-kalimat di paragraf
tersebut. Jenis ini biasanya dijumpai pada cerpen, novel, ataupun prosa bebas lainnya.
 Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah jenis paragraf yang isinya berupa penjelasan untuk memaparkan
fakta-fakta yang ada. Karena fakta yang menjadi dasarnya, tulisan-tulisan eksposisi
cenderung bersifat ilmiah. Tujuannya adalah memberikan informasi yang detail kepada
pembaca. Ciri-cirinya adalah memiliki fakta yang jelas dari berita ataupun penelitian dan
tidak mencampurkan pendapat penulis di dalamnya. Model seperti ini cenderung dijumpai
pada artikel-artikel berita.

 Paragraf Argumentasi

Jenis paragraf yang bertujuan memberikan pandangan kepada para pembacanya ini tidak
hanya menyajikan fakta ataupun isu permasalahan dalam isinya, namun juga memberikan
pendapat-pendapat dari sang penulis. Jadi, data maupun fakta hanyalah pelengkap dari opini
sang penulis. Pada jenis paragraf argumentasi, akan dijumpai kesimpulan dari rentetan
pendapat penulis di dalam rangkaian kalimat tersebut. Kesimpulan tersebut cenderung
diletakkan di akhir paragraf.

 Paragraf Persuasi

Hampir sama dengan paragraf argumentasi, paragraf persuasi biasanya menampilkan


pendapat-pendapat dari sang penulis terhadap suatu berita atau isu tertentu. Perbedaannya,
kalimat-kalimat yang isinya bertujuan memengaruhi pembaca ini cenderung mengandung
kata-kata ajakan atau imbauan, seperti ayo dan mari. Kata dan gaya bahasa yang digunakan
pun dipilih yang semenarik mungkin untuk semakin meyakinkan pembaca atas ajakan
tersebut.

 Paragraf Deskripsi

Jenis paragraf yang satu ini bertujuan membuat pembaca dapat merasakan ataupun
membayangkan hal yang dideskripsikan secara jelas dan nyata, seolah-olah pembaca dapat
melihat, mendengar, ataupun mencecap objek yang dijelaskan tersebut. Karena itulah, isinya
merupakan gambaran lengkap dari sebuah objek yang disusun dalam kalimat-kalimat.
2.7 Pengembangan Paragraf

1. Sudut Pandang. Untuk memperkaya sebuah uraian atau berita, kita dapat menguraikan
hasil penyerapan pancaindera kita. Sudut pandang akan memerikan seseorang, sebuah ruang,
suasana, sebuah benda, atau perasaan. Dengan demikian, kita dapat membangun suasana hati
pembaca.

2. Contoh. Sebuah gagasan bisa menjadi jelas jika diperkuat dengan beberapa contoh atau
ilustrasi. Contoh itu dapat pula diuraikan dalam sebuah narasi atau deskripsi yang kuat,
misalnya.

3. Klimaks dan Antiklimaks. Paragraf diawali dengan gagasan bawahan yang tidak terlalu
penting, diikuti oleh kalimat-kalimat yang berangsur-angsur meningkat kepentingannya.
Paragraf diakhiri oleh kalimat yang paling tinggi tingkat kepentingannya. Secara logis,
perkembangan paragraf seperti ini disebut sebagai pengembangan paragraf yang induktif.
Sebaliknya, pengembangan paragraf yang antiklimaks dibangun oleh kalimat-kalimat yang
berkurang kepentingannya. Paragraf ini akan diawali oleh kalimat yang paling tinggi tingkat
kepentingannya, diikuti oleh kalimat-kalimat yang berangsur-angsur berkurang
kepentingannya. Secara logis, pengembangan paragraf seperti ini disebut sebagai
pengembangan deduktif.

4. Definisi Luas. Paragraf seperti ini biasanya menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau
istilah yang menimbulkan kontroversi yang membutuhkan penjelasan. Jenis tulisan dalam
paragraf seperti ini adalah eksposisi.

5. Klasifikasi. Berbeda dari analisis atau uraian, pengembangan ini berusaha


mengelompokkan berbagai hal yang dianggap memiliki kesamaan ke dalam satu kategori.
Dengan demikian, hubungan di antara berbagai hal itu menjadi jelas. Paragraf dengan
pengembangan klasifikasi ini juga merupakan jenis tulisan eksposisi.

6. Perbandingan dan Pertentangan. Perbandingan dan pertentangan dapat digunakan secara


bersamaan atau terpisah. Dalam perkembangan paragraf ini, unsur-unsur yang sama dari dua
hal atau lebih diungkapkan dan diuraikan, diikuti dengan unsur-unsur yang membedakan dua
hal atau lebih. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa perbandingan dan pertentangan itu
dilakukan berdasarkan tolok ukur yang sama. Pengembangan paragraf itu merupakan sebuah
cara agar pembaca sampai pada suatu penilaian yang relatif sama mengenai dua hal atau
lebih. Jenis tulisan yang digunakan di sini adalah jenis tulisan eksposisi.
7. Analogi. Dalam pengembangan paragraf analogis, uraian didasarkan pada kesamaan dari
dua hal atau lebih. Dua hal atau lebih dibandingkan secara sistematis untuk menemukan hal-
hal yang sama. Hal dibandingkan dapat berasal dari kategori yang sama atau, bahkan, dari
satu atau beberapa kelas yang berbeda. Jenis tulisan yang digunakan di sini adalah tulisan
eksposisi.

8. Sebab-Akibat. Dalam paragraf ini diuraikan hal-hal yang menyebabkan suatu peristiwa
terjadi atau, sebaliknya, diuraikan dahulu sebuah akibat baru diikuti oleh penyebabnya. Jenis
karangan yang digunakan di sini dapat berupa jenis narasi atau eksposisi.

9. Proses. Pengembangan paragraf ini menguraikan proses bagaimana sesuatu terjadi atau
terwujud. Jadi, dalam pengembangan ini ada urutan dari tindakan-tindakan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu; atau urutan suatu peristiwa. Pengembangan paragraf
ini juga dapat diisi dengan kalimat-kalimat yang menguraikan sesuatu ke dalam unsur-unsur
yang membangunnya agar pembaca dapat lebih mudah memahami hal itu. Jenis karangan
yang digunakan dalam pengembangan paragraf ini adalah eksposisi.

10. Umum-Khusus dan Khusus-Umum. Kedua cara pengembangan paragraf ini merupakan
cara yang paling umum digunakan. Dalam pengembangan Umum-Khusus, gagasan utama
atau kalimat topik diletakkan di awal paragraf, diikuti oleh kalimat-kalimat yang
mengalndung gagasan bawahan. Secara logis, pengembangan paragraf seperti ini disebut
sebagai pengembangan deduktif. Dalam pengembangan Khusus-Umum, gagasan utama
diletakkan di akhir paragraf dengan sebuah kalimat kesimpulan. Paragraf diawali oleh
kalimat-kalimat yang mengandung gagasan bawahan. Secara logis, perkembangan paragraf
seperti ini disebut sebagai pengembangan paragraf yang induktif. Dapat pula, dilakukan
variasi dengan menggabungkan kedua jenis pengembangan paragraf ini ke dalam sebuah
paragraf. Jadi, paragraf diawali dengan sebuah kalimat topik yang umum diikuti dengan
kalimat-kalimat yang mengandung gagasan bawahan. Kemudian, paragraf diakhiri dengan
sebuah kalimat topik lagi yang bersifat menyimpulkan. Dengan demikian, secara logis,
paragraf dikembangkan secara deduktif-induktif.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kalimat dan paragraf sangat berhubungan, untuk membuat sebuah paragraf yang utuh
diperlukan kalimat yang tersusun jelas agar dapat menyampaikan suatu gagasan utama pada
paragraf tersebut.Selain itu pada kalimat pun terdapat jenis jenis berdasarkan bentuk, isi,
pengucapan, serta fungsi pada subjeknya. Selain itu paragraf juga terdapat jenis-jenisnya
yang berdasarkan tujuannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. “Kalimat”, https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat, diakses pada 3 Oktober


2020

Anonim. “Pengertian Kalimat, Ciri, Unsur, Jenis dan Contohnya”,


https://www.seputarpengetahuan.co.id/2019/09/pengertian-kalimat.html, diakses pada 3
Oktober 2020

Sumarni, Ratna. 2017. “5 Unsur-Unsur Kalimat dalam Bahasa Indonesia”,


https://dosenbahasa.com/unsur-unsur-kalimat-dalam-bahasa-indonesia, diakses pada 3
Oktober 2020

Tatiek. 2020. “Jenis-Jenis Kalimat Dalam Bahasa Indonesia”, https://tambahpinter.com/jenis-


jenis-kalimat/, diakses pada 3 Oktober 2020

Sinaga, Dian. 2020. “Paragraf – Pengertian dan Jenis-jenis Paragraf”,


https://www.studiobelajar.com/paragraf-dan-jenis-jenis-paragraf/, diakses pada 3 Oktober
2020

Goindoti. 2020. “Pengertian Paragraf Dan Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa


Indonesia”, https://goindoti.blogspot.com/2018/11/paragraf-dan-pengembangan-
paragraf.html, diakses pada 3 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai